embrio ayam

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN II EMBRIOLOGI AYAM

OLEH:

NAMA : DINDA AYU SARINA

NIM : 08041381320025

KELOMPOK : VII (TUJUH)

ASISTEN : RAHMAT PRATAMA

LABORATORIUM ZOOLOGI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA


(2)

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar belakang

Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. Secara umum, sel embriogenik tumbuh dan berkembang melalui beberapa fase, antara lain sel tunggal (yang telah dibuahi), blastomer, blastula, gastrula, neurula dan embrio atau janin (Anonim, 2014).

Pembentukan embrio dalam uterus telur yang dibuahi melalui tuba fallopi mengalami pembelahan dalam perjalanan itu dan tiba di uterus sebagai blastosis, suatu bola berongga yang ekuivalen dengan blastula pada vertebrata tingkat rendah. Trofoblas terbentuk sangat awal, karena memegang peranan penting dalam pembentukkan plasenta. Energi untuk perkembangan dini dapat dari sejumlah makanan yang terdapat dalam telur dan dari eksresi kelenjar dalam lapisan uterus. Embrio akan berkembang dari massa sel sebelah dalam pada satu sisi dan perifer bila tersebut, trofoblas adalah ekuivalen dengan ektoderm korion (Santoso, 2009).

Waktu perkembangan embrio pada ayam mulai dari zigot sampai menetas sekitar 19 sampai 21 hari. Pada waktu telur menetas, hanya dapat dilihat anak ayam baru menetas dan pecahan cangkang telur, sedangkan kuning telur dan albumin sudah habis terserap, bahkan beberapa hari sebelum menetas kantong kuning telur tempat menyimpan kuning telur ditarik kedalam tubuh. Untuk 1-3 hari pasca menetas, kantong kuning telur berfungsi bagian dari sistem pencernaan (Sukra, 2000).

Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen, dankerabang telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Perkembangan embrio ayam tidak dapat seluruhnya dilihat, dengan mata telanjang,


(3)

melainkan perlu bantuan alat khusus seperti mikroskop atau kaca pembesar yang dapat digunakan (Aspan, 2009).

Kecepatan pembelahan berbeda-beda tergantung dari tipe sel telur atau jumlah dan penyebaran yolk dalam sitoplasma sel telur. Makin banyak jumlah yolk makin lambat kecepatan pembelahannya.Kecepatan pembelahan pada beberapa hewan ternak dapat diketahui berdasarkan perkiraan jumlah waktu (jam/hari) setelah ovulasi. Proses pembelahan terjadi di dalam tuba falopi dan pada akhirnya blastosis masuk ke dalam tanduk rahim. Pada waktu embrio (blastosis) sampai terakhir, cairan rahim mempunyai komposisi kimia yang berlainan dengan komposisi cairan ampula atau isthmus. Hal ini membuktikan bahwa embrio pada waktu muda (2-16 sel) memerlukan medium pertumbuhan yang khusus dan bila sudah masuk tahap lanjut (morula) medium juga harus sesuai. Cairan rahim yang terdapat dalam rahim sesuai untuk morula oleh karena itu bila embrio sampai ke dalam rahim belum berbentuk morula maka embrio ini akan mati (Anonim, 2014)

Dalam perkembangannya, embrio dibantu kantung oleh kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning yang telur dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio,menyerap zat asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu alantois, serta membantu mencerna albumen. perkembangan embrio pralahir dan perkembangan pasca lahir atau partus, karena perkembangan mahluk adalah berkelanjutan. Progenase adalah periodenya dari perkembangan embrio atau sel kelamin dahulu sampai kedua sel kelamin tersebut menyatu padu dan menjadi zigot proses progenase ini disebut dengan progenesis (Aspan, 2009).

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktiukm ini adalah untuk mempelajari perkembangan struktur atau organogenesis pada embrio ayam dimulai dari 24 jam-72 jam pengeraman dan untuk mempelajari histogenesis awal dari beberapa organ.


