PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PRAKTIKUM SISTEM EKSKRESI MANUSIA DI KELAS XI SMA NEGERI 5 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.
PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION (GI)
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
PADA PRAKTIKUM SISTEM EKSKRESI MANUSIA
DI KE L A S XI S MA NE GE RI 5 ME DA N
TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016
Oleh:
Rehulina Barus
NIM 4123141078
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
i
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bangun Purba pada tanggal 23 April 1994. Ayah
bernama Ir. Emat Barus dan Ibu bernama Kissah Saragih, dan merupakan anak
pertama dari dua bersaudara. Pada tahun 1999 penulis mengawali pendidikan
formal di TK Bina Dharma Kec. Rahuning, kemudian melanjutkan ke jenjang
Sekolah Dasar pada tahun 2000 di SD Bina Dharma Kec. Rahuning dan lulus
tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan ke SMP PGRI 58 Tanjung
Morawa dan lulus tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah ke
SMA Negeri 5 Medan dan lulus tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui jalur SNMPTN dan lulus
ujian pada tanggal 27 Juni tahun 2016.
iii
PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION (GI)
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
PADA PRAKTIKUM SISTEM EKSKRESI MANUSIA
DI KE L A S XI S MA NE GE RI 5 ME DA N
TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016
Rehulina Barus (NIM. 4123141078)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran group
investigation (GI) terhadap keterampilan proses sains siswa kelas XI MIA di
SMA Negeri 5 Medan pada tahun pembelajaran 2015/2016 pada praktikum sistem
ekskresi manusia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan
penyajian data secara deskriptif. Sampel yang digunakan adalah kelas XI MIA5
sebagai kelas eksperimen dan XI MIA6 sebagai kelas kontrol. Pengambilan
sampel menggunakan teknik random sampling. Variabel bebas dalam penelitian
ini yaitu model pembelajaran group investigation (GI) sedangkan variabel
terikatnya adalah keterampilan proses sains siswa. Keterampilan proses sains
siswa dilihat dari 9 keterampilan, yaitu keterampilan membuat pertanyaan,
berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan,
mengobservasi,mengklasifikasikan, menerapkan konsep, menafsirkan/interpretasi,
dan mengkomunikasikan. Berdasarkan hasil observasi menggunakan rubrik
penilaian diperoleh skor keterampilan proses sains siswa yang diajar dengan
menggunakan model group investigation lebih tinggi dibandngkan dengan siswa
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung (84,33 > 67,52).
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran group
investigasi berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa.
Kata kunci : Group Investigation, Keterampilan Proses Sains, Sistem Ekskresi.
iv
THE EFFECT OF GROUP INVESTIGATION LEARNING MODEL ON SCIENCE
PROCESS SKILLS OF STUDENT ON PRACTIKAL WORK
OF HUMAN EXCRETION SYSTEM IN CLASS XI SMA
NEGERI 5 MEDAN ACADEMIC YEAR 2015/2016
Rehulina Barus (NIM. 4123141078)
ABSTRACT
This research aims to know the influence of group investigation learning on
science process skills of student in class XI MIA SMA Negeri 5 Medan in
academic year 2015/2016 on practikal work of human excretion system. This
research is an experimental, with presentation data in descriptive type. The
Sample used in this research were XI MIA5 as experiment class and XI MIA6 as
control class, sampling using is random sampling. The independent variable in
this research was group investigation learning model while the dependent variable
was science process skills of student. Science process skills showed by 9 skills,
these are a skill to make a question, hipotheses, meditate experiment, use the tools
and ingredients, observation, classification, apply the concept, then an ability to
interpretation and to communicate. The average of observation utilised rubric
assessment obtained that score of science process skills with group investigation
learning model higher compared to science process skills with direct instruction
learning model (84.33 > 67.52). Based on these results concluded that group
investigation learning model effect on science process skills of student.
Keywords : Group Investigation Learning Model, Science Process Skills,
excretion system
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan kasih karunia-Nya yang telah memberi hikmat, kekuatan dan
kesehatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi yang berjudul "Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation
(GI) terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Praktikum Sistem Ekskresi
Manusia di Kelas XI SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016”,
disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi dari Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Aida
Fitriani Sitompul, S.Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan waktu, bimbingan, saran-saran dan semangat dalam
penulisan skripsi ini, Ibu Dr. Martina Restuati, M.Si, Ibu Endang S. Gultom, S.Si.,
M.Si., Apt, dan Bapak Drs. Lazuardi, M.Si sebagai Dosen Penguji yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran dalam penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Riwayati, M.Si sebagai
Dosen Pembimbing Akademik.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Asrin
Lubis, M.pd sebagai Dekan FMIPA Unimed, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd sebagai
Ketua Jurusan Biologi, Ibu Dra. Cicik Suriani, M.Si sebagai Ketua program studi
Pendidikan Biologi, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Harris H. Simamora, M.Si
sebagai Kepala Sekolah, Ibu Santiur M. Simanjuntak, S.Pd sebagai guru biologi,
serta staf pegawai dan seluruh guru di SMA Negeri 5 Medan yang telah
membantu penulis selama mengadakan penelitian.
Ucapan Terima Kasih teristimewa disampaikan kepada Ayahanda Ir. Emat
Barus dan Ibunda Kissah Saragih yang tiada henti memberikan doa, cinta, kasih
sayang, semangat, dan perhatian yang sangat luar biasa kepada penulis dalam
menyelesaikan studi di UNIMED. Ucapan terimakasih juga disampaikan pada
vi
adik tersayang Tedy S. Barus. Kepada teman-teman Kelas A Pendidikan Biologi
yang telah membuat kehidupan perkuliahan lebih berwarna khususnya Dosma,
Yohana, Cheryl, Saudur, Debora, Aprianika dan Suharyanisa. Kepada temanteman PPLT SMA Methodist Lubuk Pakam khususnya Vina, Heni, Vero, Tolu,
Desi, Nova, dan Puji, juga teman seperjuangan Hendra, Jesaya dan Doni. Saudarasaudara penulis di Paduan Suara El Senyor dan semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam pengembangan dan kemajuan ilmu pendidikan.
