The exposure of tv commercials and audience behavior (tv commercial of instant noodles product cases in two urban and semi urban community in bogor)

(1)

KETERDEDAHAN IKLAN DI TELEVISI DAN

PERILAKU KHALAYAK

(

Kasus Iklan Produk Mie Instant di Televisi pada Dua Komunitas

Urban dan Semi Urban di Kota Bogo r)

DINI ASMIRA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2006


(2)

©

Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2006

Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, fotocopi, mikrofilm, dan sebagainya.


(3)

ABSTRAK

DINI ASMIRA. 2006. Keterdedahan Iklan di Televisi dan Perilaku Khalayak (Kasus Iklan Produk Mie Insta nt di Televisi pada Dua Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor dibimbing oleh SUMARDJO dan SUTISNA RIYANTO SUBARNA

Berkembangnya stasiun televisi swasta ternyata diikuti meningkatnya porsi belanja iklan di televisi. Tujuan penelitian ini adalah menjawab permasalahan; (1) Seberapa tingkat keterdedahan khalayak terhadap iklan mie instant yang ditayangkan di televisi (2) Faktor -faktor manakah yang berhubungan dengan keterdedahan terhadap iklan mie instant yang ditayangkan di televisi (3) Seberapa jauh terdapat keeratan hubungan keterdedahan iklan mie instant yang ditayangkan di televisi dengan persepsi khalayak tentang iklan mie instant (4) Seberapa jauh terdapat keeratan hubungan persepsi dengan perilaku khalayak iklan mie instant yang ditayangkan di televisi. Penelitian ini dirancang menggunakan metode penelitian survey. Jumlah responden adalah 108 khalayak iklan mie instant yang ditayangkan di televisi yang diambil secara cluster random sampling. Data dianalisa dengan menggunakan Rank Spearman dan deskripsi kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat keterdedahan khalayak terhadap iklan mie instant yang ditayangkan di televisi rendah dilihat dari frekuensi dan lama keterdedahan; (2) Faktor-faktor yang berhubungan secara nyata negatif dengan keterdedahan iklan mie instant yang ditayangkan di televisi adalah tingkat pendidikan, jumlah pendapatan dan tempat menonton televisi, sedangkan yang berhubungan nyata positif adalah ketersediaaan waktu, jumlah stasiun televisi, frekuensi menonton televisi; (3) Frekuensi keterdedahan berhubungan nyata positif dengan kemudahan memahami iklan; (4) Terdapat hubungan nyata positif antara persepsi dengan sikap positif dan fre kuensi pembelian mie instant.


(4)

(TV Commercial Of Instant Noodles Product Cases In Two Urban and Semi Urban Community in Bogor) under the direction of SUMARDJO and SUTISNA RIYANTO SUBARNA

The growth of private TV stations is followed by increasing a number of purchasing TV commercials. The aim of this research are (1) Knowing the level of audience exposure to TV commercials of instant noodle products; (2) Knowing some factors which correlate to exposure TV commercials of instant noodle products; (3) Determining the correlation between exposure to TV commercials of instant noodle products and audience perception, and (4) Determining the correlation between audience perception and consumer behavior about TV commercial of instant noodles products. This research is done using survey research method. The number of the respondent is 108 audience who were exposed by TV commercials of instant noodle products which were taken by cluster sampling method. The data is analyzed using rank spearman and qualitative description. The result of this research are: (1) The level of audience exposure to TV commercials of instant noodle products is low based on frequency and the length of exposure; (2) The factors whose negative significant correlation to the exposure of TV commercials of instant noodle products namely the level of education, the amount of income and the place for watching TV, whereas the factors whose positive significant correlation is time providing, the numbers of TV stations, frequency of watching TV; (3) The frequency of exposure has positive significant correlation to the ease in understanding TV commercials; (4) There is positive significant correlation between perception and positive attitude and the frequency of purchase.


(5)

KETERDEDAHAN IKLAN DI TELEVISI

DAN PERILAKU KHALAYAK

(Kasus Iklan Produk Mie Instant di Televisi pada Dua Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor)

DINI ASMIRA

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada Program Studi Komunikasi

Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2006


(6)

Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor)

Nama : Dini Asmira

NIM : P054040171

Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sumardjo. MS Ketua

Ir. Sutisna Riyanto Subarna, MS Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi

Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Dr. Ir. Sumardjo. MS

Tanggal Ujian: 19 Juni 2006

Dekan Sekolah Pascasarjana,

Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro. MS


(7)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterdedahan Iklan di Televisi dan Perilaku Khalayak (Kasus Iklan Produk Mie Instant di Televisi pada Dua Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor ) adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juli 2006


(8)

Penulis dilahirkan di Pariaman pada tanggal 29 Maret 1982. Merupakan anak ke pertama dari dua bersaudara oleh pasangan suami istri Burhanuddin dan Mirhamah.

Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh di SD Negeri No 23 Maransi Padang Pariaman Sumatera Barat dan tamat tahun 1993, Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di tempuh di SMP 3 Nan Sabaris Padang Pariaman Sumatera Barat dan tamat tahun 1996, selanjutnya Pendidikan Sekolah Menengah Atas di tempuh di SMA 1 Nan Sabaris Padang Pariaman Sumatera Barat dan tamat tahun 1999. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu dan tamat tahun 2003. Pada tahun 2004 penulis melanju tkan pendidikan pada program Magister Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan Institut Pertanian Bogor.

Selama menjadi mahasiswa Pascasarjana di IPB, penulis aktif sebagai Wakil I Sekretaris Umum Forum Mahasiswa Pascasarjana (WACANA) IPB tahun 2006-2007. Pengalaman bekerja tahun 2005 menjadi asisten dosen mata kuliah opini publik pada Fakultas Komunikasi Universitas Prof Dr. Hamka Jakarta. Tahun 2005 - sekarang menjadi tenaga riset pada perusahaan konsultan management dan engineering PT Maxitech Utama Indonesia dan PT HLC Konsultan Jakarta.


(9)

PRAKATA

Subhanallah Walhamdulillah Walaailaahaillallaha Wallahu Akbar, atas kekuatan serta rahmat dan hidayah yang diberikan Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan magister di Institut Pertanian Bogor dengan tesis yang berjudul ”Keterdedahan Iklan di Televisi dan Perilaku Khalayak (Kasus Iklan Produk Mie Instant di Televisi pada Dua Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor)”.

Karya ini merupakan hasil bantuan dan doa dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih dan penghargaa n yang tak terhingga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Sumardjo, MS selaku ketua komisi pembimbing atas pengarahan, bimbingan dan dorongan yang tiada henti, sehingga penulis terpacu untuk menyelesaika n studi., Bapak Ir. Sutisna Riyanto,MS selaku anggota komisi pembimbing, yang telah menyempatkan waktu di sela -sela kesibukan, perhatian, dedikasi, motivasi dan kesabaran untuk membimbing penulis dan memberikan saran sejak persiapan penelitian hingga tesis ini selesai. Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, serta seluruh staf pengajar yang telah membekali ilmu kepada penulis. Terima kasih kepada Bapak Ir. Hadiyanto MS selaku dosen penguji luar komisi. Staf pegawai SPs IPB yang telah membantu kelancaran administrasi dengan sangat sabar. Ayahanda Burhanuddin dan Ibunda tercinta Mirhamah atas semua pengorbanan, curahan kasih sayang dan do’a sepanjang hidup menjadi semangat terbesar dalam menjalani hidup, semua kebahagiaan ini hanya pantas diberikan kepadamu. Adinda tersayang Delvi Suryani atas dukungan dan doa yang tiada henti. Rekan-rekan terbaik Kak Tata, Ayuk Icha , Mas Heru yang telah sangat baik berada di saat-saat sulit, Mama Farrah, Umi Yuni, Peggy, Pak Rangkuti, Pak Narso, Mince, Mbak Aan, Bu Afrina, Diah, Pak Mujianto, Melky, Abi Jufri, aa’ Deden, Irfan, Bu Adriana dan Nita atas kebersamaan dan kekeluargaan selama menempuh pendidikan. Teman-teman di Forum Mahasiswa Pascasarjana (WACANA) IPB Pak Ridwan, Pak Rahmat, Pak Akrab dan pengurus periode 2006-2007 Pak Nirwan, Hasbi, Fitri, Ipoell, Mbak Icha, Sukri, Badri, Solihin semoga kita tetap “dekat dan bersahabat”. Bapak I Gede S.AP, Ahyar, Fitri IPN atas motivasi dan dukungan moril yang begitu besar.

Terimakasih saya ucapkan kepada seluruh warga RW 12 Kelurahan Gunung Batu dan Desa Benteng RW 3 Bogor atas kerjasama yang baik selama penulis melaksanakan penelitian serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala dukungan baik moril maupun materil. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dari tesis ini yang memerlukan banyak perbaikan. Semoga tesis ini dapat bermanfaat. Amin.

Bogor, Juli 2006


(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 4

Tujuan Penelitian ... 6

Kegunaan Penelitian ... 6

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi Massa ... 7

Fungsi Komunikasi Massa ... 9

Televisi sebagai Media Komunikasi Massa ... 10

Iklan pada Televisi ... 12

Dampak Iklan terhadap Khalayak... 17

Persepsi Khalayak terhadap Iklan Televisi ... 18

Perilaku Khalayak Tayangan Iklan di Televisi ... 21

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran... 32

Hipotesis ... 35

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel ... 36

Desain Penelitian ... 36

Pengumpulan Data ... 37

Instrumentasi ... 37

Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 38

Analis is Data ... 39

Definisi Operasional ... 40

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Karakteristik Individu Khalayak pada Masyarakat Urban dan Semi Urban... 48


(11)

KETERDEDAHAN IKLAN DI TELEVISI DAN

PERILAKU KHALAYAK

(

Kasus Iklan Produk Mie Instant di Televisi pada Dua Komunitas

Urban dan Semi Urban di Kota Bogo r)

DINI ASMIRA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2006


(12)

©

Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2006

Hak cipta dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apa pun, baik cetak, fotocopi, mikrofilm, dan sebagainya.


