PERBEDAAN STATUS GIZI MENURUT INDEKS ANTROPOMETRI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN YANG MENDAPATKAN ASI EKSKLUSIF DAN NON ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGKANDANG KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG

(1)

KARYA TULIS AKHIR

PERBEDAAN STATUS GIZI MENURUT INDEKS ANTROPOMETRI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN YANG MENDAPATKAN

ASI EKSKLUSIF DAN NON ASI EKSKLUSIF

DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGKANDANG KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG

Oleh:

JUANDA AKBAR

201010330311063

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN


(2)

ii

Hasil Penelitian

Perbedaan Status Gizi Menurut Indeks Antropometri Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Yang Mendapatkan

ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif

di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kedungkandang Kecamatan Kedungkandang Kota Malang

KARYA TULIS AKHIR Diajukan kepada

Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran

Oleh : Juanda Akbar 201010330311063

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN

Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Malang 27 Juni 2014

Pembimbing I

dr. Melany Farahdilla, M.Kes, Sp.A

Pembimbing II

dr.Sri Adila Nurainiwati, Sp.KK

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang


(4)

iv

LEMBAR PENGUJIAN

Karya Tulis Akhir oleh Juanda Akbar ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji

pada tanggal 27 Juni 2014

Tim Penguji

dr. Melany Farahdilla, M.Kes, Sp.A ,Ketua

dr.Sri Adila Nurainiwati, Sp.KK ,Anggota


(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang judul “Perbedaan Status Gizi Menurut Indeks Antropometri Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Yang Mendapatkan ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kedungkandang Kecamatan Kedungkandang Kota Malang” sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

Peneliti menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itulah pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Allah SWT, Berkat rahmat dan petunjuk-Nya sehingga sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Dr. Irma Suswati, M.kes. Selaku Dekan Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Malang yang telah memberikan saya kesempatan menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran UMM.

3. dr. Melany Faradhila, M.Kes, Sp.A, selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan penuh kesabaran berkenan membimbing serta mengarahkan saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.


(6)

vi

4. dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp.KK, selaku dosen pembimbing II yang penuh kesabaran berkenan meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memberi masukan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. dr. Desy Andari selaku dosen penguji yang telah membantu dan memberi masukan yang sangat membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

6. dr. Maria Eci, selaku kepala Puskesmas Kedungkandang yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di Puskesmas Pandian, semua staf Puskesmas terutama Ibu Ajeng, ibu Donna,dan semua kader posyandu yang telah membantu dalam penelitian tugas akhir ini.

7. Bapak Abdan S.Pd dan Ibu Yuslina A.Ma, ayah dan ibu penulis yang telah bekerja keras untuk memberikan semua yang terbaik, dan selalu memberikan doa serta semangat kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Tante Rahayu, tante Risma, Yahda Boyhaqqi bibi dan paman penulis yang tidak pernah lelah mendoakan untuk kesuksesan penulis.

9. Almurtadha dan Zakia Mahira, adik penulis, terima kasih atas doa, saran, dan idenya dalam membantu kelancaran tugas akhir ini.

10.Ridia Alvi Fitria, yang telah berkontribusi dalam berbagai hal yang tidak dapat disebutkan semuanya dalam proses pengerjaan tugas akhir ini, semoga kamu selalu ada dihari-hari penulis.

11.Resha Dwi Arianti, Imron Rosyadi, Febri Ariadi, Hani Rahmantyo Akbar, Ratna Puspa Rahayu, Yusufa Ibnu sina, Betty Rachma, Siti Aishatun Nasiha, Rety Annisa, Anisa Putri Maulida, Tristy Yunita, M. Sugiarto, Hilmy Dzakiyyah Wildan, Faiza Ryzandi, Yuliana Sari, Dienda Ayu, Frida Naila,


(7)

vii

Nindya, Ibrahim Sengadji, Galuh Supriadi, Faisal Ahmad, Arini Putri, Agung, Wildan, Sigit, Areza, Faisol, Najib, Habibi, Rahardian, Hanggara dan teman-teman lainnya yang gak bisa disebutin satu-satu. yang setia membantu dan menunggu bimbingan bersama dosen pembimbing.