(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Embriogenesis merupakan proses perkembangan dari zigot dengan perkembangan organ tubuh (organogenesis), sehingga terbentuk individu yang fungsional, meliputi proses: pembelahan, blastulasi, gastrulasi, dan neurulasi. Pembelahan merupakan suatu rangkaian proses mitosis yang berlangsung berturut-turut setelah terjadi fertilisasi. Pembelahan zigot terjadi secara cepat, sehingga sel anak tidak sempat tumbuh dan sel anak makin kecil sesuai dengan tingkat perkembangannya dan agar pembelahan menghasilkan sel anak yang anak disebut morula dan sel anak disebut blastomer. Besar morula tidak jauh berbeda dengan besar zygot karena selama pembelahan berlangsung, zona pelusida tetap utuh dan blastomer-blastomer saling terikat oleh suatu kekuatan yang disebut tigmotaksis. Bila blastomer suatu blastula katak dipisahkan secara mekanik (Anonim, 2014).

Bagian-bagian yang terdapat pada telur berbentuk lapisan, tersusun dari dalam ke luar. Bagian telur pertama dimulai dengan sel telur. Sel telur ini kecil dan terlihat sebagai bintik agak putih. Kuning telur dikeluarkan oleh oviduct atau saluran sel telur, kemudian ditambah empat lapisan pemisah albumen (putih telur). Bagian-bagian ini dilindungi oleh dua lapisan "kulit" membran tipis yang transparan, kemudian pada bagian luar kulit ini dibungkus oleh kulit kerabang telur (shell). Hanya beberapa jam sebelum telur dikeluarkan dari tubuh induk, telur mengalami pigmentasi warna. Pigmen ini dihasilkan dalam tubuh ayam. Karena setiap telur dipigmentasi secara terpisah, maka warna setiap ayam nantinya akan bervariasi meskipun telurnya dikeluarkan dari induk yang sama. Setiap induk ayam dapat mengeluarkan telur meskipun tidak dibuahi oleh ayam jantan. Tetapi telur ayam yang tidak dibuahi ini tidak akan mengalami pertumbuhan amnion, allantois, chorion atau embrio (Rusfidra, 2007).

Sel telur atau ovum dapat dibedakan menurut jumlah kuning telurnya (yolk) pertama yaitu sel telur oligolestal dimana sel telur yang jumlah kuning telurya sedikit, seperti pada mamalia. Selanjutnya sel kedua adalah sel telur mesolesital dimana jumlah kuning telurnya sedang seperti pada telur amphibi dan ketiga adalah sel telur polilesital yaitu kuning telurnya banyak, sperti pada unggas, reptilia dan mamalia bertelur. Didalam


(5)

sitoplasma sel telur ada lemak, pigmen, enzim dan unsur lainya, seperti inti sel dan mitokondria. Dari kedua pembagian itu ada yang namanaya bisa digabung yaitu sel telur oligolesital dan sel telur isolesital menjadi sel telur oligolesital. Begitu pula pada sel telur politelolesital (Sukra, 2000).

Lapisan korteks telur adalah lapisan plasma yang terletak di bagian sisi dalam membran telur. Pada lapisan korteks terdapat struktur khusus yang berperan penting saat fertilisasi dan disebut granula korteks. Setiap granula korteks diselaputi oleh struktur membran yang mengandung mukopolisakarida. Ukuran diameter granual korteks bervariasi. Pada lapisan granula korteks Amfibia juga terdapat granula pigmen maka telur tampak kehitaman. Oosit membentuk beberapa macam selaput yang berfungsi sebagai pengenal sperma sesama spesiesnya. Ada telur yang menghasilkan selaput khusus di antara permukaan membran selnya dengan membran sel-sel folikel (Santoso, 2009).

Sel telur memiliki selaput sel pertama yaitu yang disebut selaput vitelin yang sangat tipis dihasilkan oleh sel telur atau ovum. Pada waktu terjadi fertilisasi selaput ini tersngkat sehingga membantuk selaput yang akan membungkus sel telur. Ruang yang terbentuk di antara selaput plasma dan selaput vitelin ini disebut ruang pri vitelin, dan selaput vitelin disebut selaput fertilisasi. Selaputnya sel telur langsung berbatasan ini disebut sebagai zona pelusida, dan selaput sel telur disebelah luar zona pelusida ini disebut sebagai corona radiata (Sukra, 2000).