(13)

ABSTRAK

DINI ASMIRA. 2006. Keterdedahan Iklan di Televisi dan Perilaku Khalayak (Kasus Iklan Produk Mie Insta nt di Televisi pada Dua Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor dibimbing oleh SUMARDJO dan SUTISNA RIYANTO SUBARNA

Berkembangnya stasiun televisi swasta ternyata diikuti meningkatnya porsi belanja iklan di televisi. Tujuan penelitian ini adalah menjawab permasalahan; (1) Seberapa tingkat keterdedahan khalayak terhadap iklan mie instant yang ditayangkan di televisi (2) Faktor -faktor manakah yang berhubungan dengan keterdedahan terhadap iklan mie instant yang ditayangkan di televisi (3) Seberapa jauh terdapat keeratan hubungan keterdedahan iklan mie instant yang ditayangkan di televisi dengan persepsi khalayak tentang iklan mie instant (4) Seberapa jauh terdapat keeratan hubungan persepsi dengan perilaku khalayak iklan mie instant yang ditayangkan di televisi. Penelitian ini dirancang menggunakan metode penelitian survey. Jumlah responden adalah 108 khalayak iklan mie instant yang ditayangkan di televisi yang diambil secara cluster random sampling. Data dianalisa dengan menggunakan Rank Spearman dan deskripsi kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat keterdedahan khalayak terhadap iklan mie instant yang ditayangkan di televisi rendah dilihat dari frekuensi dan lama keterdedahan; (2) Faktor-faktor yang berhubungan secara nyata negatif dengan keterdedahan iklan mie instant yang ditayangkan di televisi adalah tingkat pendidikan, jumlah pendapatan dan tempat menonton televisi, sedangkan yang berhubungan nyata positif adalah ketersediaaan waktu, jumlah stasiun televisi, frekuensi menonton televisi; (3) Frekuensi keterdedahan berhubungan nyata positif dengan kemudahan memahami iklan; (4) Terdapat hubungan nyata positif antara persepsi dengan sikap positif dan fre kuensi pembelian mie instant.


(14)

(TV Commercial Of Instant Noodles Product Cases In Two Urban and Semi Urban Community in Bogor) under the direction of SUMARDJO and SUTISNA RIYANTO SUBARNA

The growth of private TV stations is followed by increasing a number of purchasing TV commercials. The aim of this research are (1) Knowing the level of audience exposure to TV commercials of instant noodle products; (2) Knowing some factors which correlate to exposure TV commercials of instant noodle products; (3) Determining the correlation between exposure to TV commercials of instant noodle products and audience perception, and (4) Determining the correlation between audience perception and consumer behavior about TV commercial of instant noodles products. This research is done using survey research method. The number of the respondent is 108 audience who were exposed by TV commercials of instant noodle products which were taken by cluster sampling method. The data is analyzed using rank spearman and qualitative description. The result of this research are: (1) The level of audience exposure to TV commercials of instant noodle products is low based on frequency and the length of exposure; (2) The factors whose negative significant correlation to the exposure of TV commercials of instant noodle products namely the level of education, the amount of income and the place for watching TV, whereas the factors whose positive significant correlation is time providing, the numbers of TV stations, frequency of watching TV; (3) The frequency of exposure has positive significant correlation to the ease in understanding TV commercials; (4) There is positive significant correlation between perception and positive attitude and the frequency of purchase.


(15)

KETERDEDAHAN IKLAN DI TELEVISI

DAN PERILAKU KHALAYAK

(Kasus Iklan Produk Mie Instant di Televisi pada Dua Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor)

DINI ASMIRA

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada Program Studi Komunikasi

Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2006


(16)

Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor)

Nama : Dini Asmira

NIM : P054040171

Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Sumardjo. MS Ketua

Ir. Sutisna Riyanto Subarna, MS Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi

Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Dr. Ir. Sumardjo. MS

Tanggal Ujian: 19 Juni 2006

Dekan Sekolah Pascasarjana,

Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro. MS


(17)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterdedahan Iklan di Televisi dan Perilaku Khalayak (Kasus Iklan Produk Mie Instant di Televisi pada Dua Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor ) adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juli 2006


(18)

Penulis dilahirkan di Pariaman pada tanggal 29 Maret 1982. Merupakan anak ke pertama dari dua bersaudara oleh pasangan suami istri Burhanuddin dan Mirhamah.

Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh di SD Negeri No 23 Maransi Padang Pariaman Sumatera Barat dan tamat tahun 1993, Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di tempuh di SMP 3 Nan Sabaris Padang Pariaman Sumatera Barat dan tamat tahun 1996, selanjutnya Pendidikan Sekolah Menengah Atas di tempuh di SMA 1 Nan Sabaris Padang Pariaman Sumatera Barat dan tamat tahun 1999. Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu dan tamat tahun 2003. Pada tahun 2004 penulis melanju tkan pendidikan pada program Magister Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Perdesaan Institut Pertanian Bogor.

Selama menjadi mahasiswa Pascasarjana di IPB, penulis aktif sebagai Wakil I Sekretaris Umum Forum Mahasiswa Pascasarjana (WACANA) IPB tahun 2006-2007. Pengalaman bekerja tahun 2005 menjadi asisten dosen mata kuliah opini publik pada Fakultas Komunikasi Universitas Prof Dr. Hamka Jakarta. Tahun 2005 - sekarang menjadi tenaga riset pada perusahaan konsultan management dan engineering PT Maxitech Utama Indonesia dan PT HLC Konsultan Jakarta.


(19)

PRAKATA

Subhanallah Walhamdulillah Walaailaahaillallaha Wallahu Akbar, atas kekuatan serta rahmat dan hidayah yang diberikan Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan magister di Institut Pertanian Bogor dengan tesis yang berjudul ”Keterdedahan Iklan di Televisi dan Perilaku Khalayak (Kasus Iklan Produk Mie Instant di Televisi pada Dua Komunitas Urban dan Semi Urban di Kota Bogor)”.

Karya ini merupakan hasil bantuan dan doa dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih dan penghargaa n yang tak terhingga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Sumardjo, MS selaku ketua komisi pembimbing atas pengarahan, bimbingan dan dorongan yang tiada henti, sehingga penulis terpacu untuk menyelesaika n studi., Bapak Ir. Sutisna Riyanto,MS selaku anggota komisi pembimbing, yang telah menyempatkan waktu di sela -sela kesibukan, perhatian, dedikasi, motivasi dan kesabaran untuk membimbing penulis dan memberikan saran sejak persiapan penelitian hingga tesis ini selesai. Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, serta seluruh staf pengajar yang telah membekali ilmu kepada penulis. Terima kasih kepada Bapak Ir. Hadiyanto MS selaku dosen penguji luar komisi. Staf pegawai SPs IPB yang telah membantu kelancaran administrasi dengan sangat sabar. Ayahanda Burhanuddin dan Ibunda tercinta Mirhamah atas semua pengorbanan, curahan kasih sayang dan do’a sepanjang hidup menjadi semangat terbesar dalam menjalani hidup, semua kebahagiaan ini hanya pantas diberikan kepadamu. Adinda tersayang Delvi Suryani atas dukungan dan doa yang tiada henti. Rekan-rekan terbaik Kak Tata, Ayuk Icha , Mas Heru yang telah sangat baik berada di saat-saat sulit, Mama Farrah, Umi Yuni, Peggy, Pak Rangkuti, Pak Narso, Mince, Mbak Aan, Bu Afrina, Diah, Pak Mujianto, Melky, Abi Jufri, aa’ Deden, Irfan, Bu Adriana dan Nita atas kebersamaan dan kekeluargaan selama menempuh pendidikan. Teman-teman di Forum Mahasiswa Pascasarjana (WACANA) IPB Pak Ridwan, Pak Rahmat, Pak Akrab dan pengurus periode 2006-2007 Pak Nirwan, Hasbi, Fitri, Ipoell, Mbak Icha, Sukri, Badri, Solihin semoga kita tetap “dekat dan bersahabat”. Bapak I Gede S.AP, Ahyar, Fitri IPN atas motivasi dan dukungan moril yang begitu besar.

Terimakasih saya ucapkan kepada seluruh warga RW 12 Kelurahan Gunung Batu dan Desa Benteng RW 3 Bogor atas kerjasama yang baik selama penulis melaksanakan penelitian serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala dukungan baik moril maupun materil. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dari tesis ini yang memerlukan banyak perbaikan. Semoga tesis ini dapat bermanfaat. Amin.

Bogor, Juli 2006


(20)

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 4

Tujuan Penelitian ... 6

Kegunaan Penelitian ... 6

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Komunikasi Massa ... 7

Fungsi Komunikasi Massa ... 9

Televisi sebagai Media Komunikasi Massa ... 10

Iklan pada Televisi ... 12

Dampak Iklan terhadap Khalayak... 17

Persepsi Khalayak terhadap Iklan Televisi ... 18

Perilaku Khalayak Tayangan Iklan di Televisi ... 21

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran... 32

Hipotesis ... 35

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel ... 36

Desain Penelitian ... 36

Pengumpulan Data ... 37

Instrumentasi ... 37

Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 38

Analis is Data ... 39

Definisi Operasional ... 40

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Karakteristik Individu Khalayak pada Masyarakat Urban dan Semi Urban... 48


(21)

xi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat Keterdedahan Khalayak di Urban dan Semi Urban

terhadap Tayangan Iklan Mie Instant ... 54

Faktor-faktor yang berhubungan dengan Keterdedahan Tayangan Iklan Mie Instant... 56

Hubungan Keterdedahan Tayangan Iklan Mie Instant dengan Persepsi Khalayak di Urban dan Semi Urban... 62

Hubungan Persepsi terhadap Tayangan Iklan Mie Instant dengan Perilaku Khalayak Urban dan Semi Urban terhadap Produk Mie Instant ... 67

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan ... 72

Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA... 74


(22)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Kriteria dan Jumlah Pengambilan Sampel Khalayak di

Masyarakat Urban dan Semi Urban... 36 2. Keterangan Teoritis dalam Penyusunan Definisi Operasional... 43 3. Gambaran Umum Masyarakat di Urban dan Semi Urban ... 45 4. Karakteristik Khalayak di Masyarakat Urban dan Semi Urban ... 49

5. Perilaku Penggunaan Televisi oleh Khalayak di Urban

da n Semi Urban... 51

6. Tingkat Keterdedahan Khalayak terhadap Iklan Mie Instant

melalui Televisi ... 54

7. Koefisien Korelasi Karakteristik Khalayak dengan Keterdedahan

Tayangan Iklan Mie Instant di Televisi... 56

8. Deskripsi Hubungan antara Karakteristik Individu dengan

Keterdedahan Iklan Mie Instant ... 58

9. Koefisien Korelasi Perilaku Penggunaan Televisi dengan

Keterdedahan terhadap Iklan Mie Instant ... 61

10. Persepsi Khalayak di Urban dan Semi Urban terhadap

Tayangan Iklan Mie Instant di Televisi ... 63

11. Nama Pemeran Iklan Mie Instant yang diingat Khalayak

di Masyarakat Urban dan Semi Urban... 64

12. Slogan Merek Produk Iklan Mie Instant yang diingat Khalayak

di Masyarakat Urban dan Semi Urban... 64

13. Koefisien Korelasi Keterdedahan Iklan Mie Instant dengan

Persepsi terhadap Tayangan Iklan... 66 14. Rata-Rata Perilaku Khalayak diUrban dan Semi Urban terhadap

Produk Mie Instant ... 67 15. Hubungan Persepsi terhadap Tayangan Iklan Mie Instant dengan


