PEMBELAJARAN TARI BEDAYO TULANG BAWANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMOSTRASI DI SMP NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PEMBELAJARAN TARI BEDAYO TULANG BAWANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMOSTRASI

DI SMP NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG Oleh

ERA ARYANI SASIWI

Hal yang diungkap dalam penelitian ini adalah pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang dengan menggunakan metode demonstrasi di SMP Negeri 16 Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang dengan menggunakan metode demonstrasi pada ekstrakurikuller tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII ekstrakurikuller tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung yang berjumlah 11 siswa. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah observasi berperan serta (partisipasi), wawancara, dokumentasi, dan tes praktik.

Metode demostrasi diterapkan pada pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang dari pertemuan awal hingga pertemuan akhir. Metode demonstrasi merupakan metode yang tepat pada pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang karena metode ini dapat mempermudah guru untuk menjelaskan dan mempraktikkan suatu gerak


(2)

agar dapat dimengerti oleh siswanya dengan siswa dapat langsung meniru dan mengikuti yang dipraktikkan oleh guru.

Hasil pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang dengan menggunakan metode demonstrasi menunjukkan bahwa siswa rata-rata sudah mampu memeragakan tari Bedayo Tulang Bawang dengan cukup baik sesuai dengan yang telah diajarkan. Penilaian diberikan melalui tiga aspek yaitu kemampuan gerak, ketepatan gerak dengan iringan dan ekspresi saat menari.


(3)

ABSTRACT

LEARNING DANCE BEDAYO TULANG BAWANG USING THE DEMONSTRATIONS

AT JUNIOR HIGH SCHOLL 16 BANDAR LAMPUNG BY

ERA ARYANI SASIWI

It is revealed in this study is learning dance Bedayo Tulang Bawang using SMP Negeri 16 demonstration in Bandar Lampung. This study aimed to describe the dance lessons Bedayo Tulang Bawang using ekstrakurikuller dance demonstration at Junior High School 16 in Bandar Lampung.

This research uses descriptive qualitative method. Sources of data in this study were students of class VII ekstrakurikuller dance at Junior High School 16, Bandar Lampung, amounting to 11 students. The technique used to collect the data were observation participate (participation), interviews, documentation, and testing practices.

Method applied to the study of dance demonstrations Bedayo Tulang Bawang from the initial meeting to the final meeting. Demonstration method is an appropriate method to study dance Bedayo Tulang Bawang because this method can facilitate the teacher to explain and practice a motion that can be understood


(4)

by the student and the student can directly imitate and follow that practiced by the teacher.

Learning outcomes Bedayo Tulang Bawang dance using the demonstration showed that the average student is able to demonstrate Bedayo Tulang Bawang dance pretty well according to you have been taught. Assessment is given through three aspects of mobility, accuracy and expression motion with accompaniment while dancing.


(5)

PEMBELAJARAN TARI BEDAYO TULANG BAWANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

DI SMP NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG

OLEH

ERA ARYANI SASIWI 0913043022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2013


(6)

Judul Skripsi : PEMBELAJARAN TARI BEDAYO TULANG BAWANG DENGAN MENGGUNAKAN

METODE DEMONSTRASI DI SMP NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Era Aryani Sasiwi No. Pokok Mahasiswa : 0913043022

Program Studi : Pendidikan Seni Tari

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. I Wayan Mustika., M.Hum. Hasyimkan, S.Sn., M.A.

NIP 19750624200212 1 003 NIP 19710213200212 1 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Dr. Muhammad Fuad, M. Hum. NIP 19590722 198603 1 003


(7)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. I Wayan Mustika, M.Hum. ……….

Sekretaris : Hasyimkan, S.Sn., M.A. ……….

Penguji

Bukan Pembimbing : Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003


(8)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ERA ARYANI SASIWI

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913043022

Program Studi : Pendidikan Seni Tari

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, 06 Mei 2013 Yang Menyatakan

ERA ARYANI SASIWI NPM 0913043022


(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Liwa pada 11 Januari 1992, yang merupakan anak pertama dari 3 bersaudara pasangan Bapak Legiyo dan Ibu Sri Rahayu Widayati.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah Taman Kanak-kanak (TK) Nurrul Islam Pasar Liwa pada 1997, Sekolah Dasar (SD) Negeri 3 Liwa pada 2003, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Liwa pada 2006, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Liwa pada 2009. Tahun 2009 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan , Jurusan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Seni Tari.

Tahun 2012 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Sukadana Lampung Timur, Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Pasar Sukadana, dan melakukan penelitian di SMP Negeri 16 Bandar Lampung untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).


(10)

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”

(Q.S Ar Ra’d 13:11)

Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil

(professional atau ahli). Barang siapa bersusah payah mencari nafkah untuk

keluarganya maka ia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza

wajalla”


(11)

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW dan dari lubuk hati yang paling dalam kupersembahkan karya yang sangat sederhana ini sebagai bukti

kasih sayang dan cintaku kepada:

 Teristimewa kepada Bapak dan Ibuku, yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, bimbingan, nasihat-nasihat, serta kebutuhan rohani dan jasmani yang selama ini diberikan untuk kami anaknya, hanya ucapan kecil dari bibirku yang dapat kupersembahkan “TERIMA KASIH” Bapak, “TERIMA KASIH” Ibu, dengan keringat kalianlah aku bisa mencapai ini semua. Do‟a ku tak kan henti -hentinya mengiringimu dalam menempuh hidup ini.

 Adik-adikku tercinta, Jevy Narsita Lestari dan Dilfa Fa‟adhil Alif yang telah memberikan dukungan dan perhatian dalam mengerjakan penelitian dan pengerjaan skripsi ini.

 Seseorang disana yang selalu memberi dukungan, support, semangat yang luar biasa kepadaku selama ini.


(12)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa, atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Tari, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Skripsi ini berjudul “Pembelajaran Tari Bedayo Tulang Bawang dengan Menggunakan Metode Demonstrasi di SMP Negeri 16 Bandar Lampung”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan dari berbagai hak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. I Wayan Mustika, M.Hum. selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran-saran, dan nasehat demi terselesaikannya skripsi ini.

2. Hasyimkan, S.Sn, M.A. selaku Pembimbing II atas bimbingan, kesabaran, dan masukannya kepada penulis.

3. Agung Kurniawan, S.Sn., M.Sn. selaku Penguji dan Pembahas, terima kasih atas saran-saran dan nasehat yang diberikan.

4. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Tari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(13)

5. Dwiyana Habsary S.sn., M.Hum. sebagai dosen yang selalu memberiku motivasi dan semangat.

6. Dr. Muhammad Fuad, M. Hum. selaku ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Universitas Lampung.

7. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 8. Hj. Sutarti S, S.Pd., M.M. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 16 Bandar

Lampung dan Ibu Magdalena selaku Guru Kesenian.

9. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswa SMP Negeri 16 Bandar Lampung atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung.

10. Teman-temanku Seni Tari seangkatan 2009 terimakasih atas semangat, motivasi, bimbingan, dan dukungan untuk pengerjaan skripsi ini. 11. Mas Jaya, Mbak Eva, Mbah Bahri, Pak Heru, dan seluruh Staf Kampus

Program Studi Seni Tari FKIP Universitas Lampung atas dukungan serta partisipasinya.

12. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap semoga amal kebaikan mereka diterima oleh Allah SWT, dan akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda, dan diberi kebahagiaan dunia maupun di akhirat kelak. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 06 Mei 2013 Penulis


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN... vi

SANWACANA ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori ... 10

2.2. Seni Tari ... 13

2.3. Tari Bedayo Tulang Bawang ... 16

2.3.1. Sejarah Tari Bedayo Tulang Bawang ... 16

2.3.2. Unsur Dan Bentuk Tari Bedayo Tulang Bawang ... 18

2.4. Metode Demonstrasi ... 34

2.4.1. Pengertian Metode Demonstrasi ... 34

2.4.2. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Demonstrasi ... 35

2.4.3. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Demonstrasi ... 37

2.5. Pembelajaran Seni Tari di Sekolah ... 38

III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode ... 40

3.2. Sumber Data ... 40

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.3.1. Pengamatan (observation) ... 41

3.3.2 Wawancara. ... 41

3.3.3. Dokumentasi ... 42

3.3.4. Tes Praktik ... 42


(15)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 47

4.1.1 Profil Singkat SMP Negeri 16 Bandar Lampung ... 47

4.1.2 Keadaan Guru ... 48

4.1.3 Keadaan Siswa ... 49

4.1.4 Sarana dan Prasarana Sekolah ... 50

4.1.5 Prestasi Sekolah ... 50

4.2 Hasil dan Pembahasan ... 52

4.2.1 Hasil Penelitian ... 52

4.2.1.1 Permohonan Izin ... 52

4.2.1.2 Pertemuan Pertama ... 54

4.2.1.3 Pertemuan Kedua ... 61

4.2.1.4 Pertemuan Ketiga ... 67

4.2.1.5 Pertemuan Keempat ... 75

4.2.1.6 Pertemuan Kelima ... 79

4.2.1.7 Pertemuan Keenam(Evaluasi) ... 82

4.2.2 Penyajian Data ... 89

4.3 Pembahasan ... 90

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 93

5.2. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA... 96


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Indikator tes evaluasi ... 43

