BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Belajar
Pengertian belajar dalam perkembangannya mengalami perubahan sesuai dengan paradigma teori belajar. Terdapat tiga paradigma teori belajar yaitu behavioristik,
kognitif, dan konstruktivistik. Penelitian ini menggunakan teori behavioristik, dimana belajar sering dikatakan sebagai proses perubahan dalam tingkah laku
sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon Yaumi, 2013: 29. Perubahan perilaku yang dapat diamati dari hasil hubungan timbal balik antara
guru sebagai pemberi rangsangan stimulus dan siswa sebagai pereaksi respon tindakan stimulus yang diberikan. Hubungan stimulus-respon ini yang akan
menimbulkan kebiasaan-kebiasaan otomatis pada pembelajaran. Guru akan memberikan rangsangan dalam pembelajaran tari bedayo tulang bawang berupa
pembelajaran materi ragam gerak stimulus kemudian siswa menerima respon materi ragam gerak tari bedayo tulang bawang yang disampaikan. Dibawah ini
terdapat beberapa premis dasar teori belajar behavioristik menurut para ahli yaitu sebagai berikut.
1. Teori Belajar Menurut Edward L. Thorndike
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti
pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar,
yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakantindakan. Dari definisi belajar tersebut maka menurut Thorndike perubahan tingkah laku akibat dari
kegiatan belajar itu dapat berwujud konkrit yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Meskipun aliran behaviorisme sangat
mengutamakan pengukuran, namun ia tidak dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku-tingkah laku yang tidak dapat diamati. Namun demikian,
teorinya telah banyak memberikan pemikiran dan inspirasi kepada tokoh-tokoh lain yang datang kemudian. Teori Thorndike ini disebut juga sebagai aliran
Koneksionisme Connectionism.
2. Teori Belajar Menurut Skinner
Konsep-konsep yang dikemukakan oleh Skinner tentang belajar mampu meng- ungguli konsep-konsep lain yang dikemukakan oleh para tokoh sebelumnya.
Menurut Skinner, hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan
tingkah laku, tidaklah sesederhana yang digambarkan oleh para tokoh sebelumnya. Dikatakannya bahwa respon yang diberikan oleh seseorangsiswa
tidaklah sesederhana itu. Sebab, pada dasarnya stimulus-stimulus yang diberikan kepada seseorang akan saling berinteraksi dan interaksi antara stimulus-stimulus
tersebut akan mempengaruhi bentuk respon yang akan diberikan. Demikian juga dengan respon yang dimunculkan inipun akan mempunyai konsekuensi.
Konsekuensi-konsekuensi inilah yang pada gilirannya akan mempengaruhi atau menjadi pertimbangan munculnya perilaku. Oleh sebab itu, untuk memahami