DAMPAK PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT TERHADAP SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT DI DESA HUTABARGOT NAULI KECAMATAN HUTABARGOT KABUPATEN MANDAILING NATAL.

(1)

DAMPAK PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT TERHADAP

SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT DI DESA

HUTABARGOT NAULI KECAMATAN

HUTABARGOT KABUPATEN

MANDAILING NATAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

WAHIDA HAPNI

NIM. 3123331059

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Wahida Hapni

Nim : 3123331059

Jurusan : Pendidikan Geografi

Fakultas : Ilmu Sosial

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila

dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiplakan/plagiasi, maka saya

bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Medan, April 2016

Saya yang membuat pernyataan

Wahida Hapni NIM. 3123331059


(5)

vi ABSTRAK

Wahida Hapni. NIM 3123331059. Dampak Pertambangan Emas Rakyat Terhadap

Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Hutabargot Nauli Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui dampak pertambangan emas rakyat terhadap sosial-ekonomi di Desa Hutabargot Nauli Kecamatan Hutabargot.

Penelitian ini dilakukan di Desa Hutabargot Nauli tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh masyarakat Hutabargot Nauli yang bekerja sebagai penambang emas yaitu sebanyak 150 penambang. Sebagai sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi (total sampling). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah komunikasi langsung, observasi, dan studi dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Peningkatan pendapatan penambang digolongkan pada kategori masih rendah, 30% berpendapatan sangat tinggi. Sedangkan dengan pendapatan tinggi ada 20%, pendapatan sedang 13% dan 37% pendapatannya pada kategori rendah perbulannya. (2). Penyerapan tenaga kerja sejak adanya kegiatan pertambangan ini berjumlah 565 jiwa atau 34% dari jumlah penduduk, yang menjadi penambang atau sekitar 9% dari jumlah penduduk yang ada. Hanya 18% saja (100 jiwa) dari jumlah penyerapan tenaga kerja yang merupakan penambang tetap. Sedangkan penambang lepas yaitu sebanyak 50 jiwa. (3). Perubahan lapangan kerja masyarakat berubah menjadi penambang sebanyak 50% beralih menjadi buruh tambang, 33,5% yaitu sebanyak 50 orang sebagai penumbuk batu dan 16,5% yaitu sebanyak 25 orang. (4) Berkembangnya struktur ekonomi di Desa Hutabargot Nauli ini semakin beragam. Banyak usaha yang muncul meningkat hampir lima kali lipat dari yang sebelumnya 11 jenis usaha bertambah menjadi 54 jenis usaha dan lebih dari 50% yaitu sebanyak 34 jenis usaha dikelola oleh masyarakat setempat.


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat-Nya yang telah memberikan begitu banyak nikmat, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul : Dampak Pertambangan Emas Rakyat

Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Hutabargot Nauli Kecamatan

Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Jurusan Pendidikan Geografi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan

dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Teristimewa terima kasih

kepada orang tua saya tercinta yang telah banyak memberikan dukungan moril dan

tidak pernah putus mendo’akan saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini

tepat waktu. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan FIS UNIMED sekaligus

sebagai dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan

saran-saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi.

4. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan


(7)

iv

5. Bapak Dr. Sugiharto, M.Si, sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan masukan serta saran-saran mulai dari

rencana penelitian sampai dengan selesainya penyusunan skripsi

6. Bapak Drs. Kamarlin Pinem, M.Si, sebagai dosen penguji yang telah banyak

memberikan bimbingan dan masukan serta saran-saran sehingga peneliti bisa

melakukan penelitian.

7. Bapak Mahara Sintong,S.T, M.Si, sebagai dosen penguji yang banyak

memberikan masukan pada penyusunan skripsi.

8. Teristimewa rasa terima kasih dan penghargaan kepada Ibundaku Masriah,

S.Pd dan Ayahanda Marzuki yang paling kucintai dan kusayangi, abangku

Muhammad Rizki Habibulloh, S.Kep, NS, adikku Rahmat Hidayat, Saipul

Mahya dan Agus Hambali yang mendukung, selalu mendoakan memberikan

semangat, dan pengorbanan baik secara moril maupun material.

9. Kepada Camat Hutabargot beserta staf pegawai yang turut membantu penulis

memperoleh data yang diperlukan.

10.Kepala Desa Hutabargot Nauli yang telah berkenan memberi izin kepada

penulis untuk meneliti di lokasi penelitian.

11.Terimakasih kepada teman-teman seperjuangan: Khairunnisa, Hilda

Syahrani, Rizki Fadilah, dan Nurma Sodikoh, terkhusus untuk kamar hotel

ada Yustika Adelina, S.Pd, Rafika Hannum, Nurhalimah Pulungan.

kawan-kawan satu kos di gg. Noban. Umumnya kawan-kawan-kawan-kawan stambuk 2012

Program Studi S-1 khususnya seluruh kelas A ekstensi 2012.

12.Terimakasih kepada teman saya Midah Rangkuti untuk yang selalu


(8)

v

13.Semua pihak yang telah banyak membantu sehingga penuisan skripsi ini

selesai.

Akhirnya penulis berharap semoga kebaikan yang telah diberikan medapat

balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pembaca

khususnya mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED.

