Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir Siswa (SPPKB) Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Pelajaran 2013/2014

(1)

i ABSTRAK

Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir Siswa

(SPPKB) Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Pelajaran 2013/2014

Oleh

DELA HAPMITA

Dalam proses pembelajaran kemampuan menggunakan strategi pembelajaran adalah penting. Guru perlu menerapkan suatu strategi pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berfikir siswa secara optimal. Salah satu strategi tersebut adalah Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir

(SPPKB). SPPKB diduga dapat meningkatkan peran aktif siswa, sebab SPPKB bukan strategi pembelajaran yang membiarkan siswa untuk pasif, tetapi dengan strategi SPPKB ini siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran khususnya aktivitas proses berpikir.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014?”.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran menggunakan Strategi SPPKB dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Teknik pengumpulan datanya dengan observasi partisipan,dokumentasi,dan kepustakaan.Teknik analisis data nya dengan kualitatif.

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa selain dengan mempersiapkan perencanaan pembelajaran yang digunakan pada umumnya, perencanaan yang harus dilakukan guru dalam SPPKB adalah melakukan tahap orientasi dan mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan sebagai bahan untuk melakukan tahap pelacakan pada proses pelaksanaan pembelajaran. Kemudian pelaksanaan SPPKB yang pertama dilakukan adalah dengan tahap pelacakan, konfrontasi, pembentukan kelompok, penataan ruang, inkuiri, akomodasi, transfer dan bentuk evaluasi yang tepat untuk digunakan dalam SPPKB adalah dengan penilaian unjuk kerja.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Krui, pada tanggal 26 Desember 1992, anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Hapzon Ain dengan Ibu Menti Suryanti.

Penulis menyelesaikan Sekolah Dasar (SD) di SDN Sumur Jaya yang diselesaikan pada tahun 2004. Tahun 2007, penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Pesisir Selatan dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Pesisir Tengah yang diselesaikan pada tahun 2010. Tahun 2010, penulis tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur (PKAB).

Penulis aktif dalam kegiatan Forum Komunikas Mahasiswa dan Alumni (fokma) Pendidikan Sejarah dan menjadi Bara Muda Himapis periode 2010-2011. Penulis pernah menjadi Staff di Fokma Sejarah tahun 2012/2013. Di BEM FKIP pernah menjadi staff dalam bidang Internal periode 2011/2012. Penulis pernah melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan tujuan Jogjakarta – Jakarta pada bulan Januari 20011 serta melaksanakan Program KKN Terintegrasi dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) Di MTs Nahdlatul Ulama Krui kabupaten Pesisir Barat dan kegiatan positif lainnya.


(7)

MOTO

“Urusan kita dalam kehidupan ini bukanlah mendahului orang lain, tetapi untuk melampaui diri kita sendiri, untuk memecahkan rekor kita sendiri,

dan untuk melampaui hari kemarin dengan hari ini” (Stuart B Jhonson)

“Sulit Bukan Berarti Tidak Mungkin”

Berkat do’a, Usaha dan Restu Orang Tua Semua yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin


(8)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT yang telah menciptakan akal

bagi manusia sehingga manusia dapat meneliti dan mentafakuri ciptaan-Nya

yang menghantarkan pada keimanan yang sempurna.

Jika karya yang sederhana ini merupakan suatu kebanggaan, maka

penulis persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan kasih

yang tulus kepada:

Emak dan Ayah tercinta, Ibu Menti Suryanti dan Bpk. Hapzon Ain

Karena dengan ketulusan dari setiap doa dan keringat serta kasih sayang tanpa

putus yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat

untuk keberhasilan penulis

Andung dan Datuk yang tak pernah lelah mengirimkan Doa dan dukungan

disetiap perjalanan penulis

Adik tersayang

Dio Renaldi

yang dengan cinta dan kasih sayangnya selalu mendoakan dan menantikan

keberhasilanku

Guru-guruku tercinta yang pernah mengajariku semenjak SD hingga masuk

Perguruan Tinggi (UNILA) yang senantiasa sabar & selalu memberikan ilmu

kepadaku


(9)

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Penerapan Model

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Dalam Pembelajaran IPS Siswa Kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013/2014” penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.H. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. jaya, M. S., Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Kegurunan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;


(10)

7. Bapak Drs. Syaiful M, M.SI., pembimbing I yang dengan ikhlas dan

senantiasa sabar membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik;

8. Bapak Suparman Arif, S.Pd.,M.Pd pembimbing II yang dengan ikhlas dan sabar memberikan arahan, masukan, motivasi dan bimbingannya kepada penulis dengan baik dalam menyelesaikan skripsi ini;

9. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

10.Bapak dan Ibu staff tata usaha dan karyawan Universitas Lampung;

11.Bapak H. Auza’ie Alwi kepala sekolah yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitan;

12. Ibu Ely Yunizar S.Pd guru bidang studi IPS MTs Nahdlatul Ulama Krui yang memberi bantuan dan saran dalam melaksanakan penelitian;

13.Siswa-siswi kelas VIII F di MTs. Nahdlatul Ulama Krui

14.Kedua orang tuaku, Ayahku tersayang Bapak Hapzon Ain, dan Emakku tercinta Ibu Menti Suryanti S.Pd yang senantiasa menuntun, menyayangi dan selalu mendoakan keberhasilanku terima kasih atas ketulusan, kesabaran dan pengorbanannya untukku ;

15.Adikku tersayang Dio Renaldi yang selalu menyayangi, mendoakan dan menjadi penyemangat dalam hidupku;

16.Seluruh Keluarga Besarku yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas doa, dukungan dan kasih sayangnya;


(11)

17.Sahabat-sahabat terbaikku Nofria, Ria, Nay, Benedekta,Tila, Liza, Linda, Rika, Memey, Taufik, Dimas, Deka, Irul, Anwar, Fadil, terimakasih telah menjadi teman tanpa lelah, terimakasih untuk persahabatan dan kebersamaan kita selama ini

18.Teman- teman seperjuanganku yang banyak membantu ku, angkatan 2010, Lensy, Ayen, Mifta, Niken, Melisa, dan teman-teman lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih untuk kekeluargaan dan kebersamaan selama ini;

19.Sahabat sepermainan, Ismaini, Rina Syafarita, Andika Pasmah, Topan, terimakasih telah menjadi sahabat yang tulus dan selalu ada untukku 20.Teman-teman seperjuangan KKN dan PPL di MTs Nahdlatul Ulama Krui

tahun 2013, Anggie Intan Lestari, Dwi Asti, Ardiyanti, Evi Miftahul, Oktia Wulandari, Kartika, Yuliani, Yuli Kurnia, dan Zaki Pratama, terima kasih atas kekeluargaan kita yang luar biasa selama 3 bulan bersama

21.Teman-teman seatap di Asrama Iwari Lia Amsiana, Rini, Eva, Emi, kak marta, ngah bun bun terimakasih untuk semangat dan do’anya untukku 22.Semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan skripsi.

