ANALISIS KESULITAN PENGUASAAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOTEKNOLOGI PADA GURU BIOLOGI SMA SE-KABUPATEN LANGKAT.

ANALISIS KESULITAN PENGUASAAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
BIOTEKNOLOGI PADA GURU BIOLOGI SMA
SE-KABUPATEN LANGKAT

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:
FIRDAUS FAHDI
NIM: 8126173007

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

ABSTRAK

Firdaus Fahdi. Analisis Kesulitan Penguasaan Perangkat Pembelajaran Bioteknologi

pada Guru Biologi SMA se-Kabupaten Langkat. Medan. 2015.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Se–Kabupaten Langkat yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat kesulitan guru biologi (1) SMA Se- Kabupaten Langkat; (2) yang sudah
sertifikasi (3) yang belum sertifikasi Bioteknologi di SMA Se- Kabupaten Langkat; (4) yang
mengajar di sekolah negeri; dan (5) yang mengajar di sekolah swasta. Sampel penelitian
berjumlah 40 orang guru biologi dari populasi 40 orang guru biologi dari 19 SMA SeKabupaten Langkat. Instrumen penelitian berupa non tes yaitu dokumentasi, angket, lembar
observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesulitan guru biologi: (1)
SMA Se- Kabupaten Langkat tergolong sedang (58,61%); (2) yang sudah sertifikasi sangat
rendah (18,42%); (3) yang belum sertifikasi tergolong rendah (41,68%); (4) yang mengajar di
sekolah negeri tergolong sangat rendah (28,64%); (5) yang mengajar di sekolah swasta
tergolong sangat rendah(29,54%). Hasil penelitian ini mengiplikasi pentingnya mengatasi
kesulitan yang dihadapi oleh guru dengan komunikasi antar guru bidang studi biologi
memanfaatkan forum musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) dan perlunya menfasilitasi
sekolah dengan sarana dan prasarana yang menunjang keberhasilan pembelajaran.
Kata kunci: Analisis kesulitan guru, Perangkat pembelajaran, Bioteknologi.

i

ABSTRACT


Firdaus Fahdi Difficulty Analysis Tool Mastery Learning in Teacher Biology
Biotechnology high schools in Langkat. Medan. 2015.

This study was conducted in SMA Se-Langkat which aims to determine the level of
difficulty biology teacher (1) SMA As Langkat; (2) that have been certified (3) that has not
been certified in high school Biotechnology As Langkat; (4) which is taught in public
schools; and (5) are taught in private schools. These samples included 40 teachers of biology
of the population 40 teachers from 19 high school biology As Langkat. The research
instrument is a non tests that documentation, questionnaire, interview and observation sheet.
The results showed the difficulty level biology teachers: (1) SMA As Langkat classified as
moderate (58.61%); (2) that have been certified very low (18.42%); (3) that has not been
certified is low (41.68%); (4) who teach in public schools classified as very low (28.64%);
(5) who teach in private schools classified as very low (29.54%). Results of this study
mengiplikasi importance of addressing the difficulties faced by teachers with communication
between teachers of biology utilizing discussion forum subject teachers (MGMP) and the
need to facilitate schools with facilities and infrastructure that support the learning success..
Keywords: Analysis of the difficulties teachers, learning tools, Biotechnology.

ii


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Nama Sekolah, Jumlah Guru Biologi……………………………….. 20
Tabel 3.2. Kategori Kesulitan Belajar Siswa…………………………………… 22
Tabel 3.3. Kategori Kesulitan Mengajar…………………………………………26
Tabel4.1. Kesulitan Guru Pada Aspek Menyusun
Rencana Pembelajaran.…………...……………………………..……27
Tabel 4.2. Kesuliatan Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran ………… ……28
Tabel 4.3. Kesulitan Guru Dalam Menyusun Evaluasi Pembelajaran ..…………29
Tabel 4.4. Tingkat Kesulitan Guru Pada Pembelajaran Materi Bioteknologi……30
Tabel 4.5. Kesulitan Guru Pada Aspek Menyusun Rencana Pembelajaran..….…32
Tabel 4.6. Kesuliatan Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran..........…………33
Tabel 4.7. Kesulitan Guru Dalam Menyusun Evaluasi Pembelajaran……………34