3.2. Interval persentase ... 45

3.3. Penentuan patokan dengan perhitungan persentase untuk skala lima ... 46

4.1. Perolehan kejuaraan prestasi non akademik ... 48

4.2. Perolehan kejuaraan prestasi akademik ... 49

4.3. Keadaan Guru SMP Negeri 16 Bandar Lampung ... 50

4.4. Keadaan Guru SMP Negeri 16 Bandar Lampung ... 51

4.5. Pembahasan pengamatan siswi pada pertemuan pertama ... 61

4.6. Pembahasan pengamatan siswi pada pertemuan kedua ... 67

4.7. Pembahasan pengamatan siswi pada pertemuan ketiga ... 74

4.8. Pembahasan pengamatan siswi pada pertemuan keempat ... 79

4.9. Pembahasan pengamatan siswi pada pertemuan kelima ... 83

4.10.Pembahasan pengamatan siswi pada pertemuan keenam ... 87


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Dokumentasi gerak sembah pebukou. ... 20

2.2. Dokumentasi gerak lapah tebeng ... 21

2.3. Dokumentasi gerak samber melayang ... 21

2.4. Dokumentasi gerak mampam bias putar ... 22

2.5. Dokumentasi gerak kilat mundur ... 22

2.6. Dokumentasi gerak ngetir ... 23

2.7. Dokumentasi gerak ngerujung ... 24

2.8. Dokumentasi gerak lipetto ... 25

2.9. Dokumentasi siger atau makuto ... 26

2.10.Dokumentasi kalung jimat ... 26

2.11.Dokumentasi gelang kano ... 27

2.12.Dokumentasi tapis cucuk kanda ... 27

2.13.Dokumentasi tapis tutup dada ... 28

2.14.Dokumentasi ikat pinggang kuning ... 28

2.15.Dokumentasi selendang ... 29

2.16.Dokumentasi tanggai ... 29

2.17.Dokumentasi penari bedayo dengan tata rias dan busana ... 30

2.18.Dokumentasi seperangkat alat musik talo bala lampung ... 31

2.19.Dokumentasi tala lunik ... 31

2.20.Dokumentasi kulintang ... 32

2.21.Dokumentasi canang ... 32

2.22.Dokumentasi kendang dan gujih ... 33

4.1. Dokumentasi perkenalan dan pengenalan tari bedayo tulang bawang ... 54

4.2. Dokumentasi pemanasan dan olah tubuh sebelum mulai pembelajaran ... 55

4.3. Dokumentasi pemberian ragam gerak mampam bias putar kepada siswa ... 56

4.4. Dokumentasi siswa mempraktekkan gerak tari secara bersama-sama ... 57

4.5. Dokumentasi siswa sedang menirukan gerak saat didemostrasikan ... 63

4.6. Dokumentasi siswa memperaktekkan gerak sembah pebukou ... 64

4.7. Dokumentasi pemanasan dan olah tubuh sebelum mulai pembelajaran ... 68

4.8. Dokumentasi siswa dibenahi teknik gerak dalam menari... 69

4.9. Dokumentasi siswa menarikan tari dengan urutan tarian ... 77

4.10.Dokumentasi siswa dan guru bersama-sama menarikan tarian ... 78

4.11.Dokumentasi siswa menarikan bersama-sama tari bedayo tulang bawang ... 81

4.12.Dokumentasi siswa menari dengan iringi musik pengiring tari ... 82

4.13.Dokumentasi siswa menari dengan iringi musik pengiring tari ... 84


(18)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Rencana Kegiatan Harian (RKH) Lampiran 2

Panduan Wawancara Lampiran 3

Lembar Pengamatan Tes Praktik Individu Lampiran 4

4.1. Surat Izin Penelitian

4.2. Surat Keterangan Penelitian 4.3. Surat Rekomendasi Sekolah Lampiran 5


(19)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Indikator Tes Evaluasi (Penilaian Proses) 43

Tabel 3.2 Intreval Persentase 45

Tabel.3.3 Penentuan Patokan Persentase Untuk Skala Lima 46 Table 4.1 Perolehan Kejuaraan/ Prestasi Non Akademik 48

Tabel 4.2 Perolehan Kejuaraan/ Prestasi Akademik 49

Tabel 4.3 Keadaan Siswa SMP Negeri 16 Bandar Lampung 50 Table 4.4 Keadaan Guru SMP Negeri 16 Bandar Lampung 51 Tabel 4.5 Tabel Hasil Pengamatan Siswa Pada Pertemuan Pertama 61 Table 4.6 Tabel Hasil Pengamatan Siswa Pada Pertemuan Kedua 67 Table 4.7 Tabel Hasil Pengamatan Siswa Pada Pertemuan Ketiga 74 Table 4.8 Tabel Hasil Pengamatan Siswa Pada Pertemuan Keempat 79 Table 4.9 Tabel Hasil Pengamatan Siswa Pada Pertemuan Kelima 83 Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Pada Pertemuan Keenam/Evaluasi 87 Tabel 4.11 Pembahasan Pengamatan Tes Praktik


(20)

DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM

Gambar Hal

4.1 Dokumentasi Perkenalan dan Pengenalan Tari Bedayo Tulang Bawang 54 4.2 Dokumentasi Pemanasan Dan Olah Tubuh Sebelum Mulai Pembelajaran 55 4.3 Dokumentasi Pemberian Ragam Gerak Mampam Bias Putar Kepada Siswa 56 4.4 Dokumentasi Siswa Mempraktekkan Gerak Tari Secara Bersama-Sama 57 4.5 Dokumentasi Siswa Sedang Menirukan Gerak Saat Didemostrasikan 63 4.6 Dokumentasi Siswa Memperaktekkan Gerak Sembah Pebukou 64 4.7 Dokumentasi Pemanasan Dan Olah Tubuh Sebelum Mulai Pembelajaran 68 4.8 Dokumentasi Siswa Dibenahi Teknik Gerak Dalam Menari 69 4.9 Dokumentasi Siswa Menarikan Tari Dengan Urutan Tarian 77 4.10 Dokumentasi Siswa Dan Guru Bersama-Sama Menarikan Tarian 78 4.11 Dokumentasi Siswa Menarikan Bersama-Sama Tari Bedayo Tulang Bawang 81 4.12 Dokumentasi Siswa Menari Dengan Iringi Musik Pengiring Tari 82 4.13Dokumentasi Siswa Menari Dengan Iringi Musik Pengiring Tari 84 4.14 Dokumentasi Evaluasi Pembelajaran Tari Bedayo Tulang Bawang 85


(21)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan pada hakekatnya berlangsung dalam suatu proses. Proses itu berupa transformasi nilai-nilai pengetahuan, teknologi dan keterampilan. Penerima proses adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang menuju ke arah pendewasaan kepribadian dan penguasaan pengetahuan.

Pendidikan adalah usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang, UUR.I. No. 2 Tahun 1989 (Hamalik,2011:2).

Guru sangat berperan dalam membimbing anak didik ke arah terbentuknya pribadi yang diinginkan. Selain itu juga dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi dua arah antara pengajar dan peserta didik. Kedua kegiatan ini saling mempengaruhi dan dapat menentukan hasil belajar. Kemampuan guru dalam menyampaikan atau mentransformasikan bidang studi dengan baik, merupakan syarat mutlak yang tidak dapat ditawar lagi karena hal ini dapat mempengaruhi proses mengajar dan hasil belajar siswa.


(22)

2

Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya, UU No. 23 Tahun 2002 (Sagala,2012:4).

Oemar Hamalik mengatakan, bahwa pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik bergantung pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang dimiliki oleh peserta didik sejak lahir, dan lingkungan yang mempengaruhi hingga bakat itu tumbuh dan berkembang.

Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan merupakan suatu komponen sitem pendidikan yang menempati kedudukan dan fungsi sentral sehingga setiap tenaga kependidikan perlu memahami dengan baik tujuan pendidikan, supaya berupaya melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan (Hamalik, 1994:3).

Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 mengemukakan bahwa salah satu yang mendasari pendidikan nasional adalah kebudayaan. Kebudayaan dan pendidikan merupakan dua unsur yang saling membutuhkan satu sama lain. Disatu sisi pihak kebudayaan memerlukan pendidikan dalam rangka mentransmisi dan mentransformasi kebudayaan, dan di pihak lain pendidikan memerlukan kebudayaan, karena yang akan dikembangkan juga adalah kebudayaan, begitu juga dengan jenis dan bentuk pendidikan yang ada.


