Analisis determinan keragaman konsumsi pangan pada keluarga nelayan
ANALISIS DETERMINAN KERAGAMAN KONSUMSI
PANGAN PADA KELUARGA NELAYAN
DEWI MEITASARI
A54104035
PROGAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Analyze Determinant of Food Diversity on Fisherman Family
Dewi Meitasari
ABSTRACT
The objective of this study was to analyze determinant of food diversity
on fisherman family. Design of this study is cross sectional study. Criteria of the
sample are family who have mean of livelihood as fisherman and have
prosperity according to BKKBN (Pra KS and KS I). Amount of the samples are
65 family. Type data was using primary data and secondary data. Primary data
(characteristic family, mother’s knowlegde of nutrition, and dietary of family)
was collected by structural questionare interview. Secondary data was about the
location of this study has obtained from village office. Result of this study
explain that education (p = 0.043) and expanditure (p = 0.019) corelate positive
with food diversity. The corelation was analyze by Spearman’s corelation.
Factors which determinant of food diversity are education (OR = 6.090) and
expanditure (OR = 7.806). It means increasing of education and expanditure
was equal with increasing of food diversity.
Keyword: determinant, food diversity, dietary.
DEWI MEITASARI. A54104035. Analisis Determinan Keragaman Konsumsi
Pangan pada Keluarga Nelayan. Dibawah bimbingan Yekti H. Effendi dan Ikeu
Tanziha
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis determinan
keragaman konsumsi pangan pada keluarga nelayan. Tujuan khusus penelitian ini
adalah : (1) Mengetahui karakteristik keluarga dan pengetahuan gizi ibu pada
keluarga nelayan; (2) Menganalisis konsumsi zat gizi (energi, protein, kalsium,
fosfor, besi, vitamin A, C) pangan keluarga nelayan; (3) Menganalisis tingkat
kecukupan energi dan protein keluarga nelayan; (4) Menganalisis keragaman
konsumsi pangan keluarga nelayan; (5) Menganalisis hubungan antara
karakteristik keluarga, pengetahuan gizi ibu, dan tingkat kecukupan energi serta
protein dengan keragaman konsumsi pangan; (6) Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keragaman konsumsi pangan keluarga nelayan
Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan
di Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa
Barat. Penentuan tempat dilakukan secara purposive (disengaja) dengan
pertimbangan kesesuian wilayah dan populasi dalam penelitian ini yaitu keluarga
nelayan. Pengumpulan data primer dilaksanakan selama lebih kurang satu bulan,
pertengahan Juni sampai Juli 2007. Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga
nelayan yang tinggal di Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten
Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pengambilan populasi contoh dilakukan secara
purposive dengan kriteria keluarga yang kepala keluarganya mempunyai mata
pencaharian sebagai nelayan dan memiliki tingkat kesejahtera menurut BKKBN
yaitu Keluarga Pra-Sejahtera (Pra KS) dan Keluarga Sejahtera (KS I). Adapun
jumlah populasi yang memenuhi kriteria sebanyak 187 keluarga. Jumlah contoh
ditentukan berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin yaitu
sebesar 65 keluarga dengan proporsi keluarga Pra KS 26 KK dan KS I sebanyak
39 KK.
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer dikumpulkan dengan cara tehnik wawancara terstruktur kepada contoh
dengan menggunakan kuisioner. Data primer meliputi karakteristik keluarga,
pengetahuan gizi ibu, dan konsumsi pangan keluarga. Data sekunder mengenai
keadaan umum wilayah yang diperoleh dari kantor desa.
Besar keluarga contoh memiliki proporsi terbesar (38.46%) termasuk
dalam kategori sedang. Lebih dari separuh kepala keluarga (64.62%) maupun ibu
(69.23%) contoh termasuk dalam kelompok usia dewasa awal. Hal tersebut
menunjukkan bahwa usia baik kepala keluarga maupun ibu mayoritas tergolong
dalam usia produktif. Sebesar 72.31% kepala keluarga dan 69.23% ibu berada
pada tingkat pendidikan dasar. Hal tersebut dapat diterjemahkan bahwa mayoritas
tingkat pendidikan baik kepala keluarga maupun ibu tergolong rendah. . Lebih
dari separuh (60.00%) keluarga berada pada tingkat pengeluaran di atas garis
kemiskinan. Sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan gizi rendah
(81.54%).
Rata-rata konsumsi energi per kapita per hari keluarga contoh (1573 Kkal)
lebih kecil dibandingkan rata-rata Angka Kecukupan Energi (AKE) per kapita per
hari yaitu sebesar 2037 Kkal. Sedangkan untuk rata-rata konsumsi protein per
kapita per hari (44.2 gram) juga lebih rendah dibandingkan rata-rata Angka
Kecukupan Protein (AKP) per kapita per hari adalah 51.8 gram. Lebih dari
separuh (53.85%) keluarga berada pada tingkat kecukupan energi yang cukup
sedangkan 46.15% keluarga mengalami defisit tingkat kecukupan energi. Lebih
dari separuh (55.38%) keluarga memiliki tingkat kecukupan protein yang cukup
dan 44.62% mengalami defisit tingkat kecukupan protein.
Hanya 21.54% keluarga mengonsumsi pangan beragam. Hal ini
menunjukkan bahwa keluarga yang mengonsumsi pangan beragam baik jumlah
maupun jenis masih rendah.
Tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0.05) antara besar keluarga, usia
kepala keluarga dan ibu, lama pendidikan ibu dengan keragaman konsumsi
pangan. Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pendidikan
kepala keluarga (p = 0.043), pengeluaran per kapita per bulan (p = 0.019), dan
pengeluaran pangan perkapita perbulan (p = 0.021) dengan keragaman konsumsi
pangan.
Tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0.05) antara pengetahuan gizi
ibu terhadap keragaman konsumsi pangan. Begitu juga untuk tingkat kecukupan
energi dan protein dengan keragaman konsumsi pangan.
Faktor yang mempengaruhi keragaman konsumsi pangan adalah tingkat
pendidikan kepala keluarga (OR = 6.090) dan pengeluaran perkapita per bulan
(OR = 7.806). Berarti semakin tinggi pendidikan kepala keluarga dan pengeluaran
per kapita per bulan pada contoh maka semakin tinggi keragaman konsumsi
pangannya.
DEWI MEITASARI. A54104035. Analisis Determinan Keragaman Konsumsi
Pangan pada Keluarga Nelayan. Dibawah bimbingan Yekti H. Effendi dan Ikeu
Tanziha
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis determinan
keragaman konsumsi pangan pada keluarga nelayan. Tujuan khusus penelitian ini
adalah : (1) Mengetahui karakteristik keluarga dan pengetahuan gizi ibu pada
keluarga nelayan; (2) Menganalisis konsumsi zat gizi (energi, protein, kalsium,
fosfor, besi, vitamin A, C) pangan keluarga nelayan; (3) Menganalisis tingkat
kecukupan energi dan protein keluarga nelayan; (4) Menganalisis keragaman
konsumsi pangan keluarga nelayan; (5) Menganalisis hubungan antara
karakteristik keluarga, pengetahuan gizi ibu, dan tingkat kecukupan energi serta
protein dengan keragaman konsumsi pangan; (6) Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keragaman konsumsi pangan keluarga nelayan
Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan
di Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa
Barat. Penentuan tempat dilakukan secara purposive (disengaja) dengan
pertimbangan kesesuian wilayah dan populasi dalam penelitian ini yaitu keluarga
nelayan. Pengumpulan data primer dilaksanakan selama lebih kurang satu bulan,
pertengahan Juni sampai Juli 2007. Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga
nelayan yang tinggal di Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten
Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pengambilan populasi contoh dilakukan secara
purposive dengan kriteria keluarga yang kepala keluarganya mempunyai mata
pencaharian sebagai nelayan dan memiliki tingkat kesejahtera menurut BKKBN
yaitu Keluarga Pra-Sejahtera (Pra KS) dan Keluarga Sejahtera (KS I). Adapun
jumlah populasi yang memenuhi kriteria sebanyak 187 keluarga. Jumlah contoh
ditentukan berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin yaitu
sebesar 65 keluarga dengan proporsi keluarga Pra KS 26 KK dan KS I sebanyak
39 KK.
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer dikumpulkan dengan cara tehnik wawancara terstruktur kepada contoh
dengan menggunakan kuisioner. Data primer meliputi karakteristik keluarga,
pengetahuan gizi ibu, dan konsumsi pangan keluarga. Data sekunder mengenai
keadaan umum wilayah yang diperoleh dari kantor desa.
Besar keluarga contoh memiliki proporsi terbesar (38.46%) termasuk
dalam kategori sedang. Lebih dari separuh kepala keluarga (64.62%) maupun ibu
(69.23%) contoh termasuk dalam kelompok usia dewasa awal. Hal tersebut
menunjukkan bahwa usia baik kepala keluarga maupun ibu mayoritas tergolong
dalam usia produktif. Sebesar 72.31% kepala keluarga dan 69.23% ibu berada
pada tingkat pendidikan dasar. Hal tersebut dapat diterjemahkan bahwa mayoritas
tingkat pendidikan baik kepala keluarga maupun ibu tergolong rendah. . Lebih
dari separuh (60.00%) keluarga berada pada tingkat pengeluaran di atas garis
kemiskinan. Sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan gizi rendah
(81.54%).
Rata-rata konsumsi energi per kapita per hari keluarga contoh (1573 Kkal)
lebih kecil dibandingkan rata-rata Angka Kecukupan Energi (AKE) per kapita per
hari yaitu sebesar 2037 Kkal. Sedangkan untuk rata-rata konsumsi protein per
kapita per hari (44.2 gram) juga lebih rendah dibandingkan rata-rata Angka
Kecukupan Protein (AKP) per kapita per hari adalah 51.8 gram. Lebih dari
separuh (53.85%) keluarga berada pada tingkat kecukupan energi yang cukup
sedangkan 46.15% keluarga mengalami defisit tingkat kecukupan energi. Lebih
dari separuh (55.38%) keluarga memiliki tingkat kecukupan protein yang cukup
dan 44.62% mengalami defisit tingkat kecukupan protein.
Hanya 21.54% keluarga mengonsumsi pangan beragam. Hal ini
menunjukkan bahwa keluarga yang mengonsumsi pangan beragam baik jumlah
maupun jenis masih rendah.
Tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0.05) antara besar keluarga, usia
kepala keluarga dan ibu, lama pendidikan ibu dengan keragaman konsumsi
pangan. Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pendidikan
kepala keluarga (p = 0.043), pengeluaran per kapita per bulan (p = 0.019), dan
pengeluaran pangan perkapita perbulan (p = 0.021) dengan keragaman konsumsi
pangan.
Tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0.05) antara pengetahuan gizi
ibu terhadap keragaman konsumsi pangan. Begitu juga untuk tingkat kecukupan
energi dan protein dengan keragaman konsumsi pangan.
Faktor yang mempengaruhi keragaman konsumsi pangan adalah tingkat
pendidikan kepala keluarga (OR = 6.090) dan pengeluaran perkapita per bulan
(OR = 7.806). Berarti semakin tinggi pendidikan kepala keluarga dan pengeluaran
per kapita per bulan pada contoh maka semakin tinggi keragaman konsumsi
pangannya.
ABSTRACT
The objective of this study was to analyze determinant of food diversity
on fisherman family. Design of this study is cross sectional study. Criteria of the
sample are family who have mean of livelihood as fisherman and have
prosperity according to BKKBN (Pra KS and KS I). Amount of the samples are
65 family. Type data was using primary data and secondary data. Primary data
(characteristic family, mother’s knowlegde of nutrition, and dietary of family)
was collected by structural questionare interview. Secondary data was about the
location of this study has obtained from village office. Result of this study
explain that education (p = 0.043) and expanditure (p = 0.019) corelate positive
with food diversity. The corelation was analyze by Spearman’s corelation.
Factors which determinant of food diversity are education (OR = 6.090) and
expanditure (OR = 7.806). It means increasing of education and expanditure
was equal with increasing of food diversity.
