Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Bibit Jambu Air Madu Deli Hijau (Sygizium samarangense )

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JAMBU AIR MADU DELI HIJAU (Syzgizium samarangense)
SKRIPSI OLEH : FRANS JULIANTA KARO-KARO 100301151 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015
Universitas Sumatera Utara

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JAMBU AIR MADU DELI HIJAU (Syzgizium samarangense)
SKRIPSI OLEH : FRANS JULIANTA KARO-KARO 100301151 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN Skripsi sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015
Universitas Sumatera Utara

Judul Laporan
Nama NIM PRODI Minat

: Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Bibit Jambu Air Madu Deli Hijau (Sygizium samarangense )
: Frans Julianta Karo-Karo : 100301151 : Agroekoteknologi : Budidaya Pertanian dan Perkebunan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Ir. Asil Barus, M.S Ketua Komisi Pembimbing


Ir. Mbue Kata Bangun, MP Anggota Komisi Pembimbing

Mengetahui

Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, MSc Ketua Departemen/Program Studi Agroekoteknologi

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACK Response of planting media compotition and watering interval to growth of green deli rose apple seeds (Sygizium samarangense). Guided by Asil Barus and Mbue Kata Bangun. The purpose of the study was to deferinte the response of planting media compotition and watering interval to growth of green deli rose apple seeds. This research was conducted at green house Agriculture Faculty, University of Sumatera Utara, Medan with the altitude 25 m above sea level began from July and October 2014.
This research was arranged with split plot design with 2 factor. Watering interval as main plot with 3 level of treatment: I1 (one day watering interval), I2 (three days watering interval), I3 (five days watering interval) with compotition of planting media as subplot with 4 level of treatment : M1 (subsoil), M2 (subsoil+charcoal (2:1), M3 (subsoil+charcoal (1:1), M4 (subsoil+charcoal (1:2) with 3 replication.
The result showed the treatment of planting media compotition has asignificant affected to increasing of : number of leaves, stem diameter and root volume and watering interval has a significantly affected to increasing of seeds height, stem diameter, number of leaves, root volume, number of root and number of primer branch. The interaction has a significantly affect to increasing of root volume parameter. Key words: planting media compotition, watering interval and green deli rose apple
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK FRANS JULIANTA KARO-KARO: Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Interval Penyiraman terhadap pertumbuhan bibit jambu air madu deli hijau (Sygizium samarangense). Dibawah bimbingan Asil Barus dan Mbue Kata Bangun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi media pembibitan dan interval penyiraman terhadap pertumbuhan bibit jambu air madu deli hijau. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dengan ketinggian 25 m diatas permukaan laut yang dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2014.
Rancangan yang digunakan adalah rancangan petak terpisah (RPT) dengan dua faktor perlakuan. Interval penyiraman sebagai petak utama dengan 3 taraf perlakuan I1 (Interval Penyiraman Satu Hari Sekali), I2 (Interval Penyiraman Tiga Hari Sekali) dan I3 (Interval Penyiraman Lima Hari Sekali) serta Komposisi Media Tanam sebagai anak petak dengan 4 taraf yaitu M1 (Tanah Subsoil), M2 (Tanah Subsoil + Arang Kayu (2:1), M3 (Tanah Subsoil + Arang Kayu (1:1) , M4 (Tanah Subsoil + Arang Kayu (1:2) dengan 3 ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media tanam berpengaruh nyata terhadap pertambahan: diameter batang dan volume akar sedangkan perlakuan interval penyiraman berpengaruh nyata terhadap pertambahan: tinggi bibit, diameter batang, jumlah daun, volume akar, jumlah akar, dan jumlah cabang primer. Interaksi berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan volume akar. Kata Kunci : Komposisi Media Tanam, Interval Penyiraman dan Jambu Madu
Deli Hijau
Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP Frans Julianta Karo-Karo dilahirkan di Pancurbatu pada tanggal 19 Juli 1992 dari pasangan bapak Rajin Karo-Karo dan Ibu Marlina br Sembiring. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pendidikan formal yang pernah diperoleh penulis antara lain : tahun 19982003 menempuh pendidikan dasar di SD Swasta bakti Pancurbatu ; tahun 20042006 menempuh pendidikan di SMP Negeri 1 Pancurbatu ; tahun 2007-2010 menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Pancurbatu ; tahun 2010 lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur SNMPTN. Penulis memilih Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian. Penulis melakukan praktek kerja lapangan (PKL) di PTPN IV Kebun Gunung Bayu Pematang Siantar pada bulan Juli-Agustus 2013.
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan RahmatNya lah penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Komposisi Media Tanam dan Interval Penyiraman Air Terhadap Pertumbuhan Bibit Jambu Madu Deli Hijau (Sygizium samarangense )” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada 1. Ir. Asil Barus, M.S, selaku dosen ketua komisi pembimbing dan Ir. Mbue Kata,M.S, sebagai dosen anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 2. Ayahanda Rajin Karo-Karo dan Ibunda Marlina br Sembiring yang telah membesarkan dan mendidik dengan penuh rasa kasih sayang dan kesabaran sampai dengan saat ini. 3. Semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agroekoteknologi. 4. Seluruh keluarga besar Agroekoteknologi 2010, dan teman lainya yang telah membantu penulis selama perkuliahan, penelitian, dan penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak mengalami kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Desember 2015
penulis
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Hal. ABSTRACT....................................................................................................... i ABSTRAK ......................................................................................................... ii RIWAYAT HIDUP........................................................................................... iii KATA PENGANTAR....................................................................................... iv DAFTAR ISI...................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii DAFTARLAMPIRAN ...................................................................................... ix
PENDAHULUAN Latar Belakang .................................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 3 Hipotesis Penelitian ............................................................................................ 3 Kegunaan Penelitian ........................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman .................................................................................................. 4 Syarat Tumbuh.................................................................................................... 5
Iklim .......................................................................................................... 5 Tanah ......................................................................................................... 6 Media Pembibitan ............................................................................................... 6 Hubungan Air dan Pertumbuhan Tanaman ........................................................ 7 Manfaat Arang sebagai Campuran Media .......................................................... 8
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 10 Bahan dan Alat.................................................................................................... 10 Metode Penelitian ............................................................................................... 10
PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan .................................................................................................. 13 Penyediaan Bibit ................................................................................................. 13 Media Pembibitan ............................................................................................... 13 Pengisian polybag ............................................................................................... 13 Penanaman .......................................................................................................... 13 Penyiraman ......................................................................................................... 14 Pemeliharaan Tanaman ....................................................................................... 14
Penyiangan ............................................................................................... 14 Pengendalian Hama dan Penyakit ............................................................ 14 Pengamatan Parameter........................................................................................ 14 Pertambahan Tinggi tanaman(cm)............................................................. 15 Pertambahan Jumlah Daun (Helai)............................................................ 15 Pertambahan Diameter Batang (mm) ........................................................ 15 Pertambahan Volume Akar (cm³).............................................................. 15 Pertambahan Jumlah Akar......................................................................... 15 Pertambahan Panjang Akar (cm)............................................................... 16 Pertambahan Jumlah Cabang Primer......................................................... 16
Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ........................................................................................................... 17 Pembahasan................................................................................................ 32
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ................................................................................................ 38 Saran .......................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL No. Hal. 1. Pertambahan tinggi bibit 2 MST-16 MST pada perlakuan komposisi
media tanam dan interval penyiraman .............................................................. 18 2. Pertambahan jumlah daun bibit 2 MST-16 MST pada perlakuan
komposisi media tanam dan interval penyiraman r .......................................... 21 3. Pertambahan diameter batang bibit 2 MST-16 MST pada perlakuan
komposisi media tanam dan interval penyirama............................................... 24 4. Pertambahan volume akar (cm³) pada perlakuan komposisi media
tanam dan interval penyiraman......................................................................... 26 5. Pertambahan jumlah akar bibit pada perlakuan komposisi media tanam
dan interval penyiraman..................................................................................... 28 6. Pertambahan panjang akar bibit pada perlakuan komposisi media
tanam dan interval penyiraman......................................................................... 29 7. Pertambahan jumlah cabang primer bibit pada perlakuan komposisi
media tanam dan interval penyiraman .............................................................. 31
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR No. Hal 1. Grafik pertambahan tinggi bibit pada perlakuan komposisi media
tanam yang berbeda pada 2 MST- 16 MST ......................................................... 19 2. Grafik pertambahan tinggi bibit pada interval penyiraman air pada
2 MST- 16 MST.................................................................................................... 19 3. Grafik pertambahan jumlah daun bibit pada perlakuan komposisi
media tanam yang berbeda pada 2 MST- 16 MST ............................................... 22 4. Grafik pertambahan jumlah daun bibit pada perlakuan interval
penyiraman air pada 2 MST- 16 MST .................................................................. 22 5. Grafik pertambahan diameter batang bibit pada perlakuan komposisi
media tanam yang berbeda pada 2 MST- 16 MST ............................................... 25 6. Grafik pertambahan diameter batang bibit pada perlakuan interval
penyiraman air pada 2 MST- 16 MST .................................................................. 25 7. Histogram pertambahan volume akar bibit jambu madu deli hijau pada