Medan, Juli 2016
Penulis,
Rehulina Barus
NIM. 4123141078
vii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Abstract
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Halaman
i
ii
iii
iv
v
vii
ix
x
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Pembatasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teoritis
2.1.1. Pengertian Keterampilan Proses Sains
2.1.2. Perlunya Keterampilan Proses Sains
2.1.3. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains
2.1.4. Indikator Keterampilan Proses Sains
2.1.5. Peranan Guru Mengembangkan Keterampilan Proses Sains
2.2. Model Pembelajaran
2.3. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
2.3.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
2.3.2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
2.3.3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
2.3.4. Model-model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
2.4. Model Investigasi Kelompok (Group Investigation (GI))
2.4.1. Pengertian Model Investigasi Kelompok (Group Investigation)
2.4.2. Langkah-langkah Model Group Investigation (GI)
2.5. Model Pembelajaran Langsung
2.6. Kerangka Berpikir
1
1
4
4
4
5
5
6
6
6
8
9
13
15
16
17
17
18
18
19
20
20
21
22
24
viii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
3.2.2. Sampel
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Jenis dan Desain Penelitian
3.5. Prosedur Penelitian
3.6. Instrumen Pengumpulan Data
3.7. Uji Instrumen Penelitan
3.8. Teknik Pengumpulan Data
3.9. Teknik Analisis Data
25
25
25
25
25
25
25
26
27
27
28
28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Penelitian
4.1.1. Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok pada
Model Group Investigation (GI) di Kelas Eksperimen
4.1.2. Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok pada
Model Pembelajaran Langsung di Kelas Kontrol
4.1.3. Data Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Individu pada
Model Group Investigation (GI) di Kelas Eksperimen
4.1.4. Data Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Individu pada
Model Pembelajaran Langsung di Kelas Kontrol
4.2. Pembahasan
4.2.1. Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok
4.2.2. Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Individu
29
34
34
35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
43
43
43
DAFTAR PUSTAKA
45
29
31
32
33
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Diagram Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam
Kelompok pada Model Group Investigation (GI)
Gambar 4.2. Diagram Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam
Kelompok pada Model Pembelajaran Langsung
Gambar 4.3. Diagram Skor Keterampilan Proses Sains Siswa Secara
Individu pada Model Group Investigation (GI)
Gambar 4.4. Diagram Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Secara
Individu pada Model Pembelajaran Langsung
Gambar 4.5. Perbandingan Keterampilan Proses Sains Siswa dalam
Kelompok
Gambar 4.4. Perbandingan Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa
Secara Individu
30
32
32
33
34
36
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya
Tabel 2.2. Perbandingan Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Tabel 4.1. Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok pada
Model Group Investigation (GI)
Tabel 4.2. Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok pada
Model Pembelajaran Langsung
Tabel 4.3. Perbedaan Nilai Rata-rata Keterampilan Proses Sains Siswa
Secara Individu
13
19
26
29
31
35
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
Lampiran 4. Bahan Bacaan Siswa
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen
Lampiran 7. Lembar Observasi
Lampiran 8. Rubrik Penilaian Keterampilan Proses Sains
Lampiran 9. Rubrik Penilaian Laporan
Lampiran 10. Data Hasil Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Kontrol
Lampiran 11. Data Hasil Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Eksperimen
Lampiran 12. Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa
Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian
48
51
64
73
75
85
95
96
106
108
109
110
112
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya pembelajaran sains khususnya biologi merupakan
pembelajaran
yang
berorientasi
kehidupan
yang pelaksanaannya sangat
dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat. Karakteristik materi biologi adalah
berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses dari gejala-gejala hidup, serta seluk
beluk yang mempengaruhi hidup termasuk interaksinya dengan lingkungan
(Hasruddin, 2009). Siswa yang belajar sains tidak lagi menerima informasi
tentang produk sains, tetapi melakukan proses ilmiah untuk menemukan fakta dan
membangun
konsep
dan
prinsip
di
bidang
biologi.
Sehingga
dalam
pembelajarannya guru harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung agar siswa mampu mengembangkan proses berfikir ilmiahnya
dan menerapkan teori biologi yang telah dipelajari ke dalam kehidupannya.
Keterampilan proses sains merupakan media untuk mengembangkan
keterampilan berpikir ilmiah seperti keterampilan menganalisis, berpikir kreatif,
proses sains dan logis, serta memecahkan masalah (Hanisa, 2012). Penerapan
keterampilan proses dalam pembelajaran biologi dapat diintegrasi di dalam
kegiatan praktikum siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Hanisa (2012) mengatakan bahwa
kegiatan praktikum atau percobaan sains yang diselenggarakan sekolah menengah
merupakan kegiatan praktikum yang cenderung mendorong siswa untuk tidak
jujur, karena hasil pengamatannya dikendalikan oleh teori/prinsip/konsep yang
sudah diketahuinya. Kelemahan lainnya terletak pada proses kegiatan yang
dilakuakan berdasarkan lembar kerja praktikum yang disajikan secara rinci
memuat prosedur-prosedur baku yang harus dilaksanakan siswa tahap demi tahap.