12.Ibu Endah, Mas Didit, Mas Faisal, Mas Nyono, karyawan FK UMM yang telah membantu perijinan penelitian ini dengan penuh kesabaran.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan pada penyusunan tugas akhir ini. sehingga peneliti sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak. Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca, menjadi sumbangan yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Wassalamu’alaikum,Wr. Wb

Malang, 27 Juni 2014


(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL. ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

ABTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR SINGKATAN ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Bagi Peneliti ... 3

1.4.2 Bagi Klinis ... 3

1.4.3 Bagi Masyarakat ... 3


(9)

ix

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Konsep Air Susu Ibu ... 5

2.1.1 Definisi ASI ... 5

2.1.2 Anatomi Payudara ... 5

2.1.3 Fisiologi Laktasi ... 7

2.1.4 Hormon dan Reflek Menyusui ... 9

2.1.5 Volume ASI ... 13

2.1.6 Hal-Hal yang Mempengaruhi Produksi ASI ... 13

2.1.7 Komposisi Gizi ASI ... 16

2.1.8 Manfaat ASI ... 19

2.1.9 Masalah Pemberian ASI ... 22

2.2 ASI Non Eksklusif ... 24

2.2.1 Makanan Pendamping ASI ... 24

2.2.2 Tujuan Pemberian MP ASI ... 25

2.3 Perbedaan Komposisi ASI eksklusif dan non ASI eksklusif ... 26

2.4 Status Gizi ... 27

2.4.1 Pengertian Status Gizi ... 27

2.4.2 Penilaian Status Gizi ... 28

2.4.2.1 Antropometri ... 28

a. Pengertian Antropometri ... 28

b. Keunggulan Antropometri ... 28

c. Jenis Parameter ... 29

d. Indeks Antropometri ... 33


(10)

x

2.4.2.2 Klinis ... 40

2.4.2.3 Biokimia ... 41

2.4.2.4 Biofisik ... 41

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 42

3.1 Kerangka Konsep ... 42

3.2 Hipotesis ... 44

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 45

4.1 Jenis Penelitian ... 45

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

4.3.1 Populasi ... 45

4.3.2 Sampel ... 45

4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 45

4.3.4 Besar Sample ... 45

4.3.5 Karakteristik Sampel Penelitian ... 46

4.3.6 Variabel Penelitian ... 47

4.3.5.1 Variabel bebas ((Independent Variable) ... 47

4.3.5.2 Variabel terikat (Dependent Variable ) ... 47

4.3.7 Definisi operasional ... 47

4.4 Instrumen Penelitian ... 48

4.5 Prosedur Penelitian ... 48

4.5.1 Kerangka operasional ... 49


(11)

xi

4.6 Analisis Data ... 50

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ... 51

5.1 Karakteristik Sampel Penelitian ... 51

5.2 Analisi Data ... 54

BAB 6 PEMBAHASAN ... 55

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

7.1 Kesimpulan ... 60

7.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN ... 65


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kolostrum ... 18

2.2 Komposisi Kandungan ASI ... 19

2.3 Perbedaan antara Jenis Susu ... 26

2.4 Perbedaan Komposisi ASI, Susu sapi, dan Susu Formula ... 27

5.1 Karateristik Sampel Penelitian ... 51

5.2 Karakteristik Pekerjaan Ibu ... 52

5.3 Jumlah Jenis Pemberian ASI ... 52

5.4 Status Gizi Berdasarkan Berat Badan Menurut Umur ... 53

5.5 Status Gizi Berdasarkan Panjang Badan Menurut Umur ... 53

5.6 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ASI Eksklusif dengan Status Gizi Berdasarkan Berat Badan Menurut Panjang Badan ... 54


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Anatomi Payudara ... 5

2.2 Bentuk Puting Susu Normal ... 7

2.3 Bentuk puting Susu Pendek ... 7

2.4 Bentuk Puting Susu Panjang ... 7

2.5 Bentuk Puting Susu Terbenam ... 7

2.6 Reflek Oksitosin ... 11

2.7 Lingkar Kepala Laki-Laki 0-18 Tahun Menurut Nellhaus ... 32

2.8 Lingkar Kepala Perempuan 0-18 Tahun Menurut Nellhaus ... 32

2.9 Kurva Standar pertumbuhan WHO 2006 Berat Badan Menurut Umur Laki-Laki 6-24 bulan ... 34

2.10 Kurva Standar pertumbuhan WHO 2006 Berat Badan Menurut Umur Perempuan 6-24 bulan...35

2.11 Kurva Standar Pertumbuhan WHO 2006 Panjang Badan Menurut Umur Laki-Laki 6-24 bulan ... 36

2.12 Kurva Standar Pertumbuhan WHO 2006 Panjang Badan Menurut Umur Perempuan 6-24 bulan...37

2.13 Kurva Standar Pertumbuhan WHO 2006 Berat Badan Menurut Panjang Badan Laki-Laki 0-24 ... 38

2.14 Kurva Standar Pertumbuhan WHO 2006 Berat Badan Menurut Panjang Badan Perempuan 0-24 Bulan ... 39


(14)

xiv

DAFTAR SINGKATAN

AAP = The American Academy of Pediatrics AKDR = Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