pelakuan komposisi media tanam dan interval penyiraman ................................. 27 8. Grafik interaksi komposisi media tanam dan interval penyiraman
terhadap pertambahan volume akar bibit jambu madu deli hijau ......................... 28 9. Histogram pertambahan jumlah akar bibit jambu madu deli hijau pada
perlakuan komposisi media tanam dan interval penyiraman ................................. 29 10. Histogram pertambahan panjang akar bibit jambu madu deli hijau
pada perlakuan komposisi media tanam dan interval penyiraman ....................... 30 11. Histogram pertambahan jumlah cabang primer bibit jambu madu deli
hijau pada perlakuan komposisi media tanam dan interval penyiraman .............. 31
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN No. Hal. 1. Bagan Penelitian ............................................................................................ 41 2. Bagan Anak Petak.......................................................................................... 42 3. Jadwal Pelaksanaan Penlitian ........................................................................ 43 4. Data Pertambahan Tinggi Bibit 2 MST (cm)................................................. 44 5. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Tinggi Bibit 2 MST................................. 44 6. Data Pertambahan Tinggi Bibit 4 MST (cm)................................................. 45 7. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Tinggi Bibit 4 MST................................. 45 8. Data Pertambahan Tinggi Bibit 6 MST (cm)................................................. 46 9. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Tinggi Bibit 6 MST................................. 46 10. Data Pertambahan Tinggi Bibit 8 MST (cm)................................................. 47 11. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Tinggi Bibit 8 MST................................. 47 12. Data Pertambahan Tinggi Bibit 10 MST (cm)............................................... 48 13. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Tinggi Bibit 10 MST............................... 48 14. Data Pertambahan Tinggi Bibit 12 MST (cm)............................................... 49 15. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Tinggi Bibit 12 MST............................... 49 16. Data Pertambahan Tinggi Bibit 14 MST (cm)............................................... 50 17. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Tinggi Bibit 14 MST............................... 50 18. Data Pertambahan Tinggi Bibit 16 MST (cm)............................................... 51 19. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Tinggi Bibit 16 MST............................... 51 20. Data Pertambahan Jumlah Daun 2 MST ....................................................... 52 21. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Jumlah Daun 2 MST ............................... 52 22. Data Pertambahan Jumlah Daun 4 MST ....................................................... 53 23. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Jumlah Daun 4 MST .............................. 53
Universitas Sumatera Utara

