Transaksi Tanah HUKUM TANAH ADAT

3 Hak manikmati bagi hasil, hak menggarap dan hak pakai ialah hak yang diperoleh bik oleh warga hukum sendiri maupun orang luar dengan persetujuan pimpinam adat. Untuk mengolah sebidang tanah selama satu atau beberapa kali panen.  Hak imbalan jabatan ialah hak seorang pamong desa atas tanah karena jabatan yang ditunjuk atau diverikan kepadanya. Dan diperbolehkan atasnya menikmati hasil dari tanah itu selama ia menjabat yang dimaksudkan sebagai jaminan penghasilan tetapnya. Tanah itu boleh dikerjakan sendiri dan tidak boleh menjualnya atau menggadaikannya.  Hak wenang beli ialah hak seorang lebih utama dari orang lain. untuk mendapat kesempatan membeli tanah atas tetangganya dengan harga yang sama. Hak ini bisa diberikan kepada : pemilik tanah yang berbatasan dengan tanah miliknya, anggota kerabat dari pemilik tanah dan warga desa setempat Jika ketiganya tidak digunakn dengan baik maka kesempatan akan diberikan kepada orang lain yaitu orang yang berada diluar desanya. Dalam pembukaan tanah secara besar- besaran hak wenang beli terkadang diberikan kepada orang yang ikut mengerjakannya.

3. Transaksi Tanah

Yang dimaksud transaksi tanah dalam hukum adat adalah suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh sekelompok orang atau secara individu untuk menguasai sebidang tanah yang dilakukan baik secara secara sepihak maupun secara 2 pihak sesuai dengan kebutuhan mereka. Macam-Macam Transaksi Tanah  Transaksi Tanah Sepihak Adalah suatu perbuatan yang dilakukan untuk menguasai sebidang tanah dan tanah tersebut tidak dikuasai oleh siapa pun. 3  Transaksi Tanaha Dua Pihak Adalah transaksi tanaha yang objeknyatanahnya telah dikuasai oleh hak milik. Transaksi ini biasa terjadi karena :  Jual lepasjual beli Yang dimaksud dengan jual lepas adalah suatu transaksi dimana satu pihak menyerahkan kepemilikannya atas tanah untuk selama-lamanya kepada pihak lainpihak ke-2 dan pihak ke-2 tersebut telah membayar harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.  Jual gadai Jual gadai adalah penyerahan tanah oleh penjual kepada pembeli dengan harga tertentu dan dengan hak menebusnya kembali.  Jual tahunan Terjadi apabila pemilik tanah menyerahkan milik tanahnya kepada orang orang lain untuk beberapa tahun panen dengan menerima pembayaran terlebih dahulu dari penggaraporang lain itu. Dalam undang undang No.5 tahun 1960 UUPA pemerintah RI menetapkan kebijakan penuh terhadap masalah jual gadai. Dalam pasal 16 ayat 1h dan pasal 53 ayat 1 undang undang tersebut ditetapkan, bahwa “hak gadai” itu sifatnya sementara artinya dalam waktu yang akan datang diusahakan dihapuskan. Dan pada saat ini, mengingat keadaan masyarakat indonesia sekarang masih belum dapat dihapuskan dan diberi sifat sementara. Sifat sementara ini akan diatur lebih lanjut dalm undang undang. Kemudian ternyata Undang- undang yang mengatur masalah gadai ini adalah Peraturan Pemerintah pengganti Undang- undang Nomor 56 Tahun 1960 yang menetapkan dalam pasal 7 ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 4 1 Barangsiapa menguasai tanah pertanian dengan hak gadai yang pada mulai berlakunya peraturan ini yaitu pada tanggal 1 Januari 1961 sudah berlangsung 7 tahun atau lebih wajib mengembalikan tanah itu kepada pemiliknya dalam waktu 1 bulan sesudah tanaman yang ada selesai di panen dengan tidak ada hak menuntut pembayaran uang tebusan. 2 Mengenai hak gadai yang pada mulai berlakunya peraturan ini belum berlangsung 7 tahun, maka pemilik tanahnya berhak untuk memintanya kembali setiap waktu setelah tanaman yang ada selesai di panen dengan membayar uang tebusan yang besarnya di hitung menurut rumus di bawah ini : 7+12-waktu berlangsungnya hak gadai x uang gadai = 7. Pelaksanaan pengembaliannya adalah dalam waktu 1 bulan setelah pemanenan yang bersangkutan. 3 Ketentuan dalam ayat 2 ini berlaku juga terhadap hak gadai yang di adakan sesudah mulai berlakunya peraturan ini. Dalam penjelasan umum Perpu tersebut pasal 9 diuraikan, bahwa transaksi-transaksi jual gadai itu diadakan oleh pemilik tanah, hanya bila ia berada dalam keadaan yang sangat mendesak dan kalau tidak terdesak oleh kebutuhan-kebutuhan yang urgent sekali biasanya orang lebih suka menyewakan tanahnya. Oleh karena itu dalam transaksi jual gadai terdapat imbangan yang sangat merugikan penjual gadai serta sangat menguntungkan pihak pelepas uang. Dengan demikian jelas sekali, bahw transaksi ini mudah menimbulkan praktek-praktek pemerasan hal mana bertentangan dengan asas-asas pancasila. Dalam Undang-unadang Nomor 5 Tahun 1960 mengingat akan hal-hal tersebut diatas, maka hak gadai ditetapkan bersifat sementara yang harus diusahakan pada waktunya di hapuskan. Dan sementara belum dapat dihapuskan harus diatur sedemikian rupa sehingga unsur-unsur yang bersifat pemerasan itu hilang. Hak gadai itu baru dapat dihapuskan jika sudah dapat disediakan kredit yang mencukupi keperluan para petani.

4. Transaksi yang Berhubungan dengan Tanah