Analisis Pola Konsumsi Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat Di Kecamatan Medan Tuntungan

(1)

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN NON BERAS

SUMBER KARBOHIDRAT DI KECAMATAN MEDAN

TUNTUNGAN

SKRIPSI

OLEH :

MONALISA HASIBUAN 100304119

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN NON BERAS

SUMBER KARBOHIDRAT DI KECAMATAN MEDAN

TUNTUNGAN

SKRIPSI

Oleh :

MONALISA HASIBUAN 100304119

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara Disetujui oleh:

Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(

Dr.Ir. Satia Negara Lubis.M.Ec)

NIP 196302041997031001 NIP.196309281998031001

(Dr.Ir. Rahmanta Ginting.M.Si)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(3)

ABSTRAK

MONALISA HASIBUAN : Analisis Pola Konsumsi Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat di Kecamatan Medan Tuntungan dibimbing oleh Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M. Ec dan Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M. Si.

Latar Belakang penelitian ini adalah konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat masyrakat masih rendah karena masih bergantung pada pangan pokok beras. Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi konsumsi masyarakat. faktor-faktor tersebut adalah pendapatan, jumlah tanggungan, umur, dan tingkat pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Menganalisis mutu dan kergaman konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat di Kecamatan Medan Tuntungan, 2) Menganalisis faktor-faktor yang memepengaruhi pola konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat di Kecamatan Medan Tuntungan.

Berdasarkan penelitian hasil yang diperoleh adalah konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat yang terdiri dari padi-padian dan umbi-umbian berada di bawah konsumsi yang dianjurkan. Secara serempak faktor-faktor sosial ekonomi berpengaruh nyata terhadap konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat per kapita per hari dengan R2 sebesar 82,7 % dan tingkat signifikansi lebih kecil dari alpha ( 0,000 < 0,05 ). Sedangkan secara parsial hanya faktor julah pendapatan dan jumlah tanggungan yang berpengaruh terhadap konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat.

kata kunci : mutu dan kergaman konsumsi pangan, pola konsumsi, pola pangan harapan.


(4)

RIWAYAT HIDUP

MONALISA HASIBUAN

lahir di Laguboti 15 Desember 1991, anak ketiga dari 5 bersaudara dari Ayahanda Alm. M. Hasibuan dan Ibunda E. Hutajulu.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

1. Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar dan lulus tahun 2003 dari SD SANFRANCESCO BALIGE.

2. Tahun 2003 masuk Sekolah Menengah Pertama dan lulus tahun 2006 dari SLTP BUDHI DHARMA BALIGE.

3. Tahun 2006 masuk Sekolah Menengah Atas dan lulus 2009 dari SMA NEGERI 1 LAGUBOTI.

Kegiatan yang pernah diikuti penulis selama kuliah :

1. Melaksanakan penelitian skripsi di Kecamatan Medan Tuntungan pada Oktober 2014.

2. Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Silau Rakyat Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai dari tanggal Juli sampai 2013.


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana jenjang strata satu di Fakultas Pertanian dengan judul : “ANALISIS POLA KONSUMSI PANGAN NON BERAS SUMBER KARBOHIDRAT DI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN”.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Alm. M. Hasibuan dan Ibunda E. Hutajulu atas segala cinta kasih dan doanya yang tulus untuk kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr .Ir. SATIA NEGARA LUBIS, M.Ec dan Bapak Dr. Ir.

RAHMANTA GINTING, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu sabar dan setia untuk meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan petunjuk, sarann dan bimbingan serta ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Ibu Dr. Ir. SALMIAH, M.S selaku Ketua Departemen Agribisnis dan seluruh dosen pengajar, staf pegawai, atas bimbingan dan bantuannya selama penulis mengecam pendidikan di Departemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.


(6)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu penulis mengharapkan saran yang membangun dari semua pihak guna menyempurnakan penelitian ini. Akhirnya penulis berharap, skripsi ini dapat berguna bagi pembangunan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya. Kiranya Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Medan, November 2014


(7)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK... i

RIWAYAT HIDUP... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL...vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang... 1

1.2.Identifikasi Masalah... 6

1.3.Tujuan Penelitian... 6

1.4.Kegunaan Penelitian... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka... 7

2.2. Landasan Teori... 13

2.3. Kerangka Pemikiran... 16

2.4. Hipotesis Penelitian...18

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian... 19

3.2. Metode Pengambilan Sampel...19

3.3 Metode Pengumpulan Data... 20

3.4. Metode Analisis Data...20

3.5. Defenisi dan Batasan Operasio... 27

BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL 4.1. Deskripsi Daerah Penelitian... 28

4.2. Karakteristik Sampel... 32

4.2.1. Jumlah Tanggungan... 32

4.2.2.Pendapatan... 32

4.2.3.Umur... 33


(8)

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Keragaman Konsumsi Pangan... 34 5.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan

Non Beras Sumber Karbohidrat Per Kapita Per Hari

Di Kecamatan Medan Tuntungan... 36 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan... 44 6.2. Saran... .45

DAFTAR PUSTAKA...46 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Mutu dan Keragaman Konsumsi Pangan Kota Medan Tahun 2014...1

2. Pola Konsumsi Aktual dan Pola Konsumsi Pangan Yang Dianjurkan...10

3. Faktor Konversi (kkal) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)...22

4. Bahan Makanan Sumber Hidrat Arang...22

5. Penduduk Menurut Kelompok Umur...28

6. Penduduk Menurut Pekerjaan...29

7. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan...30

8. Sarana dan Prasarana...31

9. Jumlah Tanggungan Sampel...32

10. Pendapatan Sampel...33

11. Umur Sampel...33

12. Tingkat Pendidikan Sampel...33

13. Data Keragaman Konsumsi Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat Rumah Tangga di Kecamatan Medan Tuntungan...35

14. Pola Pangan Harapan (PPH)...36

15. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat Di Kecamatan Medan Tuntungan...38


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal

1. Fungsi Tabungan Keynes... 13 2. Kurva Engel... 15 3. Skema Kerangka Pemikiran ... 17


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No.

1. Data Responden

2. Konsumsi Pangan Rata-Rata Rumah Tangga Per Bulan

3. Keragaman Konsumsi Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat 4. Keragaman Konsumsi Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat

Kecamatan Medan Tuntunga 5. Hasil Analisis Regresi


(12)

ABSTRAK

MONALISA HASIBUAN : Analisis Pola Konsumsi Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat di Kecamatan Medan Tuntungan dibimbing oleh Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M. Ec dan Dr. Ir. Rahmanta Ginting, M. Si.

Latar Belakang penelitian ini adalah konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat masyrakat masih rendah karena masih bergantung pada pangan pokok beras. Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi konsumsi masyarakat. faktor-faktor tersebut adalah pendapatan, jumlah tanggungan, umur, dan tingkat pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Menganalisis mutu dan kergaman konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat di Kecamatan Medan Tuntungan, 2) Menganalisis faktor-faktor yang memepengaruhi pola konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat di Kecamatan Medan Tuntungan.

Berdasarkan penelitian hasil yang diperoleh adalah konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat yang terdiri dari padi-padian dan umbi-umbian berada di bawah konsumsi yang dianjurkan. Secara serempak faktor-faktor sosial ekonomi berpengaruh nyata terhadap konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat per kapita per hari dengan R2 sebesar 82,7 % dan tingkat signifikansi lebih kecil dari alpha ( 0,000 < 0,05 ). Sedangkan secara parsial hanya faktor julah pendapatan dan jumlah tanggungan yang berpengaruh terhadap konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat.

kata kunci : mutu dan kergaman konsumsi pangan, pola konsumsi, pola pangan harapan.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pola Konsumsi adalah susunan tingkat kebutuhan seseorang atau rumahtangga untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam menyusun pola konsumsi pada umumnya orang akan mendahulukan kebutuhan pokok. Misalnya untuk makan, pakaian, perumahan, kesehatan, dan pendidikan. Adapun kebutuhan yang lain yang kurang pokok baru akan dipenuhi jika penghasilannya mencukupi.

Rumah tangga dengan proporsi pengeluaran yang lebih besar untuk konsumsi makanan mengidentifikasikan rumah tangga yang berpenghasilan rendah. Semakin tinggi tingkat penghasilan rumah tangga, semakin kecil proporsi pengeluaran untuk makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa seseorang semakin sejahtera bila persentase pengeluaran untuk makanan jauh lebih kecil dibandingkan persentase pengeluaran untuk non makanan.

Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk mempertahankan hidup dan kehidupan. Pangan sebagai sumber zat gizi (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air) menjadi landasan utama manusia untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Upaya memenuhi kebutuhan pangan dan gizi penduduk melibatkan banyak pelaku, yaitu pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Keterlibatan masyarakat dan swasta sebagai mitra pemerintah mencerminkan adanya proses pembangunan yang berkelanjutan.


(14)

Pola konsumsi pangan masyarakat di Provinsi Sumatera Utara berdasarkan Susenas 2008 masih belum memenuhi kaidah gizi seimbang, walaupun konsumsi energi dan protein telah berada di atas rata-rata yakni 2074,5 kkal/kap/hr dan 60 gr/kap/hr dimana rata-rata konsumsi energi adalah 2000 kkal/kap/hr dan protein 52 gr/kap/hr. Konsumsi masyarakat Sumatera Utara belum beragam, bergizidan seimbang yang diindikasikan nilai PPH 79,4 atau masih < 100. Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 26 kabupaten dan kota. Sebagian besar kabupaten merupakan wilayah pertanian sedangkan perkotaan merupakan wilayah industri.

Menurut Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara (2010), menyatakan bahwa konsumsi penduduk Sumatera Utara masih didominasi oleh padi-padian yang memberikan kontribusi energi sebesar 61 %, dari yang diharapkan hanya 50 %. Demikian pula masih tingginya konsumsi minyak dan kacangan, pangan hewani serta nabati dan buah-buahan masih kurang atau belum memenuhi anjuran PPH. Oleh karenanya berdasarkan Perpres No.22 Tahun 2009 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal, maka perlu dilakukan agar mempercepat beragam, bergizi dan berimbangnya konsumsi pangan di Sumatera Utara.