Keyword: determinant, food diversity, dietary.
ANALISIS DETERMINAN KERAGAMAN KONSUMSI
PANGAN PADA KELUARGA NELAYAN
DEWI MEITASARI
A54104035
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Judul Skripsi
: Analisis Determinan Keragaman Konsumsi Pangan pada
Keluarga Nelayan
Nama
: Dewi Meitasari
NRP
: A54104035
Disetujui
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
dr. Yekti Hartati Effendi, SKed
NIP. 140 092 953
Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS
NIP. 131 628 329
Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian IPB
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr
NIP. 131 124 019
Tanggal lulus :
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis
Determinan Keragaman Konsumsi Pangan pada Keluarga Nelayan” benar-benar
merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah
pada perguruan tinggi atau lembaga apapun.
Bogor, Juni 2008
Dewi Meitasari
A54104035
ANALISIS DETERMINAN KERAGAMAN KONSUMSI
PANGAN PADA KELUARGA NELAYAN
DEWI MEITASARI
A54104035
PROGAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Analyze Determinant of Food Diversity on Fisherman Family
Dewi Meitasari
ABSTRACT
The objective of this study was to analyze determinant of food diversity
on fisherman family. Design of this study is cross sectional study. Criteria of the
sample are family who have mean of livelihood as fisherman and have
prosperity according to BKKBN (Pra KS and KS I). Amount of the samples are
65 family. Type data was using primary data and secondary data. Primary data
(characteristic family, mother’s knowlegde of nutrition, and dietary of family)
was collected by structural questionare interview. Secondary data was about the
location of this study has obtained from village office. Result of this study
explain that education (p = 0.043) and expanditure (p = 0.019) corelate positive
with food diversity. The corelation was analyze by Spearman’s corelation.
Factors which determinant of food diversity are education (OR = 6.090) and
expanditure (OR = 7.806). It means increasing of education and expanditure
was equal with increasing of food diversity.
Keyword: determinant, food diversity, dietary.
DEWI MEITASARI. A54104035. Analisis Determinan Keragaman Konsumsi
Pangan pada Keluarga Nelayan. Dibawah bimbingan Yekti H. Effendi dan Ikeu
Tanziha
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis determinan
keragaman konsumsi pangan pada keluarga nelayan. Tujuan khusus penelitian ini
adalah : (1) Mengetahui karakteristik keluarga dan pengetahuan gizi ibu pada
keluarga nelayan; (2) Menganalisis konsumsi zat gizi (energi, protein, kalsium,
fosfor, besi, vitamin A, C) pangan keluarga nelayan; (3) Menganalisis tingkat
kecukupan energi dan protein keluarga nelayan; (4) Menganalisis keragaman
konsumsi pangan keluarga nelayan; (5) Menganalisis hubungan antara
karakteristik keluarga, pengetahuan gizi ibu, dan tingkat kecukupan energi serta
protein dengan keragaman konsumsi pangan; (6) Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keragaman konsumsi pangan keluarga nelayan
Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan
di Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa
Barat. Penentuan tempat dilakukan secara purposive (disengaja) dengan
pertimbangan kesesuian wilayah dan populasi dalam penelitian ini yaitu keluarga
nelayan. Pengumpulan data primer dilaksanakan selama lebih kurang satu bulan,
pertengahan Juni sampai Juli 2007. Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga
nelayan yang tinggal di Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten
Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pengambilan populasi contoh dilakukan secara
purposive dengan kriteria keluarga yang kepala keluarganya mempunyai mata
pencaharian sebagai nelayan dan memiliki tingkat kesejahtera menurut BKKBN
yaitu Keluarga Pra-Sejahtera (Pra KS) dan Keluarga Sejahtera (KS I). Adapun
jumlah populasi yang memenuhi kriteria sebanyak 187 keluarga. Jumlah contoh
ditentukan berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin yaitu
sebesar 65 keluarga dengan proporsi keluarga Pra KS 26 KK dan KS I sebanyak
39 KK.
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer dikumpulkan dengan cara tehnik wawancara terstruktur kepada contoh
dengan menggunakan kuisioner. Data primer meliputi karakteristik keluarga,
pengetahuan gizi ibu, dan konsumsi pangan keluarga. Data sekunder mengenai
keadaan umum wilayah yang diperoleh dari kantor desa.
Besar keluarga contoh memiliki proporsi terbesar (38.46%) termasuk
dalam kategori sedang. Lebih dari separuh kepala keluarga (64.62%) maupun ibu
(69.23%) contoh termasuk dalam kelompok usia dewasa awal. Hal tersebut
menunjukkan bahwa usia baik kepala keluarga maupun ibu mayoritas tergolong
dalam usia produktif. Sebesar 72.31% kepala keluarga dan 69.23% ibu berada
pada tingkat pendidikan dasar. Hal tersebut dapat diterjemahkan bahwa mayoritas
tingkat pendidikan baik kepala keluarga maupun ibu tergolong rendah. . Lebih
dari separuh (60.00%) keluarga berada pada tingkat pengeluaran di atas garis
kemiskinan. Sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan gizi rendah
(81.54%).
Rata-rata konsumsi energi per kapita per hari keluarga contoh (1573 Kkal)
lebih kecil dibandingkan rata-rata Angka Kecukupan Energi (AKE) per kapita per
hari yaitu sebesar 2037 Kkal. Sedangkan untuk rata-rata konsumsi protein per
kapita per hari (44.2 gram) juga lebih rendah dibandingkan rata-rata Angka
Kecukupan Protein (AKP) per kapita per hari adalah 51.8 gram. Lebih dari
separuh (53.85%) keluarga berada pada tingkat kecukupan energi yang cukup
sedangkan 46.15% keluarga mengalami defisit tingkat kecukupan energi. Lebih
dari separuh (55.38%) keluarga memiliki tingkat kecukupan protein yang cukup
dan 44.62% mengalami defisit tingkat kecukupan protein.
Hanya 21.54% keluarga mengonsumsi pangan beragam. Hal ini
menunjukkan bahwa keluarga yang mengonsumsi pangan beragam baik jumlah
maupun jenis masih rendah.
Tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0.05) antara besar keluarga, usia
kepala keluarga dan ibu, lama pendidikan ibu dengan keragaman konsumsi
pangan. Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pendidikan
kepala keluarga (p = 0.043), pengeluaran per kapita per bulan (p = 0.019), dan
pengeluaran pangan perkapita perbulan (p = 0.021) dengan keragaman konsumsi
pangan.
Tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0.05) antara pengetahuan gizi
ibu terhadap keragaman konsumsi pangan. Begitu juga untuk tingkat kecukupan
energi dan protein dengan keragaman konsumsi pangan.
Faktor yang mempengaruhi keragaman konsumsi pangan adalah tingkat
pendidikan kepala keluarga (OR = 6.090) dan pengeluaran perkapita per bulan
(OR = 7.806). Berarti semakin tinggi pendidikan kepala keluarga dan pengeluaran
per kapita per bulan pada contoh maka semakin tinggi keragaman konsumsi
pangannya.
DEWI MEITASARI. A54104035. Analisis Determinan Keragaman Konsumsi
Pangan pada Keluarga Nelayan. Dibawah bimbingan Yekti H. Effendi dan Ikeu
Tanziha
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis determinan
keragaman konsumsi pangan pada keluarga nelayan. Tujuan khusus penelitian ini
adalah : (1) Mengetahui karakteristik keluarga dan pengetahuan gizi ibu pada
keluarga nelayan; (2) Menganalisis konsumsi zat gizi (energi, protein, kalsium,
fosfor, besi, vitamin A, C) pangan keluarga nelayan; (3) Menganalisis tingkat
kecukupan energi dan protein keluarga nelayan; (4) Menganalisis keragaman
konsumsi pangan keluarga nelayan; (5) Menganalisis hubungan antara
karakteristik keluarga, pengetahuan gizi ibu, dan tingkat kecukupan energi serta
protein dengan keragaman konsumsi pangan; (6) Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keragaman konsumsi pangan keluarga nelayan
Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan
di Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa
Barat. Penentuan tempat dilakukan secara purposive (disengaja) dengan
pertimbangan kesesuian wilayah dan populasi dalam penelitian ini yaitu keluarga
nelayan. Pengumpulan data primer dilaksanakan selama lebih kurang satu bulan,
pertengahan Juni sampai Juli 2007. Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga
nelayan yang tinggal di Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten
Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pengambilan populasi contoh dilakukan secara
purposive dengan kriteria keluarga yang kepala keluarganya mempunyai mata
pencaharian sebagai nelayan dan memiliki tingkat kesejahtera menurut BKKBN
yaitu Keluarga Pra-Sejahtera (Pra KS) dan Keluarga Sejahtera (KS I). Adapun
jumlah populasi yang memenuhi kriteria sebanyak 187 keluarga. Jumlah contoh
ditentukan berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin yaitu
sebesar 65 keluarga dengan proporsi keluarga Pra KS 26 KK dan KS I sebanyak
39 KK.
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer dikumpulkan dengan cara tehnik wawancara terstruktur kepada contoh
dengan menggunakan kuisioner. Data primer meliputi karakteristik keluarga,
pengetahuan gizi ibu, dan konsumsi pangan keluarga. Data sekunder mengenai
keadaan umum wilayah yang diperoleh dari kantor desa.
Besar keluarga contoh memiliki proporsi terbesar (38.46%) termasuk
dalam kategori sedang. Lebih dari separuh kepala keluarga (64.62%) maupun ibu
(69.23%) contoh termasuk dalam kelompok usia dewasa awal. Hal tersebut
menunjukkan bahwa usia baik kepala keluarga maupun ibu mayoritas tergolong
dalam usia produktif. Sebesar 72.31% kepala keluarga dan 69.23% ibu berada
pada tingkat pendidikan dasar. Hal tersebut dapat diterjemahkan bahwa mayoritas
tingkat pendidikan baik kepala keluarga maupun ibu tergolong rendah. . Lebih
dari separuh (60.00%) keluarga berada pada tingkat pengeluaran di atas garis
kemiskinan. Sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan gizi rendah
(81.54%).
Rata-rata konsumsi energi per kapita per hari keluarga contoh (1573 Kkal)
lebih kecil dibandingkan rata-rata Angka Kecukupan Energi (AKE) per kapita per
hari yaitu sebesar 2037 Kkal. Sedangkan untuk rata-rata konsumsi protein per
kapita per hari (44.2 gram) juga lebih rendah dibandingkan rata-rata Angka
Kecukupan Protein (AKP) per kapita per hari adalah 51.8 gram. Lebih dari
separuh (53.85%) keluarga berada pada tingkat kecukupan energi yang cukup
sedangkan 46.15% keluarga mengalami defisit tingkat kecukupan energi. Lebih
dari separuh (55.38%) keluarga memiliki tingkat kecukupan protein yang cukup
dan 44.62% mengalami defisit tingkat kecukupan protein.
Hanya 21.54% keluarga mengonsumsi pangan beragam. Hal ini
menunjukkan bahwa keluarga yang mengonsumsi pangan beragam baik jumlah
maupun jenis masih rendah.
Tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0.05) antara besar keluarga, usia
kepala keluarga dan ibu, lama pendidikan ibu dengan keragaman konsumsi
pangan. Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pendidikan
kepala keluarga (p = 0.043), pengeluaran per kapita per bulan (p = 0.019), dan
pengeluaran pangan perkapita perbulan (p = 0.021) dengan keragaman konsumsi
pangan.
Tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0.05) antara pengetahuan gizi
ibu terhadap keragaman konsumsi pangan. Begitu juga untuk tingkat kecukupan
energi dan protein dengan keragaman konsumsi pangan.
Faktor yang mempengaruhi keragaman konsumsi pangan adalah tingkat
pendidikan kepala keluarga (OR = 6.090) dan pengeluaran perkapita per bulan
(OR = 7.806). Berarti semakin tinggi pendidikan kepala keluarga dan pengeluaran
per kapita per bulan pada contoh maka semakin tinggi keragaman konsumsi
pangannya.