Pada prinsipnya semua jenis telur mempunyai struktur yang sama, Telur terdiri dari enam bagian yaitu: kerabang telur atau kulit luar (shell), selaput kerabang, putih telur (albumin), kuning telur (yolk), tali kuning telur (chalaza) dan sel benih (germ plasm). Masing-masing bagian memiliki fungsi khas.Kerabang telur berfungsi sebagai pelindung embrio dari gangguan luar yang tidak menguntungkan. Kerabang juga berfungsi melindungi putih telur dan kuning telur agar tidak keluar dan terkontaminasi dari zat-zat yang tidak diinginkan. Kerabang telur memiliki pori-pori sebagai media lalu lintas gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) selama proses penetasan (Anonim, 2014).

Bentuk awal embrio ayam pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi


(6)

yang dinamakan zygot blastoderm. Setelah lebih kurang 15 menit setelah pembuahan, mulailah terjadi pembiakan sel-sel bagian awal perkembangan embrio. Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi perkembangan embrio (Sukra, 2000).

Oksigen diperlukan embrio untuk proses pernapasan dan perkembangannya.Putih telur merupakan tempat penyimpanan air dan zat makanan di dalam telur yang digunakan untuk pertumbuhan embrio. Kuning telur merupakan bagian telur yang bulat bentuknya, berwarna kuning sampai jingga dan terdapat di tengah-tengah telur. Kuning telur mengandung zat lemak yang penting bagi pertumbuhan embrio. Di dalam kuning telur terdapat sel benih yang menjadi unsur utama embrio unggas. Pada bagian ujung yang tumpul dari telur terdapat rongga udara yang berguna untuk bernapas bagi embrio selama periode penetasan, yang berlangsung rata-rata 20-22 hari (Anonim, 2014).

Sel telur yang terdapat dalam telur dan sudah dibuahi adalah bakal anak ayam. Sebelum telur menetas, bakal anak ini disebut embrio.Embrio ini harus mendapatkan makanan untuk pertumbuhannya. Embrio ini mendapatkan makanan dari kuning telur (yolk). Karena itulah sebabnya mengapa sel telur selalu menempel atau berada pada pinggir kuning telur. Satu atau dua hari setelah telur ayam menetas dan mengeluarkan anak ayam, kuning telur masih tersisa dan melekat pada perut atau tali pusat (umbilical cord) anak ayam tersebut. Kuning telur tersebut digunakan sementara untuk sumber makanan anak ayam (Sukra, 2000).

Sel telur polilesital, selain kuning telur dilengkapi dengan cadangan makanan berupa albumen atau putih telur. Untuk melindungi diri dari gangguan luar, sel telur polilesital dilengkapi dengan kulit kerabang yang kuat. Ini berarti bahwa embrio sel telur polilesital berkembang di dalam sel telur. Pada bangsa burung, embrio berkembang di dalam telur tubuh induk oleh karena itu untuk keperluan perkembangan embrio harus memiliki jumlah makanan yang cukup. Di sini harus dipahami dan dibedakan antara sel telur dan telur. Pengetahuan tentang perkembangan embrio di dalam telur perlu diketahui di Hatchery namun tidak ada salahnya jika kita sebagai mahasiswa biologi turut serta mengetahuinya. Secara umum embrio telur ayam mengalami perkembangan dari hari ke hari yang dimulai dengan asal mula lempengan embrio pada tahap blastodermal (Nalbandov, 1995).


(7)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Embriologi. www.wkipiedia.com (diakses tanggal 26 Oktober 2014).

Aspan.2009.Perkembangan Embrio Ayam. www.aspan-gabe.com/perkembangan-embrio-ayam#more-280 (Diakses tanggal 26 Oktober 2014).

Nalvandov, A, V. 2000. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas Edisi Ketiga. UI-Press. Jakarta : xv + 378 Hlm.