Pola konsumsi pangan masyarakat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya ketersediaan pangan, sosial budaya, pengetahuan gizi, ekonomi, dan lingkungan. Karena itu, perubahan, perubahan pada faktor-faktor tersebut akan menyebabkan pola konsumsi pangan masyarakat. faktor pendapatan mempunyai peranan besar dalam masalah gizi dan kebiasaan makan masyarakat. ketersediaan pangan sebuah keluarga sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan keluarga


(15)

tersebut. Rendahnya pendapatan merupakan rintangan yang menyebabkan orang tidak mampu membeli pangan atau memilih pangan yang bermutu gizi baik dan beragam.

Tingkat pendapatan merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan masyarakat. Peningkatan pendapatan per kapita akan mencerminkan adanya perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat dengan asumsi bahwa peningkatan pendapatan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Tingkat pendapatan tersebut sangat berpengaruh terhadap pola konsumsi pangan secara umum.

Pola konsumsi pangan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh beberapa aspek. Agar dapat dikonsumsi penduduk, suatu komoditas pangan harus tersedia cukup baik melalui produksi pangan atau melalui impor. Aksesibilitas penduduk terhadap pangan ditentukan oleh tingkat daya beli yang dalam hal ini menggambarkan tingkat kesejahteraan penduduk. Selain itu pola konsumsi pangan juga dipengaruhi oleh faktor sosial budaya masyarakat.

Kelompok pangan yang menyumbang energi secara berturut-turut dari yang terbesar sampai yang terkecil berdasarkan persentasi terhadap total kalori adalah padi-padian, minyak dan lemak, buah/biji berminyak, pangan hewani, sayur/buah, gula, kacang-kacangan dan umbi-umbian. Jika dilihat dari peranan pangan dalam menyumbang energi, sayur dan buah menyumbang energi sebesar 37,47 % dan yang yang paling sedikit adalah gula dan umbi-umbian dengan sumbangan energi masing-masing 2,49% dan 0,48% dari total kalori. Data kelompok pangan yang


(16)

kesembilan yaitu pangan lain-lain meliputi, makanan dan bumbu-bumbuan dapat dikatakan bahwa konsumsi pangan penduduk Kota Medan belum memenuhi kecukupan gizi dan mutunya juga relatif rendah. Mutu dan keragaman konsumsi pangan penduduk kota Medan menurut hasil pemantauan pola konsumsi pangan masyarakat kota medan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Mutu dan Keragaman Konsumsi Pangan Kota Medan Tahun 2014

No Kelompok Pangan Kalori (Kal/hari) % Total Energi

%AKG Bobot Skor Aktu al Skor AKG Skor PPH Skor Maks

1 Padi-Padian 865,12 38,83 43,26 0,50 21,1 1

21,63 21,6 3

25,00

2 Umbi-Umbian 23,90 0,96 1,19 0,50 0,58 0,60 0,60 2,50 3 Pangan

Hewani

213,56 9,22 10,68 2,00 20,8 4

21,36 21,3 6

24,00

4 Minyak dan Lemak

343,36 23,31 17,17 0,50 8,38 8,58 5,00 5,00

5 Buah/Biji Berminyak

233,25 10,80 11,66 0,50 5,69 5,83 1,00 1,00

6 Kacang-Kacangan

133,64 4,25 6,68 2,00 13,0 4

13,36 10,0 0

10,00

7 Gula 81,64 4,98 4,08 0,50 1,99 2,04 2,04 2,50 8 Sayur dan

Buah

148,16 7,49 7,41 5,00 36,1 5

37,04 30,0 0

30,00

9 Lain-Lain 6,70 0,16 0,33 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Total 2.049,33 102,47 107,

78 110,4

4 91,63 100,00

Sumber : BKP Kota Medan (Data Pemantauan Pola Konsumsi Pangan Masyarakat

Kota Medan 2014)

Keragaman konsumsi pangan penduduk dapat dilihat dari komposisi pangan yang dikonsumsi. Saat ini konsumsi pangan sudah berimbang antar kelompok pangan sumber zat gizi, dimana konsumsi padi-padian (pangan sumber karbohidrat)


(17)

relatif rendah dan telah diimbangi dengan konsumsi pangan hewani dan kebutuhan sayur buah.

Berdasarkan kategori keanekaragaman yang diutarakan oleh Suhardjo maka Kota Medan berada pada kategori segitiga perak yaitu skor mutu pangan 78-87 dengan ciri-ciri :

• Energi dari padi-padian dan umbi-umbian semakin menurun, namun masih diatas norma PPH.

• Energi dari pangan hewani, sayur dan buah masih rendah dibawah norma masing-masing antara 8-12% dan 4-5%.

• Energi dari minyak, kacang-kacangan dan gula relatif sudah memenuhi norma PPH.

• Buah dan biji berminyak yang terdiri dari kelapa, kemiri, kenari, mete dan coklat.

• Kacang-kacangan.

• Gula yang terdiri dari gula pasir, gula merah dan gula lainnya.

• Sayur dan buah adalah seluruh jenis sayur dan buah yang biasa dikonsumsi. • Lain-lain yang terdiri dari teh, kopi, bumbu makanan dan minuman

beralkohol.

Kecamatan Medan Tuntungan merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang memiliki 6 desa mandiri pangan. Dengan kondisi tersebut kondisi pangan di Kecamatan Medan Tuntungan cukup beragam. Oleh karena itu, keadaan tersebut menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian di daerah tersebut.


(18)

1.2Identifikasi Masalah

Melihat dari latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan maka dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Bagaimana keragaman konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat (jagung, gandum, ubi, dan kentang) di Kecamatan Medan Tuntungan?

2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi pangan non-beras di Kecamatan Medan Tuntungan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui keragaman konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat (jagung, gandum, ubi, dan kentang) di Kecamatan Medan Tuntungan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi pangan non-beras di Kecamatan Medan Tuntungan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut :.

1. Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

2. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1Tinjauan Pustaka Pola Konsumsi Non Beras

Sektor pertanian tidak akan pernah lepas dari fungsinya sebagai sumber utama untuk penyediaan bahan pangan. Peningkatan pendapatan merupakan salah satu cara untuk memampukan masyarakat mempunyai kemampuan untuk memilih

(ability to choose), karena mempunyai pendapatan yang mencukupi

memungkinkan mereka untuk memilih jenis makanan yang lebih beragam.

Selanjutnya, dengan peningkatan pendapatan maka kemampuan untuk membeli bahan pangan sumber protein dan vitamin seperti daging, ikan, telur, susu, sayur dan buah-buahan akan dapat terpenuhi. Dengan demikian, tekanan permintaan terhadap beras secara lambat laun akan berubah ke non-beras, dan secara lambat laun akan berkurang dan berubah ke pola makan yang lebih seimbang sesuai sesuai dengan persyaratan gizi.

Dengan demikian, tekanan terhadap upaya-upaya peningkatan produksi secara lambat laun berubah dan menyesuaikan dengan perubahan pola konsumsi tersebut. Strategi ini bukan merupakan hal baru, namun selama ini kurang mendapat perhatian yang memadai untuk menandingi promosi konsumsi bahan pangan dari gandum dan terigu yang banyak dilakukan oleh industri berbasis pertanian di luar negeri. Dengan semakin maraknya impor beras dan bahan pangan lain sebagai akibat makin terbukanya pasar global, sementara kita secara


(20)

hukum belum dapat menghentikan arus perdagangan ilegal, maka strategi pengendalian dari sisi pola konsumsi menjadi semakin penting (Soesastro, 2005).

Dalam menentukan alternatif pangan pokok non beras pada level nasional, semestinya tidak terlampau sulit. Seperti kita ketahui Indonesia kaya beragam sumber pangan dari jenis umbian dan serelia (biji-bijian). Dari jenis umbi-umbian yang berpotensi besar untuk diproduksi secara nasional adalah ubi kayu dan ubi jalar, karena ketersediaanya relatif besar. Adapula jenis umbi-umbian lain misal, garut, ganyong, dan kimpul. Namun, data produksi nasional untuk yang disebutkan terakhir ini belum bisa dimunculkan karena sifat produksinya sangat terbatas dan lokal. Sedangkan, alternatif pangan pokok non beras dari jenis serelia (biji-bijian) tentu bisa diandalkan adalah jagung (Djuwardi, 2009).

Pangan atau makanan merupakan kebutuhan dasar dalam hidup manusia, oleh karenanya di negara kita maupun dunia urusan pangan diatur oleh negara. Meskipun di indonesia telah ada Undang-Undang Pangan, yaitu UU No. 7 Tahun 1996 dan kemudian direvisi dengan UUNo. 18 Tahun 2012, namun masyarakat belum mendapatkan makanan yang cukup terjamin keamanan dan mutunya. Hal ini antara lain disebabkan masih kurangnya pemahaman konsumen akan sifat, manfaat dan cara menentukan kebutuhan makanan agar dirinya menjadi individu yang sehat, produktif, kreatif dan inovatif (Indrati, 2014).

Ketahanan pangan menurut Undang-Undang No.7 tahun1996 adalah suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup yang menghasilkan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan


(21)

mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia baik dalam jumlah maupun mutunya, aman dan merata dengan harga terjangkau dan berkelanjutan.

Dalam rangka mewujudkan tanggung jawab dan kewajibannya, Pemerintah melalui Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan

Prioritas Pembangunan Nasional telah menempatkan pembangunan ketahanan

pangan sebagai prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014.

Selanjutnya untuk mengimplementasikan inpres tersebut, Gubernur Sumatera Utara melalui Surat Edaran Nomor 521.2348 tanggal 7 April 2011 tentang Peningkatan Fungsi Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten/Kota meminta perhatian kepada Bupati/Walikota se-Sumatera Utara untuk memberikan prioritas utama program peningkatan ketahanan pangan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/Kota.

Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang dimakan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu secara biologis, psikologis, maupun sosial. Hal ini terkait dengan fungsi makanan yaitu gastronomik, identitas budaya, religi dan magis, komunikasi, lambang status ekonomi, serta kekuatan dan kekuasaan.

Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Pola konsumsi masyarakat ini dapat menunjukan tingkat keberagaman pangan masyarakat yang selanjutnya dapat diamati dari parameter pola pangan harapan (PPH).


(22)

Pola Pangan Harapan (PPH)

Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirable Dietary Pattern adalah susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolut maupun relatif) dari suatu pola ketersediaan dan atau konsumsi pangan. Defenisi PPH menurut FAO-RAPA (1989) adalah komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya. Dengan demikian, PPH adalah suatu komposisi norma (standar) pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi penduduk, sekaligus juga mempertimbangkan keseimbangan gizi (nutritional balance) yang didukung oleh cita rasa (palatability), daya cerna (digestability), kuantitas dan kemampuan daya beli (affortability) (Khomsan, 2004).

Tabel 2.1 Susunan dan Jumlah Pangan Ideal Per Kapita Per Hari

No Kelompok

Pangan % AKE Energi(kkal/kap/hari)

Berat (gram/kap/hari)

1 Padi-padian 50 1000 275

2 Umbi-umbian 6 120 100

3 Pangan hewani 12 240 150

4 Minyak dan

lemak 10 200 20

5 Buah/biji

berminyak 3 60 10

6

Kacang-kacangan 5 100 35

7 Gula 5 100 30

8 Sayur dan buah 6 120 250

9 Lain-lain

(Bumbu) 3 60 -

Total 100 2000

Skor PPH 100


(23)

Susunan menu pada setiap waktu makan sebaiknya terdiri dari makanan pokok, satu jenis lauk hewani, satu jenis lauk nabati, satu jenis hidangan sayur, dan satu jenis buah. Untuk mempermudah dalam menyusun menu, digunakan Ukura Rumah Tangga (URT) dan Daftar Bahan Penukar Pangan (DBPP)

(Murdiati, dkk.2013).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Tingkat Pendapatan

Pada umumnya, jika tingkat pendapatan naik, jumlah dan jenis makanan cenderung untuk membaik juga. Akan tetapi, mutu makanan tidak selalu membaik kalau diterapkan tanaman perdagangan. Tanaman perdagangan menggantikan produksi pangan untuk rumahtangga dan pendapatan yang diperoleh dari tanaman perdagangan itu atau upaya peningkatan pendapatan yang lain mungkin tidak digunakan untuk membeli pangan atau bahan-bahan pangan berkualitas gizi tinggi (Suhardjo, 2006).

Besar Keluarga

Hubungan antara laju kelahiran yang tinggi dan kurang gizi, sangat nyata pada masing-masing keluarga. Sumber pangan keluarga, terutama mereka yang sangat miskin, akan lebih mudah memenuhi kebutuhan makanannya jika yang harus diberi makan jumlahnya sedikit. Pangan yang tersedia untuk suatu keluarga yang besar mungkin cukup untuk keluarga yang besarnya setengah dari keluarga tersebut, tetapi tidak cukup untuk mencegah gangguan gizi pada keluarga yang besar tersebut (Suhardjo, 2006).


(24)

Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang makin tinggi pula kebutuhan yang ingin dipenuhinya. Dalam memilih menu makan yang mempunyai kandungan energi dan protein yang memadai serta pemilihan komposisi jenis makanan yang tepat, diperlukan tingkat pengetahuan yang relatif tinggi, terutama tingkat pengetahuan kepala keluarga dan istri yang berperan sangat tinggi dalam menentukan keputusan konsumsi rumah tangga.

2.2 Landasan Teori Teori Konsumsi Keynes

Fungsi konsumsi Keynes sering disebut hipotesis pendapatan absolut, dimana dalam bentuk konsumsi yang dikeluarkannya berdasarkan pada beberapa asumsi sebagai berikut :

• Fungsi konsumsi Keynes menunjukan hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang keduanya dinyatakan dengan menggunakan harga yang konstan (harga tetap).

• Pendapatan yang terjadi adalah pendapatan nasional yang sebenarnya (riil) bukan pendapatan yang lalu atau yang akan datang.

• Pendapatan absolut, fungsi konsumsi Keynes variabel pendapatan nasionalnya adalah pendapatan absolut.


(25)

Gambar 1. Fungsi Tabungan Keynes

Gambar di atas menerangkan pandangan Keynes mengenai penentuan tabungan masyarakat. Kurva S adalah fungsi tabungan, yaitu suatu garis yang menggambarkan hubungan di antara jumlah tabungan dan pendapatan nasional. Kurva S bermula dari nilai tabungan negative, dan S bentuknya menaik dari kiri bawah ke kanan atas. Bentuk kurva S menggambarkan sifat tabungan masyarakat yang berikut :

- Apabila tingkat pendapatan nasional rendah, tabungan masyarakat negatif. Keadaan ini berarti masyarakat menggunakan tabungan di masa lalu untuk membiayai hidupnya. Setelah pendapatan nasional melebihi Yo masyarakat

menabung sebagian dari pendapatannya.

- Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak tabungan masyarakat. Apabila pendapatan nasional adalah Y1 tabungan adalah S1 dan apabila

pendapatan nasional YF jumlah tabungan adalah SF (Sukirno, 2004).

Pengeluaran konsumsi yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga dalam perekonomian tergantung kepada pendapatan yang diterima oleh mereka. Makin

Jumlah Tabungan

SF

S1

Yo Y1 Y2

S

SF


(26)

besar pendapatan mereka maka makin besar pula pengeluaran konsumsi mereka. Sifat penting lainnya dari konsumsi rumah tangga adalah hanya sebagian saja dari pendapatan yang mereka terima yang akan digunakan untuk pengeluaran konsumsi. Oleh Keynes perbandingan di antara pengeluaran konsumsi pada suatu tingkat pendapatan tertentu dengan pendapatan itu sendiri dinamakan kecondongan mengkonsumsi.

Apabila kecondongan mengkonsumsi adalah tinggi, bagian dari pendapatan yang digunakan untuk konsumsi adalah tinggi. Dan sebaliknya pula, apabila kecondongan mengkonsumsi adalah rendah, maka makin sedikit pendapatan masyarakat yang akan digunakan untuk konsumsi (Sukirno, 2010).

Teori Konsumsi Engel

Hukum engel, berbunyi : “semakin besar pendapatan, semakin kecil bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi, dan semakin kecil pendapatan semakin besar pula bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi.

(a) (b)

Gambar 2. Kurva Engel X3

X2

X1

I1 I2 I3 I1 I2 I3

Y3

Y2


(27)

Kurva Engel menggambarkan hubungan antara pengeluaran total dengan jumlah suatu barang tertentu seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2 dimana kedua barang adalah barang normal karena jumlah yang dibeli naik kalau pendapatan naik. Barang dalam gambar (a) adalah suatu kebutuhan pokok dalam arti bahwa bagian dari pengeluaran yang disediakan oleh X menurun kalau pendapatan naik. Sebaliknya, barang Y pada gambar (b) merupakan barang mewah

(Nicholson, 1991).

Kurva Engel adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara pendapatan dan kuantitas yang diminta. Pada barang normal, kurva engel berlereng menanjak karena kenaikan pendapatan akan menambah kemampuan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi lebih banyak barang dan jasa.

2.3Penelitian Terdahulu

Ratna Cahyaningsih (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pola Konsumsi Pangan Di Provinsi Jawa Barat menyimpulkan bahwa konsumsi beras masih mendominasi pola konsumsi sumber karbohidrat, baik di pedesaan, perkotaan, maupun wilayah jawa barat. Apabila dilihat dari tipe daerah terlihat bahwa rata-rata konsumsi beras rumah tangga di pedesaan lebih tinggi dari perkotaan. Selain itu, terigu juga menjadi pola konsumsi pangan sumber karbohidrat di pedesaan, perkotaan maupun wilayah Jawa Barat.


(28)

Febriana Ira Dewi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis Dampaknya Berdasarkan Persepsi Mahasiswa TPB-IPB Tahun Ajaran 2007/2008 menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dan kafein dengan konsumsi kopi.

2.4 Kerangka Pemikiran

Karakteristik sosial seperti pendapatan rumah tangga, jumlah tanggungan, umur, dan tingkat pendidikan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pola konsumsi pangan non beras dan disesuaikan dengan Pola Pangan Harapan (PPH). Berikut ini adalah skema yang mempengaruhi pola konsumsi pangan non beras :


(29)

Gambar 3. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Pola Konsumsi Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat di Kecamatan Medan Tuntungan Keterangan :

= Hubungan = Pengaruh Jumlah

Pendapatan

R h T

Tingkat Pendidikan

Umur Jumlah Tanggungan

Sesuai

Pola Pangan Harapan (PPH) Pola Konsumsi Pangan

Non Beras


(30)

2.5Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

Jumlah pendapatan, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan, umur, dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pola konsumsi pangan non beras masyarakat di Kecamatan Medan Tuntungan baik secara agregat maupun parsial.


(31)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penetuan daerah penelitian ditentukan secara sengaja (purposive sampling), yaitu di Kecamatan Medan Tuntungan. Hal ini disebabkan Kecamatan Medan Tuntungan merupakan salah satu kecamatan yang memiliki kelurahan mandiri pangan terbanyak di Kota Medan.