Medan, Juni 2016 Penulis

Wahida Hapni

NIM. 3123331059


(9)

viii DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN MEJA HIJAU……… i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR……… iii

ABSTRAK……….. vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………. vii

DAFTAR ISI……… viii

DAFTAR TABEL……….. x

DAFTAR GAMBAR..……… xii

DAFTAR LAMPIRAN………... xiii

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Identifikasi Masalah……… 6

C. Pembatasan Masalah……….. 7

D. Perumusan Masalah……… 7

E. Tujuan Penelitian……… 7

F. Manfaat Penelitian……….. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 9

A. Kerangka Teori……… 9

B. Penelitian Yang Relevan………. 21

C. Kerangka Berfikir……… 24

BAB III METODE PENELITIAN……….. 26


(10)

ix

B. Populasi dan Sampel……… 26

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional………. 28

D. Teknik Pengumpulan Data……….. 29

E. Alat dan Bahan……… 30

F. Teknik Analisis Data……… 31

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH………. 33

A. Kondisi Fisik Daerah………..……….. 32

B. Kondisi Non Fisik Daerah……… 33

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..………. 42

A. Hasil Penelitian……… 42

B. Pembahasan Hasil Penelitian..………. 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……… 67

A. Kesimpulan……….. 70

B. Saran………....……… 71

DAFTAR PUSTAKA………. 73


(11)

xii

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Skema Kerangka Berfikir ……….……… 25

2. Peta Administrasi Kecamatan Hutabargot……… 40

3. Peta Lokasi Penelitian Aktivitas Pertambangan Kec. Hutabargot………… 41

4. Masyarakat yang Bekerja Menumbuk Batu Tambang di Desa Hutabargot Nauli………. 44

5. Tukang Langsir dengan Menggunakan Alat (sepeda motor)……….. 51

6. Tukang Langsir tanpa Menggunakan Alat (dipikul) ………..………. 52

7. Kenampakan Usaha Baru yang Muncul Sepanjang Jalan Menuju Lokasi Pertambangan……….. 53

8. Akses Jalan yang Sangat Rusak Menuju Lokasi Pertambangan Emas Rakyat………. 54

9. Mesin Rental Tumbuk Batu Tambang……… 59

10. Rumah Pak Sukri Lubis Salah Satu Penambang di Desa Hutabargot Nauli…… 62

11. Akses Jalan Menuju Lokasi Pertambangan………. 86

12. Salah Satu Warung (Usaha Baru) Menuju Lokasi Pertambangan………… 86

13. Salah Kedai Kopi (Usaha Baru) Menuju Lokasi Pertambangan…………. 87

14. Salah satu Rumah Penambang ……… 87

15. Mesin Penggiling Batu Tambang (Gelundung)……… 88

16. Air Pembuangan Limbah Olahan dari Mesin Gelundung……… 88

17. Lubang Tambang Emas Desa Hutabargot Nauli ………. 89 18. Salah Satu Camp Tempat Tinggal Penambang di Lokasi Pertambangan … 89


(12)

x

DAFTAR TABEL

No Uraian Hal

1. Luas Tiap Desa di Kecamatan Hutabargot Tahun 2015……… 32 2. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Hutabargot

Nauli Tahun 2015……… 34 3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Hutabargot

Nauli Tahun 2015……… 35

4. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa

Hutabargot Nauli Tahun 2015……….. 36

5. Banyaknya Sekolah di Kecamatan Hutabargot Tahun 2015…………. 37

6. Sarana Kesehatan di Desa Tangga Tahun 2015………. 37 7. Banyaknya Penyerapan Tenaga Kerja Akibat Pertambangan Emas

Rakyat di Desa Hutabargot Nauli Tahun 2016……….. 42

8. Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Pekerjaan di Desa Hutabargot Nauli

Tahun 2016……….. 43 9. Perubahan Lapangan Kerja Buruh Tambang di Desa Hutabargot Nauli

Tahun 2016………..……… 46 10. Tingkat Pendidikan Buruh Tambang di Desa Hutabargot Nauli

Tahun 2016………. 46 11. Perubahan Lapangan Kerja Tukang Langsir di Desa Hutabargot Nauli

Tahun 2016………. 47 12. Tingkat Pendidikan Buruh Tambang di Desa Hutabargot Nauli

Tahun 2016……….. 47 13. Perubahan Lapangan Kerja Tukang Tumbuk Batu di Desa Hutabargot

Nauli Tahun 2016……… 48 14. Tingkat Pendidikan Buruh Tambang di Desa Hutabargot Nauli

Tahun 2016………. 48 15. Jenis Usaha yang Dikelola Masyarakat Setempat di Desa Hutabargot

Nauli sejak Munculnya Kegiatan Pertambangan Tahun 2016.……….. 49 16. Dampak Sosial Masyarakat Sebelum dan Setelah Adanya


(13)

xi

17. Pendapatan Buruh Tambang Emas Rakyat di Desa Hutabargot Nauli

Tahun 2016……… 58

18. Pendapatan Penambang Setelah Adanya Kegiatan Pertambangan di Desa Hutabargot Nauli Tahun 2016……….. 60

19. Golongan Pendapatan Penambang Rakyat di Desa Hutabargot Nauli 2016……… 68

20. Pedoman Pengumpulan Data Berdasarkan Topik, Sub Topik, Metode, dan Sumber Informasi……… 76

21. Pedoman Observasi Pendapatan Penambang………... 80

22. Hasil Observasi Pendapatan Penambang……... 84


(14)

xii

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Skema Kerangka Berfikir ……….……… 25