ASI = Air Susu Ibu

BBL = Bayi Baru Lahir BB = Berat badan Ca = Calsium

DEPKES = Departemen Kesehatan

Fe = Besi

IDAI = Ikatan Dokter Anak Indonesia Ig = Imunoglobulin

K = Kalium

KEMENKES = Kementrian Kesehatan KMS = Kartu Menuju Sehat MENKES = Menteri Kesehatan LK = Lingkar kepala Mg = Magnesium

MP ASI = Makanan Pendamping ASI Na = Natrium

P = Phosfor

PB = Panjang Badan

pH = power of hydrogen

PERINASIA = Perhimpunan Perinatologi Indonesia RI = Republik Indonesia


(15)

xv

UNICEF = United Nations Emergency Children's Fund

WHA = World Health Assembly Zn = Zinc


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10

Lembar Persetujuan Menjadi Responden... Wawancara Terstruktur ... Hasil Analisis Data……… Data Hasil Penelitian ………... Surat Keterangan Penelitian……….

Surat Izin Pengambilan Data Dinkes Malang………..

Surat Izin Penelitian Dari Fakultas………. Surat Izin Penelitian Dari Dinkes Malang………... Dokumentasi Penelitian... Kartu Konsultasi Tugas akhir...

65 66 67 68 70 71 72 73 74 75


(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, 2010. Bayi Sehat dan Cerdas dengan ASI, Nuha Medika, Bandung, pp. 15-17.

Almatsier, S., 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, edisi ke-6, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, pp. 13-14.

Arifin, M. Siregar, 2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhinya, Diakses tanggal 6 Juni 2013,

<http://respiratory.usu.ac.id/bitstream/123456789/32726/1/fkm-arifin4.pdf.>.

Arisman, 2009. Gizi Dalam Daur Kehidupan, EGC, Jakarta, pp. 18-19.

Astuti, T., 2009. Pengembangan MPASI Berbasis Pupae-Mulberry (Pury): Efikasinya terhadap Pertumbuhan dan Motorik Bayi Gizi Kurang, Disertasi Doktor Program Studi Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Bobak, L., 2005. Maternity Nursing 4th, Diterjemahkan oleh Wijayarini, Buku

Ajar Keperawatan Maternitas, EGC, Jakarta.

Butte, N. F., Lopez-Alarcon, M. G. & Garza, C., 2002. Nutrient Adequacy of Exclusive Breastfeeding for The Term Infant during The First Six Months of Live, Dalam WHO 2003, Community Based Strategies for Breastfeeding Promotion and Support in Developing Countries, pp. 8-14.

Departemen Kesehatan RI, 2005. Telaah Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Pertama (Kolostrum), Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 2007. Panduan Peserta Pelatihan Konseling Menyusui, Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Jakarta.

Depkes, 2007. Pedoman Pemberian Makanan Bayi Dan Anak Dalam Situasi Darurat, Diakses tanggal 24 Oktober 2012, <http://gizi.depkes.go.id/skpg/ download/ pmba-situasi-darurat.pdf>.

Dinkes, 2012. Peran Ibu Dalam Perbaikan Gizi Seimbang Keluarga

Diakses pada tanggal 10 Maret 2012,

<http://www.dinkesbanjarmasin.org/info-umum-kesehatan/1393265778.html>.

Dinkes Malang, 2011. Hasil Pemberian ASI Eksklusif Kota Malang, Dinas Kesehatan Malang, Malang.

Fitrah, A., 2009. Perbedaan Status Gizi Antara Bayi yang Diberi ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif, Diakses tanggal 6 Juni 2013. <http://publikasi.umy.ac.id/index.php/index> .


