PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PELUANG SISWA KELAS X SMA N 3 MEDAN T.A 2014/2015.

(1)

Oleh : Derman Manik NIM 4113111017

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

(3)

RIWAYAT HIDUP

Derman Manik dilahirkan di Simanindo, 22 Desember 1992. Ibu bernama B.Sinaga dan ayah bernama U.Manik (Alm), dan merupakan anak ke delapan dari 9 bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri 177943 Situnjang dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 4 Simanindo dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 1 Simanindo dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2011, penulis diterima di Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala anugrah dan pertolongan-Nya yang memberikan kemampuan dan hikmat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada pokok Bahasan Peluang Siswa kelas X SMA N 3 Medan Tahun Ajaran 2014/2015”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Rektor Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd beserta seluruh Wakil Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Universitas Negeri Medan beserta Wakil Dekan I, II dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

Ucapan terima kasih juga kepada bapak Drs. Yasifati Hia, M.si selaku Sekretaris Jurusan Matematika dan juga sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan berupa ilmu dan saran guna menuju kesempurnaan skripsi ini.Terima kasih juga kepada Bapak Drs. Togi, M.Pd, Dra. Katrina Samosir, M.Pd., Erlinawaty Simanjuntak, S.Pd., M.Si selaku Dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai perencanaan penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini.Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran-saran dalam perkuliahan dan kepada seluruh Bapak/Ibu Dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Medan.

Terima kasih juga kepada Bapak Drs. Sahlan Daulay, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, guru bidang studi Matematika Ibu Misnawati, S.Pd, M.si dan juga siswa/i kelas X MIA-2 SMA Negeri 3 Medan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.


(5)

Teristimewa ucapan terima kasih kepada Ibunda tercinta B.Sinaga yang telah begitu banyak memberikan kasih sayang, doa, dorongan, dan motivasi. Serta kepada Abang/Kakak Danni Manik, Maringan Manik, Berliana Manik, Derfin Manik, Anjunan Manik, Aventus Manik, Elmide Manik serta adik Dosmerita Manik beserta keluarga lainnya yang begitu banyak memberikan dukungan, doa, motivasi, semangat serta dukungan moral dan material kepada penulis dalam menyelesaikan studi.

Ucapan terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan DIK B 2011 Matematika (Presli, ridho, Aidil, Addin, beserta teman lainnya) yang selalu memberi dukungan dan menemani penulis dalam suka maupun duka, kepada notulen seminar dan sidang (Tio Lusi dan Halfina), kepada Trio Ekstensi A 2012 (Indri, Paradiba,Yolanda) yang telah membantu dan memberi dukungan dalam penyusunan skripsi. Terimakasih juga kepada PKKku K’Sari Ayu dan teman-teman kelompok kecil (Dison, Tiodor) juga kepada teman-teman-teman-teman Akosna.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2015 Penulis

Derman Manik NIM. 4113111017


(6)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN

MASALAH MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PELUANG SISWA KELAS X SMA N 3 MEDAN

T.A 2014/2015

Derman Manik (4113111017) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika pada pokok bahasan peluang di kelas X MIA-2 SMA N 3 Medan melalui model Pembelajaran Berbasis Masalah.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA-2 SMA N 3 Medan yang berjumlah 40 orang. Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

Berdasarkan hasil analisis data setelah pemberian tindakan diperoleh pada siklus I terdapat 21 orang siswa (52,5%) yang memperoleh mencapai ketuntasan belajar dengan rata-rata kelas 69,5. Pada siklus II diperoleh 34 orang siswa (85%) yang memperoleh kategori kemampuan pemecahan masalah (mencapai ketuntasan belajar) dengan rata-rata kelas 83,04. Dari siklus I ke siklus II diperoleh peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu sebanyak 13 orang siswa (32,5%) dan nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 13,54. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer, diperoleh pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti pada siklus I termasuk dalam kategori kurang. Pada siklus II tingkat kemampuan peneliti mengelola pembelajaran termasuk kategori baik.

