AKIBAT HUKUM DARI PERKAWINAN NYEBURIN MENURUT HUKUM ADAT BALI

SKRIPSI

AKIBAT HUKUM DARI PERKAWINAN NYEBURIN
MENURUT HUKUM ADAT BALI

THE LEGAL CONSEQUENCES OF NYEBURIN MARRIAGE ACCORDING ON
BALINESE ADAT LAW

Putu Agus Hendra Sudiartawan
NIM. 100710101191

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS HUKUM
2014

SKRIPSI

AKIBAT HUKUM DARI PERKAWINAN NYEBURIN
MENURUT HUKUM ADAT BALI


THE LEGAL CONSEQUENCES OF NYEBURIN MARRIAGE ACCORDING ON
BALINESE ADAT LAW

Putu Agus Hendra Sudiartawan
NIM. 100710101191

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS HUKUM
2014

ii

MOTTO1

Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan
dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran.
(James Thurber)

Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau

kita telah berhasil melakukannya dengan baik.
(Evelyn Underhil)

1

Dikutip
dari
http:///tersingelisasi.blogspot.com/2012/02/motto-hidup-kumpullan-mottountuk.html diakses tanggal 10 Mei 2014 jam 20.08 WIB.

iii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini kepada :
1. Kedua orang tuaku tercinta I Wayan Balik Suardana, Amd dan Desak Putu
Sudiati terimakasih telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang &
kesabaran, Terimakasih atas setiap tetes keringat & air mata, terimakasih
telah selalu mendukungku untuk meraih cita-cita dan menemani setiap
langkahku dalam iringan doa;
2. Keluarga besar ayah di Sading dan keluarga besar Ibu di Bringkit, adikku

tersayang Kadek Sindi Adinda Puspita yang selalu mengerti dan
mendukungku dalam setiap perjuanganku;
3. Guru-guruku sejak di taman kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi yang
telah memberikan ilmu pengetahuan yang tak ternilai harganya.
4. Almamaterku tercinta Fakultas Hukum Universitas Jember yang
kubanggakan dan ku junjung tinggi.

iv

PERSYARATAN GELAR

AKIBAT HUKUM DARI PERKAWINAN NYEBURIN
MENURUT HUKUM ADAT BALI

THE LEGAL CONSEQUENCES OF NYEBURIN MARRIAGE
ACCORDING ON BALINESE ADAT LAW

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum dalam

Program Studi Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Jember

PUTU AGUS HENDRA SUDIARTAWAN
NIM. 100710101191

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS HUKUM
2014

v

PERSETUJUAN
SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL 28 MEI 2014

Oleh :
Pembimbing,

Dr. DOMINIKUS RATO, S.H., M.Si.

NIP: 195701051986031002

Pembantu Pembimbing,

EMI ZULAIKA, S.H., M.H.
NIP. 197703022000122001

vi

PENGESAHAN
SKRIPSI DENGAN JUDUL :

AKIBAT HUKUM DARI PERKAWINAN NYEBURIN MENURUT
HUKUM ADAT BALI
OLEH :

PUTU AGUS HENDRA SUDIARTAWAN
NIM. 100710101191

Pembimbing,


Pembantu Pembimbing,

Dr. DOMINIKUS RATO, S.H., M.Si.
NIP: 195701051986031002

EMI ZULAIKA, S.H., M.H.
NIP: 197703022000122001

MENGESAHKAN :
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS HUKUM
DEKAN,

Dr. WIDODO EKATJAHJANA, S.H., M.Hum
NIP. 197105011993031001

vii


PENETAPAN PANITIA PENGUJI
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji pada :
Hari
: Selasa
tanggal
: 24
bulan
: Juni
tahun
: 2014
Diterima oleh Panitia Penguji Fakultas Hukum Universitas Jember

Panitia Penguji :
Ketua,

Sekretaris,

(I WAYAN YASA, S.H., M.H)

(FIRMAN FLORANTA ADONARA, S.H., M.H)


NIP: 196010061989021001

NIP: 198009212008011009

Anggota Penguji :
Dr. DOMINIKUS RATO, S.H., M.Si.
NIP: 195701051986031002

: ………………………………..