Rusfidra. 2007. Keajaiban Telur. www.blogspot.com (Diakses tanggal 1 November 2014). Sukra, Y. 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan embrio. Benih Masa Depan. Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Bogor : xii + 392 hlm


(8)

Pada praktikum kali ini, dilakukan pengamatan terhadap embrio telur yang berumur 24 jam, 48 jam dan 72 jam dll. Pada telur yang berumur 24 jam masih dapat di temukan kalaza, albumen, yolk dan amnion. Menurut Rusfidra (2007) kuning telur dikeluarkan oleh oviduct atau saluran sel telur, kemudian ditambah empat lapisan pemisah albumen (putih telur). Bagian-bagian ini dilindungi oleh dua lapisan "kulit" membran tipis yang transparan, kemudian pada bagian luar kulit ini dibungkus oleh kulit kerabang telur (shell). Putih telur (albumen) berfungsi sebagai pelindung embrio selama pertumbuhannya. Pada saat telur tergoncang atau bergerak tiba-tiba akibat getaran, maka putih telur yang mengelilingi embrio dan kuning telur akan melindungi embrio dan berfungsi sebagai bantalan.

Pada masa pengeraman embrio 24 jam, akan memperlihatkan ciri mudah dibedakannya antara daerah intra embrional dengan daerah ekstra embrional. Menurut Kamaludin (1995) bahwa daerah ekstra embrional terdiri area pelusida dan area opaka. Daerah kepala mengalami perkembangan agak cepat, namun karena adanya daerah batas pertumbuhan terjadi lipatan kepala (haed fold), mula-mula ke ventral, setelah ke ventral daerah kepala terangkat dan melipat ke posterior. Kemudian terjadi penutupan neural fold secara bertahap mulai daerah di atas AIP ke posterior, dengan demikian terbentuk tabung otak.

Pada embrio yang berumur 48 jam masih terdapat albumen, yolk dan kuning telur. Pada umur embrio tersebut sudah terlihat pulau-pulau darah. Menurut Anonim (2012) bahwa pada umur 2 hari adalah awal perkembangan janin. Pada awalnya yang memisahkan formulir satu sel lapisan atas kuning telur, tetapi karena sel terus divisi dua lapisan yang dibentuk. Inilah yang disebut ectoderm (paling atas) dan endoderm (di bawah) lapisan. Pada tahap ini sekitar pusat sel yangblastoderm terpisah dari kontak mereka dengan hakekat untuk membentuk sebuah rongga. Berada dalam rongga ini yang terjadi setelah perkembangan janin. Segera setelah formasi dari ectoderm dan endoderm, ketiga lapisan sel yang disebut mesoderm atau tengah adalah lapisan yang dibentuk. Dari pada tahap ini organ-organ dan sel-sel ini akan

berkembang dari tiga lapisan dari sel yaitu ectoderm yang menghasilkan sistem yang gelisah,


(9)

Pada embrio umur 72 jam mulai terbentuk vena vitelin dan jantung. Menurut Aspan

(2009) pada jantung hari ketiga ini, sudah mulai terbentuk dan berdenyut serta bentuk

embrio sudah mulai tampak. Dengan menggunakan alat khusus seperti mikroskop gelembung dapat dilihat gelembung bening, kantung amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas.

Telur untuk menetas membutuhkan waktu. Menurut Sukra (2000) bahwa waktu perkembangan embrio pada ayam mulai dari zigot sampai menetas sekitar 19 sampai 21 hari. Pada waktu telur menetas, hanya dapat dilihat anak ayam baru menetas dan pecahan cangkang telur, sedangkan kuning telur dan albumin sudah habis terserap, bahkan beberapa hari sebelum menetas kantong kuning telur tempat menyimpan kuning telur ditarik kedalam tubuh. Untuk 1-3 hari pasca menetas, kantong kuning telur berfungsi bagian dari sistem pencernaan.

Pada masa pengeraman embrio embrio stadium 72 jam inkubasi maka embrio mengalami perlekukan servikal sehingga daerah rhombencephalon berada disebelah dorsal dan telencephalon mendekati perkembangan jantung. Menurut Kamaluddin (1995) menyatakan bahwa lipatan kepala makin berkembang ke arah posterior, sebaliknya dengan amniotic tail fold akan berkembang ke arah anterior, dan lateral body fold semakin manutup. Mata terletak lebih ke arah caudal dari pada otosis. Di daerah ventro lateral rhombencephalon berkembang derivat neural cest berupa pasangan ganglion saraf kranial. Terjadi penebalan mesoderm yang akan berkembang menjadi upper limb bud merupakan primordial sayap.

