PERBANDINGAN TAMPILAN PRODUKSI ANTARA AYAM ARAB (Gallus tercicus) DENGAN AYAM PERSILANGAN ARAB BLIRIK (AB)
PERBANDINGAN TAMPILAN PRODUKSI ANTARA AYAM ARAB(Gallus tercicus) DENGAN AYAM PERSILANGAN ARAB BLIRIK (AB)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Peternakan
Oleh : SAMSIR NIM : 09910043
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(2)
LEMBAR PERSETUJUAN
PERBANDINGAN TAMPILAN PRODUKSI ANTARA AYAM ARAB(Gallus
tercicus) DENGAN AYAM PERSILANGAN ARAB BLIRIK (AB)
Oleh : SAMSIR NIM : 09910043
Disetujui :
Mengetahui : Ketua Jurusan Peternakan,
Drh. Imbang Dwi Rahayu, M.Kes NIP. 19640318 199003 2 001 Pembimbing Utama
Tanggal : 27 Agustus 2013
Ir. Tedjo Budiwijono, MP NIDN. 0712076105
Pembimbing Pendamping
Tanggal : 27 Agustus 2013 Prof. Dr. Ir. Wahyu Widodo, MS
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
PERBANDINGAN TAMPILAN PRODUKSI ANTARA AYAM ARAB(Gallus
tercicus) DENGAN AYAM PERSILANGAN ARAB BLIRIK (AB)
Oleh : SAMSIR NIM : 09910043
Disetujui Pembimbing Utama
Ir. Tedjo Budiwijono, MP NIDN . 0712076105
Penguji Utama
Dr. Ir. Aris Winaya, MM, MSi NIP. 196405141990031002
Pembimbing Pendamping
Prof. Dr. Ir. Wahyu Widodo, MS NIP. 110.8909.0128
Penguji Pendamping
Dr. Ir. Sutawi, MP
NIP. 196504221990031001
Disahkan Oleh :
Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas Pertanian dan Peternakan
Dekan,
Dr. Ir. Damat, M.P NIP. 19640228 19903 1 003
(4)
SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini saya:
Nama : Samsir
NIM : 09910043
Tempat, tanggal lahir : Tallang Riaja, 31 Desember 1989
Agama : Islam
Alamat di Malang : Jl. Raya Wunutsari RT 12, RW 4, No 91, Tegalgondo Karangploso Malang.
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa karya ilmiah atau skripsi yang berjudul“Perbandingan Tampilan Produksi Antara Ayam Arab(Gallus tercicus) Dengan Ayam Arab Blirik (AB)” adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian atau keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka kami bersedia mendapatkan sanksi akademis.
Malang, 27 Agustus 2013
Mengetahui, Yang menyatakan,
Pembimbing Utama
Ir. Tedjo Budiwijono, MP Samsir
(5)
KATA PENGANTAR
Rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmatNya yang telah diberikan dan akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah berupa Skripsi berjudul “Perbandingan Tampilan Produksi Antara Ayam Arab (Gallus tercicus) Dengan Ayam Persilangan Arab Blirik”.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah dalam rangka menyelesaikan rangkaian tugas akhir guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang.
Sehubungan dengan semua itu, maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Damat, M.P., selaku Dekan Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Drh. Imbang Dwi Rahayu, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Ir. Tedjo Budiwijono, MP., selaku Pembimbing Utama dan Bapak Prof. Dr. Ir. Wahyu Widodo, MS., selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan bimbingan, motivasi, penjelasan dan saran dalam penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran.
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang, terima kasih telah membimbing dan membagi ilmu.
5. Rasa hormat dan sayang kepada Ibunda, Almarhum Ayahanda, Kakak-kakak dan Adik-adikku yang selalu senantiasa memberikan semangat, motivasi dan do’a yang tulus hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan melanjutkan menggapai cita-cita.
6. Sahabat yang penuh kasih perhatian, dengan persahabatan yang unik, selalu memberi semangat dan dorongan kepada penulis. Teristimewa Minha Amir
(6)
yang dengan rela meluangkan waktu, pikiran dan tenaga buat membantu penulis dalam memberikan inspirasi serta semangat.