EMI ZULAIKA, S.H., M.H.
NIP: 197703022000122001

: ………………………………...

viii

PERNYATAAN
Saya sebagai penulis yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : PUTU AGUS HENDRA SUDIARTAWAN
NIM : 100710101191
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang
berbentuk skripsi dengan judul : “AKIBAT HUKUM DARI PERKAWINAN
NYEBURIN MENURUT HUKUM ADAT BALI” adalah benar-benar hasil
karya sendiri dan didalam skripsi ini tidak terdapat karya orang lain yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar di perguruan tinggi atau lembaga pendidikan
manapun, kecuali jika dalam ada pengambilan karya orang lain dalam skripsi ini
disebutkan sumbernya sebagaimana tercantum dalam Daftar Bacaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya
tekanan dan paksaan dari pihak lain serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata ditemukan dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 24 Juni 2014
Yang Menyatakan,

PUTU AGUS HENDRA SUDIARTAWAN
NIM : 100710101191

ix


UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa – Tuhan Yang Maha
Esa, atas limpahan dan penerangan ilmu-nya sehingga penulisan skripsi yang
bejudul “Akibat Hukum Dari Perkawinan Nyeburin Menurut Hukum Adat
Bali” dapat terselesaikan dengan baik.
Melalui penyusunan skripsi ini, penulis berharap dapat memperoleh
wawasan, pengetahuan, dan hal-hal yang baru untuk meningkatkan kemampuan
intelektual dan penelitian. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai
pihak, proses penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan
baik. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Bapak Dr. Dominikus Rato, S.H., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan,
nasehat, pengarahan dan dorongan dengan penuh kesabaran dan
keramahan, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik;
2. Ibu Emi Zulaika, S.H., M.H. selaku Dosen Pembantu Pembimbing yang
juga telah bersedia meluangkan waktu dan bimbingan, pengarahan,
evaluasi, nasehat, pengarahan dan dorongan dengan penuh kesabaran dan
keramahan, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik;

3. Bapak I Wayan Yasa, S.H., M.H selaku Ketua Panitia Penguji Skripsi,
yang telah meluangkan waktu, pikiran dan perhatian untuk menguji hasil
penulisan skripsi ini guna mencapai kesempurnaan skripsi untuk dapat
memperoleh gelar Sarjana Hukum;
4. Bapak Firman Floranta Adonara, S.H., M.H selaku Sekretaris Panitia
Penguji Skripsi, yang telah meluangkan waktu, pikiran dan perhatian
untuk menguji hasil penulisan skripsi ini guna mencapai kesempurnaan
skripsi untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Hukum;
5. Bapak Dr. Widodo Ekatjahjana, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas
Hukum Universitas Jember;