Peneropongan terlur berfungsi untuk mengetahui jumlah telur yang infertil (tidak dibuahi), telur yang fertil, embrio yang tumbuh. Menurut Anonim (2014) Pada perlakuan penetasan telur ayam kampung, peneropongan telur dilakukan minimal tiga (3) kali yaitu pada hari ke-3, 14, dan 18. Telur yang infertil atau mati embrio perlu dikeluarkan dari mesin penetas telur Telur yang infertil masih bisa dikonsumsi.

BAB V KESIMPULAN


(10)

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada pengeraman 24 jam dengan ciri-ciri masih seperti telur biasanya yaitu ditemukan kalaza, lapisan albumin, germinal disk dan yolk.

2. Pada pengeraman 48 jam ditemukan pulau-pulau darah, lapisan albumin, dan yolk. 3. Pada pengeraman 72 jam dengan ciri yaitu terdapat jantung yang masih berdenyut,

yolk, mesensefalon, neuroforus anterior, lapisan albumin, vena vitelin, area pelusida, dan tunas sayap.

4. Faktor yang mempengaruhi penetasan adalah lamanya pengeraman, suhu, temperatur, lingkungan, makanan.


(1)

sitoplasma sel telur ada lemak, pigmen, enzim dan unsur lainya, seperti inti sel dan mitokondria. Dari kedua pembagian itu ada yang namanaya bisa digabung yaitu sel telur oligolesital dan sel telur isolesital menjadi sel telur oligolesital. Begitu pula pada sel telur politelolesital (Sukra, 2000).

Lapisan korteks telur adalah lapisan plasma yang terletak di bagian sisi dalam membran telur. Pada lapisan korteks terdapat struktur khusus yang berperan penting saat fertilisasi dan disebut granula korteks. Setiap granula korteks diselaputi oleh struktur membran yang mengandung mukopolisakarida. Ukuran diameter granual korteks bervariasi. Pada lapisan granula korteks Amfibia juga terdapat granula pigmen maka telur tampak kehitaman. Oosit membentuk beberapa macam selaput yang berfungsi sebagai pengenal sperma sesama spesiesnya. Ada telur yang menghasilkan selaput khusus di antara permukaan membran selnya dengan membran sel-sel folikel (Santoso, 2009).

Sel telur memiliki selaput sel pertama yaitu yang disebut selaput vitelin yang sangat tipis dihasilkan oleh sel telur atau ovum. Pada waktu terjadi fertilisasi selaput ini tersngkat sehingga membantuk selaput yang akan membungkus sel telur. Ruang yang terbentuk di antara selaput plasma dan selaput vitelin ini disebut ruang pri vitelin, dan selaput vitelin disebut selaput fertilisasi. Selaputnya sel telur langsung berbatasan ini disebut sebagai zona pelusida, dan selaput sel telur disebelah luar zona pelusida ini disebut sebagai corona radiata (Sukra, 2000).

Pada prinsipnya semua jenis telur mempunyai struktur yang sama, Telur terdiri dari enam bagian yaitu: kerabang telur atau kulit luar (shell), selaput kerabang, putih telur (albumin), kuning telur (yolk), tali kuning telur (chalaza) dan sel benih (germ plasm). Masing-masing bagian memiliki fungsi khas.Kerabang telur berfungsi sebagai pelindung embrio dari gangguan luar yang tidak menguntungkan. Kerabang juga berfungsi melindungi putih telur dan kuning telur agar tidak keluar dan terkontaminasi dari zat-zat yang tidak diinginkan. Kerabang telur memiliki pori-pori sebagai media lalu lintas gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) selama proses penetasan (Anonim, 2014).

Bentuk awal embrio ayam pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi


(2)

yang dinamakan zygot blastoderm. Setelah lebih kurang 15 menit setelah pembuahan, mulailah terjadi pembiakan sel-sel bagian awal perkembangan embrio. Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi perkembangan embrio (Sukra, 2000).

