PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN MONEY POLITICS DALAM PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI DESA NAGAREJO KECAMATAN GALANG.

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN MONEY POLITICS DALAM PEMILU LEGISLATIF TAHUN

2014 DI DESA NAGAREJO KECAMATAN GALANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar sarjana pendidikan

OLEH: RIFKI FIRNANDO NIM. 3122111006

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Rifki Firnando. NIM 3122111006. Persepsi Masyarakat Tentang Penggunaan Money Politics Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 di Desa Nagarejo Kecamatan Galang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang penggunaan money politics dalam pemilu legislatif tahun 2014 di desa Nagarejo kecamatan Galang. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analissis secara deskriptif kualitatif, yaitu suatu cara atau metode yang menggambarkan fakta-fakta secara apa adanya dan berdasarkan penelitian di lapangan. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di desa Nagarejo Kecamatan Galang. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Wawancara dilakukan kepada 10 orang anggota masyarakat di desa Nagarejo Kecamatan Galang. Dalam penelitian ini diperoleh bahwa pemilu tidak lagi di lihat sebatas persaingan politik melalui gagasan, program dan visi-misi yang ditawarkan oleh para kontestan wakil rakyat. Akan tetapi pemilu dilihat pula sebagai arena persaingan ekonomi antar calon anggota legislatif dengan cara mengaluarkan uang sebanyak- banyaknya untuk dibagi-bagikan dengan berbagai bentuk dan cara, sebagai upaya untuk memobilisasi massa dan menjaring suara pemilih. Pengguaan money politics sering terjadi dan sulit dicegah yang terjadi ditengah masyarakat ketika pemilu legislatif berlangsung. money politics kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Padahal, kasus ini semakin hari semakin marak di tengah lingkungan masyarakat. Bahkan sudah menjadi rahasia umum, dan sudah banyak masyarakat yang mengetahuinya. Namun kesadaran masyarakat dan pejabat pemerintah dalam memberantas money politics sangat kurang sekali. Meskipun demikian, dengan ada atau tidaknya money politics dalam pemilu legislatif, masyarakat tetap berpartisipasi dalam pemilu legislatif walaupun sejatinya masyarakat yang tidak memberikan hak pilihnya masih tetap ada.

Kata kunci:money politics, partisipasi politics, melawan dan mencegah money politics


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur, penulis panjatkan kepada Tuhan Yang maha Esa, atas segala kasih dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Penyelesaian skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.Skripsi ini diberi judul “Persepsi Masyarakat Tentang Penggunaan Money Politics Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 di Desa Nagarejo Kecamatan Galang”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar teristimewa kepada Ayah tercinta Syafruddin Sutan Marajo dan Ibu ku tersayang Mutiarni , kedua orang tuaku yang sangat hebat, yang memberikan bantuan moril dan materil kepada penulis. Thank you for loving me unconditionally, thank you for guide me, thank you for who I

am. I’m nothing without both of you. Dalam hal ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen Pembimbing Skripsi Bapak Drs. Halking, M.Si, yang terus membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan selama bimbingan skripsi telah banyak memberikan pengajaran terlebih dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:


(7)

iii

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Dra. Nurmala Berutu, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan beserta staff.

3. Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA, SH.M.Hum, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

4. Kepada Bapak Arief Wahyudi, SH. M.Hum, selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

5. Kepada Ibu Sri Hadiningrum, SH, M.Hum, sebagai dosen pembimbing akademik sekaligus dosen penguji utama dan Bapak Budi Ali Mukmin, S.IP, M.A dan Bapak Ramsul Nababan, S.H, MH sebagai dosen penguji bebas yang telah memberi masukan dan kritikan yang membangunan dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak/Ibu dosen di jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

7. Kepada Bapak Joni selaku staff Tata Usaha yang sangat baikdi Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

8. Kepada Bapak kepala Desa Nagarejo, Kecamatan Galang Bapak Suyono, seluruh Bapak/Ibu yang telah ikut serta menjadi peserta responden di desa Nagarejo kecamatan Galang dalam penelitian skripsi ini.


(8)

iv

9. Terima kasih juga yang sebesar-besarnya kepada my bestiest I ever had yang selama perkuliahan mengalami suka dan duka yaitu, Indah, Nurul, Diza, Zia, Siti, Rika, Rahel, Naja, Wija, Putri, Rindika, Zhana, Maria Gesti. I believe our friendship will be a very everlasting friendship, terkhusus kepada Helmiaty Sundari yang selalu memberikan dorongan, semangat, dan masukan yang sangat bermanfaat.