24. Data Pertambahan Jumlah Daun 6 MST ....................................................... 54 25. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Jumlah Daun 6 MST ............................... 54 26. Data Pertambahan Jumlah Daun 8 MST ....................................................... 55 27. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Jumlah Daun 8 MST ............................... 55 28. Data Pertambahan Jumlah Daun 10 MST ..................................................... 56 29. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Jumlah Daun 10 MST ............................. 56 30. Data Pertambahan Jumlah Daun 12 MST ..................................................... 57 31. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Jumlah Daun 12 MST ............................. 57 32. Data Pertambahan Jumlah Daun 14 MST ..................................................... 58 33. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Jumlah Daun 14 MST ............................. 58 34. Data Pertambahan Jumlah Daun 16 MST ..................................................... 59 35. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Jumlah Daun 16 MST ............................. 59 36. Data Pertambahan Diameter Batang 2 MST.................................................. 60 37. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Diameter Batang 2 MST ......................... 60 38. Data Pertambahan Diameter Batang 4 MST ................................................. 61 39. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Diameter Batang 4 MST ......................... 61 40. Data Pertambahan Diameter Batang 6 MST ................................................. 62 41. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Diameter Batang 6 MST ......................... 62 42. Data Pertambahan Diameter Batang 8 MST ................................................. 63 43. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Diameter Batang 8 MST ......................... 63 44. Data Pertambahan Diameter Batang 10 MST ............................................... 64 45. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Diameter Batang 10 MST ....................... 64 46. Data Pertambahan Diameter Batang 12 MST ............................................... 65 47. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Diameter Batang 12 MST ....................... 65 48. Data Pertambahan Diameter Batang 14 MST ............................................... 66
Universitas Sumatera Utara

49. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Diameter Batang 14 MST ....................... 66 50. Data Pertambahan Diameter Batang 16 MST ............................................... 67 51. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Diameter Batang 16 MST ....................... 67 52. Data Pertambahan Volume Akar ................................................................... 68 53. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Volume Akar........................................... 68 54. Data Pertambahan Jumlah Akar..................................................................... 69 55. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Jumlah Akar ............................................ 69 56. Data Pertambahan Panjang Akar ................................................................... 70 57. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Panjang Akar........................................... 70 58. Data Pertambahan Jumlah Cabang Primer Akhir .......................................... 71 59. Daftar Sidik Ragam Pertambahan Jumlah Cabang Primer ............................ 71 60. Foto-Foto Penelitian....................................................................................... 72
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACK Response of planting media compotition and watering interval to growth of green deli rose apple seeds (Sygizium samarangense). Guided by Asil Barus and Mbue Kata Bangun. The purpose of the study was to deferinte the response of planting media compotition and watering interval to growth of green deli rose apple seeds. This research was conducted at green house Agriculture Faculty, University of Sumatera Utara, Medan with the altitude 25 m above sea level began from July and October 2014.
This research was arranged with split plot design with 2 factor. Watering interval as main plot with 3 level of treatment: I1 (one day watering interval), I2 (three days watering interval), I3 (five days watering interval) with compotition of planting media as subplot with 4 level of treatment : M1 (subsoil), M2 (subsoil+charcoal (2:1), M3 (subsoil+charcoal (1:1), M4 (subsoil+charcoal (1:2) with 3 replication.
The result showed the treatment of planting media compotition has asignificant affected to increasing of : number of leaves, stem diameter and root volume and watering interval has a significantly affected to increasing of seeds height, stem diameter, number of leaves, root volume, number of root and number of primer branch. The interaction has a significantly affect to increasing of root volume parameter. Key words: planting media compotition, watering interval and green deli rose apple
Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK FRANS JULIANTA KARO-KARO: Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Interval Penyiraman terhadap pertumbuhan bibit jambu air madu deli hijau (Sygizium samarangense). Dibawah bimbingan Asil Barus dan Mbue Kata Bangun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi media pembibitan dan interval penyiraman terhadap pertumbuhan bibit jambu air madu deli hijau. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan dengan ketinggian 25 m diatas permukaan laut yang dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2014.
Rancangan yang digunakan adalah rancangan petak terpisah (RPT) dengan dua faktor perlakuan. Interval penyiraman sebagai petak utama dengan 3 taraf perlakuan I1 (Interval Penyiraman Satu Hari Sekali), I2 (Interval Penyiraman Tiga Hari Sekali) dan I3 (Interval Penyiraman Lima Hari Sekali) serta Komposisi Media Tanam sebagai anak petak dengan 4 taraf yaitu M1 (Tanah Subsoil), M2 (Tanah Subsoil + Arang Kayu (2:1), M3 (Tanah Subsoil + Arang Kayu (1:1) , M4 (Tanah Subsoil + Arang Kayu (1:2) dengan 3 ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media tanam berpengaruh nyata terhadap pertambahan: diameter batang dan volume akar sedangkan perlakuan interval penyiraman berpengaruh nyata terhadap pertambahan: tinggi bibit, diameter batang, jumlah daun, volume akar, jumlah akar, dan jumlah cabang primer. Interaksi berpengaruh nyata terhadap parameter pertambahan volume akar. Kata Kunci : Komposisi Media Tanam, Interval Penyiraman dan Jambu Madu
Deli Hijau
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN Latar Belakang
Jambu air termasuk salah satu jenis tanaman buah-buahan yang mengandung cukup banyak gizi, sehingga sangat disukai oleh sebagian besar masyarakat. Jambu air madu deli merupakan salah satu kultivar unggulan yang merupakan varietas introduksi dari negara Taiwan dengan nama Jade Rose Aple yang sudah lama berkembang (± 10 tahun) di Sumatera Utara. Jambu air ini menghasilkan buah yang memiliki nilai ekonomis tinggi karena selain rasanya enak juga mengandung gizi yang cukup tinggi serta lengkap. Menurut Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih IV Dinas Pertanian Sumatera Utara Medan (2012) kandungan gizi dalam 100 g buah jambu air madu deli terdapat kadar air 81,59 %, TSS 12,4 ºBrix, kadar vitamin C 210,463 mg/100g, tekstur daging 0,830 g/mm².
Jambu air madu deli memiliki prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan secara intensif (monokultur), karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan sangat disukai banyak orang karena jambu ini memiliki rasa manis madu, daging buah renyah dan tidak banyak mengandung air. Dari gambaran harga jual, buah jambu madu deli ini termasuk salah satu buah yang memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi bila dibandingkan dengan harga buah-buahan lainya di pasar. Harga jual buah jambu madu deli ditingkat petani antara Rp. 25.000 s/d Rp.30.000, per kg, sedangkan dipasar swalayan atau supermarket dapat mencapai Rp.35.000 sd Rp.40.000 per kg. (UPT.BPSB, 2012)
Dalam bidang hortikultura, peluang pasar masih terbuka lebar, terutama pada komoditas buah-buahan seperti buah dari jambu air madu deli. Peluang pasar yang terbuka tersebut memberikan kesempatan bagi para petani untuk budidaya
Universitas Sumatera Utara