Tabel 4.8. Tingkat Kesulitan Guru Yang Sudah Sertifikasi
Pada Pembelajaran Materi Bioteknologi..…………………...…….…35
Tabel 4.9. Kesulitan Guru Yang Belum Sertifikasi Pada
Aspek Menyusun Rencana Pembelajar………………...……........…36
Tabel 4.10. Kesuliatan Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran .......................37

Tabel 4.11. Kesulitan Guru Dalam Menyusun Evaluasi Pembelajaran ……..…..38
Tabel 4.12. Tingkat Kesulitan Guru Yang Belum Sertifikasi
Pada Pembelajaran Materi Bioteknologi…………………...………..39
Tabel 4.13. Kesulitan Guru Pada Aspek Menyusun Rencana Pembelajaran ….…41
Tabel 4.14. Kesuliatan Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran …..…………...42
Tabel 4.15. Kesulitan Guru Dalam Menyusun Evaluasi Pembelajaran..……….…43
Tabel 4.16. Tingkat Kesulitan Guru Yang Mengajar di Sekolah

Negeri Pada Pembelajaran Materi Bioteknologi…………………….44
Tabel 4.17. Kesulitan Guru Pada Aspek Menyusun Rencana Pembelajaran .……46
Tabel 4.18. Kesuliatan Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran ……………….47
Tabel 4.19. Kesulitan Guru Dalam Menyusun Evaluasi Pembelajaran ……..……48
Tabel 4.20. Tingkat Kesulitan Guru Yang Mengajar di Sekolah Swasta

Pada Materi Bioteknologi Pembelajaran ………………..…..………49

v

Tabel 4.21. Jawaban Responden Tentang Kesulitan Guru


Dalam Mengajarkan

Materi Bioteknologi …………………….…50

v

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Bioteknologi

merupakan cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan

prinsip-prinsip ilmiah yang menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan
produk dan jasa guna kepentingan manusia (Putra, 2009). Polkinghorne dalam
(Tood & Murphy (2003) menyatakan bahwa Bioteknologi merupakan salah satu
disiplin ilmu yang relatif sulit tetapi juga merupakan ilmu yang berkembang

sangat kompleks dan menimbulkan perdebatan di berbagai area seperti etika,
politik dan moral. Bioteknologi

dikenal sebagai ilmu yang bersifat

multidisipliner dan aplikatif sehingga membutuhkan penguasaan konsep-konsep
dasar yang cukup, dan perkembangannya sangat pesat karena manfaat
Bioteknologi

bersentuhan langsung dengan peningkatan taraf hidup manusia

(Purwianingsih, 2009).
Penggunaan Bioteknologi

sebagai ilmu maupun sebagai alat yang

bertanggungjawab dalam meningkatkan kemajuan secara cepat dalam berbagai
bidang kehidupan. Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi menjadikan
Bioteknologi menjadi salah satu bidang ilmu dalam biologi yang harus dikuasai
bangsa Indonesia, termasuk para siswa SMA. Hal tersebut dikarenakan selain

banyak terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari, juga dapat dikaitkan
dengan aspek ‘life skill’. Untuk memberikan penguasaan dan kebermaknaan yang
baik tentang Bioteknologi

kepada siswa, guru dituntut mampu melakukan

pembelajaran yang benar dan sesuai agar dicapai pemahaman yang baik pada

2

siswanya. Menurut Hagerdon (dalam Sohan et al., 2003) siswa-siswa sekolah saat
ini perlu memiliki pemahaman yang baik terhadap resiko dan keuntungan dari
Bioteknologi untuk dapat memutuskan secara cerdas penggunaan pengetahuan
tersebut secara benar.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara
peningkatan penguasaan dan sikap serta persepsi positif siswa terhadap
Bioteknologi

(Sohan, 2003; Dawson & Schibeci, 2003;