(23)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Hirarkhi Kebutuhan Maslow ... 27

2. Kerangka Berpikir Penelitian Keterdedahan dan Perilaku


(24)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1. Karakteristik Khalayak Urban dan Semi Urban... 77

2. Perilaku Penggunaan TV oleh Khalayak Urban dan

Semi Urban... 78 3. Perilaku Khalayak Produk Mie Instant ... 79 4. Variabel Y dan X untuk Analisis ... 80 5. Tabel Karakteristik Urban dan Semi Urban ... 83 6. Tabulasi Perilaku Penggunaan Media TV... 86 7. Pertimbangan Menonton Televisi ... 89 8. Jumlah Stasiun Televisi, Acara, Tempat, Suasana ... 95 9. Jenis Acara , Tempat, Suasana Menonton... 98 10. Keterdedahan terhadap Tayangan Iklan Mie Instant ... 107 11. Persepsi Khalayak Tayangan Iklan Mie Instant di Televisi ... 110 12. Perilaku Khalayak terhadap Produk Mie Instant... 113 13. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman ... 116 14. Hasil Uji Reliabilitas ... 120


(25)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi telah menyentuh ke setiap lini kehidupan seiring dengan perkembangan media massa sebagai salah satu sarana penyebaran informasi. Komunikasi melalui media massa saat ini tidak hanya mencakup penyampaian informasi publik tetapi juga dalam bentuk komunikasi pemasaran yang lebih dikenal sebagai iklan. Iklan telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Perkembangan industri periklanan di Indonesia telah mencapai tingkat canggih ditunjang kemampuan kreator-kreator iklan menggabungkan konsep teknologi dan ide kreatif membentuk sebuah iklan yang menarik dan mengubah pengetahuan publik mengenai ketersediaan dan

karakteristik sebuah produk (product knowledge). Secara komersial indus tri

periklanan telah berperan secara signifikan. Bahkan, pasang surut industri periklanan telah ikut menentukan hidup matinya industri media massa di Indonesia.

Salah satu media massa yang menjadi sarana beriklan adalah televisi yang di Indonesia telah berkembang begitu pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Selain faktor aktualitas, televisi dengan karakteristik audio visualnya memberikan sejumlah keunggulan diantaranya mampu menyampaikan pesan melalui gambar dan suara secara bersamaan dan hidup, serta dapat menayangkan ruang yang sangat luas kepada sejumlah pemirsa dalam waktu bersamaan (Nurrahmawati, 2002).

Daya tarik televisi sedemikian besar sehingga pola -pola kehidupan rutinitas manusia sebelum adanya televisi bisa berubah sama sekali. Televisi bisa menjadi panutan baru bagi kehidupan manusia yang pada akhirnya menjadi alat atau sarana untuk mencapai tujuan hidup manusia, baik untuk kepentingan politik maupun perdagangan, bahkan diduga berpengaruh terhadap perubahan ideologi serta tatanan nilai budaya yang sudah ada sejak lama (Kuswandi, 1996). Hal ini karena fungsi mempengaruhi yang menyebabkan media memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat.


(26)

Media televisi menyediakan banyak informasi yang mendukung untuk memberikan informasi mencakup semua aspek baik itu ekonomi, bisnis, politik dan sebagainya. Dunia pertelevisian mulai berkembang pesat seiring dengan makin banyaknya bermunculan stasiun-stasiun televisi swasta yang mampu memberikan lebih beragam informasi untuk diakses oleh seluruh masyarakat Indonesia. Daerah liputan yang meningkat menjadi 806,116 km dengan target penonton 162,8 juta serta jumlah stasiun televisi bertambah dari empat stasiun pada tahun 1971 menjadi 18 stasiun pada tahun 1994, diantaranya lima stasiun televisi swasta. Televisi pemerintah pada umumnya memiliki program siaran untuk memperkenalkan usaha-usaha pemerintah guna memperoleh dukungan dari masyarakat, sedangkan televisi swasta lebih banyak menyiarkan kegiatan bisnis dan hiburan selain informasi (Cangara, 2004).

Iklan dan televisi juga dapat dipandang sebagai kerjasama yang saling menguntungkan televisi dan pihak produsen. Bagi pihak televisi iklan menjadi pendukung utama pada setiap program tayangan yang membantu perusahan-perusahaan televisi untuk menanggulangi masalah finansial. Omset utama dari hidupnya televisi swasta adalah dari banyaknya iklan yang ada (Effendy, 2003). Bagi produsen, iklan merupakan bentuk promosi yang dapat meningkatkan penjualan. Menurut Kasali (1995) ada tiga kekuatan televisi lainnya berkaitan dengan pemasangan iklan adalah efisiensi biaya, dampak dan pengaruh yang kuat. Iklan biasanya ditayangkan disela acara-acara dan program televisi dengan materi sesuai orientasi mereka yaitu kepada konsumen. Manajer pemasaran dan manajer lainnya dalam perusahaan, bekerja untuk menganggarkan biaya promosi yang diimplementasikan dari tujuan yang ingin dicapai melalui strategi periklanan untuk mendongkrak penjualan dan memperkenalkan produk-produk baru dari keberasaan produk-produk tersebut.

Menurut Prayudha (2004) periklanan umumnya didesain untuk mencapai salah satu dari tiga tujuan dasar yaitu, menyiapkan informasi baru, memperkuat hal yang sekarang dan mengubah pandangan yang sudah ada dalam masyarakat. Memuaskan pelanggan merupakan pertahanan paling baik untuk melawan persaingan. Perusahaan yang berhasil menjaga agar pelanggannya selalu puas biasanya tidak akan terkalahkan oleh perusahaan pesaing. Pelanggan akan lebih


(27)

3

sering bahkan rela membayar lebih banyak untuk membeli produk perusahaan itu. Salah satu untuk me nciptakan pelanggan tetap peduli dengan produk perusahaan itu tercapai yaitu dengan kegiatan periklanan yang mempromosikan produk perusahaan tersebut. Oleh karena itu bagi perusahaan, iklan adalah media paling utama dalam usaha promosi penjua lan produk mereka dalam memperoleh profit maksimum.

Media memang sangat berperan besar dalam membentuk sesuatu yang ideal kepada publik. Seperti iklan-iklan yang masuk dalam ruang-ruang paling privat dengan segala macam produk. Produk-produk pangan merupa kan salah satu iklan yang paling banyak muncul di televisi. Dengan beragamnya produk-produk iklan dari berbagai perusahaan menyebabkan masing-masing produk harus mempunyai ciri dan kualitas tersendiri yang harus ditonjolkan ketika berhadapan dengan konsumen. Oleh karena itu pada setiap produk iklan harus memperhatikan berbagai unsur dalam iklan agar menjadi kombinasi yang menarik dan sepersuasif mungkin untuk mempengaruhi minat pembeli terhadap produk tersebut (Prayudha, 2004).

Iklan harus mementingkan kelompok sasaran tertentu karena tidak semua pelanggan dapat efektif menjadi sasaran iklan. Sasaran iklan adalah sekelompok orang yang mempunyai kepentingan terhadap produk yang ditawarkan dan mereka mungkin membelinya atau sebagai pembeli potensial. Iklan selain berfungsi memberitahukan kehadiran suatu produk, juga memperlihatkan citra perusahaan pada konsumen. Tanpa iklan para konsumen yang berada jauh dari pusat-pusat produksi tidak akan memperoleh informasi mengenai barang yang dibutuhkannya. Jadi iklan da pat menambah nilai produk dengan memberikan informasi kepada pelanggan (Prayudha, 2004).

Jika sebuah perusahaan ingin mempertahankan tingkat keuntungannya, maka harus melangsungkan kegiatan periklanan secara memadai dan terus menerus. Secara umum kegiatan ini akan menelan biaya mahal yang harus ditanggung perusahaan dengan harapan volume penjualan akan meningkat dengan adanya iklan produk mereka. Tentunya iklan yang dibuat benar-benar harus efektif dan menyentuh ke sasarannya yaitu konsumen. Oleh karena itu penelitian


(28)

ini memilih salah satu iklan di televisi yaitu iklan produk mie instant sebagai salah satu iklan komoditi pertanian yang cukup dikenal didunia periklanan.

Rumusan Masalah

Televisi dibandingkan media massa lainnya mempunyai sifat istimewa karena merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat informatif, hiburan maupun pendidikan. Ketika gabungan dari ketiga unsur tersebut maka informasi yang disampaikan mudah dimengerti karena terdengar jelas secara audio dan terlihat jela s secara visual. Kelebihan lain dari televisi adalah mempunyai jangkauan khalayak yang luas sehingga memudahkan masyarakat dari berbagai tempat yang berbeda untuk menerima pesan yang disampaikan pada saat bersamaan.

Munculnya televisi dalam kehidupan masya rakat menghasilkan suatu peradaban baik dalam proses komunikasi dan informasi dan pola kehidupan manusia itu sendiri. Sebagaimana yang dikatakan oleh Effendy (2004) bahwa fungsi komunikasi adalah fungsi menyebarkan informasi, fungsi mendidik, fungsi menghibur dan fungsi mempengaruhi. Pada dasarnya tujuan periklanan adalah mengubah atau mempengaruhi sikap khalayak, dalam hal ini adalah sikap-sikap konsumen. Tujuan periklanan komersial adalah membujuk khalayak untuk membeli produk A bukan produk B atau mempromosikan kelanjutan membeli produk A untuk seterusnya (Jefkins, 1999).

Sebagai sarana periklanan dengan peluang terbesar maka tidak diragukan lagi bahwa perusahaan menempatkan periklanan sebagai prioritas dalam komunikasi pemasaran produk-produk yang dikeluarkan. Begitu juga halnya dengan iklan mie instant yang ditayangkan di televisi. Dengan bermacam produk mie instant yang dikemas dalam berbagai sajian iklan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi khalayak. Tujuan akhir produsen terhadap pengeluaran belanja iklan yang demikian besar seperti ini adalah untuk memperoleh keuntungan maksimum .

Iklan di televisi adalah salah satu bentuk promosi tentang barang dan jasa yang dimaksudkan untuk mempengaruhi khalayaknya. Begitu juga dengan tujuan


(29)

5

tayangan ikla n mie instant dengan produk yang berbeda-beda seperti iklan mie sedap, mie kare, indomie, pop mie dan beberapa iklan mie instant lainnya. Tayangan iklan akan efektif apabila bisa menarik khalayaknya untuk membeli produk yang diiklankan. Begitu juga dalam penayangan iklan mie instant pada televisi ini.