Semoga bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 2014 Penulis,

Dela Hapmita NPM 1013033006


(12)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

MOTO

PERSEMBAHAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Analisis Masalah ... 6

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 6

1.2.2 Pembatasan Masalah ... 6

1.2.3 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan, Kegunaan, dan Ruang Lingkup ... 8

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.3.2 Kegunaan Penelitian ... 8

1.3.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 9

REFERENSI II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 10


(13)

2.1.1 Konsep Strategi Pembelajaran ... 10

2.1.2 Konsep Bentuk-Bentuk Strategi Pembelajaran ………... 12

2.1.3 Konsep SPPKB ... 14

2.1.3 Konsep Evaluasi ... 20

2.1.4 Konsep Pembelajaran IPS ... 22

2.2. Penelitian Relevan ... 24

2.3. Kerangka Pikir ... 25

2.4. Paradigma ... 28

REFERENSI III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 29

3.2 Populasi dan Sampel ... 29

3.2.1 Populasi ... 29

3.2.2 Sampel ... 31

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 32

3.3.1 Variabel Penelitian ... 32

3.3.2 Definisi Operasional ... 32

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.5 Teknik Analisis Data ... 36

3.6 Langkah-Langkah Penelitian ... 36

3.7 Indikator Keberhasilan ... 36

REFERENSI IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 38

4.1.1 Sejarah Berdirinya MTs Nahdlatul Ulama Krui ... 38

4.1.2 Standar Kompetensi Lulusan MTs Nahdlatul Ulama Krui ... 39

4.1.3 Keadaan dan Potensi Sekolah ... 40

4.1.4 Visi Misi Sekolah ... 46

4.1.5 Pemaparan Data Hasil Penelitian ... 46


(14)

4.1.9 Perencanaan Pembelajaran SPPKB Pertemuan Kedua ... 53

4.1.10 Pelaksanaan Pembelajaran SPPKB Pertemuan Kedua ... 54

4.1.11 Evaluasi Hasil Pembelajaran SPPKB Pertemuan Kedua ... 58

4.1.12 Perencanaan Pembelajaran SPPKB Pertemuan Ketiga ... 61

4.1.13 Pelaksanaan Pembelajaran SPPKB Pertemuan Ketiga ... 62

4.1.14 Evaluasi Hasil Pembelajaran SPPKB Pertemuan Ketiga ... 63

4.2 Pembahasan ... 66

4.2.1 Perencanaan SPPKB Dalam Pembelajaran IPS ... 66

4.2.2 Pelaksanaan SPPKB Dalam Pembelajaran IPS ... 67

4.2.3 Evaluasi Hasil Pelaksanaan SPPKB Dalam Pembelajaran IPS .... 69

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71

5.2 Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel.1 Penelitian Relevan………24

Tabel.2 Anggota Populasi Siswa Kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui... 30

Tabel.3 Anggota Sampel Penelitian Kelas VIII F... 31

Tabel.4 Luas Bangunan Sekolah………... 40

Tabel.5 Jumlah Ruangan Sekolah... 41

Tabel.6 Keadaan Personil Sekolah... 42

Tabel.7 Data siswa kelas VIII yang menjadi populasi penelitian……… 44

Tabel.8 Data nilai siswa evaluasi pertama……….……… 52

Tabel.9 Daftar nama kelompok...56

Tabel.10 Data nilai siswa evaluasi kedua……….………..59


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus Pembelajaran

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Strategi SPPKB 3. Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) Mata Pelajaran IPS

4. Lampiran Soal Evaluasi Pertama

5. Lampiran Pedoman Penskoran Soal Evaluasi Pertama 6. Lampiran Nilai Evaluasi Pertama

7. Lembar Observasi Penilaian Unjuk Kerja (Diskusi Kelompok) Untuk Evaluasi Pertemuan Kedua

8. Lembar Observasi Penilaian Unjuk Kerja (Diskusi Kelompok) Untuk Evaluasi Pertemuan Ketiga

9. Parameter yang digunakan dalam evaluasi 10.Usulan Judul Penelitian Skripsi

11.Pengesahan Komisi Pembimbing

12.Surat Keterangan Penelitian Pendahuluan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung kepada Kepala MTs Nahdlatul Ulama Krui

13.Surat Keterangan Izin Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung kepada Kepala MTs Nahdlatul Ulama Krui

14.Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian di MTs Nahdlatul Ulama Krui

15.Surat Izin Operasional MTs Nahdlatul Ulama Krui 16.Sertifikat Bukti Akreditasi MTs Nahdlatul Ulama Krui


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar menuju kearah kedewasaan. Dalam proses pendidikan terdapat adanya kegiatan belajar mengajar, dimana kegiatan tersebut sangatlah penting, artinya akan ada perubahan tingkah laku yang mungkin saja disebabkan karena terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikap pada diri individu tersebut yang sudah mengalami proses pembelajaran.

“Pembelajaran adalah suatu proses membelajarkan siswa dengan menggunakan asas pendidikan dan merupakan proses komunikasi dua arah yaitu mengajar dan belajar. Mengajar yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik” (Syaiful Sagala, 2013:61). Hal ini berarti didalam sebuah pembelajaran terdapat adanya kerjasama antara guru dengan siswa, dimana siswa dan guru secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan yang telah ditentukan dari suatu proses pembelajaran.

Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu dengan mengembangkan variasi mengajar seperti variasi alat bantu atau media, variasi


(18)

metode mengajar, strategi, dan model yang akan dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar sehingga dapat terciptanya pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Namun dalam realita dilapangan pembelajaran yang dilaksanakan oleh para guru saat ini masih kurang efektif, khususnya dilokasi penelitian strategi pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran masih monoton, dan permasalahan yang sering terjadi ketika proses belajar mengajar berlangsung yaitu tidak mendapat interaksi aktif dari siswa yang disebabkan karena ruang kelas yang tidak kondusif sehingga proses komunikasi yang terjadi antara pengajar dan siswa dan antar sesama siswa menjadi tidak efektif. Oleh karena itu didalam pembelajaran, guru dituntut untuk dapat menciptakan suatu kondisi dimana siswa secara keseluruhan dapat berperan aktif didalam kelas dan guru seharusnya mampu memahami dengan matang hakekat materi pelajaran yang diajarkannya sehingga dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa dan dapat memahami berbagai strategi pembelajaran yang bisa digunakan agar mampu memotivasi siswa untuk belajar lebih giat.

Hal ini sesuai dengan UUSPN No. 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa:

“Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran” (Syaiful Sagala, 2013:62).

Dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar siswa merupakan faktor yang dapat menjamin keberhasilan dalam mencapai tujuan pengajaran. Kemampuan menggunakan strategi pembelajaran adalah penting karena hal ini dapat menjamin keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil penelitian,


(19)

3

“Selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran kelas dua. Para orang tua siswa berpendapat IPS merupakan pelajaran yang tidak terlalu penting dibandingkan dengan pelajaran lainnya, seperti IPA dan matematika” (Wina Sanjaya, 2008:224). Bahkan sebagian besar guru juga menganggap pelajaran IPS pada hakikatnya merupakan pelajaran yang sarat dengan konsep-konsep, pengertian-pengertian, data, atau fakta yang harus dihafal dan tidak perlu dibuktikan. Hal ini tentu saja merupakan anggapan yang keliru dan tidak bisa dibiarkan begitu saja karena pada hakikatnya IPS bukan hanya sebagai mata pelajaran hafalan tetapi juga membutuhkan kemampuan pengembangan berfikir siswa.

Secara metodologis, kemampuan guru mengajar ditentukan oleh strategi dalam proses belajar mengajar, dengan kata lain seorang guru harus memiliki kemampuan menggunakan dan mengembangkan model-model pembelajaran, sehingga secara variatif dapat menciptakan cara mengajar yang efektif dan efisien. Ketika kelas dianggap sebagai tempat siswa belajar, maka kegiatan belajar dikelas harus dikelola secara baik oleh guru. Dengan demikian efektivitas proses pembelajaran terletak dipundak guru, tanpa kemampuan dan keterampilan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran maka kegiatan pengajaran (teaching activity) tidak dapat berlangsung dengan baik dan sulit untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

“Strategi merupakan perencanaan, langkah, dan rangkaian kegiatan untuk dapat mencapai suatu tujuan, maka dalam pembelajaran guru harus membuat suatu rencana, langkah-langkah dalam mencapai tujuan tersebut” (Maritis Yamin, 2013:1). Pembelajaran juga dapat dipandang sebagai suatu proses yang


(20)

merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut meliputi :

1. Perencanaan, yaitu suatu proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan seperti dimulai dari merencanakan tujuan pembelajaran, materi ajar, dan penyusunan persiapan mengajar antara lain berupa RPP, Silabus, sumber belajar dan alat-alat evaluasi yang dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efesien dan efektif dalam mencapai tujuan.

