PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Tumijajar T.P 2011/2012)

(1)

ABSTRAK

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA

(Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Tumijajar T.P 2011/2012)

Oleh ZURIYATI

Keterampilan berpikir kritis merupakan salah satu tuntutan yang harus dimiliki oleh siswa sekolah menengah. Namun, berdasarkan hasil observasi di kelas VIII SMP Negeri 1 Tumijajar, diketahui bahwa KBK oleh siswa belum dikembangkan secara optimal. Karena guru menggunakan media dan model pembelajaran yang kurang sesuai. Solusi untuk meningkatkan KBK siswa yaitu dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model GI. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh penggunaan model GI dalam meningkatkan KBK.

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan desain pretes postes kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII C dan VIII D yang dipilih dari populasi secara cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes dan N-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5%. Data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa, dan


(2)

Zuriyati

iii

angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model GI yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata KBK oleh siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (eksperimen = 0,58; kontrol = 0,45). Selain itu, rata-rata peningkatan KBK semua indikator yang diamati pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol

(eksperimen = 39.83%; kontrol = 32.66%). Rata-rata persentase peningkatan aktivitas siswa dalam semua aspek yang diamati pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (eksperimen = 9.23 %; kontrol = 3.6%). Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model GI. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan multimedia interaktif melalui model GI berpengaruh dalam meningkatkan KBK oleh siswa.


(3)

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA

(Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Tumijajar T.A 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh ZURIYATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

(5)

iv

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA

(Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Tumijajar T.P 2011/2012)

Oleh

ZURIYATI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(6)

(7)

xi

Dengan Menyebut Nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung…

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW… Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

 Yang tercinta ayahku (Zulkarnain) dan ibuku ( Nurhadisah), yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu menguatkanku, mendukung segala langkah ku menuju kesuksesan dan kebahagian.

 Uda,Uni dan mba’ku.( uda Nurdin, Ayat, Khairullah ) dan (uni Rahma), (mba’ Hesti) yang selalu memberikan bantuanya ketika aku dalam kesulitan, memotivasi ku dan menyayangiku.

 Ponakan ku : Nafis Sallmany Nurdin yang aku sayangi yang memberikan keceriaan dan warna-warni dalam kehidupan ku.

 Guru dan murobbi, atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah diberikan.

 Sahabat-sahabat terkasihku, yang selalu berusaha membuat aku tetap tersenyum, menyemangatiku, membantuku dalam kesulitan, menghilangkan rasa sedih yang ada, pendengar setia setiap kegundahanku; Mini dan Nisa.

 Sahabat-sahabat BioMa: nurbita, tina, april, rela, eva, ervin, niar, erlis, mala, andri, ikhsan, rakhman, sigit, resta, peby, aryani, ria mariga, suliana, fina, era, sulis, dini, heni, lia, yulia, devia, icha, aini, ihda, indah, made, nita, indah, iis, yuna, susi, novi, hutriazka, yang selalu menyemangatiku.

 Teman-teman PPL dan KKN ku: (PPL+KKN) nachan, inggar, rini, wina, tuti, resti, andi, ferni, dan desti, (KKN) agus solihin, fredi, indra, rido, suryo, tya, eva, susi, vidya, rahma, iren, rima.

 Teman-teman ku yang tinggal di Asrama Citra: Fifi, (teman sekamar ku) rofa,nisa, eva, gesti, tari, yani, imas, inayah, Erika, desy, devy, rina, siti, riska dan uci. yang selalu menyemangatiku


(8)

v

Judul Skripsi : PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEMESTER GANJIL SMP N 1 Tumijajar TAHUN AJARAN 2012/2013

Nama : Zuriyati

Nomor Pokok Mahasiswa : 0853024059

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed Pramudiyanti, S. Si., M. Si. NIP. 19571107198603 1002 NIP .19730310 199802 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si


(9)

xii

MOTTO

Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang

tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang

menangis,dan pada kematianmu semua orang menangis

sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.

(Mahatma Gandhi)

Juara bukanlah orang yang mendapatkan gelar, tapi juara

adalah orang yang bisa membanggakan dan

membahagiakan kedua orang tua dan keluarga serta

menjadi teladan bagi semua orang."

(Zuriyati)

"Hope For The Best, Prepare For The Worst."

(Zuriyati)


(10)

vi

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Zuriyati

Nomor Pokok Mahasiswa : 0853024059 Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, November 2012 Yang menyatakan

Zuriyati


(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Dayamurni, Kec. Tumijajar, Kab. Tulangbawang Barat pada 31 Agustus 198, yang merupakan anak kelima dari lima bersaudara pasangan Bapak Zulkarnain dan Ibu Nurhadisah.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Tumijajar (1996-2002), SMP Negeri 1 Tumijajar (2002-2005), SMA Negeri 1 Tumijajar (2005-2008). Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung.

Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi, serta aktif di organisasi sebagai Abid Pendidikan Himasakata (2009/2010), dan Abid kaderisasi FPPI (2009/2010). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP 17 Gedongtataan dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten Pesawaran (Tahun 2011), dan penelitian pendidikan di SMA Negeri 1 Tumijajar untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2012).


(12)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH MULTIMEDIA

INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 1 Tumijajar Kabupaten Tulangbawang Barat Tahun Pelajaran 2011/2012)”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;

3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi, Pembimbing Akademik dan sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

4. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed. selaku Pembimbing I yang telah


(13)

ix

5. Dr. Tri Jalmo M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;

6. Sujarwo,S.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Tumijajar dan Sutini, S.Pd., selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VIII C dan VIII D SMP Negeri 1 Tumijajar atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;

8. Orangtuaku yang tak pernah berhenti mendoakan dan menyayangiku; serta

Kakak dan mba’ku atas kasih sayang dan dukungan yang kalian berikan;

9. Rekan-rekan BioMa (Mahasiswa Pendidikan Biologi 2008), kakak dan adik

tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan;

10.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis


(14)

vii

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Darlen Sikumbang M. Biomed _____________

Sekretaris : Pramudiyanti, S.Si, M.Si _____________ Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Tri Jalmo, M.Si _____________ 2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(15)

x

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Dayamurni, Kec. Tumijajar, Kab. Tulangbawang Barat pada 31 Agustus 1989, yang merupakan anak kelima dari lima bersaudara pasangan Bapak Zulkarnain dan Ibu Nurhadisah.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Tumijajar (1996-2002), SMP Negeri 1 Tumijajar (2002-2005), SMA Negeri 1 Tumijajar (2005-2008). Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung.

Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Botani Tumbuhan Tinggi, serta aktif di organisasi sebagai Abid Pendidikan Himasakata (2009/2010), dan Abid kaderisasi FPPI (2009/2010). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP 17 Gedongtataan dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten Pesawaran (Tahun 2011), dan penelitian pendidikan di SMA Negeri 1 Tumijajar untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2012).


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Keterampilan Berpikir Kritis dan Indikatornya……… 18

2. Kriteria N-gain………... 31

3. Rekapitulasi Keterampilan Berpikir Kritis Siswa... 34

4. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa………. 35

5. Lembar Observasi Aktivitas siswa... 36

6. Klasifikasi Kategori Aktivitas Siswa... 38

7. Angket Tanggapan Siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model Gi... 38

8. Skor per item angket... 39

9. Lembar Observasi Aktivitas siswa... 36

10. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran GI.... 39

11. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model GI... 40

12. Hasil uji normalitas dan homogenitas nilai pretest, postest, N-gain dan Uji t keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ………... 42

6. Hasil analisis rata-rata N-gain tiap indikator keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ………... 43


(17)

xvi

7. Data peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas

eksperimen dan kontrol ………... 44 8. Hasil Rata-rata setiap aspek aktivitas belajar siswa kelas eksperimen

dan kontrol... 45


(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Desain pretes postes tak-equivalen………..……... 27

2. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat………...… 10

3. Desain pretes postes tak equivalen………..……... 24

4. Grafik persentase Tanggapan Siswa terhadap penggunaan multimedia

interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI………. 44 Foto-foto penelitian……… ... … 207


(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku peserta didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup perkembangan intelektual saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian siswa secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa. Meningkatkan mutu pendidikan menuntut kerja keras berbagai pihak. Mulai dari tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik, masyarakat, dan pemerintah untuk mencapai tujuan akhir yaitu sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga peserta didik perlu dipersiapkan sejak dini. Keberhasilan suatu pendidikan terkait dengan

masalah untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran (Purwanto, 2008:16).

Berdasarkan Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Pembelajaran Biologi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) memupuk sikap ilmiah yaitu jujur,


(20)

2

objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerjasama dengan orang lain; 2) mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri; dan 3) mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi (BNSP, 2006).

Keterampilan berpikir kritis berfungsi memberikan bekal kepada siswa agar menjadi pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang matang, berpikir dengan berurutan, objektif dan menangguhkan prasangka serta emosi pribadi dalam mencari keyakinan. Sejalan dengan meningkatnya jenis pekerjaan di masa yang akan datang yang membutuhkan para pekerja handal yang memiliki kemampuan berpikir kritis. Namun kenyataannya,

pengembangan aspek akademik di sekolah masih pada tingkat yang rendah dan belum sampai pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, apalagi kemampuan memecahkan masalah (Muhfahroyin, 2009; Suyanto dalam Sugiyarti, 2005 :2 ).

Permasalahan ini juga nampak di SMP N 1 Tumijajar. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi kelas VIII IPA SMP N 1 Tumijajar diketahui keterampilan berpikir kritis siswa masih rendah, karena hanya sedikit keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul yaitu

mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin. Dalam pembelajarannya, guru seringkali menggunakan metode diskusi dengan media gambar.


(21)

3

Pembelajaran menggunakan metode diskusi, guru berperan sebagai pemimpin diskusi, memberikan LKK yang berisi masalah kepada siswa dan memberi penguatan. Sedangkan yang dilakukan siswa yaitu berdiskusi, sebagian kecil menjawab pertanyaan dan menyimpulkan secara sederhana.

Guru menjelaskan Pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia, siswa hanya dapat mendengarkan penjelasan dari guru dan melihat gambar.

Berdasarkan analisis dari peneliti, guru bulum dapat menggali keterampilan berpikir kritis siswa, hal ini terlihat dari metode dan media yang digunakan. Metode dan media yang digunakan yaitu metode diskusi dan media gambar. Pada metode diskusi, hanya sebagian kecil siswa yang aktif dalam berdiskusi, apabila masalah yang telah diberikan guru tidak dapat dipecahkan maka guru yang memecahkannya. Pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered), selain itu interaksi antar siswa kurang sehingga pengalaman siswa terbatas. Pembelajaran seperti ini menyebabkan informasi hanya satu arah yaitu dari guru ke siswa, sehingga siswa tidak aktif dan kemampuan berpikir kritis nya belum tergali. Media gambar, pengunaan media gambar pada materi

pembelajaran Sistem Gerak Pada Manusia sulit dipahami, materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia merupakan materi yang menjelaskan tentang struktur dan fungsi sistem gerak, dengan media gambar siswa kurang memiliki interaksi karena siswa hanya mendengar informasi dan melihat gambar yang dijelaskan oleh guru sehingga keterampilan berpikir kritis siswa rendah.


(22)

4

Keterampilan berpikir kritis siswa dapat dikembangkan melalui

pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Noor (2007, dalam Muhfahroyin, 2009 ) bahwa untuk mengembangkan

keterampilan berpikir kritis, paradigma student centered lebih tepat

digunakan. Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah model kooperatif tipe GI. GI berlandaskan pada aspek sosial dan intelektual di dalam suatu kelas. Berdasarkan hasil penelitian Dewi, 2007 diketahui model kooperatif tipe GI dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI IPA MAN 3 Malang pada topik bahasan Limit Fungsi. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe GI meliputi enam fase, yaitu: memilih topik, perencanaan kooperatif, implementasi, analisis dan sintesis, presentasi hasil final, dan evaluasi (Trianto, 2009: 80).

Pemberdayaan keterampilan berpikir kritis dapat dilakukan oleh guru dengan menggunakan model-model pembelajaran konstruktivistik seperti GI. Jika dilihat dari tahapan-tahapan tersebut, maka keseluruhan fase pada kooperatif tipe GI tersebut berkaitan erat dengan keterampilan berpikir kritis (Dewi, 2007).

Ditinjau dari segi penggunaan media, salah satu alternatif media yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa adalah penggunaan multimedia interaktif. Berdasarkan hasil penelitian Puspita (2009) diketahui penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMP Cimahi kelas IX tentang sistem Reproduksi.