(18)

xviii

Giri, M.K.W., Suryani, N & Murdani, K., 2013. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pemberian ASI Serta Pemberian ASI Eklusif Dengan Status Gizi Balita Usia 6–24 Bulan di Kelurahan Kampung Kajanan Kecamatan Buleleng,

Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol. 1, No. 1, pp. 24-37

Grummer-Strawn LM & Mei Z., 2004. Does Breastfeeding Protect Against Pediatric Overweight?Analysis of Longitudinal Data From the Centers for Disease Control and Prevention Pediatric Nutrition Surveilance System, Pediatrics. Vol. 113, pp. 81-85.

Gunawan, G., Fadliana. & Rusmil 2010. Hubungan Status Gizi dan Perkembangan Anak Usia 1-2 tahun, Diakses tanggal 8 februari 2014, <http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/13-2-10.pdf>.

Gupte, Suraj M. D., 2004. Panduan Keperawatan Anak, Jakarta, pp. 14-6.

Hapsari, D., 2009. Telaah Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Pertama (Kolostrum), Diakses tanggal 5 Juni 2013, <http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id.data/DwiHapsari.pdf>.

Hardjito, k., Wahjurini, P.H & Linda W., 2011. Hubungan Pemberian ASI Esklusif Dengan Frekuensi Kejadian Sakit Pada Bayi Usia 6-12 bulan diDesa Jogo Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri. Diakses tanggal 1 Mei 2014<http://suaraforikes.webs.com/volume2%20nomor4.pdf>.

Hermayanti, D., 2010. Persepsi Keluarga Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif (Tinjauan Perspektif Gender untuk Mengantisipasi Kasus Gizi Buruk), Jurnal Brawijaya Vol. 6 No.12 , pp. 28-34.

IDAI, 2010. Pedoman Pelayanan Medis, Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta, pp. 205-220.

IDAI, 2013. Kurva Pertumbuhan WHO, Diakses tanggal 28 oktober 2013, <http://idai.or.id/downloads/WHO/3.BB%20menurut%20PB/0_2%20tahun %20laki-laki.pdfl>

Inriati, E., 2010. Antropometri untuk Kedokteran, Keperawatan, Gizi dan Olahraga, Intan Sejati, Yogyakata, pp. 2-3.

Jackson, T., Teguh, W. & Ivan, F,. 2011. Pengaruh pemberian ASI terhadap status gizi pada Bayi Usia 6 bulan di Kecamatan Mampang. Diakses tanggal 22

Mei 2014 <

http://www.scribd.com/document_downloads/direct/49184381?extension=p df&ft=1401246803&lt=1401250413&user_id=23596479&uahk=K8cqyBm ykvRCwHvXd/rZmMn0AF0>.

Juwono, 2004. Pemberian Makanan Tambahan, EGC, Jakarta, pp.8-10.

Kemenkes, 2010. Strategi Peningkatan Makanan Bayi dan Anak (PMBA), Diakses tanggal 21 november 2013, <http://www.pdfio.com/k-6452350.html>.


(19)

xix

Kristiyansari, Weni, 2009. ASI, Menyusui & Sadari, Nuha Medika, Yogyakarta, pp.5-20.

Kurniawan, B., 2013. Determinan Keberhasilan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, Jurnal kedokteran Brawijaya, Vol 27 no 4, pp. 236.

Lusa, 2009. Anatomi dan Fisiologi Payudara, Diakses tanggal 22 desember 2013, < http://www.lusa.web.id/anatomi-dan-fisiologi-payudara/>.

Madiyono, B. dkk., 2011. Perkiraan Besar Sampel. Dalam: S. Sastroasmoro & S. Ismael, penyunt. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Sagung Seto, Jakarta pp. 360-362.

Marimbi, T., 2010. Tumbuh kembang , Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada Balita, Nuha medika, Yogyakarta, pp. 47-50.

Matondang, C. S., Wahidiyat, I. & Sastroasmoro, S., 2013. Diagnosis Fisik pada Anak Edisi ke-2, Sagung Seto, Jakarta, pp. 32-34.

Muaris, H., 2009. Hidangan Sehat Untuk Ibu Menyusui,Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, pp. 17

Perinasia, 2007, Pelatihan Konseling Menyusui Modul 40 Jam Standar WHO/UNICEF/DEPKES, Departemen Kesehatan, Jakarta, pp. 5-7.

Prabantini, D., 2010. Makanan Pendamping ASI, Yogyakarta, pp. 2-11.