Petunjuk praktikum yang terlalu rinci ini mengakibatkan kurang merangsang
siswa untuk mengembangkan daya nalarnya untuk merencanakan dan
menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
1
2
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 5 Medan
melalui wawancara kepada guru mata pelajaran biologi menunjukkan bahwa guru
tidak menerapkan variasi model pembelajaran dalam kegiatan praktikum biologi.
Kegiatan praktikum masih dilakukan berdasarkan lembar kerja praktikum yang
terlalu baku dan rinci. Sehingga siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan
berfikir ilmiahnya dan mengakibatkan siswa menjadi pasif dalam pembelajaran.
Selain itu guru juga hanya melakukan penilaian terhadap kemampuan kognitif
saja, tanpa melakukan penilaian terhadap kemampuan psikomotorik siswa saat
proses pembelajaran. Hal ini juga mendorong siswa untuk tidak terlalu
memperhatikan proses pembelajaran karena siswa hanya termotivasi untuk
memperoleh nilai yang tinggi. Contohnya pada praktikum uji golongan darah,
guru sudah menyediakan alat, bahan, dan panduan prosedur rinci yang harus
dilakukan selama praktikum sehingga siswa hanya tinggal melakukan kegiatan
praktikum sesuai dengan prosedur yang sudah disediakan tanpa harus berpikir
secara ilmiah. Setelah praktikum selesai dilakukan, guru melakukan penilaian
hanya terhadap hasil praktikum yang diperoleh siswa dalam bentuk laporan hasil
praktikum. Sehingga siswa akan berusaha untuk menyelesaikan laporan
praktikum sebaik mungkin dengan tujuan memperoleh nilai maksimal tanpa
memperhatikan proses perolehan selama kegiatan praktikum.
Berdasarkan kondisi diatas, maka perlu diupayakan model pembelajaran
yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa sehingga siswa dapat
mengembangkan keterampilan berpikir dan bersikap ilmiahnya. Menurut Rusman
(2014) pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang
sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, berfikir ilmiah dan
kemampuan membantu teman sehingga diharapkan akan berdampak pada
peningkatan keterampilan proses sains siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) merupakan
salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada
partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran
yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku
3
pelajaran. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (Abas, 2012).
Menurut Slavin (dalam Rusman 2014) pembelajaran kooperatif tipe GI
sangatlah ideal diterapkan dalam pembelajaran biologi (IPA). Dengan topik
materi IPA yang cukup luas dan desain tugas-tugas dan sub-sub topik yang
mengarah kepada kegiatan metode ilmiah, diharapkan siswa dalam kelompoknya
dapat saling memberi kontribusi berdasarkan pengalaman sehari-harinya. Oleh
karena itu model pembelajaran kooperatif tipe GI ini sangat cocok digunakan pada
praktikum sistem ekskresi manusia yang menuntut adanya kegiatan investigasi
(penyelidikan).
Seperti yang diketahui bahwa materi sistem ekskresi merupakan materi
yang sangat berhubungan bagi kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia
beraktivitas dan melakukan metabolisme sehingga dihasilkan zat sisa yang
dikeluarkan melalui proses ekskresi. Contohnya berkeringat, buang air kecil dan
lain sebagainya. Selain itu dalam pembelajaran sistem ekskresi memerlukan
kegiatan-kegiatan
penyelidikan
terutama
pada
percobaan
praktikum
di
laboratorium. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan pembelajaran tipe GI
yang menekankan kegiatan investigasi pada praktikum sistem ekskresi manusia
untuk melihat keterampilan proses sains siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Group
Investigation (GI) terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada
Praktikum Sistem Ekskresi Manusia di Kelas XI SMA Negeri 5 Medan
Tahun Pembelajaran 2015/2016”.
4
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan praktikum yang dilakukan siswa di sekolah masih dikendaikan oleh
teori/prinsip/konsep yang sudah diketahui.
2. Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir ilmiahnya dalam
pembelajaran.
3. Siswa hanya termotivasi untuk memperoleh nilai yang tinggi tanpa memaknai
proses perolehannya dalam kegiatan praktikum.
4. Model pembelajaran yang digunakan pada kegiatan praktikum tidak bervariasi.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka terdapat banyak permasalahan
yang perlu dicari solusinya. Maka ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi
pada:
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif tipe GI (group investigation).
2. Keterampilan proses sains siswa yang dilihat hanya 9 keterampilan saja, yaitu:
membuat pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan
alat dan bahan, mengobservasi, menafsirkan/interpretasi, mengklasifikasikan,
menerapkan konsep dan mengkomunikasikan.
3. Materi yang dibelajarkan adalah materi sistem ekskresi manusia yaitu hanya
pada praktikum uji urine di kelas XI MIA.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah diatas, maka
yang menjadi rumusan masalah yang akan diteliti adalah: Apakah ada pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe GI (group investigation) terhadap
keterampilan proses sains siswa pada praktikum sistem ekskresi manusia di kelas
XI SMA Negeri 5 Medan tahun pembelajaran 2015/2016?
5
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe GI (group investigation) terhadap keterampilan
proses sains siswa pada praktikum sistem ekskresi manusia di kelas XI SMA
Negeri 5 Medan tahun pembelajaran 2015/2016.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1.
Secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi, sumbangan
pemikiran dan memperkaya ilmu pengetahuan serta bahan referensi bagi
peneliti selanjutnya.
2.