7. Teman-teman angkatan 2009 dan semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan dukungan moral maupun materiil dalam proses penulisan skripsi ini.
8. Khusus buat sahabat karibku Agus Triyono, semoga cepat selesai karena banya orang yang menunggu kamu untuk berjuang di jalan Allah serta menyiarkan ajaran-ajarannya.
Demikianlah, mudah-mudahan semua ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis untuk jalan meretas kehidupan dan masa depan yang lebih baik dan penuh harapan atas ridho Allah SWT. Amin. Selanjutnya selama menempuh pendidikan di Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang apabila ada kekurangan dan kesalahan, penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Atas perhatiannya disampaikan terima kasih.
Malang, 27 Agustus 2013
(7)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
SURAT PERNYATAAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
RINGKASAN ... vii
SUMMARY ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Manfaat Penelitian ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1. Ayam Lokal ... 5
2.2. Produksi Telur ... 8
2.3. Berat Telur ... 9
2.4. Konversi Pakan ... 11
2.5. Hipotesis ... 12
III. MATERI DAN METODE ... 13
3.1. Waktu dan Tempat ... 13
3.2. Materi dan Alat ... 13
3.3. Batasan Variabel ... 13
(8)
3.3.2. Berat Telur ... 14
3.3.3. Konversi Pakan ... 14
3.4. Metode Penelitian ... 14
3.5. Metode Analisa Data ... 14
3.6. Pelaksanaan Penelitian ... 14
3.6.1. Tahap Persiapan ... 14
3.6.2.Tahap Pelaksanaan dan Pengambilan Data ... 14
3.6.3.Tahap Analisis Data ... 14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16
4.1. Tinjauaan Umum ... 16
1. Kondisi Lingkungan ... 16
2. Konsumsi Pakan Ayam ... 18
4.2. Tinjauaan Khusus ... 20
1. Pengaruh Jenis Aym Terhadap Produksi Telur ... 20
3. Pengaruh Jenis Ayam Terhadap Berat Telur ... 22
4. Pengaruh Jenis Ayam Terhadap Konversi Pakan ... 24
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 27
5.1. Kesimpulan ... 27
5.2. Saran ... 27
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Komposisi Pakan ... 19
Tabel 2. Rataan Produksi Telur Per 5 Ekor ... 20
Tabel 3. Rataan Berat Telur Per 5 Ekor ... 22
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Grafik Perbandingan Produksi Telur Ayam Arab(Gallus tercicus) dan
Ayam Persilangan Arab Blirik (AB) ... 21
Gambar 2. Grafik Perbandingan Berat Telur Ayam Arab(Gallus tercicus) dan Ayam Persilangan Arab Blirik (AB)... 23
Gambar 3. Grafik Perbandingan Konversi Pakan Ayam Arab(Gallus tercicus) dan Ayam Persilangan Arab Blirik (AB) ... 25
Gambar 6. Tetua Ayam Arab(Gallus tercicus) ... 44
Gambar 7. Tetua Ayam Blirik ... 45
Gambar 7. Hasil Persilangan Ayam Arab Jantan dan Betina Blirik ... 46
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis / Uji t Produksi Telur ... 31
Lampiran 2. Analisis / Uji t Berat Telur ... 32
Lampiran 3. Analisis / Uji t Konversi Pakan ... 33
Lampiran 4. Data Produksi Telur Ayam Persilangan Arab Blirik per 5 Ekor .. 34
Lampiran 5. Data Berat Telur Ayam Persilangan Arab Blirik Per 5 Ekor ... 35
Lampiran 6. Data Konversi Pakan Ayam Arab Blirik Per 5 Ekor ... 36
Lampiran 6. Data Konsumsi Pakan Ayam Arab Blirik Per 5 Ekor ... 37
Lampiran 7. Data Produksi Telur Ayam Arab Per 5 Ekor ... 38
Lampiran 8. Data Berat Telur Ayam Arab Per 5 Ekor ... 39
Lampiran 9. Data Konversi Pakan Ayam Arab Per 5 Ekor ... 40
Lampiran 9. Data Konsumsi Pakan Ayam Arab Per 5 Ekor ... 41
Lampiran 9. Analisis Keuntungan Ayam Persilangan Arab Blirik dan Arab .. 42
(12)
DAFTAR PUSTAKA
Al Nasser, A., A. Al Saffar, M. Mashaly, H. Al Khalaifa, F. Khalil, M. Al Baho, dan A. Al Haddad. 2005. A comparative study on production efficiency of brown and white pullet. Bulletin of Kuwait Institute for Scientific Research 1 (1): 1 – 4.