Pudjiadi, S., 2001. Ilmu Gizi Klinis pada Anak, Edisi Ke-4, Balai Penerbit,Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,Jakarta, pp.38.

Purwanti, 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif, Cendekia, Bandung, pp. 3-4. Ridzal, Muh dkk., 2013. Hubungan Pola Pemberian ASI dengan Status Gizi

Anak Usia 6-23 Bulan Diwilayah Pesisir Kecamatan Tallo Kota Makssar

Tahun 2013, Diakses tanggal 8 Februari 2014.

<http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5483/JURNAL% 20MKMI.pdf?sequence=1>.

Roesli, 2000. Mengenal ASI Eksklusif, Pustaka Pengembangan Swadaya Nusantara, Jakarta, pp. 25-26.

Setyohady., Supariasa, I.D.N., & Utami, S., 2011. Perbedaan Status Gizi pada Bayi Usia 6 Bulan yang diberi ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif diwilayah kerja pukesmas Junrejo Kota Batu. Diakses tanggal 4 Mei desember2014<http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/24722/9/perbed aan-status-gizi-pada-bayi-yang-diberi-asi-eksklusif-dan-non-eksklusif-di-pukesmas-junrejo-batu _lengkap_.pdf> .

Soedibyo, S., Winda , F., 2007. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu pada Bayi yang Berkunjung ke Unit Pediatri Rawat Jalan, Sari Pediatri, Vol. 8 No. 4, pp.270-275.


(20)

xx

Soetjiningsih, 2004. Tumbuh Kembang Anak. EGC, Jakarta, pp. 11.

Soetjiningsih, 2012. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan, EGC, Jakarta, pp. 8-14.

Sobotta, 2006.Atlas Anatomi Manusia, Edisi 22, EGC, Jakarta, pp. 64.

Supariasa, I. D. N., Bakri, B. & Fajar, I., 2012. Penilaian Status Gizi, EGC, Jakarta, pp. 17-24, 36-37, 56-58.

Suradi, R., Kristina H., 2004. Manajemen Laktasi, Edisi ke-2, Perkumpulan Peritanologi Indonesia, Jakarta, pp.1-13.

Suradi, R., 2008. Manfaat ASI dan Menyusui, Balai Penerbit FK UI, Jakarta, pp. 9-12.

Susilowati, 2009. Hubungan Antara Durasi Pemberian ASI Dan Faktor Lainya Dengan Status Gizi Pada Anak Umur 12-24 Bulan DI Kelurahan Cigugur Tengah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi Tahun 2009. Diakses tanggal 20 mei 2014. < http://stikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/files/2009/200904/200904-008.pdf>.

Tasya, A., 2008. Indonesia dan ASI. Diakses tanggal 11 desember 2013. <http://aimi-asi.org/2008/08/indonesia-dan-asi/-29k-/>

WHO, 2013. Prevalence of Child Malnutrition (Percent Underweight Under Age Five). Diakses tanggal 22 februari 2014.<http://kff.org/global-indicator/child-malnutrition/> .


(21)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah status kesehatan masyarakat terutama status gizi (Dinkes, 2013). Peran dan kedudukan penilaian status gizi didalam ilmu gizi adalah untuk mengetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu dan masyarakat. Menurut WHO 2013, prevelensi malnutrisi pada anak usia dibawah 5 tahun di Indonesia periode 2005 sampai 2012 mencapai 18,6% (WHO, 2013). Antropometri merupakan salah satu cara untuk mengukur status gizi. Antropometri pada bayi dan anak-anak menilai status gizi dan pertumbuhan (Inriati, 2010).

Dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi memerlukan zat gizi agar proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan baik (Gunawan, 2010). ASI merupakan makanan yang bergizi yang mudah dicerna oleh bayi dan langsung diserap (Ridzal, 2013). ASI mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi dengan konsentrasi yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Untuk mendukung pemberian ASI eksklusif di Indonesia, pada tahun 1990 pemerintah mencanangkan gerakan nasional peningkatan pemberian ASI. Pada tahun 2004, sesuai dengan anjuran WHO, pemberian ASI eksklusif di Indonesia ditingkatkan menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan dalam keputusan Menteri Kesehatan Indonesia nomor 450/MENKES/SK/IV/2004 tahun 2004 (Tasya, 2008). Namun, praktek pemberian non ASI eksklusif sangat dini masih terjadi. Data dari Survei Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan 30%