2. Peta Administrasi Kecamatan Hutabargot……… 40

3. Peta Lokasi Penelitian Aktivitas Pertambangan Kec. Hutabargot………… 41

4. Masyarakat yang Bekerja Menumbuk Batu Tambang di Desa Hutabargot Nauli………. 44

5. Tukang Langsir dengan Menggunakan Alat (sepeda motor)……….. 51

6. Tukang Langsir tanpa Menggunakan Alat (dipikul) ………..………. 52

7. Kenampakan Usaha Baru yang Muncul Sepanjang Jalan Menuju Lokasi Pertambangan……….. 53

8. Akses Jalan yang Sangat Rusak Menuju Lokasi Pertambangan Emas Rakyat………. 54

9. Mesin Rental Tumbuk Batu Tambang……… 59

10. Rumah Pak Sukri Lubis Salah Satu Penambang di Desa Hutabargot Nauli…… 62

11. Akses Jalan Menuju Lokasi Pertambangan………. 86

12. Salah Satu Warung (Usaha Baru) Menuju Lokasi Pertambangan………… 86

13. Salah Kedai Kopi (Usaha Baru) Menuju Lokasi Pertambangan…………. 87

14. Salah satu Rumah Penambang ……… 87

15. Mesin Penggiling Batu Tambang (Gelundung)……… 88

16. Air Pembuangan Limbah Olahan dari Mesin Gelundung……… 88

17. Lubang Tambang Emas Desa Hutabargot Nauli ………. 89 18. Salah Satu Camp Tempat Tinggal Penambang di Lokasi Pertambangan … 89


(15)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Pedoman Pengumpulan Data……….……….. 76 2. Pedoman Wawancara Untuk Mengetahui Penyerapan

Tenaga Kerja ……… 77 3. Pedoman Wawancara Untuk Mengetahui Perubahan

Lapangan Kerja dan Pendapatan..……….. 78 4. Pedoman Wawancara Untuk Mengetahui Berkembangnya

Struktur Ekonomi………..……….. 79 5. Pedoman Observasi Untuk Mengetahui Pendapatan

Penambang……….. 80

6. Hasil Wawancara Untuk Mengetahui Penyerapan Tenaga Kerja……….. 81 7. Hasil Wawancara Untuk Mengetahui Perubahan Lapangan

Kerja dan Pendapatan……….. 82 8. Hasil Wawancara Untuk Mengetahui Berkembangnya Struktur Ekonomi 83 9. Hasil Observasi Untuk Mengetahui Pendapatan Penambang………. 84 10. Hasil Observasi Untuk Mengetahui Struktur Ekonomi……… 85


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya alam merupakan salah satu kekayaan alam yang harus tetap

dijaga kelestariannya. Saat ini banyak daerah yang memanfaatkan sumber daya

alamnya untuk berbagai kepentingan. Seiring dengan berkembangnya teknologi juga

dapat berpengaruh besar dalam pemanfaatan sumber daya alam. Salah satu cara

masyarakat memanfaatkan sumber daya alam yang ada tersebut melalui

pertambangan. Terutama daerah yang memiliki potensi alam berupa bahan galian

(tambang). Ketergantungan manusia akan sumber daya alam tersebut berpengaruh

terhadap pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan salah satu sumber daya alam

berupa bahan galian (tambang). Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki sumber

bahan galian (tambang) contohnya emas yang terdapat di Papua dan Sumatera Utara

di daerah Tapanuli Selatan. Minyak bumi dan gas alam di pesisir timur Pulau

Sumatera, dan bahan galian seperti batu, kerikil, dan pasir hampir terdapat di setiap

daerah di Indonesia karena terdapat di sekitar daerah aliran sungai.

Pengelolaan dan pemanfaatan yang baik terhadap sumber daya alam menjadi

faktor penentu kelestarian dari lingkungan hidup dan aktivitas kehidupan manusia di

masa mendatang. Pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan oleh masyarakat

tersebut dipandang dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan

masyarakat, serta terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal maupun


(17)

2

berupa teknologi yang tinggi diharapkan mampu mengelola sumber daya alam secara

baik dan efisien. Namun pada pelaksanaannya, pengelolaan sumber daya alam oleh

masyarakat tidak selamanya berjalan seperti apa yang diharapkan. Hal ini

dikarenakan aktivitas pertambangan tersebut merupakan aktivitas pengerukan

terhadap sumber daya alam yang terkandung di bawah tanah, sedangkan

pemanfaatan dengan penggunaan teknologinya seringkali berlebihan dalam

mengeruk sumber daya alam yang ada sehingga pengelolaannya oleh masyarakat

memberikan dampak terhadap perubahan ekosistem lokal.

Sektor pertambangan emas di Kabupaten Mandailing Natal berada di

Kecamatan Muarasipongi, Kecamatan Batang Natal, Kecamatan Batahan,

Kecamatan Kotanopan, Kecamatan Nagajuang, dan Kecamatan Hutabargot. Saat ini

di Kecamatan Hutabargot yang terbentuk tahun 2007 dengan luas wilayah 11.620,97

Ha sedang marak dengan tambang emas rakyat yang terletak di perbukitan (Bukit

Sarahan) dan diduga ada penambangan ilegal yang masuk ke dalam kawasan hutan

yang merupakan zona kawasan hutan lindung. Desa Hutabargot Nauli merupakan

salah satu dari 14 desa di Kecamatan Hutabargot yang memiliki potensi sumber daya

alam tambang emas. Desa ini luasnya sekitar 3.409,05 Ha atau sekitar 29,34% dari

seluruh luas wilayah kecamatan dan merupakan wilayah terluas di kecamatan

tersebut yang menjadi lahan mata pencaharian baru bagi 5.906 jiwa yaitu jumlah

seluruh penduduk yang ada (Kantor Camat Hutabargot, 2015). Sebagian besar

penduduk lokal turut berpartisipasi dalam kegiatan pertambangan rakyat ini.