10. Seluruh teman-teman seperjuangan kelas Reguler A 2012 yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

11. Terakhir penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman PPLT SMK Trisakti 4 Lubuk Pakam.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu melalui kata pengantar ini, penulis sangat berharap dan terbuka menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat diterima dan dilanjutkan sebagai dasar penelitian selanjutnya dan bermanfaat bagi kita semua.Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih

Medan, Juni 2016 Penulis,

Rifki Firnando NIM.3122111006


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Wawancara

Lampiran 2 : Dokumentasi

Lampiran 3 : Nota tugas

Lampiran 4 : Surat penelitian dari jurusan

Lampiran 5 : Surat izin mengadakan penelitian

Lampiran 6 : Surat izin mengadakan penelitian dari tempat penelitian

Lampiran 7 : Surat keterangan dari Lab. jurusan

Lampiran 8 : Surat keterangan penyerahan buku kepada jurusan

Lampiran 9 ; Surat keterangan dari perpustakaan jurusan

Lampiran 10: Surat keterangan dari perpustakaan UNIMED

Lampiran 11: Kartu mengikuti seminar proposal

Lampiran 12: kartu bimbingan Skripsi


(10)

Wawancara

1. Apakah pemilu legislatif tahun 2014 sudah berjalan sesuai dengan apa yang bapak/ibuk harapkan?

2. Menurut Bapak/Ibu, apakah pemilu legislatif 2014 sudah berjalan dengan jujur, adil, bebas dan rahasia?

3. Apakah bapak/ibuk memahani tentang money politik?

4. Bagaimana pendapat bapak/ibuk tentang penggunaan money politik pada saat pemilu?

5. Dalam menentukan pilihan, apakah bapak/ibuk memilih berdasarkan pilihan sendiri?

6. Apakah bapak/ibuk pernah menerima uang atau barang lainnya dari calon anggota legislatif ketika pemilu?

7. Jika pernah, mengapa bapak/ibu menerima pemberian dari calon anggota legislatif tersebut?

8. Apakah setiap calon memberi uang kepada bapak/ibuk?

9. Apakah pemberian uang tersebut diberikan oleh tim sukses dari anggota legislatif?

10.Terkait dengan calon legislatif yang menggunakan politik uang ketika pemilu, apakah bapak/ibu merasa senang dengan hal tersebut? Apakah itu sudah sesuai dengan aoa yang bapak/ibu harapkan?


(11)

12.Ketika bapak/ibu mengetahui bahwa penggunaan money politics tersebut melanggar hukum, mengapa bapak/ibu menerimanya begitu saja dan tidak melaporkannya kepada pihak yang berjawajib?

13.Apakah calon legislatif yang menggunakan money politik dapat mempengaruhi pilihan bapak/ibuk dalam memilih calon legislatif?

14.Apakah bapak/ibuk memilih calon legislatif yang telah menggunakan money politik tersebut?

15.kriteria apa saja yang bapak/ibuk terapkan dalam memilih calon anggota legislatif?

16.Ketika tidak ada pengunaan money politik dalam pemilu, apakah bapak/ibuk akan tetap berpartisipasi dalam pemilu?


(12)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Identifikasi Masalah...4

C. Pembatasan Masalah...4

D. Rumusan Masalah...4

E. Tujuan Penelitian...4

F. Manfaat Penelitian...5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis...6

1. Perilaku Politik...6

2. Pemilihan Umum...8

3. Partisipasi Politik Masyarakat...15

4. Perilaku Memilih...17

5. MoneyPolitics...19

B. Kerangka Berpikir ...26

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian...28

B. Sumber Data dan Informan Penelitian...29

C. Teknik Pengumpulan Data...29

D. Jenis Data dan Sumber Data...29

E. Teknik Analisis Data...30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian...32

1. Moneuy Politics dalam pemilu legislatif 2014...32

2. Money Politics dan Partisipasi Politik Masyarkat dalam Pemilihan Umum...37

3. Money Politics perlu Perlawanan...46


(13)

vi BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...58 B. Saran...59 DAFTAR PUSTAKA………...61 LAMPIRAN


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemilihan umum hampir tidak mungkin dilaksanakan tanpa kehadiran partai-partai politik di tengah masyarakat. Keberadaan partai-partai politik juga merupakan salah satu wujud nyata pelaksanaan asas kedaulatan rakyat. Sebab dengan partai-partai politik itulah segala aspirasi rakyat yang kedaulatan berada di tangan rakyat, maka kekuasaan harus dibangun dari bawah.