(22)

2

bayi usia dibawah enam bulan selain mendapatkan ASI juga diberikan makanan, 18% diberi ASI dan susu formula, 9% diberi ASI dan air putih serta 20% diberi ASI dan jus (Kemenkes RI, 2010). Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kota Malang, praktek pemberian ASI secara eksklusif di kota Malang pada tahun 2011 masih rendah pencapaiannya yaitu sebesar 41,54% dimana cakupan tersebut masih kurang dari target 50% dan pukesmas kedungkandang kota malang merupakan salah satu pukesmas dengan cakupan ASI eksklusif rendah di kota Malang yaitu sebesar 20% (Dinkes Malang, 2011).

Bayi merupakan kelompok umur yang rentan terhadap malnutrisi karena dalam usia tumbuh kembang, untuk itu mereka sangat membutuhkan nutrisi yang cukup dan bergizi.Menurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah rentang usia 0 bulan hingga 12 bulan (Soetjiningsih, 2004).

Maka dari penjelasan diatas peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan status gizi pada bayi usia 6-12 bulan antara yang mendapatkan ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif khususnya di posyandu wilayah kerja puskesmas Kedungkandang kota Malang.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan status gizi antara bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dengan Non ASI Eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan di posyandu wilayah kerja pukesmas Kedungkandang kecamatan Kedungkandang Kota Malang?


(23)

3

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan status gizi antara pemberian ASI eksklusif dengan Non ASI Eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan di posyandu wilayah kerja pukesmas Kedungkandang kecamatan Kedungkadang Kota Malang

1.3.2Tujuan Khusus

1. Mengetahui jumlah bayi usia 6-12 bulan yang mendapat ASI Eksklusif. 2. Mengetahui jumlah bayi usia 6-12 bulan yang Non ASI Eksklusif.

3. Mengetahui status gizi bayi usia 6-12 bulan yang mendapat ASI Eksklusif. 4. Mengetahui status gizi bayi usia 6-12 bulan yang Non ASI Eksklusif.

5. Membandingkan status gizi bayi yang ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif. 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti

Menambah pengalaman dalam penelitian, penerapan keilmuan dan mengetahui ada tidaknya perbedaan status gizi antara pemberian ASI Eksklusif dengan Non ASI Eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan.

1.4.2Bagi klinis

Memberi masukan bagi tenaga kesehatan untuk lebih mengutamakan ASI Eksklusif dalam memperbaiki status gizi pada bayi usia 6-12 bulan.

1.4.3Bagi masyarakat

1. Sebagai masukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang status gizi .


(24)

4

2. Dapat memberikan informasi bagaimana cara membedakan status gizi pada bayi.

1.4.4 Bagi peneliti lain

Dapat dipergunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor lain yang membedakan status gizi bayi serta faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut.


(1)

xix

Kristiyansari, Weni, 2009. ASI, Menyusui & Sadari, Nuha Medika, Yogyakarta, pp.5-20.

Kurniawan, B., 2013. Determinan Keberhasilan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, Jurnal kedokteran Brawijaya, Vol 27 no 4, pp. 236.

Lusa, 2009. Anatomi dan Fisiologi Payudara, Diakses tanggal 22 desember 2013, < http://www.lusa.web.id/anatomi-dan-fisiologi-payudara/>.

Madiyono, B. dkk., 2011. Perkiraan Besar Sampel. Dalam: S. Sastroasmoro & S. Ismael, penyunt. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Sagung Seto, Jakarta pp. 360-362.

Marimbi, T., 2010. Tumbuh kembang , Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada Balita, Nuha medika, Yogyakarta, pp. 47-50.

Matondang, C. S., Wahidiyat, I. & Sastroasmoro, S., 2013. Diagnosis Fisik pada Anak Edisi ke-2, Sagung Seto, Jakarta, pp. 32-34.

Muaris, H., 2009. Hidangan Sehat Untuk Ibu Menyusui,Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, pp. 17

Perinasia, 2007, Pelatihan Konseling Menyusui Modul 40 Jam Standar WHO/UNICEF/DEPKES, Departemen Kesehatan, Jakarta, pp. 5-7.

Prabantini, D., 2010. Makanan Pendamping ASI, Yogyakarta, pp. 2-11.