tanaman jambu air ini namun dalam budidaya tersebut petani banyak mengalami hambatan terutama dalam penyediaan bibit berkualitas, pengetahuan, teknologi dan permodalan yang kurang.
Dalam membudidayakan tanaman jambu air madu deli, sangat dibutuhkan keterampilan dan pengetahuan terhadap kondisi lingkungan tempat tumbuh tanaman dan hal tersebut berkaitan dengan ketersediaan air, kesesuaian tanah dan ketersediaan unsur hara dan sebagainya. Tanaman jambu air pada umumnya menyukai media tanam yang subur, banyak mengandung bahan organik, drainase dan aerase didalam tanah yang baik serta gembur. Untuk mendapatkan kondisi tanah yang memiliki draenase dan aerase tanah yang baik maka pada media dapat kita gunakan arang kayu sebagai bahan untuk menciptakan sirkulasi udara dan air di dalam tanah. Arang memiliki ruang pori yang cukup sehingga membantu terjadinya proses aerasi di dalam tanah (Hartus, 2002).
Selain media tanam, air juga sangat penting dalam pertumbuhan tanaman jambu madu deli ini karena tanaman ini sangat mutlak membutuhkan air secara teratur dan cukup, terlebih pada saat musim kemarau.
Kekurangan air akan menyebabkan akar tanaman terbentuk sedikit, ukurannya yang kecil sehingga penyerapan hara dan air akan menurun yang mengakibatkan terganggunya proses metabolisme karbohidrat, protein dan zat pengatur tumbuh sehingga tanaman tumbuh kerdil dan daun yang baru terbentuk tidak sempurna (Kramer, 1997).
Pada saat musim kemarau tanaman jambu air ini sangat memerlukan air agar tanah tetap lembab, waktu penyiraman yang sesuai yaitu pada sore hari atau pun pagi hari agar penguapan tidak terlalu tinggi. Penyiraman dilakukan sesuai
Universitas Sumatera Utara


dengan kondisi tanaman atau sekurang-kurangnya 10-12 kali sebulan (UPT. BPSB. 2012)
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti pengaruh komposisi media pembibitan dan interval penyiraman terhadap pertumbuhan bibit jambu air madu deli. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media pembibitan dan interval penyiraman terhadap pertumbuhan bibit jambu air madu deli (Syzgium samarangense). Hipotesis Penelitian
Ada interaksi antara komposisi media dan interval penyiraman terhadap pertumbuhan bibit jambu air madu deli hijau di pembibitan. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, dan sebagai bahan informasi bagi pihakpihak yang membutuhkan dalam pembibitan jambu air madu deli hijau.
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman
Adapun klasifikasi jambu air menurut BAPPENAS (2000) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantarum, Divisio : Spermatophyta, Sub Divisio : Angiospermae, Classis : Dycotyledoneae, Ordo : Myrtales, Famili : Myrtaceae, Genus : Syzygium, Species : Eugenia aquea. Terdapat 2 jenis jambu air yang banyak ditanam oleh petani tetapi keduanya tidak terlalu banyak perbedaan satu sama lain. Kedua jenis tersebut adalah Syzygium quaeum (jambu air kecil) dan Syzygium samarangense (jambu air besar).
Akar tanaman jambu air tidak memiliki akar tunggang, akan tetapi tanaman ini dapat tumbuh kokoh dan kuat karena didukung oleh akar serabut yang cukup banyak, panjang dan kuat. Akar tanaman ini memiliki panjang yang dapat mencapai dua sampai empat meter dari pangkal batang dan mampu menembus tanah sampai kedalaman kurang lebih dua meter.
Batang tanaman jambu air memiliki tekstur permukaan kulit yang agak kasar, berwarna kecoklatan dengan letak percabangan dimulai dari kurang lebih 30 cm dari pangkal batang. Tanaman ini tergolong tumbuhan perdu dengan tinggi tanaman mencapai satu setengah meter.
Daun pada jambu air merupakan daun tunggal dengan bentuk tulang daun yang menyirip, pangkal daun tumpul, ujung daun berbentuk runcing, tepi daun rata, permukaan daun yang licin, memiliki warna daun bagian atas hijau tua mengkilap, serta bagian bawah daun berwarna hijau. Tanaman jambu air ini memilki warna tangkai daun hijau muda, dengan kedudukan daun yang saling berpasangan menghadap keatas. Apabila daunnya diremas tanaman jambu ini akan mengeluarkan bau aromatik.
Universitas Sumatera Utara

