STUDI ANALISA PERENCANAAN PENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM PENUMPANG KOTA SAMPIT TAHUN 2009 SAMPAI TAHUN 2017

STUDI ANALISA PERENCANAANPENGEMBANGAN ANGKUTAN UMUM
PENUMPANGKOTA SAMPIT TAHUN 2009 SAMPAI TAHUN 2017
Oleh: MUHAMMAD AKBARI IMANUDDIN ( 04520052 )
civil eingenering
Dibuat: 2009-01-23 , dengan 3 file(s).

Keywords: Distribusi Perjalanan, Rute, Angkutan Umum
Kota Sampit adalah Ibu Kota Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dan merupakan bagian
dari wilayah Propinsi Kalimantan Tengah. Sebagai kota yang mempunyai potensi untuk
berkembang tentunya membutuhkan ruang dan sistem transportasi yang memadai. Kondisi
transportasi Kota Sampit pada umumnya belum memberikan akses yang cukup antar kawasan
dalam kota. Angkutan kota yang tersedia saat ini adalah angkutan kota yang hanya melayani rute
pada daerah tertentu saja. Sehingga masyarakat di dalam kota dirasa mengalami kesulitan untuk
melakukan kegiatannya. Hal ini dapat menghambat laju mobilitas penduduk yang akhirnya dapat
mengakibatkan menurunnya daya jangkau (aksesibilitas) daerah. Berdasarkan hal tersebut di atas,
maka dirasa perlu adanya dilakukan studi perencanaan pengembangan angkutan umum
penumpang di kota Sampit yaitu untuk mendapatkan model permintaan angkutan umum
penumpang, rute dan jumlah armada di wilayah studi.
Metode yang digunakan adalah suatu pendekatan dari model bangkitan, distribusi perjalanan,
dan pemilihan moda untuk mendapatkan model permintaan angkutan kota. Sehingga dari model
permintaan yang dihasilkan dapat direncanakan rute angkutan dan jumlah armada yang sesuai

dengan kebutuhan.
Hasil dari studi ini diperoleh suatu Model permintaan angkutan kota di Kota
Sampit berdasarkan penggunaan moda adalah Y=0.00954+
1.001X5+0.999X6+0.998X7+0.998X8 dengan r=0.996 dan R²=0.992 sedangkan berdasarkan
tujuan dan kegiatan masyarakat adalah Y=0.447+0.181X1+0.631X2+
0.734X3 +0.364X4 dengan r = 0.897 dan R²= 0.805 dimana variabel bebas pada kedua
persamaan berpengaruh penuh terhadap variabel terikatnya. Berdasarkan jaringan jalan eksisting
dan pola tata guna lahan direncanakan sebanyak 5 rute pola linier dengan asumsi tipe kendaraan
yang digunakan adalah station wagon kapasitas 12 penumpang maka kebutuhan armada pada
tahun 2009 untuk Rute I : 5 kendaraan, Rute II : 5 kendaraan, Rute III : 9 kendaraan, Rute IV : 5
kendaraan, dan Rute V : 6 kendaraan. Sedangkan tahun 2017 untuk Rute I : 26 kendaraan, Rute
II : 22 kendaraan, Rute III : 50 kendaraan, Rute IV: 23 kendaraan, dan Rute V : 31 kendaraan.
Sampit City is the Capital City of Kotawaringin Timur Residence and part of Mid-Kalimantan
Province region. As city which has potential to be developed, it need proper space and transport
system. Transport condition in Sampit city generaly lack of access between inter-city region.
Public transportation existed nowadays was only public transportation which serving route in
certain region. So that the citizen got trouble to do their activity. It could block the people
mobility rate which caused the decreasing of region accessibility. According to above statement,
there needed a study to develop public transportation in Sampit City, that was to fulfill public
transportation demand model, route, and the amount of group at the study region.

Method used was approach from rising model, trip of distribution, and moda option to get public
transportation demand model. So that from demand model resulted could be planned
transportation route and group amount which fit the needs.
From the study, there found that public transportation demand model in Sampit city according to

moda usage were Y=0.00954+
1.001X5+0.999X6+0.998X7+0.998X8 with r=0.996 and R²=0.992 while according to the
destination and people activity was Y=0.447+0.181X1+0.631X2+ 0.734X3
+0.364X4 with r = 0.897 and R²= 0.805 where independent variable of both equation has full
influence to the dependent variable. According to existing street line and land use pattern, there
planned 5 linear pattern route with assumption of vehicle type used were station wagon with 12
passenger capacity, so that the group need in 2009 for route I : 5 vehicles; route II: 5 vehicles;
route III: 9 vehicles; route IV: 5 vehicles, and route V: 6 vehicles. While in 2017 for route I: 26
vehicles; route II: 22 vehicles; route III: 50 vehicles. Route IV: 23 vehicles; and route V: 31
vehicles