ABSTRACT
The objective of this study was to analyze determinant of food diversity
on fisherman family. Design of this study is cross sectional study. Criteria of the
sample are family who have mean of livelihood as fisherman and have
prosperity according to BKKBN (Pra KS and KS I). Amount of the samples are
65 family. Type data was using primary data and secondary data. Primary data
(characteristic family, mother’s knowlegde of nutrition, and dietary of family)
was collected by structural questionare interview. Secondary data was about the
location of this study has obtained from village office. Result of this study
explain that education (p = 0.043) and expanditure (p = 0.019) corelate positive
with food diversity. The corelation was analyze by Spearman’s corelation.
Factors which determinant of food diversity are education (OR = 6.090) and
expanditure (OR = 7.806). It means increasing of education and expanditure
was equal with increasing of food diversity.
Keyword: determinant, food diversity, dietary.
ANALISIS DETERMINAN KERAGAMAN KONSUMSI
PANGAN PADA KELUARGA NELAYAN
DEWI MEITASARI
A54104035
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Judul Skripsi
: Analisis Determinan Keragaman Konsumsi Pangan pada
Keluarga Nelayan
Nama
: Dewi Meitasari
NRP
: A54104035
Disetujui
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
dr. Yekti Hartati Effendi, SKed
NIP. 140 092 953
Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS
NIP. 131 628 329
Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian IPB
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr
NIP. 131 124 019
Tanggal lulus :
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis
Determinan Keragaman Konsumsi Pangan pada Keluarga Nelayan” benar-benar
merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah
pada perguruan tinggi atau lembaga apapun.
Bogor, Juni 2008
Dewi Meitasari
A54104035
PRAKATA
Bismillahhirrahmanirrahiim
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat-Nya,
sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. Semoga setiap langkah selalu
dihaturkan untuk senantiasa beribadah kepada-Nya. Tema yang diambil dalam
penelitian ini adalah keragaman konsumsi pangan dengan judul “Analisis
Determinan Keragaman Konsumsi Pangan pada Keluarga Nelayan”
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna
mengingat keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi dan dimiliki penulis selama
berlangsungnya penelitian. Semoga hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh pihak-pihak yang membutuhkannya.
Bogor, Juni 2008
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Atas terselesaikannya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada:
1. dr Yekti H. Effendi, SKed dan Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah sabar membimbing, memberikan motivasi,
kritik, saran, dan solusi atas terselesaikannya skripsi ini.
2. Dr. Ir. Drajat Martianto, MSi selaku dosen penguji, yang telah berkenan
memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
3. Ir. Retnaningsih, MSi, selaku dosen pemandu seminar.
4. Dr. Ir. Evy. Damayanthi, MS selaku dosen pembimbing akademik, yang telah
berkenan memberikan bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.
5. Seluruh staf pengajar yang telah memberikan tinta ilmu kepada penulis dan
Komisi Pendidikan GMSK atas segala bantuannya.
6. Para pembahas seminar yaitu Friska Amelia, Ida Hildawati, Noni Eka, dan
Yuza Anzola yang telah memberi saran dan kritik yang berarti dalam
penyempurnaan skripsi ini.
7. Ibu dan Bapak, serta keluarga tercinta, yang selalu mendo’akan, memberikan
semangat, dukungan, dan kasih sayang yang tanpa ujung.
8. Teman-teman GMSK 41 (Yesa, Friska, Henny, Ida, Kartika H, Lola, Noni,
Ratna, Ermita, Dewi K, Ima, Rizka) dan semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya skripsi ini namun tak dapat disebutkan satu persatu.
Bogor, Juni 2008
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bojonegoro, Jawa Timur pada tanggal 7 Mei 1985.
Penulis merupakan anak terakhir dari empat bersaudara dari pasangan Samiran
dan Sulasmi’ah.
Tahun 2004, penulis lulus dari SMU Negeri I Bojonegoro Jawa Timur.
Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Gizi
Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di beberapa kepanitiaan kampus
dan organisasi kemahasiswaan. Organisasi yang pernah diikuti yaitu Paguyuban
Angkling Darmo (PAD) tahun 2004-2008 dan Badan Konsultasi Gizi tahun 20052008.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................
x
DAFTAR TABEL......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
xiv
PENDAHULUAN…………………………………………...………..........
Latar Belakang…………………………………………………..........
Perumusan Masalah.…………………………………………….........
Tujuan Penelitian……………………………………………………..
Manfaat Penelitian……………………………………………………
1
1
2
2
3
TINJAUAN PUSTAKA…...………………………………………............
Nelayan……………………..………………………………………...
Konsumsi Pangan………..……………………………………............
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan…….……........
Besar Keluarga…..…………………………………………...........
Pendapatan…….………………………………………………….
Pendidikan …………….………………………………………….
Pengetahuan Gizi..…………………………………………………
Survei Konsumsi Pangan...……………………………………...........
Metode Recall 24 Jam……………………………………………..
Food Record……………………………………………………….
Weighed Method…………………………………………………..
Food Frequency Questionaire…………………………………….
Tingkat Konsumsi Zat Gizi…………………………………………..
Keragaman Konsumsi Pangan………………………………………..
Starchy Staple Food Ratio……..……………………………..............
4
4
6
7
7
7
8
8
9
10
10
10
11
12
13
17
KERANGKA PEMIKIRAN……………………………………………… 19
METODE PENELITIAN…………………………..………………..........
Sumber Data
Desain, Tempat, dan Waktu……………………...…………….........
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh………………….………...........
Jenis dan Cara Pengumpulan Data....…………….……………….....
Pengolahan dan Analisis Data……………………………….………
Definisi Operasional.............................……………...…...……........
21
21
21
21
22
24
29
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................
Keadaan Umum Wilayah..............................................………….......
Karakteristik Keluarga.............................................................…........
Besar Keluarga...……....................................................................
30
30
31
31
Usia.………………….……………..............................................
Pendidikan......................................................................................
Pengeluaran.…...............................................................................
Pengetahuan Gizi Ibu...............................................………................
Konsumsi Pangan………………….....……….………………...........
Tingkat Kecukupan Energi dan Protein.………………………..........
Keragaman Konsumsi Pangan...........................………………..........
Frekuensi Konsumsi menurut Jenis Pangan........................................
Hubungan Karakteristik Keluarga dengan Keragaman Konsumsi
Pangan....………..................................................................................
Besar Keluarga…………………………………..…....................
Usia………………………..………….........................................
Pendidikan.....................................................................................
Pengeluaran...................................................................................
Pengeluaran per kapita per bulan..................................................
Pengeluaran Pangan......................................................................
Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu dengan Keragaman Konsumsi
Pangan..................................................................................................
Hubungan TKE dan TKP dengan Keragaman Konsumsi Pangan.......
Tingkat Kecukupan Energi...........................................................
Tingkat Kecukupan Protein..........................................................
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keragaman Konsumsi
Pangan…………..................................................................................
31
32
32
33
34
34
35
36
KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................
Kesimpulan…………..................…….………………...……….......
Saran..........................…………………..……….……………..........
55
55
55
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...
56
38
38
39
40
42
44
45
47
49
49
50
53
LAMPIRAN……………………………………………………………….. 59
DAFTAR TABEL
Nomor
1.
2.
3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Halaman
Contoh kuisioner keragaman konsumsi pangan ........................……
Indikator keragaman konsumsi pangan secara kualitatif ..…………
Jenis data, cara pengumpulan data, bahan dan alat pengumpulan
data.....................................................................................................
Pengategorian karakteristik keluarga.................................................
Pertanyaan tentang pengetahuan gizi ibu...........................................
Pengategorian pengetahuan gizi ibu...................................................
Pengategorian konsumsi zat gizi pangan............................................
Angka Kecukupan Energi dan Protein (AKE dan AKP)
berdasarkan umur dan jenis kelamin..................................................
Pengategorian tingkat kecukupan energi dan protein........................
Pengategorian keragaman konsumsi pangan.....................................
Sebaran keluarga berdasarkan besar keluarga...................................
Sebaran keluarga berdasarkan kategori usia kepala keluarga dan
ibu......................................................................................................
Sebaran keluarga berdasarkan tingkat pendidikan kepala keluarga
dan ibu................................................................................................
Sebaran keluarga berdasarkan pengeluaran/kapita/bulan...................
Sebaran keluarga berdasarkan pengetahuan gizi ibu..........................
Rata-rata konsumsi zat gizi pangan per kapita per hari......................
Sebaran keluarga berdasarkan tingkat kecukupan energi..................
Sebaran keluarga berdasarkan tingkat kecukupan protein.................
Sebaran keluarga berdasarkan keragaman konsumsi pangan.............
Sebaran keluarga berdasarkan besar keluarga pada keluarga dengan
konsumsi pangan beragam dan tidak beragam .................................
Sebaran keluarga berdasarkan usia kepala keluarga dan ibu pada
keluarga dengan konsumsi pangan beragam dan tidak beragam.......
Sebaran keluarga berdasarkan tingkat pendidikan pada keluarga
dengan konsumsi pangan beragam dan tidak beragam......................
Rata-rata dan standar deviasi pengeluaran (Rp/kap/bln) pada
keluarga dengan konsumsi pangan beragam dan tidak beragam
............................................................................................................
Sebaran keluarga berdasarkan pengeluaran per kapita per bulan
pada keluarga dengan konsumsi pangan beragam dan tidak
beragam..............................................................................................
Sebaran keluarga berdasarkan pengeluaran pangan per kapita per
bulan pada keluarga dengan konsumsi pangan beragam dan tidak
beragam..............................................................................................
Rata-rata dan standar deviasi pengeluaran pangan keluarga
(Rp/bulan) menurut jenis pangan ......................................................
Sebaran jawaban contoh berdasarkan pertanyaan pengetahuan gizi
yang dijawab benar dan salah ............................................................
Sebaran keluarga berdasarkan pengetahuan gizi ibu pada keluarga
16
18
23
24
25
25
26
27
28
28
31
31
32
32
33
34
35
35
36
38
40
41
43
44
45
46
47
29.
30.
31.
32.
33.
dengan konsumsi pangan beragam dan tidak beragam......................
Sebaran keluarga berdasarkan tingkat kecukupan energi pada
keluarga dengan konsumsi pangan beragam dan tidak beragam........
Sebaran keluarga berdasarkan tingkat kecukupan protein keluarga
beragam dan tidak beragam...............................................................
Sebaran keluarga berdasarkan rata-rata konsumsi pangan per kapita
perhari.................................................................................................
Sebaran keluarga berdasarkan rata-rata dan standar deviasi
konsumsi zat gizi pangan per kapita perhari pada keluarga dengan
konsumsi pangan beragam dan tidak beragam..................................
Faktor –faktor yang mempengaruhi keragaman konsumsi pangan
.................................................................................................……..
48
49
50
51
52
53
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Halaman
Analisis Deskriptif................................................................................
Analisis Deskriptif pada Keluarga dengan Konsumsi Pangan
Beragam....................................................................
Analisis Deskriptif pada Keluarga dengan Konsumsi Pangan Tidak
Beragam.................................................................................................
Hasil Uji Regresi Logistik ………………………...................................
Hasil Uji Corelation Spearman.............................................................
Hasil Uji test pada Pengeluaran Pangan menurut Jenis Pangan ...........
Hasil Uji test pada Konsumsi Zat Gizi Pangan.....................................
Sebaran Jenis dan Frekuensi Konsumsi Pangan……………………...
60
60
61
61
62
63
64
65
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap manusia di Indonesia berhak memperoleh pangan yang cukup,
aman, dan bergizi. Hak azasi manusia atas akses pangan telah dinyatakan dalam
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan. Konsumsi pangan dan gizi
yang cukup dan seimbang adalah syarat bagi pertumbuhan dan perkembangan
tubuh manusia mulai dari kandungan sampai dewasa, hal ini juga mempengaruhi
perkembangan emosi, jiwa, dan kemampuan motoriknya. Generasi yang kokoh
yaitu kuat fisik dengan intelegensia tinggi akan menjadi penerus suatu bangsa
untuk membangun negara dalam semua bidang, baik ekonomi, sosial, dan politik
yang dinamis serta berkelanjutan (Bimas Ketahanan Pangan 2001).