(23)

3

Pendidikan seni diberikan kepada anak dengan berbagai tujuan tetapi semuanya didasari oleh keyakinan bahwa seni membentuk kepekaan anak sejak pertama kali mereka mengalaminya sebagai bentuk dasar dari ekspresi dan sebagai tanggapan untuk dan dalam kehidupan (Sukakarya, 2010:3.1.3).

Pembelajaran merupakan pusat kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari guru dan siswa, yang bermuara pada pematangan intelektual, kecakapan hidup, dan keagungan moral. Pembelajaran merupakan salah satu unsur penetu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Pembelajran ibarat jantung dari proses pendidikan. Pembelajaran yang baik, cenderung menghasilkan lulusan dengan hasil belajar yang baik pula, demikian sebaliknya.

Metode pembelajaran adalah komponen cara pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pesan/materi pembelajaran agar mencapai tujuan pembelajaran. Berbagai metode pembelajaran dapat digunakan oleh guru, baik metode ceramah, tanya jawab, demostrasi, driil atau latihan dan sebagainya (Siddiq,2009:1-20).

Penggunaan metode pembelajaran memang membutuhkan penguasaan dan keterampilan guru dalam menetukan jenis metode dan sasara yang menjadi tujuan dari proses pembelajaran bahwa guru juga diharapkan untuk dapat melakukan dan menggunakan metode yang dapat menunjang proses pembelajaran sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal.


(24)

4

Metode Demostrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,situasi, atau benda tertentu. Metode Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar (Wetty,2011:16).

Tari adalah bagian dari kebudayaan, tari merupakan subjek yang memiliki kekuatan yang serupa dalam perubahan seperti pada aspek kebudayaan yang lain. Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna (meaning). Keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakan–gerakan badan dalam ruang dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus mengandung maksud-maksud tari yang dibawakan (Hadi, 2007:13).

Bagong Kussudiarjo (1985:16) dalam Wahyudiyanto (2008:11) menyebutkan bahwa tari adalah keindahan bentuk dari anggota badan manusia yang bergerak, berirama, dan berjiwa yang harmonis. Keindahan bukan hanya hal dengan tari -hal yang halus dan bagus saja, melainkan sesuatu yang memberi kepuasan batin manusia, berjiwa diartikan memberi kekuatan yang bisa menghidupkan sehingga gerak yang telah dibentuk dan berirama tersebut seakan hidup dan dapat memberikan pesan yang dapat kita mengerti dan berarti, dan harmonis adalah kesatuan yang selaras dari keindahan yang bergerak, berirama, dan berjiwa tersebut.

Tari Bedayo Tulang Bawang merupakan tari pemujaan di masa lampau yang terdapat di Kampung Bujung Menggala Kabupaten Tulang Bawang. Dengan


(25)

5

adanya pengaruh Islam tarian ini mengalami perubahan bentuk dari segi makna dan pertunjukkannya. Kemudian setelah tarian ini disusun kembali juga ada perubahan makna dan fungsi pada tari Bedayo Tulang Bawang sesuai dengan situasi dan perkembangan di Kabupaten Tulang Bawang (Mustika, 2009:72).

Tari Bedayo Tulang Bawang pada saat ini tidak digunakan untuk kepentingan upacara adat menggala karena tarian ini sudah mendapat sentuhan pola garapan dari sebuah tarian, baik dari segi gerak, musik, kostum dan tempat penyajiannya. Dengan demikian tari Bedayo Tulang Bawang sudah menjadi tarian kreasi yang hanya berfungsi sebagai tarian ucapan selamat datang atau dapat pula dikatakan untuk penyajian estetis, kemudian ditampilkan di tempat-tempat umum dan kapan saja dengan waktu yang tidak pasti (Mustika, 2009:81).

SMP Negeri 16 Bandar Lampung merupakan salah satu sekolah yang menerapkan pembelajaran tari sebagai pembelajaran ekstrakurikuler di sekolah. Dalam pelaksanaan pembelajaran tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung ini menunjukkan bahwa pembelajaran seni budaya yaitu seni tari dianggap sebagai materi yang sulit dipahami bagi siswa, karena dalam tari tidak hanya dituntut dalam pengusaan teori mengenai sejarah dan asal mula tarian tersebut melainkan siswa harus bisa memeragakan ragam gerak tari dan bentuk tari dengan tepat dan benar. Diadakannya pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang di SMP Negeri 16 Bandar Lampung adalah untuk memberikan pengenalan, pengetahuan, dan pembelajaran tentang jenis tarian daerah Lampung yaitu Tari Bedayo Tulang Bawang yang belum banyak diketahui oleh siswa dan masyarakat pada umumnya.


(26)

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah “Bagaimanakah pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang dengan menggunakan metode demonstrasi di SMP Negeri 16 Bandar Lampung tahun 2012/2013?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang dengan menggunakan metode demonstrasi di SMP Negeri 16 Bandar Lampung tahun 2012/2013.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis yang akan dijabarkan sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan secara teoritis pada bidang seni budaya, yakni dapat menambah referensi penelitian di bidang seni tari sehingga penelitian ini nantinya dapat memberikan penambahan referensi bagi guru mengenai penggunaan metode yang tepat dan menyenangkan dalam pembelajaran seni tari.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Sebagai bahan masukan bagi guru dan sekolah agar dapat menggunakan hasil penelititian untuk mengetahui keterampilan anak terhadap pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang di SMP Negeri 16 Bandar Lampung.


(27)

7

2) Untuk menambah pengetahuan dan kecintaan siswa terhadap bentuk tari lampung sekaligus memperkenalkan kepada mereka jenis tarian daerah Lampung yang belum mereka ketahui yaitu tari Bedayo Tulang Bawang. 3) Untuk menambah dan memberikan pengetahuan kepada peneliti dan

mahasiswa pendidikan seni tari bahwa metode demonstrasi merupakan metode yang tepat dalam pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang sebagai salah satu upaya pelestarian budaya tari daerah Lampung.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup objek penelitian, subjek penelitian, tempat penelitian dan waktu penelitian.

1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang di SMP Negeri 16 Bandar Lampung.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah 11 siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Tari di SMA Negeri 06 Bandar Lampung.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini bertempat di Ruang Kesenian dan Aula SMP Negeri 16 Bandar Lampung.

4. Waktu Penelitian

Waktu dalam penelitian ini adalah berkisar antara 1 (satu) bulan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Januari Tahun Pelajaran 2012/2013.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini masih orisinal apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang Pembelajaran, tari Bedayo Tulang Bawang dan metode demostrasi belum ada yang mencatat tentang pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang dengan menggunakan metode demostrasi di SMP Negeri 16 Bandar Lampung.

Sagala mengatakan dalam bukunya yang berjudul „Konsep dan Makna Pembelajaran‟ bahwa pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Konsep pembelajaran menurut Corey (1986:195) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan


(29)

9

respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

Tujuan pembelajaran atau yang disebut juga tujuan instruksional, merupakan tujuan yang paling khusus. Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kulikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena hanya guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran di suatu sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran ini adalah tugas guru. Sebelum guru melakukan proses belajar mengajar, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik setelah mereka selesai mengikuti pelajaran (Sanjaya, 2011:68-69).

Menurut Mustika dalam bukunya yang berjudul ’Mengenal Tari Bedayo Tulang

Bawang Sebagai Sebuah Seni Pertunjukan’ Tari Bedayo Tulang Bawang

merupakan tari pemujaan di masa lampau yang terdapat di Kampung Bujung Menggala Kabupaten Tulang Bawang. Dengan adanya pengaruh Islam tarian ini mengalami perubahan bentuk dari segi makna dan pertunjukkannya. Kemudian setelah tarian ini disusun kembali juga ada perubahan makna dan fungsi pada tari Bedayo Tulang Bawang sesuai dengan situasi dan perkembangan di Kabupaten Tulang Bawang.

Tari Bedayo Tulang Bawang saat ini sudah mengalami perubahan fungsi yang pada masa lampau tari ini sebagai sarana pemujaan kepada dewa dan sekarangtarian ini sebagai penyajian estetis yaitu untuk penyambutan atau ucapan


(30)

10

selamat datang. Disamping itu pula tari ini diupayakan sebagai identitas kabupaten Tulang Bawang (Mustika, 2009:90)

Nyoman Wetty mengatakan dalam bukunya yang berjudul „Stategi Pembelajaran Bahasa Indonesia‟ bahwa metode demonstrasi merupakan sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret.