Agar iklan efektif dan mengena kepada khalayak pertama adalah, tayangan iklan tersebut tededah oleh masyarakat. Hal ini membutuhkan bagaimana strategi-strategi efektif dalam penayangan iklan sehingga mampu me nyentuh konsumen potensial produk tersebut. Kedua, iklan yang ditayangkan mampu menarik perhatian khalayak. Beberapa aspek seperti pengemasan, kata -kata yang menarik serta iringan musik yang energik bahkan bisa dengan penyajian yang berbeda dari iklan-iklan yang lain akan menarik minat khalayaknya untuk lebih memperhatikan iklan tersebut. Ketiga, adalah kemasan pesan persuasif sehingga sedapat mungkin yang mampu mendorong penonton untuk membeli produk yang diiklankan. Ada pesan-pesan penting yang perlu dit onjolkan seperti manfaat atau dalam penelitian ini adalah produk mie instant

Ketiga hal tersebut menunjukkan seberapa jauh tayangan iklan mie instant telah efektif mengembangkan persepsi terhadap masyarakat sebagai khalayaknya. Tentu saja ketertarikan dan keterpengaruhan khalayak ini akan bervariasi. Oleh karena itu penelitian keterdedahan iklan ini tidak cukup hanya mengkaji tingkat keterdedahan tetapi juga harus menelusuri faktor -faktor yang berhubungan atau menentukan tercapainya keefektivan dari keterdedahan tayangan iklan mie instant di televisi.

Sejalan dengan uraian diatas, penelitian ini bermaksud menjawab permasalahan sebagai berikut:

1. Sampai sejauh mana tingkat keterdedahan khalayak pada masyarakat

urban dan semi urban terhadap tayangan iklan mie instant di televisi?

2. Apakah ada faktor internal dan eksternal yang menentukan keterdedahan

tayangan iklan mie instant di televisi?

3. Seberapa jauh terdapat keeratan hubungan keterdedahan iklan mie instant

di televisi dengan persepsi khalayak pada masyarakat urban dan semi urban tentang iklan mie instant?


(30)

4. Seberapa jauh terdapat keeratan hubungan persepsi khalayak pada masyarakat urban dan semi urban tentang iklan mie instant dengan perilaku khalayak terhadap produk mie instant yang diiklankan di televisi?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bermaksud mengkaji tingkat keterdedahan khalayak terhadap tayangan iklan mie instant di televisi beserta faktor -faktor yang mempengaruhi perilaku khalayak tersebut. Secara spesifik, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tingkat keterdedahan khalayak terhadap iklan mie instant yang

ditayangkan di televisi

2. Mengetahui faktor -faktor yang berhubungan dengan keterdedahan

terhadap iklan mie instant yang ditayangkan di televisi

3. Mengetahui hubungan keterdedahan iklan mie instant di televisi dengan

persepsi khalayak tentang tayangan iklan mie instant

4. Mengetahui hubungan persepsi khalayak tentang iklan mie instant dengan

perilaku khalayak terhadap produk mie instant yang diiklankan di televisi

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi masyarakat atau pihak-pihak yang berhubungan dengan televisi, pengiklan, produsen dan konsumen, yaitu:

1. Memberi sumbangan pemikiran bagi pihak periklanan dan televisi dalam

merancang dan menyeleksi serta menayangkan iklan di televisi

2. Menambah bahan penelitian bagi ilmu komunikasi pembangunan dan

komunikasi massa khususnya penelitian yang berkaitan dengan iklan pada media televisi

3. Memberikan masukan kepada masyarakat sebagai khalayak untuk lebih


(31)

TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi Massa Pengertian

Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Effendy, 2003). Seperti dikatakan Severin dan Tankard, Jr komunikasi massa itu adalah keterampilan, seni dan ilmu. Bila dikaitkan dengan pendapat Devito bahwa komunikasi massa itu ditujukan kepada massa dengan melalui media massa dibandingkan dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut (Effendy, 2003):

a. Komunikasi berlangsung satu arah.

Berbeda dengan komunikasi antarpesona yang berlangsung dua arah, maka komunikasi massa berlangsung satu arah. Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik secara langsung dari komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain, wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembacanya terhadap pesan yang disiarkannya itu, sehingga arus balik dari komunikan ke komunikator disebut dengan arus tertunda. Sebagai konsukuensi dari situasi komunikasi seperti itu, komunikator pada komunikasi massa harus melakukan perencanaan dan persiapan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikannya kepada komunikan harus komunikatif dalam arti dapat diterima secara inderawi (received) dan secara rohani (accepted) pada satu kali penyiaran.

b. Komunikator pada komunikasi massa melembaga.

Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Komunikator pada komunikasi massa, misalnya wartawan surat kabar atau penyiar televisi yang menyebarluaskan pasannya bertindak atas nama lembaga. Berdasarkan kenyataan tersebut maka komunikator pada komunikasi massa dinamakan juga sebagai komunikator kolektif, karena tersebarnya pesan komunikasi merupakan hasil kerjasama sejumlah kerabat kerja.


(32)

c. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum.

Pesan yang diseba rkan melalui media massa bersifat umum karena ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi, tidak ditujukan kepada perorangan atau kepada kelompok tertentu. Dari keterangan diatas jelas bahwa semua media massa cetak dan elektronik adalah media massa yang ditujukan kepada masyarakat umum, dan pesan–pesan yang disebarkan mengenai kepentingan umum.

d. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan.

Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan

keserempakan (stimultanelty) pada pihak khalayak dalam menerima pesan–pesan

yang disebarkan. Hal inilah yang merupakan ciri paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi lainnya. Karena radio dan televisi merupakan media massa elektronik yang tidak diragukan lagi keserempakannya.

e. Komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen.

Komunikan atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen. Dalam keberadaannya secara terpencar– pencar, dimana satu nama lainnya tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing–masing pun berbeda dalam berbagai hal: jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan, pendidikan, pengalaman, kebudayaan, pengalaman hidup, cita-cita dan sebagainya. Heterogenitas khalayak seperti itulah yang menjadi kesulitan seorang komunikator dalam menyebarkan pesannya melalui media massa.

Para ahli komunikasi mengatakan, media massa sangat berpengaruh terhadap pembentukan realitas sosial. Dampak kognitif berhubungan dengan pemikiran, dampak emosional berhubungan dengan perasaan (senang, sedih, marah, sinis dan sebagainya). Dampak kognitif juga mencakup niat, tekad, upaya, dan usaha yang berkecenderungan diwujudkan menjadi suatu kegiatan. Media massa tidak hanya memiliki dampak langsung terhadap individu, tetapi juga mempengaruhi kebudayaan dan pengetahuan kolektif serta nilai-nilai di dalam masyarakat. Media massa menghadirkan perangkat citra, gagasan dan evaluasi yang menjadi sumber bagi audiencenya untuk memilih dan menjadikan acuan bagi pelakunya (Herdiyani, 2004).


(33)

9

Fungsi Komunikasi Massa

Berikut ini adalah fungsi–fungsi komunikasi massa menurut Harold D. Lasswell (Susanto, 1995):

1. Pengawasan

Fungsi pengawasan terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Pengawasan peringatan ( warning or beware surveillance )

Pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai ancaman bahaya bencana alam, kondisi ekonomi yang depresi, dan keadaan negara yang sedang gawat darurat terancam perang dan lain-lain. Peringatan ini dapat diinformasikan segera dan serentak. b. Pengawasan instrumental ( instrumental surveillance )

Jenis kedua ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari– hari, misalnya tentang film yang dipertunjukkan di bioskop, harga barang di pasar, memperkenalkan produk–produk baru. Perlu dicatat adalah bahwa tidak semua contoh pengawasan instrumental seperti disebutkan diatas kemudian dijadikan berita. Bahkan fungsi pengawasan dapat dijumpai pula pada isi media yang dimaksud untuk menghibur.

2. Interpretasi ( interpretation )

Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data, tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Pada kenyataannya fungsi interpretasi ini tidak selalu berbentuk tulisan, adakalanya juga berbentuk kartun atau gambar lucu yang bersifat sindiran.

3. Hubungan ( linkage )

Fungsi hubungan yang memiliki media itu sedemikian berpengaruhnya

kepada masyarakat sehingga dijuluki “ public making ability of the mass

media “ atau kemampuan untuk membuat sesuatu menjadi umum dari media massa. Media massa mampu menghubungkan unsur– unsur yang terdapat di masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh perorangan. Contohnya kegiatan periklanan yang menghubungkan kebutuhan dengan pr oduk–produk penjual.


(34)

4. Sosialisasi (socialization)

Fungsi komunikasi dilihat secara sosiologis ialah saling mengakrabkan, bahkan meningkatkan integrasi sosial masing–masing melalui peningkatan berbagai ketrampilan sosial (social skills).

Menurut Joseph R. Dominick sosialisasi sebagai fungsi komunikasi massa.

Sosialisasi merupakan transmisi–transmisi nilai (transmision of value)

yang mengacu kepada cara–cara dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai– nilai dari suatu kelompok. Media massa menjanjikan penggambaran masyarakat, dan dengan membaca, mendengarkan, dan menonton maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilai– nilai apa yang penting.

5. Hiburan (entertainment )

Hiburan merupakan fungsi media massa, dalam hal ini memang tampak jelas pada televisi, film, dan rekaman suara. Media massa lainnya, seperti bentuk surat kabar, meskipun fungsi utamanya adalah informasi dalam bentuk pemberitaan, rubrik–rubrik hiburan selalu ada. Pendapat bahwa hiburan merupakan fungsi media massa juga dikatakan

oleh Charles R.Wright dalam bukunya Mass Comunication A Sociological

Perspektive.

Televisi sebagai Media Komunikasi Massa

Televisi sebagai media massa baru lahir pada tahun 1946, ketika khalayak dapat menonton siaran rapat Dewan Keamanan PBB New York (Amir, 1999).

Menurut Effendy (2003), televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film

(moving picture). Menurut Mar’at (Effendy, 2002), acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan penonton, sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi seakan-akan menghipnotis penonton sehingga mereka seolah-olah hanyut dalam keterlibatan kisah atau peristiwa yang dihidangkan televisi.

Menurut Lyle (Effendy, 2003), televisi bertindak sebagai agent of


(35)

11

kebiasaan menonton bioskop. Persoalan displacement tersebut meliputi tiga asas

yaitu: Asas yang pertama ialah bahwa kesamaan fungsional terjadi apabila suatu kebutuhan terpuaskan, baik oleh televisi maupun kegiatan yang lain, maka yang terakhir ini akan diganti oleh televisi. Asas kedua adalah kegiatan yang diubah (transformed activity) yaitu jika televisi tidak memuaskan suatu kebutuhan, akan diganti oleh kegiatan lain. Asas yang ketiga adalah kegiatan yang marjinal, berdasarkan asas ini, kegiatan yang terorganisasi akan lebih buruk dipengaruhinya (Effendy, 2003).