2. Pelaksanaan, yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengaju pada persiapan pembelajaran yang telah dibuat. Pada tahap ini, struktur dan situasi pembelajaran yang akan dilaksanakan guru mengacu pada tahap-tahap dari strategi yang telah dipilih dan dirancang penerapannya. 3. Evaluasi, yaitu menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya.

Kegiatan ini pasca pembelajaran ini dapat berbentuk penugasan, atau dapat pula berupa pemberian layanan remedial teaching bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Secara faktual penulis melihat keadaan proses belajar mengajar di lokasi penelitian umumnya kurang efektif, hal ini diduga faktor penyebabnya adalah berkaitan dengan kompentensi guru dalam menggunakan strategi belajar mengajar yang kurang tepat. Berdasarkan penelitian awal di MTs Nahdlatul Ulama Krui prilaku siswa pada saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) antara lain:

1. Tidak pernah berkomentar terhadap apa yang didengarnya 2. Tidak fokus terhadap penjelasan


(21)

5

4. Tidak berani berperan aktif dalam diskusi 5. Merasa sungkan jika diminta untuk bertanya

6. Tidak antusias terhadap tugas menulis (makalah / paper / resume) 7. Kurang bertanggung jawab terhadap penyelesaian tugas menulis

Dari hal tersebut maka dapat dikatakan aktivitas belajar di lokasi penelitian masih cukup rendah, sebagaimana menurut pendapat Prof. Dr. Oemar Hamalik bahwa “Didalam suatu aktifitas belajar siswa seharusnya dapat membaca, mengamati eksperimen demontrasi, mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan diskusi, mengemukakan suatu fakta, mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, menulis laporan, membuat rangkuman, mengerjakan test dan lain sebagainya” (Oemar Hamalik, 2004:172-173)

Masalah tersebut harus segera diatasi, oleh karena itu guru perlu menerapkan suatu strategi pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berfikir siswa secara optimal. Salah satu strategi tersebut adalah Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB). SPPKB merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berfikir siswa. Dalam SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa. Akan tetapi, siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai, dan itu melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Dalam pola pembelajaran SPPKB, guru memanfaatkan pengalaman siswa sebagai titik tolak berfikir, bukan teka-teki yang harus dicari jawabannya seperti dalam pola inquiri (Wina Sanjaya, 2008:223)


(22)

Berdasarkan latar belakang diatas dan hasil pengamatan tersebut maka penulis melihat betapa pentingnya kompetensi guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran, oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2 Analisis Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat di identifikasikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII 2. Kurang bervariasinya penerapan strategi pembelajaran dalam pembelajaran

IPS Terpadu kelas VIII

3. Perencanaan pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB)

4. Pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB)

5. Evaluasi penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Dalam Pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII

1.2.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi dan memfokuskan penelitian ini sebagai berikut :


(23)

7

1. Perencanaan pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014

2. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014

3. Evaluasi penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014

1.2.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014 ?

2. Seperti apakah pelaksanaan pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014 ?

3. Bagaimanakah evaluasi penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014 ?


(24)

1.3 Tujuan, Kegunaan, dan Ruang Lingkup 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui perencanaan pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran

Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014

2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014

3. Mengetahui evaluasi penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada peneliti maupun pada pihak-pihak yang membutuhkan. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah yakni:

a. Sebagai pengembangan disiplin ilmu, berupa penyajian informasi ilmiah untuk penelitian berikutnya.

b. Sebagai referensi disiplin ilmu, berupa penyajian informasi ilmiah untuk penelitian berikutnya.


(25)

9

c. Sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas terutama bagi pihak-pihak potensial yang terkait yaitu guru dan seluruh komponen pengelola MTs Nahdlatul Ulama Krui.

1.3.3 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi : 1. Ruang Lingkup Ilmu :

Ruang Lingkup Ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan, khususnya pendidikan sejarah.

2. Ruang Lingkup Subjek :

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui tahun ajaran 2013-2014.

3. Ruang Lingkup Objek :

Objek Penelitian ini adalah Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIII IPS MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013-2014. 4. Ruang Lingkup Wilayah :

Tempat penelitian ini dilakukan di MTs Nahdlatul Ulama Krui. 5. Ruang Lingkup Waktu :

Penelitian ini dilakukan pada Tahun Ajaran 2013-2014.


(26)

REFERENSI

Syaiful Sagala. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problema Belajar Mengajar. Bandung : Alfabeta. Halaman 61.

Ibid, Halaman 62

Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana. Halaman 224

Maritis,Yamin. 2013. Model, Metode, Strategi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Halaman 1

Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara. Halaman 172

Wina Sanjaya, Op.Cit. Hal 223


(27)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Konsep Strategi Pembelajaran

Secara umum strategi mempunyai pengertian “suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi juga bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru, anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan” (Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2010: 5). Pendapat lain menyatakan bahwa “strategi adalah pendekatan umum mengajar yang berlaku dalam berbagai bidang materi dan digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan pembelajaran (Maritis Yamin, 2013:1).

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan keseluruhan proses dan langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

Pembelajaran menurut Wina Sanjaya diartikan sebagai “proses kerjasama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam atau luar diri siswa itu sendiri sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu” (Wina Sanjaya, 2009:26). Seterusnya


(28)

Wina Sanjaya juga menegaskan bahwa “istilah pembelajaran itu menunjukan pada usaha siswa mempelajari bahan pelajaran sebagai akibat perlakuan guru, dimana proses pembelajaran yang dilakukan siswa tidak mungkin terjadi tanpa perlakuan guru, yang membedakannya hanya terletak pada peranannya saja”. (Wina Sanjaya 2008:102)

Berdasarkan konsepsi diatas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran merupakan suatu kegiatan timbal balik antar guru dan siswa untuk bersama menciptakan proses dalam ruang lingkup keilmuan sehingga terjadinya satu paham saling membutuhkan satu dengan yang lain.

Dari konsep strategi dan konsep pembelajaran yang telah diuraikan diatas, maka strategi pembelajaran menurut Yamin adalah “spesipikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran”. (Maritis Yamin 2013:2)

Dalam konteks Proses Belajar Mengajar (PBM), “Strategi pembelajaran merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal untuk membelajarkan subjek didik. Yang dimaksud dengan berbagai kegiatan disini adalah “kegiatan pengelolaan (managerial), bukan kegiatan pengajaran (instructional) yang dengan sengaja diciptakan agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik mencapai tujuan pembelajaran” (Hermer,1991 : 235) (dalam skripsi M.Mardiansyah,2008 : 27)

Lebih lanjut dikatakan Hermer (1991:2370) (dalam skripsi M.Mardiansyah,2008:27) bahwa “Kemampuan menggunakan strategi pembelajaran adalah penting karena hal ini dapat menjamin keberhasilan guru dan kegiatan-kegiatan yang diterapkan. Kegiatan-kegiatan yang efektif dapat menjadi tidak berguna jika guru tidak dapat mengorganisir kegiatan-kegiatan tersebut dengan tepat dan tingkah laku negatif dapat merusak proses belajar mengajar jika tidak diawasi”.


(29)

12

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi guru dalam strategi pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajarnya. Hal ini berarti bahwa seorang guru seharusnya mampu untuk mengembangkan strategi-strategi pembelajaran secara variatif dan menerapkannya dalam proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar.