Pemilihan umum di Indonesia pada dasarnya dilaksanakan untuk menyerap aspirasi masyarakat melalui partisipasi politik tetapi masih banyak partisipasi masyarakat ketika pemilihan umum khususnya pemilu legislatif dimobilisasi.

Namun dalam pelaksanaan pemilu seringkali terjadi kecurangan-kecurangan, diantaranya adalah maraknya praktik-praktik money politics. Money politics dianggap sebagai suatu praktik yang menciderai demokrasi, karena dengan adanya praktik money politics ini, maka kebebasan yang menjadi ruh dan tujuan utama demokrasi menjadi terancam. Ahkhirnya demokrasi pun berubah sebagai pasar yang riuh dengan transaksi penjual dan pembeli. Elit politik adalah agen yang membeli suara rakyat. Sementara itu, rakyat adalah pihak tak berdaya yang menjual aspirasinya. Harga suara seringkali menjadi topik diskusi paling seksi di setiap tempat kerumunan.

Sahab (2002: 136) mengatakan bahwa

Pembelian suara oleh yang dilakukan oleh partai politik atau calon legislatif dilakukan karena tingkat partisipasi dalam pemilihan umum dan


(15)

2

kecenderungannya semakin menurun. Turunnya tingkat partisipasi di Indonesia disebabkan karena pemilih merasa kecewa dengan partai politik atau kandidat yang dipilih. Partai politik atau kandidat kebanyakan setelah jadi lupa dengan janji-janji yang disampaikan pada saat kampanye.

Politik uang (money politics) bukanlah hal baru dalam upaya memenangkan calon legislatif maupun pemilihan Kepala Daerah Propinsi dan juga Kabupaten/Kota dalam Pemilihan Umum secara langsung. Pencalonan yang dilakukan baik pada pemilu legislatif ataupun pemilihan kepala daerah memerlukan biaya yang cukup besar dari mulai kampanye sampai kepada terlaksananya pemilu tersebut.

Dalam pelaksanakan pemilu, diharapkan tidak ada unsur paksaan atau unsur yang lainnya dalam menentukan pilihan. Melalui pemilu, masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi dan menentukan pilihannya sendiri tanpa mengenal politik uang (money politics) atau intimidasi dari orang lain atau kelompok karena hal ini akan membuat sistem demokrasi berjalan tidak baik. Kesadaran akan hal itulah yang masih rendah di masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Karena pemahaman masyarakat yang masih rendah sehingga masih rentan terjadi pelanggaran yang bertentangan dengan asas-asas pemilu dan peraturan pemilu yang berlaku.

Begitu juga halnya dengan masyarakat yang ada di desa Nagarejo kecamatan Galang. Berdasarkan pengamatan penulis masih banyak warga masyarakat di desa tersebut yang menerima suap dari para calon anggota legislatif baik dalam bentuk uang maupun barang. Sehingga setiap kali pemilihan legislatif banyak sekali terjadi pelanggaran, terutama masalah politik uang atau money


(16)

3

politics maupun berupa pelanggaran pemilu lainnya. Dengan cara Money Politics hanya calon yang memiliki dana besar yang dapat melakukan kampanye dan sosialisasi keseluruh Indonesia. Ini memperkecil kesempatan bagi kandidat perorangan yang memiliki dana terbatas, walaupun memiliki integritas tinggi sehingga mereka tidak akan dikenal masyarakat.

Dalam Perdana (2014: 10) bahwa realita yang ditemui di lapangan bahwa perbuatan tindak pidana money politics tidak dilanjutkan ke tingkat pengadilan dikarenakan pembuktian masih kurang. Kurangnya pembuktian seseorang atau caleg melakukan money politics sangat sulit, hanya 30% pembuktian yang diperoleh polisi.