(23)

5

Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih sesuatu yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Multimedia interaktif dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan

(pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali (Syailendra, 2009).

Secara umum manfaat multimedia interaktif adalah proses menjadikan pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan, dan proses belajar mengajar dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, serta belajar siswa dapat ditingkatkan (Syailendra, 2009). Multimedia interaktif dianggap tepat untuk membantu siswa dalam memecahkan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru tentang materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia karena siswa dapat berinteraksi dengan multimedia interaktif secara langsung untuk melihat bagian-bagian dan mekanisme Sistem Gerak Pada Manusia melalui gambar dan animasi pada multimedia tersebut. Sehingga, multimedia interaktif diduga dapat berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa, hal ini diungkapkan oleh Puspita (2010)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di SMP N 1 Tumijajar pada kelas VIII, dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI terhadap


(24)

6

keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh yang signifikan pada penggunaan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia? 2. Bagaimanakah aktivitas siswa yang belajar dengan menggunakan

multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada Sistem Gerak Pada Manusia?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia.

2. Aktivitas siswa yang belajar dengan menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi Sistem Gerak Pada Manusia.


(25)

7

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Bagi guru

Memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan keterampilan berpikir kritis siswa

2. Bagi Siswa

a. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam mempelajari materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia

b. Membiasakan siswa untuk melatih keterampilan berpikir kritis yang mereka miliki

c. Menumbuhkan motivasi pada diri siswa, karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran

3. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman mengajar sebagai calon guru dalam

menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran GI. 4. Bagi Sekolah

Multimedia interaktif melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI yang digunakan diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa SMP N 1 Tumijajar.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahpahaman maka ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:


(26)

8

1. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah multimedia interaktif yaitu suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih sesuatu yang dikehendaki untuk proses selanjutnya

2. Model pembelajaran tipe GI yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah pembelajaran yaitu: 1). Memilih topik, 2) Perencanaan kooperatif, 3) Implementasi, 4) Analisis dan sintesis, 5) Persentasi hasil 6) Evaluasi.

3. Keterampilan berpikir kritis (critical thinking) merupakan suatu hal yang masuk akal (reasonable), berpikir reflektif yang terfokus pada keputusan untuk mempercayai dan melakukannya.

Kemampuan berpikir kritis yang diukur dalam penelitian ini meliputi: 1) Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin, 2) Apa yang menjadi perbedaan, 3) Apa yang menjadi contoh , 4)

Menginterpretasi pernyataan 5) Rekonstruksi argumen dan 6) Mengeneralisasi.

4. Materi Pokok yang diteliti adalah Sistem Gerak Pada Manusia. Standar Kompetensi (SK) Memahami berbagai sistem dalam kehidupan

manusia dan Kompetensi Dasar (KD) adalah Mendeskripsikan sistem gerak pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

5. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII C dan VIII D SMP N 1 Tumijajar Tahun Ajaran 2011/2012.


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media

Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2011:4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk

menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, vidio camera, vidio recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dijelaskan media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dalam proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut

ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media (Djamarah dan Zain, 2010:120).


(28)

10

B. Multimedia Interaktif

Beberapa ahli Arsyad (2011:171) dan Ariyus (2009:2) mendefinisikan multimedia yaitu: multi berarti banyak dan media biasa diartikan alat untuk menyampaikan atau membuat sesuatu, perantaraan, alat pengantar, suatu bentuk komunikasi seperti surat kabar, majalah, atau televisi. Bagi pengguna komputer, multimedia dapat diartikan sebagai informasi komputer yang dapat disajikan melalui audio atau video, teks, grafik dan juga mempunyai

komunikasi interaktif yang tinggi. Gabungan sistem tersebut bisa digambarkan sebagai berikut :

Gambar. 1 Komponen Multimedia (Ariyus, 2009:2)

Menurut Daryanto (2010:51) multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat diperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film. Beberapa ahli (Daryanto, 2010 : 51; dan Hofstetter, 2001:3) mendefinisikan multimedia interaktif sebagai pemanfaatan

komputer untuk menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak ( video dan animasi ) menjadi satu kesatuan dengan link dan tool yang tepat sehingga memungkinkan pemakai multimedia dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi dapat juga dilengkapi dengan alat pengontrol

Sistem multimedia Animasi

komputer interaktif

Audio Grafik

Video Teks


(29)

11

yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih sesuatu yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Adapun contoh

multimedia interaktif adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dan lain-lain.

Secara umum manfaat multimedia interaktif adalah agar proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan, dan proses belajar mengajar dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, serta belajar siswa dapat ditingkatkan (Syailendra, 2009:3).

Daryanto (2010:53-54) mengemukakan fungsi multimedia pembelajaran yaitu:

1. Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin. 2. Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju

kecepatan belajarnya sendiri.

3. Memperhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang jelas dan terkendalikan.

Berdasarkan hasil penelitian Munir dalam Nurwahidah (2011:3) dan Puspita (2009:10) keuntungan dan kelebihan menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan multimedia interaktif memberikan peluang lebih besar bagi siswa untuk melakukan eksplorasi dan simulasi untuk mengkonstruk pemahaman konsepnya.


(30)

12

2. Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.

3. Multimedia interaktif dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa melalui pengulangan dan simulasi proses yang terdapat dalam program multimedia interaktif.

4. Menuntut keterlibatan organ tubuh seperti telinga (audio), mata (visual), dan tangan. Keterlibatan berbagai organ ini membuat informasi lebih mudah diingat.

5. Dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap suatu konsep atau pelajaran yang sedang dibahas karena dengan bantuan multimedia dapat menjelaskan konsep yang rumit menjadi mudah dan sederhana.

6. Dapat menjelaskan materi pelajaran atau objek yang abstrak (tidak nyata, tidak dapat dilihat langsung) menjadi konkrit (nyata, dapat dilihat dan atau diraba).

7. Menarik dan membangkitkan perhatian, minat, motivasi, aktivitas, dan kreativitas belajar siswa serta dapat memberikan hiburan tersendiri bagi para siswa sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Berdasarkan hasil penelitianPuspita (2010:10), multimedia interaktif memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut:

1. Diperlukan dana yang tidak sedikit dalam merancang program multimedia interaktif. Namun sekarang sudah tersedia program multimedia interaktif yang diperjualbelikan dengan harga terjangkau.