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau rancangan kegiatan pembelajaran yang dimulai dari pengorganisasian materi ajar, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, media berupa alat peraga atau bahan yang diperlukan dalam proses pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif.

2.1.2 Konsep Bentuk-bentuk Strategi Pembelajaran

Menurut Wina Sanjaya, ada 6 bentuk strategi pembelajaran yaitu : a. Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.

b. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)

Strategi pembelajaran inkuri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu analitis untuk menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui Tanya jawab antara guru dan siswa. Dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.


(30)

1. Orientasi, adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran

2. Merumuskan masalah, merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berfikir memecahkan teka teki tersebut

3. Merumuskan hipotesis, adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.

4. Mengumpulkan data, adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan

5. Menguji hipotesis, adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

6. Merumuskan kesimpulan, adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

c. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)

SPBM dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat tiga cirri utama dari SPBM yaitu, SPBM merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, dan pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah.

d. Strategi Pembelajaran Kooperatif

Didalam strategi pembelajaran kooperatif terdapat empat unsur penting diantaranya adalah : (1) adanya peserta dalam kelompok, (2) adanya aturan kelompok, (3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan (4) adanya tujuan yang harus dicapai.

e. Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)

CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

f. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB)

Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (SPPKB) merupakan suatu strategi pembelajaran yang bertumpu pada proses peningkatan kemampuan berfikir siswa melalui proses telaah fakta-fakta, dan menghubungkan antara pengalaman yang dialami siwa dan dikaitkan dengan kehidupan nyata.


(31)

14

2.1.3 Konsep Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB)

Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (SPPKB) merupakan suatu strategi pembelajaran yang bertumpu pada proses peningkatan kemampuan berfikir siswa melalui proses telaah fakta-fakta, dan menghubungkan antara pengalaman yang dialami siwa dan dikaitkan dengan kehidupan nyata.

Wina Sanjaya mengemukakan bahwa :

“Dalam SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa. Akan tetapi, siswa dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai, dan itu melalui proses dialogis yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Tujuan SPPKB ini sebenarnya sama dengan tujuan strategi pembelajaran inkuiri (SPI), yaitu agar siswa dapat mencari dan menemukan materi pelajaran sendiri, namun sebenarnya kedua strategi ini memiliki perbedaan yang mendasar. Perbedaan tersebut terletak pada pola pembelajaran yang digunakan. Dalam pola pembelajaran SPPKB, guru memanfaatkan pengalaman siswa sebagai titik tolak berfikir, bukan teka-teki yang harus dicari jawabannya seperti dalam pola inquiri” (Wina Sanjaya 2008:223)

Hal ini sesuai dengan pendapat Peter Reason dalam Sanjaya, (2008: 228) bahwa : “Berfikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending).

Menurut Reason mengingat dan memahami lebih bersifat pasif daripada kegiatan berfikir (thinking). Mengingat pada dasarnya hanya melibatkan usaha penyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas permintaan, sedangkan memahami memerlukan pemerolehan apa yang didengar dan dibaca serta melihat keterkaitan antar aspek dalam memori. Berfikir adalah istilah yang lebih dari keduanya. Berfikir menyebabkan seseorang harus bergerak hingga diluar informasi yang didengarnya.

Kemampuan berfikir memerlukan kemampuan mengingat dan memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah bagian terpenting dalam mengembangkan kemampuan berfikir”

Pendapat tersebut juga didukung oleh pernyataan Heri Gunawan bahwa “Suatu proses pendidikan akan lebih bermakna bagi peserta didik, karena menekankan kepada peserta didik untuk lebih banyak beraktifitas, mereka akan mendapatkan


(32)

pengetahuan dengan sendirinya, mereka belajar “mengalami” bukan menghapal fakta dan konsep, yang akan lebih membangkitkan minat dan gairah mereka dalam belajar”.(Heri Gunawan 2012:186)

SPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar. Hal ini sesuai dengan hakikat SPPKB yang tidak mengharapkan siswa sebagai obyek belajar yang hanya duduk mendengarkan penjelasan guru, kemudian mencatat yang berhubungan dengan penguasaan materi pelajaran dan mencatat untuk dihafalkan. Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, SPPKB pada dasarnya memiliki tiga karakteristik utama, yaitu sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada proses kekuatan mental siswa secara maksimal. SPPKB bukan model pembelajaran yang membiarkan siswa untuk pasif atau sekedar mendengar dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru, tetapi menginginkan agar siswa aktif dalam aktivitas proses berpikir. Setiap kegiatan belajar yang berlangsung disebabkan dorongan mental yang diatur oleh otak. Karena Pembelajaran disini adalah peristiwa mental bukan peristiwa behavioral yang lebih menekankan aktivitas fisik. 2. SPPKB dilaksanakan dalam situasi dialogis dan proses tanya jawab

secara terus- menerus. Proses pembelajaran melalui dialog dan tanya jawab itu diarahkan untuk mengembangkan daya pikir siswa akan masalah yang diajukan, sehingga siswa menjadi memiliki pandangan tersendiri atas solusi atau cara pemecahan masalah yang telah diberikan, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruks sendiri.

3. SPPKB menyandarkan akan dua masalah pokok, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan atau penguasaan materi pembelajaran baru. (Wina Sanjaya, 2008:229-230)

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang lebih mengutamakan pada kemampuan berpikir siswa. Dimana


(33)

16

kegiatan berfikir tersebut membutuhkan suasana yang kondusif agar siswa dapat berkonsentrasi dalam berfikir dan dapat memecahkan sebuah masalah yang telah diangkat menjadi tema pembelajaran. Dalam Strategi ini guru berperan sebagai fasilitator dan menggiring siswa untuk berfikir secara kritis dalam menyelesaikan masalah serta guru juga harus dapat memahami kondisi mental siswanya sehingga dalam proses pembelajaran tidak akan mengalami kesulitan.

Menurut Sanjaya, Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) ini “memiliki latar belakang filosofis dan psikologis. Landasan filosofis SPPKB adalah kontruktivisme. Menurut kontruktivisme pengetahuan itu terbentuk bukan dari objek saja, tetapi bagaimana kemampuan individu sebagai subjek menangkap setiap objek yang diamati”.(Wina Sanjaya 2008:225-228)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses pembelajaran tidak hanya sekedar memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa tetapi pengetahuan diperoleh melalui interaksi mereka dengan objek, pengalaman dan lingkungan yang ada di sekitar mereka. Dengan pemikiran dari filosofis ini, maka kegiatan belajar akan menjadi lebih baik lagi setiap zaman. “Landasan psikologis SPPKB adalah aliran psikologis kognitif. Menurut aliran kognitif, belajar pada hakikatnya adalah peristiwa mental bukan peristiwa behavioral”(sanjaya, 2008:227). Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan SPPKB ini, aspek psikologis siswa perlu diperhatikan oleh guru. Jika guru tidak bisa memahami kondisi psikologi siswanya maka kegiatan pembelajaran tersebut mengalami kesulitan. Bisa jadi siswa tidak akan merespon apa yang di instruksikan oleh pendidik.