Tabel 3.1 Daftar Kelompok Mandiri Pangan

No Kecamatan Kelurahan

1 Medan Tuntungan Namo Gajah

Baru Ladang Bambu Sidomulyo

Kemenangan Tani Tanjung Selamat Laucih

2 Medan Marelan Terjun

Paya Pasir

3 Medan Labuhan Sei Mati

Besar Tangkahan Martubung

4 Medan Johor Kwala Bekala

Sumber : BKP Kota Medan

3.2 Metode Penentuan Sampel

Besar sampel yang diambil dalam penelitian ini dihitung terlebih dahulu agar dapat mewakili populasi. Rumus yang digunakan untuk menentukan besar sampel digunakan rumus Slovin sebagai berikut :

�= �


(32)

Keterangan: n = Besar Sampel N = Jumlah Sampel

e = Kesalahan pengambilan sampel ditetapkan sebesar 12%. Hasil perhitungan nya sebagai berikut :

� =1+1919.301

.301(0,122)=

19.301

278,93 = 69

Pada umumnya persentase kesalahan yang bisa ditolerir pada penelitian sosial sebesar 5%-20% karena pada hasil penelitian sulit dipastikan keakuratan data seperti pada penelitian ilmu pasti. Pada penelitian ini digunakan toleransi kesalahan sebesar 12% yaitu diantara 5% hingga 20%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa sampelnyang diperoleh sebanyak 69 orang, yang diambil dari keseluruhan jumlah populasi rumah tangga di daerah penelitian yaitu sebanyak 19.301 KK.

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ialah metode Simple Random

Sampling dimana semua unsur dari populasi mempunyai kesempatan yang sama

untuk dipilih sebagai anggota sampel. Pengambilan sampel dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan kuisioner dengan rumah tangga di daerah penelitian. Data sekunder yang digunakan merupakan data yang diperoleh dari instansi terkait dengan penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara dan dari berbagai literatur yang mendukung penelitian ini.


(33)

3.4 Metode Analisis Data

Untuk identifikasi masalah 1 dianalisis dengan menggunakan perhitungan kecukupan konsumsi energi berdasarkan acuan PPH dengan formula sebagai berikut :

1. Konsumsi Aktual

Konsumsi Aktual =������������������ℎ������ �����ℎ�����������ℎ������

2. Energi Aktual

Energi Aktual = ��������������

������������������������������ (����)

3. % Aktual

% Aktual = ������������

������������������ 100% 4. %AKE

% AKE = ������������

2000 � 100% 5. Skor Aktual = % Aktual x Bobot 6. Skor AKE = % AKE x Bobot

7. Skor PPH = Jika skor PPH > Skor Maks, maka skor PPH adalah skor maksimal.


(34)

Penentuan Bobot (Triguna Pangan) : 1. Sumber energi (karbohidrat) 33,33%

Padi-padian, umbi-umbian, minyak lemak, buah/biji berminyak, gula (75%).Bobot = 33,33%/75%= 0,5.

2. Sumber pembangun (protein) 33,33%

Pangan hewani, kacang-kacangan (17%). Bobot = 33,33%/17%= 2. 3. Sumber pengatur (vitamin dan mineral) 33,33%

Sayur dan buah (6%). Bobot = 33,33%/6%=5.

Faktor Konversi dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Tabel 3.2 Faktor Konversi (kkal) dan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

No. Kelompok Pangan Faktor Konversi Skor PPH

Gr Kkal

1 Padi-padian dan

Hasilnya 275 1000 25

2 Umbi-umbian dan

Hasilnya 100 120 2,5

3 Pangan Hewani 150 240 24

4 Minyak dan Lemak 20 200 5

5 Buah/Biji Berminyak 10 60 1

6 Kacang-kacangan 35 100 10

7 Gula 30 100 2,5

8 Sayur dan Buah 250 120 30

9 Lain-lain 0 66 0


(35)

Daftar Konversi Bahan Makanan

Tabel 3.3 Bahan Makanan Sumber Hidrat Arang

No Bahan Makanan Berat (gram) URT

1 Jagung Rebus 100 1 buah

2 Jagung Muda 50 1 buah

3 Kentang 200 2 biji sedang

4 Singkong 100 1 potong

5 Talas 200 1 biji besar

6 Ubi Jalar 150 1 biji sedang

7 Biskuit Meja 50 5 buah

8 Roti Putih 80 4 iris

9 Roti Coklat 80 4 iris

10 Krakers 50 5 buah besar

11 Maizena 40 8 sendok makan

12 Tepung Singkong 40 8 sendok makan

13 Tepung Sagu 40 7 sendok makan

14 Tepung Terigu 50 10 sendok makan

15 Tepung Hunkue 40 8 sendok makan

16 Mie Kering 50 1 gelas

17 Mie Basah 100 1 gelas

18 Mie Instant 70 1 bungkus

19 Makaroni 50 ½ gelas

20 Bihun 50 ½ gelas

Untuk identifikasi masalah 2 dianalisis dengan menggunakan alat uji statistik yaitu Analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Regression Analysis) untuk menguji variabel bebas (jumlah penduduk, tingkat pendapatan) terhadap variabel terikat (pola konsumsi non beras) dengan menggunakan Regresi Linear Berganda(Multiple Regression Analysis) dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Services Solution). Dengan formulasi sebagai berikut :

Regresi Linear Berganda


(36)

Dimana,

Y = Konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat (jagung, gandum, dan kentang) pada rumah tangga (gram/kapita/bulan)

bo = Konstanta

b1,b2 = Parameter Koefisien Regresi

X1 = Pendapatan rumah tangga (Rp/bulan)

X2 = Jumlah tanggungan (jiwa)

X3 = Umur (tahun)

X4 = Pendidikan (tahun)

Uji F

Uji F digunakan untukmenguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel tergantung maka model persamaan regresi tersebut masuk dalam kriteria cocok atau fit. Taraf signifikansi (α ) yang digunakan dalam ilmu sosial adalah 0,05( Firdaus, 2011).

Kriteria pengujian :

Jika sig. F > 0,005 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika sig. F ≤ 0,005 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika H0 diterima artinya faktor-faktor X1, X2, X3, dan X4 secara serempak tidak

berpengaruh signifikansi terhadap Y ( konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat).


(37)

Jika H1 diterima artinya faktor-faktor X1, X2, X3, dan X4 secara serempak

berpengaruh nyata terhadap Y (konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat).

Uji T

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara parsial berpengaruh secara signifikansi atau tidak terhadap variabel terikat. Taraf

signifikansi (α ) yang digunakan dalam ilmu sosial adalah 0,05. Kriteria pengujian :

Jika sig. t > 0,005 maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika sig. t ≤ 0,005 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika H0 diterima artinya faktor-faktor X1, X2, X3, dan X4 secara parsial tidak

berpengaruh signifikansi terhadap Y ( konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat).

Jika H1 diterima artinya faktor-faktor X1, X2, X3, dan X4 secara parsial

berpengaruh nyata terhadap Y (konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat).


(38)

3.5Defenisi dan Batasan Operasional 3.5.1 Defenisi

1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan pengolahan dari atau pembuatan makanan dan minuman.

2. Pola konsumsi pangan adalah susunan makanan yang biasa dimakan mencakup jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi seseorang dalam frekuensi dan jangka waktu tertentu.

3. Pola Pangan Harapan (PPH) adalah susunan jumlah pangan menurut sembilan kelompok pangan yang didasarkan pada kontribusi energi yang memenuhi kebutuhan gizi secara kuantitas, kualitas maupun keragaman dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, dan cita rasa.

4.. Jumlah Anggota Keluarga yang dimaksud dalam penduduk ini adalah jumlah anggota keluarga di Kecamatan Medan Tuntungan.

5.Tingkat Pendapatan adalah pemasukan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik pangan maupun non pangan yang dinyatakan dalam Rp/kap/bulan.

6. Tingkat Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang pernah dijalani. 7. Umur yang dimaksud adalah umur responden.


(39)

3.5.2 Batasan Operasional

1. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga di Kecamatan Medan Tuntungan.

2. Tempat penelitian adalah Kecamatan Medan Tuntungan.

3. Data yang diambil adalah rata-rata data menu konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat selama sebulan.


(40)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Medan Tuntungan terletak di sebelah selatan Kota Medan dengan luas wilayah21,58 ��2. Kecamatan Medan Tuntungan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

• Sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang • Sebelah Timur : Kabupaten Deli Serdang • Sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang

• Sebelah Utara :Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan

Medan Johor

Keadaan Kependudukan

a. Penduduk Menurut Kelompok Umur

Penduduk Kecamatan Medan Tuntungan berjumlah orang dengan 19.301 rumah tangga yang tersebar di setiap kelurahan di Kecamatan Medan Tuntungan. Dan berdasarkan golongan umur sampel penduduk Kecamatan Medan Tuntungan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Penduduk Menurut Kelompok Umur

Kelompok Umur

(tahun) Jumlah (jiwa) Jumlah (%)

0-4 6.771 8,25

5-14 14.825 18,07

15-44 45.367 55,30


(41)

Lanjutan tabel 4.1 Kelompok Umur

(tahun) Jumlah (jiwa) Jumlah (%)

>65 2.030 2,47

82.042 100

Sumber :BPS, Kecamatan Medan Tuntungan dalam angka 2013

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kecamatan Medan Tuntungan pada tahun 2013 sebesar 82.042 orang. Data tabel di atas juga menunjukkan jumlah usia 0-4 tahun sebesar 6.771 orang (8,25%), jumlah usia 5-4 tahun sebesar 14.825 orang (18,07%), jumlah usia 15-44 tahun sebesar 45.367 orang (55,30), jumlah usia 45-64 tahun sebesar 13.049 orang (15,91%), dan jumlah usia > 65 sebesar 2.030 orang (2,47%).

b.Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan

Mata pencaharian penduduk Kecamatan Medan Tuntungan bermacam jenisnya yaitu di bidang PNS, swasta, ABRI, petani, nelayan, pedagang, pensiunan, dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai mata pencaharian penduduk Kecamatan Medan Tuntungan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2 Penduduk Menurut Pekerjaan

No Mata Pencaharian Jumlah Persentase(%)