Sagala juga mengatakan dalam bukunya yang berjudul „Konsep dan Makna Pembelajaran‟ demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar dengan mempertunjukkan tentang proses terjadinya suatu pristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat dipahami dan diketahui oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya. Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, tidak terdapat judul yang sama dengan penelitian ini oleh karena itu, penelitian ini dapat dikatakan masih orisinil.

2.1 Landasan Teori

Landasan teori sangat diperlukan agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teori merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.


(31)

11

Teori adalah seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena (Cooper and Schindler : 2003).

Sitirahayu Haditono (1999) menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan gejala yang ada.

Cooper and Schindler (2003), menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian adalah :

1. Teori mempersempit kisaran sebenarnya yang perlu dipelajari

2. Teori menyarankan pendekatan penelitian yang mungkin dapat menghasilkan makna terbesar

3. Teori menyarankan sistem penelitian untuk memaksakan dalam data dan rangka mengklasifikasikan mereka dalam cara yang paling bermakna

4. Teori yang merangkum apa yang diketahui tentang objek studi dan menyatakan keseragaman yang berada diluar pengamatan langsung

5. Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta lanjut yang harus ditemukan

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pembelajaran, teori fungsi, dan metode demonstrasi.

Untuk mengungkap pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang di SMP Negeri 16 Bandar Lampung digunakan teori pembelajaran. Teori Pembelajaran dipandang sangat tepat untuk melihat proses pembelajaran setiap pertemuan selama melakukan penelitian.


(32)

12

Pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya, peserta didik hidup dalam pola kebudayaan masyarakatnya. Manusia berbudaya adalah manusia yang mampu hidup dalam pola tersebut. Peserta didik diajar agar memiliki kemampuan dan kepribadian sesuai dengan kehidupannya budaya masyarakatnya (Hamalik:. 2011).

Dalam konteks teori pembelajaran, teori mempunyai tiga fungsi yang berbeda-beda namun saling terkait erat.

1. Teori pembelajaran adalah pendekatan terhadap status bidang pengetahuan, status cara menganalisis, membicarakan dan meneliti pembelajaran.

2. Teori pembelajaran berupaya untuk meringkas sekumpulan pengetahuan mengenai hukum-hukum pembelajaran ke dalam ruang yang sangat kecil. 3. Teori pembelajaran secara kreatif berupaya menjelaskan apa itu pembelajaran

dan mengapa pembelajaran berlangsung seperti adanya.

Untuk melihat fungsi tari Bedayo Tulang Bawang, digunakan teori fungsi yang dikemukakakan oleh R.M Soedarsono dalam bukunya „Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi’. R.M mengelompokkan fungsi seni pertunjukan menjadi 2 kelompok yakni fungsi primer dan fungsi skunder. Fungsi primer dapat dibagi menjadi 3 fungsi, yaitu :

1. Seni pertunjukan yang berfungsi sebagai sarana ritual 2. Seni pertunjukan yang berfungsi sebagai sarana hiburan

3. Seni pertunjukan yang berfungsi sebagai sarana presentasi estetis

Seni pertunjukan yang berfungsi sebagai sarana presentasi estetis adalah seni kolektif sehingga penampilannya di atas panggung menurut biaya yang tidak


(33)

13

sedikit. Oleh karena, seorang seniman pertunjukan apabila akan menampilkan karyanya harus menyiapkan biaya yang cukup banyak. Pada umumnya seni pertunjukan yang berfungsi sebagai presentasi estetis penyandang dana produksinya (production cast) oleh karena itu penonton adalah para pembeli karcis.

Untuk mengungkap metode yang paling efektif untuk mengajarkan dan mengamati tari Bedayo Tulang Bawang yaitu metode demonstrasi. Dipilihnya metode demostrasi sebagai metode pembelajaran seni tari karena metode ini merupakan pertunjukan tentang suatu proses terjadinya suatu pristiwa atau benda benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik (Sagala, 2003:210).

2.2 Seni Tari

Menurut Anya Peterson Royce dalam bukunya yang berjudul „Antropologi Tari‟ tari adalah gerak yang terpola. Tari sebagai bentuk seni tidak hanya sebagai ungkapan gerak. Tetapi telah membawa nilai rasa irama yang mampu memberikan sentuhan rasa estetis. Tari sebagai bentuk seni merupakan aktivitas khusus bukan hanya sekedar ungkapan gerak yang emosional atau mengungkapkan perasaan dalam wujud gerak tanpa arah dan tujuan atau hanya menyalurkan kelebihan energi.


(34)

14

Kehadiran tari bermula dari rangsangan (stimulus) yang mempengaruhi organ kinetik manusia. Dengan tujuan tertentu lahir sebuah perwujudan pola-pola gerak yang bersifat konstruktif. Tari merupakan bentuk seni yang mempunyai kaitan erat dengan konsep dan proses koreografisyang bersifat kreatif (Hidayat, 2005 : 1-2).

Tari adalah keindahan gerak badan manusia yang bergerak, berirama, dan berjiwa atau keindahan bentuk anggota badan manusia yang bergerak, berirama, dan berjiwa harmonis (Kussudiarji dalam Susi, 2007:18).

Curt sack mengatakan dalam buku „World History Dance‟ menyebutkan bahwa tari adalah gerak yang ritmis. Gerak-gerak tubuh dan anggota-anggotanya yang diatur sedemikian rupa sehingga berirama.

Tari adalah susunan gerak yang beraturan yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai kesan tertentu atau bentuk upaya yang mewujudkan keindahan susuna gerak dan irama yang dibentuk dalam satuan-satuan komposisi (Edy Sedyawati dalam Susi, 2007:17).

Menurut Suryodiningrat, tari adalah keseluruhan gerak anggota tubuh, suara gamelan ditata menurut irama gending dalam suatu kesesuaian simbol dengan maksud tari itu sendiri.

Kedudukan seni tari sebagai salah satu ilmu pengetahuan memiliki fungsi dan tujuan seperti bidang ilmu lainnya. Soedarsono dalam bukunya membedakan fungsi tari sebagai berikut :


(35)

15

1. Seni Tari Sebagai Sarana Upacara

Pada masa budaya purba, kepercayaan kepada dewa, ruh leluhur, dan alam gaib masih sangat kuat. Sehingga segala kegiatan dihubungkan dengan hal-hal magis dan spiritual dengan mengadakan upacara-upacara. Upacara-upacara tersebut dilakukan dengan maksud tertentu dengan media seni tari. Maksud dari pengadaan upacara ritual itu bermacam-macam diantaranya permohonan keselamatan, pesta panen padi, bersih desa, kelahiran, kematian, perkawinan, upacara pemotongan gigi dan lain-lain.

2. Seni Tari Sebagai Pergaulan

Tari pergaulan merupakan bentuk tari yang bersifat gembira. Tari ini berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, karena selalu menyesuaikan perkembangan budaya dan selera rakyat.

3. Seni Tari Sebagai Hiburan

Tari hiburan diperuntukkan sekedar memberi kepuasan perasaan saja tanpa membutuhkan pengamatan secara serius. Pada umumnya tari-tarian ini merupakan acara pelengkap pada acara-acara tertentu seperti ulang tahun kemerdekaan, pembukaan sebuah kantor atau gedung, penyambutan kenegaraan, dan sebagainya.

4. Seni Tari Sebagai Sarana Hiburan atau Tontonan

Tari yang berfungsi sebagai sarana hiburan atau tontonan merupakan tarian yang dipertontonkan untuk kepuasan manusia. Walaupun demikian tari ini membutuhkan pengamatan yang serius. Tari pertunjukan biasanya membawa misi-misi dan maksud tertentu agar mudah dipahami dan ditelaah peminatnya. Tari ini juga memiliki nilai estetis yang tinggi.


(36)

16

2.3 Tari Bedayo Tulang Bawang

2.3.1 Sejarah Tari Bedayo Tulang Bawang

Tari Bedayo Tulang Bawang adalah salah satu tari tradisional dari Tulang Bawang yang usianya sudah sangat tua, bila dibandingkan dengan tarian yang ada di Menggala. Tari ini diperkirakan ada pada abad ke-14 M pada masa sisa-sisa kerajaan Tulang Bawang yang mendapat pengaruh agama Hindu-Budha (Mustika, 2009:23).