Dampak perubahan pada ekosistem lokal meliputi perubahan pada kondisi

sosial, ekonomi maupun lingkungan. Kehidupan sosial masyarakat mengalami sedikit


(18)

3

berkebun dengan luas lahan sekitar 1.475.4 Ha (Kantor Camat Hutabargot, 2015)

sebagai sektor utama mata pencaharian masyarakat merubah kehidupannya menjadi

sebagai penambang emas dan meninggalkan kebiasaannya yang lama sehingga

mengakibatkan penurunan kualitas lahan beralih fungsi menjadi lahan perumahan.

Dengan berjalan waktu, masyarakat di Kabupaten Mandailing Natal bukan hanya di Kecamatan Hutabargot mulai beralih menjadi penambang emas, dan munculnya mesin-mesin pengolahan emas yang masih tradisional di sekitar pemukiman penduduk.

Salah satu yang menjadikan pertambangan rakyat ini menjadi pilihan

masyarakat adalah untuk memenuhi kebutuhan ekonominya, tidak sedikit masyarakat

yang tergantung terhadap penambangan emas ini, dikarenakan penambangan ini bisa

menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat di Kabupaten Mandailing

Natal. Pertambangan rakyat yang ada di Kabupaten Mandailing Natal dapat

menimbulkan dampak positif bagi masyarakat seperti mengurangi tingkat

pengangguran dan meninggkatkan perekonomian masyarakat.

Bahkan dampak yang terjadi di daerah pertambangan Hutabargot ini ternyata

bukan hanya terjadi pada masyarakat lokal saja tetapi juga terhadap masyarakat dari

luar daerah. Masyarakat lokal umumnya hanya sebagai pemilik tanah. Masyarakat

yang dari luarlah (biasanya orang Jawa) yang lebih condong sebagai pekerjanya

(buruh tambang) yang mengeruk ke bawah tanah. Kegiatan pertambangan ini

merupakan pertambangan yang tidak dikelola (ilegal) sehingga tidak adanya jaminan

ketenagakerjaan. Jika ada kecelakaan yang dialami oleh pekerja tambang di lapangan

yang berakibat pada keselamatan penambang itu sendiri, maka tidak akan ada pihak

yang bertanggung jawab sehingga itulah salah satu dampak yang akan di dapat dari


(19)

4

hasil. Proses pembagian hasil antara si pemilik lahan dan pekerja tambang (buruh)

tidak ada aturan yang pasti, hanya kesepakatan saja. Kemudian persoalan sosial di

masyarakat kemungkinan akan muncul rasa ingin menguasai dari penduduk lokal

karena mereka merasa hasil alam tersebut hanya milik mereka saja sehingga

timbullah kecemburuan sosial.

Pertambangan rakyat bukanlah hal yang baru dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat, hampir di seluruh Indonesia pertambangan rakyat dilakukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Meskipun pertambangan ini sifatnya hanya sementara, keadaan yang seperti ini banyak menimbulkan perubahan-perubahan sosial budaya masyarakat dan ekonomi. Pertambangan merupakan satu usaha yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan, tapi tidak semua daerah di Indonesia memiliki sumber daya alam yang sama. Keanekaragaman inilah yang menimbulkan adanya perbedaaan sosial dan ekonomi dalam masyarakat.

Sementara itu pada kondisi lingkungan, terjadinya kerusakan ekologi bisa

saja adanya pencemaran air akibat limbah merkuri yang digunakan dalam proses

penggilingan batuan dari aktivitas pertambangan yang akan diolah menjadi emas dan

kebisingan (polusi suara) akibat penggunaan mesin gelundung yang berada di daerah

pemukiman masyarakat. Pengolahan bijih dilakukan dengan proses amalgamasi

dimana merkuri (Hg) digunakan sebagai media pengikat emas. Merkuri banyak

digunakan oleh para penambang emas, mengingat sifat merkuri yang berbahaya dan

termasuk dalam bahan berbahaya dan beracun (B3) maka dampak logam ini perlu

diperhatikan dan diawasi sehingga penanganannya dapat dilakukan sedini mungkin

dan terarah. Penggunaan merkuri pada pertambangan biasanya dilakukan dalam

pertambangan rakyat yang tidak terkontrol sebab dampak yang ditimbulkan bukan


(20)

5

untuk menekan jumlah limbah merkuri, maka perlu dilakukan perbaikan sistem

pengolahan yang dapat menekan jumlah limbah merkuri akibat dari pemurnian emas.

Maka perlu diadakan pendekatan dalam pengelolaan tailing yang

berwawasan lingkungan dan sekaligus peningkatan efesiensi penggunaan merkuri

untuk meningkatkan perolehan. Kegiatan pertambangan emas secara tradisional yang

dilakukan oleh masyarakat dicirikan oleh teknik ekplorasi dan ekploitasi yang

sederhana dan relatif murah. Untuk pekerjaan penggalian atau penambangan

masyarakat menggunakan alat tradisonal yang sederhana seperti, cangkul, linggis,

gancok, palu, dan beberapa alat tradisional lainnya.