x

6. Bapak Dr. Nurul Gufron, S.H., M.H. selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Hukum Universitas Jember, Bapak Mardi Handono, S.H., M.H. selaku
Pembantu Dekan II dan Bapak Iwan Rachmad Soetijono, S.H., M.H.
selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum Universitas Jember;
7. Bapak Sugijono, S.H., M.H. Ketua Jurusan Bagian Hukum Keperdataan;
8. Bapak Echwan Iriyanto, S.H., M.H selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingan, nasehat, dan arahan selama
perkuliahan;
9. Seluruh dosen Fakultas Hukum yang telah mengajari penulis berbagai
ilmu dari awal sampai akhir sehingga penulis dapat menyelesaiakan skripsi
untuk meraih gelar sarjana hukum;
10. Seluruh Pegawai dan Karyawan di lingkungan Fakultas Hukum
Universitas Jember, terima kasih atas segala bantuan fasilitas yang
diberikan;
11. Orang tuaku tercinta bapak I Wayan Balik Suardana, Amd dan ibu Desak
Putu Sudiati, serta adikku tersayang Kadek Sindi Adinda Puspita atas
segala pengorbanan, kasih sayang, perhatian serta iringan doa yang tak
pernah putus dalam menemani perjalanan hidupku;
12. Sahabat-sahabatku tersayang yang telah memberikan aku semangat untuk
menempuh setiap ujian dalam hidupku yaitu Rizka Anugerahi Marta, Ega
Devara, Devan Devrata, Viki wirdian K, Fendi Prasetyo, Dwi Gamas,
Jojo, Ifni, Hikmah, Eko Heru, Taufik widiyatmoko, dan semua temanteman angkatan 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih
telah memberikan pengalaman, keceriaan, dan arti persahabatan;
13. Ibu Dr. Ir. Herlina, MP selaku Dosen Pembimbing KKN, dan semua
warga desa Sukosari yang telah menerima kami dalam menjalankan KKN
disana dengan baik, terimakasih bimbingan, motivasi, ilmunya dan
keceriaannya;
14. Seluruh informan selama penulis melakukan penelitian yaitu Bapak I
Nengah Santrika, Kelihan Adat Banjar Negari, Desa Sading, Kecamatan
Mengwi, Kabupaten Badung, dengan Bapak I Wayan Witra selaku tokoh

xi

Adat Banjar Negari serta Bapak I Nyoman Alit Suarbina selaku warga
masyarakat yang telah membatu penulis, guna mendapatkan informasi
yang dibutuhkan. Terimakasih atas doa dan seluruh informasinya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis.
Tiada balas jasa yang dapat penulis berikan, kecuali harapan semoga amal
kebaikan mendapatkan imbalan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Penulis akan
dengan senang hati menerima kritik dan saran dari pembaca guna penyempurnaan
penulisan skripsi ini
Jember, 24 Juni 2014

Penulis

xii

RINGKASAN
Perkawinan nyeburin/nyentana adalah suatu bentuk perkawinan menurut
hukum adat agama Hindu di Bali dimana pihak laki-laki setelah perkawinan
berlangsung ikut masuk (nyeburin/nyentana) ke keluarga istrinya sehingga
kedudukannya tidak lagi sebagai pihak purusa, akan tetapi ia berkedudukan
sebagai pradana. Sebaliknya, mempelai perempuan berkedudukan sebagai pihak
purusa. Dimana seluruh rangkaian upacara (mesakapan dan mejauman) dilakukan
dirumah si perempuan dan pihak laki-laki matur uning atau meminta berkah di
sanggah-nya bahwa ia akan melakukan kawin nyeburin. Anak perempuan yang
diubah statusnya dengan perkawinan nyeburin, status dan kedudukannya sama
dengan anak laki-laki tetapi terbatas hanya dalam kaitan dengan harta kekayaan
orang tuannya saja sedangkan dalam hal yang lainnya yakni sebagai kepala
keluarga, anggota masyarakat adat (ayahan lanang) tetap dilakukan oleh laki-laki
yang kawin nyeburin dan perempuan yang keceburin melakukan kewajibannya
sebagai perempuan pada umumnya. Hal ini disebabkan karena dalam masyarakat
hukum adat Bali, anak laki-laki merupakan penerus keturunan orang tuanya.
Apabila satu keluarga hanya mempunyai anak perempuan saja, maka agar ada
yang meneruskan keturunan orang tuanya, anak perempuan itu akan dikawinkan
secara nyeburin.
Rumusan masalah yang dikemukakan dalam skripsi ini adalah : Pertama,
mengenai kedudukan hukum istri dalam perkawinan nyeburin menurut hukum
adat Bali; Kedua, kedudukan anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan nyeburin
menurut hukum adat Bali; Ketiga, mengenai akibat hukum dari perkawinan
nyeburin jika terjadi perceraian menurut hukum adat Bali.
Penyusunan skripsi ini memiliki tiga tujuan yaitu : Pertama, untuk
mengkaji dan menganalisis tentang kedudukan hukum istri dalam perkawinan
nyeburin menurut hukum adat Bali; Kedua, untuk mengkaji dan menganalisis
tentang kedudukan anak-anak yang dilahirkan dari Perkawinan Nyeburin menurut
hukum adat Bali; Ketiga untuk mengkaji dan menganalisis tentang akibat hukum
dari perkawinan nyeburin jika terjadi perceraian menurut hukum adat Bali.
Metode penulisan dalam skripsi ini menggunakan tipe penelitian empiris yaitu
penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti atau menelaah data primer atau
data dasar dilapangan atau terhadap masyarakat. Pendekatan masalah yang
digunakan oleh penulis adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini
sebenarnya merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif,
yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan, dan perilaku
nyata. Yang diteliti dan di pelajari adalah objek penelitian yang utuh.
Adapun kesimpulan dalam skripsi ini adalah kedudukan wanita Bali dalam
keluarga dan pewarisan sistem kekeluargaan patrilineal (kapurusa) yang dianut
orang Bali-Hindu menyebabkan hanya keturunan berstatus kapurusa yang
dianggap dapat mengurus dan meneruskan swadharma (tanggung jawab)
keluarga, baik dalam hubungan dengan parahyangan (keyakinan Hindu),
pawongan (umat Hindu), maupun palemahan (pelestarian lingkungan alam sesuai
dengan keyakinan Hindu). Konsekuensinya, hanya keturunan berstatus kapurusa
sajalah yang memiliki swadikara (hak) terhadap harta warisan. Keturunan