Bal, et al., 2007).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa apabila seorang siswa telah menguasai
dengan benar dan mampu memutuskan secara kritis tentang Bioteknologi , maka
mereka akan dapat bersikap secara benar terhadap Bioteknologi . Oleh karenanya,
Kesulitan memahami konsep Bioteknologi haruslah menjadi bagian dari unsur
yang harus dibekalkan pada siswa. Dawson & Schibeci (2003) menyatakan bahwa
dari sejumlah siswa yang diteliti di Australia, sepertiganya mempunyai
pemahaman yang rendah atau tidak memahami sama sekali tentang Bioteknologi
dan sepertiga lagi tidak dapat memberikan satu contoh pun tentang hasil
Bioteknologi

secara benar. Penguasaan yang rendah dari siswa maupun

masyarakat umum terhadap ilmu tersebut, sangat mungkin disebabkan karena
kurangnya Kesulitan guru dalam membelajarkan Bioteknologi di sekolah,
sehingga diperlukan penyiapan guru yang lebih matang di bidang ini.
Agar siswa memahami konsep materi yang diajarkan, seorang guru
haruslah mempunyai pengetahuan tentang bagaimana mengajarkan suatu bahan
ajar kepada muridnya. Guru yang ingin mengajar sains secara efektif harus lebih

dari sekedar mengetahui tentang isi (konten) yang akan diajarkan dan beberapa
cara pengajarannya. Guru tersebut juga harus paham dan mampu dalam

3

mengintegrasikan pengetahuan konten ke dalam pengetahuan tentang kurikulum,
pembelajaran, mengajar dan siswa. Pengetahuan-pengetahuan tersebut akhirnya
dapat menuntun guru untuk merangkai situasi pembelajaran sesuai kebutuhan
individual dan kelompok siswa. Pengetahuan seperti ini dinyatakan sebagai
pengetahuan konten pedagogik/ pedagogical content knowledge (PCK).
(NSES,1996). Guru sebagai salah satu unsur paling penting yang harus
bertanggung jawab membelajarkan materi Bioteknologi dengan baik dan benar,
perlu dibekali dengan penguasaan konsep-konsep dasar yang kuat (konten)
sekaligus Kesulitan untuk membelajarkan konsep-konsep (paedagogi) tersebut
dengan baik dan benar. Hal tersebut berarti calon guru harus mempunyai
Kesulitan PCK (Pedagogical Content Knowledge) Bioteknologi yang memadai.
Dalam

hal


penguasaan

konsep-konsep

dasar

yang

menunjang

pembelajaran Bioteknologi, para guru masih banyak mengalami kesulitan dalam
penguasaan dan penyampaian materi, khususnya materi dasar mengenai
Bioteknologi. Materi yang diajarkan tersebut berupa Bioteknologi konvensional
dan

Bioteknologi

modern.

Dalam


pembelajaran

materi

Bioteknologi

konvensional seperti pembuatan tempe dan tahu, guru masih mengalami kesulitan
jika harus melakukan praktik langsung di lapangan. Namun, yang sering terjadi
pembelajaran dilakukan dengan ceramah atau hanya penyampaian konsep.
Padahal dalam pembelajaran Bioteknologi tidak hanya melalui konsep tetapi juga
aplikasi (Rustaman, 2007).
Materi Bioteknologi modern khususnya pada kultur jaringan kebanyakan
bersifat abstrak sehingga menyebabkan siswa mengalami kesulitan untuk
memahami materi dan sulit untuk mempelajarinya lebih dalam sehingga tujuan

4

pembelajaran Bioteknologi tidak tercapai secara optimal. Terlebih adanya
keterbatasan waktu pada proses pembelajaran dan media pembelajaran yang
tersedia (enam jam pelajaran) menyebabkan pengetahuan siswa tentang
Bioteknologi kurang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penguasaan guru terhadap
materi Bioteknologi