Agus, M. 2004.Pengaruh Penggunaan Limbah Pada Tahu Dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan dan Konversi Pakan pada Ayam Kampung (Gallus domesticus) Periode Grower.Skripsi. Tidak Diterbitkan Malang: UIN Malang.
Amrullah, I.K. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Cet III. Bogor: Lembaga Satu Gunungbudi.
Anang . 2012.Agribisnis Ayam Kampung Sejahterah. PPNSI Jawa Timur.
Anonymous., 2001. Diklat/Training Peternakan. T.C. FramTerindo. P.T. Charoen Pokphand Indonesia. Surabaya.
Balai Pembibitan Ternak Unggas (BPTU) Sapi Dwiguna dan Ayam Sembawa. 2005. Pengembangan Ayam Arab. Palembang.
Bappenas. 2010. Beternak Ayam Petelur. http:/ / www.ristek.go.id. Diakses tanggal 18 April 2013 pk. 11.45.
Bell, D. & Beaver. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg. New York: Kluwer Academic Publishers.
Darmana, Wirawan dan Sitanggang. 2002.Ayam Kampung Petelur. Jakarta : Penebar swadaya.
Darmawan dan Sitanggang. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Arab Petelur. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Daevies. 2005. Manajemen Strategis. Ed ke-10. Budi, Ichsan Setiyo, Penerjemah. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari:Strategic Management.
Djanah. D. 2004. Beternak ayam dan itik. CV Yasaguna : Jakarta
(13)
Gufron. 2006. Perbedaan Tampilan Produksi Antara Ayam Arab Dengan Ayam Persilangan Arab-Pelung. Skripsi. Fakultas peternakan. Universitas Muhammadiyah Malang.
Intannursiam. 2010. Meningkatkan produktifitas Ayam Arab Petelur. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Kartasudjana dan Suprijatna. 2006. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta
Kholis dan Sitanggag. 2003. Ayam Arab dan Poncin Petelur Unggul. Depok.Agromedia Pustaka.
Khalil. 2006. Respon Ayam Arab Terhadap Penambahan Kalsium Asal Siput (Lymnae sp) dan Kerang (Corbiculla molktiana) pada Kondisi Ransum Miskin Fosfor. Media Peternakan, 29:169-175.
Koelkebeck, K.W. 2003.What is Shell Quality and How to Preseve it. Linin Poultry Net – University of Lilliois.
Kukuh. 2010. Pengaruh Suplementasi Probiotik Cair Em-4 terhadap Performan Domba Lokal Jantan. Skripsi. Diterbitkan. Surakarta: Fakultar Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Latifah, Roimil. 2007. The Incrosing Of Afrika Duck’s Egg Quality With Pragnant Mare’s Serum Gonadotropin (Pmsg) Hormones. The way to increase of layer duck. 4:1.
Linawati. 2009.Formulasi strategi pengembangan usaha Ayam Arab petelur di Trias Farm Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Malik A. 2001.Buku Ajar Manajemen Ternak Unggas. UMM : Malang.
Miles. 2001. Understanding heat stress in poultry and strategies to improve production through good management and maintaining nutrient and energy intake. Proceedings of The ASA Poultry. Lance Course, Costa Rica.