Bunga jambu air berwarna hijau muda, mempunyai tabung kelopak berukuran 1 cm berwarna hijau muda serta memiliki 4 mahkota helai berbentuk bundar. Didalam bunga itu sendiri terdapat banyak benang sari berwarna putih dan tangkai putik berukuran kurang lebih 17 mm berwarna putih. Bentuk bunga apabila mekar hampir sama seperti bentuk mangkok atau tabung. Bunga tanaman jambu ini akan mekar sampai menjadi buah yang matang sekitar 60-70 hari.
Buah jambu air memiliki rasa manis madu, berwarna hijau dengan bentuk buah nya seperti lonceng dan terkadang tidak berlekuk (berpinggang), memilki tekstur kulit buah yang halus, serta warna daging buah berwarna putih kehijauan. Daging buah jambu ini bersifat renyah dan tidak banyak mengandung air (Peter, 2011). Syarat Tumbuh
Untuk menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang baik, tanaman jambu air membutuhkan syarat tumbuh diantaranya adalah iklim dan tanah. Iklim
Faktor iklim yang berpengaruh dalam pertumbuhan dan produksi tanaman jambu air diantaranya adalah Curah hujan yaitu sekitar 500–3.000 mm/tahun disertai musim kemarau kurang lebih 4 bulan sehingga tanaman jambu air ini mampu menghasilkan kualitas buah yang baik. Adapun faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan jambu ini yaitu cahaya matahari yang cukup. intensitas cahaya matahari yang ideal dalam pertumbuhan jambu air ini adalah berkisar antara 40–80 %. Selain curah hujan dan cahaya matahari, suhu juga mempengaruh pertumbuhan tanaman jambu air ini. Suhu yang ideal untuk pertumbuhan tanaman jambu air yaitu sekitar 18-28 derajat Celcius dengan tingkat kelembaban udara antara 50-80 % (BAPPENAS, 2000).
Universitas Sumatera Utara


Tanah Tanah yang sesuai untuk pertumbuhan jambu air ini adalah tanah yang
tingkat kesuburannya tinggi, gembur serta banyak mengandung bahan organik. Tanaman jambu air ini dapat tumbuh pada kondisi derajat keasaman tanah (pH) berkisar 5,5 sampai dengan 7,5. Kedalaman air tanah antara 50-150 cm, dengan ketinggian tempat 20-600 meter diatas permukaan laut. Tanaman jambu air sangat cocok tumbuh pada tanah dengan kondisi tanah yang datar (BAPPENAS, 2000). Media Pembibitan
Bibit tanaman jambu air umumya menghendaki media tumbuh dengan keadaan tanah yang banyak mengandung bahan organik serta memiliki sirkulasi udara yang baik sehingga tanaman jambu air ini mudah memperoleh oksigen dari dalam tanah. Selain itu media tumbuh juga harus kaya akan bahan organik serta permukaan kadar air tanahnya yang agak dalam (Tim Penulis Kanisius, 1994).
Tujuan utama dari pembibitan adalah untuk mempersiapkan bibit yang baik dengan kriteria sehat, kuat, dan kokoh. Hal tersebut merupakan salah satu faktor penentu bagi keberhasilan dalam mmbudidayakan tanaman untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang optimal (Hartawan, 2008).
Beberapa media yang dapat digunakan sebagai media pembibitan adalah tanah topsoil, gambut ataupun campuran tanah topsoil dengan kompos. Tanah yang digunakan sebagai media pembibitan harus memiliki tingkat kesuburan yang baik yaitu tidak berkerikil, dan tidak berbatu, memiliki aerasi yang baik serta tidak terlalu banyak mengandung liat. Hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan dalam mempersiapkan media pembibitan adalah sifat fisik medianya. Media yang digunakan harus memiliki sifat fisik yang baik memiliki struktur tanah remah, serta daya serap dan daya simpan air yang baik (Nyakpa, dkk, 1991).
Universitas Sumatera Utara

Dalam suatu media tanam, sifat fisik tanah adalah sifat yang berperan penting dalam peredaran udara, suhu tanah, air dan zat terlarut lainya. Media yang memiliki sifat fisik baik merupakan media yang baik untuk perkembangan akar hal ini dikarenakan tanah memiliki kemampuan untuk menambat air dan menahan laju evapotranspirasi dari tanah dan tumbuhan. Struktur tanah juga diperlukan untuk mempertahankan kemantapan agregat tanah terhadap perubahan kelengasan tanah yang suatu saat dapat berubah dan tingkat curah hujan yang tinggi (Sanchez, 1992). Hubungan Air dan Pertumbuhan Tanaman
Air didalam tanah berperan bagi kelangsungan kimia dan mikrobiologi tanah. Air diserap tanaman melalui akar bersama-sama dengan unsur hara yang terlarut didalamnya, kemudian unsure hara tersebut diangkut kedaun melalui pembuluh xylem. Pembuluh xylem pada akar, batang, dan daun merupakan system yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya (Lakitan, 1993).
Tanaman yang mengalami cekaman air secara umum mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh normal. Dalam hal ini pengaruh dari cekaman air mempengaruhi proses fisiologi dan biokimia tanaman serta menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu (Islami, 1997)
Pengaruh cekaman air berhubungan dengan tekanan turgor sel. Tekanan turgor sangat berperan dalam proses pembentukan ukuran tanaman. Tekanan turgor sangat berpengaruh terhadap proses pembesaran dan perbanyakan sel tanaman, proses membuka dan menutupnya stomata, proses perkembangan daun, serta proses pembentukan dan perkembangan bunga (Michelina dan Boyer, 1982)
Selain itu air juga sangat berpengaruh dalam proses keberlangsungan hidup suatu tanaman. Kondisi air yang kurang tersedia, mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara

tergangunya proses fisiologi suatu tanaman atau dapat menyebabkan tanaman menjadi stress dan apabila berlangsung dalam waktu yang lama, tanaman akan mengalami kelayuan bahkan tanaman dapat mengalami kematian (Fitter dan Hay 1991) Manfaat Arang Sebagai Campuran Media
Media tanam berfungsi sebagai tempat akar tanaman menyerap larutan nutrisi yang diberikan. Beberapa persyaratan yang digunakan untuk media tanam antara lain bersifat steril atau bebas dari senyawa kimia yang dapat menggangu pertumbuhan tanaman, memiliki ruang pori tanah yang baik, mudah didapat dan murah. Salah satu bahan yang memenuhi semua persyaratan itu adalah arang (arang kayu ataupun arang limbah industri). Arang memiliki ruang pori yang cukup sehingga membantu terjadinya proses aerasi di dalam tanah (Hartus, 2002).
Penggunaan arang baik yang berasal dari limbah eksploitasi maupun yang berasal industri pengolahan kayu merupakan salah satu alternatif atau pemanfaatan arang selain sebagai sumber energi. Secara fisik arang berpengaruh terhadap struktur dan tekstur tanah, oleh karena itu semakin banyak penggunaan arang ke dalam tanah maka akan mengurangi kepadatan tanah (bulk density). Dengan adanya penambahan arang kedalam tanah maka akan semakin banyak ruang pori yang terdapat di dalam tanah sehingga akar tanaman dapat tumbuh lebih baik. Selain itu pemberian arang juga dapat menekan tingginya kehilangan unsur hara di dalam tanah yang disebabkan oleh tingkat curah hujan yang tinggi sehingga unsur hara tersebut dapat dioptimalkan untuk pembentukan jaringan baru. Penambahan arang pada media pembibitan juga dapat meningkatkan: kelembaban, daya serap air, serta sirkulasi udara sehingga mempercepat pertumbuhan akar halus bibit tanaman (Gusmailina dkk, 2002).
Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan yang terletak pada ketinggian 25 meter diatas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2014. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit jambu air Madu Deli hijau umur 2 bulan sebagai bahan tanam, tanah subsoil sebagai media tanam, arang kayu sebagai campuran media tanam, air.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah polibag sebagai wadah penanaman, papan penelitian, cangkul, ember, meteran, jangka sorong digital, gelas ukur, pacak, buku tulis, kalkulator, pena dan penggaris. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan petak utama adalah interval penyiraman : I1 = Satu hari I2 = Tiga hari I3 = Lima hari dan sub plot adalah komposisi Media Tanam Arang Kayu yaitu : M 1 = Tanah Subsoil (Kontrol) M 2 = Tanah Subsoil + Arang Kayu (2:1) M 3 = Tanah Subsoil + Arang Kayu (1:1) M 4 = Tanah Subsoil + Arang Kayu (1:2) Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara

M1I1 M1I2

M2I1 M2I2

M3I1 M3I2

M4I1 M4I2

M1I3

M2I3

Jumlah ulangan


M3I3 :3

M4I3

Kombinasi perlakuan

: 12

Jumlah plot perlakuan

: 36

Jumlah bibit/plot

: 5 tanaman

Jumlah sampel/plot

: 3 tanaman


Jumlah bibit keseluruhan : 180 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model

linear sebagai berikut : Yijk = μ + αj + σik+ βj + (αβ)ij + εijk
dimana :

i : 0, 1, 2, 3 (perlakuan media tanam arang kayu)

j : 0, 1, 2 (perlakuan frekuensi penyiraman)

k : 1, 2, 3 (ulangan)

Yijk : Data hasil pengamatan arang kayu pada taraf ke-i dan frekuensi

...penyiraman pada taraf ke j. μ : Nilai tengah ρi : Efek blok ke-i αj : Efek dari arang kayu pada taraf ke-i σik : Pengaruh sisa untuk petak utama atau pengaruh sisa karena pengaruh
Lfaktor T taraf ke-i pada kelompok ke-k βj : Efek dari frekuensi penyiraman pada taraf ke-j

Universitas Sumatera Utara


(αβ)ij : Efek interaksi antara arang kayu pada taraf ke-I dan frekuensi ppenyiraman pada taraf ke-j
εijk : Galat dari blok ke-i, frekuensi penyiraman pada cara ke-j dan perlakuan pmedia tanam arang kayu pada taraf ke-k Jika dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata,
maka dilanjutkan dengan Uji Beda Rataan berdasarkan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%
Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian yang pertama adalah tanah subsoil yang digunakan dikering udarakan terlebih dahulu selama kurang lebih dua hari. Penyediaan Bibit
Bibit jambu air yang digunakan adalah bibit yang telah diperbanyak dengan cara setek dengan umur 2 bulan setelah keluar dari sungkup. Persiapan Komposisi Media Pembibitan
Media pembibitan yang digunakan adalah tanah subsoil dengan campuran arang kayu. Arang kayu dihaluskan terlebih dahulu dengan kondisi yang hampir sama dengan ukuran tanah yang digunakan.
Media pembibitan yang digunakan dibersihkan dari kotoran, rumput ataupun akar-akar dengan cara diayak menggunakan ayakan pasir. Kemudian dicampur secara merata menggunakan cangkul dan disesuaikan pada perlakuannya masing-masing. Pengisian Polybag
Media yang sudah tersedia berdasarkan perlakuan komposisi media yang telah ditentukan selanjutnya dimasukkan kedalam polybag hingga penuh dan padat. Penanaman
Sebelum bibit ditanam, terlebih dahulu dibuat lubang tanam tepat ditengah polybag. Bibit yang telah tersedia, dilepaskan dari polybagnya secara perlahan lahan agar tanah bawaan dari polybag tidak sampai pecah dan kondisi perakaranya tidak terganggu lalu bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam
Universitas Sumatera Utara