tentang suatu konsep dan cara penyampaiannya dalam

pembelajaran Bioteknologi

di sekolah sangat berpengaruh terhadap tingkat

pemahaman siswa.
Selama ini kebanyakan guru membelajarkan topik Bioteknologi hanya
dengan metoda ceramah atau penugasan membaca dan merangkum suatu bahan
bacaan terkait dengan materi tersebut (Rustaman, 2007). Penelitian terakhir
menunjukan bahwa guru-guru sains mengenali adanya kebutuhan untuk
mengajarkan Bioteknologi , tetapi masih sedikit yang terlaksana. Faktor-faktor
yang membatasi pengajaran Bioteknologi meliputi : kurangnya keahlian guru
dalam konten bidang ini, kurangnya pengalaman dalam kecocokan aktivitas
mengajar; kurangnya sarana prasarana dan materi kurikulum dan kurangnya
waktu mengajar (Dawson & Schibeci, 2003). Hasil penelitian menunjukkan secara
umum guru belum memahami secara mendalam dasar-dasar pengetahuan yang
dibutuhkan untuk menjelaskan materi Bioteknologi sekaligus menemukan cara
pembelajaran yang tepat, kesulitan memperoleh sumber bahan ajar, aplikasi
rencana pembelajaran yang tidak tepat (Purwaningsih, 2009).
Analisis kesulitan pembelajaran

Bioteknologi dimaksudkan untuk

mengidentifikasi masalah masalah yang dihadapi guru di lapangan dalam
melakukan pembelajaran Bioteknologi dan solusi untuk mengatasinya, karena
Bioteknologi merupakan konsep abstrak, sulit, penting, dan aplikasinya terkait

5

erat denga kehidupan sehari-hari. Dilakukan analisis kebutuhan yang diperlukan
untuk membekali guru dalam Kesulitan pedagogik adalah guru bidang studi
biologi yang ada di SMA Se- Kabupaten Langkat yang mengajar di kelas XII
yang telah mengikuti program Pendidikan dan Latihan Pendidikan Guru (PLPG)
dengan materi Bioteknologi sebagai responden. Penelitian ini menarik untuk
dilakukan karena dapat mengetahui kesulitan guru dalam penguasaan materi
Bioteknologi .

1.2. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan
beberapa masalah yang diperoleh, yaitu sebagai berikut:
1. Pemahaman siswa yang rendah atau tidak memahami sama sekali tentang
Bioteknologi .
2. Keahlian guru dalam mengajar Bioteknologi belum memadai
3. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana sekolah dalam mempelajari
Bioteknologi .
4. Keterbatasan waktu pada proses pembelajaran Bioteknologi
5. Media pembelajaran yang tersedia menyebabkan pengetahuan siswa tentang
Bioteknologi kurang.
6. Kurangnya pemahaman guru dalam menguasai perangkat pembelajaran
Bioteknologi.

6

1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan dan agar masalah
yang diteliti lebih jelas dan terarah maka pembatasan masalah penelitian ini
dibatasi pada kesulitan penguasaan materi Bioteknologi pada guru Biologi yang
diukur

dari

aspek

pemahaman

materi,

penyusunan

RPP,

pelaksanaan

pembelajaran, pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Kesulitan guru tersebut diukur
menggunakan lembar observasi dan angket skala likert.

1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini yaitu:
1.

Bagaimana tingkat kesulitan guru biologi dalam menguasai perangkat
pembelajaran bioteknologi Bioteknologi di SMA Se- Kabupaten Langkat?

2.

Bagaimana tingkat kesulitan guru biologi yang sudah sertifikasi dalam
menguasai perangkat pembelajaran bioteknologi Bioteknologi di SMA SeKabupaten Langkat?

3.

Bagaimana tingkat kesulitan guru biologi yang belum sertifikasi dalam
menguasai perangkat pembelajaran bioteknologi Bioteknologi di SMA SeKabupaten Langkat?

4.

Bagaimana tingkat kesulitan guru biologi yang mengajar di sekolah negeri
dalam menguasai perangkat pembelajaran bioteknologi Bioteknologi di SMA
Se- Kabupaten Langkat?

5.

Bagaimana tingkat kesulitan guru biologi yang mengajar di sekolah swasta
dalam menguasai perangkat pembelajaran bioteknologi Bioteknologi di SMA
Se- Kabupaten Langkat?