(31)

13

2. Diperlukan komputer dalam jumlah yang banyak.

3. Pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif menuntut keahlian guru dan siswa dalam menggunakan dan mengoperasikan komputer. Guru dan siswa juga hendaknya memiliki sikap yang positif terhadap komputer.

4. Pembelajaran sedikit bersifat isolatif. Namun dapat diminimalisir dengan keterlibatan guru dalam membimbing siswa merekonstruksi pengetahuan di akhir pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian Puspita (2009:9) dan Sunarno ( 2009:2) diketahui penggunaan multimedia interaktif dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMP Cimahi kelas IX tentang sistem Reproduksi. Multimedia interaktif dapat meningkatkan imajinasi efektif dan keterampilan kritis siswa.

C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)

Beberapa ahli Slavin (1995:219); Sharan dkk (1984:79); Sumarno (2011:1) menyatakan bahwa model pembelajaran tipe kooperatif GI merupakan model yang melibatkan kelompok kecil, siswa bekerja menggunakan inquiri

kooperatif, perencanaan, proyek, diskusi kelompok, dan kemudian mempresentasikan penemuan mereka kepada kelas.

Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran akan memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam gagasan dan guru akan mengetahui kemungkinan gagasan


(32)

14

siswa yang salah sehingga guru dapat memperbaiki kesalahannya. GI sangatlah ideal diterapkan dalam pembelajaran Sains, karena topik materi IPA yang begitu luas dan desain tugas atau sub-sub topik yang mengarah kepada kegiatan metode ilmiah, diharapkan siswa dalam kelompoknya dapat saling memberi kontribusi berdasarkan pengalaman sehari-hari. Dalam tahapan pelaksanaan investigasi para siswa mencari informasi dari berbagai sumber yang telah dipersiapkan oleh guru di dalam suatu media pembelajaran interaktif. Kemudian siswa melakukan evaluasi dan sintesis terhadap

informasi yang yang telah didapat dalam upaya membuat laporan ilmiah sebagai hasil kelompok.

Beberapa ahli mendefinisikan Sharan dkk (1984: 80) dan Slavin (1995 :218-219) mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan model kooperatif tipe GI yaitu sebagai berikut:

a. Memilih topik

Siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya ditetapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota tiap kelompok menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi tugas. Komposisi kelompok-kelompok hendaknya heterogen secara akademis maupun etnik.

b. Perencanaan kooperatif

Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama.


(33)

15

c. Implementasi

Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua, kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis- jenis sumber belajarnya yang berbeda baik dalam atau di luar sekolah, guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila di perlukan.

d. Analisis dan sintesis

Siswa menganalisis dan menyintesis informasi yang di perlukan. Pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana infomasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kapada seluruh kelas.

e. Menyiapkan laporan akhir

Anggota kelompok menentukan pesan apa yang akan dilaporkan bagaimana membuat persentasinya

f. Persentasi hasil

Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasi penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka. g. Evaluasi

Kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.


(34)

16

Berdasarkan hasil penelitian Setyawan ( 2006:9) dan Santoso (2009:8) kelebihan model GI yaitu sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan model kooperatif Group Investigation memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang. 4. Model pembelajaran group investigation melatih siswa untuk memiliki

kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya.

5. Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

6. Siswa dapat bekerja secara bebas, memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif, rasa percaya diri dapat lebih meningkat, dapat belajar untuk memecahkan suatu masalah, dapat menangani suatu masalah, mengembangkan antusiasme pada pelajaran fisika.

Sedangkan kelemahan model GI menurut Trianto (2009:78) adalah : model pembelajaran yang kompleks dan sulit untuk dilaksanakan dalam

pembelajaran kooperatif. Kemudian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group investigation juga membutuhkan waktu yang lama.


(35)

17

Berdasarkan hasil penelitian Dewi (2007:15) dan Sanjaya (2010:1) diketahui model kooperatif tipe GI dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI IPA MAN 3 Malang pada topik bahasan Limit Fungsi, dan siswa kelas VIII SMP N 1 SERIRIT dalam proses belajar pada mata pelajaran Fisika.

D. Keterampilan Berpikir Kritis

Ennis (1989: 4) dan Jonsons (2002:183-185) mendefinisikan keterampilan berpikir kritis sebagai sebuah kemampuan untuk berpendapat yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti: memecahkan masalah, mengambil keputusan, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah dengan terorganisasi untuk mengevaluasi bukti, asumsi, logika dan bahasa yang mendasari pendapat pribadi dan pendapat orang lain. Berpikir kritis sebagai cara berpikir reflektif yang masuk akal atau

berdasarkan nalar yang difokuskan untuk sebuah proses aktif, teratur

menentukkan apa yang harus diyakini dan dilakukan serta penuh makna yang kita gunakan untuk memahami dunia.

Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Pemahaman membuat kita mengerti maksud dibalik ide yang mengarahkan hidup kita setiap hari.

Beberapa indikator dalam berpikir kritis secara lengkap dipaparkan oleh Ennis (dalam Costa, 1985 : 54) pada tabel 1 berikut:


(36)

18

Tabel 1. Keterampilan berpikir kritis dan Indikatornya Keterampilan

Berpikir Kritis Sub Keterampilan Berpikir Kritis Aspek 1. Memberikan

Penjelasan dasar.

1. Memfokuskan

pertanyaan a. Mengidentifikasi atau memformulasikan suatu pertanyaan

b. Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin.

c. Menjaga pikiran terhadap situasi yang sedang dihadapi 2. Menganalisis

argumen a. Mengidentifikasi kesimpulan. b. Mengidentifikasi alasan

yang dinyatakan. c. Mengidentifikasi alasan

yang tidak dinyatakan. d. Mencari persamaan dan

perbedaan.

e. Mengidentifikasi dan menangani

ketidakrelevanan. f. Mencari struktur dari

sebuah.

pendapat/argumen g. Meringkas.

3. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang

a. Mengapa?

b. Apa yang menjadi alasan utama?

c. Apa yang kamu maksud dengan?

d. Apa yang menjadi contoh?

e. Apa yang bukan contoh?

f. Bagaiamana

mengaplikasikan kasus tersebut?

g. Apa yang menjadikan perbedaannya? h. Apa faktanya?

i. Apakah ini yang kamu katakan?