xiii

berstatus pradana tidak mungkin dapat meneruskan swadharma, sehingga
disamakan dengan orang yang meninggalkan tanggung jawab keluarga (ninggal
kadaton). Dan, oleh karena itu, dianggap tidak berhak atas harta warisan dalam
keluarga. Anak perempuan yang dirubah statusnya dengan melakukan perkawinan
nyeburin/nyentana, dimana pihak laki-laki setelah perkawinan berlangsung ikut
masuk (nyeburin/nyentana) ke keluarga istrinya sehingga kedudukannya tidak lagi
sebagai pihak purusa, akan tetapi ia berkedudukan sebagai pradana. Sebaliknya,
mempelai perempuan berkedudukan sebagai pihak purusa.
Dalam hal anak-anak yang lahir dari perkawinan nyeburin akan masuk
pada marga keluarga ibunya, dan ia sebagai pelanjut keturunan ibunya dan leluhur
dalam garis lurus keatas dari ibunya, oleh karena itu ia sebagai ahli waris ibunya.
Hai itu disebabkan karena si ibu berkedudukan selaku purusa, sedangkan si bapak
(suami) berkedudukan sebagai predana. Itu berarti si anak tidak ada hubungan
kepurusa dengan keluarga asal bapaknya. Maka anak ini akan mempunyai hak
dan kewajiban terhadap ibu dan keluarga dalam garis lurus keatas ibu. Sedangkan
perceraian bagi umat Hindu di Bali dapat dikatakan sah apabila dilaksanakan
menurut hukum adat Bali (disaksikan prajuru banjar atau desa pakraman) dan
agama Hindu. Manakala, ada sementara warga yang telah cerai secara sah
berdasarkan putusan pengadilan, tetapi tidak diketahui oleh sebagian besar
krama desa (warga) dan tidak segera dapat diketahui oleh prajuru desa pakraman.
Kenyataan ini membawa konsekuensi kurang baik terhadap keberadaan hukum
adat Bali, dan menyulitkan prajuru desa dalam menentukan swadharma atau
tanggung jawab krama desa bersangkutan. Akibat hukum yang muncul dari
perkawinan nyeburin/nyentana :
a). Setelah perceraian, pihak yang berstatus pradana (istri dalam perkawinan biasa
atau suami dalam perkawinan nyeburin) kembali ke rumah asalnya dengan status
mulih daa atau mulih taruna, sehingga kembali melaksanakan swadharma berikut
swadikaranya di lingkungan keluarga asal; b). Masing-masing pihak berhak atas
pembagian harta gunakaya (harta bersama dalam perkawinan) dengan prinsip
pedum pada (dibagi sama rata); c). Setelah perceraian, anak yang dilahirkan dapat
diasuh oleh ibunya, tanpa memutuskan hubungan hukum dan hubungan
pasidikaran anak tersebut dengan keluarga purusa, dan oleh karena itu anak
tersebut mendapat jaminan hidup dari pihak purusa.