Dengan demikian dapat dikatakan kelas tersebut telah memenuhi 85% kriteria ketuntasan belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X MIA-2 SMA N 3 Medan T.A 2014/2015 sehingga pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1 Kerangka Teoritis 9

2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran Matematika 9

2.1.2 Masalah Dalam Matematika 11

2.1.3 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 12

2.1.4 Model Pembelajaran 14

2.1.5 Model Pembelajaran Berbasis Masalah 15

2.1.5.1 Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah 15 2.1.5.2 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah 18

2.1.5.3 Langkahlangkah Dalam Proses Pembelajaran

Berbasis Masalah 19

2.1.5.4 Pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah


(8)

vii

2.1.6 Materi Pembelajaran Peluang 23

2.1.6.1 Pengertian Peluang Suatu Kejadian 23

2.1.6.2 Definisi Ruang Sampel 25

2.1.6.3 Batas-Batas Nilai Peluang 26

2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan 27

2.3 Kerangka Konseptual 28

2.4 Hipotesis Tindakan 29

BAB III METODE PENELITIAN 30

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 30

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 30

3.2.1 Subjek Penelitian 30

3.2.2 Objek Penelitian 30

3.3 Jenis Penelitian 30

3.4 Mekanisme dan rancangan Penelitian 31

3.5 Prosedur Penelitian 31

3.6 Teknik Analisis Data 43

3.6.1 Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah 43

3.6.2 Analisis Hasil Observasi 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47

4.1. Hasil Penelitian 47

4.1.1 Siklus I 47

4.1.1.1 Permasalahan I 47

4.1.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah I 49

4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 50

4.1.1.4 Observasi I 51

4.1.1.5 Analisis Data I 54

4.1.1.6 Refleksi I 59

4.1.2 Siklus II 60

4.1.2.1 Permasalahan II 60


(9)

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 62

4.1.2.4 Observasi II 64

4.1.2.5 Analisis Data II 66

4.1.2.6 Refleksi II 70

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 78

5.1. Kesimpulan 78

5.2. Saran 78


(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa 4 Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah 20

Tabel 3.1 Tingkat Penguasaan Siswa 44

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Observasi 46

Tabel 4.1 Deskripsi tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

Pada Tes Awal 47

Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran siklus I 52 Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I 57 Tabel 4.4 Data Kesalahan Siswa Pada Aspek/Langkah Pemecahan

Masalah Pada Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 58 Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Observasi Pengelolaan Pembelajaran Siklus II 64 Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus II 69 Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Yang diperoleh pada siklus II 72 Tabel 4.8 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Setiap Siklus 74


(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Diagram kartesius ruang sampel dua koin 25 Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 43 Gambar 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa dari indikator Pemecahan Masalah

Pada Tes Awal 48

Gambar 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa dari indikator Pemecahan Masalah

Pada Siklus I 57

Gambar 4.3 Tingkat Kemampuan Siswa dari indikator Pemecahan Masalah


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu. Karena itu matematika sangat diperlukan, baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK. Matematika yang ada pada hakikatnya merupakan suatu ilmu yang cara bernalarnya deduktif dan objek-objek penelaahannya abstrak, artinya hanya ada dalam pemikiran manusia sehingga matematika itu hanyalah suatu hasil karya dari kerja otak manusia.

Peranan matematika yang sangat penting menjadi latar belakang perlunya untuk dipelajari. Melalui pelajaran matematika diharapkan siswa semakin mampu berhitung, menganalisa, berpikir kritis, serta menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Ada banyak alasan perlunya siswa belajar matematika. Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan bahwa perlunya matematika diajarkan kepada siswa karena:

(1) selalu digunakan dalam segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran, dan (6) memberikan kepuasan terhadapa usaha yang menantang.