Marwansyah Warganegara berpendapat bahwa Tari Bedayo Tulang Bawang sering disebut juga tari pemujaan yang belum ada kepastian siapa yang menciptakan tarian ini, sugestinya tarian ini diciptakan bersama-sama oleh sekelompok orang yang disuruh oleh Menak Sakawira. Sekolompok orang yang menciptakan tarian tersebut masih berada di wilayah Kampung Bujung Menggala. Konon munculnya tari Bedayo Tulang Bawang akibat adanya wabah penyakit yang menyebar di Kampung Bujang Menggala di masa itu. Wabah penyakit itu disebut “taun”, yang artinya setan yaitu penyakit yang mematikan berupa penyakit cacar yang disebabkan oleh mahluk halus (setan) yang sudah menelan korban banyak. Berbagai usaha telah dilakukan tetapi tidak kunjung hilang penyakit tersebut. Kemudian Menak Sakawira pergi untuk bertapa selama sembilan hari di Kampung Bujung Menggala. Di sanalah Menak Sakawira bersemedi di depan gundukan tanah berunduk dalam yang biasa masyarakat Menggala sebut tambak dan memohon kepada Dewa Pun agar kampung yang di landa penyakit tersebut cepat berhenti.


(37)

17

Selama bertapa disana Menak Sakawira mendapatkan wangsit agar mengadakan upacara dan pemotongan kambing hitam diiringi sebuah tarian sakral. Tarian sakral ini harus berjumlah dua belas orang penari wanita yang masih suci serta diiringi oleh oleh gamelan klenongan (alat musik yang terdiri dari : kempul, gong, kendang, dan kulintang). Setelah Menak Sakawira bermusyawarah dengan sesepuh adat masyarakat kampung, terbentuklah tarian tersebut dan dalam pementasannya tari Bedayo Tulang Bawang menghadap ke timur tepat arah matahari mulai menapakkan sinarnya. Arah timur merupakan awal munculnya energi kehidupan untuk memulai beraktivitas.

Ratu Dandayati juga berpendapat, bahwa pada mulanya tari Bedayo Tulang Bawang disebut tari pemujaan atau penyembuh penyakit yang dalam bahasa lampungnya dinamakan ngeguwai munyai atau ngeminyaiko. Tarian ini dipersembahkan kepada Dewa Pun, agar terhindar dari malapaetaka yang melanda tiyuh tersebut, dan dipentaskan hampir setiap bulan bara (bulan purnama).

Suatu ketika ada orang geligis (orang portugis) datang ke Menggala dalam urusan perdagangan hasil bumi. Kemudian melihat acara pementasan tari pemujaan. Pada saat itu pementasan tari Bedayo Tulang Bawang sudah menjadi kebiasaan masyarakat Menggala khususnya di kampung Bujung Menggala. Terlalu seringnya orang portugis melihat pertunjukan tersebut setiap bulan purnama, sehingga orang Menggala menyebut tarian pemujaan itu adalah tari Bedayo Tulang Bawang.

Bedayo berasal dari kata budaya, yang terdapat pada pengucapan kebiasaan masyarakat Menggala berbicara atau pengaruh dialek yang dimiliki masyarakat


(38)

18

Tulang Bawang yang beradat pepadun dan pada saat berbicara selalu berakhir dengan huruf vocal „O‟. Dialek „O‟ yaitu dialek yang dipakai oleh orang-orang Abung dan Tulang Bawang, sedangkan Tulang Bawang menunjuk pada daerah itu sendiri. Oleh sebab itu tari ini hanya ada di Kabupaten Tulang Bawang saja (Mustika,2009:26).

Tari Bedayo Tulang Bawang merupakan tari pemujaan di masa lampau yang terdapat di Kampung Bujung Menggala Kabupaten Tulang Bawang. Dengan adanya pengaruh Islam tarian ini mengalami perubahan bentuk dari segi makna dan pertunjukkannya. Kemudian setelah tarian ini disusun kembali juga ada perubahan makna dan fungsi pada tari Bedayo Tulang Bawang sesuai dengan situasi dan perkembangan di Kabupaten Tulang Bawang (Mustika, 2009:7).

2.3.2 Unsur dan Bentuk Tari Bedayo Tulang Bawang a. Penari

Tari bedayo ditarikan oleh dua belas orang penari putri, dengan gerak dan kostum yang sama dan hanya tiga saja yang membawa sesajen dengan posisi paling depan dan sembilan penari lainnya di belakang. Dan masih ada satu penari putra yang tugasnya membawa payung sebagai pengiring tarian tersebut namun tidak dalam posisi menari. Sesajen yang di bawa berupa beras kuning yang dicampur dengan kunyit dan bunga, kemenyan, daun (Mustika, 2009:40).

Sembilan penari puteri dalam tari Bedayo Tulang Bawang merupakan simbol kehidupan manusia yang memiliki fungsi simbolis tersendiri seperti :

1. Otak berfungsi untuk mengingat 2. Mata untuk melihat


(39)

19

3. Telinga untuk mendengar 4. Mulut untuk berbicara 5. Hidung untuk mencium 6. Hati untuk merasakan 7. Syaraf untuk berfikir 8. Tangan untuk meraba 9. Kaki untuk melangkah

Sedangkan ketiga yang membawa sesaji melambangkan ke-Tuhanan yakni : 1. Kemenyan atau stanggi disebutkan pengembus atau embun yang berada

paling atas atau pengighit (pikiran) yang artinya tidak ada asap tanpa api, tidak ada bau wangi tanpa pembakaran, yang maknanya agar manusia mengetahui asal-usul dan tujuan hidup

2. Beras kuning yang maknanya kesuburan dan keselamatan yang ditempatkan pada bagian tengah atau penengah (ucapan)

3. Daun salah atau kayu sasoa dan bunga yang ditempatkan paling bawah atau pebetut (perbuatan) yang maknanya kekuasaan Tuhan yang ada pada diri manusia agar semua ajarannya dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya serta diampuni dari segala dosa.


(40)

20

b. Gerak Tari

Secara umum gerak tari Bedayo Tulang Bawang mengadopsi dari tarian Lampung lainnya, seperti : Tari Cangget dan Tari Sigekh Pengunten, hanya beberapa yang menggunakan gerakan tari Bedayo Tulang Bawang dari narasumber, ini karena keterbatasan daya ingat yang dimilkinya (Mustika, 2009:43).

Tari Bedayo Tulang Bawang dari hasil penyusunan ini memiliki beberapa gerak dasar pokok yang sudah manjadi gerak inti seperti :

1. Gerak Sembah Pebukou (menyembah)

Gambar 2.1 (Foto, Dina :2012)

Keterangan :

Posisi badan setengah berdiri dengan kedua tangan

direntangkan menutup dan kedua telapak tangan bertemu di atas atas kepala


(41)

21

2. Gerak Lapah Tebeng (melangkah)

Gambar 2.2 (Foto, Dina: 2012)

Keterangan :

Posisi badan tegak, berjalan ke depan dengan kedua tangan direntangkan ke samping sejajar pinggang, telapak tangan digerakkan ke depan dan ke belakang secara bergantian

3. Gerak Samber Melayang (burung terbang)

Gambar 2.3 (Foto, Dina : 2012)

Keterangan :

Posisi badan tegak, tangan berada di depan dada lalu di tarik dan setelah itu di rentangkan ke kanan dan ke kiri dengan telapak tangan mengecum


(42)

22

Ketiga tarian yang kemudian di kembangkan menjadi beberapa gerakan yang terdapat dalam tarian Bedayo Tulang Bawang. Dan yang menjadi gerak yang paling esensial atau khas, yaitu gerak sembah pebukou, yang memilki makna sangat mendalam yaitu menyembah para dewa.

Adapun gerak tambahan lain dalam tarian ini adalah sebagai berikut : 1. Mampam Bias Putar

`Gambar 2.4 (Foto, Dina : 2012)

Keterangan :

Posisi badan mendak, kedua tangan berada sejajar di atas bahu lalu badan berputar dengan telapak tangan

mengukel dan kaki mengikuti badan


(43)

23

2. Kilat Mundur

`Gambar 2.5 (Foto, Dina : 2012)

Keterangan :

Posisi badan mendak, kedua tangan mengukel sejajar di depan dada dengan kedua kaki sedikit menekuk dan kaki kanan berada belakang

3. Ngetir

Gambar 2.6 (Foto, Dina : 2012)

Keterangan :

Posisi badan mendak, kedua tangan berada sejajar di depan dada lalu badan mengayun ke kiri dan ke kanan dengan kedua kaki sedikit menekuk dan kaki kanan berada belakang


(44)

24

4. Ngerujung

Gambar 2.7 (Foto, Dina : 2012)

Keterangan :

Posisi badan mendak diam di tempat , kedua tangan di rentangkan dan di ukel (tangan kanan serong kanan atas dan tangan kiri ke depan dada)

5. Lippeto

` Gambar 2.8 (Foto, Dina : 2012)

Keterangan :

Posisi badan mendak, kaki kanan bergerak maju dengan tangan di ukel ke kanan dan kaki kiri bergerak maju dengan tangan kiri di ukel ke kiri


(45)

25

Walaupun tari Bedayo Tulang Bawang sudah dikemas atau digarap ulang oleh pelatih asal Jawa dan Bali, nuansa tari Jawa pun juga tampak di dalam Tari Tulang Bawang akan tetapi bukan berarti tari Bedayo Tulang Bawang bergaya Jawa, hanya saja tarian ini mendapat sentuhan dari penata tarinya yang beretnis Jawa dan Bali. Namun demikian tari Bedayo Tulang Bawang tetap memilki gaya yang khas dari Menggala dan Lampung pada umumnya.

c. Tata Rias Dan Busana

Tata rias merupakan suatu cara atau metode untuk menutup muka dengan memakai goresan yang mempunyai unsur keindahan, dan bertujuan untuk mendapatkan bentuk karakter atau peran sesuai dengan keinginan manusia itu sendiri (Mustika : 2009).