1 PNS 3.428 7,96

2 Pegawai Swasta 15.935 36,98

3 ABRI 353 0,82

4 Petani 1.339 3,11

5 Nelayan 0 0

6 Pedagang 8.236 19,11

7 Pensiunan 788 1,83

8 Lain-lain 13.010 30,19

43.089 100

Sumber : BPS, Kecamatan Medan Tuntungan dalam angka 2013

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah pekerjaan penduduk di bidang PNS sebesar 3.428 orang (7,96 %), pegawai swasta sebesar 15.935 orang (36,98 %), ABRI


(42)

sebesar 353 orang (0,82 %), petani sebesar 1.339 orang (3,11 %), pedagang sebesar 8.236 orang (19,11 %), pensiunan sebesar 788 orang (1,83 %), dan lain-lain yaitu gabungan dari berbagai pekerjaan yang tidak disebutkan satu persatu yaitu sebesar 13.010 orang (30,19 %). Data tersebut menunjukkan bahwa dari jumlah penduduk Kecamatan Medan Tuntungan yang berusia produktif sebagian sudah bekerja, setelah dikurangi penduduk Kecamatan Medan Tuntungan yang bersekolah dan kuliah, namun masih banyak penduduk yang menganggur baik sebagai pengangguran terselubung maupun pengangguran tetap.

c. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Penduduk Kecamatan Medan Tuntungan menurut tingkat pendidikan terdiri dari yang bersekolah dan yang tidak bersekolah. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Medan Tuntungan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase

Sekolah 7.155 99,07

Tidak Sekolah 67 0,93

Jumlah 7.222 100

Sumber : BPS, Kecamatan Medan Tuntungan dalam angka 2013

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa penduduk Kecamatan Medan Tuntungan yang bersekolah sebesar 7.155 orang (99,07 %) dan penduduk yang tidak bersekolah sebesar 67 orang (0,93 %).


(43)

d. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakin baik sarana dan prasarana akan mempercepat laju pembangunan. Sarana dan prasarana di Kecamatan Medan Tuntungan sekarang ini cukup baik, hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana ibadah, dan sarana olahraga yang cukup memadai. Dapat dilihat pada tabel. berikut :

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana

No Sarana dan Prasarana Jumlah (unit)

1 Sarana Pendidikan 57

2 Sarana Kesehatan 19

3 Sarana Ibadah 90

4 Sarana Olahraga 27

Sumber : BPS, Kecamatan Medan Tuntungan dalam angka 2013

Kecamatan Medan Tuntungan memiliki sarana pendidikan sebanyak 57 unit, sarana kesehatan sebanyak 19 unit, sarana ibadah sebanyak 90 unit, dan sarana olahraga sebanyak 27 unit serta memiliki kondisi jalan yang cukup baik. Dari data Kecamatan Medan Tuntungan memiliki sarana dan prasarana yang tersedia dan cukup memadai.


(44)

Karakterisik Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang terdapat di Kecamatan Medan Tuntungan. Karakteristik sampel yang dimaksud adalah meliputi karakteristik sosial ekonomi yang terdiri dari tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, pendapatan.

a. Jumlah Tanggungan

Dalam membeli dan mengkonsumsi pangan, jumlah konsumsi sampel sangant dipengaruhi oleh anggota keluarga yang menjadi tanggungannya. Adapun jumlah tanggungan atau jumlah anggota keluarga pada daerah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5 Jumlah Tanggungan Sampel

No. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah

(jiwa) Jumlah (%)

1 0-2 10 14,49

2 3-5 53 76,81

3 >5 6 8,70

69 100

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah tangguangan terbanyak ada pada kelompok 3-5 yaitu sebanyak 53 orang atau 76,81 % dan yang terkecil pada kelompok >5 yaitu sebanyak 6 jiwa atau 8,70 %.

b. Pendapatan

Daya beli masyarakat dapat dilihat melalui pendapatannya, jika pendapatan yang diperoleh cukup tinggi, maka pada umumnya daya beli masyarakat juga tinggi. Pendapatan sampel di daerah penelitian digolongkan berdasarkan penggolongan


(45)

pengeluaran per kapita per tahun yang cukup bervariasi. Dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.6 Pendapatan Sampel

No. Pendapatan Jumlah (jiwa) Jumlah (%)

1 Rp. 500.00-Rp. 2.500.000 38 55,07

2 >Rp. 2.500.000 31 44,93

Jumlah 69 100

Sumber : Data diolah dari lampiran 1 c. Umur

Tingkat pembelian Konsumen sangat dipengaruhi oleh usianya, orang akan merubah pola pembeliannya ketika umurnya terus bertambah. Adapun keadaan umur konsumen sampel di daerah penelitian dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 4.7 Umur Sampel

No Kelompok Umur (tahun) Jumlah (jiwa) Jumlah (%)

1 20-29 13 18,84

2 30-39 26 37,68

3 40-49 24 34,78

4 >50 6 8,70

69 100

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah konsumen sampel terbesar berada pada kelompok umur 30-39 tahun dengan jumlah 26 jiwa atau 37,68 % dan yang terkecil pada kelompok umur >50 tahun dengan jumlah 6 jiwa atau 8,70 %.

d. Tingkat Pendidikan

Pendidikan masyarakat erat hubungannya dengan pengetahuan terhadap suatu barang baik dari segi kualitas maupun manfaatnya. Adapun pendidikan sampel di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.


(46)

Tabel 4.8. Pendidikan Sampel

No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Jumlah (%)

1 SMP 6 8,69

2 SMA 41 59,42

3 Diploma 2 2,90

4 Sarjana 20 28,99

Jumlah 69 100

Sumber : Data diolah dari lampiran 1

Dari tabel 4.8. di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan sampel rata-rata SMA. Untuk jumlah sampel yang terbesar adalah pada SMA yaitu sebesar 41 orang atau 59,42 % sedangkan yang terkecil berada pada tingkat Diploma yaitu sebesar 2 orang atau 2,90 %.


(47)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Acuan untuk melihat tingkat kergaman konsumso pangan adalah Pola Pangan Harapan (PPH) dengan skor 100 sebagai pola yang ideal.Acuan kuantitatif untuk konsumsi pangan adalah Angka Kecukupan Gizi (AKG) rekomendasi Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) bahwa konsumsi energi sebesar 2000 kkal/kap/hari. Dari penelitian diperoleh data kergaman konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat di Kecamatan Medan Tuntungan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.1 Data Keragaman Konsumsi Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat Rumah Tangga di Kecamatan Medan Tuntungan Kelompok Pangan Konsumsi Aktual (gr/kap/hr) Konsumsi Harapan (gr/kap/hr) Energi Aktual (kkal/kap/hr) Energi Harapan (kkal/kap/hr) %AKE Aktual %AKE Harapan PPH Aktual

Padi-padian 36,55 275 132,91 1000 6,65 69,72 3,33

Umbi-umbian 48,10 100 57,72 120 2,89 30,28 1,45

Total 84,65 190,63 9,54 100 4,78

Sumber : Data diolah dari lampiran 2,3 dan 4

Tabel 5.1 menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi energi pangan non beras sumber karbohidrat rumah tangga di Kecamatan Medan Tuntungan adalah 190,63 kkal atau 9,54 % dari kecukupan energi yang dianjurkan. Dapat dilihat golongan padi-padian memiliki konsumsi energi sebesar 6,65 % dan golongan umbi-umbian memiliki konsumsi energi sebesar 2,89 % dari total kalori.

Berdasarkan data Pemantauan Pola Konsumsi Pangan Masyarakat Kota Medan tahun 2014 diketahui bahwa besar total energi untuk pangan non beras sumber karbohidrat yaitu padi-padian sebesar 43,26 % dan umbi-umbian sebesar 1,19%


(48)

yang diperlihatkan pada tabel 1.1. Hal ini menunjukkan bahwa Total energi padi-padian Kecamatan Medan Tuntungan masih rendah.

Pola Pangan Harapan (PPH)

Acuan untuk melihat tingkat keragaman konsumsi pangan adalah Pola Pangan Harapan (PPH) dengan skor 100 sebagai pola yang ideal. Kinerja keragaman konsumsi pangan pada suatu waktu untuk komunitas tertentu dapat dinilai dengan metode PPH. Dari penelitian diperoleh angka kecukupan energi dari setiap rumahtangga di Kecamatan Medan Tuntungan :

Tabel 5.2 PPH Medan Tuntungan dan PPH Ideal

No. Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat

PPH Medan

Tuntungan PPH Ideal

1 Padi-padian 3,33 25,00

2 Umbi-umbian 1,45 2,50

Ket : RT = Rumah Tangga Sumber :Data diolah dari lampiran 3

Tabel 5.2 menunjukkan Pola Pangan Harapan (PPH) dilihat dari jenis pangan yaitu pad-padian dan umbi-umbian di Kecamatan Medan Tuntungan berada di bawah Pola Pangan Harapan (PPH) Ideal. Pola Pangan Harapan (PPH) jenis padi-padian di Kecamatan Medan Tuntungan sebesar 3,33 dan jenis umbi-umbian sebesar 1,45.

Peran mie sebagai salah satu pangan pokok dapat terjadi di semua elemen masyarakat, tidak hanya pada rumah tangga tetapi juga menurut kelompok pendapatan. Seperti contohnya, mie instant tidak hanya dikonsumsi oleh kelompok pendapatan sedang dan tinggi tetapi dapat jugak dikonsumsi kelompok pendapatan rendah.