Namun banyak orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling menakutkan bagi siswa. Mujis (2008:332) mengemukakan bahwa, ”Matematika biasanya dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh anak-anak maupun orang dewasa.” Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan matematika di Indonesia, belum pernah memberikan hal yang menggembirakan baik untuk skala nasional. Indonesia masih jauh tertinggal oleh negara-negara lain walaupun di kancah internasional secara individu siswa di


(13)

Indonesia ada yang berprestasi namun hal itu bukan merupakan potret dari pendidikan di Indonesia. Bahkan saat ini belum ada sesuatu data atau fakta yang dapat dijadikan bukti bahwa hasil pembelajaran matematika di Indonesia sudah berhasil. Dapat diasumsikan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah atau belum sesuai dengan yang diharapkan.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai paket program pendidikan sebagai implementasi penggunaan anggaran pendidikan 20% dari APBN. Upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan profesionalisme guru (pendidik), menyediakan sarana dan prasarana serta melakukan pergantian kurikulum.

Penyebab kualitas pendidikan rendah khususnya pada pembelajaran matematika tidak terlepas dari kemampuan guru memilih model ataupun metode pembelajaran yang tepat. Metode yang sering digunakan di sekolah adalah metode ceramah. Proses pembelajaran metode ceramah masih banyak dipakai oleh tenaga pendidik. Padahal metode ini kurang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hali ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Elin karlina, (2014:1) bahwa:”kebanyakanpendidik berbicara kurang lebih 100-200 kata setiap menitnya. Bagi siswa yang mendengarkan guru dengan penuh perhatian dapat menangkap kata-kata guru tersebut 50-100 kata setiap menitnya”.

Selain itu, metode pembelajaran yang dilakukan guru kurang menciptakan komunikasi dan interaksi yang baik antara guru dengan siswa dan juga antara siswa dengan siswa yang menyebabkan proses belajar mengajar yang monoton. Siswa juga kurang berinteraksi dengan lingkungannya dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Isjoni (2009:40) menyatakan bahwa:

”Interaksi antara guru dengan siswa dan interaksi antar siswa dalam kelas sangat berpengaruh besar terhadap hasil belajar. Interaksi yang saling mempengaruhi antar warga dikelas, melahirkan apa yang biasa dinamakan iklimatau suasana kelas.”


(14)

3

Pada umumnya disekolah-sekolah sering dijumpai siswa-siwi yang tidak tertarik belajar matematika. Hal ini terjadi karena pada kenyataannya dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, metode pembelajaran yang diterapkan masih konvensional yaitu masih berpusat pada guru.

Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada siswa kelas X MIA-2 SMA N 3 Medan pada 22 Januari 2015, diperoleh bahwa hasil belajar yang rendah. Pada saat peneliti mengobservasi proses pembelajaran di kelas guru menggunakan metode ceramah dan cenderung berkomunikasi satu arah. Metode mengajar konvensional yang digunakan guru memperkecil kemungkinan siswa untuk terlibat aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan, mengeluarkan pendapat dan berdiskusi dengan teman lain. Jika ada yang menjawab, siswa hanya berusaha menjawab soal dengan cara meniru cara guru menyelesaikan soal atau dengan contoh yang ada.

Berdasakan hasil tes awal kepada 40 orang siswa kelas X MIA-2 SMA N 3 Medan pada materi peluang menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah. Pemberian tes awal berisi materi prasyarat himpunan menunjukkan bahwa ada 3 aspek dari aspek yang menjadi kesulitan siswa dalam menyelesaikan pemecahan masalah. Hasil tes awal terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa ditunjukkan pada tabel tabel 1.1.

