cairan di telinga dalam. Hantaran tulang yang cukup besar terjadi apabila kita menempelkan garpu tala atau benda lain yang bergetar langsung ke tengkorak. Jaras
ini juga berperan dalam penghantaran bunyi yang sangat keras Ganong, 2003. 2.3 Kebisingan
2.3.1 Definisi Kebisingan
Kebisingan merupakan suara atau bunyi yang secara fisis merupakan penyimpangan tekanan, pergeseran partikel dalam medium elastis seperti misalnya
udara. Secara fisiologis merupakan sensasi yang timbul sebagai akibat propagasi energi getaran dari suatu sumber getar yang sampai ke gendang telinga. Kebisingan
dapat juga diartikan bentuk suara yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga secara umum kebisingan dapat diartikan sebagai suara yang merugikan
manusia dan lingkungan. Bising dikategorikan pada polutan lingkungan atau buangan yang tidak terlihat, tapi efeknya cukup besar. Sedangkan definisi dari bunyi
sendiri merupakan bentuk gelombang longitudinal yang merambat secara perapatan dan perenggangan terbentuk oleh partikel zat perantara serta ditimbulkan oleh
sumber bunyi yang mengalami getaran Alfarisi, 2008. Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan
dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan Kep MENLH No: Kep-48MENLH111996.
Kebisingan adalah suara atau bunyi yang tidak dikehandaki atau dapat diartikan pula sebebagai suara yang salah pada tempat dan waktu yang salah Chandra, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Mekanisme Kebisingan
Bunyi dinyatakan sebagai sensasi pendengaran yang lewat telinga dan timbul karena penyimpangan tekanan udara. Penyimpangan ini biasanya disebabkan oleh
beberapa benda yang bergetar, misalnya dawai gitar yang dipetik atau garpu tala yang dipukul. Sewaktu fluktuasi tekana udara ini membentur gendang pendengaran
membran timpani dari telinga kita maka membran ini akan bergetar sebagai jawaban pada fluktuasi tekanan udara tersebut. Getaran ini melalui saluran dan proses
tertentu akan sampai diotak kita dimana hal ini diinterprestasikan sebagai suara. Pada kondisi atau aktifitas tertentu, misalnya saat seseorang berpindah dari satu lokasi ke
lokasi lain dengan perbedaan tingkat ketinggian lokasi cukup besar dalam waktu relatif singkat, akan timbul perbedaan tekanan udara antara bagian depan dan
belakang gendang telinga. Akibatnya gendang telinga tidak dapat bergetar secara efisien, dan sudah barang tentu pendengaran akan terganggu Tambunan, 2005.
Suara bising akan dapat terjadi apabila ada 3 tiga hal yaitu : sumber bising, mediaudara, dan penerima. Dari sumber bising, suara akan merambat melalui udara
dalam bentuk gelombang sampai suara tersebut diterima oleh pendengarpenerima. Kebisingan tidak akan terjadi tanpa adanya mediaudara. Pengurangan kebisingan
dapat dilakukan dengan jalan penggunaan isolasiisolator antara sumber dan penerima Doelle, 1993.
Telinga manusia hanya mampu menangkap suara yang ukuran intensitasnya bekisar antara 20-20.000Hz dan dengan frekuensi suara sekitar 80 dB batas aman
Chandra, 2007. Lebar responden telinga manusia diantara 0 dB-140 dB yang dapat
Universitas Sumatera Utara
didengar. Batas intensitas suara tertinggi adalah 140 dB dimana untuk mendengarkan suara itu sudah timbul perasaan sakit pada alat pendengaran Doelle, 1993. Pajanan
terhadap suara atau bunyi yang melampaui batas aman di atas dalam waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya ketulian sementara atau permanen Chandra, 2007.
2.3.3 Jenis Kebisingan