Televisi mempunyai daya tarik yang kuat disebabkan unsur-unsur kata-kata, musik dan sound effect serta memiliki unsur visual berupa gambar. Gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton (Effendy, 2003). Pesan yang akan disampaikan melalui media televisi memerlukan pertimbangan-pertimbangan agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran (Ardianto dan Erdinaya, 2004). Faktor -faktor tersebut adalah khalayak/pemirsa, waktu, durasi dan metode penyajian.

1. Khalayak/pemirsa. Untuk komunikasi melalui media elektronik khususnya

televisi faktor pemirsa perlu mendapat perhatian lebih. Dalam ha l ini komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa baik yang termasuk kategori anak-anak, remaja, dan dewasa. Hal ini perlu karena berkaitan dengan materi pesan dan jam penayangan.

2. Waktu. Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan agar setiap acara

ditayangkan secara proporsional dan dan dapat diterima oleh khalayak sasaran atau khalayak yang dituju.

3. Durasi. Berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap

penayangan acara. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan skrip atau naskah. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran karena durasi terlalu singkat atau terlalu lama.

4. Metode penyajian. Fungsi mendidik dan membujuk tidak dapat diabaikan

selain dari fungsi utama televisi yaitu untuk menghibur dan memberi informasi. Sehingga perlu untuk mengemas pesan sedemikian rupa yaitu


(36)

menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan non hiburan dapat mengandung unsur hiburan.

Apa sebenarnya yang menyebabkan televisi mampu menjadi primadona dalam menayangkan iklan atau menjadi pilihan banyak perusahaan dalam mengkomunikasikan produknya. Setidaknya secara kontekstual adalah karena televisi memiliki tiga kekuatan (Sumartono, 2002):

1. Efisiensi biaya

Televisi selain mampu menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media la innya, juga dapat menjangkau khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak. Jangkauan massal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala .

2. Dampak yang kuat

Menekankan pada sekaligus dua indera: penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor .

3. Pengaruh yang kuat

Televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya di televisi sebagai sumber berita, hiburan dan sarana pendidikan. Kebanyakan calon pembeli lebih ”percaya” pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali.

Iklan pada Televisi

Iklan merupakan salah satu bagian penting untuk membangun dan

menciptakan merek. Kreativitas menjadi kredo bagi setiap biro iklan yang baik,

tetapi kreativitas bukan satu-satunya yang dikejar pengiklan, diperlukan paduan strategi pemasaran dan kreativitas iklannya . Ada empat hal yang membuat merek

jadi tangguh: diferensiasi, relevansi, esteem, dan knowledge. Melalui iklan,

kepribadian merek dapat dibentuk dan menjadi jaminan kualitas bagi konsumen untuk membeli merek tersebut. Dalam periklanan konvensional, manfaat emosional menjadi lebih penting daripada manfaat fungsional, dan komunikasi


(37)

13

periklanan bukan sekedar persuasi tetapi merupakan landasan bagi upaya pemasaran pada pelanggan (Prayudha, 2004).

Kotler (Prayudha, 2004) mengatakan bahwa promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang terdiri atas lima variabel, yaitu advertising, sales promotion, personal selling, publishing dan direct marketing. Dari kelima variabel tersebut periklanan merupakan alat promosi yang paling umum

digunakan khususnya untuk produk konsumsi. Bagi konsumen, adversiting

mempunyai manfaat sebagai berikut:

1. Memperluas alternatif, artinya dengan adversiting konsumen dapat

mengetahui adanya berbagai produk yang pada gilirannya akan menimbulkan pilihan.

2. Membantu produsen menumbuhkan kepercayaan kepada konsumen. Iklan

yang tampil secara mantap dihadapan masyarakat dengan ukuran yang besar dan logo yang menarik akan menimbulkan kepercayaan yang tinggi bahwa perusahaan tersebut bonafid dan produknya bermutu.

3. Membuat orang kenal dan percaya pada produk yang ditawarkan

4. Memuaskan keinginan konsumen dalam pembelian produk

Secara tradisional iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media dan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli (Ardianto, Elvinaro, 2004). Ada dua jenis iklan yaitu iklan layanan masyarakat dan iklan komersial. Iklan komersial bersifat menciptakan dan mendorong daya beli publik terhadap produk-produk tertentu. Jika iklan komersial menjual kualitas, citra pengguna dan pelayanan maka iklan layanan masyarakat menyajikan keadaan sosial, solusi dan harapan (Masduki, 2001).

Kleppner (Nurrahmawati, 2002) juga memberikan definisi periklanan sebagai suatu metode penyampaian pesan dari suatu sponsor melalui sebuah medium impersonal (bukan tatap muka terhadap orang banyak). Secara umum dari berbagai definisi periklanan, dapat disimpulkan bahwa periklanan memiliki sejumlah ciri-ciri yaitu komunikasi yang berlangsung satu arah, non pribadi, membayar ruang dan waktu, dan menyajikan informasi tentang barang, jasa atau gagasan (Nurrahmawati, 2002).


(38)

Penayangan iklan tentang suatu produk tidak pernah lepas dari tujuan iklan itu dibuat. Suatu iklan senantiasa bertujuan untuk mengenalkan atau mengenalkan

kembali pada khalayak mengenai produk-produk tertentu (kognitif), menciptakan

kondisi agar khalayak tertarik pada produk itu (afektif) dan kemudian

menggunakannya (konatif) (Cahyana dan Suyanto, 1996).

Pesan-pesan iklan ini disusun secara mantap baik dalam kata -kata, kalimat, memilih gambar dan warna, tempat pemasangan atau media yang cocok, menjangkau jenis khalayak sasaran tertentu, menyebarkannya pada waktu yang pas yang seluruhnya berada dalam penanganan orang-orang profesional (Sumartono, 2002).

Ahli yang telah melakukan riset tentang iklan, yakni menurut John S. Coulson (Prayudha, 2004), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni:

1. Tidak ada satu alat pengukuran apapun yang mampu memberikan evaluasi

yang komplit mengenai iklan. Sebab iklan merupakan sesuatu yang rumit serta memiliki tujuan dan sandaran yang beragam.

2. Elemen kunci yang mempengaruhi sukses iklan adalah khalayak sasaran.

Sebab ada khalayak yang mudah dan ada yang sulit menerima pesan iklan. Umumnya wanita termasuk khalayak sasaran yang lebih mudah menerima pesan dibanding dengan pria, golongan usia dewasa lebih mudah menerima pesan daripada kaum remaja dan golongan anak-anak lebih mudah menerima daripada remaja.

3. Aturan dasar yang mendukung kesuksesan iklan yaitu sejauh mana suatu

produk akrab dimata atau telinga khalayak sasaran. Kadang-kadang sebuah produk yang diluncurkan ke ajang kompetisi belum dikenal sama-sekali oleh khalayak sasaran. Oleh karena itu, sebuah produk sebaiknya bukan saja berlaku sebagai tambahan pada iklan tetapi merupakan bagian organik darinya.

4. Kemampuan produsen mengingatkan khalayak sasarannya akan produk

yang diiklankan lebih baik nilainya daripada angka penjualan yang diraihnya.


(39)

15

5. Bentuk iklan yang efektif harus memberikan informasi yang relevan dan

baru bagi khalayak sasarannya. Seba b bila diremehkan oleh khalayak secara otomatis iklan tersebut sudah gagal.

6. Iklan hendaknya mudah dan jelas bagi khalayak sasarannya.

7. Jangan melakukan kesalahan dengan mencoba memunculkan terlalu banyak

ide.

8. Iklan yang dapat dipercaya tidak terlalu penting bagi khalayak sasaran. Bagi

mereka, yang penting harga murah. Meskipun begitu, kemungkinan tuntutan akan standar mutu produk tetap ada.

9. Model iklan yang menarik dan popular bisa menambah kepercayaan akan

produk, yang pada akhirnya mampu”memaksa” khalayak sasaran untuk membeli.

10. Model iklan yang dipakai harus sesuai dengan produk yang diiklankan.

11. Penambahan tema lagu atau musik pada iklan dapat membuat iklan mudah

diingat oleh khalayak sasaran.

Menurut Liliweri (1992) setiap iklan harus ditata sedemikian rupa sehingga isinya dapat membangkitkan dan menggugah kesadaran khalayak bahwa suatu produk yang diperlukan selama ini ternyata disediakan oleh orang lain. Untuk mendapatkan kelompok orang yang menggunakan produk secara tetap

harus dilakukan tekhnik penyampaian pesan yang disebut A-T-R (awareness,

trial, reinforcement). Aplikasi teori A-T-R begitu kental dilakukan oleh hampir sebagian besar perusahaan dalam mengiklankan produknya. Upaya untuk menarik perhatian khalayaknya dengan berbagai cara mulai dari kemasan produk, tekhnik presentasi, penggunaan model hingga iming-iming hadiah adalah suguhan yang benar-benar atraktif. Hasil yang diharapkan pihak perusahaan tentulah meningkatnya omzet penjualan.

Menurut Lucas and Britt (Sumartono, 2002) bahwa dalam komunikasi periklanan, terdapat unsur– unsur yang menekankan bahwa proses komunikasi

periklanan ini lazim dikenal sebagai proses AIDCA dengan melalui tahap yang

dinamakan tahap AIDCDA. Kon gkritnya, pesan yang dibuat melalui iklan

harus lah mendapat perhatian (attention), menarik (interest), membangkitkan


(40)

ia mau mengambil keputusan (decision) untuk melakukan suatu tindakan (action) sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator. Oleh karena itu, terpengaruh tidaknya khalayak sangat ditentukan sejauhmana iklan televisi mampu mengaplikasikan komunikasi persuasif dalam mengugah minat dan keinginan khalayak sasaran.

Isi pesan yang disampaikan adalah meliputi informasi yang disampaikan, kesimpulan yang ditarik dan pertimbangan yang diusulkan (Berlo, 1960). Dalam menyajikan pesan untuk menyatakan maksudnya, sumber dapat memilih informasi tertentu, serangkaian pandangan tertentu, serangkaian bukti tertentu. Secara umum pengolahan pesan menunjuk kepada keputusan-keputusan yang diambil oleh sumber sehubungan dengan cara bagaimana ia harus menyampaikan pesannya, pilihan yang harus dibuatnya mengenai kode dan isi dan mengenai cara atu metode penyampaian kode pesan tersebut.

Penggunaan model iklan mer upakan cara yang efektif dalam mempengaruhi khalayak televisi yang menonton iklan tersebut. Menurut Sudjono (Sumartono, 2002) salah satu iklan perusahaan yang paling berhasil adalah iklan yang menggunakan para tokoh sebagai model. Pernyataan ini sejalan de ngan pendapat Bandura dan Walters (Sumartono, 2002) ya ng menyatakan bahwa kalau seseorang melihat suatu rangsang dan ia melihat model bereaksi secara tertentu

terhadap rangsang maka dalam khalayan (imagination) orang tersebut terjadi

serangkaian simbol-simbol yang menggambarkan rangsang dari tingkah laku batas tersebut.

Tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan model peraga yang mendemonstrasikan suatu produk di televisi mampu merangsang atau menjadi stimulus sehingga hal tersebut menimbulkan kecenderungan khalayak menirukan tingkah laku model yakni munculnya keinginan untuk menggunakan produk seperti yang dipakai model peraga tersebut. Dengan demikian proses meniru tingkah pola public figure tersebut sejalan dengan teori hasil belajar (Sumartono, 2002).

Bandura (Sumartono, 2002) menyebutkan bahwa respons belajar sosial meliputi, proses perhatian, proses retensi, proses reproduksi motorik dan proses motivasional. Pertama, proses perhatian, yaitu proses dimana individu tertarik


(41)

17

untuk untuk memperhatikan atau mengamati tingkah laku model. Proses perhatian ini dipengaruhi oleh frekuensi kehadiran model dan karakteristik-karakteristik yang dimilikinya. Model yang sering tampil dan memiliki karakteristik yang menarik di mata individu pengamat, lebih mudah mengundang perhatian individu dibandingkan dengan model yang jarang tampil, tidak menarik atau tidak memiliki pengaruh.

Kedua, proses retensi, yakni proses dimana individu menyimpan tingkah laku model yang telah diamatinya dalam ingatannya, baik melalui kode verbal maupun imaginal atau pembayangan gerak. Kedua penyimpan itu memainkan peranan penting dalam proses berikutnya, yakni proses reproduksi motoris.

Ketiga, proses reproduksi motoris, yaitu proses dimana individu mencoba

mengungkap ulang tingkah laku model yang telah diamatinya. Keempat, prosess

motivasional yaitu tingkah laku yang telah diamati tidak akan diungkapkan oleh individu apabila individu tersebut kurang termotivasi.

Kebanyakan periklanan secara umum langsung mengarahkan kepada pendengar yang dibagi menjadi segmen pasar yang lebih khusus, atau pendengar yang sudah ditargetkan. Pembagian kelompok ini dapat dikategorikan dalam beberapa langkah yang paling umum diantaranya, penggunaan produk, demografi (masyarakat atau perorangan), sifat-sifat khusus, gaya hidup (berdasarkan pada sikap, kepentingan dan pendapat mereka) dan daerah geografi (pembagian secara geodemografi) (Prayudha, 2004).

Dampak Iklan terhadap Khalayak

Menurut Sumartono (2002) dalam konteks budaya dampak periklanan

dapat dirumuskan dalam beberapa kategori, pertama, dalam jangka pendek

periklanan hanya menerpa konsumen dalam proses sosialisasi. Akibat suatu informasi tentang suatu produk pada tahap pertama pada tahap pertama menurut

tinjauan sosiologis memasuki tahap sosialisasi pesan. Kedua, adalah dampak

jangka panjang berupa berupa internalisasi terhadap sesuatu hal karena kekuatan menanam dari iklan demikian besar sehingga konsumen baik perorangan maupun


(42)

dampak pada proses asimilasi, dimaksudkan seorang konsumen/sekelompok konsumen mengubah sama sekali sikapnya terhadap unsur-unsur budaya yang

selama ini telah mereka lakukan. Keempat, dampak akulturasi berupa campuran

budaya (akibat pesan iklan) antara budaya lama dengan budaya yang ditawarkan oleh iklan.

Dampak iklan yang luas ini didukung oleh beberapa penelitian seperti hasil penelitian Nurrahmawati (2002) menyatakan bahwa secara keseluruhan faktor pesan komunikasi verbal dan nonverbal dalam musik iklan teh botol sosro menimbulkan perhatian pemirsa remaja terhadap iklan. Sejalan dengan hasil penelitian Jamilah (2003), yang menyatakan bahwa pesan-pesan yang disampaikan (klaim-klaim kesehatan) pada iklan televisi ternyata mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk pangan.

Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.368/Men.Kes/SK/1994 tentang pedoman periklanan obat bebas, obat tradisional, alat kesehatan kosmetika, perbekalan kesehatan rumah tangga, dan makanan minuman tentang informasi informasi dan klaim iklan:

1. Informasi tentang Obat Bebas / Obat Bebas Terbatas, Obat Tradisional dan

Suplemen Makanan harus berdasarkan kebenaran ilmiah yang bentuk pragmatisnya disebut "informasi produk".

2. Suplemen pelengkap hanya boleh memberikan functional/organ claim,

bukan diseaseclaim.

3. Label iklan harus sepenuhnya jujur (label must be truthful).

4. Beriklan hanya dapat dilakukan oleh produk-produk yang sudah terdaftar di

Indonesia.

Persepsi Khalayak terhadap Iklan Televisi

Kotler (2005) mengatakan seseorang yang termotivasi siap bertindak Bagaimana tindakan sebenarnya seseorang yang termotivasi dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi adalah


(43)

19

pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat 2001). Menurut Cangara (2004) pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui berhasil atau tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh terhadap khalayak ini bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan perilaku (behavior). Pada tingkat pengetahuan pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat. Perubahan pendapat terjadi bilamana terdapat perubahan penilaian terhadap sesuatu objek karena adanya informasi yang lebih baru. Antara perubahan persepsi dan perubahan pendapat terdapat hubungan yang sangat erat, sebab persepsi dilakukan dengan interpretasi yang dapat diorganisir menjadi pendapat.

Secara mudah, persepsi dapat dikatakan sebagai proses individu dalam melakukan kontak/hubungan dengan dunia sekelilingnya. Orang dapat mengenal dan sadar mengenai apa yang terjadi diluar diri kita. Apa yang terjadi sebenarnya ialah bahwa seseorang menciptakan bayangan– bayangan internal tentang objek– objek fisik dan sosial serta peristiwa–peristiwa yang dihadapi dalam lingkungan pengembangan ini, yang pada dasarnya mencangkup kegiatan– kegiatan internal yaitu melalui system syaraf ke otak, serta mengubahnya lagi kedalam pengalaman– pengalaman bermakna. Efek (dalam hal ini persepsi) yang diharapkan oleh pengiklan akan berbeda– beda didalam penerimaannya, karena komunikan mempunyai pola pilihan tertentu dalam menerima pesan–pesan komunikasi (Rakhmat 2001).

Menurut Lavidge dan Steiner (Effendy, 2004), persepsi masih berada dalam tahap kognitif yaitu tahap dimana respon terhadap stimuli belum terwujud dalam sikap atau tindakan. Disini stimuli akan menimbulkan perhatian yang

menyebabkan seseorang mempunyai kesadaran (awareness) dan pengetahuan

(knowledge) terhadap stimuli tersebut. Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, dan yang tadinya bingung menjadi merasa lebih jelas. Suatu tindakan persepsi mensyaratkan kehadiran objek eksternal untuk dapat ditangkap oleh indera kita.


(44)

Melalui bertindak dan belajar orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Kemudian keduanya mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka (Kotler, 2003).

Efek merupakan unsur paling penting karena merupakan tujuan dari keseluruhan proses. Penelitian tentang efek ini telah menjadi pusat perhatian berbagai pihak baik para praktisi maupun para teoritisi. Selanjutnya Ardianto dan Erdinaya (2004) mengatakan bahwa pada umunya kita lebih tertarik kepada apa yang dilakukan media kepada kita daripada apa yang kita lakukan pada media massa. Efek yang ditimbulkannya adalah sebagai berikut:

1. Efek kognitif

Adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Disini pesan yang disampaikan oleh komunikator ditujukan kepada pikiran komunikan, dengan kata lain tujuan komunikator hanya berkisar pa da upaya untuk memberitahu saja. Dampak yang ditimbulkan pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya.

2. Efek afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberi tahu khalayak tentang sesuatu tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perassan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.

3. Efek behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul dalam diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegia tan. Terkait dengan “Model Hirarkhi Efek” dari Lavidge dan Steiner, persepsi masih berada di dalam tahap kognitif yaitu suatu tahap dimana respon terhadap stimuli belum terwujud dalam sikap dan tindakan. Disini stimuli yang menimbulkan perhatian menyebabka n seseorang

mempunyai kesadaran (awareness) dan pengetahuan (knowledge) terhadap stimuli


(45)

21

Efek (dalam hal ini persepsi) yang diharapkan oleh pengiklan, belum tentu tercapai karena komunikan mempunyai pola selektivitas tertentu dala m menerima pesan – pesan komunikasi (Effendy, 2003).

Persepsi itu sendiri berakar dari beberapa faktor yaitu (Rosady, 1998):

1. Latar belakang budaya, kebahasaan, dan adat istiadat yang dianut

masyarakat.

2. Pengalaman masa lalu seseorang atau kelompok tertentu menjadi landasan

atas pandangannya.

3. Nilai– nilai yang dianut (moral, etika, dan keagamaan yang dianut, atau

nilai– nilai yang berlaku dalam masyarakat).

4. Berita dan pendapat–pendapat yang berkembang dan kemudian

mempunyai pengaruh terhadap pandangan seseorang.

Perilaku Khalayak Tayangan Iklan di Televisi

Konsumen ketika sebagai suatu mesin pengolahan informasi, pengambil keputusan yang nyata, hal ini adalah penting untuk memahami bagaimana kebutuhan informasi sampai padanya. Dengan kata lain bagaimana membuat agar

informasi sampai kepada konsumen. Perilaku menurut Laing sebagaimana dikutip

Littlejohn (1978) merupakan suatu tindakan terhadap orang lain yang bisa diamati, karena itu perilaku bersifat umum.

Menurut Winardi (1991) perilaku manusia secara keselur uhan merupakan sebuah fungsi dari interaksi dari seseorang dalam lingkungannya. Akan tetapi, perilaku seringkali dicetuskan oleh aspek tertentu atau kejadian tertentu di dalam

lingkungan, dan bukan oleh lingkungan secara kolektif. Engel, et al., (1994),

mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.

Para konsumen bertindak atau bereaksi secara psikologikal terhadap sesuatu kejadian, obyek, atau orang tertentu yang menimbulkan pengaruh tertentu atas mereka dengan cara tertentu dan yang menyebabkan timbulnya reaksi tertentu

pada periode berikutnya (Sumartono, 2002). Selanjutnya, tindakan-tindakan


(46)

pemasaran stimulus seperti: 1) kemasan, 2) kata-kata yang terdapat pada sebuah pesan promosional, 3) atau pendapat seorang teman tentang produk tertentu jarang sekali demikian jela s bagi mereka yang bereaksi terhadapnya. Tapi terlepas dari apakah hal tersebut bersifat kurang jelas ataupun jelas keterangan psikologikal tentang perilaku manusia adalah bahwa stimulus (S) mempengaruhi konsumen untuk menimbulkan suatu reaksi (response = R).