Pola konsumsi pangan yang seimbang adalah konsumsi pangan yang dapat
menyediakan zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur dalam jumlah yang
cukup sesuai umur, jenis kelamin, dan aktivitas fisik, yang terdiri dari pangan
yang beragam (Riyadi 1996). Keragaman konsumsi pangan sangat penting, hal ini
karena tidak ada satu jenis pangan yang mengandung zat gizi secara lengkap baik
jenis maupun jumlah. Dengan mengonsumsi pangan yang beragam maka
kekurangan zat gizi dalam satu jenis akan dilengkapi oleh kandungan zat gizi dari
jenis pangan lainnya. Adanya prinsip saling melengkapi antar berbagai pangan
tersebut akan menjamin terpenuhinya mutu gizi seimbang dalam jumlah cukup
(Riyadi 1996). Keragaman konsumsi pangan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap kualitas zat-zat gizi dalam pangan. Hal ini dapat diketahui bahwa pilihan
yang luas dari kelompok pangan yang berbeda menunjukkan jaminan
perlindungan terhadap defisiensi zat-zat gizi esensial (Roe diacu dalam
Rahmawati 2000).
Masyarakat nelayan merupakan salah satu komunitas yang selalu
berhadapan dengan berbagai masalah, seperti kurangnya modal, kualitas hasil
tangkapan yang buruk, jumlah tangkapan sedikit, tekanan dari majikan, dan
musim yang selalu berubah. Masalah-masalah tersebut yang dapat mempengaruhi
keragaan ekonomi dan kehidupan rumah tangga para nelayan. Hal tersebut yang
menjadi menyebab terjadinya kurangnya keragaman konsumsi terhadap pangan
(Pasandaran 1990, diacu dalam Baliwati, Pranadji & Retnaningsih 1992).
Perumusan Masalah
Keragaman konsumsi pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1)
Ketersediaan pangan, jenis, dan jumlah pangan dalam pola makanan di suatu
daerah tertentu, biasanya berkembang dari pangan setempat atau dari pangan yang
telah ditanam, (2) Pola sosial budaya, pola kebudayaan mempengaruhi seseorang
dalam memilih pangan. Berdasarkan hal-hal yang berkaitan dengan keragaman
konsumsi pangan maka permasalahan penelitian yang akan dijawab dalam
penelitian ini adalah Bagaimana karakteristik dan pengetahuan gizi ibu pada
keluarga nelayan?. Bagaimana konsumsi zat gizi pangan dan tingkat kecukupan
energi serta protein pada keluarga nelayan ? Bagaimana keragaman konsumsi
pangan pada keluarga nelayan?. Bagaimana hubungan antara karakteristik
keluarga, pengetahuan gizi, dan tingkat kecukupan energi serta protein dengan
keragaman konsumsi pangan?. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
keragaman konsumsi pangan pada keluarga nelayan?.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Menganalisis determinan keragaman konsumsi pangan pada keluarga
nelayan.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik keluarga dan pengetahuan gizi ibu pada keluarga
nelayan.
2. Menganalisis konsumsi zat gizi (energi, protein, kalsium, fosfor, besi,
vitamin A, dan C) pangan dan tingkat kecukupan energi serta protein pada
keluarga nelayan.
3. Menganalisis keragaman konsumsi pangan pada keluarga nelayan.
4. Menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga, pengetahuan gizi
ibu, dan tingkat kecukupan energi serta protein dengan keragaman
konsumsi pangan.
5. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keragaman konsumsi
pangan pada keluarga nelayan.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada seluruh
pihak terutama bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, hasil penelitian
ini juga dapat memberikan gambaran tentang keragaman konsumsi pangan yang
terjadi di wilayah Kabupaten Cirebon, serta dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi pemerintah daerah khususnya pada Kecamatan Gunung Jati.
TINJAUAN PUSTAKA
Nelayan
Sebagian besar nelayan di Indonesia merupakan nelayan tradisional yang
selalu berhadapan dengan berbagai masalah, seperti kurangnya modal, kualitas
hasil tangkapan yang buruk, jumlah tangkapan sedikit, tekanan dari majikan, dan
musim yang selalu berubah. Masalah-masalah tersebut yang dapat mempengaruhi
keragaan ekonomi dan kehidupan rumah tangga para nelayan (Pasandaran 1990,
diacu dalam Baliwati, Pranadji & Retnaningsih 1992).
Secara sosiologis, karakteristik komunitas nelayan berbeda dari komunitas
petani. Petani menghadapi situasi ekologi yang dapat dikontrol. Menurut Rogers
(1969) diacu dalam Satria (2001), petani (peasant) juga memiliki banyak
karakteristik, seperti mutual distrust, perceived limited goods, limited views of this
world, dan limited aspiration. Sedangkan nelayan dihadapkan pada situasi
ekologis yang sulit untuk mengendalikan produknya mengingat perikanan
memiliki sifat open access sehingga nelayan juga harus berpindah-pindah dan ada
elemen risiko yang harus dihadapi lebih besar daripada yang dihadapi petani
(Pollnack 1988, diacu dalam Satria 2001). Selain itu, nelayan juga harus
berhadapan dengan kehidupan laut yang keras sehingga membuat mereka
umumnya bersikap keras, tegas, dan terbuka.
Rumah tangga nelayan memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Deptan 1991,
diacu dalam Baliwati , Pranadji & Retnaningsih 1992) :
1. Rumah dan barang yang dimiliki terbatas dan sangat sederhana.
2. Tingkat kesehatan dan pendidikan rendah.
3. Produktivitas kerja rendah.
4. Keterampilan kurang memadai.
5. Kurang
dapat
mengikuti
pembaharuan
dan
kurang
memperoleh
kesempatan berperan serta dalam pembangunan.
Masyarakat nelayan terbagi menjadi dua kelompok yaitu nelayan juragan
dan nelayan buruh. Pembagian ini akibat dari perbedaan kepemilikian alat
tangkap, organisasi kerja penangkapan ikan, dan pendapatan dari sistem bagi hasil
(Hermanto 1986, diacu dalam Baliwati et,. al 1992). Faktor pendapatan memiliki
peranan dalam permasalahan gizi dan kebiasaan makanan. Pendapatan juga
mempengaruhi ketersediaan pangan, akan menjadi masalah bagi penduduk yang
memiliki pendapatan rendah karena tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan
sehari-hari dalam jumlah yang diperlukan sehingga terjadi ketidakcukupan
konsumsi pangan (Birowo 1983, diacu dalam Baliwati et,. al 1992).
Menurut Satria (2001) nelayan dibedakan menjadi dua yaitu nelayan kecil
dan nelayan besar. Nelayan kecil mencakup berbagai karakteristik nelayan baik
berdasarkan kapasitas teknologi (alat tangkap dan armada) maupun budaya.
Nelayan kecil menangkap ikan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari. Namun, hal tersebut tidak berarti bahwa mereka tidak menjual hasil
tangkapannya. Hasil tangkapan yang dijual biasanya dialokasikan untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari (khususnya pangan), dan bukan
diinvestasikan kembali untuk melipatgandakan keuntungan. Sedangkan nelayan
besar dicirikan oleh skala usaha yang besar, baik kapasitas teknologi penangkapan
maupun jumlah armadanya. Mereka berorientasi pada keuntungan (profit
oriented) dan umumnya melibatkan sejumlah buruh nelayan sebagai anak buah
kapal (ABK) dengan orientasi kerja yang semakin kompleks. Nelayan besar juga
disebut sebagai nelayan industri (industrial fisher).
Perbedaan dalam penggunaan teknologi penangkapan menyebabkan
terbatasnya daerah penangkapan ikan karena nelayan hanya dapat bekerja di
daerah sekitar pantai saja. Nelayan yang menggunakan teknologi penangkapan
yang relatif rendah disebut nelayan skala kecil. Umumnya menggunakan kapal
berukuran kecil (3-5 GT) dan mesin berkekuatan rendah (0-3 HP) (Tim Fakultas
Perikanan IPB 1991, diacu dalam Baliwati et,. al 1992).
Pada umumnya perempuan dalam komunitas nelayan tidak terlibat
langsung dalam kegiatan produksi (penangkapan ikan), kecuali untuk beberapa
jenis kegiatan, seperti pengumpulan tanaman laut (shellfish), penangkapan ikan
dengan beachseine. Kaum perempuan atau istri-istri para nelayan lebih banyak
berperan dalam kegiatan pengolahan (pemindangan) maupun pemasaran (Satria
2001).
Menurut Goodwin (1990) diacu dalam Satria (2001) menyatakan bahwa
dalam komunitas nelayan, status sosial sebagai istri nelayan dengan peran-peran
ekonomi seperti itu relatif tinggi daripada kaum perempuan bukan dari keluarga
nelayan. Tentu saja, prestise yang lebih tinggi tersebut disebabkan oleh sikap
mereka yang relatif lebih mandiri. Kemandirian ini merupakan konsekuensi dari
peran suami yang lebih banyak memiliki waktu di laut sehingga untuk menjaga
komunitas diperlukan peran aktif dari istri nelayan.
Konsumsi Pangan
Konsumsi pangan merupakan informasi tentang jenis dan jumlah pangan
yang dikonsumsi oleh seseorang atau sekelompok orang pada waktu tertentu.
Konsumsi pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pemilihan jenis atau
banyaknya pangan yang dimakan, hal tersebut dapat berbeda antara individu baik
ditingkat keluarga maupun daerah. Faktor ekonomi dan harga, serta faktor sosial
budaya dan religi yang ada di suatu daerah sangat mempengaruhi konsumsi
pangan (PSKPG 2002). Akan tetapi, faktor-faktor yang sangat berpengaruh adalah
jenis dan banyaknya pangan yang diproduksi dan tersedia, tingkat pendapatan,
dan pengetahuan gizi (Haper, Deaton & Driskel 1986).
Menurut Riyadi (1996), bahwa pola konsumsi pangan dipengaruhi oleh
banyak faktor, diantaranya yang terpenting adalah: (1) Ketersediaan pangan, jenis,
dan jumlah pangan dalam pola makanan di suatu daerah tertentu, biasanya
berkembang dari pangan setempat atau dari pangan yang telah ditanam. Bila
pangan tersedia secara kontinyu, maka dapat membentuk kebiasaan makan, (2)
Pola sosial budaya, pola kebudayaan mempengaruhi seseorang dalam memilih
pangan. Hal ini juga mempengaruhi jenis pangan apa yang harus diproduksi,
bagaimana cara pengolahannya, penyalurannya, penyiapannya, dan penyajiannya.
Pilihan pangan biasanya ditentukan oleh adanya faktor-faktor penerimaan atau
penolakan terhadap pangan oleh seseorang atau sekelompok orang.
Menurut Baliwati dan Roosita (2004), konsumsi pangan adalah jenis dan
jumlah pangan yang dimakan oleh seseorang atau kelompok dengan tujuan
tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan individu secara biologis, psikologi maupun sosial. Hal ini terkait
dengan fungsi makanan yaitu gastronomik, identitas budaya, religi, dan magis,
komunikasi, lambang status ekonomi serta kekuatan dan kekuasaan.
