Peta Modul Ruang Lingkup Pembelajaran

Pengetahuan Teater 1 Direktorat Pembinaan SMK 2013 UNIT 1. SEJARAH TEATER BARAT

A. Ruang Lingkup Pembelajaran

Sejarah Teater Asal Mula Teater Zaman Yunani Abad Pertengahan Zaman Romawi Renaissance Elizabethan Abad 17 Abad 18 Zaman Restorasi Awal Abad 19 Abad 19 Realisme Abad 20

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti dan mempelajari unit pembelajaran 1 peserta diharapkan mampu: 1. Menjelaskan asal mula teater. 2. Menjelaskan teater zaman Yunani. 3. Menjelaskan teater zaman Romawi. 4. Menjelaskan teater Abad Pertengahan. 5. Menjelaskan teater zaman Renaissance. 6. Menjelaskan teater zaman Elizabethan. 7. Menjelaskan teater Abad 17. 8. Menjelaskan teater zaman Restorasi. 9. Menjelaskan teater Abad 18. 10. Menjelaskan teater awal Abad 19. 11. Menjelaskan teater Abad 19. 12. Menjelaskan teater Realisme. 13. Menjelaskan teater Abad 20. Selama 20 JP 5 minggu x 4 JP

C. Kegiatan Belajar

1. Mengamati a. Menyerap informasi dari berbagai sumber belajar tentang periode sejarah teater Barat konvensional . b. Menyerap Informasi dari berbagai sumber mengenai perkembangan teater Barat modern dan tokohnya. 2. Menanya c. Menanya konvensi teater Barat dan perkembangannya. d. Mendiskusikan perkembangan teater Barat modern. 3. Mengeksplorasi a. Mencatat konvensi teater Barat dan perkembangannya. b. Mencatat perkembangan teater Barat modern. 4. Mengasosiasi a. Memilah teater Barat konvensional sesuai periodeJaman dan negara. Pengetahuan Teater 1 Direktorat Pembinaan SMK 2013 b. Memilah teater Barat modern sesuai tokohnya. c. Membandingkan teater Barat konvensional dan modern. 5. Mengomunikasi a. Mendata perkembangan teater Barat konvensional. b. Mendata perkembangan teater Barat modern dan tokohnya. c. Menyajikan data perkembangan teater Barat konvensional berdasar periode serta teater Barat modern dan tokohnya.

D. Materi

1. Asal Mula Teater

Teater berasal dari kata Yunani, “theatron” yang artinya tempat atau gedung pertunjukan yang terbentuk dari kata “theaomai” yang berarti melihat. Dengan demikian pada awal mulanya teater diartikan sebagai gedung tempat menyaksikan pertunjukan seeing place. Dalam perkembangannya, secara lebih luas teater diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam rumusan yang sederhana teater adalah pertunjukan, misalnya ketoprak, ludruk, wayang, wayang wong, sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, akrobat, dan lain sebagainya. Teater dapat dikatakan sebagai manifestasi dari aktivitas naluriah, seperti misalnya, anak-anak bermain sebagai dokter dan pasien, ayah dan ibu, bermain perang- perangan, dan lain sebagainya. Gb. 1 Interior gedung pertunjukan teater Selain itu, teater merupakan manifestasi pembentukan strata sosial kemanusiaan yang berhubungan dengan masalah ritual. Misalnya, upacara adat maupun upacara kenegaraan, keduanya memiliki unsur- unsur teatrikal dan bermakna filosofis. Berdasarkan paparan di atas,