Malik (1994) mengatakan persuasi melalui periklanan merupakan proses yang dilakukan oleh pemasang iklan guna membujuk calon pembeli agar memutuskan membeli produk yang ditawarkan. Menurutnya , ada dua hal yang harus diperhatikan dalam melakukan persuasi melalui periklanan:

Penciptaan pengenalan produk, dapat dilakukan melalui:

1. Kemasan dan slogan. Kemasan merupakan sarana efektif untuk

mengenalkan suatu produk. Sedangkan slogan menggambarkanproduk dan alasan-alasan orang membutuhkan produk.

2. Diferensiasi, adalah upaya menciptakan ucapan “proposisi penjualan yang

unik” sehingga menjadi klaim perusahaan guna membedakan dengan perusahaan lainnya.

3. Asosiasi, merupakan usaha pemasang iklan menghubungkan mereka

dengan slogan, merek dagang atau karakter dan kemasan, serta pengalaman-pengalaman positif.

4. Repetisi/terpaan berulang-ulang

5. Iklan harus disiarkan berulang-ulang dengan harapan bahwa kelak

khalayak akan membaca mendengarkan atau mengamati ketika iklan itu muncul. Kemungkinan bahwa khalayak akan mengingat sebagian iklan iklan bertambah sebagaimana terpaan iklan akan mencapai konsumen dengan suatu pesan yang menciptakan pengenalan produk, membedakan produk dari para pesaingnya, menghubungkan produk dengan pengalaman yang menyenangkan dalam pencipaan makna iklan.

Bandura (Sumartono, 2002) mengatakan bahwa sebagian besar perilaku manusia dipelajari melalui hasil pengamatannya tersebut, seseorang dapat memperoleh suatu ide, informasi dan petunjuk bagaimana berperilaku. Menurut


(47)

23

Effendy (2003) mempelajari tentang perilaku manusia setidaknya kita dihadapkan pada tiga asumsi pokok yakni :

1. Asumsi yang menyatakan bahwa perilaku manusia dianggap seperti suatu

mesin yang terdiri dari bagian-bagian yang saling bergantung satu sama lain sehingga stimulus dari satu bagian aka n menimbulkan respon pada bagian lainnya.

2. Asumsi yang menyatakan bahwa manusia pada dasarnya bersifat

hedonistik, berupaya mencari kesenangan dan mengindari kesulitan, sehingga manusia selalu berusaha untuk memperbanyak pendapatannya dan mengurangi kekurangannya.

3. Asumsi yang menyatakan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh

lingkungan. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa perilaku itu dapat dipelajari dan dapat dihasilkan, maka ia dapat dikendalikan.

Tiga asumsi pokok tentang perilaku manusia tersebut memberikan pengertian yang distributif bahwa iklan televisi sebagai suatu kreasi inovatif telah berfungsi sebagai stimuli. Artinya, iklan televisi telah menjadi suatu kekuatan yang memiliki daya rangsang (stimuli) yang tinggi dengan menawarkan aneka ragam kebutuhan. Dengan kata lain, iklan televisi mampu mengarahkan

membentuk respon yang voluntary. Akibatnya, iklan televisi akhirnya memiliki

andil yang kuat dalam membentuk lingkungan atau perilaku ma nusia untuk bersikap hedonis (Sumartono, 2002).

Engel, et a l., (1995), menjelaskan tahap-tahap pengambilan keputusan itu meliputi; tahap menerima stimulus, mengenal dan sadar terhadap masalah (problem awareness), pencarian informasi, penilaian alternatif, pembelian dan tahap perilaku setelah membeli. Kotler (2003), mengemukakan lima tahap proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen yaitu tahap pengenalan masalah, tahap pencarian informasi, tahap evaluasi, tahap keputusan dan tahap perilaku pasca pembelian.

1. Tahap pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Suatu masalah harus diselesaikan atau dicari solusinya. Kebutuhan itu dapat dapat disebabkan oleh rangsangan atau eksternal. Rangsangan yang berupa


(48)

dorongan fisik (internal) terjadi ketika indera seseorang dipengaruhi seperti rasa haus, dingin, panas, lapar dan sebagainya mencapai titik tertentu dan menjadi sebuah dorongan. Sedangkan rangsangan eksternal diperoleh karena berhubungan dengan teman, rekan kerja atau orang lain yang tidak berhubungan dengan isyarat komersial.

2. Pencarian informasi

Konsumen yang tergugah akan mengurangi pencarian informasi. Pencarian informasi dibagai kedalam dua tingkat yaitu situasi pencarian informasi yang lebih ringan disebut perhatian menguat yakni pada level itu orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya orang itu mungkin masuk ke pencarian informasi secara aktif. Perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan kedalam empat kelompok:

• Sumber pribadi; keluarga, teman, tetangga, kenalan

• Sumber komersial; iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko

• Sumber publik; media massa, organisasi penentu peringkat konsumen

• Sumber pengalaman; penanganan, pengkajian dan pemakaian produk

3. Tahap evaluasi alternatif

Ada tiga konsep dasar memahami proses evaluasi konsumen: Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu (Kotler, 2003). Pada tahap ini konsumen harus menetapkan berbagai kriteria yang sesuai dengan keinginannya untuk dapat membuat suatu keputusan yang dirasakan paling bermanfaat untuk memecahkan masalah. Meskipun dalam tahap ini konsumen telah mempuyai cukup informasi untuk menyeleksi alter natif -alternatif produk atau komoditi dari data-data yang sudah terpilih sebelumnya, akan tetapi konsumen harus hati-hati mengevaluasi alternatif -alternatif tersebut berdasarkan kualitas, warna, gaya, daya tahan, keamanan, status, garansi dan harganya (Eva ns dan Berman dalam Jamilah, 2003).


(1)

39 Siti Sundari Kelurahan Gunung Batu RT 4/12 1 40 1 5 4 7 700,000 2000000 1

No Nama Alamat Jenis kelamin Umur status Jumlah Ang.kelPendidikanPekerjaan Konsumsi/bln (Rp) Pendapatan Status Sosial

40 Martinah Kelurahan Gunung Batu RT 4/12 1 49 1 6 2 7 450,000 900000 1

41 Mulyono Kelurahan Gunung Batu RT 4/12 2 35 1 4 3 4 400,000 1100000 2

42 Madi Wasono Kelurahan Gunung Batu RT 4/12 2 39 1 3 4 1 800,000 1200000 2

43 Martinah Kelurahan Gunung Batu RT 4/12 1 37 1 4 4 7 500,000 1000000 2

44 Alfisah Kelurahan Gunung Batu RT 4/12 1 47 1 3 4 3 800,000 1500000 2

45 Rida Warman Kelurahan Gunung Batu RT 4/12 1 23 2 6 4 8 450,000 1000000 3

46 Heru Surya Wijaya Kelurahan Gunung Batu RT 4/12 2 25 2 4 4 2 450,000 800000 3

47 Adi Slamet Kelurahan Gunung Batu RT 4/12 2 28 2 6 6 2 600,000 2500000 3

48 Ria Agustina Kelurahan Gunung Batu RT 4/12 1 22 2 5 4 2 400,000 900000 3

49 Fatimah Desa Benteng RT 01/03 1 50 1 5 5 1 1000000 2000000 1

50 Abduh Desa Benteng RT 01/03 2 39 1 4 4 5 400000 500000 2

51 Siti Nurlela Desa Benteng RT 01/03 1 29 2 2 4 2 350000 1200000 3

52 Mulyadi Desa Benteng RT V/03 2 25 2 3 4 8 300000 400000 3

53 Suhandi Desa Benteng RT V/03 2 45 1 5 5 1 1200000 1700000 1

54 Aisah Desa Benteng RT V/03 1 19 2 7 2 6 300000 1500000 3

55 Susana Delia Desa Benteng RT V/03 1 20 2 3 4 6 300000 350000 3

56 Yanti Desa Benteng RT IV/03 1 19 2 4 4 6 300000 500000 3

57 M Ishak Desa Benteng RT IV/03 2 53 1 6 3 4 300000 600000 1

58 Khadijah Desa Benteng RT IV/03 1 29 1 10 4 2 800000 1000000 1

59 Yanto Desa Benteng RT IV/03 2 25 1 7 4 8 450000 600000 2

60 Arif sulaiman Desa Benteng RT IV/03 2 39 1 4 4 3 750000 1500000 2

61 Sumiarti Desa Benteng RT IV/03 3 32 1 5 2 7 300000 300000 2

62 Imas Desa Benteng RT IV/03 1 22 1 6 2 3 300000 300000 2

63 Wahyudi Desa Benteng RT IV/03 2 19 2 5 4 6 300000 1500000 3

64 Atang Desa Benteng RT IV/03 2 29 2 3 2 2 450000 450000 3

65 Samsuri Desa Benteng RT V/03 2 46 1 7 2 3 1500000 3000000 2

66 Halimah Desa Benteng RT V/03 1 32 1 7 4 3 450000 7000000 1

67 Hj Ani Desa Benteng RT V/03 1 50 1 5 2 7 600000 2000000 1

68 Aci Desa Benteng RT V/03 1 45 1 9 2 7 450000 500000 2

69 M madropik Desa Benteng RT V/03 2 55 1 5 2 3 600000 600000 1

70 Mardiah Desa Benteng RT V/03 1 58 1 6 1 7 450000 300000 2

71 Abdul mutalib Desa Benteng RT V/03 2 40 1 5 2 4 450000 600000 2

72 Yani nuraeni Desa Benteng RT 1/03 1 33 1 3 4 7 600000 1000000 2

73 Faturrachman Desa Benteng RT 1/03 2 23 2 7 4 8 300000 1000000 3

74 Fuad Desa Benteng RT 1/03 2 21 2 6 4 2 150000 400000 3

75 Nurhasanah Desa Benteng RT02/03 1 40 1 5 3 2 600000 1000000 1

76 Heni Yuhaeni Desa Benteng RT02/03 1 43 1 5 3 3 750000 1200000 1

77 Abdul karim Desa Benteng RT02/03 2 55 1 5 2 3 200000 700000 1

78 R Aten Baehaki Desa Benteng RT02/03 2 43 1 5 6 1 600000 2000000 1

79 R jajat sudrajat Desa Benteng RT02/03 2 49 1 4 4 2 300000 1250000 2


(2)

81 Nazibah Desa Benteng RT02/03 1 16 2 7 4 6 450000 800000 3

82 Uci sanusi Desa Benteng RT02/03 1 20 2 9 2 8 300000 1000000 3

No Nama Alamat Jenis kelamin Umur status Jumlah Ang.kelPendidikanPekerjaan Konsumsi/bln (Rp) Pendapatan Status Sosial