(34)

Menurut Wina Sanjaya Untuk menggunakan SPPKB dalam proses pembelajaran, ada enam tahapan yang harus dilakukan oleh guru, yaitu :

a) Tahap orientasi

Pada tahap ini guru mengondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan pembelajaran. Tahap orientasi dilakukan dengan, pertama penjelasan tujuan yang harus dicapai, baik tujuan yang berhubungan dengan penguasaan materi pelajaran, maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan berpikir yang harus dimiliki oleh siswa. Kedua, penjelasan proses pembelajaran yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.

b) Tahap Pelacakan

Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicarakan. Melalui tahapan inilah guru mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkap pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang dianggap relevan dengan tema yang akan dikaji. Dengan berbekal pemahaman itulah selanjutnya guru menentukan bagaimana ia harus mengembangkan dialog dan tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.

c) Tahap Konfrontasi

Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahapan ini, guru dapat memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar. Persoalan yang diberikan sesuai dengan tema atau topik itu tentu saja persoalan yang sesuai dengan kemampuan dasar atau pengalaman siswa. Pada tahap ini guru harus dapat mengembangkan dialog agar siswa benar-benar

memahami persoalan yang harus dipecahkan. d) Tahap inkuiri

Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir. Pada tahap inilah siswa belajar berpikir yang sesungguhnya. Melalui tahapan inkuiri siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu guru harus memberikan ruang dan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya penecahan persoalan.

e) Tahap Akomodasi

Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melalui proses penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-kata kunci sesuai dengan topik atau tema pembelajaran. Pada tahap ini melalui dialog guru membimbing agar siswa dapat


(35)

18

menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar topik yang dipermasalahkan.

f) Tahap Transfer

Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan masalah yang disajikan. Tahap transfer dimaksudkan agar agar siswa mampu menstransfer kemampuan berfikir setiap siswa, untuk memecahkan masalah-masalah baru. Pada tahap ini guru memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan topik pembahasan.

(Wina Sanjaya, 2008 : 232-234)

Berdasarkan karakteristik dari SPPKB serta langkah-langkah SPPKB yang sudah dijelaskan di atas dan dilihat dari uraian pada setiap tahapan maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa :

Perencanaan yang harus dipersiapkan dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir antara lain :

- Melakukan tahap orientasi

- Mempersiapkan pertanyaan sebagai bahan untuk mempermudah melakukan tahap pelacakan pada pelaksanaan pembelajaran

Pelaksanaan dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir meliputi :

- Tahap pelacakan - Tahap Konfrontasi - Tahap Inkuiri - Tahap akomodasi - Tahap Transfer

Untuk tahap evaluasi peneliti akan memakai dari bentuk-bentuk evaluasi yang pada umumnya pernah diterapkan peneliti lain didalam proses pembelajaran dengan menggunakan SPPKB.


(36)

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) memiliki kelebihan maupun kekurangannya:

Adapun kelebihan dari Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir

(SPPKB) adalah sebagai berikut:

a. Melatih daya pikir siswa dalam penyelesaiaan masalah yang ditemukan dalam kehidupannya.

b. Siswa lebih siap menghadapi setiap persoalan yang disajikan oleh guru. c. Siswa diprioritaskan lebih aktif dalam proses pembelajaran.

d. Memberikan kebebasan untuk mengeksplor kemampuan siswa dengan berbagai media yang ada.

Adapun kelemahan dari Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir

(SPPKB) adalah sebagai berikut:

a. SPPKB yang membutuhkan waktu yang relatif banyak, sehingga jika waktu pelajaran singkat maka tidak akan berjalan dengan lancar.

b. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir rendah akan kesulitan untuk mengikuti pelajaran karena siswa selalu akan diarahkan untuk memecahkan masalah-masalah yang diajukan.

c. Guru atau siswa yang tidak memiliki kesiapan akan SPPKB, akan membuat proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan sebagai mana seharusnya, sehingga tujuan yang ingin dicapai tidak dapat terpenuhi.

d. SPPKB hanya dapat diterapkan dengan baik pada sekolah yang sesuai dengan karakteristik SPPKB itu sendiri.


(37)

20

2.1.4 Konsep Evaluasi

Menurut Norman E. Gronlound evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai siswa (Ngalim Purwanto, 2008:3). Seperti yang diungkapkan oleh Oemar hamalik bahwa evaluasi berfungsi menilai unsur-unsur yang relevan pada urutan perencanaan dan pelaksanaan pengajaran, itu sebabnya evaluasi menempati kedudukan penting dalam rancangan kurikulum dan rancangan pengajaran (Oemar Hamalik, 2001:145).

Pada umumnya bentuk bentuk evaluasi yang sering digunakan yaitu bentuk tes dan non tes.

- Penilaian Bentuk Tes

Suatu bentuk tes dibedakan menjadi dua yaitu tes tertulis dan tes lisan. “Tes tertulis adalah sekumpulan item pertanyaan dan atau pernyataan yang direncanakan oleh guru maupun para evaluator, guna memperoleh informasi tentang para siswa” Sedangkan tes lisan ialah sekumpulan item pertanyaan dan atau pernyataan yang disusun secara terencana, diberikan oleh seorang guru kepada siswanya tanpa melalui media tulis” (Sukardi, 2008:104).

- Penilaian Bentuk Non Tes

Selain dalam bentuk tes, penilaian juga dapat dilakukan dalam bentuk non tes, diantaranya :

a. Penilaian Unjuk Kerja (Performance Assessment)

“Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti : praktek dilaboratorium, presentasi, diskusi dan lain-lain. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik


(38)

dari pada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012:99)

Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrument berikut :

1). Daftar Cek (Check-list)

2). Skala Penilaian b. Penilaian Sikap

“Sikap terdiri dari tiga komponen yakni : afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berprilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap”. (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012:102)

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain : observasi, perilaku pertanyaan langsung dan laporan pribadi.

c. Penilaian Produk (Product Assessment)

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Teknik penilaian produk biasanya menggunakan cara holistic atau analitik. (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012:111)

d. Penilaian Portofolio

“Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran”. (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012:112)

e. Penilaian Diri (Self Assessment)

“Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian


(39)

22

kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor” (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012:116)

Berdasarkan pengertian dari macam-macam evaluasi menurut para ahli yang telah diuraikan diatas, maka peneliti akan mencoba dua bentuk evaluasi yaitu tes tertulis dengan bentuk uraian dan non tes dalam bentuk unjuk kerja (Performance Assessment) untuk melihat evaluasi seperti apa yang cocok digunakan dalam strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (SPPKB).

2.1.5 Konsep Pembelajaran IPS Terpadu

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan “adalah mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial” (BSPN,2007:253). Mata pelajaran IPS Terpadu adalah mata pelajaran yang materinya senantiasa berkenaan dengan fenomena dinamika sosial, budaya, dan ekonomi yang menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat dari waktu kewaktu dan dari tempat ketempat baik dalam skala kelompok masyarakat, lokal, nasional, regional, dan global.

Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS menurut BSPN meliputi aspek sebagai berikut : 1) Manusia, tempat dan lingkungan, 2) Waktu, keberlanjutan dan perubahan, 3) Sistem sosial dan budaya, 4) Prilaku ekonomi dan kesejahteraan (BSPN,2007:253)

Menurut Maskun (2011:8) IPS sebagai program pendidikan, tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial semata-mata, melainkan harus pula membina


(40)

peserta didik menjadi warga masyarakat dan warga negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama dalam arti yang seluas-luasnya.

Melalui mata pelajaran IPS Terpadu peserta didik diharapkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat, Oleh karena itu mata pelajaran IPS Terpadu dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analitis terhadap kondisi sosial masyarakat yang dinamis.

Karakteristik Mata Pelajaraan Ilmu Pengetahuan Sosial:

Karekatristik mata pelajraan Ilmu Pengetahuan Sosial SMP / MTS menurut Puskur (2006:6) antara lain sebagai berikut:

a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, kewaraganegaraan, sosiologi,bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.

b. Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, hukum, dan politik, sosiologi yang dikemassedemikain rupa sehingga menjadi pokok bahsan atau topik (tema) tertentu.

Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah social yang dirumuskan dengan pendekatan interdisimpliner dan multidisipliner.