Dalam pementasan tari Bedayo Tulang Bawang, tata rias yang dipergunakan adalah tata rias koretif, yakni rias cantik dengan mempertebal garis-garis pada mata, bibir, pipi dan hidung. warna pokok yang dipakai yaitu warna putih, kuning, dan biru pada kelopak mata. Sedangkan warna merah dipakai pada bagian pipi.

Busana yang dipakai para penari Bedayo Tulang Bawang diantaranya : 1. Siger atau Makuto

Berupa hiasan kepala yang terbuat dari besi yang berwarna kuning keemasan dan melambangkan adat dari masyarakat Menggala yang beradat Pepadun.


(46)

26

Gambar 2.9 (Dina :2012)

2. Kalung Jimat

Kalung Jimat yang dipakai pada penari Bedayo Tulang Bawang terbuat dari besi yang berwarna kuning keemasan yang berfungsi untuk mengusir roh-roh jahat.

Gambar 2.10 (Dina :2012)


(47)

27

3. Gelang Kano

Gelang burung atau Kano merupakan hiasan tangan yang berupa gelang yang bermotif burung, gelang ini terbuat dari besi dan berwarna kuning keemasan serta melambangkan derajat atau keturunan dari sebuah marga.

Gambar 2.11 (Dina :2012)

4. Tapis Cucuk Kanda

Merupakan kain tapis yang diberi motif atau hiasan yang bernama Cucuk Kanda. Motif Cucuk Kanda melambangkan kebesaran adat.

Gambar 2.12 (Dina :2012)


(48)

28

5. Tapis Tutup Dada

Tapis tutup dada berupa kain tapis tipis yang berwarna merah jambu dan melambangkan ketulusan dan menghormati setiap makhluk hidup.

Gambar 2.13 (Dina :2012)

6. Ikat pinggang Kuning

Ikat pinggang berwarna kuning keemasan terbuat dari besi yang memiliki unsur kebesaran dan kemewahan dari citra seseorang gadis Menggala.

Gambar 2.14 (Dina :2012)


(49)

29

7. Selendang

Selendang yang dipakai merupakan sebagai unsur keindahan dan keanggunan bagi gadis Menggala.

Gambar 2.15 (Dina :2012)

8. Tanggai

Sarung kuku atau hiasan yang terdapat pada jari-jari tangan pada penari putri Lampung dan sebagian besar digunakan pada upacara adat.

Gambar 2.16 (Dina :2012)


(50)

30

Gambar 2.17. Penari Bedayo Tulang Bawang dengan Tata Rias dan Busana (Foto:Wayan,2011)

d. Iringan

Proses penyusunan Tari Bedayo Tulang Bawang diiringi oleh alat musik klenongan yang sering disebut dengan Talo Balak. Talo Balak secara lengkap berjumlah 19 buah instrument yang dimainkan oleh 9 orang penabuh (penayakan). Hasil permainan alat musik Talo Balak disebut dengan istilah tabuhan (Mustika, 2009:57).


(51)

31

Gambar 2.18. Seperangkat alat musik Talo Bala Lampung (Dina : 2013)

Instrument Talo Balak dapat dibagi menjadi :

1. Kelompok instrumen dengan fungsi sebagai penentu irama. Dalam hal ini Talo Balak merupakan penentu irama dasar. Instrumen dalam formasi ini adalah Tala Lunik.

Gambar 2.19 (Dina : 2013)


(52)

32

2. Kelompok instrumen dengan fungsi sebagai pembawa lagu pokok, dipegang oleh kulintang.

Gambar 2.20 (Dina : 2013)

3. Kelompok instrumen yang wujudnya lebih sederhana dari kelompok kedua, yaitu instrument canang.

Gambar 2.21 (Dina :2013)


(53)

33

4. Kelompok instrumen yang berfungsi sebagai penghias irama tersebut kendang yang dibantu oleh gujih yang mampu meramaikan irama.

Gambar 2.22.Kendang dan Gujih (Dina :2013)

Talo Balak pada dasarnya belum mempunyai nada dasar yang baku sebagai patokan untuk membunyikannya, dikarenakan fungsi Talo Balak sejak semula tidak dipakai untuk mengiringi musik atau lagu, melainkan sebagai pengiring tari pada peristiwa adat. Akan tetapi bila dilihat dari lagu-lagu yang dibawakan, dapat diketahui bahwa Talo Balak masuk dalam kelompok tabuhan bernada pentatonik (5 nada) dengan laras pelok (Mustika, 2009:58).

Talo Balak yang dipakai untuk mengiringi tari Bedayo tulang Bawang milik Pemda Tulang Bawang diperkirakan kualitas bahannya tidak seratus persen perunggu dan masih ada campuran lainnya. Oleh karena itu, suara yang ditimbulkan sedikit agak sumbang. Pada pementasan tari Bedayo Tulang Bawang tabuh yang dipakai untuk mengiringi tarian ini adalah tabuh rajo menggalo (Mustika, 2009:59).


(54)

34

Ritme atau pola pada irama tari Bedayo Tulang Bawang tenang dan kadang kala dinamis, walaupun hanya menggunakan satu jenis tabuh rajo menggalo. Ada beberapa tekanan dari tempo tabuhannya tergantung pada gerak tari yang disusun atau disesuaikan dengan iringannya. Seperti ada dua tekanan yang tempo lagunya naik pada bagian tengah dan menjelang akhir pada tari Bedayo Tulang Bawang.

Warna atau karakter tabuhan rajo menggalo masih kental dan terdengar klasik. Dengan demikian tari Bedayo Tulang Bawang yang diiringi oleh tabuhan rajo menggalo sangat melodis dan harmonis dengan gerak tarinya, masih menonjolkan adanya rasa halus dari sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh orang menggala.

2.4 Metode Demontrasi

2.4.1 Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret (Wetty,2011:13).

Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. A.Tabrani Rusyan mengatakan bahwa metode demonstrasi adalah merupakan pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan. Dalam hal ini dengan demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala


(55)

35

benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang sesuai dengan harapan.

2.4.2 Kelebihan dan Kelemahan Metode Demostrasi

Metode demonstrasi sering digunakan karena merupakan metode yang sangat baik dan efektif dalam menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan yang sifatnya pemahaman (Wetty, 2011:14).

Metode demonstrasi memiliki kelebihan-kelebihan yaitu :

1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. 2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar,

tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

Dengan uraian di atas ditegaskan kembali bahwa dengan demonstrasi akan dapat mengaktifkan siswa, dapat menghindari kesalahan pengertian dari siswa dan guru, dan siswa akan merasa lebih terkesan karena siswa mengalami sendiri. Sehingga akan lebih mendalam dan lebih lama disimpan dalam pikiran tentang sesuatu proses yang terjadi.

Di samping memiliki beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga tidak terlepas dari kemungkinan-kemungkinan kurang efektif apabila digunakan.


(56)

36

Kemungkinan-kemungkinan yang dapat membuat demonstrasi kurang efektif antara lain :

1. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak. 2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai

yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.

3. Waktu yang diperlukan untuk proses belajar mengajar akan lebih lama dibandingkan dengan metode ceramah.

4. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan metode demonstrasi maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti: guru harus mempersiapkan sesuatu yang akan digunakan dalam pelaksanaan demonstrasi, menjelaskan tujuan demonstrasi kepada siswa, memperhatikan situasi dan kondisi yang dapat mempengaruhi jalannya demonstrasi dan selama demonstrasi hendaknya semua siswa dapat memperhatikan jalannya demonstrasi.


(57)

37

2.4.3 Langkah-langkah Penggunaan Metode Demonstrasi 2.4.3.1Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.

2. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. 3. Lakukan uji coba demonstrasi.

2.4.3.2Tahap Pelaksanaan 1. Langkah pembukaan

Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya :

a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan. b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

c. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.

2. Langkah pelaksanaan demonstrasi

a. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan

demonstrasi.

b. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.