Tabel 1.1 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tingkat

Penguasaan

Kategori Banyak Siswa Persentasi

0 − 54 Sangat Rendah 7 17,5%

55 − 64 Rendah 21 52,5%

65 − 79 Sedang 10 25%

80 − 89 Tinggi 2 5%

90 − 100 Sangat Tinggi 0 0%


(15)

Dari data diatas terlihat jelas bahwa rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah. Dari penyelesaian tes pada materi peluang yang diberikan siswa dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk menafsirkan masalah nyata kedalam bentuk matematika. Selain itu siswa juga mengalami kesulitan dalam menentukan konsep matematika yang dapat digunakan untuk menyelesaaikan masalah yang diberikan. Mereka cenderung melakukan operasi hitung pada bilangan-bilangan yang ada dalam soal cerita tanpa memahami dan memikirkan apa yang diminta dalam soal. Berangkat, dari suatu keyakinan, kemampuan daya nalar yang baik akan sangat berguna memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, mengembangkan daya nalar siswa menjadi suatu kebutuhan dan tujuan dari pendidikan yang harus dicapai khususnya pada bidang studi matematika.

Jika siswa mampu memecahkan sendiri masalahnya maka pembelajaran akan lebih bermakna. Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan model-model ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas.

Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan untuk memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki. Bagi siswa, pemecahan masalah haruslah dipelajari. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Herman Hudojo (2005:129-130) “Dalam menyelesaikan masalah, siswa diharapkan memahami proses menyelesaikan masalah tersebut dan menjadi terampil didalam memilih dan mengidentifikasi kondisi dan konsep yang relevan, mencari generalisasi, merumuskan rencana penyelesaian dan mengorganisasikan keterampilanyang telah dimilikinya sebelumnya”.

Banyak guru mengalami kesulitan dalam mengajarkan bagaimana memecahkan permasalahan sehingga banyak siswa juga kesulitan mempelajarinya. Kesulitan ini biasa muncul karena paradigma bahwa jawaban akhir sebagai satu-satunya tujuan dari pemecahan masalah. Siswa seringkali menggunakan teknik yang keliru dalam menjawab permasalahan sebab penekanan


(16)

5

pada jawaban akhir. Padahal kita perlu menyadari bahwa proses dari memecahkan masalah yaitu bagaimana kita memecahkan masalah jauh lebih penting dan mendasar. Ketika jawaban akhir diutamakan, anak mungkin hanya belajar menyelesaikan satu masalah khusus. Namun ketika proses ditekankan, siswa tampaknya akan belajar lebih bagaimana menyelesaikan masalah-masalah lainya.

Kondisi ini secara langsung atau tidak, akan melahirkan anggapan bahwa belajar matematika tidak lebih dari sekedar mengingat kemudian melupakan fakta dan kosep, padahal yang menjadi tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, pemecahan masalah merupakan suatu tingkat aktifitas intelektual yang tinggi dan membutuhkan suatu proses psikologi yang tidak hanya melibatkan aplikasi dalil-dalil atau teorema-teorema yang dipelajari.

Salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh guru sebagai pembimbing peserta didik adalah memilih model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang paham terhadap materi yang diajarkan dan akhirnya dapat menurunkan motivasi peserta didik dalam belajar. Dengan demikian, diperlukan model pembelajaran yang efektif, agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang digunakan adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

Pada model Pembelajaran Berbasis Masalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya. Tujuan dari model ini (M.Hosnan, 2014:299) “Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk secara aktif membangun pengetahuan sendiri”. Pengalaman ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dimana berkembangnya pola pikir dan pola kerja seseorang bergantung pada bagaimana dia membelajarkan dirinya.


(17)

Berdasarkan uraian diatas tampak jelas bahwa pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah dimulai dengan adanya masalah, kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam pembelajaran ini masalah-masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, mengintepretasi data, membuat kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi dan membuat laporan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Pokok bahasan Peluang Siswa Kelas X SMA N 3 Medan Tahun Ajaran 2014/2015.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Pembelajaran matematika masih berpusat pada guru.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah. 3. Model yang digunakan guru kurang bervariasi.

4. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan ternyata banyak faktor yang diduga menjadi masalah pada penelitian ini. Untuk itu peneliti merasa perlu memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisis hasil penelitian ini dapat terlaksana dan terarah. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu: Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah di kelas X MIA-2 SMA N 3 Medan.