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilyahan, adaptasi dan pengelolahan lingkungan, struktur, poses dan masalah social serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena social serta manusia secara keseluruhan.

Sesuai dengan tujuan utama dari Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu untuk mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial. Maka pada


(41)

24

hakekatnya tujuan tersebut akan dapat dicapai manakala program-program pelajaran IPS Terpadu disekolah diorganisasikan secara baik. Jadi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan program pendidikan disekolah atau kelompok belajar lainnya yang sederajat.

2.2 Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain: Tabel 1. Penelitian Relevan

Tahun Nama Judul Skripsi Kesimpulan

2012 Rohman dari Program Studi Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII F Semester Genap di SMP Negeri 3 Gadingrajo TP 2011-2012 Hasil belajar siswa pada materi proses masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia dapat meningkat melalui penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB). 2013 I Nyoman Rida

dari STKIP Hamzanwadi Selong Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran IPS

Tahun Pelajaran 2012/2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) dapat


(42)

menuntaskan belajar siswa serta dapat membangkitkan motivasi

peran aktif siswa dalam

pembelajaran sehingga prestasi belajar

meningkat.

Dari kedua penelitian relevan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang saya lakukan berbeda dengan penelitian tersebut. Jika pada penelitian pertama merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang membahas tentang hasil belajar siswa pada materi proses masuknya bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia dapat meningkat melalui penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB). Penelitian kedua juga merupakan penelitian tindakan kelas yang membahas tentang Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Tahun Pelajaran 2012/2013, sedangkan penelitian yang saya lakukan membahas tentang bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam pembelajaran IPS Terpadu dengan menerapkan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (SPPKB).

2.3 Kerangka Pikir

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) merupakan suatu strategi pembelajaran yang bertumpu pada proses peningkatan kemampuan berfikir siswa melalui proses telaah fakta-fakta, dan menghubungkan antara pengalaman yang dialami siwa dan dikaitkan dengan kehidupan nyata. Proses


(43)

26

pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (SPPKB) ini diduga dapat meningkatkan peran aktif siswa, sebab SPPKB bukan model pembelajaran yang membiarkan siswa untuk pasif atau sekedar mendengar dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru, tetapi dengan strategi SPPKB ini siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran khususnya aktivitas proses berpikir.

Pembelajaran menggunakan strategi SPPKB ini diawali dengan guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dan menjelaskan mengenai proses pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa ,kemudian guru mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkap pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang dianggap relevan dengan tema yang akan dikaji, setelah mengetahui pengalaman siswa yang sudah diungkapkan dalam proses tanya jawab guru kemudian menyajikan permasalahan yang akan dipecahkan sesuai dengan indikator yang harus dicapai, lalu siswa ditugaskan untuk memecahkan persoalan-persoalan tersebut dan menyimpulkannya dengan menemukan kata-kata kunci dari materi yang telah dipelajari. Kemudian guru memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan topik pembahasan.

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir dapat dipandang sebagai suatu proses yang merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut meliputi :

1. Perencanaan, yaitu suatu proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan seperti dimulai dari merencanakan tujuan pembelajaran, materi ajar, dan penyusunan persiapan mengajar antara lain berupa RPP,


(44)

Silabus, sumber belajar dan alat-alat evaluasi yang dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara efesien dan efektif dalam mencapai tujuan.

2. Pelaksanaan, yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengaju pada persiapan pembelajaran yang telah dibuat. Pada tahap ini, struktur dan situasi pembelajaran yang akan dilaksanakan guru mengacu pada tahap-tahap dari strategi yang telah dipilih dan dirancang penerapannya. 3. Evaluasi, yaitu menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya.

Kegiatan ini pasca pembelajaran ini dapat berbentuk penugasan, atau dapat pula berupa pemberian layanan remedial teaching bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Dari ketiga tahapan proses pembelajaran diatas merupakan suatu penerapan dari strategi SPPKB itu sendiri dan diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal dalam pembelajaran siswa dikelas. Pelaksanaan SPPKB akan dapat berhasil apabila ada kerjasama antara siswa yang dituntut untuk selalu aktif dan guru sebagai fasilitator yang memberi kemudahan dalam belajar. Selain itu dukungan lain seperti media ajar yang berhubungan dengan diterapkannya SPPKB juga ikut mempengaruhi kegiatan pembelajaran, dari hasil yang dicapai dapat diketahui bahwa strategi ini bisa atau tidak bisa diterapkan dalam pembelajaran IPS Terpadu.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengadakan penelitian tentang penerapan

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) dalam pembelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui dengan metode deskriptif.


(45)

28

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran siswa pada materi pelajaran IPS Terpadu yang telah ditentukan. Strategi pembelajaran ini akan diujicobakan kepada siswa kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari satu kelas, yaitu kelas penelitian. Pada kelas penelitian akan diberikan perlakuan dengan diajarkan menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB). Dengan adanya penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) di dalam kelas pada proses belajar mengajar diharapkan pembelajaran berlangsung secara efektif dan dapat meningkatkan pembelajaran siswa dalam mata pelajaran IPS Terpadu menjadi lebih baik. Sehingga siswa semakin aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Semakin besar peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran, secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap hasil belajar.

2.4 Paradigma

Gambar 1.1

Penerapan SPPKB dalam proses pembelajaran IPS Terpadu : Garis proses

Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB)

Pelaksanaan Evaluasi


(46)

(47)

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian ilmiah seseorang peneliti pasti memerlukan suatu cara atau metode yang harus digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Mukhtar metode deskriptif adalah “suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian pada suatu saat tertentu. Dalam penelitian deskriptif kebanyakan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu,tapi lebih menggambarkan apa adanya tentang suatu subjek” (Mukhtar, 2013:10-11). Sedangkan menurut iqbal hasan, “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai dari suatu variabel,dalam hal ini variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”(Iqbal Hasan 2004:7). Penelitian deskriptif ini bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi


(49)

30

Pengertian populasi menurut Margono adalah “Seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”(Margono 2003:118). Sedangkan menurut Sugiyono, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya diartikan sebagai orang saja, tetapi bisa juga objek dan benda-benda alam yang lain” (Sugiyono 2013:117).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di MTs Nahdlatul Ulama Krui pada tahun ajaran 2013/2014, seperti tampak pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Anggota Populasi Siswa Kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013/2014

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. VIII A 15 18 33

2. VIII B 17 17 34

3. VIII C 19 18 37

4. VIII D 18 17 35

5. VIII E 16 18 34

6. VIII F 16 22 38

Jumlah 101 110 211

Sumber : Tata Usaha MTs. Nahdlatul Ulama Krui

Dari tabel di atas, dapat diketahui yang menjadi populasi penelitian adalah siswa kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui tahun ajaran 2013/2014 yang terdistribusi dalam 6 kelas (VIII A,VIII B, VIIIC, VIIID, VIIIE, VIIIF) dengan jumlah keseluruhan sebanyak 211 orang siswa yang terdiri dari 101 orang siswa laki-laki dan 110 orang siswa perempuan.


(50)

3.2.2 Sampel

Pengertian sampel menurut Ridwan adalah “Sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang bisa disebut dengan teknik sampling”(Ridwan,2005:11). Sedangkan menurut Sugiyono “Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono 2013:118). Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Probability sampling dengan simple random sampling. “Dikatakan simple

(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu” (Sugiyono 2013:120)

Oleh karena itu Teknik Random Sampling ini memberi hak yang sama kepada setiap subjek populasi untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Menurut peneliti setiap subjek populasi sama dan memiliki kemampuan yang hampir seimbang, yaitu siswa yang naik ke kelas VIII sama-sama memiliki tingkat kemampuan yang sama dan sama-sama berasal dari kelas VII MTs Nahdlatul Ulama Krui. Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan pengundian. Hasil undian yang terpilih tadi merupakan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.