Oksigen diperlukan embrio untuk proses pernapasan dan perkembangannya.Putih telur merupakan tempat penyimpanan air dan zat makanan di dalam telur yang digunakan untuk pertumbuhan embrio. Kuning telur merupakan bagian telur yang bulat bentuknya, berwarna kuning sampai jingga dan terdapat di tengah-tengah telur. Kuning telur mengandung zat lemak yang penting bagi pertumbuhan embrio. Di dalam kuning telur terdapat sel benih yang menjadi unsur utama embrio unggas. Pada bagian ujung yang tumpul dari telur terdapat rongga udara yang berguna untuk bernapas bagi embrio selama periode penetasan, yang berlangsung rata-rata 20-22 hari (Anonim, 2014).

Sel telur yang terdapat dalam telur dan sudah dibuahi adalah bakal anak ayam. Sebelum telur menetas, bakal anak ini disebut embrio.Embrio ini harus mendapatkan makanan untuk pertumbuhannya. Embrio ini mendapatkan makanan dari kuning telur (yolk). Karena itulah sebabnya mengapa sel telur selalu menempel atau berada pada pinggir kuning telur. Satu atau dua hari setelah telur ayam menetas dan mengeluarkan anak ayam, kuning telur masih tersisa dan melekat pada perut atau tali pusat (umbilical cord) anak ayam tersebut. Kuning telur tersebut digunakan sementara untuk sumber makanan anak ayam (Sukra, 2000).

Sel telur polilesital, selain kuning telur dilengkapi dengan cadangan makanan berupa albumen atau putih telur. Untuk melindungi diri dari gangguan luar, sel telur polilesital dilengkapi dengan kulit kerabang yang kuat. Ini berarti bahwa embrio sel telur polilesital berkembang di dalam sel telur. Pada bangsa burung, embrio berkembang di dalam telur tubuh induk oleh karena itu untuk keperluan perkembangan embrio harus memiliki jumlah makanan yang cukup. Di sini harus dipahami dan dibedakan antara sel telur dan telur. Pengetahuan tentang perkembangan embrio di dalam telur perlu diketahui di Hatchery namun tidak ada salahnya jika kita sebagai mahasiswa biologi turut serta mengetahuinya. Secara umum embrio telur ayam mengalami perkembangan dari hari ke hari yang dimulai dengan asal mula lempengan embrio pada tahap blastodermal (Nalbandov, 1995).


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Embriologi. www.wkipiedia.com (diakses tanggal 26 Oktober 2014).

Aspan.2009.Perkembangan Embrio Ayam. www.aspan-gabe.com/perkembangan-embrio-ayam#more-280 (Diakses tanggal 26 Oktober 2014).

Nalvandov, A, V. 2000. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas Edisi Ketiga. UI-Press. Jakarta : xv + 378 Hlm.

Rusfidra. 2007. Keajaiban Telur. www.blogspot.com(Diakses tanggal 1 November 2014). Sukra, Y. 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan embrio. Benih Masa Depan. Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Bogor : xii + 392 hlm


(4)

Pada praktikum kali ini, dilakukan pengamatan terhadap embrio telur yang berumur 24 jam, 48 jam dan 72 jam dll. Pada telur yang berumur 24 jam masih dapat di temukan kalaza, albumen, yolk dan amnion. Menurut Rusfidra (2007) kuning telur dikeluarkan oleh oviduct atau saluran sel telur, kemudian ditambah empat lapisan pemisah albumen (putih telur). Bagian-bagian ini dilindungi oleh dua lapisan "kulit" membran tipis yang transparan, kemudian pada bagian luar kulit ini dibungkus oleh kulit kerabang telur (shell). Putih telur (albumen) berfungsi sebagai pelindung embrio selama pertumbuhannya. Pada saat telur tergoncang atau bergerak tiba-tiba akibat getaran, maka putih telur yang mengelilingi embrio dan kuning telur akan melindungi embrio dan berfungsi sebagai bantalan.

Pada masa pengeraman embrio 24 jam, akan memperlihatkan ciri mudah dibedakannya antara daerah intra embrional dengan daerah ekstra embrional. Menurut Kamaludin (1995) bahwa daerah ekstra embrional terdiri area pelusida dan area opaka. Daerah kepala mengalami perkembangan agak cepat, namun karena adanya daerah batas pertumbuhan terjadi lipatan kepala (haed fold), mula-mula ke ventral, setelah ke ventral daerah kepala terangkat dan melipat ke posterior. Kemudian terjadi penutupan neural fold secara bertahap mulai daerah di atas AIP ke posterior, dengan demikian terbentuk tabung otak.