Dari pengamatan dan pendapat yang didengarkan dari masyarakat di desa Nagarejo, bahwa banyak para kandidat calon anggota legislatif yang melakukan kecurangan-kecurangan seperti melakukan pemberian uang kepada masyarakat. Namun, para kandidat tidak langsung memberikan uang kepada masyarakat melainkan melalui sebuah perantara. Pola pemberian uang untuk melakukan mobilisasi politik terhadap masyarakat menjadi sebuah politik yang sangat tidak baik dalam menunjang demokrasi di Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas, meneliti dan mempelajari serta menelaah lebih dalam dan lebih rinci dengan mengangkat dalam sebuah penelitian dengan judul : “Persepsi Masyarakat Tentangpenggunaan money politics dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 di Desa Nagarejo Kecamatan Galang.”


(17)

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut ini:

1. Persepsi masyarakat tentang penggunaan money pilitics dalam pemilu legislatif tahun 2016

2. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya money politics

3. Dampak penggunaan money politics

4. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya money politics 5. Partisipasi masyarkat dalam pemilu legislatif

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Persepsi masyarakat tentang penggunaan

money politics dalam pemilu legislatif tahun 2014.” D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan kelanjutan dari uraian terdahulu. Bertitik tolak dari latar belakang masalah, maka selanjutnya dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah: bagaimana persepsi masyarakat tentang penggunaan

money politics dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Desa Nagarejo Kecamatan Galang.

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui maksud dari suatu penelitian maka perlu adanya tujuan penelitian. Dalam menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena setiap penelitian yang dilakukan harus mempunyai tujuan tertentu,


(18)

5

dengan pedoman dan tujuannya. Akan lebih mudah mencapai sasaran yang diharapkan, berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang dilihat dari tercapai atau tidaknya tujuan yang ditetapkan lebih dahulu. Maka yang menjadi tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk “Mengetahui persepsi masyarakat tentang penggunaan money politics dalam pemilu legislatif tahun 2014.

F. Manfaat Penelitian

Tidak ada penelitian yang tidak memiliki manfaat. Penelitian yang baik, harus dapat dimanfaatkan. Inilah sikap pragmatis dari penelitian. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi masyarakat, dapat menjadi bahan masukan agar lebih berhati-hati khususnya tentang penggunaan money politics dalam pemilu

2. Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi, diharapkan bisa menambah

pengetahuan dan memperkaya keilmuan khususnya di ilmu-ilmu sosial di Universitas Negeri Medan.

3. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan berpikir khususnya dalam bidang kajian ilmu politik.


(19)

58 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

1. Faktor terjadinya praktik money politic yaitu faktor ekonomi, faktor ketidaktahuan, faktor tekanan, dan juga karena ikut-ikutan karena merasa sesuatu yang biasa. Selain itu alasan pentehauan tidak tahu bahwa jual beli hak suara melanggar norma moral dan agama berkaitan dengan pola budaya suatu masyarakat. Ada indikasi kuat bahwa bagi kebanyakan masyarakat kita, baik yang miskin maupun yang berkecukupan, masih merasa samar tentang kasus money politics.

2. Proses terjadinya praktik money politics di Desa Nagarejo menurut responden (Masyarakat) sangat beragam. Mulai dari pembagian sembako sampai dengan pemberian alat untuk beribadah.

3. Unsur yang terlibat dalam kegiatan praktek money politics umumnya hampir sama dengan daerah-daerah lain. Tim Sukses yang dibentuk oleh partai Politik atau perseorangan sangat tinggi peranannya. Hal ini tidak menjadi rahasia umum lagi. Karena yang bergerak dilapangan tidak mungkin dilakukan oleh calon legislatif. Menurut masyarakat bahwa mekanisme money politics dilakukan melalui Tim Sukses.

4. Pengambilan Kebijakan yang tepat sangat diperlukan untuk menyadarkan masyarakat terhadap pendidikan politik, agar mengurangi kecurangan dan terjadinya money politic di masyarakat.


(20)

59

B. SARAN

1. Bagi pemerintah, hendaknya merumuskan kebijakan mengenai Pemilu dengan sebaik-baiknya, menyeleksi jumlah partai dengan ketat, dan melakukan sosialisasi politik secara maksimal kepada masyarakat dan sebaiknya pemerintah membuat pembenahan misalnya pendidikan dan pemberian informasi yang lengkap terhadap masyarakat sebagai pemilih. 2. Bagi partai politik, hendaknnya memaksimalkan fungsi-fungsi partai yang

berkaitan dengan komunikasi, partisipasi, dan sosialisasi untuk melakukan pendidikan politik kepada masyarakatdan tidak melakukan praktek money politic.