Secara praktis diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan
masukan bagi para guru dalam upaya untuk menciptakan pembelajaran yang
bermakna dan meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya bahwa pada kelas eksperimen dengan menggunakan model GI skor
keterampilan proses sains tertinggi adalah keterampilan mengkomunikasikan
yaitu 89,75 dan skor terendahnya adalah keterampilan interpretasi data yaitu 78,57
sedangkan pada kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran langsung
skor keterampilan proses sains yang tertinggi adalah keterampilan mengajukan
hipotesis
yaitu
80,17
dan
keterampilan
terendah
adalah
keterampilan
mengklasifikasikan yaitu 68,96. Skor rata-rata keterampilan proses sains siswa
juga menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran group investigation lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
diajar dengan mengguanakan model pembelajaran langsung (84,33 > 67,52),
terdapat perbedaan sebanyak 19,93 %. Maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan
model pembelajaran group investigation memberikan pengaruh terhadap
keterampilan proses sains siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5 Medan pada
praktikum sistem ekskresi manusia. Hal ini ditunjukkan dari skor keterampilan
proses sains individu maupun kelompok siswa dan skor rata-rata pada kelas
eksperimen lebih unggul dibanding kelas kontrol.
1.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagi guru sebaiknya menerapkan model pembelajaran karena dapat
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya model pembelajaran group
investigation yang efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains
siswa.
43
44
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran
group investigation dengan materi sistem ekskresi manusia tentunya dapat
menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi.
45
DAFTAR PUSTAKA
Abas, (2012), Perbandingan Hasil Belajar Model Cooperative Learning Dengan Model
Science Technology Society Pada Siswa Kelas X MAN 1 Model Kota Bengkulu,
Jurnal Exacta, 1 (10): 11 – 16.
Admin,
(2014),
Model
Pembelajaran
Langsung,
http://www.informasipendidikan.com/2014/01/model-pembelajaran-langsung.html (Diakses tanggal 22
Maret 2016).
Ango, M., (2002), Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the
Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian
Context. International Journal of Educology. 16 (1): 11-30.
Arifin, Z. dan Tjetjep Y., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Investigasi Kelompok (Group Investigation) Dan Strategi Student Team
Achievement Division (STAD) Terhadap Keterampilan Proses Dan Hasil Belajar
Akuntansi Siswa SMK Di Kota Kediri, Nusantara Of Research, 1 (2): 10 – 25.
Atmojo, S. E., (2012), Profil Keterampilan Proses Sains Dan Apresiasi Siswa Terhadap
Profesi Pengrajin Tempe Dalam Pembelajaran IPA Berpendekatan Etnosains,
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1 (2): 115 – 122.
Aziz, B., Tjiptaning S., Sri A., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group
Investigation (GI) Disertai Media Kartu Masalah Pada Pembelajaran Fisika Di
SMA, Jurnal Pembelajaran Fisika (JPF), 3 (1): 268.
Budi, L., Sri Y., Tri R., (2013), Pengaruh Metode Pembelajaran Group Investigation (GI)
Dan Minat Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom
Dan Sistem Periodik Kelas XI SMAN 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 3 (2): 10 – 18.
Davut, H., (2008), The Examination of the Basic Skill Levels of The Students’ in
Accordance with the Perceptions of Teachers, Parents and Students. International
Journal of Instruction. 1(2): 39-56.
Dimyati dan Mudjiono, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta: Jakarta.
Fatichatul, F., (2014), Karakteristik Panduan Praktikum Kimia Fisika Bervisi-Sets Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains, Jurnal Pendidikan Sains, 1 (2): 20 –
25.
46
Hanisa, D., (2012), Model Kegiatan Laboratorium Berbasis Problem Solving Pada
Pembelajaran Gelombang Dan Optik Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains Mahasiswa, Jurnal Exacta, 2 (10): 148 – 155.
Hasruddin, (2009), Peran Multi Media Dalam Pembelajaran Biologi, Jurnal Tabularasa
PPS Unimed, 2 (6): 149 – 160.
Ibnu, T., (2014), Mendesin Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual,
Prenadamedia Group: Jakarta.
Maknun, D., Hertien R., Ahmad M., (2012), Praktikum Ekologi berbasis Proyek: Media
Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium, Jurnal Pendidikan MIPA, 1
(13): 8 – 17.
Noorhaisna, R., (2013), Pengembangan Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pangan untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains pada Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Palangka Raya, Jurnal Forum Kesehatan, 6 (3): 52 – 61.
Ozqelen, S., (2012), Students Science Skill Within a Cognitve Domain Framework,
Journal of Mathematics, Science, & Technology Education, 8 (4): 283 – 292.
Pratiwi, D.A., (2007), Buku Penuntun Biologi SMA untuk Kelas XI Jilid 2, Erlangga,
Jakarta.
Rosiani, L., (2011), Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil
Belajar Biologi Siswa (Kuas Eksperimen di SMA Negeri 4 Kota Tangerang
Selatan), Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Rusman, (2014), Model – model Pembelajaran:Mengembangkan Profesionalisme Guru
Edisi ke II, PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Rustaman, N., (2007), Belajar IPA Melalui Keterampilan Proses Sains,
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195012311979032NURYANI_RUSTAMAN/KPS_vs_KG.pdf (Diakses pada 25 Februari 2016).
Saleh, M., (2012), Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika
Realistic (PMR), Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, 2 (13): 51 – 59.
Suyanto, (2013), Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan
Kualitas Guru di Era Global, Erlangga: Jakarta.
Suyanto, (2015), Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui
Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation (GI) Pada Siswa Kelas VI
47
SDN Lamongrejo I Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran
2009/2010, Jurnal Media Edukasi, 2 (1) : 10 – 16.
Trianto, (2007), Model - Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistis. Tim
Prestasi Pustaka: Jakarta.
Wulandari, P., Hajiriah, Titi L., Armiani, Sucika, (2015), Pengaruh Model Student Team
Achievement Division (STAD) dengan Group Investigation (GI) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Kelas VIII di SMPN 4 Praya Timur, Jurnal Kependidikan, 14 (3) : 251 – 257.