Berdasarkan observasi awal, batuan dan urat kuarsa yang mengandung emas

hasil penambangan di tumbuk (diperkecil) hingga berukuran kira-kira 1 cm kemudian digiling dengan alat yang dinamakan gelundung yang berukuran panjang 50-60 cm dan diameter 30 cm dengan alat penggiling 4-5 batang besi. Bijih dimasukkan ke dalam mesin gelundung, bersamaan dengan merkuri dan diputar selama beberapa jam untuk membentuk amalgam, setelah proses penggilingan dengan mesin gelundung, amalgam dikeluarkan dan disaring. Pada proses penyaringan emas yang masih diselimuti oleh merkuri tertinggal atau tidak lolos dari penyaringan. setelah proses penyaringan kemudian dilanjutkan dengan proses pembakaran untuk mendapatkan emas. Lumpur dan air yang masih mengandung merkuri terbuang atau lolos dari penyaringan dan dialirkan

langsung ke sungai. Sehingga memungkinkan terjadinya pencemaran air sungai. Pada

saat penambang gagal menemukan emas yang dicari, mereka akan meninggalkan

lokasi pertambangan begitu saja dan tidak ada perawatan terhadap bekas lahan yang

telah berlubang-lubang tersebut. Apabila curah hujan tinggi maka kemungkinan akan


(21)

6

Adanya aktivitas pertambangan di daerah tersebut mengakibatkan kegiatan

ini berpotensi menimbulkan dampak postif dan negatif terhadap sosial-ekonomi

masyarakat sekitar sehingga dampak aktivitas pertambangan ini penting untuk

dilakukan pengkajian.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan, maka yang menjadi

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah dampak dari aktivitas penambangan

emas yang telah lama berlangsung dan menimbulkan berbagai perubahan pada

kondisi sosial-ekonomi seperti meningkatnya pendapatan masyarakat, terbukanya

lapangan pekerjaan baru baik bagi masyarakat lokal maupun dari luar daerah,

munculnya struktur perekonomian (munculnya warung/toko-toko) di sekitar

pemukiman penduduk maupun di lokasi penambangan, serta adanya gangguan

kesehatan masyarakat akibat dari aktivitas pertambangan tersebut. Aktivitas ini

sudah berlangsung sejak tahun 2010 lalu. Pertambangan emas di Desa Hutabargot

Nauli merupakan salah satu wilayah pertambangan emas rakyat yang ada di

Kabupaten Mandailing Natal. Kegiatan penambangan tersebut dilakukan oleh

sekelompok masyarakat dan menggunakan cara-cara penambangan yang sangat

sederhana (tradisional). Sehingga perubahan sosial-ekonomi yang ada mendorong

terjadinya perubahan kualitas hidup masyarakat lokal dan ketidakadilan pada kualitas

lingkungan hidup.

Persoalan yang terjadi di daerah Kecamatan Hutabargot dalam kehidupan

sosialnya dan untuk memenuhi kebutuhannya ekonominya menimbulkan munculnya


(22)

7

kebutuhan masyarakat hingga kondisi kesehatan masyarakat akibat dari adanya

pertambangan ini. Pertambangan yang ada di Desa Hutabargot Nauli Kecamatan

Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal membuat daya tarik terhadap masyarakat

luar untuk datang ikut dalam proses penambangan emas yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan ekonominya sendiri.

C.Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas, agar permasalahan tidak terlalu luas maka

penulis membatasi masalah yang hendak diteliti yaitu dampak aktivitas

penambangan terhadap aspek sosial-ekonomi di Desa Hutabargot Nauli Kecamatan

Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal.

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana dampak pertambangan emas rakyat

terhadap sosial-ekonomi di Desa Hutabargot Nauli Kecamatan Hutabargot?

E.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai adalah

untuk mengetahui dampak pertambangan emas rakyat terhadap sosial-ekonomi di


(23)

8

F. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan masukan bagi pemerintah Kabupaten Mandailing Natal

dan penambang emas untuk mengurangi dampak negatif dari penambangan emas

di Desa Hutabargot Nauli Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal.

2. Menambah wawasan bagi penulis dalam menyusun karya ilmiah dalam bentuk

skripsi.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan meneliti dengan objek yang

sama dengan lokasi yang berbeda.

4. Sebagai bahan referensi pembelajaran pendidikan geografi bagi Sekolah

Menengah Atas Kelas XI dalam materi Sumber Daya Alam pada Semester I


(24)

70

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang berjudul Dampak Pertambangan Emas Rakyat

Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Hutabargot Nauli Kecamatan

Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal dapat disimpulkan bahwa:

1. Peningkatan pendapatan pada 150 penambang yang ada di Desa Hutabargot

Nauli digolongkan pada kategori masih rendaah, dimana terdapat 30% dengan

pendapatan sangat tinggi yaitu >Rp.3.500.000,00. Sedangkan dengan

pendapatan tinggi ada 20% dengan pendapatan sebesar Rp. 2.500.000,00 s/d Rp.

3.500.000,00 dan pendapatan sedang 13% dengan pendapatan sebesar Rp.

1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 dan 37% yang pendapatannya pada kategori

rendah perbulannya.