(49)

Pada tingkat pendapatan tertentu rumah tangga akan memprioritaskan pada pangan dengan harga murah seperti pangan sumber energi, kemudian dengan semakin meningkatnya pendapatan akan terjadi perubahan preferensi konsumsi masyarakat.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat Per Kapita Per Hari Di Kecamatan Medan Tuntungan

Analisis dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat. Faktor-faktor tersebut adalah faktor sosial dan faktor ekonomi. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

Pendapatan Rumah Tangga

Pola konsumsi tidak terlepas dari faktor ekonomi dapat dilihat pada rumah tangga yang berpendapatan rendah pola konsumsi pangannya mengarah pada pangan pokok dan variasi pangan kurang mendapat perhatian sehingga pemenuhan gizinya tidak tercapai. Rumah tangga yang berpendapatan tinggi cenderung mengkonsumsi pangan yang bervariasi dan meningkatkan kualitas pangannya dengan cara memperhatikan kualitas pangan yang akan dibeli. Adapun sampel di daerah penelitian memiliki pendapatan rata-rata sebesar Rp. 2.224.637 per kapita per bulan.

Jumlah Tanggungan

Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi jumlah konsumsi pangan. Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka kebutuhan yang akan dikonsumsi akan semakin bervariasi karena masing-masing anggota rumah tangga belum tentu mempunyai selera yang sama. Adapun rata-rata jumlah anggota keluarga sampel


(50)

di daerah penelitian adalah 3,9 artinya setiap kepala rumah tangga menanggung 3 anggota rumah tangga.

Umur

Umur rata-rata sampel di daerah penelitian adalah 36,9 tahun, artinya pada umumnya keadaan sampel masih berada pada umur produktif.

Tingkat Pendidikan

Konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat tergantung pada tingkat pendidikan, bahwa semakin tinggi pendidikan formal maka pengetahuan dan wawasan tentang pentingnya kualitas pangan yang dikonsumsi untuk meningkatkan kesehatan akan menyebabkan semakin bervariasinya pangan yang dikonsumsi. Adapun tingkat pendidikan sampel di daerah penelitian adalah 13,275.

Pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap konsumsi pangan dianalisis menggunakan analisis linier berganda dengan formula sebagai berkut :

Y=b0+b1x1+b2x2+b3x3+b4x4+μ Dimana :

Y = Konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat (jagung, gandum, ubi, dan kentang) pada rumah tangga (gr/kap/bulan)

x1 = Tingkat Pendapatan (Rp/Bulan)


(51)

x3 = Umur (Tahun)

x4 = Tingkat Pendidikan (Tahun)

b0 = Konstanta

b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi

μ = error term

Tabel 5.3 Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat Di Kecamatan Medan Tuntungan

No Keterangan Koefisien Regresi

Sig Tolerance VIF

1 Constanta 42,938 0,000

2 Pendapatan -0,005 0,000 0,537 1,862

3 Tanggungan -4,048 0,020 0,917 1,090

4 Umur 0,150 0,578 0,880 1,136

5 Tingkat

Pendidikan

-1,030 0,956 0,546 1,833

R-square R-square adj

0,913 0,908 Sumber :Lampiran 5

Keterangan:

Signifikansi pada derajat kepercayaan 5% (α = 5%)

Maka model dari faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat di Kecamatan Medan Tuntungan adalah :

Y = 50,062-0,005 X1 – 4,094 X2 + 0,111 X3 − 0,005X4

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwanilai R2 sebesar 91,3 %, hal ini menunjukkan bahwa variabel independen mampu menjelaskan sebesar 91,3 dari


(52)

variabel dependen yaitu konsumsi pangan. Sedangkan sebesar 8,7 % merupakan faktor-faktor lain yang belum dimasukkan kedalam model. Pada tingkat kepercayaan 91,3 %, semua variabel berpengaruh nyata. Hal ini dapat dilihat pada tingkat signifikansi F sebesar (0,000) lebih kecil daripada alpha (0,05).

Koefisien regresi memperlihatkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,00<0,05), dengan demikian H0 ditolak artinya bahwa variabel pendapatan (X1),

variabel tanggungan (X2), variabel umur (X3), dan variabel tingkat pendidikan (X4) secara serempak berpengaruh nyata terhadap konsumsi pangan. Sehingga dapat dikatakan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor sosial ekonomi terhadap konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat dapat diterima.

Secara parsial variabel-variabel tersebut ada yang berpengaruh nyata dan ada yang berpengaruh tidak nyata. Variabel pendapatan (X1) berpengaruh nyata terhadap konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat pada tingkat kepercayaan 91,3% dengan tingkat signifikansi (0,000) lebih kecil dari alpha (0,005). Sehingga keputusan yang diambil adalah tolak H0 yang menyatakan

bahwa variabel pendapatan berpengaruh terhadap konsumsi pangan non beras. Koefisien pendapatan terhadap jumlah konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat menunjukan hubungan yang negatif. Setiap penambahan Rp 1 akan mengurangi jumlah konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat sebesar Rp 0,005. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang maka akan mengurangi kebutuhan pangan karna akan diganti dengan menu makanan yang lebih bervariasi. Hal ini sesuai dengan teori engel yang menyatakan setiap kenaikan pendapatan akan mengurangi konsumsi.


(53)

Secara parsial, variabel jumlah tanggungan (X2) berpengaruh nyata terhadap konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat pada tingkat kepercayaan 91,2% dengan tingkat signifikansi (0,020) lebih kecil dari alpha (0,05). Sehingga keputusan yang diambil adalah tolak H0 yang menyatakan variabel jumlah

tanggungan berpengaruh terhadap tingkat konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat. Pengaruh jumlah tanggungan terhadap konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi sebesar 4,048. Koefisien jumlah tanggungan terhadap konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat menunjukkan hubungan yang negatif. Setiap penambahan 1 jiwa, akan mengurangi jumlah konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat sebesar 4,048 gram. Hal ini sesuai dengan teori keynes yang menyatakan bahwa ketika jumlah penduduk meningkat maka jumlah barang yang diminta akan meningkat pula.

Secara parsial, variabel umur (X3) tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat pada tingkat kepercayaan 91,3 % dengan signifikansi (0,578) lebih besar dari alpha (0,05). Sehingga keputusan yang diambil adalah terima H0 yang menyatakan bahwa variabel umur tidak

berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat. Tingkat pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh usianya, orang akan merubah pola pembeliannya ketika umurnya terus bertambah. Tapi dalam hal ini menunjukkan bahwa umur tidak berpengeruh nyata karena berdasarkan penelitian, Jenis makan pangan non beras sumber karbohidrat dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat.


(54)

Secara parsial, variabel tingkat pendidikan (X4) tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat pada tingkat kepercayaan 91,3 % dengan signifikansi sebesar (0,330) lebih besar dari alpha (0,005). Sehingga keputusan yang diambil adalah terima H0 yang menyatakan bahwa variabel harga

tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat. Pendidikan seharusnya menjadi hal yang dapat mempengaruhi kosumsi pangan karena semakin tinggi pendidikan maka semakin banyak informasi tentang pangan yang didapatkan sehingga menjadi hal penting dalam pemenuhan gizi sehari-hari. Tapi dalam hal ini menunjukkan bahwa tingjat pendidikan tidak berpengaruh terhadap konsumsin pangan non beras sumber karbohidrat karena berdasarkan penelitian, ketergantungan masyarakat terhadap beras masih sangat tinggi. Jadi tinggi rendahnya tingkat pendidikan masyrakat tidak berpengaruh terhadap konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat.


(55)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat di Kecamatan Medan Tuntungan sebesar 64,73 gr/kapita/hari. Kelompok pangan padi-padian sebesar 33,54 gr/kapita/hari dan kelompok umbi-umbian sebesar 31,19 gr/kapita/hari.

2. Pola Pangan Harapan (PPH) dari kelompok padi-padian sebesar 3,05 dan kelompok umbi-umbian sebesar 0,94.

3. Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat per kapita per hari adalah pendapatan rumah tangga, jumlah tanggungan, umur dan tingkat pendidikan. Secara serempak keempat faktor tersebut berpengaruh nyata terhadap konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat dengan R2 sebesar 82,7 % dan tingkat signifikansi lebih kecil dari alpha (0,000<0,05).

4. Secara parsial hanya pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga yang berpengaruh nyata terhadap konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat. Sedangkan variabel lain seperti umur dan tingkat pendidikan secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi pangan non beras sumber karbohidrat.


(56)

6.2 Saran

Kepada pemerintah

Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang penganekaragaman pangan dan pencapaian pola pangan harapan dan memberikan alasan mengapa hal tersebut harus dilaksanakan.

Kepada masyarakat

Menghimbau kepada masyarakat agar dapat mengubah kebiasaan makan yang kurang berimbang.


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Cahyaningsih Ratna. 2008. Analisis Pola Kosumsi Pangan Di Provinsi Jawa Barat.

Dewi Febriana. 2008. Pola Konsumsi Pangan Sumber Kafein dan Analisis

Dampaknya Berdasarkan Persepsi Mahasiswa TPB-IPB Tahun Ajaran 2007/2008.

Djuwardi, 2009. Cassava Solusi Pemberagaman Kemandirian Pangan. Grasindo. Jakarta.

Gardjito, Murdijati., et al. 2013. Pangan Nusantara. Penerbit Kencana. Jakarta. Indrati, R. dan Gardjito Murdijati. 2014. Pendidikan Konsumsi Pangan. Kencana.

Jakarta.

Khomsan, Ali., et al. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya. Bogor.

Murdiati, Agnes, dkk. 2013. Panduan Penyiapan Pangan Sehat Untuk Semua. Kencana. Jakarta

Nicholson, Walter.1991. Miikoekonomi Intermediate dan Penerapannya. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta.

Suhardjo, 2008. Perencanaan Pangan dan Gizi. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.