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
PADA PRAKTIKUM SISTEM EKSKRESI MANUSIA
DI KE L A S XI S MA NE GE RI 5 ME DA N
TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016
Oleh:
Rehulina Barus
NIM 4123141078
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
i
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bangun Purba pada tanggal 23 April 1994. Ayah
bernama Ir. Emat Barus dan Ibu bernama Kissah Saragih, dan merupakan anak
pertama dari dua bersaudara. Pada tahun 1999 penulis mengawali pendidikan
formal di TK Bina Dharma Kec. Rahuning, kemudian melanjutkan ke jenjang
Sekolah Dasar pada tahun 2000 di SD Bina Dharma Kec. Rahuning dan lulus
tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan ke SMP PGRI 58 Tanjung
Morawa dan lulus tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah ke
SMA Negeri 5 Medan dan lulus tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui jalur SNMPTN dan lulus
ujian pada tanggal 27 Juni tahun 2016.
iii
PENGARUH MODEL GROUP INVESTIGATION (GI)
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
PADA PRAKTIKUM SISTEM EKSKRESI MANUSIA
DI KE L A S XI S MA NE GE RI 5 ME DA N
TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016
Rehulina Barus (NIM. 4123141078)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran group
investigation (GI) terhadap keterampilan proses sains siswa kelas XI MIA di
SMA Negeri 5 Medan pada tahun pembelajaran 2015/2016 pada praktikum sistem
ekskresi manusia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan
penyajian data secara deskriptif. Sampel yang digunakan adalah kelas XI MIA5
sebagai kelas eksperimen dan XI MIA6 sebagai kelas kontrol. Pengambilan
sampel menggunakan teknik random sampling. Variabel bebas dalam penelitian
ini yaitu model pembelajaran group investigation (GI) sedangkan variabel
terikatnya adalah keterampilan proses sains siswa. Keterampilan proses sains
siswa dilihat dari 9 keterampilan, yaitu keterampilan membuat pertanyaan,
berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan,
mengobservasi,mengklasifikasikan, menerapkan konsep, menafsirkan/interpretasi,
dan mengkomunikasikan. Berdasarkan hasil observasi menggunakan rubrik
penilaian diperoleh skor keterampilan proses sains siswa yang diajar dengan
menggunakan model group investigation lebih tinggi dibandngkan dengan siswa
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran langsung (84,33 > 67,52).
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran group
investigasi berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa.
Kata kunci : Group Investigation, Keterampilan Proses Sains, Sistem Ekskresi.
iv
THE EFFECT OF GROUP INVESTIGATION LEARNING MODEL ON SCIENCE
PROCESS SKILLS OF STUDENT ON PRACTIKAL WORK
OF HUMAN EXCRETION SYSTEM IN CLASS XI SMA
NEGERI 5 MEDAN ACADEMIC YEAR 2015/2016
Rehulina Barus (NIM. 4123141078)
ABSTRACT
This research aims to know the influence of group investigation learning on
science process skills of student in class XI MIA SMA Negeri 5 Medan in
academic year 2015/2016 on practikal work of human excretion system. This
research is an experimental, with presentation data in descriptive type. The
Sample used in this research were XI MIA5 as experiment class and XI MIA6 as
control class, sampling using is random sampling. The independent variable in
this research was group investigation learning model while the dependent variable
was science process skills of student. Science process skills showed by 9 skills,
these are a skill to make a question, hipotheses, meditate experiment, use the tools
and ingredients, observation, classification, apply the concept, then an ability to
interpretation and to communicate. The average of observation utilised rubric
assessment obtained that score of science process skills with group investigation
learning model higher compared to science process skills with direct instruction
learning model (84.33 > 67.52). Based on these results concluded that group
investigation learning model effect on science process skills of student.
Keywords : Group Investigation Learning Model, Science Process Skills,
excretion system
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan kasih karunia-Nya yang telah memberi hikmat, kekuatan dan
kesehatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi yang berjudul "Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation
(GI) terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Praktikum Sistem Ekskresi
Manusia di Kelas XI SMA Negeri 5 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016”,
disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi dari Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Aida
Fitriani Sitompul, S.Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan waktu, bimbingan, saran-saran dan semangat dalam
penulisan skripsi ini, Ibu Dr. Martina Restuati, M.Si, Ibu Endang S. Gultom, S.Si.,
M.Si., Apt, dan Bapak Drs. Lazuardi, M.Si sebagai Dosen Penguji yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran dalam penulisan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Riwayati, M.Si sebagai
Dosen Pembimbing Akademik.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Asrin
Lubis, M.pd sebagai Dekan FMIPA Unimed, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd sebagai
Ketua Jurusan Biologi, Ibu Dra. Cicik Suriani, M.Si sebagai Ketua program studi
Pendidikan Biologi, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Harris H. Simamora, M.Si
sebagai Kepala Sekolah, Ibu Santiur M. Simanjuntak, S.Pd sebagai guru biologi,
serta staf pegawai dan seluruh guru di SMA Negeri 5 Medan yang telah
membantu penulis selama mengadakan penelitian.
Ucapan Terima Kasih teristimewa disampaikan kepada Ayahanda Ir. Emat
Barus dan Ibunda Kissah Saragih yang tiada henti memberikan doa, cinta, kasih
sayang, semangat, dan perhatian yang sangat luar biasa kepada penulis dalam
menyelesaikan studi di UNIMED. Ucapan terimakasih juga disampaikan pada
vi
adik tersayang Tedy S. Barus. Kepada teman-teman Kelas A Pendidikan Biologi
yang telah membuat kehidupan perkuliahan lebih berwarna khususnya Dosma,
Yohana, Cheryl, Saudur, Debora, Aprianika dan Suharyanisa. Kepada temanteman PPLT SMA Methodist Lubuk Pakam khususnya Vina, Heni, Vero, Tolu,
Desi, Nova, dan Puji, juga teman seperjuangan Hendra, Jesaya dan Doni. Saudarasaudara penulis di Paduan Suara El Senyor dan semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam pengembangan dan kemajuan ilmu pendidikan.