Konsumsi pangan dan gizi cukup serta seimbang merupakan salah satu
faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan intelegensia manusia,
sebab tingkat kecukupan gizi seseorang sangat mempengaruhi keseimbangan
perkembangan jasmani dan rohani yang bersangkutan. Pola konsumsi pangan dan
gizi rumah tangga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, sosial, dan budaya
masyarakat (Bimas Ketahanan Pangan 2001).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan
Besar keluarga
Hubungan antara laju kelahiran yang tinggi dan kurang giz
PANGAN PADA KELUARGA NELAYAN
DEWI MEITASARI
A54104035
PROGAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Analyze Determinant of Food Diversity on Fisherman Family
Dewi Meitasari
ABSTRACT
The objective of this study was to analyze determinant of food diversity
on fisherman family. Design of this study is cross sectional study. Criteria of the
sample are family who have mean of livelihood as fisherman and have
prosperity according to BKKBN (Pra KS and KS I). Amount of the samples are
65 family. Type data was using primary data and secondary data. Primary data
(characteristic family, mother’s knowlegde of nutrition, and dietary of family)
was collected by structural questionare interview. Secondary data was about the
location of this study has obtained from village office. Result of this study
explain that education (p = 0.043) and expanditure (p = 0.019) corelate positive
with food diversity. The corelation was analyze by Spearman’s corelation.
Factors which determinant of food diversity are education (OR = 6.090) and
expanditure (OR = 7.806). It means increasing of education and expanditure
was equal with increasing of food diversity.
Keyword: determinant, food diversity, dietary.
DEWI MEITASARI. A54104035. Analisis Determinan Keragaman Konsumsi
Pangan pada Keluarga Nelayan. Dibawah bimbingan Yekti H. Effendi dan Ikeu
Tanziha
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis determinan
keragaman konsumsi pangan pada keluarga nelayan. Tujuan khusus penelitian ini
adalah : (1) Mengetahui karakteristik keluarga dan pengetahuan gizi ibu pada
keluarga nelayan; (2) Menganalisis konsumsi zat gizi (energi, protein, kalsium,
fosfor, besi, vitamin A, C) pangan keluarga nelayan; (3) Menganalisis tingkat
kecukupan energi dan protein keluarga nelayan; (4) Menganalisis keragaman
konsumsi pangan keluarga nelayan; (5) Menganalisis hubungan antara
karakteristik keluarga, pengetahuan gizi ibu, dan tingkat kecukupan energi serta
protein dengan keragaman konsumsi pangan; (6) Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keragaman konsumsi pangan keluarga nelayan
Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan
di Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa
Barat. Penentuan tempat dilakukan secara purposive (disengaja) dengan
pertimbangan kesesuian wilayah dan populasi dalam penelitian ini yaitu keluarga
nelayan. Pengumpulan data primer dilaksanakan selama lebih kurang satu bulan,
pertengahan Juni sampai Juli 2007. Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga
nelayan yang tinggal di Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten
Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pengambilan populasi contoh dilakukan secara
purposive dengan kriteria keluarga yang kepala keluarganya mempunyai mata
pencaharian sebagai nelayan dan memiliki tingkat kesejahtera menurut BKKBN
yaitu Keluarga Pra-Sejahtera (Pra KS) dan Keluarga Sejahtera (KS I). Adapun
jumlah populasi yang memenuhi kriteria sebanyak 187 keluarga. Jumlah contoh
ditentukan berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin yaitu
sebesar 65 keluarga dengan proporsi keluarga Pra KS 26 KK dan KS I sebanyak
39 KK.
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer dikumpulkan dengan cara tehnik wawancara terstruktur kepada contoh
dengan menggunakan kuisioner. Data primer meliputi karakteristik keluarga,
pengetahuan gizi ibu, dan konsumsi pangan keluarga. Data sekunder mengenai
keadaan umum wilayah yang diperoleh dari kantor desa.
Besar keluarga contoh memiliki proporsi terbesar (38.46%) termasuk
dalam kategori sedang. Lebih dari separuh kepala keluarga (64.62%) maupun ibu
(69.23%) contoh termasuk dalam kelompok usia dewasa awal. Hal tersebut
menunjukkan bahwa usia baik kepala keluarga maupun ibu mayoritas tergolong
dalam usia produktif. Sebesar 72.31% kepala keluarga dan 69.23% ibu berada
pada tingkat pendidikan dasar. Hal tersebut dapat diterjemahkan bahwa mayoritas
tingkat pendidikan baik kepala keluarga maupun ibu tergolong rendah. . Lebih
dari separuh (60.00%) keluarga berada pada tingkat pengeluaran di atas garis
kemiskinan. Sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan gizi rendah
(81.54%).
Rata-rata konsumsi energi per kapita per hari keluarga contoh (1573 Kkal)
lebih kecil dibandingkan rata-rata Angka Kecukupan Energi (AKE) per kapita per
hari yaitu sebesar 2037 Kkal. Sedangkan untuk rata-rata konsumsi protein per
kapita per hari (44.2 gram) juga lebih rendah dibandingkan rata-rata Angka
Kecukupan Protein (AKP) per kapita per hari adalah 51.8 gram. Lebih dari
separuh (53.85%) keluarga berada pada tingkat kecukupan energi yang cukup
sedangkan 46.15% keluarga mengalami defisit tingkat kecukupan energi. Lebih
dari separuh (55.38%) keluarga memiliki tingkat kecukupan protein yang cukup
dan 44.62% mengalami defisit tingkat kecukupan protein.
Hanya 21.54% keluarga mengonsumsi pangan beragam. Hal ini
menunjukkan bahwa keluarga yang mengonsumsi pangan beragam baik jumlah
maupun jenis masih rendah.
Tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0.05) antara besar keluarga, usia
kepala keluarga dan ibu, lama pendidikan ibu dengan keragaman konsumsi
pangan. Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pendidikan
kepala keluarga (p = 0.043), pengeluaran per kapita per bulan (p = 0.019), dan
pengeluaran pangan perkapita perbulan (p = 0.021) dengan keragaman konsumsi
pangan.
Tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0.05) antara pengetahuan gizi
ibu terhadap keragaman konsumsi pangan. Begitu juga untuk tingkat kecukupan
energi dan protein dengan keragaman konsumsi pangan.
Faktor yang mempengaruhi keragaman konsumsi pangan adalah tingkat
pendidikan kepala keluarga (OR = 6.090) dan pengeluaran perkapita per bulan
(OR = 7.806). Berarti semakin tinggi pendidikan kepala keluarga dan pengeluaran
per kapita per bulan pada contoh maka semakin tinggi keragaman konsumsi
pangannya.
DEWI MEITASARI. A54104035. Analisis Determinan Keragaman Konsumsi
Pangan pada Keluarga Nelayan. Dibawah bimbingan Yekti H. Effendi dan Ikeu
Tanziha
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis determinan
keragaman konsumsi pangan pada keluarga nelayan. Tujuan khusus penelitian ini
adalah : (1) Mengetahui karakteristik keluarga dan pengetahuan gizi ibu pada
keluarga nelayan; (2) Menganalisis konsumsi zat gizi (energi, protein, kalsium,
fosfor, besi, vitamin A, C) pangan keluarga nelayan; (3) Menganalisis tingkat
kecukupan energi dan protein keluarga nelayan; (4) Menganalisis keragaman
konsumsi pangan keluarga nelayan; (5) Menganalisis hubungan antara
karakteristik keluarga, pengetahuan gizi ibu, dan tingkat kecukupan energi serta
protein dengan keragaman konsumsi pangan; (6) Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keragaman konsumsi pangan keluarga nelayan
Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan
di Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa
Barat. Penentuan tempat dilakukan secara purposive (disengaja) dengan
pertimbangan kesesuian wilayah dan populasi dalam penelitian ini yaitu keluarga
nelayan. Pengumpulan data primer dilaksanakan selama lebih kurang satu bulan,
pertengahan Juni sampai Juli 2007. Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga
nelayan yang tinggal di Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten
Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pengambilan populasi contoh dilakukan secara
purposive dengan kriteria keluarga yang kepala keluarganya mempunyai mata
pencaharian sebagai nelayan dan memiliki tingkat kesejahtera menurut BKKBN
yaitu Keluarga Pra-Sejahtera (Pra KS) dan Keluarga Sejahtera (KS I). Adapun
jumlah populasi yang memenuhi kriteria sebanyak 187 keluarga. Jumlah contoh
ditentukan berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin yaitu
sebesar 65 keluarga dengan proporsi keluarga Pra KS 26 KK dan KS I sebanyak
39 KK.
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer dikumpulkan dengan cara tehnik wawancara terstruktur kepada contoh
dengan menggunakan kuisioner. Data primer meliputi karakteristik keluarga,
pengetahuan gizi ibu, dan konsumsi pangan keluarga. Data sekunder mengenai
keadaan umum wilayah yang diperoleh dari kantor desa.
Besar keluarga contoh memiliki proporsi terbesar (38.46%) termasuk
dalam kategori sedang. Lebih dari separuh kepala keluarga (64.62%) maupun ibu
(69.23%) contoh termasuk dalam kelompok usia dewasa awal. Hal tersebut
menunjukkan bahwa usia baik kepala keluarga maupun ibu mayoritas tergolong
dalam usia produktif. Sebesar 72.31% kepala keluarga dan 69.23% ibu berada
pada tingkat pendidikan dasar. Hal tersebut dapat diterjemahkan bahwa mayoritas
tingkat pendidikan baik kepala keluarga maupun ibu tergolong rendah. . Lebih
dari separuh (60.00%) keluarga berada pada tingkat pengeluaran di atas garis
kemiskinan. Sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan gizi rendah
(81.54%).
Rata-rata konsumsi energi per kapita per hari keluarga contoh (1573 Kkal)
lebih kecil dibandingkan rata-rata Angka Kecukupan Energi (AKE) per kapita per
hari yaitu sebesar 2037 Kkal. Sedangkan untuk rata-rata konsumsi protein per
kapita per hari (44.2 gram) juga lebih rendah dibandingkan rata-rata Angka
Kecukupan Protein (AKP) per kapita per hari adalah 51.8 gram. Lebih dari
separuh (53.85%) keluarga berada pada tingkat kecukupan energi yang cukup
sedangkan 46.15% keluarga mengalami defisit tingkat kecukupan energi. Lebih
dari separuh (55.38%) keluarga memiliki tingkat kecukupan protein yang cukup
dan 44.62% mengalami defisit tingkat kecukupan protein.
Hanya 21.54% keluarga mengonsumsi pangan beragam. Hal ini
menunjukkan bahwa keluarga yang mengonsumsi pangan beragam baik jumlah
maupun jenis masih rendah.
Tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0.05) antara besar keluarga, usia
kepala keluarga dan ibu, lama pendidikan ibu dengan keragaman konsumsi
pangan. Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pendidikan
kepala keluarga (p = 0.043), pengeluaran per kapita per bulan (p = 0.019), dan
pengeluaran pangan perkapita perbulan (p = 0.021) dengan keragaman konsumsi
pangan.
Tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0.05) antara pengetahuan gizi
ibu terhadap keragaman konsumsi pangan. Begitu juga untuk tingkat kecukupan
energi dan protein dengan keragaman konsumsi pangan.
Faktor yang mempengaruhi keragaman konsumsi pangan adalah tingkat
pendidikan kepala keluarga (OR = 6.090) dan pengeluaran perkapita per bulan
(OR = 7.806). Berarti semakin tinggi pendidikan kepala keluarga dan pengeluaran
per kapita per bulan pada contoh maka semakin tinggi keragaman konsumsi
pangannya.
ABSTRACT
The objective of this study was to analyze determinant of food diversity
on fisherman family. Design of this study is cross sectional study. Criteria of the
sample are family who have mean of livelihood as fisherman and have
prosperity according to BKKBN (Pra KS and KS I). Amount of the samples are
65 family. Type data was using primary data and secondary data. Primary data
(characteristic family, mother’s knowlegde of nutrition, and dietary of family)
was collected by structural questionare interview. Secondary data was about the
location of this study has obtained from village office. Result of this study
explain that education (p = 0.043) and expanditure (p = 0.019) corelate positive
with food diversity. The corelation was analyze by Spearman’s corelation.
Factors which determinant of food diversity are education (OR = 6.090) and
expanditure (OR = 7.806). It means increasing of education and expanditure
was equal with increasing of food diversity.
Keyword: determinant, food diversity, dietary.