Nuryadi. 2003. Dasar-dasar Reproduksi Ternak. Malang: Universitas Brawijaya. Purwanti, dkk. 2009.Analisis Partial Diallel Cross Sifat Kuantitatif dari Tiga Bangsa
(14)
Rasyaf. 2009.Produksi dan Pemberian Ransum Unggas. Kanisius. Yogyakarta. Sartika dan Iskandar. 2008. Mengenal Plasma Nutfah Ayam Indonesia dan
Pemanfaatannya. Sukabumi : KEPRAKS.
Sarwono, 2001.Ayam Arab Petelur Unggul.Jakarta: Penebar Swadaya.
Sudaryani dan santoso. 2002.Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sulandari, S., M.S.A. Zein, S. Priyanti, T. Sartika, M. Astuti, T. Widjastuti, 2007. Sumber daya genetik ayam lokal Indonesia. hlm. 45 104. Dalam Keanekaragaman Sumber Daya Hayati Ayam Lokal lndonesia: Manfaat dan Potensi. Pusat Penelitian Biologi, Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia, Bogor.
Sunarto, Kliwon dan Setiawan. 2004. Ayam Arab Petelur Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suprijatna, et al. 2005.Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta
Trihartati. 2013.Aplikasi Pemberian Biological Feed Additive Dalam Air Minum dan Pengaruhnya Terhadap Hen Day Production (HDP) dan Konversi Pakan Ayam Petelur. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang.
Triharyanto. 2001.Peternakan Ayam Arab. Kanisius, Yogyakarta.
Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan ke lima. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Wahyuni, T. H. 2008. Bahan Pakan Ternak. Pengembangan Departemen Fakultas Pertanian.
Widodo, W., 2002.Nutrisidan Pakan Kontekstual. FakultasPeternakanPerikanan. UMM Press. Malang.
(15)
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usaha peternakan berkembang, terutama sub sektor peternakan unggas di Indonesia maju demikian pesat. Hal ini tercermin dari kontribusi yang sangat luas baik untuk meningkatkan pendapatan, memperluas kesempatan kerja, mendukung kebutuhan masyarakat akan makanan bergizi maupun menopang era industrialisasi yang sudah dicanangkan dalam program pemerintah.
Di Indonesia, ternak ayam merupakan ternak unggas penghasil telur yang cukup potensial selain daging. Kelebihan dari ternak ini adalah tahan terhadap penyakit dan tidak mudah stres karena adanya persilangan ayam Arab dengan ayam Blirik sehingga dapat memudahkan untuk diternak dan tidak banyak mengandung risiko. Hasil persilangan ayam Arab dan Blirik juga sebagai ayam dwi guna karena postur tubuh berat dan besar. Salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian dalam usaha peternakan adalah faktor jenis ayam, karena jenis ayam merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan (Malik, 2001).
Keanekaragaman sifat genetik ayam lokal secara nyata dimunculkan dalam penampilan fenotip, seperti warna bulu, kulit, paruh, daging,bentuk jengger, bulu penutup, penampilan produksi dan pertumbuhan (Sulandari dkk., 2007). Menurut Linawati (2009), Keanekaragaman dapat dimunculkan secara evolusi maupun revolusi, akibat dari sistem pemeliharaan dan perkawinan yang tidak terkontrol dari generasi kegenerasi. Faktor lingkungan yang menekan juga
(16)
2
merupakan faktor yang sangat menentukan, karena ada upaya untuk mempertahankan diri melalui proses adaptasi. Proses adaptasi yang berlangsung lama dapat memunculkan sifat dan penampilan baru dan kemudian dapat diwariskan secara genetik dari generasi ke generasi.
Pada usaha peternakan terutama ayam, digunakan jenis ayam petelur dengan tampilan produksi yang baik, antara lain konversi pakan yang rendah, dan produksi telur yang tinggi. Beberapa jenis ayam Indonesia yang telah terbukti mempunyai tampilan produksi yang bagus, yaitu ayam Arab yang berasal dari Mesir, dan ayam persilangan Arab dengan Blirik (AB) produksi Persatuan Petani Nelayan Seluruh Indonesia (PPNSI) Jawa Timur.