7

1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui tingkat kesulitan guru biologi dalam menguasai perangkat
pembelajaran bioteknologi Bioteknologi di SMA Se- Kabupaten Langkat.
2. Untuk mengetahui tingkat kesulitan guru biologi yang sudah sertifikasi dalam
menguasai perangkat pembelajaran bioteknologi Bioteknologi di SMA SeKabupaten Langkat.
3. Untuk mengetahui tingkat kesulitan guru biologi yang belum sertifikasi dalam
menguasai perangkat pembelajaran bioteknologi Bioteknologi di SMA SeKabupaten Langkat.
4. Untuk mengetahui tingkat kesulitan guru biologi yang mengajar di sekolah
negeri dalam menguasai perangkat pembelajaran bioteknologi Bioteknologi di
SMA Se- Kabupaten Langkat.
5. Untuk mengetahui tingkat kesulitan guru biologi yang mengajar di sekolah
swasta dalam menguasai perangkat pembelajaran bioteknologi Bioteknologi di
SMA Se- Kabupaten Langkat
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
secara teoritis dan praktis. Manfaat teortis penelitian ini antara lain adalah :
(1) Dengan teranalisinya tingkat kesulitan guru biologi dalam proses
pembelajaran, yaitu guru kurang menggunakan variasi metode mengajar, kurang
menggunakan media pmbelajaran, dikarenakan kurangnya sarana dan prasarana
dari sekolah maka akan dapat digunakana sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan

8

proses pembelajaran biologi priode berikutnya, baik untuk perencanaan dan
pengembangan kurikulum oleh Depdiknas, dan (2) Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan pemikiran yang positif bagi pendidikan serta
memberikan manfaat sebagai salah satu bagian dalam usaha peningkatan proses
pembelajaran.
Manfaat penelitian secara praktis: (1) Dapat memberikan input bagi
sekolah terhadap tingkat kesulitan guru biologi dalam pelaksanaan pembelajaran
biologi di SMA Se –Kabupaten Langkat; (2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran yang positif bagi pendidikan serta
memberikan manfaat sebagai salah satu bagian dalam usaha peningkatan proses
pembelajaran; (3) Bagi pengambil keputusan dan penentu kebijakan di sekolah
(Kepala Sekolah /Pemerintah) dapat menjadi masukan dalam pengadaan sarana
dan prasarana serta pengembangan wawasan pendidikan; dan (4) Peningkatan
kompentensi guru dalam upaya menciptakan pembelajaran yang efektif dan
efesien.

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmatNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Analisis Kesulitan Penguasaan
Perangkat Pembelajaran Bioteknologi Pada Guru Biologi Sma Se-Kabupaten
Langkat” yang disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan Biologi Program Pascarajana Universitas Negeri Medan, serta
shalawat dan salam kepada kepada Rasulullah SAW, semoga kita mendapatkan
Syafaatnya di Yaumil Akhir kelak. Amiinn ya Rabbal’alamin. Seiring dengan
terselesaikannya tesis ini, dengan segenap kerendahan hati penulis ingin
menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Ibunda Syarifah Zuraida dan Ayahanda Drs. H.
Suryadi Ramlan, atas cinta, kasih, doa, dukungan dan perjuangan yang tak
terhingga. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka berlipatlipat.
2. Abang, kakak tercinta yang telah memberikan semangat dan dukungan selama
ini.
3. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si, Dosen Pembimbing I dan Bapak Prof. Dr.
Herbert Sipahutar, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing II dan Ketua Prodi
Pendidikan Biologi Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, yang telah membimbing
penulis dan membekali ilmu arahan, bimbingan, dan motivasi sejak awal sampai
akhir penulisan.

4. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Bapak Dr. H. Syahmi Edi, M.Si dan
Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, yang telah banyak mengkritisi, membimbing dan
mengarahkan penulis.

5. Teman sejawat angkatan XXI kelas A Program Studi Pendidikan Biologi
Pascasarjana Unimed angkatan 2012. Terimakasih atas waktu, doa dan dukungan
kalian.

iii

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini memiliki kekurangan oleh sebab
itu penulis mengharapkan masukan dan saran guna menyempurnakan penulisan ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga tesis ini bermanfaat bagi
orang lain yang membacanya terutama bagi mahasiswa Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan. Billahi taufiq walhidayah.