(58)

38

c. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.

d. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. 2.4.3.3Langkah mengakhiri demonstrasi

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan

demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya

2.4 Pembelajaran Seni Tari di Sekolah

Proses pendidikan seni memiliki tujuan untuk mengembangkan peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat Soeharjo bahwa pendidikan seni adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran dan atau latihan agar menguasai kemampuan kesenian sesuai dengan peran yang harus dimainkan. Selanjutnya dari pengertian tersebut adalah memiliki implikasi bahwa pendidikan seni dihaarapkan akan menghasilkan kemampuan peserta didik dalam dua hal yaitu pertama, kemampuan melakukan kegiatan seni seperti mampu meniru (imitasi) dan berekspresi dan berekspresi. Kedua, agar siswa memiliki kemampuan untuk menghargai buah pikiran (dalam bentuk karya) serta menghargai karya orang lain (Sobandi,2008:44).


(59)

39

Pendidikan seni terbentuk dari kata pendidikan dan kata seni. Hal ini membawa implikasi bahwa proses pendidikan seni tidak hanya difungsikan untuk melatih anak agar mampu menguasai proses dan teknik berkarya seni saja, namun memiliki proses ini juga difungsikan sebagai alat pendidikan dalam mengembangkan peserta didik agar menjadi optimal. Oleh karena itu, substansi materi yang dipelajari dari pendidikan seni mencakup bidang konsepsi, kreasi dan apresiasi seni. Pembelajaran konsepsi dilakukan untuk membekali siswa mengetahui materi ilmu seni, kegiatan berolah seni dilakukan untuk memberikan pengalaman dan kemahiran menciptakan seni, dan berapresiasi seni dilakukan untuk memberi pengalaman dalam proses penghargaan karya seni.

Dalam konteks pembelajaran, penggunaan pendidikan seni digunakan sebagai bentuk penularan kemampuan dari pendidik kepada peserta didik sehingga mereka menguasai keterampilan teknis dalam berolah seni. Tentunya, proses penyelenggaraan pendidikan seni melalui pendekatan ini bisa dimulai dari jenjang pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat (Sobandi,2008:46).

Pengembangan potensi anak dalam seni tari selama ini hanya sekedar sebagai hiasan pengembangan kreatifitas, anak hanya berperan sebagai objek dan tidak mendapatkan kesempatan untuk menjadi subjek. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dipilihlah metode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan mengekspresikan gerak dalam menari menggunakan metode demonstrasi.


(60)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dipilihnya pendekatan penelitian deskriftif kualitatif karena gejala-gejala informasi atau keterangan dari hasil pengamatan selama proses penelitian berlangsung mencirikan naturalistik yang menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian ini terjadi secara ilmiah, apa adanya dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya. Kemudian dikumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar, sebagai mana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja (Nasution, 1992:18).

Dengan observasi partisipasi diharapkan data pengamatan yang dianalisis menjadi lebih akurat dan tidak terjadi surrogate information error atau terdapat perbedaan antara data dan informasi yang diperlukan.

3.2 Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2010:172). Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa data-data yang berasal dari informan, yaitu Guru Seni Budaya di SMP Negeri 16 Bandar Lampung dan 11


(61)

41

orang siswa kelas VII yang mengikuti kelas ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Observasi Berperan Serta (Participant Observation)

Dalam observasi ini dituntut keterlibatan dan keikutsertaan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan diharuskan untuk ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna setiap perilaku yang tampak (Sugiyono, 2009:204).

Bertindak sebagai pengajar dan pengamat (observasi partisipasi) pada kelas ekstrakurikuler tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dengan melakukan pengamatan terhadap pembelajaran seni tari pada siswa di SMP Negeri 16 Bandar Lampung. Melalui observasi ini diharapkan dapat diperoleh data tentang pembelajaran seni tari pada siswa di SMP Negeri 16 Bandar Lampung sesuai dengan batasan masalah penelitian. Pada proses observasi lebih di tekankan pada pengamatan siswa saat berada di dalam kelas.

3.3.2 Wawancara

Wawancara juga digunakan dalam teknik pengumpulan data. Wawancara digunakan apabila ingin dilakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Untuk mendapatkan data yang representatif baik


(62)

42

data primer maupun sekunder, digunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu sebagai bentuk komunikasi yang bertujuan memperoleh informasi (Sugiyono, 2009:194).

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk memperoleh data secara langsung dari informan yaitu guru seni budaya dan siswa yang mengikuti kelas ekstrakurikuler tari yang berupa informasi tentang pembelajaran seni tari pada siswa di SMP Negeri 16 Bandar Lampung.

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, majalah, prasasti, dan sebagainya. Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Arikunto, 2010:274).

Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tambahan yang berupa laporan gambar, foto dan video yang diambil pada setiap pertemuan. Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang sekolah yang dijadikan tempat penelitian dan proses pembelajaran tari pada ekstrakurikuller tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung.

3.3.4 Test Praktik

Perolehan data tentang hasil belajar tari Bedayo Tulang Bawang pada ekstrakurikuler tari untuk siswa kelas VII digunakan tes praktik perbuatan atau produk gerak-gerak tari Bedayo Tulang Bawang. Untuk menyatakan gerak tari


(63)

43

Bedayo Tulang Bawang yang dilakukan siswa sebagai hasil belajar digunakan instrumen yang berupa lembar pengamatan tes praktik, seperti di bawah ini :

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan tes Praktik

Indikator Tes Evaluasi (Penilaian Proses)

No Aspek yang

dinilai Indikator Skor

Skor Maksimum 1. Kemampuan

Gerak dan hafalan (Wiraga)

a) Siswa mampu

memeragakan tari Bedayo Tulang Bawang dengan hafalan dan menguasai teknik hafalan.

b) Siswa hafal akan tetapi terkesan gugup sehingga mengganggu konsentrasi gerak dan tekhnik hafalan. c) Siswa terlihat sangat tidak

tertib gerak pada saat memeragakan gerak tari sehingga ururtan gerak menjadi tidak beraturan.

3

2

1

3

2. Kesesuaian gerak dengan musik (Wirama)

a) Siswa mampu

memeragakan gerak tari Bedayo Tulang Bawang dengan ketepatan hitungan gerak dan ritme gerak. b) Siswa hanya bisa

memeragakan gerak tari Bedayo Tulang Bawang dengan ketepatan hitungan

3


(64)

44

tanpa memperdulikan ritme gerak.

c) Siswa hanya

memeragakan gerak tari Bedayo Tulang Bawang tanpa memperdulikan hitungan gerak tari dan ritme gerak.

1

3. Ekspresi Penjiwaan (Wirasa)

a) Siswa tersenyum dengan pandangan ke depan. b) Siswa pandangan ke

depan namun tidak senyum.

c) Siswa pandangan ke bawah dan tidak senyum.

3

2

1

3

Hasil belajar tari Bedayo Tulang Bawang siswa yang diukur dengan lembar pengamatan test praktik yang diakumulasikan dengan total skor keseluruhan berjumlah 9 sehingga kualitas hasil belajar siswa dapat dilihat menggunakan patokan dengan persentase untuk skala lima, sebagai berikut.

Tabel 3.2. Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Persentase Untuk Skala Lima

Interval Persentase

Tingkat Penguasaan Keterangan 85 % - 100 % Baik Sekali


(65)

45

60 % - 74 % Cukup

40 % - 59 % Kurang

0 % - 39 % Gagal

( Nurgiyantoro, 1988:363)

Setelah skor didapat, maka dilakukan akumulasi penilaian lembar praktik. Setelah itu dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai siswa berdasarkan aspek yang dijadikan indikator penilaian yaitu kemampuan gerak, ketepatan gerak dengan musik pengiring dan ekspresi pada saay menari dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel lembar pengamatan tes praktik yang memiliki skor maksimal 9. Selanjutnya setelah skor siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus :

NS = Skor Siswa x Skor Ideal % Skor Maksimum

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2011:334).

Langkah – langkah analisis data adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis hasil test gerak tari Bedayo Tulang Bawang yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan tes praktik dengan baik dan benar.


(66)

46

2. Memberi nilai hasil test praktik siswa dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut :

NS = Skor Siswa x Skor Ideal % Skor Maksimum

3. Menetukan nilai hasil test praktik yang diakumulasikan kemudian diukur kualitas hasil menarinya menggunakan tolak ukur sebagai berikut :

Tabel 3.3. Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Persentase Untuk Skala Lima

Interval Persentase

Tingkat Penguasaan Keterangan 85 % - 100 % Baik Sekali

75 % - 84 % Baik

60 % - 74 % Cukup

40 % - 59 % Kurang

0 % - 39 % Gagal


(67)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang dengan menggunakan metode demonstrasi dapat membantu pengetahuan siswa dalam bidang seni tari. Dalam proses pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang terlebih dahulu didemonstrasikan ragam gerak tari di depan siswa dengan siswa memperhatikan dengan baik baru kemudian siswa mempraktikkan ragam gerak yang telah diajarkan.