Kelebihan ayam Blirik adalah bisa menghasilkan telur 170 sampai dengan 230 butir per ekor per tahun dan berat telurnya rata-rata 50 sampai dengan 65 gram per ekor per butir, mudah beradaptasi dan mempunyai daya tahan tubuh yang cukup kuat terhadap penyakit sehingga berumur panjang. Selain itu ayam ini memiliki berat badan yang tinggi yaitu betina umur 6 bulan mencapai 3,5 sampai dengan 4 kg per ekor sedangkan jantan 4 sampai dengan 5 kg per ekor (Anang, 2012). Sedangkan produksi telur ayam arab yaitu 190 sampai dengan 250 butir per tahun, namun pertumbuhan ayam Arab masih lebih rendah, yaitu sebesar 321,23 gram per ekor sampai umur 8 minggu dan memiliki daging yang tipis dan berwarna kehitaman, berbeda dengan selera konsumen secara umum yang menyukai daging ayam berwarna kuning atau putih (BPTU Sembawa, 2005).
Tujuan disilangkan ayam Arab dan ayam Blirik adalah untuk mendapatkan ayam kampung varietas baru yang unggul dari sisi produktifitas telur, selain itu
(17)
3
ayam hasil persilangan ini sebagai ayam tipe dwi guna karena memiliki bobot badan yang tinggi dan harapan ke depan adalah ayam ini dapat menjadi sentral peternakan ayam kampung yang dapat membuka peluang kerja untuk masyarakat Indonesia.
Melihat keunggulan dan kelemahan kedua jenis ayam tersebut maka dilakukan persilangan yang menggabungkan dua genetik berbeda, karena faktor genetik sangat berpengaruh terhadap tampilan produksi ternak ayam, dari persilangan tersebut menghasilkan persilangan ayam Arab Blirik (AB). Melalui perbedaaan tampilan produksi antara ayam Arab dengan Arab Blirik (AB), akan diketahui ayam mana yang mempunyai tampilan produksi yang lebih baik. 1.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan produksi telur antara ayam Arab dengan ayam
persilangan Arab-Blirik (AB)?
2. Apakah terdapat perbedaan berat telur antara ayam Arab dengan Ayam persilangan Arab-Blirik (AB)?
3. Apakah terdapat perbedaan konversi pakan antara ayam Arab dengan ayam persilangan Arab-Blirik (AB)?
1.3.Tujuan Penelitian 2. Tujuan
(18)
4
1. Mengetahui perbedaan produksi telur antara ayam Arab dengan ayam persilangan Arab-Blirik (AB).
2. Mengetahui perbedaan berat telur antara ayam Arab dengan ayam
persilangan Arab-Blirik (AB).
3. Mengetahui perbedaan konversi pakan antara ayam Arab dengan ayam persilangan Arab-Blirik (AB).
3. Manfaat
1. Agar bisa diketahui ayam lokal petelur mana yang memiliki produksi telur tinggi.
2. Agar bisa diketahui ayam lokal petelur mana yang memiliki berat telur tinggi.
3. Setelah diketahui konversi pakan, peternak dapat mengetahui ayam petelur lokal mana yang menguntungkan.
(1)
Gufron. 2006. Perbedaan Tampilan Produksi Antara Ayam Arab Dengan Ayam Persilangan Arab-Pelung. Skripsi. Fakultas peternakan. Universitas Muhammadiyah Malang.
Intannursiam. 2010. Meningkatkan produktifitas Ayam Arab Petelur. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Kartasudjana dan Suprijatna. 2006. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta
Kholis dan Sitanggag. 2003. Ayam Arab dan Poncin Petelur Unggul. Depok.Agromedia Pustaka.
Khalil. 2006. Respon Ayam Arab Terhadap Penambahan Kalsium Asal Siput (Lymnae sp) dan Kerang (Corbiculla molktiana) pada Kondisi Ransum Miskin Fosfor. Media Peternakan, 29:169-175.
Koelkebeck, K.W. 2003.What is Shell Quality and How to Preseve it. Linin Poultry Net – University of Lilliois.