ANALISIS DETERMINAN KERAGAMAN KONSUMSI
PANGAN PADA KELUARGA NELAYAN
DEWI MEITASARI
A54104035
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Judul Skripsi
: Analisis Determinan Keragaman Konsumsi Pangan pada
Keluarga Nelayan
Nama
: Dewi Meitasari
NRP
: A54104035
Disetujui
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
dr. Yekti Hartati Effendi, SKed
NIP. 140 092 953
Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS
NIP. 131 628 329
Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian IPB
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr
NIP. 131 124 019
Tanggal lulus :
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis
Determinan Keragaman Konsumsi Pangan pada Keluarga Nelayan” benar-benar
merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah
pada perguruan tinggi atau lembaga apapun.
Bogor, Juni 2008
Dewi Meitasari
A54104035
ANALISIS DETERMINAN KERAGAMAN KONSUMSI
PANGAN PADA KELUARGA NELAYAN
DEWI MEITASARI
A54104035
PROGAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Analyze Determinant of Food Diversity on Fisherman Family
Dewi Meitasari
ABSTRACT
The objective of this study was to analyze determinant of food diversity
on fisherman family. Design of this study is cross sectional study. Criteria of the
sample are family who have mean of livelihood as fisherman and have
prosperity according to BKKBN (Pra KS and KS I). Amount of the samples are
65 family. Type data was using primary data and secondary data. Primary data
(characteristic family, mother’s knowlegde of nutrition, and dietary of family)
was collected by structural questionare interview. Secondary data was about the
location of this study has obtained from village office. Result of this study
explain that education (p = 0.043) and expanditure (p = 0.019) corelate positive
with food diversity. The corelation was analyze by Spearman’s corelation.
Factors which determinant of food diversity are education (OR = 6.090) and
expanditure (OR = 7.806). It means increasing of education and expanditure
was equal with increasing of food diversity.
Keyword: determinant, food diversity, dietary.
DEWI MEITASARI. A54104035. Analisis Determinan Keragaman Konsumsi
Pangan pada Keluarga Nelayan. Dibawah bimbingan Yekti H. Effendi dan Ikeu
Tanziha
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis determinan
keragaman konsumsi pangan pada keluarga nelayan. Tujuan khusus penelitian ini
adalah : (1) Mengetahui karakteristik keluarga dan pengetahuan gizi ibu pada
keluarga nelayan; (2) Menganalisis konsumsi zat gizi (energi, protein, kalsium,
fosfor, besi, vitamin A, C) pangan keluarga nelayan; (3) Menganalisis tingkat
kecukupan energi dan protein keluarga nelayan; (4) Menganalisis keragaman
konsumsi pangan keluarga nelayan; (5) Menganalisis hubungan antara
karakteristik keluarga, pengetahuan gizi ibu, dan tingkat kecukupan energi serta
protein dengan keragaman konsumsi pangan; (6) Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keragaman konsumsi pangan keluarga nelayan
Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan
di Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa
Barat. Penentuan tempat dilakukan secara purposive (disengaja) dengan
pertimbangan kesesuian wilayah dan populasi dalam penelitian ini yaitu keluarga
nelayan. Pengumpulan data primer dilaksanakan selama lebih kurang satu bulan,
pertengahan Juni sampai Juli 2007. Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga
nelayan yang tinggal di Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten
Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pengambilan populasi contoh dilakukan secara
purposive dengan kriteria keluarga yang kepala keluarganya mempunyai mata
pencaharian sebagai nelayan dan memiliki tingkat kesejahtera menurut BKKBN
yaitu Keluarga Pra-Sejahtera (Pra KS) dan Keluarga Sejahtera (KS I). Adapun
jumlah populasi yang memenuhi kriteria sebanyak 187 keluarga. Jumlah contoh
ditentukan berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin yaitu
sebesar 65 keluarga dengan proporsi keluarga Pra KS 26 KK dan KS I sebanyak
39 KK.
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer dikumpulkan dengan cara tehnik wawancara terstruktur kepada contoh
dengan menggunakan kuisioner. Data primer meliputi karakteristik keluarga,
pengetahuan gizi ibu, dan konsumsi pangan keluarga. Data sekunder mengenai
keadaan umum wilayah yang diperoleh dari kantor desa.
Besar keluarga contoh memiliki proporsi terbesar (38.46%) termasuk
dalam kategori sedang. Lebih dari separuh kepala keluarga (64.62%) maupun ibu
(69.23%) contoh termasuk dalam kelompok usia dewasa awal. Hal tersebut
menunjukkan bahwa usia baik kepala keluarga maupun ibu mayoritas tergolong
dalam usia produktif. Sebesar 72.31% kepala keluarga dan 69.23% ibu berada
pada tingkat pendidikan dasar. Hal tersebut dapat diterjemahkan bahwa mayoritas
tingkat pendidikan baik kepala keluarga maupun ibu tergolong rendah. . Lebih
dari separuh (60.00%) keluarga berada pada tingkat pengeluaran di atas garis
kemiskinan. Sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan gizi rendah
(81.54%).
Rata-rata konsumsi energi per kapita per hari keluarga contoh (1573 Kkal)
lebih kecil dibandingkan rata-rata Angka Kecukupan Energi (AKE) per kapita per
hari yaitu sebesar 2037 Kkal. Sedangkan untuk rata-rata konsumsi protein per
kapita per hari (44.2 gram) juga lebih rendah dibandingkan rata-rata Angka
Kecukupan Protein (AKP) per kapita per hari adalah 51.8 gram. Lebih dari
separuh (53.85%) keluarga berada pada tingkat kecukupan energi yang cukup
sedangkan 46.15% keluarga mengalami defisit tingkat kecukupan energi. Lebih
dari separuh (55.38%) keluarga memiliki tingkat kecukupan protein yang cukup
dan 44.62% mengalami defisit tingkat kecukupan protein.
Hanya 21.54% keluarga mengonsumsi pangan beragam. Hal ini
menunjukkan bahwa keluarga yang mengonsumsi pangan beragam baik jumlah
maupun jenis masih rendah.
Tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0.05) antara besar keluarga, usia
kepala keluarga dan ibu, lama pendidikan ibu dengan keragaman konsumsi
pangan. Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pendidikan
kepala keluarga (p = 0.043), pengeluaran per kapita per bulan (p = 0.019), dan
pengeluaran pangan perkapita perbulan (p = 0.021) dengan keragaman konsumsi
pangan.
Tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0.05) antara pengetahuan gizi
ibu terhadap keragaman konsumsi pangan. Begitu juga untuk tingkat kecukupan
energi dan protein dengan keragaman konsumsi pangan.
Faktor yang mempengaruhi keragaman konsumsi pangan adalah tingkat
pendidikan kepala keluarga (OR = 6.090) dan pengeluaran perkapita per bulan
(OR = 7.806). Berarti semakin tinggi pendidikan kepala keluarga dan pengeluaran
per kapita per bulan pada contoh maka semakin tinggi keragaman konsumsi
pangannya.
DEWI MEITASARI. A54104035. Analisis Determinan Keragaman Konsumsi
Pangan pada Keluarga Nelayan. Dibawah bimbingan Yekti H. Effendi dan Ikeu
Tanziha
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis determinan
keragaman konsumsi pangan pada keluarga nelayan. Tujuan khusus penelitian ini
adalah : (1) Mengetahui karakteristik keluarga dan pengetahuan gizi ibu pada
keluarga nelayan; (2) Menganalisis konsumsi zat gizi (energi, protein, kalsium,
fosfor, besi, vitamin A, C) pangan keluarga nelayan; (3) Menganalisis tingkat
kecukupan energi dan protein keluarga nelayan; (4) Menganalisis keragaman
konsumsi pangan keluarga nelayan; (5) Menganalisis hubungan antara
karakteristik keluarga, pengetahuan gizi ibu, dan tingkat kecukupan energi serta
protein dengan keragaman konsumsi pangan; (6) Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keragaman konsumsi pangan keluarga nelayan
Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan
di Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa
Barat. Penentuan tempat dilakukan secara purposive (disengaja) dengan
pertimbangan kesesuian wilayah dan populasi dalam penelitian ini yaitu keluarga
nelayan. Pengumpulan data primer dilaksanakan selama lebih kurang satu bulan,
pertengahan Juni sampai Juli 2007. Contoh dalam penelitian ini adalah keluarga
nelayan yang tinggal di Desa Grogol, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten
Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Pengambilan populasi contoh dilakukan secara
purposive dengan kriteria keluarga yang kepala keluarganya mempunyai mata
pencaharian sebagai nelayan dan memiliki tingkat kesejahtera menurut BKKBN
yaitu Keluarga Pra-Sejahtera (Pra KS) dan Keluarga Sejahtera (KS I). Adapun
jumlah populasi yang memenuhi kriteria sebanyak 187 keluarga. Jumlah contoh
ditentukan berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin yaitu
sebesar 65 keluarga dengan proporsi keluarga Pra KS 26 KK dan KS I sebanyak
39 KK.
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer dikumpulkan dengan cara tehnik wawancara terstruktur kepada contoh
dengan menggunakan kuisioner. Data primer meliputi karakteristik keluarga,
pengetahuan gizi ibu, dan konsumsi pangan keluarga. Data sekunder mengenai
keadaan umum wilayah yang diperoleh dari kantor desa.
Besar keluarga contoh memiliki proporsi terbesar (38.46%) termasuk
dalam kategori sedang. Lebih dari separuh kepala keluarga (64.62%) maupun ibu
(69.23%) contoh termasuk dalam kelompok usia dewasa awal. Hal tersebut
menunjukkan bahwa usia baik kepala keluarga maupun ibu mayoritas tergolong
dalam usia produktif. Sebesar 72.31% kepala keluarga dan 69.23% ibu berada
pada tingkat pendidikan dasar. Hal tersebut dapat diterjemahkan bahwa mayoritas
tingkat pendidikan baik kepala keluarga maupun ibu tergolong rendah. . Lebih
dari separuh (60.00%) keluarga berada pada tingkat pengeluaran di atas garis
kemiskinan. Sebagian besar ibu memiliki tingkat pengetahuan gizi rendah
(81.54%).
Rata-rata konsumsi energi per kapita per hari keluarga contoh (1573 Kkal)
lebih kecil dibandingkan rata-rata Angka Kecukupan Energi (AKE) per kapita per
hari yaitu sebesar 2037 Kkal. Sedangkan untuk rata-rata konsumsi protein per
kapita per hari (44.2 gram) juga lebih rendah dibandingkan rata-rata Angka
Kecukupan Protein (AKP) per kapita per hari adalah 51.8 gram. Lebih dari
separuh (53.85%) keluarga berada pada tingkat kecukupan energi yang cukup
sedangkan 46.15% keluarga mengalami defisit tingkat kecukupan energi. Lebih
dari separuh (55.38%) keluarga memiliki tingkat kecukupan protein yang cukup
dan 44.62% mengalami defisit tingkat kecukupan protein.
Hanya 21.54% keluarga mengonsumsi pangan beragam. Hal ini
menunjukkan bahwa keluarga yang mengonsumsi pangan beragam baik jumlah
maupun jenis masih rendah.
Tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0.05) antara besar keluarga, usia
kepala keluarga dan ibu, lama pendidikan ibu dengan keragaman konsumsi
pangan. Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara tingkat pendidikan
kepala keluarga (p = 0.043), pengeluaran per kapita per bulan (p = 0.019), dan
pengeluaran pangan perkapita perbulan (p = 0.021) dengan keragaman konsumsi
pangan.
Tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0.05) antara pengetahuan gizi
ibu terhadap keragaman konsumsi pangan. Begitu juga untuk tingkat kecukupan
energi dan protein dengan keragaman konsumsi pangan.
Faktor yang mempengaruhi keragaman konsumsi pangan adalah tingkat
pendidikan kepala keluarga (OR = 6.090) dan pengeluaran perkapita per bulan
(OR = 7.806). Berarti semakin tinggi pendidikan kepala keluarga dan pengeluaran
per kapita per bulan pada contoh maka semakin tinggi keragaman konsumsi
pangannya.