Medan,

Maret 2015

Firdaus Fahdi

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Tingkat Kesulitan Penguasaan Perangkat Pembelajaran
Bioteknologi Pada Guru Biologi ………………………...……….. 31
Gambar 4.2. Tingkat Kesulitan Penguasaan Perangkat Pembelajaran
Bioteknologi Pada Guru Biologi Yang Sudah Sertifikasi Dan
Guru Yang Belum Sertifikasi ………………………...………….. 35
Gambar 4.3. Grafik Tingkat Kesulitan Penguasaan Perangkat
Pembelajaran Bioteknologi Pada Guru Biologi Yang Sudah
Sertifikasi ………………………...……………………...……….. 40
Gambar 4.4. Grafik Tingkat Kesulitan Penguasaan Perangkat
Pembelajaran Bioteknologi Pada Guru Biologi Yang
Belum Sertifikasi ………………………......................………….. 45
Gambar 4.5. Tingkat Kesulitan Penguasaan Perangkat Pembelajaran
Bioteknologi Pada Guru Biologi Sekolah Negeri dan
Sekolah Swasta ………………………...……..………...……….. 49

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Angket/Kuesioner…. ………………………....……….. 66
Lampiran 2. Instrumen Wawancara……..…. ………………………....……….. 69
Lampiran 3. Instrumen Observasi………..…. ………………………...……….. 71
Lampiran 4. Rekapitulasi Jawaban Responden Pada Angket
Penelitian…. ………………………...…...................................….. 72
Lampiran 5. Rekapitulasi Jawaban Responden Yang Mengajar Di
Sekolah Negeri …. ……………………………………....……….. 73
Lampiran 6. Rekapitulasi Jawaban Responden Yang Mengajar Di
Sekolah Swasta…. ………………………....………………….….. 74
Lampiran 7. Rekapitulasi Jawaban Responden Yang Sudah
Sertifikasi…. ………………………....…………………….…….. 75
Lampiran 8. Rekapitulasi Jawaban Responden Yang Belum
Sertifikasi…. ………………………....…………...………….….. 76
Lampiran 9. Kesulitan Guru Pada Aspek Menyusun Rencana
Pembelajaran …………….…………..……….………………….. 77
Lampiran 10. Kesuliatan Guru Dalam Melaksanakan
Pembelajaran …. ……..…....…………...…………………..….. 80
Lampiran 11. Kesulitan Guru Dalam Menyusun
Evaluasi Pembelajaran ………..…..……….…………….…….... 83
Lampiran 12. Kesulitan Guru Pada Aspek Menyusun Rencana
Pembelajaran …………….…………..……….………………......86
Lampiran 13. Kesuliatan Guru Dalam Melaksanakan
Pembelajaran......................................................……….……... 89
Lampiran 14. Kesulitan Guru Dalam Menyusun Evaluasi
Pembelajaran…………………………………………………… ..92
Lampiran 15. Kesulitan Guru Pada Aspek
Menyusun Rencana Pembelajaran.............................….…….. 95

vi

Lampiran 16. Kesuliatan Guru Dalam Melaksanakan
Pembelajaran …………………………………………...……….98
Lampiran 17. Kesulitan Guru Dalam Menyusun Evaluasi
Pembelajaran ……………………………………………………101
Lampiran 18. Kesulitan Guru Pada Aspek Menyusun
Rencana Pembelajaran ………………….……………...……….104
Lampiran 25. Dokumentasi Penelitian…... ……………………………………107