Kukuh. 2010. Pengaruh Suplementasi Probiotik Cair Em-4 terhadap Performan Domba Lokal Jantan. Skripsi. Diterbitkan. Surakarta: Fakultar Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Latifah, Roimil. 2007. The Incrosing Of Afrika Duck’s Egg Quality With Pragnant Mare’s Serum Gonadotropin (Pmsg) Hormones. The way to increase of layer duck. 4:1.
Linawati. 2009.Formulasi strategi pengembangan usaha Ayam Arab petelur di Trias Farm Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Malik A. 2001.Buku Ajar Manajemen Ternak Unggas. UMM : Malang.
Miles. 2001. Understanding heat stress in poultry and strategies to improve production through good management and maintaining nutrient and energy intake. Proceedings of The ASA Poultry. Lance Course, Costa Rica.
Nuryadi. 2003. Dasar-dasar Reproduksi Ternak. Malang: Universitas Brawijaya. Purwanti, dkk. 2009.Analisis Partial Diallel Cross Sifat Kuantitatif dari Tiga Bangsa
(2)
Rasyaf. 2009.Produksi dan Pemberian Ransum Unggas. Kanisius. Yogyakarta. Sartika dan Iskandar. 2008. Mengenal Plasma Nutfah Ayam Indonesia dan
Pemanfaatannya. Sukabumi : KEPRAKS.
Sarwono, 2001.Ayam Arab Petelur Unggul.Jakarta: Penebar Swadaya.
Sudaryani dan santoso. 2002.Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sulandari, S., M.S.A. Zein, S. Priyanti, T. Sartika, M. Astuti, T. Widjastuti, 2007. Sumber daya genetik ayam lokal Indonesia. hlm. 45 104. Dalam Keanekaragaman Sumber Daya Hayati Ayam Lokal lndonesia: Manfaat dan Potensi. Pusat Penelitian Biologi, Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia, Bogor.
Sunarto, Kliwon dan Setiawan. 2004. Ayam Arab Petelur Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suprijatna, et al. 2005.Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta
Trihartati. 2013.Aplikasi Pemberian Biological Feed Additive Dalam Air Minum dan Pengaruhnya Terhadap Hen Day Production (HDP) dan Konversi Pakan Ayam Petelur. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang.
Triharyanto. 2001.Peternakan Ayam Arab. Kanisius, Yogyakarta.
Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan ke lima. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Wahyuni, T. H. 2008. Bahan Pakan Ternak. Pengembangan Departemen Fakultas Pertanian.
Widodo, W., 2002.Nutrisidan Pakan Kontekstual. FakultasPeternakanPerikanan. UMM Press. Malang.
(3)
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usaha peternakan berkembang, terutama sub sektor peternakan unggas di Indonesia maju demikian pesat. Hal ini tercermin dari kontribusi yang sangat luas baik untuk meningkatkan pendapatan, memperluas kesempatan kerja, mendukung kebutuhan masyarakat akan makanan bergizi maupun menopang era industrialisasi yang sudah dicanangkan dalam program pemerintah.
Di Indonesia, ternak ayam merupakan ternak unggas penghasil telur yang cukup potensial selain daging. Kelebihan dari ternak ini adalah tahan terhadap penyakit dan tidak mudah stres karena adanya persilangan ayam Arab dengan ayam Blirik sehingga dapat memudahkan untuk diternak dan tidak banyak mengandung risiko. Hasil persilangan ayam Arab dan Blirik juga sebagai ayam dwi guna karena postur tubuh berat dan besar. Salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian dalam usaha peternakan adalah faktor jenis ayam, karena jenis ayam merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan (Malik, 2001).
Keanekaragaman sifat genetik ayam lokal secara nyata dimunculkan dalam penampilan fenotip, seperti warna bulu, kulit, paruh, daging,bentuk jengger, bulu penutup, penampilan produksi dan pertumbuhan (Sulandari dkk., 2007). Menurut Linawati (2009), Keanekaragaman dapat dimunculkan secara evolusi maupun revolusi, akibat dari sistem pemeliharaan dan perkawinan yang tidak terkontrol dari generasi kegenerasi. Faktor lingkungan yang menekan juga
(4)
2
merupakan faktor yang sangat menentukan, karena ada upaya untuk mempertahankan diri melalui proses adaptasi. Proses adaptasi yang berlangsung lama dapat memunculkan sifat dan penampilan baru dan kemudian dapat diwariskan secara genetik dari generasi ke generasi.
