49
Gambar 1.23Stepping switch
4. Komponen Sistem Kontrol
Istilah pengendali controller merupakan kombinasi dari komponen kontrol dan rangkaian kontrol yang digunakan untuk mengoperasikan peralatan refrijerasi
dan tata udara secara otomatik dan secara akurat. Istilah akurat ditekannkan di sini karena berkaitan dengan performansi unit refrijerasi dan tata udara. Berbagai
komponen di dalam sistem kontrol pada prinsipnya dapat dibagi menjadi tiga kategori, Yaitu:
Primary control Operating control
Limit control Dalam industri pendingin cooling dan pemanas heating, ketiga komponen
tersebut dikombinasikan menjadi suatu sistem kontrol. Gambar 1.24 Memperlihatkan diagram blok sebuah controller.
50 Gambar 1.24 Diagram Blok Controller
Primary Control merupakan sebuah piranti di dalam sistem kontrol yang mengoperasikan suatu sistem dengan aman berdasarkan instruksi dari operating
control. Pada prakteknya primary control berbeda-beda tergantung pada sistem yang digunakan sistem pendinginan atau sistem pemanasan.
Gambar 1.25 memperlihatkan wiring diagram sistem pembakaran dengan bahan bakar minyak oil burner.
Gambar 1.25 Diagram Wiring Tipikal Oil Burner
51 Operating control digunakan untuk mengontrol aksi starting dan stopping selama
siklus pendinginan atau pemanasan berlangsung. Operating control yang paling banyak digunakan adalah sequential operating control. Sequential operating control
adalah operasi pengontrolan secara seri atau sekuensial. Kontrol sekuensial ini digunakan untuk menjalankan dan menghentikan siklus pendinginan dan siklus
pemanasan. Kontrol sekuensial digunakan untk mengatur input panas selama proses pemanasan.
Kontrol sekuensial juga digunakan untuk mengatur kapasitas pendinginan selama proses pendinginan berlangsung. Pada sistem pemanas ruangan berskala besar,
biasanya menggunakan beberapa elemen pemanas dengan kilowatt tinggi dalam suatu sistem. Jika seluruh elemen pemanas berkapasitas tinggi tersebut diaktifkan
secara bersamaan akan berdampak pada penurunan tegangan, dan dapat menimbulkan interferensi pada peralatan elektronik. Oleh karena itu perlunya kontrol
sekuensial untuk mencegah masalah tersebut. Piranti yang digunakan untuk mengaktifkan elemen pemanas secara sekuensial
mencakupi:
Thermal elemen switch. Switch jenis ini akan tetap terbuka sampai satu elemen mulai bekerja heat-up. Kemudian switch untuk elemen berikutnya
menutup. Aksi ini akan berlangsung secara berurutan hingga seluruh elemen pemanas bekerja.
Rele. Rele dapat digunakan sebagai switching control, yang difungsikan sebagai interlocking.
Timer. Timer sebagai piranti penunda waktu untuk keperluan kontrol secara
berurutan.
52 Gambar 1.26 Tipikal Panel Kontrol
Limit control biasanya memiliki fitur sebagai pengaman. Limit control menjaga kondisi minimum atau maksimum yang diijinkan dalam suatu sistem. Limit control
jika mendeteksi adanya kondisi yang tidak aman, tidak normal dan membahayakan sistem maka akan mengirimkan instruksi untuk mematikan atau menghentikan kerja
sistem. Tindakan alternatif lain, adalah mengembalikan sistem pada kondisi aman. Seringkali limit control digunakan untuk memberikan tanda bahaya atau peringatan
adanya suatu yang tidak normal atau membahayakan. Sebagai contoh, peralatan pemanas harus memiliki sistem pengamanan yang prima.
Sistem ini harus dapat memastikan bahwa pemanas tersebut tidak akan pernah mencapai suhu yang membahayakan. Sebab sebelum suhu yang membahayakan
tercapai, maka peralatan pemanas harus sudah dimatikan. Sistem ini akan mengamankan peralatannya sendiri dan juga mengamankan sistem lain yang berada
dalam satu sistem dengannya. Gambar 1.27 memperlihatkan diagram wiring dari rangkaian elemen pemanas listrik, thermostat, dan limit control.
53 Gambar 1.27 Diagram Rangkaian Pemanas Listrik
Limit control biasanya di-set untuk membuka rangkaian kontrol sekitar 20
o
F hingga 40
o
F di atas setting thermostat. Gambar 1.28 memperlihatkan tipikal limit control yang berupa safety limit switch.
Gambar 1.28 Safety Limit Switch
54
B. Kegiatan Belajar 2 Memeriksa Kondisi Operasi Sakelar Otomatik berbasis Suhu