3. Bagi masyarakat, supaya tidak mau menerima praktek money politic yang dilakukan oleh partai politik, agar tidak menyesal untuk kedepannya dan tidak golput dalam pemilihan dan juga harus peka terhadap partai politik. 4. Bagi mahasiswa, seharusnya mahasiswa lebih peduli terhadap informasi

terkait dengan perkembangan perpolitikan di Indonesia untuk meningkatkan pandangan dan pemikiran aktual mengenai kondisi bangsa sehingga dapat menularkan ilmu yang didapat kepada orang-orang yang disekitarnya yang belum mengerti tentang pemilu


(21)

61

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Arikunto.S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: RinekaCipta

Budiardjo, Miriam. (1992). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Gramedia.

Damsar. (2010). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: kencana Prenada Media Grup

Efriza. 2012. Political Expolorer Sebuah Kajian Ilmu Politik. Bandung: Alfabeta, cv.

Maran, Raga, rafael. (2001). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Marijan, Kecung. (2010). Sistem Politik Indonesia konsolidasi Demokrasi Indonesia Pasca Orde Baru. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Putra, Dedi Kurnia Syah. 2012. Media Dan Politik Menemukan Relasi Relasi Antara Dimensi Simbiosis-Mutualisme Media Dan Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rahman, A. (2007). Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu Rahman, Arifin. (2002). Sistem politik Indonesia. Surabaya: SIC

Setiadi, Elly M dan Usman kolip. 2013. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana.

Sugiono, Arif. (2013). Strategic Political marketing (Strategi Memenangkan

Setiap Pemilu). Yogyakarta: Penerbit Ombak

Sanit, Arbi. (1997). Partai, Pemilu, dan Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


(22)

62

Agus, Muhamad dan Agustiono, Leo. (2009). Pemilihan Umum dan Perilaku pemilih Analisis pemilihan Presiden 2009 Di Indonesia. Jurnal Poelitik Volume 5, No. 1.

Hikmawati. (2013). Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan Publik. Jurnal Politik ProfetikVolume 1 Nomor 1

Sofianto, Arif.(2013). Orientasi pemilih Terhadap Figur Politik (Studi Pemilu Di Jawa Tengah). Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah. Vol.11 No.210

Soeprapto, Adi dkk. (2014). Komunikasi Dalam Proses Pendidikan PolitikPemilih PemulaDalam Pemilihan Umum 2014 di DIY. Jurnal Ilmu Komunikasi. Volume 12, Nomor 1

Sofianto, arif. (2014). Peran Agama Terhadap Perilaku Pemilih Dalam Pemilu Legislatif 2014 Di Jawa Tengah. Analisa Journal of Social Science and ReligionVolume 22 No. 02

Suhariyanto, Didik. (2010). Dampak Money Politics hasil Pemilu Kepala Daerah terhadap Konstitusi Dan Kebijakan Pemerintahan Daerah. Jurnal Ilmiah PROGRESSIF. Vol.7 No.21

Sukriono, Didik. (2009). Menggagas Sistem Pemilihan Umum Di Indonesia. Jurnal Konstitusi. Vol. II, No. 1

Sumber Internet:

Rinmulya. (2013) Perilaku Memilih. Diakses melalui http:// philosopheryn. Blogspot.co.id/2013/01/ perilaku-memilih-perilaku-memilih.html diakses pada

tanggal 12 Februari 2016 Jum’at pukul 23:30wib)

https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_di_Indonesia, diakses tanggal 28 Mei 2016 pukul 14.00 WIB)


(1)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut ini:

1. Persepsi masyarakat tentang penggunaan money pilitics dalam pemilu legislatif tahun 2016

2. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya money politics 3. Dampak penggunaan money politics

4. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya money politics 5. Partisipasi masyarkat dalam pemilu legislatif

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah diatas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Persepsi masyarakat tentang penggunaan money politics dalam pemilu legislatif tahun 2014.”

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan kelanjutan dari uraian terdahulu. Bertitik tolak dari latar belakang masalah, maka selanjutnya dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah: bagaimana persepsi masyarakat tentang penggunaan money politics dalam pemilu legislatif tahun 2014 di Desa Nagarejo Kecamatan Galang.