Tabel 3. Anggota Sampel Penelitian Kelas VIII F

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. VIII F 16 22 38

Jumlah 16 22 38


(51)

32

Dari tabel di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas VIII F sebagai objek penelitian yang mendapat perlakuan dengan diajarkan menggunakan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (SPPKB).

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.3.1 Variabel Penelitian

Pengertian variabel menurut Margono, “Variabel adalah pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih”.(Margono 2010:133). Sedangkan pendapat lain menyatakan “Variabel adalah objek penelitian ataupun menjadi titik perhatian suatu penelitian”(Suharsimi Arikunto,2001:91).

Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, sebagai berikut :

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (SPPKB). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran siswa pada materi pelajaran IPS Terpadu yang telah ditentukan. Strategi pembelajaran ini akan diujicobakan kepada siswa kelas VIII MTs. Nahdlatul Ulama Krui. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari satu kelas, yaitu kelas VIII F. Pada kelas VIII F akan diberikan perlakuan dengan diajarkan menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir

(SPPKB).

3.3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah suatu cara untuk menggambarkan dan mendiskripsikan variabel sedemikian rupa sehingga variabel tersebut bersifat


(52)

spesifik dan terukur. Tujuannya agar menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam penafsiran variabel yang akan diteliti, sehingga perlu adanya batasan atau definisi operasional mengenai variabel yang akan penulis teliti. Maka definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

- Perencanaan

Perencanaan yaitu suatu proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan didalam proses pembelajaran. Maka pada tahap perencanaan peneliti akan melihat apa saja yang perlu dipersiapkan didalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (SPPKB), seperti dimulai dari merencanakan tujuan pembelajaran, materi ajar, dan penyusunan persiapan mengajar antara lain berupa RPP, Silabus, sumber belajar dan alat-alat evaluasi. Hal ini dimaksudkan agar dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran dikarenakan perencanaan yang matang diharapkan dapat memperoleh hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan pembelajaran.

- Pelaksanaan

Pelaksanaan yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan persiapan pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Pada tahap ini, struktur dan situasi pembelajaran yang akan dilaksanakan guru mengacu pada tahap-tahap dari strategi yang telah dipilih dan dirancang penerapannya. Maka dalam penelitian ini, pada tahap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan adalah sesuai dengan tahap-tahap dari strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (SPPKB) antara lain : tahap orientasi, tahap pelacakan, tahap konfrontasi, tahap inkuiri, tahap akomodasi dan tahap transfer. Berdasarkan


(53)

34

tahapan-tahapan tersebut peneliti juga dapat melakukan inovasi dengan melihat kekurangan-kekurangan pada pertemuan sebelumnya, artinya tahapan tersebut tidak mutlak harus dilakukan sesuai dengan teori yang sudah ada tetapi seorang peneliti juga bisa melakukan inovasi yang dapat memperoleh hasil lebih baik.

- Evaluasi

Evaluasi yaitu menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelola. Pada tahap evaluasi peneliti akan melihat dari bentuk-bentuk evaluasi yang sering digunakan pada umumnya, dari pengertian pada masing-masing bentuk evaluasi tersebut maka peneliti dapat memilih bentuk evaluasi seperti apa yang sesuai untuk digunakan dalam strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (SPPKB).

Penerapan dari SPPKB dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi ini, diharapkan setelah dilakukan penelitian maka akan didapatkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang tepat untuk menerapkan SPPKB dalam pembelajaran IPS Terpadu.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pengamatan peran serta (Participant observation)

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja dan gejala-gejala alam. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation, dan non participant observation, selanjutnya dari segi instrumentasi


(54)

yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur (Sugiyono, 2013:204).

Menurut Ag. Bambang Setiyadi didalam penelitian dengan pengamatan peran serta ini peneliti langsung terlibat dalam proses pembelajaran, dimana peran seseorang peneliti tidak terlalu menyolok sehingga tidak terlalu mengganggu peserta lainnya. Dengan cara ini peneliti dapat menggali informasi-informasi penting secara optimal walaupun peneliti tidak menutupi perannya sebagai peneliti (Bambang Setiyadi, 2006:242)

Maka untuk dapat memperoleh data yang dibutuhkan dan relevan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik observasi langsung. Observasi ini dilakukan selama penulis melakukan penelitian di MTs. Nahdlatul Ulama Krui. Penulis juga melakukan observasi secara langsung dengan menggunakan lembar pengamatan unjuk kerja sebagai instrumen penelitian pada saat mengamati proses diskusi siswa dalam pembelajaran pada pertemuan kedua dan ketiga. b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan data dengan cara mencatat data yang sudah ada. Pada penelitian dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil data yang sudah ada, seperti data siswa kelas VIII MTs. Nahdlatul Ulama Krui Tahun Ajaran 2013/2014.

c. Kepustakaan

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penulisan dalam penelitian ini, seperti : teori-teori yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan, konsep-konsep dalam penelitian, serta data-data yang diambil dari berbagai referensi.


(55)

36

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif. Menurut Bambang Setiyadi :

“Untuk menganalisa data, peneliti dalam penelitian kualitatif menggunakan logika berfikir kritis dan kreatif yang sifatnya pribadi sehingga hasil analisanya merupakan kesimpulan subyektif dari peneliti. Dalam pendekatan kualitatif hampir tidak ada standar untuk menganalisa data. Didalam penelitian kualitatif peneliti memaknai data atau melihat suatu permasalahan dari kacamata subyek penelitian dan mencoba mengungkapkan apa yang diamatinya dengan menggunakan bahasa dan logika subyek penelitiannya. (Bambang Setiyadi,2006:5-6).

3.6 Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi awal untuk melihat kondisi lapangan atau tempat penelitian seperti banyak kelas, jumlah siswa, dan cara guru mengajar.

2. Menentukan populasi dan sampel.

3. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.

4. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 5. Membuat instrumen penelitian.

6. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. 7. Menganalisis data.

8. Membuat kesimpulan.

3.7 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah dilihat dari adanya peningkatan menjadi lebih baik didalam tahap perencanaan, pelaksanaan ,dan evaluasi dengan


(56)

menggunakan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (SPPKB). Tahapan tersebut sudah dapat dikatakan baik berdasarkan pengamatan secara langsung oleh peneliti dan apabila nilai rata-rata evaluasi mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya.


(57)

(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui tahun ajaran 2013/2014 maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan Strategi SPPKB ini dapat diterapkan dalam mata pelajaran IPS Terpadu dengan tahapan sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) selain dengan mempersiapkan perencanaan pembelajaran yang digunakan pada umumnya, perencanaan dari SPPKB ini juga mempunyai kesamaan dengan perencanaan yang dilakukan dalam Strategi Inkuiri, kedua strategi ini perlu mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu sebagai bahan untuk melakukan dan mengembangkan proses Tanya jawab didalam kelas. Pada tahap perencanaan kedua strategi ini juga melakukan tahap orientasi dengan terlebih dahulu mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran dan menjelaskan tujuan pembelajaran serta menerangkan proses pembelajaran yang akan dilakukan.