Medan, Juli 2016
Penulis,
Rehulina Barus
NIM. 4123141078
vii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Abstract
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Halaman
i
ii
iii
iv
v
vii
ix
x
xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Pembatasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teoritis
2.1.1. Pengertian Keterampilan Proses Sains
2.1.2. Perlunya Keterampilan Proses Sains
2.1.3. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains
2.1.4. Indikator Keterampilan Proses Sains
2.1.5. Peranan Guru Mengembangkan Keterampilan Proses Sains
2.2. Model Pembelajaran
2.3. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
2.3.1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
2.3.2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
2.3.3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
2.3.4. Model-model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
2.4. Model Investigasi Kelompok (Group Investigation (GI))
2.4.1. Pengertian Model Investigasi Kelompok (Group Investigation)
2.4.2. Langkah-langkah Model Group Investigation (GI)
2.5. Model Pembelajaran Langsung
2.6. Kerangka Berpikir
1
1
4
4
4
5
5
6
6
6
8
9
13
15
16
17
17
18
18
19
20
20
21
22
24
viii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
3.2.2. Sampel
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Jenis dan Desain Penelitian
3.5. Prosedur Penelitian
3.6. Instrumen Pengumpulan Data
3.7. Uji Instrumen Penelitan
3.8. Teknik Pengumpulan Data
3.9. Teknik Analisis Data
25
25
25
25
25
25
25
26
27
27
28
28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Penelitian
4.1.1. Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok pada
Model Group Investigation (GI) di Kelas Eksperimen
4.1.2. Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok pada
Model Pembelajaran Langsung di Kelas Kontrol
4.1.3. Data Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Individu pada
Model Group Investigation (GI) di Kelas Eksperimen
4.1.4. Data Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Individu pada
Model Pembelajaran Langsung di Kelas Kontrol
4.2. Pembahasan
4.2.1. Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok
4.2.2. Keterampilan Proses Sains Siswa Secara Individu
29
34
34
35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
43
43
43
DAFTAR PUSTAKA
45
29
31
32
33
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Diagram Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam
Kelompok pada Model Group Investigation (GI)
Gambar 4.2. Diagram Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam
Kelompok pada Model Pembelajaran Langsung
Gambar 4.3. Diagram Skor Keterampilan Proses Sains Siswa Secara
Individu pada Model Group Investigation (GI)
Gambar 4.4. Diagram Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa Secara
Individu pada Model Pembelajaran Langsung
Gambar 4.5. Perbandingan Keterampilan Proses Sains Siswa dalam
Kelompok
Gambar 4.4. Perbandingan Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa
Secara Individu
30
32
32
33
34
36
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya
Tabel 2.2. Perbandingan Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Tabel 3.1. Desain Penelitian
Tabel 4.1. Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok pada
Model Group Investigation (GI)
Tabel 4.2. Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa dalam Kelompok pada
Model Pembelajaran Langsung
Tabel 4.3. Perbedaan Nilai Rata-rata Keterampilan Proses Sains Siswa
Secara Individu
13
19
26
29
31
35
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
Lampiran 4. Bahan Bacaan Siswa
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen
Lampiran 7. Lembar Observasi
Lampiran 8. Rubrik Penilaian Keterampilan Proses Sains
Lampiran 9. Rubrik Penilaian Laporan
Lampiran 10. Data Hasil Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Kontrol
Lampiran 11. Data Hasil Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Eksperimen
Lampiran 12. Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa
Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian
48
51
64
73
75
85
95
96
106
108
109
110
112
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya pembelajaran sains khususnya biologi merupakan
pembelajaran
yang
berorientasi
kehidupan
yang pelaksanaannya sangat
dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat. Karakteristik materi biologi adalah
berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses dari gejala-gejala hidup, serta seluk
beluk yang mempengaruhi hidup termasuk interaksinya dengan lingkungan
(Hasruddin, 2009). Siswa yang belajar sains tidak lagi menerima informasi
tentang produk sains, tetapi melakukan proses ilmiah untuk menemukan fakta dan
membangun
konsep
dan
prinsip
di
bidang
biologi.
Sehingga
dalam
pembelajarannya guru harus menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung agar siswa mampu mengembangkan proses berfikir ilmiahnya
dan menerapkan teori biologi yang telah dipelajari ke dalam kehidupannya.
Keterampilan proses sains merupakan media untuk mengembangkan
keterampilan berpikir ilmiah seperti keterampilan menganalisis, berpikir kreatif,
proses sains dan logis, serta memecahkan masalah (Hanisa, 2012). Penerapan
keterampilan proses dalam pembelajaran biologi dapat diintegrasi di dalam
kegiatan praktikum siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Hanisa (2012) mengatakan bahwa
kegiatan praktikum atau percobaan sains yang diselenggarakan sekolah menengah
merupakan kegiatan praktikum yang cenderung mendorong siswa untuk tidak
jujur, karena hasil pengamatannya dikendalikan oleh teori/prinsip/konsep yang
sudah diketahuinya. Kelemahan lainnya terletak pada proses kegiatan yang
dilakuakan berdasarkan lembar kerja praktikum yang disajikan secara rinci
memuat prosedur-prosedur baku yang harus dilaksanakan siswa tahap demi tahap.
Petunjuk praktikum yang terlalu rinci ini mengakibatkan kurang merangsang
siswa untuk mengembangkan daya nalarnya untuk merencanakan dan
menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
1
2
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri 5 Medan
melalui wawancara kepada guru mata pelajaran biologi menunjukkan bahwa guru
tidak menerapkan variasi model pembelajaran dalam kegiatan praktikum biologi.