vi

DAFTAR ISI

Abstrak ....................................................................................................................i
Kata pengantar ....................................................................................................iii
Daftar Isi ............................................................................................................... iv
Daftar Tabel........................................................................................................... v
Daftar Gambar ..................................................................................................... vi
Daftar Lampiran ................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
1.2. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 5
1.3. Batasan Masalah............................................................................................. 6
1.4. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
1.5. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
1.6. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori ................................................................................................... 9
2.1.1. Pengertian Bioteknologi ...................................................................... 9
2.1.2. Peranan Bioteknologi dalam Menentukan Kompetensi
Kelulusan Bioteknologi……………………………………...... ...….10
2.1.3. Ilmu yang Terkait dengan Bioteknologi ............................................ 11
2.1.3.1. Mikrobiologi .......................................................................... 11
2.1.3.2. Biologi Sel ............................................................................ 12
2.1.3.3. Bioteknologi ......................................................................... 12
2.1.3.4. Biokimia………………………………………………….….12
2.1.4. Pengertian Guru dan Peranannya dalam Pendidikan ……………...…13
2.1.5. Kompetensi Pedagogik Guru……………………..……………….….15
2.1.6. Kesulitan-kesulitan Guru dalam Proses Pembelajaran Bioteknologi…17
2.1.7. Penelitian yang Relevan…………………………….………………...17
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ .......20
3.2. Populasi dan Sampel ....................................................................... .............20
3.3. Rancangan Penelitian ....................................................................................21
3.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................ …....21
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….….21
3.5. Prosedur Penelitian...................................................................................... ..23
3.6. Teknik Analisis Data ……………………………………..……………….24

iv

BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Hasil Penelitian .............................................................................................. 27
4.2. Pembahasan………...……………………………………..…………...…….54
BAB V Simpulan, Implikasi Dan Saran
5.1. Simpulan ...................................................................................................... ..61
5.2. Implikasi….………...……………………………………..…………...…….61
5.3. Saran…..….………...……………………………………..…………...…….62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ .63

iv

63

DAFTAR PUSTAKA

Adisendjadja. Y.H. (2008). Analisis Buku Ajar Sains Berdasarkan Literasi Ilmiah
Sebagai Dasar untuk Memilih Buku Ajar Sains (Biologi). Bandung: Pend.
Biologi FMIPA UPI.
Ali, H.M. (1992). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung; Angkasa.
BNSP. 2006. Standar Kompetensi Kelulusan. Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan.
Asmani, J, M. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional.
Yogyakarta : Penerbit Power Books.
Bal, S., Samanci, N.K., & Bozkurt, O. (2007). “University Student Knowledge
and Attitude about Genetic Engineering”. Eurasia Journal of
Mathematics, Science & Technology Education. 3 (2). 119-126.
Cochran, K.F., DeRuiter, J.A. & King, R.A. (1993). “Pedagogical content
knowing: An integrative model for teacher preparation”. Journal of
Teacher Education, 44 : 263-272.
Dahar, R.W & N. Siregar (2000). “Pedagogi Materi Subyek: Meletakkan Dasar
Keilmuan dari PBM”. Makalah pada Seminar Staf Dosen FPMIPA dalam
Rangka Mensosialisasikan Pedagogi Materi Subyek. UPI, Bandung.
Darwis, M. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan Bagi
Guru Biologi Bersertifikasi, Jurnal Pendidikan Biologi, 1: 23-32.
Dawson, V. & Scibeci, R. (2003). “Western Australian High School Students
Attitudes towards Biotecnology Processes”. Journal of Biological
Education, 38 : 1-6.
Diefus-Dux, H.A., Dyehouse, M., Bennett, D., & Imbrie, P.K. (2007).
“Nanotechnology Awareness of First-Year Food and Agriculture Student
following a Brief Exposure”. Journal of Natural Resources & Life
Sciences Education. 36. 58-65.
Djamarah dan Zain. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta
.
E.Mulyasa. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Fachrudin. 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta: Gaung Persada
Hamka Lodang, Andi Asmawati Azis, Muhiddin Palennari, dan Rachmayani
Ardiansyah. (2013). Analisis Kompetensi Profesional Guru Biologi Sekolah