(37)

19

katakan tentang itu? 2. Membangun

Keterampilan dasar

4. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak?

a. Keahlian

b. Mengurangi konflik interest

c. Kesepakatan antar sumber

d. Reputasi

e. Menggunakan prosedur yang ada

f. Mengetahui resiko g. Keterampilan

memberikan alasan h. Kebiasaan berhati-hati 5. Mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi

a. Mengurangi

praduga/menyangka b. Mempersingkat waktu

antara observasi dengan laporan

c. Laporan dilakukan oleh pengamat sendiri d. Mencatat hal-hal yang

sangat diperlukan e. Penguatan

f. Kemungkinan dalam penguatan

g. Kondisi akses yang baik h. Kompeten dalam

menggunakan teknologi i. Kepuasan pengamat atas

kredibilitas criteria 3 . Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan

mempertimbangkan deduksi

a. Kelas logika

b. Mengkondisikan logika c. Menginterpretasikan

pernyataan 7. Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi

a. Menggeneralisasi b. Berhipotesis 8. Membuat dan

mengkaji nilai-nilai hasil pertimbangan

a. Latar belakang fakta b. Konsekuensi.

c. Mengaplikasikan konsep ( prinsip-prinsip, hukum dan asas)

d. Mempertimbangkan alternatif

e. Menyeimbangkan, menimbang dan memutuskan 4. Membuat 9. Mendefinisikan Ada 3 dimensi:


(38)

20

penjelasan

lebih lanjut istilah dan mempertimbangkan definisi

a. Bentuk : sinonim, klarifikasi, rentang, ekspresi yang sama, operasional, contoh dan noncontoh

b. Strategi definisi. c. Konten (isi) 10 . Mengidentifikasi

asumsi a. Alasan yang tidak dinyatakan

b. Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argumen 5. Strategi dan

taktik 11. Memutuskan suatu tindakan a. b. Mendefisikan masalah. Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan.

c. Merumuskan alternatif-alternatif untuk solusi. d. Memutuskan hal-hal

yang akan dilakukan. e. Merivew.

f. Memonitor implementasi 12. Berinteraksi

dengan orang lain a. b. Memberi label. Strategi logis. c. Srtrategi retorik.

d. Mempresentasikan suatu posisi, baik lisan atau tulisan

(Costa, 1985 : 54) E. Kerangka Pikir

Salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam adalah Biologi. Selama ini banyak yang menganggap bahwa Biologi hanya mata pelajaran yang mengandalkan hafalan semata. Padahal, Biologi juga membutuhkan

keterampilan lain dalam mendukung pembelajarannya, salah satunya adalah keterampilan bepikir kritis. Keterampilan berpikir kritis siswa pada materi Sistem Gerak Pada Manusiadi SMP N 1 Tumijajar yang muncul hanya mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin, hal


(39)

21

ini disebabkan oleh metode ceramah dengan media gambar dan diskusi yang digunakan oleh guru, sehingga siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran atau berpusat kepada guru (teacher centered), untuk mengatasi faktor itu guru harus merancang suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa yaitu (student centered), model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan multimedia

interaktif kemungkinan membuat siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

Multimedia interaktif dianggap tepat untuk memperjelas pemahaman siswa tentang materi Sistem Gerak Pada Manusia karena siswa dapat melihat bagian-bagian dan mekanisme sistem gerak manusia melalui gambar dan animasi pada multimedia tersebut. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI, diyakini kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat, karena siswa berperan sebagai subjek belajar dalam proses berpikir secara kritis, logis, sistematis dan analisis yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan untuk menemukan konsep atau prinsip ilmiah.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menggunakan multimedia interaktif melalui model GI, sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan berpikir kritis siswa. Hubungan antara variabel tersebut

digambarkan dalam diagram di bawah ini :

Gambar 2. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat Keterangan : X = Variabel bebas : pembelajaran yang menggunakan multimedia interaktif melalui model GI; Y = Variabel terikat yaitu keterampilan berpikir kritis


(40)

22

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. H0: Penggunaan mutimedia interaktif melalui model kooperatif tipe GI

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP N 1 Tumijajar dalam pembelajaran materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia.

H1 : Penggunaan mutimedia interaktif melalui model kooperatif GI

berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis siswa kelas VIII SMP N 1 Tumijajar dalam pembelajaran materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia.


(41)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September semester ganjil T.P 2012/2013 di SMP Negeri 1 Tumijajar.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Tumijajar tahun pelajaran 2012/2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel tersebut adalah siswa kelas VIII C berjumlah 25 siswa sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIII D berjumlah 26 siswa sebagai kelas kontrol.Yang dimaksud cluster random sampling yaitu populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster misalnya kelas sebagai

cluster (Margono, 2005: 127).

C.Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menggunakan kelas yang ada dan satu level dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan multimedia interaktif melalui model


(42)

24 GI, sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan multimedia interaktif, tetapi menggunakan media buku melalui diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek dibandingkan. Struktur desainnya adalah sebagai berikut : Kelompok pretes perlakuan postes

I O1 X O2

II O1 C O2

Gambar 3. Desain pretes postes kelompok tak ekuivalen

Keterangan : I = Kelas eksperimen, II = Kelas kontrol, O1 =

Pretes, O2 = Postes, X = Perlakuan multimedia interaktif melalui

model GI (Dimodifikasi dari Nazir, 2005 : 233).

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :

1) Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya penelitian. 2) Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti 3) Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

4) Membuat lembar observasi yang digunakan sebagai acuan untuk mengamati aktivitas siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran. 5) Membuat angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan


(43)

25 6) Membuat media pembelajaran berupa multimedia interaktif dengan

menggunakan macromedia flash MX 2004.

7) Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKK) untuk setiap pertemuan.

8) Membuat instrument evaluasi yaitu soal pretes dan postes. Soal pretes diberikan pada awal pertemuan pertama, sedangkan soal postes diberikan pada akhir pertemuan terakhir.

9) Melakukan uji validitas isi dan kontak dengan ahli.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa dengan menerapkan multimedia interaktif melalui model pembelajaran GIuntuk kelas eksperimen dan media buku melalui diskusi untuk kelas kontrol.

Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

A. Kelas eksperimen a. Pendahuluan

1. Siswa diberikan soal pretes tentang materi Sistem Gerak Pada Manusia

2. Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pembelajaran ditayangkan terlebih dahulu 3. Siswa diberikan pertanyaan apersepsi:

Pertemuan I : “mengapa kita memiliki bentuk wajah yang berbeda-beda?”