2. Penyerapan tenaga kerja sejak adanya kegiatan pertambangan ini berjumlah 565

jiwa atau 34% dari jumlah penduduk, 150 jiwa yang menjadi penambang atau

sekitar 9% dari jumlah penduduk yang ada. Hanya 18% saja (100 jiwa) dari

jumlah penyerapan tenaga kerja yang merupakan penambang tetap. Sedangkan

penambang lepas yaitu sebanyak 50 jiwa.

3. Perubahan lapangan kerja masyarakat yang dulunya lebih dominan bertani dan

berkebun berubah menjadi penambang sebanyak 50% beralih menjadi buruh

tambang, 33,5% yaitu sebanyak 50 orang sebagai penumbuk batu dan 16,5%


(25)

71

4. Berkembangnya struktur ekonomi di Desa Hutabargot Nauli ini semakin

beragam. Bukan hanya masyarakat sekitar yang membuka usaha baru di desa

ini. Jadi banyak usaha yang muncul meningkat hampir lima kali lipat dari yang

sebelumnya 11 jenis usaha bertambah menjadi 54 jenis usaha dan lebih dari

50% yaitu sebanyak 34 jenis usaha dikelola oleh masyarakat setempat.

B. SARAN

Berdasarkan permasalahan dan pembahasan diatas mengenai dampak

pertambangan emas rakyat di Desa Hutabargot Nauli Kecamatan Hutabargot maka

saran yang diajukan dalam rangka mempersempit dampak negatif terhadap

masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah Kabupaten Mandailing Natal, mengingat pentingnya sumber air

bagi kehidupan manusia, diharapkan pemerintah daerah lebih bijaksana untuk

memberikan izin serta mengawasi proses pengolahan aktivitas pertambangan

serta memberikan sanksi yang tegas terhadap pihak yang tidak mengindahkan

peraturan yang ada.

2. Kurangnya kepedulian pemerintah setempat terhadap penambangan ini

menimbulkan banyaknya penduduk pendatang yang tidak terdata dan kurangnya

perhatian pemerintah terhadap keselamatan pekerja penambangan emas.

3. Bagi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar penambangan agar turut


(26)

72

ekploitasi secara berlebihan yang akan menimbulkan kerusakan bagi lingkungan

dan kesehatan masyarakat.

4. Agar dapat menjadi pertimbangan kepada para pemilik tambang mengenai

kesejahteraan para pekerja tambang dan memberikan asuransi kesehatan atau


(27)

73

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi.

Aminullah, Achmad. 2012. Analisis Dampak Penambangan Emas Rakyat di Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi. Thesis (online).

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/24098/gdlhub-%20%28206%29-_1pasca.pdf?sequence=1. Diakses 14 Desember 2015 pukul 22:15.

Arjana, I Gusti Bagus. 2013. Geografi Lingkungan Sebuah Introduksi. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Desianti, Kiki Rizki. 2012, Dampak Pertambangan Pasir Pada Lingkungan Sosial-Ekonomi Masyarakat di Desa Pancanegara Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang. Skripsi (online). http://repository.fisip-untirta.ac.id/26/1/skripsi_KIKI_RIZKI_DESIANTI-2.pdf. Diakses 17 Desember 2015 pukul 20:34.

Halifat, Fardi K.2014. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas Xi Di Smk Negeri 1 Limboto Kabupaten Gorontalo. Thesis (online). Unversitas Negeri Gorontalo. http://eprints.ung.ac.id/851/1.haslightboxThumbnailVersion/2013-2-87203-911409093-abstraksi-10012014025527%281%29.ps. Diakses 02 Februari 2016 pukul 21:45.

Harianja, Alfonsus. 2014. Korelasi Pertambangan Emas Tradisional Terhadap Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat: Kasus Di Kabupaten Madina (Sumut).

Balai Penelitian Aek Nauli.

https://www.researchgate.net/profile/Alfonso_Harianja/publication/27375633 5_Korelasi_Pertambangan_Emas_Tradisional_Terhadap_Keadaan_Sosial_Ek onomi_Masyarakat_Kasus_di_Kabupaten_Madina_Sumut/links/550a61cd0cf 20ed529e2f83d.pdf?inViewer=0&pdfJsDownload=0&origin=publication_det ail. Diakses 17 Desember 2015 pukul 22:14.

http://www.bps.go.id/ Diakses 24/01/16 pukul 19:37.

http://id.wikipedia.org/wiki/ Diakses 27/01/16 pukul 15:45.

Junita, Lia. 2014. Dampak Pasca Penambangan Emas Bagi Kerusakan Lahan di Sekitar Aliran Batang Palangki di Kenagarian Muaro Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung. Jurnal (online). http://ejournal-s1.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/geografi/article/view/1969/1959. Diakses 14 Desember 2015 pukul 22:03.


(28)

74

Kantor Camat Hutabargot. 2015. Kecamatan Hutabargot dalam Angka. Mandailing Natal: BPS.

Kristanto, Philip. 2004. Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi.

Lubis, Ade Fatma. 2009. Ekonomi Kesehatan. Medan. USU Press.

Prawiro, Ruslan. 1980. Ekonomi Sumber Daya. Bandung: Alumni.

Rahayu, Cucu. 2013. Dampak Pengelolaan Tambang Emas PT. Cibaliung Sumber Daya dalam Peningkatan Lingkungan Sosial-Ekonomi Masyarakat Kecamatan Cimanggu Kabupaten Padeglang. Skripsi (online).Serang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

http://repository.fisip-untirta.ac.id/264/1/Skripsi%20ANE%20-%20CUCU%20RAHAYU%20-%202013.pdf. Diakses 06 Juni 2015 pukul 16:05.