(58)

Lampiran 1

DATA RESPONDEN

No. Nama Responden

Konsumsi Pangan Non Beras Sumber

Karbohidrat (gr/kap/hari)

Pendapatan (Rupiah)

Jumlah Tanggungan

(Jiwa)

Umur (Tahun)

Tingakat Pendidikan

(Tahun)

1 Sehati Singarimbun 33,33 150000,0 3,00 60,00 12,00

2 Hariati 33,33 1500000 2,00 35,00 12,00

3 Ika Simanjuntak 50,00 1500000 3,00 27,00 12,00

4 Rido 62,50 2000000 4,00 44,00 15,00

5 S. Ginting 33,33 1500000 3,00 55,00 17,00

6 M.Sembiring 140,00 4000000 5,00 40,00 17,00

7 C.Ginting 50,00 2000000 3,00 42,00 12,00

8 Albina 35,00 1500000 2,00 46,00 15,00

9 Chairun Nisya 79,99 2500000 3,00 25,00 12,00

10 Rina Amelia 62,50 2000000 3,00 30,00 12,00

11 Yannehe 52,50 2000000 2,00 36,00 12,00

12 Juli Ginting 100,00 3500000 4,00 40,00 12,00

13 Rospida 60,00 2000000 3,00 41,00 12,00

14 Johana Bangun 80,00 2000000 4,00 40,00 12,00

15 Haswati 33,33 1500000 2,00 51,00 9,00

16 Desi 50,00 1500000 3,00 23,00 12,00

17 Muli Rasta Ginting 50,00 1500000 3,00 37,00 12,00

18 Eva 20,00 1500000 2,00 40,00 12,00

19 Vita 35,00 2000000 2,00 22,00 12,00

20 Ruspiani 73,33 2000000 3,00 43,00 17,00


(59)

Lanjutan lampiran 1

DATA RESPONDEN

No. Nama Responden

Konsumsi Pangan Non Beras Sumber

Karbohidrat (gr/kap/hari)

Pendapatan (Rupiah)

Jumlah Tanggungan

(Jiwa)

Umur (Tahun)

Tingakat Pendidikan

(Tahun)

22 Vina 60,00 1500000 2,00 33,00 9,00

23 Sari 106,66 3500000 5,00 41,00 12,00

24 Saloma 75,00 2000000 4,00 42,00 12,00

25 Sri Andari Ginting 20,00 1500000 3,00 37,00 12,00

26 Nova 100,00 3000000 5,00 32,00 17,00

27 Agit 72,50 2000000 4,00 42,00 12,00

28 Mariana 80,00 2000000 3,00 55,00 17,00

29 Asni Angkat 46,66 1500000 3,00 41,00 12,00

30 Martiana Haloho 120,00 4000000 5,00 41,00 17,00

31 Ersinta Barus 35,00 1500000 2,00 26,00 12,00

32 Roslina Ginting 156,00 4000000 5,00 43,00 17,00

33 Saten Ginting 100,00 3000000 4,00 58,00 17,00

34 Lastri 66,66 1500000 3,00 35,00 12,00

35 Tiurma 46,66 1500000 2,00 35,00 9,00

36 Sarma 33,33 1500000 2,00 40,00 9,00

37 Maniara Silalahi 70,00 2000000 3,00 42,00 17,00

38 Suci 33,33 1500000 2,00 25,00 12,00

39 Siti 33,33 3500000 3,00 35,00 12,00

40 Tiarma 75,00 2000000 3,00 44,00 12,00


(60)

Lanjutan lampiran 1

DATA RESPONDEN

No. Nama Responden

Konsumsi Pangan Non Beras Sumber

Karbohidrat (gr/kap/hari)

Pendapatan (Rupiah)

Jumlah Tanggungan

(Jiwa)

Umur (Tahun)

Tingakat Pendidikan

(Tahun)

42 Larasati 46,66 1500000 3,00 30,00 12,00

43 Rohana Tampubolon 85,00 3500000 2,00 39,00 17,00

44 Herna 99,99 2000000 3,00 29,00 17,00

45 Mariana 52,50 2000000 3,00 40,00 12,00

46 Dewi Pasaribu 26,66 1500000 2,00 25,00 12,00

47 Linda 66,66 2000000 3,00 35,00 17,00

48 Juniawati 127,50 3500000 4,00 35,00 17,00

49 Herawati Siregar 140,00 4000000 5,00 43,00 17,00

50 Eva Tambunan 45,00 2000000 3,00 39,00 17,00

51 Pitta Sidauruk 66,66 2000000 3,00 30,00 12,00

52 Fitri Sitorus 55,00 2000000 3,00 27,00 12,00

53 Dina Sembiring 50,00 2000000 3,00 29,00 12,00

54 Evi Sisca 50,00 1500000 3,00 30,00 12,00

55 Hana Wisni 97,50 3000000 4,00 35,00 12,00

56 Rospita Sinulingga 62,50 1500000 3,00 28,00 12,00

57 Risma Silitonga 82,50 2000000 3,00 41,00 12,00

58 E.Tobing 35,00 1500000 2,00 37,00 9,00

59 Bintang Sitorus 25,00 1500000 2,00 35,00 9,00

60 Fitri Zulkarnaen 102,50 3000000 4,00 42,00 17,00

61 Juliana Suraidah 33,33 2000000 2,00 37,00 12,00


(61)

Lanjutan lampiran 1

DATA RESPONDEN

No. Nama Responden

Konsumsi Pangan Non Beras Sumber

Karbohidrat (gr/kap/hari)

Pendapatan (Rupiah)

Jumlah Tanggungan

(Jiwa)

Umur (Tahun)

Tingakat Pendidikan

(Tahun)

63 Minar Sitepu 75,00 2000000 4,00 40,00 12,00

64 Tety H 143,33 3500000 5,00 42,00 17,00

65 Putri Saminah 62,50 2000000 4,00 30,00 12,00

66 Susi Sumarni 20,00 1500000 2,00 28,00 12,00

67 Meriani 33,33 1500000 2,00 35,00 12,00

68 Aswida 75,00 3000000 3,00 30,00 17,00


(62)

Lampiran 2

KONSUMSI PANGAN RATA-RATA RUMAHTANGGA PER BULAN No. Jumlah

Anggota Keluarga

Padi-padian

Jagung Gandum

Mie Roti Biskuit

URT gr URT gr URT Gr URT Gr

1 3 100

33,33

2 3 100

33,33

3 4 200

50

4 4

5 3

6 5 300

60

7 4

8 4 140

35

9 3 140

46,66

10 4 250


(63)

Lanjutan Lampiran 2

KONSUMSI PANGAN RATA-RATA RUMAH TANGGA PER BULAN

No

Jumlah Anggota Keluarga

Umbi-Umbian

Ubi Jalar Ubi Kayu Sagu Kentang Talas

URT gr URT gr URT gr URT Gr URT gr

1 3

2 3

3 4

4 4 250

62,5

5 3 100

33,33

6 5 400

80

7 4 200

50

8 4

9 3 100

33,33


(64)

Lanjutan Lampiran 2

KONSUMSI PANGAN RATA-RATA RUMAH TANGGA PER BULAN No. Jumlah

Anggota Keluarga

Padi-padian

Jagung Gandum

Mie Roti Biskuit

URT gr URT gr URT gr URT gr

11 4 210

52,5

12 4 200

50

13 5

14 5

15 3 100

33,33

16 3

17 4 200

50

18 2 40

20

19 2 70

35

20 3 120


(65)

Lanjutan lampiran 2

KONSUMSI PANGAN RATA-RATA RUMAH TANGGA PER BULAN

No

Jumlah Anggota Keluarga

Umbi-Umbian

Ubi Jalar Ubi Kayu Sagu Kentang Sagu

URT gr URT gr URT gr URT gr URT gr

11 4

12 4 200

50

13 5 300

60

14 5 400

80

15 3

16 3 150

50

17 4

18 2

19 2

20 3 100


(66)

Lanjutan Lampiran 2

KONSUMSI PANGAN RATA-RATA RUMAH TANGGA PER BULAN No. Jumlah

Anggota Keluarga

Padi-padian

Jagung Gandum

Mie Roti Biskuit

URT gr URT gr URT gr URT gr

21 5 250

50

22 5 300

60

23 3 120

40

24 4

25 2 40

20

26 4 250

62,5

27 4 140

35

28 5

29 3 140

46,66

30 5 200


(67)

Lanjutan lampiran 2

KONSUMSI PANGAN RATA-RATA RUMAH TANGGA PER BULAN

No

Jumlah Anggota Keluarga

Umbi-Umbian

Ubi Jalar Ubi Kayu Sagu Kentang Sagu

URT gr URT gr URT gr URT gr URT gr

21 5 400

80

22 5

23 3 200

66,66

24 4 300

75

25 2

26 4 150

37,5

27 4 150

37,5

28 5 400

80

29 3

30 5 400


(68)

Lanjutan Lampiran 2

KONSUMSI PANGAN RATA-RATA RUMAH TANGGA PER BULAN No. Jumlah

Anggota Keluarga

Padi-padian

Jagung Gandum

Mie Roti Biskuit

URT gr URT gr URT gr URT gr

31 2 70

35

32 5 280

56

33 4 200

50

34 3 100

33,33

35 3 140

46,66

36 3

37 3 60

20

38 2

39 3 100

33,33

40 4 300


(69)

Lanjutan lampiran 2

KONSUMSI PANGAN RATA-RATA RUMAH TANGGA PER BULAN

No

Jumlah Anggota Keluarga

Umbi-Umbian

Ubi Jalar Ubi Kayu Sagu Kentang Sagu

URT gr URT gr URT gr URT gr URT gr

31 2

32 5 500

100

33 4 200

50

34 3 100

33,33

35 3

36 3 100

33,33

37 3 150

50

38 2 100

33,33

39 3


(70)

Lanjutan Lampiran 2

KONSUMSI PANGAN RATA-RATA RUMAH TANGGA PER BULAN

No.