(44)

26 Pertemuan II : “mengapa kita dapat menggerakan tubuh kita

untuk berjalan, memegang benda dan melakukan pergerakan-pergerakan sesuai kehendak kita?”

Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah GI yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran.

b. Kegiatan inti

1. Siswa dibagi ke dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang, kecuali 1 kelompok yang terdiri dari 5 orang. Setiap kelompok terdiri atas siswa yang heterogen berdasarkan nilai akademik dan jenis kelamin siswa.

2. Siswa memilih subtopik materi Sistem Gerak Pada Manusia yang berisi permasalahan yang ditetapkan oleh guru.

3. Siswa menerima materi yang dikemas dalam bentuk multimedia interaktif dan mengerjakan Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang berisi permasalahan yang harus diselidiki dan diinvestigasi oleh setiap kelompok.

Pertemuan I : LKK tentang tulang penyusun rangka tubuh manusia

Pertemuan II : LKK tentang persendian dan otot

Siswa menganalisis dan menyintesis informasi yang diperolehdari investigasi kelompok


(45)

27 4. Siswa mempresentasikan hasil temuannya didalam kelompok Pertemuan I :

Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan LKK, guru meminta kelompok 1, 2 dan 3 untuk membacakan hasil

diskusinya di depan kelas, dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan.

Pertemuan II :

Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan LKK, guru meminta kelompok 4,5 dan 6 untuk membacakan hasil

diskusinya di depan kelas, dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan.

5. Siswa mendengarkan penjelasan guru berisi materi yang belum dipahami atau materi yang mengandung kesalahan konsep. 6. Siswa mengumpulkan Lembar Kerja Siswa (LKK) yang telah

didiskusikan

c. Penutup

1. Siswa diberikan postes (pada pertemuan terakhir), tentang materi Sistem Gerak Pada Manusia

2. Siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil investigasi.

3. Siswa mendengarkan guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya


(46)

28

B. Kelas Kontrol a. Pendahuluan

1. Siswa diberikan pretes tentang materi Sistem Gerak Pada Manusia

2. Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pembelajaran ditayangkan terlebih dahulu

3. Siswa diberikan pertanyaan apersepsi:

Pertemuan I : “mengapa kita memiliki bentuk wajah yang berbeda-beda?”

Pertemuan II : “mengapa kita dapat menggerakan tubuh kita untuk berjalan, memegang benda dan melakukan pergerakan-pergerakan sesuai kehendak kita?” 4. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang proses

pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Kegiatan inti

1. Siswa dibagi ke dalam 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang kecuali 2 kelompok yang terdiri dari 5 orang. Setiap kelompok terdiri atas siswa yang heterogen berdasarkan nilai akademik dan jenis kelamin siswa.

2. Siswa duduk di dalam kelompoknya masing-masing 3. Siswa diberi Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang berisi

permasalahan yang harus diselidiki melalui informasi yang diperoleh dari buku.


(47)

29 Pertemuan I : LKK tentang tulang penyusun rangka tubuh

manusia

Pertemuan II : LKK tentang persendian dan otot

4. Siswa mengerjakan LKK secara diskusi kelompok dengan bimbingan guru

5. Pertemuan I :

Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan LKK, guru meminta kelompok 1, 2 dan 3 untuk membacakan hasil

diskusinya di depan kelas, dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan.

Pertemuan II :

Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan LKK, guru meminta kelompok 4,5 dan 6 untuk membacakan hasil

diskusinya di depan kelas, dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan.

6. Siswa mendengarkan guru menjelaskan materi yang belum dipahami siswa atau mengandung kesalahan konsep pada saat presentasi.

7. Siswa mengumpulkan Lembar Kerja Siswa (LKK) yang telah didiskusikan

c. Penutup

1. Siswa diberikan postes (pada pertemuan terakhir), tentang materi Sistem Gerak Pada Manusia


(48)

30

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

1. Jenis Data

Data penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa aktivitas siswa dan tanggapan siswa terhadap multimedia interaktif dan model pembelajaran GI, sedangkan data kuantitatif adalah keterampilan berpikir kritis siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes dalam bentuk N-gain.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Pretes dan postes

Nilai pretes diambil pada awal pertemuan pertama pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, sedangkan nilai postes diambil pada akhir pertemuan keempat baik pada kelompok eksperimen

maupun kelompok kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal uraian. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :

x100

N R

S

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut


(49)

31 b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket Tanggapan Siswa berisi pernyataan-pernyataan untuk

menanggapi multimedia interaktif dan model pembelajaran GI. Setiap siswa diberi kesempatan untuk mengisi angket dengan cara memberi tanda (√) pada angket sesuai dengan tanggapan mereka.

F. Teknik Analisis Data 1. Analisis data

Data penelitian berupa nilai pretes, postes, dan N-gain. Untuk mendapatkan

N-gain menggunakan rumus Meltzer dalam (Hake 1999:1)

Skor N-Gain

=

– Tabel 2. Kriteria N gain

Kategori indeks N gain Interpretasi

(<g>) < 0,3 Rendah 0,7 > (<g>) > 0,3 Sedang (<g>) > 0,7 Tinggi

Nilai pretes, postes, dan N-gain pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa :


(50)

32

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Liliefors dengan program SPSS versi 17.

a) Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

b) Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

harga yang lainnya (Nurgiantoro dkk, 2002: 118)

b. Kesamaan Dua Varian

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan menggunakan program SPSS 17.

a) Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b) Kriteria Uji

 Jika F hitung < Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima,

 jika Fhitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak


(51)

33

c. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS 17

1) Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

2. Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004: 13)

2) Uji Perbedaan Dua Rata-rata

1. Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1 = rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

2. Kriteria Uji

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004: 10)

3) Uji Hipotesis dengan uji U

1. Hipotesis

HO = Rata-rata N-gain kedua sampel sama


(52)

34

1. Kriteria Uji

- Jika –Z tabel < Z hitung < Z tabel atau p-value > 0,05, maka Ho

diterima

- Jika Z hitung < -Z tabel atau Z hitung > Z tabel, maka Ho ditolak

(Martono, 2010:158)

G. Mendeskripsikan Keterampilan Berpikir kritis Siswa

Untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran Biologi adalah sebagai berikut:

1) Mengisi rekapitulasi nilai keterampilan berpikir kritis siswa Tabel 3. Rekapitulasi keterampilan berpikir kritis siswa

No Nama Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

A B C D E F G

No Soal … No Soal … No Soal … No Soal … No Soal … No Soal … No Soal … Skor 0 1 … 0 1 … 0 1 … 0 1 … 0 1 … 0 1 … 0 1 … 1. 2. 3. 4. Dst Jumlah (f) Jumlah total (N) Persentase (P) Kriteria

Catatan : Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai skor pada tiap soal keterampilan berpikir kritis tertera pada rubrik penilaian soal di lampiran. (dimodifikasi dari Arief, 2009:9).