Soegianto, Agoes. 2005. Ilmu Lingkungan Sarana Menuju Masyarakat

Berkelanjutan. Surabaya: Airlangga University Press.

Soemarwoto. 1991. Analisis Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sugiharto. 2010. Pembangunan dan Pengembangan Wilayah. Medan: USU Press.

Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah, dan Dasar

Kebijakan. Jakarta: Kencana.

Sulton, Ali. 2011. Dampak Aktivitas Pertambangan Bahan Galian Golongan C Terhadap Kondisi Kehidupan Masyarakat Desa (Analisis Sosio-Ekonomi Dan Sosio-Ekologi Masyarakat Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi (online). Bogor: Departemen Sains Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/48165/I11asu1.pdf?se quence=1&isAllowed=y. Diakses 13 Desember 2015 pukul 22:28.

Sumardjono, Maria S.W. 2011. Pengaturan Sumber Daya Alam di Indonesia Antara

yang Tersurat dan Tersirat. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Suratmo, F. Gunarwan. 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Umar, Razak. 2015. Kegiatan Pertambangan Rakyat Kabupaten Bone Bolango: Dampak Sosial Ekonomi Dan Lingkungan. Jaringan Peneliti Kawasan Timur

Indonesia (Online). Gorontalo: Australia Indonesia Partnership For

Decentralisation (AIPD). http://www.batukarinfo.com/system/files/10_policy%20brief%20(razak%20u


(29)

75

mar-sukirman%20rahim-nursini%20mahmud)-1.pdf. Diakses 29 Januari 2016 pukul 22:30.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Pertambangan Pasal 2 (n). http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_11_67.htm. Diakses 15 Desember 15 pukul 20:55.

Wijoyo, Suparto. 2005. Hukum Lingkungan: Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan

di Daerah. Surabaya: Airlangga University Press.

Zamrowi, M. Taufik. 2007. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil (Studi Di Industri Kecil Mebel Di Kota Semarang). Thesis (Online). Semarang: Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id/15705/1/M_Taufik_Zamrowi.pdf. Diakses 03 Maret 2016 pukul 21:04.


(1)

70 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang berjudul Dampak Pertambangan Emas Rakyat Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Hutabargot Nauli Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal dapat disimpulkan bahwa:

1. Peningkatan pendapatan pada 150 penambang yang ada di Desa Hutabargot Nauli digolongkan pada kategori masih rendaah, dimana terdapat 30% dengan pendapatan sangat tinggi yaitu >Rp.3.500.000,00. Sedangkan dengan pendapatan tinggi ada 20% dengan pendapatan sebesar Rp. 2.500.000,00 s/d Rp. 3.500.000,00 dan pendapatan sedang 13% dengan pendapatan sebesar Rp. 1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 dan 37% yang pendapatannya pada kategori rendah perbulannya.

2. Penyerapan tenaga kerja sejak adanya kegiatan pertambangan ini berjumlah 565 jiwa atau 34% dari jumlah penduduk, 150 jiwa yang menjadi penambang atau sekitar 9% dari jumlah penduduk yang ada. Hanya 18% saja (100 jiwa) dari jumlah penyerapan tenaga kerja yang merupakan penambang tetap. Sedangkan penambang lepas yaitu sebanyak 50 jiwa.

3. Perubahan lapangan kerja masyarakat yang dulunya lebih dominan bertani dan berkebun berubah menjadi penambang sebanyak 50% beralih menjadi buruh tambang, 33,5% yaitu sebanyak 50 orang sebagai penumbuk batu dan 16,5% yaitu sebanyak 25 orang.


(2)

4. Berkembangnya struktur ekonomi di Desa Hutabargot Nauli ini semakin beragam. Bukan hanya masyarakat sekitar yang membuka usaha baru di desa ini. Jadi banyak usaha yang muncul meningkat hampir lima kali lipat dari yang sebelumnya 11 jenis usaha bertambah menjadi 54 jenis usaha dan lebih dari 50% yaitu sebanyak 34 jenis usaha dikelola oleh masyarakat setempat.

B. SARAN

Berdasarkan permasalahan dan pembahasan diatas mengenai dampak pertambangan emas rakyat di Desa Hutabargot Nauli Kecamatan Hutabargot maka saran yang diajukan dalam rangka mempersempit dampak negatif terhadap masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah Kabupaten Mandailing Natal, mengingat pentingnya sumber air bagi kehidupan manusia, diharapkan pemerintah daerah lebih bijaksana untuk memberikan izin serta mengawasi proses pengolahan aktivitas pertambangan serta memberikan sanksi yang tegas terhadap pihak yang tidak mengindahkan peraturan yang ada.

2. Kurangnya kepedulian pemerintah setempat terhadap penambangan ini menimbulkan banyaknya penduduk pendatang yang tidak terdata dan kurangnya perhatian pemerintah terhadap keselamatan pekerja penambangan emas.

3. Bagi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar penambangan agar turut menjaga, mengawasi dan melestarikan sumber daya sehingga tidak terjadi


(3)

72

ekploitasi secara berlebihan yang akan menimbulkan kerusakan bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.