(18)

7

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X MIA-2 SMA N 3 Medan pada pokok bahasan Peluang?

2. Apakah penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X MIA-2 SMA N 3 Medan pada pokok bahasan Peluang?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam memecahkan masalah matematika pada pokok bahasan Peluang di kelas X MIA-2 SMA N 3 Medan T.A 2014/2015.

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X MIA-2 SMA N 3 Medan pada pokok bahasan Peluang?

1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan di atas, maka hasil penelitian yang diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan model pembelajaran matematika melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dan sebagai bekal peneliti sebagai calon guru mata pelajaran matematika dalam menjalani praktik mengajar dalam institusi formal yang sesungguhnya.

2. Bagi guru matematika, sebagai alternatif melakukan variasi dalam mengajar dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah.


(19)

3. Bagi siswa, diharapakan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah.

4. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam peningkatan kualitas pengajaran serta menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan inovasi pembelajaran matematika di sekolah.

5. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan peneliti dan pembaca yang tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dan kemampuan pemecahan masalah siswa SMA.


(20)

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data penelitian dan hasil observasi penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi pokok peluang di kelas X MIA-2 SMA Negeri 3 Medan.

2. Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan hasil belaja matematika siswa pada materi pokok peluang di kelas X MIA-2 SMA Negeri 3 Medan.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Kepada guru matematika khusunya guru matematika SMA N 3 Medan, disarankan memperhatikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, dan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah.

2. Kepada Kepala Sekolah SMA N 3 Medan, agar dapat mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan pendekatan yang relevan dan inovatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi Peluang ataupun pokok bahasan lain yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Amir, M. Tufik, (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta

Arends, Richad I, (2007), Learning to Each, Mc Hill Companies, Boston

Bakri, Ahmad, (2012), Masalah Dalam Matematika, http://masalah-dalam-matematika.html, (diakses Februari 2015)

Daryanto, (2013), Inovasi Pembelajaran Efektif, Yrama Widya, Bandung.

Djamarah, S dan Aswan, Z, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta

Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed.

Hosnan, M, (2014), Pendekatan Saintifik dan kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Ghalia Indonesia, Jawa Barat

Hudojo, Herman, (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Universitas Negeri Malang, Malang

Isjoni,H., (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Belajar, Yogyakarta. Joyner, Mark, (2008), Simple.ology, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Karlina, Elin, (2014), Researh and Development Journal of Education, puskanomi.com/gallery/jurnal%20siap%20cetak-1.pdf (Februari 2015) Kunandar, (2010), Penelitian Tindakan Kelas, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Mujis, Daniel,dkk,(2008), Effecting Teaching Teori dan Aplikasi, Pustaka Pelajar,

Jakarta.

Noormandiri,B.K., Endar Sucipto, (2003), Matematika Untuk SMU, Erlangga, Jakarta

Panjaitan, Binsar, (2009), Evaluasi Program Pendidikan, Poda, Medan


(22)

80

Sanjaya,H.Wina, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Kencana Prenada Media grup, Jakarta.

_____________, (2014), Strategi Pembelajaran, Kencana Prenada Media grup, Jakarta.

Sardiman,(2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Suhardi, dkk., (2013), Konsep dan Penerapan Matematika SMA/MA, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Suprijono, Agus, (2010), Cooperative Learning, Pustaka Pelajar,Yogyakarta. Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana

Prenada Media grup, Jakarta


(1)

Berdasarkan uraian diatas tampak jelas bahwa pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah dimulai dengan adanya masalah, kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam pembelajaran ini masalah-masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, mengintepretasi data, membuat kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi dan membuat laporan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Pokok bahasan Peluang Siswa Kelas X SMA N 3 Medan Tahun Ajaran 2014/2015.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Pembelajaran matematika masih berpusat pada guru.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah. 3. Model yang digunakan guru kurang bervariasi.

4. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan ternyata banyak faktor yang diduga menjadi masalah pada penelitian ini. Untuk itu peneliti merasa perlu memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisis hasil penelitian ini dapat terlaksana dan terarah. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu: Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah di kelas X MIA-2 SMA N 3 Medan.


(2)

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X MIA-2 SMA N 3 Medan pada pokok bahasan Peluang?

2. Apakah penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X MIA-2 SMA N 3 Medan pada pokok bahasan Peluang?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam memecahkan masalah matematika pada pokok bahasan Peluang di kelas X MIA-2 SMA N 3 Medan T.A 2014/2015.

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X MIA-2 SMA N 3 Medan pada pokok bahasan Peluang?

1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan di atas, maka hasil penelitian yang diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan model pembelajaran matematika melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dan sebagai bekal peneliti sebagai calon guru mata pelajaran matematika dalam menjalani praktik mengajar dalam institusi formal yang sesungguhnya.

2. Bagi guru matematika, sebagai alternatif melakukan variasi dalam mengajar dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah.


(3)

3. Bagi siswa, diharapakan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah.

4. Bagi sekolah, bermanfaat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam peningkatan kualitas pengajaran serta menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan inovasi pembelajaran matematika di sekolah.

5. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan peneliti dan pembaca yang tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dan kemampuan pemecahan masalah siswa SMA.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data penelitian dan hasil observasi penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi pokok peluang di kelas X MIA-2 SMA Negeri 3 Medan.

2. Penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan hasil belaja matematika siswa pada materi pokok peluang di kelas X MIA-2 SMA Negeri 3 Medan.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini yaitu:

1. Kepada guru matematika khusunya guru matematika SMA N 3 Medan, disarankan memperhatikan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, dan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah.

2. Kepada Kepala Sekolah SMA N 3 Medan, agar dapat mengkoordinasikan guru-guru untuk menerapkan pendekatan yang relevan dan inovatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan untuk menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada materi Peluang ataupun pokok bahasan lain yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Amir, M. Tufik, (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta

Arends, Richad I, (2007), Learning to Each, Mc Hill Companies, Boston

Bakri, Ahmad, (2012), Masalah Dalam Matematika, http://masalah-dalam-matematika.html, (diakses Februari 2015)

Daryanto, (2013), Inovasi Pembelajaran Efektif, Yrama Widya, Bandung.

Djamarah, S dan Aswan, Z, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta

Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed.

Hosnan, M, (2014), Pendekatan Saintifik dan kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21, Ghalia Indonesia, Jawa Barat

Hudojo, Herman, (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Universitas Negeri Malang, Malang

Isjoni,H., (2009), Pembelajaran Kooperatif, Pustaka Belajar, Yogyakarta. Joyner, Mark, (2008), Simple.ology, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Karlina, Elin, (2014), Researh and Development Journal of Education, puskanomi.com/gallery/jurnal%20siap%20cetak-1.pdf (Februari 2015) Kunandar, (2010), Penelitian Tindakan Kelas, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Mujis, Daniel,dkk,(2008), Effecting Teaching Teori dan Aplikasi, Pustaka Pelajar,

Jakarta.

Noormandiri,B.K., Endar Sucipto, (2003), Matematika Untuk SMU, Erlangga, Jakarta

Panjaitan, Binsar, (2009), Evaluasi Program Pendidikan, Poda, Medan


(6)

Sanjaya,H.Wina, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Kencana Prenada Media grup, Jakarta.

_____________, (2014), Strategi Pembelajaran, Kencana Prenada Media grup, Jakarta.

Sardiman,(2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Suhardi, dkk., (2013), Konsep dan Penerapan Matematika SMA/MA, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Suprijono, Agus, (2010), Cooperative Learning, Pustaka Pelajar,Yogyakarta. Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana

Prenada Media grup, Jakarta