Keterangan :

A.Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin

B. Apa yang menjadi perbedaan

C. Apa yang menjadi contoh

D.Menginterpretasikan pernyataan

E. Menggeneralisasi

F. Asumsi yang diperlukan : rekonstruksi argument

2) Menjumlahkan skor seluruh siswa / siswi

3) Menentukan persentase tiap indikator keterampilan berpikir kritis dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus:


(53)

35

P= 100%

N f

Keterangan : P = Persentase

f = Jumlah point keterampilan berpikir kritis yang diperoleh

N = Jumlah total point keterampilan berpikir kritis (Sudijono, 2004: 40)

4) Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka keterampilan

berpikir kritis siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut : Tabel 4. Kriteria keterampilan berpikir kritis siswa

Persentase (%) Kriteria 80,1-100

60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah (dimodifikasi dari Arikunto 2010: 245)

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dalam bentuk

persentase aktivitas siswa dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Mengisi lembar aktivitas siswa


(54)

36

Tabel 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Catatan : Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai. (dimodifikasi dari Carolina, 2010: 29)

Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa:

A.Mengemukakan pendapat/ ide

1. Tidak mengemukakan pendapat/ ide

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan

3. Mengemukakan pendapat/ ide sesuai dengan pembahasan B.Melakukan kegiatan diskusi

1. Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok

2. Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan

3. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan C.Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan

No Nama Aspek yang diamati

A B C D E

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1

2

3

4

5

Dst

Xi


(55)

37 2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan cara yang kurang sistematis, menjawab pertanyaan dengan benar

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan cara sistematis, menjawab pertanyaan dengann benar dan ilmiah

D.Menjawab pertanyaan

1. Tidak menjawab pertanyaan

2. Menjawab pertanyaan, tetapi tidak sesuai dengan konsep yang telah dipelajari

3. Menjawab pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan konsep yang telah dipelajari.

E. Mengajukan pertanyaan

1. Tidak mengemukakan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan 3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan

permasalahan

2) Menghitung rata–rata persentase aktivitas dengan menggunakan rumus

=∑ × 100%

Keterangan = Rata-rata persentase aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002 : 69).


(56)

38 3) Menafsirkan atau menentukan kategori presentase aktivitas siswa sesuai

klasifikasi pada tabel 6

Tabel 6. Klasifikasi Kategori Aktivitas Siswa

Kategori aktivitas siswa (%) Interprestasi

0,00 – 29,99 Sangat Rendah 30,00 – 54,99 Rendah 55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi 90,00 – 100,00 Sangat Tinggi Dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37).

A. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Multimedia Interaktif melalui Model Pembelajaran GI

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran GI dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 6 pernyataan yang terdiri dari 4 pernyataan positif dan 2 pernyataan negatif sebagai berikut:

Tabel 7. Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui GI

No. Pernyataan-pernyataan S TS

1. Saya senang mempelajari materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia manusia melalui

pembelajaran yang diberikan oleh guru 2. Saya lebih mudah memahami materi pokok

Sistem Gerak Pada Manusia yang dipelajari melalui pembelajaran yang diberikan oleh guru. 3. Pembelajaran yang diberikan kepada saya

memberi kesempatan untuk berpikir kritis. 4. Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri

melalui pembelajaran yang diberikan oleh guru 5. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman

dalam proses pembelajaran yang berlangsung 6. Saya merasa kesulitan mengerjakan soal-soal di


(57)

39 LKK melalui pembelajaran yang diberikan oleh

guru.

Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut: 1) Menetapkan skor angket

Tabel 8. Skor per item angket

Skor per item angket 0 1 Pernyataan positif TS S Pernyataan negatif S TS

dst. … …

Keterangan:

SS= sangat setuju, S= setuju, TS= Tidak setuju

Tabel 9. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif melalaui model pembelajaran GI

No. Nama 1 Skor siswa per item angket 2 3 4 Dst Skor total 1. Siswa A

2. Siswa B Dst. …

2) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut: % 100 % 

maks in S S X

Keterangan: %Xin= Persentase jawaban siswa

S = Jumlah skor jawaban

Smaks = Skor maksimum yang diharapkan


(58)

40 3) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi

yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. Tabel 10. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan

multimedia interaktif melalui model GI

No. pertanyaan

Angket

Pilihan

Jawaban Nomor Responden (siswa)

Ket Frekuensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst.

1. TS S 2. TS S

dst. TS S


(59)

41

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penggunaan multimedia interaktif melalui model GI berpengaruh signifikan dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. 2. Penggunaan multimedia interaktif melalui model GIjuga berpengaruh

dalammeningkatkan aktivitas belajar siswa.

3. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaanmultimedia interaktif melalui model GI

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar pembuatan soal

dalam LKK, soal pretes dan postes hendaknya dapat lebih memperhatikan indikator menggeneralisasi dan rekonstruksi argumen yang masih belum meningkat secara signifikan dalam penelitian ini.

2. Dalam menentukan waktu pengerjaan soal evaluasi KBK hendaknya mempertimbangkan kemampuan siswa dalam menjawab soal sehingga alokasi waktu pada kegiatan pembelajaran tidak menyimpang dari RPP yang sudah dirancang.


(60)

42 3. Untuk penelitian selanjutnya yang ingin menggunakan multimedia interaktif sebagai variabel kontrolnya, supaya lebih menarik lagi dalam mengemas materi pokok, tampilan multimedia interaktif jangan hanya dua dimensi tapi lebih baik tiga dimensi sehingga siswa akan lebih antusias dalam mengoperasikannya dan hal ini supaya siswa mudah dalam memahami materi yang disajikan dalam multimedia interaktif.

