Prioritas Ketiga : Kawasan Pelabuhan

mencari makan feeding ground, tempat memijahberkembang biak spawning ground dan tempat pertumbuhanpengasuhan nursery ground, bagi sebagian besar biota laut lainya. Mengingat pada fungsi dan arti penting yang dimiliki oleh ekosistem sumberdaya pesisir dan laut yang berada di Kabupaten Buru, maka sudah sewajarnyalah bahwa dalam penentuan kebijakan pengembangan dan pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan Kabupaten Buru haruslah memperhatikan fungsi dan arti penting dari keberadaan ekosistem dan sumberdaya di wilayah pesisir dan lautan yang terdapat di kabupaten ini. Pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan di Kabupaten Buru memerlukan penanganan yang baik oleh semua pihak yang terkait dengan pemanfaatan sumberdaya-sumberdaya tersebut, sehingga bentuk-bentuk pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan yang bersifat destruktif dan mengancam fungsi dan keberadaan ekosistem dan sumberdaya alam dapat dihindari. Selain itu, penetapan beberapa wilayah pesisir sebagai kawasan konservasi juga merupakan salah satu alternatif pengembangan dan pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan yang lestari dan berkelanjutan.

c. Prioritas Ketiga : Kawasan Pelabuhan

Sebagai salah satu kabupaten yang baru berkembang, Kabupaten Buru memerlukan berbagai sarana dan prasarana pembangunan dalam mempercepat dan memperlancar proses pembangunan dan pengembangan wilayahnya. Salah satu sarana dan prasarana penunjang yang dirasakan sangat penting dalam menunjang proses pembangunan di Kabupaten Buru adalah sarana pelabuhan. Sarana pelabuhan yang dimiliki Kabupaten Buru pada saat ini merupakan sarana pelabuhan yang dulunya diperuntukkan bagi pelayaran kapal-kapal perintis yang menghubungkan Kabupaten Buru dengan wilayah-wilayah lain di Propinsi Maluku. Dengan pemekaran wilayah yang baru saja dilakukan, tentunya Kabupaten Buru membutuhkan akses yang lebih luas dengan wilayah lainnya, baik antar kabupaten di Propinsi Maluku maupun antar propinsi di wilayah Kesatuan Republik Indonesia bahkan antar negara. Permasalahan peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan ini telah ditindak lanjuti oleh pemerintah daerah setempat dengan meminta kepada PT. PELNI untuk dapat membuka jaringan pelayaran kapalnya untuk menyinggahi pelabuhan Namlea. Namun pada kenyataannya, KM. Lambelu yang merupakan armada pelayaran PELNI yang selama ini melayani rute pelayaran nasional yang singgah di kabupaten ini, belum dapat merapat ke dermaga pelabuhan Namlea, hal ini dikarenakan adanya terumbu karang yang posisinya berada pada alur masuk- keluar dan kolam putar kapal menuju dermaga, sehingga untuk menyulitkan kapal tersebut untuk melakukan olah gerak ketika akan memasuki wilayah perairan ini. Selain itu, pelabuhan Namlea juga belum didukung oleh sarana dan prasarana pelabuhan sebagaimana layaknya sebuah pelabuhan yang memadai, seperti penyediaan sarana halaman parkir, pergudangan, penyediaan air serta bahan bakar minyak bagi kapal-kapal yang merapat, sehingga kondisi ini memerlukan perhatian tersendiri dalam penyediaan sarana dan prasarana pelabuhan yang memadai. Dengan kondisi sebagaimana yang telah digambarkan sebelumnya, sampai saat ini KM. Lambelu hanya dapat berlabuh jangkar di sekitar perairan Teluk Kaiely pada posisi koordinat 3 ° 16’ LS – 127 ° 04’ BT dengan kedalaman perairan berkisar 23,5 meter dan berjarak sekitar 0,45 mil 833,4 meter dari dermaga, sehingga transportasi penumpang dan barang dari dermaga menuju kapal dan sebaliknya masih menggunakan jasa speed boat serta kapal-kapal tongkang yang dikelola oleh Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat TKBM pelabuhan Namlea. Dengan dibukanya jalur pelayaran internasional Sea Line I, Sea Line II dan Sea Line III, maka Kabupaten Buru menjadi daerah yang sangat strategis karena berada pada jalur pelayaran internasional Sea Line III, dengan demikian akan menjadi titik persinggahan bagi kapal-kapal yang melayari rute ini sehingga dapat membuka akses Kabupaten Buru dengan daerah lain. Keuntungan lain yang diperoleh dengan adanya pembukaan jalur pelayaran ini yakni masyarakat di Kabupaten Buru dapat berinteraksi lebih luas dan dapat meyerap berbagai kebutuhan serta perkemabangan teknologi dari luar Kabupaten Buru dalam rangka mendukung pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan di daerah ini. Berdasarkan pada kondisi ini, maka upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan ruang wilayah pesisir Kabupaten Buru dan sekaligus membuka akses dengan wilayah lainnya, maka penyediaan kawasan pelabuhan merupakan salah satu alternatif yang penting dalam penentuan kebijakan pembangunan dan pengembangan wilayah di Kabupaten Buru, dan harus mendapat dukungan dari semua pihak yag terkait dengan pengelolaan dan pemanfaatan ruang wilayah pesisir Kabupaten Buru.

d. Prioritas Keempat : Kawasan Pemukiman Penduduk