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN……..……………………………….

i

HALAMAN SAMPUL DALAM..........................................................

ii

HALAMAN MOTTO ...........................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................

iv

HALAMAN PERSYARATAN GELAR .............................................

v

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................

vi

HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................

vii

HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI ..............................

viii

HALAMAN PERNYATAAN ...............................................................

ix

HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH ..........................................

x

HALAMAN RINGKASAN ..................................................................

xiii

HALAMAN DAFTAR ISI....................................................................

xv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ...................................................

xvii

BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................

1

1.1

Latar Belakang .....................................................................

1

1.2

Rumusan Masalah ................................................................

4

1.3

Tujuan Penelitian..................................................................

5

1.3.1 Tujuan Umum...........................................................

5

1.3.2 Tujuan Khusus ..........................................................

5

Metode Penelitian .................................................................

5

1.4.1 Sifat Penelitian dan Jenis Penelitian............................

6

1.4.2 Pendekatan Penelitian .................................................

7

1.5 Penentuan Informan .................................................................

7

1.6 Sumber Data Hukum ...............................................................

7

1.6.1 Data Hukum Primer ....................................................

8

1.6.2 Data Hukum Sekunder ................................................

8

1.7 Teknik Pengumpulan Data ......................................................

9

1.8 Lokasi Penelitian .....................................................................

10

1.9 Analisis Data ............................................................................

10

1.4

xv

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................

12

2.1

Kedudukan hukum Istri dalam Perkawinan Nyeburin.. .......

12

2.2

Kedudukan anak-anak yang dilahirkan dari Perkawinan
Nyeburin…………………………………………………...

17

Akibat hukum jika terjadi Perceraian ..................................

19

2.3.1 Akibat hukum terhadap anak ...........................

20

2.3.2 Akibat hukum terhadap suami-istri .................

21

2.3.3 Akibat hukum terhadap harta..........................

22

BAB 3 PEMBAHASAN ........................................................................

23

2.3

3.1

Kedudukan hukum Istri dalam Perkawinan Nyeburin menurut
Hukum Adat Bali .................................................................

23

3.2 Kedudukan anak-anak yang dilahirkan dari Perkawinan
Nyeburin menurut Hukum Adat Bali ……………………..

40

3.3 Akibat hukum dari Perkawinan Nyeburin jika terjadi Perceraian
menurut Hukum Adat Bali ...................................................

43

BAB 4. PENUTUP ................................................................................

53

4.1 Kesimpulan ..............................................................................

53

4.2 Saran ................. ......................................................................

54

DAFTAR BACAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xvi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
1. Keputusan majelis Utama Desa pakraman Provinsi Bali Nomor 01 /
KEP / PSM-3 / MDP Bali / X / 2010 tentang Hasil-Hasil Pasamauan
Agung III MDP Bali;
2. Awig-Awig Desa Adat Sading;
3. Daftar pertanyaan dan hasil wawancara;
4. Fotocopy Kutipan Akta Perkawinan (masyarakat yang melakukan
perkawinan nyeburin).

xvii