Kegiatan praktikum masih dilakukan berdasarkan lembar kerja praktikum yang
terlalu baku dan rinci. Sehingga siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan
berfikir ilmiahnya dan mengakibatkan siswa menjadi pasif dalam pembelajaran.
Selain itu guru juga hanya melakukan penilaian terhadap kemampuan kognitif
saja, tanpa melakukan penilaian terhadap kemampuan psikomotorik siswa saat
proses pembelajaran. Hal ini juga mendorong siswa untuk tidak terlalu
memperhatikan proses pembelajaran karena siswa hanya termotivasi untuk
memperoleh nilai yang tinggi. Contohnya pada praktikum uji golongan darah,
guru sudah menyediakan alat, bahan, dan panduan prosedur rinci yang harus
dilakukan selama praktikum sehingga siswa hanya tinggal melakukan kegiatan
praktikum sesuai dengan prosedur yang sudah disediakan tanpa harus berpikir
secara ilmiah. Setelah praktikum selesai dilakukan, guru melakukan penilaian
hanya terhadap hasil praktikum yang diperoleh siswa dalam bentuk laporan hasil
praktikum. Sehingga siswa akan berusaha untuk menyelesaikan laporan
praktikum sebaik mungkin dengan tujuan memperoleh nilai maksimal tanpa
memperhatikan proses perolehan selama kegiatan praktikum.
Berdasarkan kondisi diatas, maka perlu diupayakan model pembelajaran
yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa sehingga siswa dapat
mengembangkan keterampilan berpikir dan bersikap ilmiahnya. Menurut Rusman
(2014) pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang
sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, berfikir ilmiah dan
kemampuan membantu teman sehingga diharapkan akan berdampak pada
peningkatan keterampilan proses sains siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) merupakan
salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada
partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran
yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku
3
pelajaran. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (Abas, 2012).
Menurut Slavin (dalam Rusman 2014) pembelajaran kooperatif tipe GI
sangatlah ideal diterapkan dalam pembelajaran biologi (IPA). Dengan topik
materi IPA yang cukup luas dan desain tugas-tugas dan sub-sub topik yang
mengarah kepada kegiatan metode ilmiah, diharapkan siswa dalam kelompoknya
dapat saling memberi kontribusi berdasarkan pengalaman sehari-harinya. Oleh
karena itu model pembelajaran kooperatif tipe GI ini sangat cocok digunakan pada
praktikum sistem ekskresi manusia yang menuntut adanya kegiatan investigasi
(penyelidikan).
Seperti yang diketahui bahwa materi sistem ekskresi merupakan materi
yang sangat berhubungan bagi kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia
beraktivitas dan melakukan metabolisme sehingga dihasilkan zat sisa yang
dikeluarkan melalui proses ekskresi. Contohnya berkeringat, buang air kecil dan
lain sebagainya. Selain itu dalam pembelajaran sistem ekskresi memerlukan
kegiatan-kegiatan
penyelidikan
terutama
pada
percobaan
praktikum
di
laboratorium. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan pembelajaran tipe GI
yang menekankan kegiatan investigasi pada praktikum sistem ekskresi manusia
untuk melihat keterampilan proses sains siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Group
Investigation (GI) terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada
Praktikum Sistem Ekskresi Manusia di Kelas XI SMA Negeri 5 Medan
Tahun Pembelajaran 2015/2016”.
4
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan praktikum yang dilakukan siswa di sekolah masih dikendaikan oleh
teori/prinsip/konsep yang sudah diketahui.
2. Siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir ilmiahnya dalam
pembelajaran.
3. Siswa hanya termotivasi untuk memperoleh nilai yang tinggi tanpa memaknai
proses perolehannya dalam kegiatan praktikum.
4. Model pembelajaran yang digunakan pada kegiatan praktikum tidak bervariasi.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka terdapat banyak permasalahan
yang perlu dicari solusinya. Maka ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi
pada:
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif tipe GI (group investigation).
2. Keterampilan proses sains siswa yang dilihat hanya 9 keterampilan saja, yaitu:
membuat pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan
alat dan bahan, mengobservasi, menafsirkan/interpretasi, mengklasifikasikan,
menerapkan konsep dan mengkomunikasikan.
3. Materi yang dibelajarkan adalah materi sistem ekskresi manusia yaitu hanya
pada praktikum uji urine di kelas XI MIA.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah diatas, maka
yang menjadi rumusan masalah yang akan diteliti adalah: Apakah ada pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe GI (group investigation) terhadap
keterampilan proses sains siswa pada praktikum sistem ekskresi manusia di kelas
XI SMA Negeri 5 Medan tahun pembelajaran 2015/2016?
5
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe GI (group investigation) terhadap keterampilan
proses sains siswa pada praktikum sistem ekskresi manusia di kelas XI SMA
Negeri 5 Medan tahun pembelajaran 2015/2016.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1.
Secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi, sumbangan
pemikiran dan memperkaya ilmu pengetahuan serta bahan referensi bagi
peneliti selanjutnya.
2.