kemudian ditutup kembali dengan sisa tanah yang ada sampai batas pangkal batang. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gelas ukur Penyiraman dilakukan pada pagi hari sesuai dengan perlakuan. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman yang dilakukan berupa penyiangan, pengendalian hama dan penyakit. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh didalam polybag. Interval penyiangan disesuaikan dengan kondisi gulma yang tumbuh di dalam polibag. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan pestisida. Insektisida yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan insektisida decis dengan dosis 10 ml/ 10 litr air. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat pompa. Penyemprotan dilakukan 2 minggu sekali. Pengamatan Parameter
Parameter yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari pertambahan tinggi bibit, pertambahan diameter batang, pertambahan jumlah daun, pertambahan volume akar, pertambahan jumlah akar, pertambahan panjang akar dan pertambahan jumlah cabang primer.
Pertambahan Tinggi Bibit (cm)
Universitas Sumatera Utara

Pengamatan pertambahan tinggi bibit dilakukan dengan cara mengukur tinggi bibit mulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh batang utama. Pengukuran tinggi bibit dilakukan pada saat bibit dipindahkan ke dalam polybag sebagai data awal tinggi bibit dan pengukuran berikutnya dilakukan 2 minggu sekali. Pertambahan Jumlah Daun (Helai)
Pengamatan pertambahan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung seluruh jumlah daun yang membuka sempurna. Pengamatan dilakukan saat tanaman dipindahkan kedalam polybag sampai akhir penelitian dengan interval 2 minggu sekali. Pertambahan Diameter Batang (mm)
Pengamatan pertambahan diameter batang dilakukan dengan cara mengukur bagian pangkal batang pada ketinggian 3 cm dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran pertama dilakukan saat tanaman dipindahkan kedalam polybag dan pengukuran selanjutnya dilakukan dengan interval 2 minggu sekali. Pertambahan Volume Akar (cm³)
Pengamatan pertambahan volume akar dilakukan dengan cara memasukkan seluruh bagian akar hingga pangkal akar kedalam gelas ukur yang telah terisi dengan air. Kenaikan air merupakan volume akar tersebut. Pertambahan Jumlah Akar
Pengamatan pertambahan jumlah akar dilakukan dengan cara menghitung akar primer yang tumbuh. Pengamatan jumlah akar tersebut dilakukan pada saat tanam dan diakhir penelitian. Pertambahan Panjang Akar (cm)
Universitas Sumatera Utara

Pengamatan pertambahan panjang akar dilakukan dengan cara mengukur akar terpanjang. Pengukuran dilakukan pada saaat tanam dan diakhir penelitian. Pertambahan Jumlah Cabang Primer
Pengamatan pertambahan jumlah cabang primer dilakukan dengan cara menghitung jumlah cabang yang tumbuh dari batang utama. Pengamatan jumlah cabang primer tersebut dilakukan pada saat tanam dan diakhir penelitian.
Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Adapun hasil dari penelitian pengaruh komposisi media tanam dan interval penyiraman terhadap pertumbuhan jambu air madu deli hijau adalah sebagai berikut: Pertambahan Tinggi Bibit (cm)
Hasil pertambahan tinggi bibit jambu madu deli hijau ditampilkan pada pada Tabel 1. Perlakuan interval penyiraman air berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit pada pengamatan 2, 8, 10, 12, 14 dan 16 MST sedangkan pada perlakuan komposisi media tanam, pertambahan tinggi bibit tidak berpengaruh nyata.
Pada Tabel 1 ditampilkan bahwa pada perlakuan interval penyiraman air pada pengamatan 16 MST, data pertambahan tinggi bibit tertinggi terdapat pada perlakuan I1 yaitu sebesar 40,26 cm sedangkan data pertambahan tinggi bibit terendah terdapat pada perlakuan 13 yaitu sebesar 17,63 cm .Perlakuan I1 berbeda nyata terhadap perlakuan I3. Pada perlakuan komposisi media tanam, data pertambahan tinggi bibit tertinggi terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 27,44 cm sedangkan pertambahan tinggi bibit terendah terdapat pada perlakuan M1 yaitu sebesar 24,42 cm. Perlakuan M1 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan M4.
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Pertambahan tinggi bibit (cm) 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, dan 16 MST pada

perlakuan komposisi media tanam dan interval penyiraman air.

Minggu Komposisi Media Interval penyiraman air (hari)