Metode demonstrasi diterapkan pada pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang dari pertemuan awal hingga pertemuan akhir. Metode demonstrasi merupakan metode yang tepat pada pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang. Hal ini terlihat pada saat setelah didemonstrasikan ragam gerak di depan siswa, siswa langsung dapat mengikuti apa yang telah didemonstrasikan oleh guru walau pun masih ada kesalahan-kesalahan atau pun kekurangan yang dilakukan siswa saat melakukan gerak tari.

Dalam pembelajaran tari di sekolah penggunaan metode demonstrasi merupakan metode yang efektif karena metode demonstrasi memiliki kelebihan yaitu dapat


(68)

94

mempermudah guru untuk menjelaskan suatu gerak dengan mempraktikkan gerak dalam tarian secara langsung agar dapat dimengerti oleh siswa. Kelemahan dalam penggunaan metode ini hampir tidak ditemukan, hanya saja saat bertemu dengan kondisi siswa yang lambat dalam menangkap materi guru harus lebih sabar dan mau mengulang kembali materi gerak agar siswa benar-benar paham dan mengerti.

Hasil pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang menggunakan metode demonstrasi menunjukkan bahwa siswa sudah mampu memeragakan tari Bedayo Tulang Bawang dengan cukup baik sesuai dengan yang telah diajarkan. Penilaian diberikan melalui tiga aspek yaitu kemampuan gerak, ketepatan gerak dengan iringan dan ekspresi saat menari. Berdasarkan pengamatan tes praktik dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat kriteria baik sekali berjumlah 3 siswa (27,5%), siswa yang mendapat kriteria baik berjumlah 4 siswa (36,5%), siswa yang mendapat kriteria cukup berjumlah 2 siswa (18%), siswa yang mendapat kriteria kurang berjumlah 2 siswa (18%), dan siswa yang mendapat kriteria gagal berjumlah 0 siswa (0%).

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dapat disarankan:

1. Bagi guru seni budaya dan peneliti selanjutnya agar dapat mempertahankan penggunaan metode demonstrasi sebagai metode pembelajaran tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung karena metode ini merupakan metode yang paling tepat untuk memperagakan pembelajaran gerak tari.


(69)

95

2. Dalam pembelajaran tari seluruh siswa hendaknya memakai baju praktik agar bergerak dapat lebih leluasa dibandingkan dengan memakai baju seragam sekolah.

3. Bagi siswa laki-laki hendaknya dapat berpartisipasi dalam kelas ekstrakurikuler tari untuk dapat melakukan pembelajaran gerak tari, karena peminat ektrakurikuler tari cenderung hanya siswa perempuan.


(70)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta.

Hadi, Sumandiyo. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Pustaka Book Publisher: Jogjakarta.

Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta. Mustika, I.Wayan. 2009. Mengenal Tari Bedayo Tulang Bawang Sebagai Sebuah

Seni Pertunjukan. Percetakan UPN: Yogyakarta.

Nasution, S. 1992. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Tarsito : Bandung. Royce, Peterson Anya. 2007. Antropologi Tari. Sunan Ambu PRESS STSI

Bandung : Bandung.

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta: Bandung. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Premada Media: Jakarta.

Soebandi, Bandi. 2008. Model Pembelajaran Kritik dan Apresiasi Seni Rupa. Solo: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Sugiyono. 2009 . Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung.

Wahyuwidianto. 2008. Pengetahuan Tari. ISI Prees & CV. Cendrawasih: Solo. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.


(1)

45

60 % - 74 % Cukup 40 % - 59 % Kurang

0 % - 39 % Gagal ( Nurgiyantoro, 1988:363)

Setelah skor didapat, maka dilakukan akumulasi penilaian lembar praktik. Setelah itu dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai siswa berdasarkan aspek yang dijadikan indikator penilaian yaitu kemampuan gerak, ketepatan gerak dengan musik pengiring dan ekspresi pada saay menari dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel lembar pengamatan tes praktik yang memiliki skor maksimal 9. Selanjutnya setelah skor siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus :

NS = Skor Siswa x Skor Ideal % Skor Maksimum

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2011:334).

Langkah – langkah analisis data adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis hasil test gerak tari Bedayo Tulang Bawang yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan tes praktik dengan baik dan benar.


(2)

46

2. Memberi nilai hasil test praktik siswa dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut :

NS = Skor Siswa x Skor Ideal % Skor Maksimum

3. Menetukan nilai hasil test praktik yang diakumulasikan kemudian diukur kualitas hasil menarinya menggunakan tolak ukur sebagai berikut :

Tabel 3.3. Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Persentase Untuk Skala Lima

Interval Persentase

Tingkat Penguasaan Keterangan 85 % - 100 % Baik Sekali

75 % - 84 % Baik 60 % - 74 % Cukup 40 % - 59 % Kurang

0 % - 39 % Gagal ( Nurgiyantoro, 1988:363)


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang dengan menggunakan metode demonstrasi dapat membantu pengetahuan siswa dalam bidang seni tari. Dalam proses pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang terlebih dahulu didemonstrasikan ragam gerak tari di depan siswa dengan siswa memperhatikan dengan baik baru kemudian siswa mempraktikkan ragam gerak yang telah diajarkan.

Metode demonstrasi diterapkan pada pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang dari pertemuan awal hingga pertemuan akhir. Metode demonstrasi merupakan metode yang tepat pada pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang. Hal ini terlihat pada saat setelah didemonstrasikan ragam gerak di depan siswa, siswa langsung dapat mengikuti apa yang telah didemonstrasikan oleh guru walau pun masih ada kesalahan-kesalahan atau pun kekurangan yang dilakukan siswa saat melakukan gerak tari.

Dalam pembelajaran tari di sekolah penggunaan metode demonstrasi merupakan metode yang efektif karena metode demonstrasi memiliki kelebihan yaitu dapat


(4)

94

mempermudah guru untuk menjelaskan suatu gerak dengan mempraktikkan gerak dalam tarian secara langsung agar dapat dimengerti oleh siswa. Kelemahan dalam penggunaan metode ini hampir tidak ditemukan, hanya saja saat bertemu dengan kondisi siswa yang lambat dalam menangkap materi guru harus lebih sabar dan mau mengulang kembali materi gerak agar siswa benar-benar paham dan mengerti.

Hasil pembelajaran tari Bedayo Tulang Bawang menggunakan metode demonstrasi menunjukkan bahwa siswa sudah mampu memeragakan tari Bedayo Tulang Bawang dengan cukup baik sesuai dengan yang telah diajarkan. Penilaian diberikan melalui tiga aspek yaitu kemampuan gerak, ketepatan gerak dengan iringan dan ekspresi saat menari. Berdasarkan pengamatan tes praktik dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat kriteria baik sekali berjumlah 3 siswa (27,5%), siswa yang mendapat kriteria baik berjumlah 4 siswa (36,5%), siswa yang mendapat kriteria cukup berjumlah 2 siswa (18%), siswa yang mendapat kriteria kurang berjumlah 2 siswa (18%), dan siswa yang mendapat kriteria gagal berjumlah 0 siswa (0%).

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dapat disarankan:

1. Bagi guru seni budaya dan peneliti selanjutnya agar dapat mempertahankan penggunaan metode demonstrasi sebagai metode pembelajaran tari di SMP Negeri 16 Bandar Lampung karena metode ini merupakan metode yang paling tepat untuk memperagakan pembelajaran gerak tari.


(5)

95

2. Dalam pembelajaran tari seluruh siswa hendaknya memakai baju praktik agar bergerak dapat lebih leluasa dibandingkan dengan memakai baju seragam sekolah.

3. Bagi siswa laki-laki hendaknya dapat berpartisipasi dalam kelas ekstrakurikuler tari untuk dapat melakukan pembelajaran gerak tari, karena peminat ektrakurikuler tari cenderung hanya siswa perempuan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta.

Hadi, Sumandiyo. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Pustaka Book Publisher: Jogjakarta.

Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta. Mustika, I.Wayan. 2009. Mengenal Tari Bedayo Tulang Bawang Sebagai Sebuah

Seni Pertunjukan. Percetakan UPN: Yogyakarta.

Nasution, S. 1992. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Tarsito : Bandung. Royce, Peterson Anya. 2007. Antropologi Tari. Sunan Ambu PRESS STSI

Bandung : Bandung.

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta: Bandung. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Premada Media: Jakarta.

Soebandi, Bandi. 2008. Model Pembelajaran Kritik dan Apresiasi Seni Rupa. Solo: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Sugiyono. 2009 . Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung.

Wahyuwidianto. 2008. Pengetahuan Tari. ISI Prees & CV. Cendrawasih: Solo. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.