Pudjiadi, S., 2001. Ilmu Gizi Klinis pada Anak, Edisi Ke-4, Balai Penerbit,Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,Jakarta, pp.38.

Purwanti, 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif, Cendekia, Bandung, pp. 3-4. Ridzal, Muh dkk., 2013. Hubungan Pola Pemberian ASI dengan Status Gizi

Anak Usia 6-23 Bulan Diwilayah Pesisir Kecamatan Tallo Kota Makssar

Tahun 2013, Diakses tanggal 8 Februari 2014.

<http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5483/JURNAL% 20MKMI.pdf?sequence=1>.

Roesli, 2000. Mengenal ASI Eksklusif, Pustaka Pengembangan Swadaya Nusantara, Jakarta, pp. 25-26.

Setyohady., Supariasa, I.D.N., & Utami, S., 2011. Perbedaan Status Gizi pada Bayi Usia 6 Bulan yang diberi ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif diwilayah kerja pukesmas Junrejo Kota Batu. Diakses tanggal 4 Mei desember2014<http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/24722/9/perbed aan-status-gizi-pada-bayi-yang-diberi-asi-eksklusif-dan-non-eksklusif-di-pukesmas-junrejo-batu _lengkap_.pdf> .

Soedibyo, S., Winda , F., 2007. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu pada Bayi yang Berkunjung ke Unit Pediatri Rawat Jalan, Sari Pediatri, Vol. 8 No. 4, pp.270-275.


(2)

xx

Soetjiningsih, 2012. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan, EGC, Jakarta, pp. 8-14.

Sobotta, 2006.Atlas Anatomi Manusia, Edisi 22, EGC, Jakarta, pp. 64.

Supariasa, I. D. N., Bakri, B. & Fajar, I., 2012. Penilaian Status Gizi, EGC, Jakarta, pp. 17-24, 36-37, 56-58.

Suradi, R., Kristina H., 2004. Manajemen Laktasi, Edisi ke-2, Perkumpulan Peritanologi Indonesia, Jakarta, pp.1-13.

Suradi, R., 2008. Manfaat ASI dan Menyusui, Balai Penerbit FK UI, Jakarta, pp. 9-12.

Susilowati, 2009. Hubungan Antara Durasi Pemberian ASI Dan Faktor Lainya Dengan Status Gizi Pada Anak Umur 12-24 Bulan DI Kelurahan Cigugur Tengah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi Tahun 2009. Diakses tanggal 20 mei 2014. < http://stikesayani.ac.id/publikasi/e-journal/files/2009/200904/200904-008.pdf>.

Tasya, A., 2008. Indonesia dan ASI. Diakses tanggal 11 desember 2013. <http://aimi-asi.org/2008/08/indonesia-dan-asi/-29k-/>

WHO, 2013. Prevalence of Child Malnutrition (Percent Underweight Under Age Five). Diakses tanggal 22 februari 2014.<http://kff.org/global-indicator/child-malnutrition/> .


(3)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah status kesehatan masyarakat terutama status gizi (Dinkes, 2013). Peran dan kedudukan penilaian status gizi didalam ilmu gizi adalah untuk mengetahui status gizi, yaitu ada tidaknya malnutrisi pada individu dan masyarakat. Menurut WHO 2013, prevelensi malnutrisi pada anak usia dibawah 5 tahun di Indonesia periode 2005 sampai 2012 mencapai 18,6% (WHO, 2013). Antropometri merupakan salah satu cara untuk mengukur status gizi. Antropometri pada bayi dan anak-anak menilai status gizi dan pertumbuhan (Inriati, 2010).

Dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi memerlukan zat gizi agar proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan baik (Gunawan, 2010). ASI merupakan makanan yang bergizi yang mudah dicerna oleh bayi dan langsung diserap (Ridzal, 2013). ASI mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi dengan konsentrasi yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Untuk mendukung pemberian ASI eksklusif di Indonesia, pada tahun 1990 pemerintah mencanangkan gerakan nasional peningkatan pemberian ASI. Pada tahun 2004, sesuai dengan anjuran WHO, pemberian ASI eksklusif di Indonesia ditingkatkan menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan dalam keputusan Menteri Kesehatan Indonesia nomor 450/MENKES/SK/IV/2004 tahun 2004 (Tasya, 2008). Namun, praktek pemberian non ASI eksklusif sangat dini masih terjadi. Data dari Survei Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan 30%


(4)

bayi usia dibawah enam bulan selain mendapatkan ASI juga diberikan makanan, 18% diberi ASI dan susu formula, 9% diberi ASI dan air putih serta 20% diberi ASI dan jus (Kemenkes RI, 2010). Berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kota Malang, praktek pemberian ASI secara eksklusif di kota Malang pada tahun 2011 masih rendah pencapaiannya yaitu sebesar 41,54% dimana cakupan tersebut masih kurang dari target 50% dan pukesmas kedungkandang kota malang merupakan salah satu pukesmas dengan cakupan ASI eksklusif rendah di kota Malang yaitu sebesar 20% (Dinkes Malang, 2011).