ABSTRACT
The objective of this study was to analyze determinant of food diversity
on fisherman family. Design of this study is cross sectional study. Criteria of the
sample are family who have mean of livelihood as fisherman and have
prosperity according to BKKBN (Pra KS and KS I). Amount of the samples are
65 family. Type data was using primary data and secondary data. Primary data
(characteristic family, mother’s knowlegde of nutrition, and dietary of family)
was collected by structural questionare interview. Secondary data was about the
location of this study has obtained from village office. Result of this study
explain that education (p = 0.043) and expanditure (p = 0.019) corelate positive
with food diversity. The corelation was analyze by Spearman’s corelation.
Factors which determinant of food diversity are education (OR = 6.090) and
expanditure (OR = 7.806). It means increasing of education and expanditure
was equal with increasing of food diversity.
Keyword: determinant, food diversity, dietary.
ANALISIS DETERMINAN KERAGAMAN KONSUMSI
PANGAN PADA KELUARGA NELAYAN
DEWI MEITASARI
A54104035
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Judul Skripsi
: Analisis Determinan Keragaman Konsumsi Pangan pada
Keluarga Nelayan
Nama
: Dewi Meitasari
NRP
: A54104035
Disetujui
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
dr. Yekti Hartati Effendi, SKed
NIP. 140 092 953
Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS
NIP. 131 628 329
Diketahui
Dekan Fakultas Pertanian IPB
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr
NIP. 131 124 019
Tanggal lulus :
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis
Determinan Keragaman Konsumsi Pangan pada Keluarga Nelayan” benar-benar
merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah
pada perguruan tinggi atau lembaga apapun.
Bogor, Juni 2008
Dewi Meitasari
A54104035
PRAKATA
Bismillahhirrahmanirrahiim
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat-Nya,
sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. Semoga setiap langkah selalu
dihaturkan untuk senantiasa beribadah kepada-Nya. Tema yang diambil dalam
penelitian ini adalah keragaman konsumsi pangan dengan judul “Analisis
Determinan Keragaman Konsumsi Pangan pada Keluarga Nelayan”
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna
mengingat keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi dan dimiliki penulis selama
berlangsungnya penelitian. Semoga hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh pihak-pihak yang membutuhkannya.
Bogor, Juni 2008
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Atas terselesaikannya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada:
1. dr Yekti H. Effendi, SKed dan Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS selaku dosen
pembimbing skripsi yang telah sabar membimbing, memberikan motivasi,
kritik, saran, dan solusi atas terselesaikannya skripsi ini.
2. Dr. Ir. Drajat Martianto, MSi selaku dosen penguji, yang telah berkenan
memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.
3. Ir. Retnaningsih, MSi, selaku dosen pemandu seminar.
4. Dr. Ir. Evy. Damayanthi, MS selaku dosen pembimbing akademik, yang telah
berkenan memberikan bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.
5. Seluruh staf pengajar yang telah memberikan tinta ilmu kepada penulis dan
Komisi Pendidikan GMSK atas segala bantuannya.
6. Para pembahas seminar yaitu Friska Amelia, Ida Hildawati, Noni Eka, dan
Yuza Anzola yang telah memberi saran dan kritik yang berarti dalam
penyempurnaan skripsi ini.
7. Ibu dan Bapak, serta keluarga tercinta, yang selalu mendo’akan, memberikan
semangat, dukungan, dan kasih sayang yang tanpa ujung.
8. Teman-teman GMSK 41 (Yesa, Friska, Henny, Ida, Kartika H, Lola, Noni,
Ratna, Ermita, Dewi K, Ima, Rizka) dan semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya skripsi ini namun tak dapat disebutkan satu persatu.
Bogor, Juni 2008
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bojonegoro, Jawa Timur pada tanggal 7 Mei 1985.
Penulis merupakan anak terakhir dari empat bersaudara dari pasangan Samiran
dan Sulasmi’ah.
Tahun 2004, penulis lulus dari SMU Negeri I Bojonegoro Jawa Timur.
Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Gizi
Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di beberapa kepanitiaan kampus
dan organisasi kemahasiswaan. Organisasi yang pernah diikuti yaitu Paguyuban
Angkling Darmo (PAD) tahun 2004-2008 dan Badan Konsultasi Gizi tahun 20052008.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................
x
DAFTAR TABEL......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
xiv
PENDAHULUAN…………………………………………...………..........
Latar Belakang…………………………………………………..........
Perumusan Masalah.…………………………………………….........
Tujuan Penelitian……………………………………………………..
Manfaat Penelitian……………………………………………………
1
1
2
2
3
TINJAUAN PUSTAKA…...………………………………………............
Nelayan……………………..………………………………………...
Konsumsi Pangan………..……………………………………............
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan…….……........
Besar Keluarga…..…………………………………………...........
Pendapatan…….………………………………………………….
Pendidikan …………….………………………………………….
Pengetahuan Gizi..…………………………………………………
Survei Konsumsi Pangan...……………………………………...........
Metode Recall 24 Jam……………………………………………..
Food Record……………………………………………………….
Weighed Method…………………………………………………..
Food Frequency Questionaire…………………………………….
Tingkat Konsumsi Zat Gizi…………………………………………..
Keragaman Konsumsi Pangan………………………………………..
Starchy Staple Food Ratio……..……………………………..............
4
4
6
7
7
7
8
8
9
10
10
10
11
12
13
17
KERANGKA PEMIKIRAN……………………………………………… 19
METODE PENELITIAN…………………………..………………..........
Sumber Data
Desain, Tempat, dan Waktu……………………...…………….........
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh………………….………...........
Jenis dan Cara Pengumpulan Data....…………….……………….....
Pengolahan dan Analisis Data……………………………….………
Definisi Operasional.............................……………...…...……........
21
21
21
21
22
24
29
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................
Keadaan Umum Wilayah..............................................………….......
Karakteristik Keluarga.............................................................…........
Besar Keluarga...……....................................................................
30
30
31
31
Usia.………………….……………..............................................
Pendidikan......................................................................................
Pengeluaran.…...............................................................................
Pengetahuan Gizi Ibu...............................................………................
Konsumsi Pangan………………….....……….………………...........
Tingkat Kecukupan Energi dan Protein.………………………..........
Keragaman Konsumsi Pangan...........................………………..........
Frekuensi Konsumsi menurut Jenis Pangan........................................
Hubungan Karakteristik Keluarga dengan Keragaman Konsumsi
Pangan....………..................................................................................
Besar Keluarga…………………………………..…....................
Usia………………………..………….........................................
Pendidikan.....................................................................................
Pengeluaran...................................................................................
Pengeluaran per kapita per bulan..................................................
Pengeluaran Pangan......................................................................
Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu dengan Keragaman Konsumsi
Pangan..................................................................................................
Hubungan TKE dan TKP dengan Keragaman Konsumsi Pangan.......
Tingkat Kecukupan Energi...........................................................
Tingkat Kecukupan Protein..........................................................
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keragaman Konsumsi
Pangan…………..................................................................................
31
32
32
33
34
34
35
36
KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................
Kesimpulan…………..................…….………………...……….......
Saran..........................…………………..……….……………..........
55
55
55
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...
56
38
38
39
40
42
44
45
47
49
49
50
53
LAMPIRAN……………………………………………………………….. 59
DAFTAR TABEL
Nomor
1.
2.
3
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Halaman
Contoh kuisioner keragaman konsumsi pangan ........................……
Indikator keragaman konsumsi pangan secara kualitatif ..…………
Jenis data, cara pengumpulan data, bahan dan alat pengumpulan
data.....................................................................................................
Pengategorian karakteristik keluarga.................................................
Pertanyaan tentang pengetahuan gizi ibu...........................................
Pengategorian pengetahuan gizi ibu...................................................
Pengategorian konsumsi zat gizi pangan............................................
Angka Kecukupan Energi dan Protein (AKE dan AKP)
berdasarkan umur dan jenis kelamin..................................................
Pengategorian tingkat kecukupan energi dan protein........................
Pengategorian keragaman konsumsi pangan.....................................
Sebaran keluarga berdasarkan besar keluarga...................................
Sebaran keluarga berdasarkan kategori usia kepala keluarga dan
ibu......................................................................................................
Sebaran keluarga berdasarkan tingkat pendidikan kepala keluarga
dan ibu................................................................................................
Sebaran keluarga berdasarkan pengeluaran/kapita/bulan...................
Sebaran keluarga berdasarkan pengetahuan gizi ibu..........................
Rata-rata konsumsi zat gizi pangan per kapita per hari......................
Sebaran keluarga berdasarkan tingkat kecukupan energi..................
Sebaran keluarga berdasarkan tingkat kecukupan protein.................
Sebaran keluarga berdasarkan keragaman konsumsi pangan.............
Sebaran keluarga berdasarkan besar keluarga pada keluarga dengan
konsumsi pangan beragam dan tidak beragam .................................
Sebaran keluarga berdasarkan usia kepala keluarga dan ibu pada
keluarga dengan konsumsi pangan beragam dan tidak beragam.......
Sebaran keluarga berdasarkan tingkat pendidikan pada keluarga
dengan konsumsi pangan beragam dan tidak beragam......................
Rata-rata dan standar deviasi pengeluaran (Rp/kap/bln) pada
keluarga dengan konsumsi pangan beragam dan tidak beragam
............................................................................................................
Sebaran keluarga berdasarkan pengeluaran per kapita per bulan
pada keluarga dengan konsumsi pangan beragam dan tidak
beragam..............................................................................................
Sebaran keluarga berdasarkan pengeluaran pangan per kapita per
bulan pada keluarga dengan konsumsi pangan beragam dan tidak
beragam..............................................................................................
Rata-rata dan standar deviasi pengeluaran pangan keluarga
(Rp/bulan) menurut jenis pangan ......................................................
Sebaran jawaban contoh berdasarkan pertanyaan pengetahuan gizi
yang dijawab benar dan salah ............................................................
Sebaran keluarga berdasarkan pengetahuan gizi ibu pada keluarga
16
18
23
24
25
25
26
27
28
28
31
31
32
32
33
34
35
35
36
38
40
41
43
44
45
46
47
29.
30.
31.
32.
33.
dengan konsumsi pangan beragam dan tidak beragam......................
Sebaran keluarga berdasarkan tingkat kecukupan energi pada
keluarga dengan konsumsi pangan beragam dan tidak beragam........
Sebaran keluarga berdasarkan tingkat kecukupan protein keluarga
beragam dan tidak beragam...............................................................
Sebaran keluarga berdasarkan rata-rata konsumsi pangan per kapita
perhari.................................................................................................
Sebaran keluarga berdasarkan rata-rata dan standar deviasi
konsumsi zat gizi pangan per kapita perhari pada keluarga dengan
konsumsi pangan beragam dan tidak beragam..................................
Faktor –faktor yang mempengaruhi keragaman konsumsi pangan
.................................................................................................……..
48
49
50
51
52
53
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Halaman
Analisis Deskriptif................................................................................
Analisis Deskriptif pada Keluarga dengan Konsumsi Pangan
Beragam....................................................................
Analisis Deskriptif pada Keluarga dengan Konsumsi Pangan Tidak
Beragam.................................................................................................
Hasil Uji Regresi Logistik ………………………...................................
Hasil Uji Corelation Spearman.............................................................
Hasil Uji test pada Pengeluaran Pangan menurut Jenis Pangan ...........
Hasil Uji test pada Konsumsi Zat Gizi Pangan.....................................
Sebaran Jenis dan Frekuensi Konsumsi Pangan……………………...
60
60
61
61
62
63
64
65
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap manusia di Indonesia berhak memperoleh pangan yang cukup,
aman, dan bergizi. Hak azasi manusia atas akses pangan telah dinyatakan dalam
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan. Konsumsi pangan dan gizi
yang cukup dan seimbang adalah syarat bagi pertumbuhan dan perkembangan
tubuh manusia mulai dari kandungan sampai dewasa, hal ini juga mempengaruhi
perkembangan emosi, jiwa, dan kemampuan motoriknya. Generasi yang kokoh
yaitu kuat fisik dengan intelegensia tinggi akan menjadi penerus suatu bangsa
untuk membangun negara dalam semua bidang, baik ekonomi, sosial, dan politik
yang dinamis serta berkelanjutan (Bimas Ketahanan Pangan 2001).