Ke (Subsoil:Arang) 1

3 5 Rataan

Kontrol

1.86

2.53

3.28

2.56a

2 2:1 2.73 2.10 3.11 2.65a

1:1 2.40 2.12 2.13 2.22a

1:2 1.50 1.99 3.26 2.25a

Rataan

2.12a

2.19a

2.94a

Kontrol

6.06

5.61

4.80

5.49a

4 2:1 7.73 6.08 6.70 6.84a

1:1 7.79 6.23 4.06 6.03a

1:2 5.94 5.22 5.60 5.59a

Rataan

6.88a

5.79a

5.29a

Kontrol

9.40

11.14

7.72

9.42a

6

2:1

11.41

11.64

11.58

11.54a

1:1

16.12

8.17

6.50

10.26a

1:2

11.32

7.97

9.40

9.56a

Rataan

12.06a

9.73a

8.80b

Kontrol

14.33

13.06

10.80

12.73a

8

2:1

19.27

13.36

12.61

15.08a

1:1

23.38

9.44

7.64

13.49a

1:2

15.93

12.33

13.77

13.98a

Rataan

18.23a

12.02b

11.21b

Kontrol

17.98

15.21

12.00

15.06a

10

2:1

22.31

13.94

13.11

16.46a

1:1

28.22

10.86

8.97

16.01a

1:2

20.63

13.53

14.38

16.18a

Rataan

22.29a

13.39b

12.11b

Kontrol

23.03

17.73

13.16

17.97a

12

2:1

32.76

15.86

13.57

20.73a

1:1

35.89

12.60

10.24

19.58a

1:2

26.18

15.16

14.97

18.77a

Rataan

29.46a

15.34b

12.99b

Kontrol

27.97

19.64

16.24

21.28a

14

2:1

40.61

17.57

14.61

24.26a

1:1

43.14

13.88

11.39

22.80a

1:2

30.79

19.42

19.33

23.18a

Rataan

35.63a

17.63b

15.39b

Kontrol

31.86

23.88

17.54

24.42a

16

2:1

46.17

21.08

15.82

27.69a

1:1

46.28

16.18

16.28

26.24a

1:2

36.76

24.70

20.88

27.44a

Rataan

40.26a

21.46b

17.63b

Keterangan: Angka yang diikuti huruf pada baris atau kolom yang sama tidak

berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%.

Grafik pertambahan tinggi bibit jambu air madu deli pada perlakuan

komposisi media tanam yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 1.

Universitas Sumatera Utara

30,00

Pertambahan Tinggi Bibit

25,00

20,00 15,00 10,00
5,00

M1 M2 M3 M4

0,00 2 4 6 8 10 12 14 16 Minggu ke
Gambar 1. Grafik pertambahan tinggi bibit jambu air madu deli pada perlakuan komposisi media tanam yang berbeda pengamatan 2 MST-16 MST.

Grafik pertambahan tinggi bibit jambu air madu deli pada perlakuan

interval penyiraman air dapat dilihat pada Gambar 2.

Pertambahan Tinggi Bibit (cm)

45,00 40,00 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00
5,00 0,00
2 4 6 8 10 12 14 16 Minggu Ke

I1 I2 I3

Gambar 2. Grafik pertambahan tinggi bibit jambu air madu deli pada perlakuan Interval penyiraman air pengamatan 2 MST-16 MST

Pertambahan Jumlah Daun (helai) Hasil pertambahan jumlah daun bibit jambu madu deli hijau ditampilkan
pada Tabel 2. Pada perlakuan komposisi media tanam pertambahan jumlah daun bibit jambu madu deli hijau tidak berpengaruh nyata sedangkan pada perlakuan
Universitas Sumatera Utara

interval penyiraman air berpengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah daun pada pengamatan 2, 6, 8, 10, 14, dan 16 MST.
Pada Tabel 2 ditampilkan bahwa pada perlakuan interval penyiraman berpengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah daun. Pada pengamatan 16 MST, pertambahan jumlah daun tertinggi terdapat pada perlakuan I1 yaitu sebesar 77,47 helai sedangkan pertambahan jumlah daun terendah terdapat pada perlakuan I3 yaitu sebesar 20,58 helai. Pada perlakuan I1 berbeda nyata terhadap perlakuan I2 dan I3 sedangkan perlakuan I2 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan I3.
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2. Pertambahan Jumlah daun bibit (helai) 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 MST

pada perlakuan komposisi media tanam dan interval penyiraman air.

Minggu Komposisi Media

Interval penyiraman air

Ke (Subsoil:Arang) 1

3 5 Rataan

Kontrol 1.56 1.11 0.44 1.04a

2 2:1 2.22 0.67 0.44 1.11a

1:1 2.11 1.56 0.67 1.44a

1:2 2.78 1.56 1.11 1.81a

Rataan

2.17a

1.22a

0.67a

Kontrol

13.89

9.56

5.33

9.59a

4

2:1

12.33

13.22

5.11

10.22a

1:1 9.44 7.89 7.00 8.11a

1:2

14.00

7.11

5.33

8.81a

Rataan

12.42a

9.44a

5.69a

Kontrol

28.22

14.67

11.33

18.07a

6

2:1

24.78

19.67

11.44

18.63a

1:1

25.56

14.89

11.44

17.30a

1:2

25.44

13.33

8.89

15.89a

Rataan

26.00a

15.64b

10.78b

Kontrol

38.11

19.00

16.33

24.48b

8

2:1

34.22

23.33

11.44

23.00b

1:1

35.33

20.00

13.11

22.81b

1:2

41.67

23.33

16.44

27.15a

Rataan

37.33a

21.42b

14.33c

Kontrol

41.56

23.22

17.33

27.37a

10

2:1

38.11

25.89

13.78

25.93a

1:1

38.78

23.33

15.56

25.89a.

1:2

45.67

28.22

19.00

30.96a

Rataan

41.03a

25.17b

16.42c

Kontrol

50.11

24.22

17.33

30.56a

12

2:!

42.22

26.33

14.44

27.67a

1:1

45.33

24.44

16.22

28.67a

1:2

49.78

29.33

20.22

33.11a

Rataan

46.86a

26.08b

17.06b

Kontrol

63.56

26.67

17.78

36.00a

14

2:1

57.00

28.00

15.56

33.52a

1:1

55.78

27.89

18.22

33.96a

1:2

59.11

32.89

21.33

37.78a

Rataan

58.86a

28.86b

18.22b

Kontrol

78.67

31.44

18.44

42.85a

16

2:1

75.67

31.11

17.56

41.44a

1:1

79.22

31.67

22.11

44