Secara praktis diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan
masukan bagi para guru dalam upaya untuk menciptakan pembelajaran yang
bermakna dan meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya bahwa pada kelas eksperimen dengan menggunakan model GI skor
keterampilan proses sains tertinggi adalah keterampilan mengkomunikasikan
yaitu 89,75 dan skor terendahnya adalah keterampilan interpretasi data yaitu 78,57
sedangkan pada kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran langsung
skor keterampilan proses sains yang tertinggi adalah keterampilan mengajukan
hipotesis
yaitu
80,17
dan
keterampilan
terendah
adalah
keterampilan
mengklasifikasikan yaitu 68,96. Skor rata-rata keterampilan proses sains siswa
juga menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran group investigation lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
diajar dengan mengguanakan model pembelajaran langsung (84,33 > 67,52),
terdapat perbedaan sebanyak 19,93 %. Maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan
model pembelajaran group investigation memberikan pengaruh terhadap
keterampilan proses sains siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5 Medan pada
praktikum sistem ekskresi manusia. Hal ini ditunjukkan dari skor keterampilan
proses sains individu maupun kelompok siswa dan skor rata-rata pada kelas
eksperimen lebih unggul dibanding kelas kontrol.
1.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Bagi guru sebaiknya menerapkan model pembelajaran karena dapat
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya model pembelajaran group
investigation yang efektif dalam meningkatkan keterampilan proses sains
siswa.
43
44
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran
group investigation dengan materi sistem ekskresi manusia tentunya dapat
menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi.
45
DAFTAR PUSTAKA
Abas, (2012), Perbandingan Hasil Belajar Model Cooperative Learning Dengan Model
Science Technology Society Pada Siswa Kelas X MAN 1 Model Kota Bengkulu,
Jurnal Exacta, 1 (10): 11 – 16.
Admin,
(2014),
Model
Pembelajaran
Langsung,
http://www.informasipendidikan.com/2014/01/model-pembelajaran-langsung.html (Diakses tanggal 22
Maret 2016).
Ango, M., (2002), Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the
Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian
Context. International Journal of Educology. 16 (1): 11-30.
Arifin, Z. dan Tjetjep Y., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Investigasi Kelompok (Group Investigation) Dan Strategi Student Team
Achievement Division (STAD) Terhadap Keterampilan Proses Dan Hasil Belajar
Akuntansi Siswa SMK Di Kota Kediri, Nusantara Of Research, 1 (2): 10 – 25.
Atmojo, S. E., (2012), Profil Keterampilan Proses Sains Dan Apresiasi Siswa Terhadap
Profesi Pengrajin Tempe Dalam Pembelajaran IPA Berpendekatan Etnosains,
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1 (2): 115 – 122.
Aziz, B., Tjiptaning S., Sri A., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group
Investigation (GI) Disertai Media Kartu Masalah Pada Pembelajaran Fisika Di
SMA, Jurnal Pembelajaran Fisika (JPF), 3 (1): 268.
Budi, L., Sri Y., Tri R., (2013), Pengaruh Metode Pembelajaran Group Investigation (GI)
Dan Minat Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom
Dan Sistem Periodik Kelas XI SMAN 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013,
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 3 (2): 10 – 18.
Davut, H., (2008), The Examination of the Basic Skill Levels of The Students’ in
Accordance with the Perceptions of Teachers, Parents and Students. International
Journal of Instruction. 1(2): 39-56.
Dimyati dan Mudjiono, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta: Jakarta.
Fatichatul, F., (2014), Karakteristik Panduan Praktikum Kimia Fisika Bervisi-Sets Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains, Jurnal Pendidikan Sains, 1 (2): 20 –
25.
46
Hanisa, D., (2012), Model Kegiatan Laboratorium Berbasis Problem Solving Pada
Pembelajaran Gelombang Dan Optik Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains Mahasiswa, Jurnal Exacta, 2 (10): 148 – 155.
Hasruddin, (2009), Peran Multi Media Dalam Pembelajaran Biologi, Jurnal Tabularasa
PPS Unimed, 2 (6): 149 – 160.
Ibnu, T., (2014), Mendesin Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual,
Prenadamedia Group: Jakarta.
Maknun, D., Hertien R., Ahmad M., (2012), Praktikum Ekologi berbasis Proyek: Media
Pembekalan Keterampilan Esensial Laboratorium, Jurnal Pendidikan MIPA, 1
(13): 8 – 17.
Noorhaisna, R., (2013), Pengembangan Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pangan untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains pada Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Palangka Raya, Jurnal Forum Kesehatan, 6 (3): 52 – 61.
Ozqelen, S., (2012), Students Science Skill Within a Cognitve Domain Framework,
Journal of Mathematics, Science, & Technology Education, 8 (4): 283 – 292.
Pratiwi, D.A., (2007), Buku Penuntun Biologi SMA untuk Kelas XI Jilid 2, Erlangga,
Jakarta.
Rosiani, L., (2011), Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Terhadap Hasil
Belajar Biologi Siswa (Kuas Eksperimen di SMA Negeri 4 Kota Tangerang
Selatan), Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Rusman, (2014), Model – model Pembelajaran:Mengembangkan Profesionalisme Guru
Edisi ke II, PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Rustaman, N., (2007), Belajar IPA Melalui Keterampilan Proses Sains,
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195012311979032NURYANI_RUSTAMAN/KPS_vs_KG.pdf (Diakses pada 25 Februari 2016).
Saleh, M., (2012), Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika
Realistic (PMR), Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, 2 (13): 51 – 59.
Suyanto, (2013), Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan
Kualitas Guru di Era Global, Erlangga: Jakarta.
Suyanto, (2015), Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui
Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation (GI) Pada Siswa Kelas VI
47
SDN Lamongrejo I Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran
2009/2010, Jurnal Media Edukasi, 2 (1) : 10 – 16.
Trianto, (2007), Model - Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistis. Tim
Prestasi Pustaka: Jakarta.
Wulandari, P., Hajiriah, Titi L., Armiani, Sucika, (2015), Pengaruh Model Student Team
Achievement Division (STAD) dengan Group Investigation (GI) untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Kelas VIII di SMPN 4 Praya Timur, Jurnal Kependidikan, 14 (3) : 251 – 257.