83 Haerul Anwar Desa Benteng RT02/03 2 26 2 5 3 4 150000 300000 3

84 Isep saifudin Desa Benteng RT02/03 2 34 1 8 3 4 600000 750000 2

85 Suryanti Desa Benteng RT02/03 1 26 1 3 3 7 450000 900000 2

86 Nani rohani Desa Benteng RT02/03 1 34 3 7 2 4 400000 400000 2

87 R Haeruman Desa Benteng RT 1/03 2 48 1 5 5 1 600000 1700000 1

88 R Lukmanul hakim Desa Benteng RT 1/03 2 53 1 3 6 1 1500000 2000000 1

89 Muhammad istihori Desa Benteng RT 3/03 2 20 2 5 4 6 300000 600000 3

90 Kokon haryono Desa Benteng RT 3/03 2 46 1 3 5 1 900000 1797000 1

91 Ratna juwita Desa Benteng RT 3/03 1 34 1 3 5 2 600000 1000000 1

92 Nurhayati Desa Benteng RT 3/03 1 32 1 4 4 8 600000 400000 1

93 Dadih maturidi Desa Benteng RT 3/03 2 38 1 6 4 8 300000 600000 2

94 Muhammad rudini Desa Benteng RT 3/03 2 18 2 5 4 6 300000 650000 2

95 Rostia sari Desa Benteng RT 3/03 1 15 2 8 3 8 150000 600000 3

96 Siti marhamah Desa Benteng RT 3/03 1 37 2 2 4 8 360000 500000 3

97 Mahpudin Desa Benteng RT 3/03 2 59 1 8 2 4 600000 900000 2

98 Maya sari Desa Benteng RT 3/03 1 25 1 8 4 3 600000 1000000 2

99 Neneng ramilah Desa Benteng RT 3/03 1 24 1 3 3 7 300000 1000000 2

100 Nurhayani Desa Benteng RT 1/03 1 32 1 4 3 8 600000 900000 1

101 Agus windiyono Desa Benteng RT 1/03 2 37 1 3 4 3 300000 600000 2

102 Rukman Desa Benteng RT 04/03 2 58 1 2 6 1 400000 1500000 1

103 Yuliani Desa Benteng RT 04/03 1 18 2 5 4 6 300000 400000 3

104 Euis Kurniasih Desa Benteng RT 04/04 1 41 1 6 6 1 400000 600000 1

105 Siti aisyah Desa Benteng RT 1/03 1 21 2 7 4 3 650000 700000 3

106 Halimah Desa Benteng RT 04/04 1 47 1 8 3 8 450000 600000 3

107 Aceng Desa Benteng RT V/03 2 17 2 7 3 8 500000 600000 3

108 Drs Lili Gojali Desa Benteng RT 3/03 2 49 1 8 6 1 1000000 4000000 1

1 = perempuan 1 = kawin 1 = tidak sekolah1 = PNS 1= status sosial biasa/belum menikah 2 = laki=laki 2 = belum kawin 2 = SD 2= Swasta 2= status sosial biasa/sudah menikah

3= SMP 3= pedagang 3=status sosial tinggi 4= SMA 4=buruh

5= S0 5= petani 6= S1 6 = pelajar

7 = ibu RT 8=lainnya


(3)

Lampiran 13. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman

Nonparametric Correlations ( Karakteristik Individu dengan Keterdedahan Tayangan Iklan MIe Instant di Televisi)

Correlations

1,000 -,122 -,026 ,410** ,320** ,726** ,058 -,063

. ,210 ,790 ,000 ,001 ,000 ,552 ,519

108 108 108 108 108 108 108 108

-,122 1,000 -,180 -,050 -,049 -,041 ,097 ,140

,210 . ,063 ,606 ,618 ,674 ,317 ,149

108 108 108 108 108 108 108 108

-,026 -,180 1,000 ,368** ,502** ,112 -,051 -,223*

,790 ,063 . ,000 ,000 ,247 ,598 ,021

108 108 108 108 108 108 108 108

,410** -,050 ,368** 1,000 ,654** ,468** -,050 -,180

,000 ,606 ,000 . ,000 ,000 ,606 ,062

108 108 108 108 108 108 108 108

,320** -,049 ,502** ,654** 1,000 ,354** -,148 -,275**

,001 ,618 ,000 ,000 . ,000 ,126 ,004

108 108 108 108 108 108 108 108

,726** -,041 ,112 ,468** ,354** 1,000 ,103 ,028

,000 ,674 ,247 ,000 ,000 . ,290 ,776

108 108 108 108 108 108 108 108

,058 ,097 -,051 -,050 -,148 ,103 1,000 ,655**

,552 ,317 ,598 ,606 ,126 ,290 . ,000

108 108 108 108 108 108 108 108

-,063 ,140 -,223* -,180 -,275** ,028 ,655** 1,000

,519 ,149 ,021 ,062 ,004 ,776 ,000 .

108 108 108 108 108 108 108 108

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

umur

keluarga

pendidikan

konsumsi

pendapatan

sta.sos

frek

lama Spearman's rho

umur keluarga pendidikan konsumsi pendapatan sta.sos frek lama

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.


(4)

Nonparametric Correlations ( Perilaku Penggunaan Televisi dengan Keterdedahan Tayangan Iklan MIe Instant di Televisi)

Correlations

1,000 ,150 ,022 ,181 ,254** -,032 -,128 -,030 ,051

. ,121 ,818 ,061 ,008 ,743 ,187 ,757 ,603

108 108 108 108 108 108 108 108 108

,150 1,000 ,172 ,277** -,052 ,017 ,485** ,200* ,124

,121 . ,074 ,004 ,592 ,859 ,000 ,038 ,201

108 108 108 108 108 108 108 108 108

,022 ,172 1,000 ,219* -,045 ,016 ,270** ,206* ,035

,818 ,074 . ,023 ,645 ,872 ,005 ,032 ,719

108 108 108 108 108 108 108 108 108

,181 ,277** ,219* 1,000 ,040 ,230* ,249** ,171 -,091

,061 ,004 ,023 . ,684 ,017 ,009 ,078 ,349

108 108 108 108 108 108 108 108 108

,254** -,052 -,045 ,040 1,000 ,286** -,158 -,211* -,002

,008 ,592 ,645 ,684 . ,003 ,101 ,028 ,980

108 108 108 108 108 108 108 108 108

-,032 ,017 ,016 ,230* ,286** 1,000 ,061 ,064 ,004

,743 ,859 ,872 ,017 ,003 . ,533 ,511 ,965

108 108 108 108 108 108 108 108 108

-,128 ,485** ,270** ,249** -,158 ,061 1,000 ,470** ,307**

,187 ,000 ,005 ,009 ,101 ,533 . ,000 ,001

108 108 108 108 108 108 108 108 108

-,030 ,200* ,206* ,171 -,211* ,064 ,470** 1,000 ,655**

,757 ,038 ,032 ,078 ,028 ,511 ,000 . ,000

108 108 108 108 108 108 108 108 108

,051 ,124 ,035 -,091 -,002 ,004 ,307** ,655** 1,000

,603 ,201 ,719 ,349 ,980 ,965 ,001 ,000 .

108 108 108 108 108 108 108 108 108

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

motivasi

ketersediaanwaktu

jumlahstasiunTV

jumlahacara

jumlahtempat

jumlahsuasana

intensitasmenonton

frekuensi

lama Spearman's rho

motivasi

ketersedi aanwaktu

jumlahsta

siunTV jumlahacara jumlahtempat

jumlahsu asana

intensitas

menonton frekuensi lama

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.


(5)

Nonparametric Correlations (Keterdedahan Tayangan Iklan MIe Instant di Televisi dengan Persepsi Terhadap Iklan )

Correlations

1,000

,655**

,257**

,108

,175

.

,000

,007

,265

,070

108

108

108

108

108

,655**

1,000

-,030

-,018

,038

,000

.

,757

,853

,693

108

108

108

108

108

,257**

-,030

1,000

,493**

,376**

,007

,757

.

,000

,000

108

108

108

108

108

,108

-,018

,493**

1,000

,295**

,265

,853

,000

.

,002

108

108

108

108

108

,175

,038

,376**

,295**

1,000

,070

,693

,000

,002

.

108

108

108

108

108

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

frekuensi

lama

pemahaman

dayatarik

dor.beli

Spearman's rho

frekuensi

lama

pemahaman

dayatarik

dor.beli

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

**.


(6)

Nonparametric Correlations( Persepsi Khalayak terhadap Tayangan Iklan dengan Perilaku Khalayak terhadap Produk Mie Instant)

Correlations

1,000 ,493** ,376** ,134 ,014 ,085 ,273** ,214* ,020

. ,000 ,000 ,168 ,882 ,379 ,004 ,026 ,839

108 108 108 108 108 108 108 108 108

,493** 1,000 ,295** ,098 -,057 -,171 ,191* ,076 ,038

,000 . ,002 ,313 ,561 ,076 ,048 ,435 ,693

108 108 108 108 108 108 108 108 108

,376** ,295** 1,000 ,182 -,019 ,061 ,461** ,220* ,080

,000 ,002 . ,059 ,849 ,533 ,000 ,022 ,411

108 108 108 108 108 108 108 108 108

,134 ,098 ,182 1,000 -,127 -,036 ,106 ,194* ,044

,168 ,313 ,059 . ,189 ,709 ,277 ,045 ,651

108 108 108 108 108 108 108 108 108

,014 -,057 -,019 -,127 1,000 ,307** ,075 ,152 -,133

,882 ,561 ,849 ,189 . ,001 ,442 ,117 ,169

108 108 108 108 108 108 108 108 108

,085 -,171 ,061 -,036 ,307** 1,000 ,224* -,018 -,011

,379 ,076 ,533 ,709 ,001 . ,020 ,852 ,910

108 108 108 108 108 108 108 108 108

,273** ,191* ,461** ,106 ,075 ,224* 1,000 ,172 ,228*

,004 ,048 ,000 ,277 ,442 ,020 . ,076 ,018

108 108 108 108 108 108 108 108 108

,214* ,076 ,220* ,194* ,152 -,018 ,172 1,000 -,114

,026 ,435 ,022 ,045 ,117 ,852 ,076 . ,240

108 108 108 108 108 108 108 108 108

,020 ,038 ,080 ,044 -,133 -,011 ,228* -,114 1,000

,839 ,693 ,411 ,651 ,169 ,910 ,018 ,240 .

108 108 108 108 108 108 108 108 108

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

pemahaman

dayatarik

dor.beli

k.pos

k.neg

af.neg

af.pos

intensitasbeli

volumebeli Spearman's rho

pemahaman dayatarik dor.beli k.pos k.neg af.neg af.pos intensitasbeli volumebeli

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). *.