4. Agar dapat menjadi pertimbangan kepada para pemilik tambang mengenai kesejahteraan para pekerja tambang dan memberikan asuransi kesehatan atau jaminan kesehatan bagi para pekerja tambang dengan sah dan legal.


(4)

73

Aminullah, Achmad. 2012. Analisis Dampak Penambangan Emas Rakyat di Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi. Thesis (online).

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/24098/gdlhub-%20%28206%29-_1pasca.pdf?sequence=1. Diakses 14 Desember 2015 pukul 22:15.

Arjana, I Gusti Bagus. 2013. Geografi Lingkungan Sebuah Introduksi. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Desianti, Kiki Rizki. 2012, Dampak Pertambangan Pasir Pada Lingkungan Sosial-Ekonomi Masyarakat di Desa Pancanegara Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang. Skripsi (online). http://repository.fisip-untirta.ac.id/26/1/skripsi_KIKI_RIZKI_DESIANTI-2.pdf. Diakses 17 Desember 2015 pukul 20:34.

Halifat, Fardi K.2014. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas Xi Di Smk Negeri 1 Limboto Kabupaten Gorontalo. Thesis (online). Unversitas Negeri Gorontalo. http://eprints.ung.ac.id/851/1.haslightboxThumbnailVersion/2013-2-87203-911409093-abstraksi-10012014025527%281%29.ps. Diakses 02 Februari 2016 pukul 21:45.

Harianja, Alfonsus. 2014. Korelasi Pertambangan Emas Tradisional Terhadap Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat: Kasus Di Kabupaten Madina (Sumut).

Balai Penelitian Aek Nauli.

https://www.researchgate.net/profile/Alfonso_Harianja/publication/27375633 5_Korelasi_Pertambangan_Emas_Tradisional_Terhadap_Keadaan_Sosial_Ek onomi_Masyarakat_Kasus_di_Kabupaten_Madina_Sumut/links/550a61cd0cf 20ed529e2f83d.pdf?inViewer=0&pdfJsDownload=0&origin=publication_det ail. Diakses 17 Desember 2015 pukul 22:14.

http://www.bps.go.id/ Diakses 24/01/16 pukul 19:37. http://id.wikipedia.org/wiki/ Diakses 27/01/16 pukul 15:45.

Junita, Lia. 2014. Dampak Pasca Penambangan Emas Bagi Kerusakan Lahan di Sekitar Aliran Batang Palangki di Kenagarian Muaro Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung. Jurnal (online). http://ejournal-s1.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/geografi/article/view/1969/1959. Diakses 14 Desember 2015 pukul 22:03.


(5)

74

Kantor Camat Hutabargot. 2015. Kecamatan Hutabargot dalam Angka. Mandailing Natal: BPS.

Kristanto, Philip. 2004. Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi. Lubis, Ade Fatma. 2009. Ekonomi Kesehatan. Medan. USU Press. Prawiro, Ruslan. 1980. Ekonomi Sumber Daya. Bandung: Alumni.

Rahayu, Cucu. 2013. Dampak Pengelolaan Tambang Emas PT. Cibaliung Sumber Daya dalam Peningkatan Lingkungan Sosial-Ekonomi Masyarakat Kecamatan Cimanggu Kabupaten Padeglang. Skripsi (online).Serang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

http://repository.fisip-untirta.ac.id/264/1/Skripsi%20ANE%20-%20CUCU%20RAHAYU%20-%202013.pdf. Diakses 06 Juni 2015 pukul 16:05.

Soegianto, Agoes. 2005. Ilmu Lingkungan Sarana Menuju Masyarakat Berkelanjutan. Surabaya: Airlangga University Press.

Soemarwoto. 1991. Analisis Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Sugiharto. 2010. Pembangunan dan Pengembangan Wilayah. Medan: USU Press. Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah, dan Dasar

Kebijakan. Jakarta: Kencana.

Sulton, Ali. 2011. Dampak Aktivitas Pertambangan Bahan Galian Golongan C Terhadap Kondisi Kehidupan Masyarakat Desa (Analisis Sosio-Ekonomi Dan Sosio-Ekologi Masyarakat Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi (online). Bogor: Departemen Sains Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/48165/I11asu1.pdf?se quence=1&isAllowed=y. Diakses 13 Desember 2015 pukul 22:28.

Sumardjono, Maria S.W. 2011. Pengaturan Sumber Daya Alam di Indonesia Antara yang Tersurat dan Tersirat. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Suratmo, F. Gunarwan. 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press.

Umar, Razak. 2015. Kegiatan Pertambangan Rakyat Kabupaten Bone Bolango: Dampak Sosial Ekonomi Dan Lingkungan. Jaringan Peneliti Kawasan Timur Indonesia (Online). Gorontalo: Australia Indonesia Partnership For

Decentralisation (AIPD).


(6)

mar-sukirman%20rahim-nursini%20mahmud)-1.pdf. Diakses 29 Januari 2016 pukul 22:30.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Pertambangan Pasal 2 (n). http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_11_67.htm. Diakses 15 Desember 15 pukul 20:55.

Wijoyo, Suparto. 2005. Hukum Lingkungan: Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan di Daerah. Surabaya: Airlangga University Press.

Zamrowi, M. Taufik. 2007. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil (Studi Di Industri Kecil Mebel Di Kota Semarang). Thesis (Online).

Semarang: Universitas Diponegoro.

http://eprints.undip.ac.id/15705/1/M_Taufik_Zamrowi.pdf. Diakses 03 Maret 2016 pukul 21:04.