Pada embrio yang berumur 48 jam masih terdapat albumen, yolk dan kuning telur. Pada umur embrio tersebut sudah terlihat pulau-pulau darah. Menurut Anonim (2012) bahwa pada umur 2 hari adalah awal perkembangan janin. Pada awalnya yang memisahkan formulir satu sel lapisan atas kuning telur, tetapi karena sel terus divisi dua lapisan yang dibentuk. Inilah yang disebut ectoderm (paling atas) dan endoderm (di bawah) lapisan. Pada tahap ini sekitar pusat sel yangblastoderm terpisah dari kontak mereka dengan hakekat untuk membentuk sebuah rongga. Berada dalam rongga ini yang terjadi setelah perkembangan janin. Segera setelah formasi dari ectoderm dan endoderm, ketiga lapisan sel yang disebut mesoderm atau tengah adalah lapisan yang dibentuk. Dari pada tahap ini organ-organ dan sel-sel ini akan berkembang dari tiga lapisan dari sel yaitu ectoderm yang menghasilkan sistem yang gelisah, bagian mata, yang bulu, paruh, kulit dan jari.


(5)

Pada embrio umur 72 jam mulai terbentuk vena vitelin dan jantung. Menurut Aspan (2009) pada jantung hari ketiga ini, sudah mulai terbentuk dan berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak. Dengan menggunakan alat khusus seperti mikroskop gelembung dapat dilihat gelembung bening, kantung amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas.

Telur untuk menetas membutuhkan waktu. Menurut Sukra (2000) bahwa waktu perkembangan embrio pada ayam mulai dari zigot sampai menetas sekitar 19 sampai 21 hari. Pada waktu telur menetas, hanya dapat dilihat anak ayam baru menetas dan pecahan cangkang telur, sedangkan kuning telur dan albumin sudah habis terserap, bahkan beberapa hari sebelum menetas kantong kuning telur tempat menyimpan kuning telur ditarik kedalam tubuh. Untuk 1-3 hari pasca menetas, kantong kuning telur berfungsi bagian dari sistem pencernaan.

Pada masa pengeraman embrio embrio stadium 72 jam inkubasi maka embrio mengalami perlekukan servikal sehingga daerah rhombencephalon berada disebelah dorsal dan telencephalon mendekati perkembangan jantung. Menurut Kamaluddin (1995) menyatakan bahwa lipatan kepala makin berkembang ke arah posterior, sebaliknya dengan amniotic tail fold akan berkembang ke arah anterior, dan lateral body fold semakin manutup. Mata terletak lebih ke arah caudal dari pada otosis. Di daerah ventro lateral rhombencephalon berkembang derivat neural cest berupa pasangan ganglion saraf kranial. Terjadi penebalan mesoderm yang akan berkembang menjadi upper limb bud merupakan primordial sayap.

Peneropongan terlur berfungsi untuk mengetahui jumlah telur yang infertil (tidak dibuahi), telur yang fertil, embrio yang tumbuh. Menurut Anonim (2014) Pada perlakuan penetasan telur ayam kampung, peneropongan telur dilakukan minimal tiga (3) kali yaitu pada hari ke-3, 14, dan 18. Telur yang infertil atau mati embrio perlu dikeluarkan dari mesin penetas telur Telur yang infertil masih bisa dikonsumsi.

BAB V KESIMPULAN


(6)

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada pengeraman 24 jam dengan ciri-ciri masih seperti telur biasanya yaitu ditemukan

kalaza, lapisan albumin, germinal disk dan yolk.

2. Pada pengeraman 48 jam ditemukan pulau-pulau darah, lapisan albumin, dan yolk.

3. Pada pengeraman 72 jam dengan ciri yaitu terdapat jantung yang masih berdenyut,

yolk, mesensefalon, neuroforus anterior, lapisan albumin, vena vitelin, area pelusida, dan tunas sayap.

4. Faktor yang mempengaruhi penetasan adalah lamanya pengeraman, suhu, temperatur,

lingkungan, makanan.