Pada usaha peternakan terutama ayam, digunakan jenis ayam petelur dengan tampilan produksi yang baik, antara lain konversi pakan yang rendah, dan produksi telur yang tinggi. Beberapa jenis ayam Indonesia yang telah terbukti mempunyai tampilan produksi yang bagus, yaitu ayam Arab yang berasal dari Mesir, dan ayam persilangan Arab dengan Blirik (AB) produksi Persatuan Petani Nelayan Seluruh Indonesia (PPNSI) Jawa Timur.
Kelebihan ayam Blirik adalah bisa menghasilkan telur 170 sampai dengan 230 butir per ekor per tahun dan berat telurnya rata-rata 50 sampai dengan 65 gram per ekor per butir, mudah beradaptasi dan mempunyai daya tahan tubuh yang cukup kuat terhadap penyakit sehingga berumur panjang. Selain itu ayam ini memiliki berat badan yang tinggi yaitu betina umur 6 bulan mencapai 3,5 sampai dengan 4 kg per ekor sedangkan jantan 4 sampai dengan 5 kg per ekor (Anang, 2012). Sedangkan produksi telur ayam arab yaitu 190 sampai dengan 250 butir per tahun, namun pertumbuhan ayam Arab masih lebih rendah, yaitu sebesar 321,23 gram per ekor sampai umur 8 minggu dan memiliki daging yang tipis dan berwarna kehitaman, berbeda dengan selera konsumen secara umum yang menyukai daging ayam berwarna kuning atau putih (BPTU Sembawa, 2005).
Tujuan disilangkan ayam Arab dan ayam Blirik adalah untuk mendapatkan ayam kampung varietas baru yang unggul dari sisi produktifitas telur, selain itu
(5)
3
ayam hasil persilangan ini sebagai ayam tipe dwi guna karena memiliki bobot badan yang tinggi dan harapan ke depan adalah ayam ini dapat menjadi sentral peternakan ayam kampung yang dapat membuka peluang kerja untuk masyarakat Indonesia.
Melihat keunggulan dan kelemahan kedua jenis ayam tersebut maka dilakukan persilangan yang menggabungkan dua genetik berbeda, karena faktor genetik sangat berpengaruh terhadap tampilan produksi ternak ayam, dari persilangan tersebut menghasilkan persilangan ayam Arab Blirik (AB). Melalui perbedaaan tampilan produksi antara ayam Arab dengan Arab Blirik (AB), akan diketahui ayam mana yang mempunyai tampilan produksi yang lebih baik. 1.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan produksi telur antara ayam Arab dengan ayam
persilangan Arab-Blirik (AB)?
2. Apakah terdapat perbedaan berat telur antara ayam Arab dengan Ayam persilangan Arab-Blirik (AB)?
3. Apakah terdapat perbedaan konversi pakan antara ayam Arab dengan ayam persilangan Arab-Blirik (AB)?
1.3.Tujuan Penelitian 2. Tujuan
(6)
4
1. Mengetahui perbedaan produksi telur antara ayam Arab dengan ayam persilangan Arab-Blirik (AB).
2. Mengetahui perbedaan berat telur antara ayam Arab dengan ayam
persilangan Arab-Blirik (AB).
3. Mengetahui perbedaan konversi pakan antara ayam Arab dengan ayam persilangan Arab-Blirik (AB).
3. Manfaat
1. Agar bisa diketahui ayam lokal petelur mana yang memiliki produksi telur tinggi.
2. Agar bisa diketahui ayam lokal petelur mana yang memiliki berat telur tinggi.
3. Setelah diketahui konversi pakan, peternak dapat mengetahui ayam petelur lokal mana yang menguntungkan.