Pola konsumsi pangan yang seimbang adalah konsumsi pangan yang dapat
menyediakan zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur dalam jumlah yang
cukup sesuai umur, jenis kelamin, dan aktivitas fisik, yang terdiri dari pangan
yang beragam (Riyadi 1996). Keragaman konsumsi pangan sangat penting, hal ini
karena tidak ada satu jenis pangan yang mengandung zat gizi secara lengkap baik
jenis maupun jumlah. Dengan mengonsumsi pangan yang beragam maka
kekurangan zat gizi dalam satu jenis akan dilengkapi oleh kandungan zat gizi dari
jenis pangan lainnya. Adanya prinsip saling melengkapi antar berbagai pangan
tersebut akan menjamin terpenuhinya mutu gizi seimbang dalam jumlah cukup
(Riyadi 1996). Keragaman konsumsi pangan mempunyai pengaruh yang besar
terhadap kualitas zat-zat gizi dalam pangan. Hal ini dapat diketahui bahwa pilihan
yang luas dari kelompok pangan yang berbeda menunjukkan jaminan
perlindungan terhadap defisiensi zat-zat gizi esensial (Roe diacu dalam
Rahmawati 2000).
Masyarakat nelayan merupakan salah satu komunitas yang selalu
berhadapan dengan berbagai masalah, seperti kurangnya modal, kualitas hasil
tangkapan yang buruk, jumlah tangkapan sedikit, tekanan dari majikan, dan
musim yang selalu berubah. Masalah-masalah tersebut yang dapat mempengaruhi
keragaan ekonomi dan kehidupan rumah tangga para nelayan. Hal tersebut yang
menjadi menyebab terjadinya kurangnya keragaman konsumsi terhadap pangan
(Pasandaran 1990, diacu dalam Baliwati, Pranadji & Retnaningsih 1992).
Perumusan Masalah
Keragaman konsumsi pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1)
Ketersediaan pangan, jenis, dan jumlah pangan dalam pola makanan di suatu
daerah tertentu, biasanya berkembang dari pangan setempat atau dari pangan yang
telah ditanam, (2) Pola sosial budaya, pola kebudayaan mempengaruhi seseorang
dalam memilih pangan. Berdasarkan hal-hal yang berkaitan dengan keragaman
konsumsi pangan maka permasalahan penelitian yang akan dijawab dalam
penelitian ini adalah Bagaimana karakteristik dan pengetahuan gizi ibu pada
keluarga nelayan?. Bagaimana konsumsi zat gizi pangan dan tingkat kecukupan
energi serta protein pada keluarga nelayan ? Bagaimana keragaman konsumsi
pangan pada keluarga nelayan?. Bagaimana hubungan antara karakteristik
keluarga, pengetahuan gizi, dan tingkat kecukupan energi serta protein dengan
keragaman konsumsi pangan?. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
keragaman konsumsi pangan pada keluarga nelayan?.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Menganalisis determinan keragaman konsumsi pangan pada keluarga
nelayan.
Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik keluarga dan pengetahuan gizi ibu pada keluarga
nelayan.
2. Menganalisis konsumsi zat gizi (energi, protein, kalsium, fosfor, besi,
vitamin A, dan C) pangan dan tingkat kecukupan energi serta protein pada
keluarga nelayan.
3. Menganalisis keragaman konsumsi pangan pada keluarga nelayan.
4. Menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga, pengetahuan gizi
ibu, dan tingkat kecukupan energi serta protein dengan keragaman
konsumsi pangan.
5. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keragaman konsumsi
pangan pada keluarga nelayan.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada seluruh
pihak terutama bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, hasil penelitian
ini juga dapat memberikan gambaran tentang keragaman konsumsi pangan yang
terjadi di wilayah Kabupaten Cirebon, serta dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi pemerintah daerah khususnya pada Kecamatan Gunung Jati.
TINJAUAN PUSTAKA
Nelayan
Sebagian besar nelayan di Indonesia merupakan nelayan tradisional yang
selalu berhadapan dengan berbagai masalah, seperti kurangnya modal, kualitas
hasil tangkapan yang buruk, jumlah tangkapan sedikit, tekanan dari majikan, dan
musim yang selalu berubah. Masalah-masalah tersebut yang dapat mempengaruhi
keragaan ekonomi dan kehidupan rumah tangga para nelayan (Pasandaran 1990,
diacu dalam Baliwati, Pranadji & Retnaningsih 1992).
Secara sosiologis, karakteristik komunitas nelayan berbeda dari komunitas
petani. Petani menghadapi situasi ekologi yang dapat dikontrol. Menurut Rogers
(1969) diacu dalam Satria (2001), petani (peasant) juga memiliki banyak
karakteristik, seperti mutual distrust, perceived limited goods, limited views of this
world, dan limited aspiration. Sedangkan nelayan dihadapkan pada situasi
ekologis yang sulit untuk mengendalikan produknya mengingat perikanan
memiliki sifat open access sehingga nelayan juga harus berpindah-pindah dan ada
elemen risiko yang harus dihadapi lebih besar daripada yang dihadapi petani
(Pollnack 1988, diacu dalam Satria 2001). Selain itu, nelayan juga harus
berhadapan dengan kehidupan laut yang keras sehingga membuat mereka
umumnya bersikap keras, tegas, dan terbuka.
Rumah tangga nelayan memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Deptan 1991,
diacu dalam Baliwati , Pranadji & Retnaningsih 1992) :
1. Rumah dan barang yang dimiliki terbatas dan sangat sederhana.
2. Tingkat kesehatan dan pendidikan rendah.
3. Produktivitas kerja rendah.
4. Keterampilan kurang memadai.
5. Kurang
dapat
mengikuti
pembaharuan
dan
kurang
memperoleh
kesempatan berperan serta dalam pembangunan.
Masyarakat nelayan terbagi menjadi dua kelompok yaitu nelayan juragan
dan nelayan buruh. Pembagian ini akibat dari perbedaan kepemilikian alat
tangkap, organisasi kerja penangkapan ikan, dan pendapatan dari sistem bagi hasil
(Hermanto 1986, diacu dalam Baliwati et,. al 1992). Faktor pendapatan memiliki
peranan dalam permasalahan gizi dan kebiasaan makanan. Pendapatan juga
mempengaruhi ketersediaan pangan, akan menjadi masalah bagi penduduk yang
memiliki pendapatan rendah karena tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan
sehari-hari dalam jumlah yang diperlukan sehingga terjadi ketidakcukupan
konsumsi pangan (Birowo 1983, diacu dalam Baliwati et,. al 1992).
Menurut Satria (2001) nelayan dibedakan menjadi dua yaitu nelayan kecil
dan nelayan besar. Nelayan kecil mencakup berbagai karakteristik nelayan baik
berdasarkan kapasitas teknologi (alat tangkap dan armada) maupun budaya.
Nelayan kecil menangkap ikan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari. Namun, hal tersebut tidak berarti bahwa mereka tidak menjual hasil
tangkapannya. Hasil tangkapan yang dijual biasanya dialokasikan untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari (khususnya pangan), dan bukan
diinvestasikan kembali untuk melipatgandakan keuntungan. Sedangkan nelayan
besar dicirikan oleh skala usaha yang besar, baik kapasitas teknologi penangkapan
maupun jumlah armadanya. Mereka berorientasi pada keuntungan (profit
oriented) dan umumnya melibatkan sejumlah buruh nelayan sebagai anak buah
kapal (ABK) dengan orientasi kerja yang semakin kompleks. Nelayan besar juga
disebut sebagai nelayan industri (industrial fisher).
Perbedaan dalam penggunaan teknologi penangkapan menyebabkan
terbatasnya daerah penangkapan ikan karena nelayan hanya dapat bekerja di
daerah sekitar pantai saja. Nelayan yang menggunakan teknologi penangkapan
yang relatif rendah disebut nelayan skala kecil. Umumnya menggunakan kapal
berukuran kecil (3-5 GT) dan mesin berkekuatan rendah (0-3 HP) (Tim Fakultas
Perikanan IPB 1991, diacu dalam Baliwati et,. al 1992).
Pada umumnya perempuan dalam komunitas nelayan tidak terlibat
langsung dalam kegiatan produksi (penangkapan ikan), kecuali untuk beberapa
jenis kegiatan, seperti pengumpulan tanaman laut (shellfish), penangkapan ikan
dengan beachseine. Kaum perempuan atau istri-istri para nelayan lebih banyak
berperan dalam kegiatan pengolahan (pemindangan) maupun pemasaran (Satria
2001).
Menurut Goodwin (1990) diacu dalam Satria (2001) menyatakan bahwa
dalam komunitas nelayan, status sosial sebagai istri nelayan dengan peran-peran
ekonomi seperti itu relatif tinggi daripada kaum perempuan bukan dari keluarga
nelayan. Tentu saja, prestise yang lebih tinggi tersebut disebabkan oleh sikap
mereka yang relatif lebih mandiri. Kemandirian ini merupakan konsekuensi dari
peran suami yang lebih banyak memiliki waktu di laut sehingga untuk menjaga
komunitas diperlukan peran aktif dari istri nelayan.
Konsumsi Pangan
Konsumsi pangan merupakan informasi tentang jenis dan jumlah pangan
yang dikonsumsi oleh seseorang atau sekelompok orang pada waktu tertentu.
Konsumsi pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pemilihan jenis atau
banyaknya pangan yang dimakan, hal tersebut dapat berbeda antara individu baik
ditingkat keluarga maupun daerah. Faktor ekonomi dan harga, serta faktor sosial
budaya dan religi yang ada di suatu daerah sangat mempengaruhi konsumsi
pangan (PSKPG 2002). Akan tetapi, faktor-faktor yang sangat berpengaruh adalah
jenis dan banyaknya pangan yang diproduksi dan tersedia, tingkat pendapatan,
dan pengetahuan gizi (Haper, Deaton & Driskel 1986).
Menurut Riyadi (1996), bahwa pola konsumsi pangan dipengaruhi oleh
banyak faktor, diantaranya yang terpenting adalah: (1) Ketersediaan pangan, jenis,
dan jumlah pangan dalam pola makanan di suatu daerah tertentu, biasanya
berkembang dari pangan setempat atau dari pangan yang telah ditanam. Bila
pangan tersedia secara kontinyu, maka dapat membentuk kebiasaan makan, (2)
Pola sosial budaya, pola kebudayaan mempengaruhi seseorang dalam memilih
pangan. Hal ini juga mempengaruhi jenis pangan apa yang harus diproduksi,
bagaimana cara pengolahannya, penyalurannya, penyiapannya, dan penyajiannya.
Pilihan pangan biasanya ditentukan oleh adanya faktor-faktor penerimaan atau
penolakan terhadap pangan oleh seseorang atau sekelompok orang.
Menurut Baliwati dan Roosita (2004), konsumsi pangan adalah jenis dan
jumlah pangan yang dimakan oleh seseorang atau kelompok dengan tujuan
tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan individu secara biologis, psikologi maupun sosial. Hal ini terkait
dengan fungsi makanan yaitu gastronomik, identitas budaya, religi, dan magis,
komunikasi, lambang status ekonomi serta kekuatan dan kekuasaan.
Konsumsi pangan dan gizi cukup serta seimbang merupakan salah satu
faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan intelegensia manusia,
sebab tingkat kecukupan gizi seseorang sangat mempengaruhi keseimbangan
perkembangan jasmani dan rohani yang bersangkutan. Pola konsumsi pangan dan
gizi rumah tangga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, sosial, dan budaya
masyarakat (Bimas Ketahanan Pangan 2001).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan
Besar keluarga
Hubungan antara laju kelahiran yang tinggi dan kurang giz