4. Untuk penelitian selanjutnya yang ingin meneliti materi pokok Sistem Gerak Manusia sebaiknya menggunakan metoda pengamatan langsung yaitu dengan menggunakan torso karena torso menampilkan struktur tulang dengan tiga dimensi sehingga mudah untuk di pahami siswa.


(61)

58

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Ariyus, Dony. 2009. Keamanan Multimedia. Andipublisher. Yogyakarta. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.

Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung

Persada Press. Jakarta.

Belina. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian Eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

BNSP. 2006. Panduan Umum KTSP. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Carolina, Hifni. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Berpikir Kritis Siswa. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Costa, A. L. (1985). Developing Minds A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia : Association for Supervision and Curriculum Development.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Gava Media. Yogyakarta.

Dewi, Ratna Furi. 2007. Pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA MAN 3Malang. Skripsi. [on line]. Diakses pada tanggal 10 Desember 2011 dari http://library.um.ac.id/free contents/download/pub/pub.php/33324.pdf Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain,Aswan.2010. Strategi Belajar Mengajar.

Rineka Cipta . Jakarta

Elaine B. Jonsons, Ph.D, 2002: Pengantar: Prof.Dr.A. Chaedar Alwasilah,

Contextual Teaching and Learning, Menjadikan kegiatan belajar mengajar


(1)

3) Menafsirkan atau menentukan kategori presentase aktivitas siswa sesuai klasifikasi pada tabel 6

Tabel 6. Klasifikasi Kategori Aktivitas Siswa

Kategori aktivitas siswa (%) Interprestasi

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00 Sangat Tinggi Dimodifikasi dari Hake (dalam Belina, 2008:37).

A. Pengolahan Data Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Multimedia Interaktif melalui Model Pembelajaran GI

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan multimedia interaktif melalui model pembelajaran GI dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 6 pernyataan yang terdiri dari 4 pernyataan positif dan 2 pernyataan negatif sebagai berikut:

Tabel 7. Angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui GI

No. Pernyataan-pernyataan S TS

1. Saya senang mempelajari materi pokok Sistem Gerak Pada Manusia manusia melalui

pembelajaran yang diberikan oleh guru 2. Saya lebih mudah memahami materi pokok

Sistem Gerak Pada Manusia yang dipelajari melalui pembelajaran yang diberikan oleh guru. 3. Pembelajaran yang diberikan kepada saya

memberi kesempatan untuk berpikir kritis. 4. Saya belajar menggunakan kemampuan sendiri

melalui pembelajaran yang diberikan oleh guru 5. Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman

dalam proses pembelajaran yang berlangsung 6. Saya merasa kesulitan mengerjakan soal-soal di


(2)

LKK melalui pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut: 1) Menetapkan skor angket

Tabel 8. Skor per item angket

Skor per item angket

0 1

Pernyataan positif TS S Pernyataan negatif S TS

dst. … …

Keterangan:

SS= sangat setuju, S= setuju, TS= Tidak setuju

Tabel 9. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif melalaui model pembelajaran GI

No. Nama 1 Skor siswa per item angket 2 3 4 Dst Skor total 1. Siswa A

2. Siswa B

Dst. …

2) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

% 100

% 

maks

in S

S X

Keterangan: %Xin= Persentase jawaban siswa

S = Jumlah skor jawaban

Smaks = Skor maksimum yang diharapkan


(3)

3) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 10. Tabulasi data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif melalui model GI

No. pertanyaan

Angket

Pilihan

Jawaban Nomor Responden (siswa)

Ket Frekuensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst.

1. TS S

2. TS S

dst. TS S


(4)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penggunaan multimedia interaktif melalui model GI berpengaruh signifikan dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. 2. Penggunaan multimedia interaktif melalui model GIjuga berpengaruh

dalammeningkatkan aktivitas belajar siswa.

3. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaanmultimedia interaktif melalui model GI

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar pembuatan soal

dalam LKK, soal pretes dan postes hendaknya dapat lebih memperhatikan indikator menggeneralisasi dan rekonstruksi argumen yang masih belum meningkat secara signifikan dalam penelitian ini.

2. Dalam menentukan waktu pengerjaan soal evaluasi KBK hendaknya mempertimbangkan kemampuan siswa dalam menjawab soal sehingga alokasi waktu pada kegiatan pembelajaran tidak menyimpang dari RPP yang sudah dirancang.


(5)

3. Untuk penelitian selanjutnya yang ingin menggunakan multimedia interaktif sebagai variabel kontrolnya, supaya lebih menarik lagi dalam mengemas materi pokok, tampilan multimedia interaktif jangan hanya dua dimensi tapi lebih baik tiga dimensi sehingga siswa akan lebih antusias dalam mengoperasikannya dan hal ini supaya siswa mudah dalam memahami materi yang disajikan dalam multimedia interaktif.

4. Untuk penelitian selanjutnya yang ingin meneliti materi pokok Sistem Gerak Manusia sebaiknya menggunakan metoda pengamatan langsung yaitu dengan menggunakan torso karena torso menampilkan struktur tulang dengan tiga dimensi sehingga mudah untuk di pahami siswa.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Ariyus, Dony. 2009. Keamanan Multimedia. Andipublisher. Yogyakarta. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.

Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada Press. Jakarta.

Belina. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian Eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

BNSP. 2006. Panduan Umum KTSP. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Carolina, Hifni. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Berpikir Kritis Siswa. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Costa, A. L. (1985). Developing Minds A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia : Association for Supervision and Curriculum Development.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Gava Media. Yogyakarta.

Dewi, Ratna Furi. 2007. Pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA MAN 3Malang. Skripsi. [on line]. Diakses pada tanggal 10 Desember 2011 dari http://library.um.ac.id/free contents/download/pub/pub.php/33324.pdf Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain,Aswan.2010. Strategi Belajar Mengajar.

Rineka Cipta . Jakarta

Elaine B. Jonsons, Ph.D, 2002: Pengantar: Prof.Dr.A. Chaedar Alwasilah,

Contextual Teaching and Learning, Menjadikan kegiatan belajar mengajar


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 25 Bandar L

0 19 65

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP N 25 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 6 18

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI METODE DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 9 62

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 19 58

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK PROTISTA (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA N 2 Gadingrejo T.P 2012/2013)

0 18 65

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Neg

0 19 70

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas XI IPA Semeste

0 14 68

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VIII Semester GanjilSMP N 2 Abung SelatanT

1 14 61

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Tumijajar T.P 2011/2012)

0 17 61

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA

6 82 69