64

Menengah Atas Negeri di Kota Makassar. Jurnal Bionature, Volume 14,
Nomor 1: 25-32.
Henderson, J. & Knutton, S. (1990). Biotechnology in School, A Hand Book for
Teachers. Buckingham. St. Edmundsbury Press Ltd.
Karsidi, (2005). Profesionalisme Guru dan Peningkatan Mutu Pendidikan di Era
Otonomi Daerah. Makalah Seminar Nasional. Solo.
Kusnandar. 2008 . Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Lestari S. (2010). Pengaruh sertifikasi Guru Terhadap Kinerja Guru MTS .
Skripsi. UINSK Jakarta.
Miarso, Yusufhadi. (2008). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Cetakan
Ketiga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mustofa. 2010. Model Pendidikan Dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).
Bandung: Penerbit Alfabeta
Muwarti,H. (2013). Pengaruh Sertifikasi Profesi Guru terhadap MotivasiKerja dan
Kinerja Guru di SMK Negeri Se-surakarta. Jurnal Pendidikan Volume
1.1: hal 1-10.
Muyasa. (2004). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta, PT Bumi Aksara.
Nasir, M, Samingan, dan Abdullah. (2013) Studi Komparatif Kinerja Guru
Biologi yang Belum Sertifikasi dengan Guru Biologi yang Sudah
Sertifikasi pada SMA Negeri Rayon 01 Kabupaten Pidie. Jurnal Biologi
Edukasi ,Vol 5, No 2
National Science Education Standard (NSES) (1996). Washington DC:National
Academy Press.
(OECD) Organization for Economic Cooperation and Development. 1982.
Eutrophication of Waters. OECD Publication Office. Paris
Primrose, S.B. (1987). Modern Biotechnology. Oxford: Blackwell Scientific
Publications.
Purwaningsih, W., Nuryani., Rustaman., Redjeki, S. (2009). Identifikasi Kesulitan
Pembelajaran Bioteknologi pada Guru SLTA. Jawa Barat: Pend. Biologi
FMIPA UPI.

65

Putra, (2003). Bioteknologi untuk Kejayaan Perikanan Indonesia. Jakarta: PT.
AgroMedia Pustaka.
Purwo, B. K. (2009). Menjadi Guru Pembelajar. Jurnal Pendidikan Penabur 8
(13):64-70.
Rothaar, R., Pittendirgh B.R., & Orvis K.S. (2006). “The Lego Analogy Model
for Teaching Gene Sequencing and Biotechnology”. Jurnal Biological
Education. 40 (4). 25-30. 13
Rustaman, N. (2007). “ Kesulitan Dasar Bekerja Ilmiah dalam Pendidikan Sains
dan Assesmennya”. Makalah pada The 1st International Seminar on
Science Education. UPI Bandung.
Santyasa, I Wayan. (2007). Landasan Konseptual Pembelajaran. Disajikan dalam
Worshop Media Pembelajaran Bagi Guru-Guru SMA Negeri Banjar Angkan.
April 2007.

Saragih. (2008). “Kompetensi Minimal Seorang Guru Dalam Mengajar”. Jurnal
Tabularasa PPS Unimed (5) : 1.
Selvi. (2010). “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap. Kondisi
Kesehatan Keuangan Perusahaan” Skripsi. Program Sarjana
Sohan, D.E., Waliczeck, T.M., & Briers, G.E. (2003). “Knowledge, Attitudes and
Perception
Regarding Biotechnology among College Students”.
J.Nat.Resour.Life.Sci.Educ. 31 (5). 5-11.
Sudjarwo, S., editor. (1989). Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar.
Jakarta: Mediatamaja Sarana Prakarsa
Suprayitno. (2013). Pengaruh Sertifikasi terhadap Kinerja Guru dengan Supervisi
Akademik dan Internal Locus of Control. Jurnal ekonomi. volume 13: 1-7
Tood, A. & Murphy, D.J. (2003) “Evaluating University Masterclasses and
School Visits as Mechanisms for Enhanching Teaching and Learning
Experiences for Undergraduate and school Pupils. A Pilot Study Involving
Biotechnology student”. Bioscience Education e Journal. 1-10
Uno, Hamzah B. (2011). Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Yasin, Sanjaya. (2012). Pengertian Minat Menurut Para Ahli Artikel Definisi
Minat, Faktor, Macam Fungsi, Peukuran, Proses. [Online]. Tersedia:
http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-minat-menurut-paraahli.html (2Apri 2013).