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui maksud dari suatu penelitian maka perlu adanya tujuan penelitian. Dalam menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting, karena setiap penelitian yang dilakukan harus mempunyai tujuan tertentu,


(2)

dengan pedoman dan tujuannya. Akan lebih mudah mencapai sasaran yang diharapkan, berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang dilihat dari tercapai atau tidaknya tujuan yang ditetapkan lebih dahulu. Maka yang menjadi tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk “Mengetahui persepsi masyarakat tentang penggunaan money politics dalam pemilu legislatif tahun 2014.

F. Manfaat Penelitian

Tidak ada penelitian yang tidak memiliki manfaat. Penelitian yang baik, harus dapat dimanfaatkan. Inilah sikap pragmatis dari penelitian. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi masyarakat, dapat menjadi bahan masukan agar lebih berhati-hati khususnya tentang penggunaan money politics dalam pemilu

2. Bagi ilmu pengetahuan dan teknologi, diharapkan bisa menambah pengetahuan dan memperkaya keilmuan khususnya di ilmu-ilmu sosial di Universitas Negeri Medan.

3. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan berpikir khususnya dalam bidang kajian ilmu politik.


(3)

58 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

1. Faktor terjadinya praktik money politic yaitu faktor ekonomi, faktor

ketidaktahuan, faktor tekanan, dan juga karena ikut-ikutan karena merasa

sesuatu yang biasa. Selain itu alasan pentehauan tidak tahu bahwa jual beli

hak suara melanggar norma moral dan agama berkaitan dengan pola budaya

suatu masyarakat. Ada indikasi kuat bahwa bagi kebanyakan masyarakat kita,

baik yang miskin maupun yang berkecukupan, masih merasa samar tentang

kasus money politics.

2. Proses terjadinya praktik money politics di Desa Nagarejo menurut responden

(Masyarakat) sangat beragam. Mulai dari pembagian sembako sampai dengan

pemberian alat untuk beribadah.

3. Unsur yang terlibat dalam kegiatan praktek money politics umumnya hampir

sama dengan daerah-daerah lain. Tim Sukses yang dibentuk oleh partai

Politik atau perseorangan sangat tinggi peranannya. Hal ini tidak menjadi

rahasia umum lagi. Karena yang bergerak dilapangan tidak mungkin

dilakukan oleh calon legislatif. Menurut masyarakat bahwa mekanisme

money politics dilakukan melalui Tim Sukses.

4. Pengambilan Kebijakan yang tepat sangat diperlukan untuk menyadarkan

masyarakat terhadap pendidikan politik, agar mengurangi kecurangan dan


(4)

B. SARAN

1. Bagi pemerintah, hendaknya merumuskan kebijakan mengenai Pemilu

dengan sebaik-baiknya, menyeleksi jumlah partai dengan ketat, dan

melakukan sosialisasi politik secara maksimal kepada masyarakat dan

sebaiknya pemerintah membuat pembenahan misalnya pendidikan dan

pemberian informasi yang lengkap terhadap masyarakat sebagai pemilih.

2. Bagi partai politik, hendaknnya memaksimalkan fungsi-fungsi partai yang

berkaitan dengan komunikasi, partisipasi, dan sosialisasi untuk melakukan

pendidikan politik kepada masyarakatdan tidak melakukan praktek money

politic.

3. Bagi masyarakat, supaya tidak mau menerima praktek money politic yang

dilakukan oleh partai politik, agar tidak menyesal untuk kedepannya dan

tidak golput dalam pemilihan dan juga harus peka terhadap partai politik.

4. Bagi mahasiswa, seharusnya mahasiswa lebih peduli terhadap informasi

terkait dengan perkembangan perpolitikan di Indonesia untuk

meningkatkan pandangan dan pemikiran aktual mengenai kondisi bangsa

sehingga dapat menularkan ilmu yang didapat kepada orang-orang yang


(5)

61

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Arikunto.S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: RinekaCipta

Budiardjo, Miriam. (1992). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Gramedia.

Damsar. (2010). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: kencana Prenada Media Grup

Efriza. 2012. Political Expolorer Sebuah Kajian Ilmu Politik. Bandung: Alfabeta, cv.