Jumlah Anggota Keluarga

Padi-padian

Jagung Gandum

Mie Roti Biskuit

URT gr URT gr URT Gr URT gr

41 3 100

33,33

42 3 140

46,66

43 2 60

30

44 3 100

33,33

45 4 210

52,5

46 3 80

26,66

47 3 100

33,33

48 4 210

52,5

49 5 300

60

50 2 40


(71)

Lanjutan lampiran 2

KONSUMSI PANGAN RATA-RATA RUMAH TANGGA PER BULAN

No

Jumlah Anggota Keluarga

Umbi-Umbian

Ubi Jalar Ubi Kayu Sagu Kentang Sagu

URT gr URT gr URT gr URT gr URT gr

41 3

42 3

43 2 50

25

44 3 200

66,66

45 4

46 3

47 3 100

33,33

48 4 300

75

49 5 400

80

50 2 50


(72)

Lanjutan Lampiran 2

KONSUMSI PANGAN RATA-RATA RUMAH TANGGA PER BULAN No. Jumlah

Anggota Keluarga

Padi-padian

Jagung Gandum

Mie Roti Biskuit

URT gr URT gr URT gr URT gr

51 3 100

33,33

52 2 40

20

53 4 200

50

54 3 150

50

55 4 140

35

56 4

57 3 60

20

58 4 140

35

59 2 50

25

60 4 210


(73)

Lanjutan Lampiran 2

KONSUMSI PANGAN RATA-RATA RUMAH TANGGA PER BULAN

No

Jumlah Anggota Keluarga

Umbi-Umbian

Ubi Jalar Ubi Kayu Sagu Kentang Sagu

URT gr URT gr URT gr URT gr URT gr

51 3

52 2 70

35

53 4

54 3

55 4 250

62,5

56 4 250

62,5

57 3 250

62,5

58 4

59 2

60 4 200


(74)

Lanjutan Lampiran 2

KONSUMSI PANGAN RATA-RATA RUMAH TANGGA PER BULAN No. Jumlah

Anggota Keluarga

Padi-padian

Jagung Gandum

Mie Roti Biskuit

URT gr URT gr URT gr URT gr

61 3

62 4 100

25

63 4 100

25

64 5 300

60

65 4 100

25

66 3 50

16,66

67 3

68 4 100

25

69 4 150


(75)

Lanjutan lampiran 2

KONSUMSI PANGAN RATA-RATA RUMAH TANGGA PER BULAN

No

Jumlah Anggota Keluarga

Umbi-Umbian

Ubi Jalar Ubi Kayu Sagu Kentang Sagu

URT gr URT gr URT gr URT gr URT gr

61 3 100

33,33

62 4

63 4 200

50

64 5 250

83,33

65 4 150

37,5

66 3

67 3 100

33,33

68 4 200

50


(1)

Lanjutan Lampiran 3

Sampel 67

Kelompok Pangan

Konsumsi Aktual (gr/kap/hari)

Energi Aktual

(kkal/kap/hari) % Aktual % AKE Bobot Skor Aktual Skor AKE Skor Maks PPH

Padi-padian - - - - 0,50 - -

Umbi-umbian 33,33 40,00 100 2,00 0,50 50 1,00 2,50 1,00

33,33 40,00 100 PPH = 1,00

Faktor Konversi

Kelompok Pangan Medan Tuntungan Faktor Konversi Aktual

gr kkal gr kkal

Padi-padian 275 1000 - -

Umbi-umbian 100 120 33,33 40,00

Sampel 68 Kelompok

Pangan

Konsumsi Aktual (gr/kap/hari)

Energi Aktual

(kkal/kap/hari) % Aktual % AKE Bobot Skor Aktual Skor AKE Skor Maks PPH

Padi-padian 25,00 90,91 60,24 4,55 0,50 30,12 2,28 25,00 2,28

Umbi-umbian 50,00 60,00 39,76 3,00 0,50 19,88 1,50 2,50 1,50

75,00 150,91 100 7,55 PPH = 3,78

Faktor Konversi

Kelompok Pangan Medan Tuntungan Faktor Konversi Aktual

gr kkal gr kkal

Padi-padian 275 1000 25,00 90,91


(2)

Lanjutan Lampiran 3

Sampel 69

Kelompok Pangan

Konsumsi Aktual (gr/kap/hari)

Energi Aktual

(kkal/kap/hari) % Aktual % AKE Bobot Skor Aktual Skor AKE Skor Maks PPH

Padi-padian 37,50 136,36 100 6,82 0,50 50,00 3,41 25,00 3,41

Umbi-umbian 0,50 2,50

37,50 136,36 100 6,82 PPH = 3,41

Faktor Konversi

Kelompok Pangan Medan Tuntungan Faktor Konversi Aktual

gr kkal Gr kkal

Padi-padian 275 1000 37,50 136,36


(3)

Lampiran 4

KERAGAMAN KONSUMSI PANGAN KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN

Kelompok Pangan

Konsumsi Aktual (gr/kap/hari)

Energi Aktual

(kkal/kap/hari) % Aktual % AKE Bobot Skor Aktual Skor AKE Skor Maks PPH

Padi-padian 33,54 121,96 76,52 6,10 0,50 38,26 3,05 25,00 3,05

Umbi-Umbian 31,19 37,43 23,48 1,87 0,50 11,74 0,94 2,50 0,94

64,73 159,39 100 PPH = 3,99

Faktor Konversi

Kelompok Pangan Medan Tuntungan Faktor Konversi Aktual

gr kkal gr kkal

Padi-padian 275 1000 33,54 121,96


(4)

1

Lampiran 5

Hasil Analisi Regresi

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Konsumsi Pangan Non Beras Sumber

Karbohidrat 64,4814 33,47940 69

Jumlah Pendapatan 2.139855 834221,18091 69 Jumlah Tanggungan 3,1014 ,95709 69

Umur 36,9710 8,01097 69

Tingkat Pendidikan 13,2754 2,60025 69

Correlations

Konsumsi Pangan Non

Beras Sumber Karbohidrat

Jumlah Pendapatan

Jumlah

Tanggungan Umur

Tingkat Pendidikan Pearson

Correlation

Konsumsi Pangan Non Beras Sumber

Karbohidrat 1,000 ,840 ,845 ,186 ,599

Jumlah

Pendapatan ,840 1,000 ,728 ,080 ,578

Jumlah

Tanggungan ,845 ,728 1,000 ,236 ,526

Umur ,186 ,080 ,236 1,000 ,264

Tingkat Pendidikan ,599 ,578 ,526 ,264 1,000 Sig. (1-tailed) Konsumsi Pangan

Non Beras Sumber

Karbohidrat . ,000 ,000 ,063 ,000

Jumlah

Pendapatan ,000 . ,000 ,257 ,000

Jumlah

Tanggungan ,000 ,000 . ,025 ,000

Umur ,063 ,257 ,025 . ,014

Tingkat Pendidikan ,000 ,000 ,000 ,014 .

N Konsumsi Pangan

Non Beras Sumber

Karbohidrat 69 69 69 69 69

Jumlah

Pendapatan 69 69 69 69 69

Jumlah

Tanggungan 69 69 69 69 69

Umur 69 69 69 69 69


(5)

Lanjutan lampiran 5

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 63068,133 4 15767,033 76,731 ,000(a)

Residual 13151,025 64 205,485

Total 76219,158 68

a Predictors: (Constant), Tingkat Pendidikan, Umur, Jumlah Tanggungan, Jumlah Pendapatan b Dependent Variable: Konsumsi Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat

Model Summ aryb

,910a ,827 ,817 14,33474 ,827 76,731 4 64 ,000 1,879

Model 1

R R Square

Adjust ed R Square

St d. E rror of the Es timate

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

Change St atist ics

Durbin-W atson Predic tors: (Constant), Tingkat Pendidik an, Umur, Jumlah Tanggungan, Jumlah P endapat an

a.

Dependent Variable: Konsumsi Pangan Non Beras S umber K arbohidrat b.

Collineari ty Diagnosti csa

4,831 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00

,103 6,859 ,04 ,24 ,04 ,10 ,00

,029 12,856 ,09 ,17 ,64 ,15 ,13

,022 14,818 ,14 ,47 ,32 ,72 ,08

,015 17,974 ,73 ,11 ,00 ,03 ,78

Dimension 1 2 3 4 5 Model 1 Eigenvalue Condit ion

Index (Const ant)

Jumlah Pendapatan Jumlah Tanggungan Umur Tingkat Pendidikan Variance P roportions

Dependent Variable: Konsumsi Pangan Non Beras S umber K arbohidrat a.

Coefficientsa

-42,526 10,823 -3,929 ,000 -64,147 -20,906

1,78E-005 ,000 ,443 5,392 ,000 ,000 ,000 ,840 ,559 ,280 ,399 2,503

16,489 2,767 ,471 5,960 ,000 10,962 22,016 ,845 ,597 ,309 ,431 2,321

,063 ,232 ,015 ,270 ,788 -,400 ,525 ,186 ,034 ,014 ,877 1,140

1,169 ,857 ,091 1,364 ,177 -,543 2,881 ,599 ,168 ,071 ,609 1,643

(Constant) Jumlah Pendapatan Jumlah Tanggungan Umur Tingkat Pendidikan Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Lower Bound Upper Bound 95% Confidence Interval for B

Zero-order Partial Part Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Konsumsi Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat a.


(6)

Lanjutan Lampiran 5

Collineari ty Diagnosti csa

4,831 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00

,103 6,859 ,04 ,24 ,04 ,10 ,00

,029 12,856 ,09 ,17 ,64 ,15 ,13

,022 14,818 ,14 ,47 ,32 ,72 ,08

,015 17,974 ,73 ,11 ,00 ,03 ,78

Dimension 1 2 3 4 5 Model 1

Eigenvalue

Condit ion

Index (Const ant)

Jumlah Pendapatan

Jumlah

Tanggungan Umur

Tingkat Pendidikan Variance P roportions

Dependent Variable: Konsumsi Pangan Non Beras S umber K arbohidrat a.

Regression Standardized Residual

2

0

-2 -4

Frequency

20 15 10

5

0

HistogramDependent Variable: Konsumsi Pangan Non Beras Sumber Karbohidrat

Mean

=2.41E-15฀

Std. Dev. =0.

97฀