(59)

72

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dilihat dari setiap tahapan-tahapannya, maka strategi SPPKB mempunyai kesetaraan dengan strategi Inkuiri, dimana tahapan dalam strategi inkuiri meliputi orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. Akan tetapi untuk Strategi SPPKB jika dilihat dari hasil penelitian pada proses pelaksanaan strategi SPPKB dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga maka langkah-langkah yang efektif untuk dilakukan guru pada tahap pelaksanaan adalah memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, orientasi, pelacakan, membagi siswa menjadi berkelompok, memperhatikan penataan ruang pada saat diskusi, konfrontasi, inkuiri, akomodasi dan tahap transfer.

c. Tahap Evaluasi

Dalam tahap evaluasi, pada dasarnya semua bentuk-bentuk evaluasi adalah baik, namun dalam penelitian ini peneliti mengujicobakan dua bentuk evaluasi yaitu dengan menggunakan evaluasi bentuk tes uraian dan bentuk non tes dengan unjuk kerja (Assessement Performance) dan hasilnya lebih menunjukan peningkatan dengan menggunakan evaluasi bentuk unjuk kerja (Assessement Performance)

dengan mengamati 6 aspek diantaranya, aktifitas dalam kelompok, tanggung jawab individu, keberanian tampil, kemampuan mengajukan pertanyaan, kemampuan menjawab pertanyaan, dan kemampuan menggunakan bahasa yang baik. Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa evaluasi dalam SPPKB lebih tepat dilakukan dengan menggunakan evaluasi bentuk unjuk kerja, dikarenakan dengan melakukan evaluasi menggunakan penilaian unjuk kerja nilai siswa


(60)

mengalami peningkatan dan presentasi kelulusan didalam kelas peneliatan juga meningkat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, dikemukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB)

merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS Terpadu untuk membantu siswa dalam proses berfikir dari hal yang sederhana seperti yang ada dikehidupan sehari-hari siswa, sehingga dapat melatih siswa untuk berani dan aktif mengemukan pendapat didalam kelas.

2. Kepada peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian lanjutan mengenai Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir

disarankan untuk melakukan penelitian dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga kondisi kelas sudah kondusif dan lebih siap saat dilakukan pengambilan data, sehingga data dapat menggambark[an kemampuan siswa secara optimal.


(61)

56

DAFTAR PUSTAKA

Mukhtar. 2013. Metode Penelitian Deskriftif Kualitatif. Jakarta : GP Press Group Margono.2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Sugiyono.2013.Metode Penelitian Pendidikan.Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta

Margono.2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta Suryobroto, 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta Ridwan.2005. Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial,

Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung : Alfabeta

Maskun.2011. Dasar-dasar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial).Bandar Lampung Sumaatmadja, Nursid. Metodelogi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Bandung: Alumni

Arikunto, Suharsimi.2011.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:PT.Bumi Aksara

M. Basri. 2011. Dasar-Dasar dan Perancangan Evaluasi Pembelajaran. Bandar Lampung

Asep Jihad dan Abdul Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo


(62)

(1)

(2)

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) pada mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui tahun ajaran 2013/2014 maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan Strategi SPPKB ini dapat diterapkan dalam mata pelajaran IPS Terpadu dengan tahapan sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) selain dengan mempersiapkan perencanaan pembelajaran yang digunakan pada umumnya, perencanaan dari SPPKB ini juga mempunyai kesamaan dengan perencanaan yang dilakukan dalam Strategi Inkuiri, kedua strategi ini perlu mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan terlebih dahulu sebagai bahan untuk melakukan dan mengembangkan proses Tanya jawab didalam kelas. Pada tahap perencanaan kedua strategi ini juga melakukan tahap orientasi dengan terlebih dahulu mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran dan menjelaskan tujuan pembelajaran serta menerangkan proses pembelajaran yang akan dilakukan.


(3)

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan dilihat dari setiap tahapan-tahapannya, maka strategi SPPKB mempunyai kesetaraan dengan strategi Inkuiri, dimana tahapan dalam strategi inkuiri meliputi orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. Akan tetapi untuk Strategi SPPKB jika dilihat dari hasil penelitian pada proses pelaksanaan strategi SPPKB dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga maka langkah-langkah yang efektif untuk dilakukan guru pada tahap pelaksanaan adalah memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa, orientasi, pelacakan, membagi siswa menjadi berkelompok, memperhatikan penataan ruang pada saat diskusi, konfrontasi, inkuiri, akomodasi dan tahap transfer.

c. Tahap Evaluasi

Dalam tahap evaluasi, pada dasarnya semua bentuk-bentuk evaluasi adalah baik, namun dalam penelitian ini peneliti mengujicobakan dua bentuk evaluasi yaitu dengan menggunakan evaluasi bentuk tes uraian dan bentuk non tes dengan unjuk kerja (Assessement Performance) dan hasilnya lebih menunjukan peningkatan dengan menggunakan evaluasi bentuk unjuk kerja (Assessement Performance) dengan mengamati 6 aspek diantaranya, aktifitas dalam kelompok, tanggung jawab individu, keberanian tampil, kemampuan mengajukan pertanyaan, kemampuan menjawab pertanyaan, dan kemampuan menggunakan bahasa yang baik. Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa evaluasi dalam SPPKB lebih tepat dilakukan dengan menggunakan evaluasi bentuk unjuk kerja, dikarenakan dengan melakukan evaluasi menggunakan penilaian unjuk kerja nilai siswa


(4)

73

mengalami peningkatan dan presentasi kelulusan didalam kelas peneliatan juga meningkat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, dikemukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS Terpadu untuk membantu siswa dalam proses berfikir dari hal yang sederhana seperti yang ada dikehidupan sehari-hari siswa, sehingga dapat melatih siswa untuk berani dan aktif mengemukan pendapat didalam kelas.

2. Kepada peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian lanjutan mengenai Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir disarankan untuk melakukan penelitian dalam jangka waktu yang lebih lama, sehingga kondisi kelas sudah kondusif dan lebih siap saat dilakukan pengambilan data, sehingga data dapat menggambark[an kemampuan siswa secara optimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Mukhtar. 2013. Metode Penelitian Deskriftif Kualitatif. Jakarta : GP Press Group

Margono.2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Sugiyono.2013.Metode Penelitian Pendidikan.Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta

Margono.2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Suryobroto, 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Ridwan.2005. Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung : Alfabeta

Maskun.2011. Dasar-dasar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial).Bandar Lampung

Sumaatmadja, Nursid. Metodelogi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alumni

Arikunto, Suharsimi.2011.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:PT.Bumi Aksara

M. Basri. 2011. Dasar-Dasar dan Perancangan Evaluasi Pembelajaran. Bandar Lampung

Asep Jihad dan Abdul Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo


(6)

Dokumen yang terkait

Efektivitas Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Menggunakan Strategi Synergetic Teaching (Pada Mata Pelajaran Biologi di SMP Negeri 10 Jember)

0 2 18

Efektivitas Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Menggunakan Strategi Synergetic Teaching (Pada Mata Pelajaran Biologi di SMP Negeri 10 Jember)

0 7 18

Efektivitas Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa Menggunakan Strategi Synergetic Teaching (Pada Mata Pelajaran Biologi di SMP Negeri 10 Jember)

0 5 18

“Penulisan Paragraf Persuasif pada Tugas Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Tahun Pelajaran 2012/2013”.

1 6 100

Penerapan Pembelajaran Konstruktif dalam Pelajaran PAI Terhadap Kemampuan Analisis Siswa (Penelitian Tindakan Kelas Teknik Active Debate)

0 6 148

Penerapan Metode Pembelajaran Kancing Gemerincing Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII-3 MTs Negeri Tangerang II Pamulang

0 4 263

Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir Siswa (SPPKB) Dalam Pembelajaran IPS Terpadu Kelas VIII MTs Nahdlatul Ulama Krui Tahun Pelajaran 2013/2014

3 38 62

Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Peer Lessons dengan Media Flip Chart pada Siswa Kelas IVA SD Negeri 1 Nunggalrejo Tahun Pelajaran 2013/2014

0 9 76

Pengaruh Penerapan Strategi Pengorganisasian Pembelajaran Model Elaborasi Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas VIII MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014

0 6 54

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 23 57