Maran, Raga, rafael. (2001). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Marijan, Kecung. (2010). Sistem Politik Indonesia konsolidasi Demokrasi Indonesia Pasca Orde Baru. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Putra, Dedi Kurnia Syah. 2012. Media Dan Politik Menemukan Relasi Relasi Antara Dimensi Simbiosis-Mutualisme Media Dan Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rahman, A. (2007). Sistem Politik Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu Rahman, Arifin. (2002). Sistem politik Indonesia. Surabaya: SIC

Setiadi, Elly M dan Usman kolip. 2013. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana.

Sugiono, Arif. (2013). Strategic Political marketing (Strategi Memenangkan Setiap Pemilu). Yogyakarta: Penerbit Ombak

Sanit, Arbi. (1997). Partai, Pemilu, dan Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


(6)

Agus, Muhamad dan Agustiono, Leo. (2009). Pemilihan Umum dan Perilaku pemilih Analisis pemilihan Presiden 2009 Di Indonesia. Jurnal Poelitik Volume 5, No. 1.

Hikmawati. (2013). Partisipasi Masyarakat Dalam Perumusan Kebijakan Publik. Jurnal Politik ProfetikVolume 1 Nomor 1

Sofianto, Arif.(2013). Orientasi pemilih Terhadap Figur Politik (Studi Pemilu Di Jawa Tengah). Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah. Vol.11 No.210

Soeprapto, Adi dkk. (2014). Komunikasi Dalam Proses Pendidikan PolitikPemilih PemulaDalam Pemilihan Umum 2014 di DIY. Jurnal Ilmu Komunikasi. Volume 12, Nomor 1

Sofianto, arif. (2014). Peran Agama Terhadap Perilaku Pemilih Dalam Pemilu Legislatif 2014 Di Jawa Tengah. Analisa Journal of Social Science and ReligionVolume 22 No. 02

Suhariyanto, Didik. (2010). Dampak Money Politics hasil Pemilu Kepala Daerah terhadap Konstitusi Dan Kebijakan Pemerintahan Daerah. Jurnal Ilmiah PROGRESSIF. Vol.7 No.21

Sukriono, Didik. (2009). Menggagas Sistem Pemilihan Umum Di Indonesia. Jurnal Konstitusi. Vol. II, No. 1

Sumber Internet:

Rinmulya. (2013) Perilaku Memilih. Diakses melalui http:// philosopheryn. Blogspot.co.id/2013/01/ perilaku-memilih-perilaku-memilih.html diakses pada tanggal 12 Februari 2016 Jum’at pukul 23:30wib)

https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_di_Indonesia, diakses tanggal 28 Mei 2016 pukul 14.00 WIB)


Dokumen yang terkait

Peran Elite Lokal Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi Deskriptif: Elite Partai Golkar Di Kabupaten Padang Lawas)

0 68 102

Preferensi Politik Pemilih Pemula Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi Pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan Ilmu Politik FISIP USU)

1 49 115

Peran Elite Lokal Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi Deskriptif: Elite Partai Golkar Di Kabupaten Padang Lawas)

1 49 102

PERAN PEMUDA MUHAMMADIYAH DALAM MEWUJUDKAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP PEMILU LEGISLATIF 2014 DI KECAMATAN MEDAN AREA.

0 3 23

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014 DI DESA LUMBAN RAU TENGAH KECAMATAN NASSAU KABUPATEN TOBA SAMOSIR.

0 3 24

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA MONEY POLITICS YANG DILAKUKAN PARA CALON LEGISLATIF Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Money Politics Yang Dilakukan Para Calon Legislatif Pada Pemilu Tahun 2014(Studi Kasus Di Wilayah Hukum Surakarta).

0 2 12

PENDAHULUAN Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Money Politics Yang Dilakukan Para Calon Legislatif Pada Pemilu Tahun 2014(Studi Kasus Di Wilayah Hukum Surakarta).

0 3 20

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA MONEY POLITICS YANG DILAKUKAN PARA CALON LEGISLATIF Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Money Politics Yang Dilakukan Para Calon Legislatif Pada Pemilu Tahun 2014(Studi Kasus Di Wilayah Hukum Surakarta).

0 2 19

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DESA SUKAASIH KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014.

0 4 47

PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA TOKOH MASYARAKAT DENGAN WARGA MASYARAKAT TENTANG PRAKTIK MONEY POLITIC DALAM PEMILU DI DESA SINDUMARTANI KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

0 2 136