Bayi merupakan kelompok umur yang rentan terhadap malnutrisi karena dalam usia tumbuh kembang, untuk itu mereka sangat membutuhkan nutrisi yang cukup dan bergizi. Menurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah rentang usia 0 bulan hingga 12 bulan (Soetjiningsih, 2004).

Maka dari penjelasan diatas peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan status gizi pada bayi usia 6-12 bulan antara yang mendapatkan ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif khususnya di posyandu wilayah kerja puskesmas Kedungkandang kota Malang.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada perbedaan status gizi antara bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dengan Non ASI Eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan di posyandu wilayah kerja pukesmas Kedungkandang kecamatan Kedungkandang Kota Malang?


(5)

3

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan status gizi antara pemberian ASI eksklusif dengan Non ASI Eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan di posyandu wilayah kerja pukesmas Kedungkandang kecamatan Kedungkadang Kota Malang

1.3.2Tujuan Khusus

1. Mengetahui jumlah bayi usia 6-12 bulan yang mendapat ASI Eksklusif. 2. Mengetahui jumlah bayi usia 6-12 bulan yang Non ASI Eksklusif.

3. Mengetahui status gizi bayi usia 6-12 bulan yang mendapat ASI Eksklusif. 4. Mengetahui status gizi bayi usia 6-12 bulan yang Non ASI Eksklusif.

5. Membandingkan status gizi bayi yang ASI Eksklusif dan Non ASI Eksklusif. 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti

Menambah pengalaman dalam penelitian, penerapan keilmuan dan mengetahui ada tidaknya perbedaan status gizi antara pemberian ASI Eksklusif dengan Non ASI Eksklusif pada bayi usia 6-12 bulan.

1.4.2Bagi klinis

Memberi masukan bagi tenaga kesehatan untuk lebih mengutamakan ASI Eksklusif dalam memperbaiki status gizi pada bayi usia 6-12 bulan.

1.4.3Bagi masyarakat

1. Sebagai masukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang status gizi .


(6)

2. Dapat memberikan informasi bagaimana cara membedakan status gizi pada bayi.

1.4.4 Bagi peneliti lain

Dapat dipergunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor lain yang membedakan status gizi bayi serta faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tersebut.


Dokumen yang terkait

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Diare Pada Bayi Berusia 6-12 Bulan Di Kelurahan Bendungan Kecamatan Cilegon Bulan Agustus 2010

0 7 81

PERBEDAAN STATUS GIZI PADA BAYI BERUMUR 4–6 BULAN YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ASI NON EKSKLUSIF Perbedaan Status Gizi Pada Bayi Berumur 4-6 Bulan Yang Diberikan Asi Eksklusif Dengan Asi Non Eksklusif.

0 5 11

PERBEDAAN PERTAMBAHAN PANJANG DAN BERAT BADAN BAYI USIA 2-6 BULAN YANG MENDAPATKAN ASI EKSKLUSIF DAN ASI NON EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAJANG.

0 0 1

Perbedaan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Tidak Diberi ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tembung Kota Medan Tahun 2016

0 0 17

Perbedaan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Tidak Diberi ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tembung Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Perbedaan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Tidak Diberi ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tembung Kota Medan Tahun 2016

0 0 14

Perbedaan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Tidak Diberi ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tembung Kota Medan Tahun 2016

0 0 26

Perbedaan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Tidak Diberi ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tembung Kota Medan Tahun 2016

0 0 3

Perbedaan Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan yang Diberi ASI Eksklusif dan Tidak Diberi ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tembung Kota Medan Tahun 2016

0 2 16

PERBEDAAN STATUS GIZI BAYI BERUMUR 4–6 BULAN PADA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN ASI NON EKSKLUSIF

0 0 5