42
1. Definisi a. Definisi Secara Legal
Untuk memahami anak yang disebut mengalami kehilangan fungsi penglihatan atau visual impairment, terlebih dahulu perlu dipahami tentang konsep yang mendasari
definsi visual impairment, yaitu pengertian tentang ketajaman penglihatan visual acuity dan pengertian tentang lantang pandang visual field. Kedua istilah tersebut medendasari
pengertian tentang visual impairment.
1 Ketajaman Penglihatan visual Acuity
Ketajaman atau kejelasan penglihatan visual aquity adalah kemampuan seseorang untuk melihat bentuk secara visual alphabet atau symbol grafis lainnya pada
sellen chart pada jarak yang sudah ditentukan, dengan satuan ukuran kaki feet atau meter. Oleh karena itu ketajaman penglihatan yang normal dinyakan dalam ukuran 2020,
artinya sesorsng dapat melihat hurufsimbul dari jarak 20 kaki. Dimana orang lain dapat melihatnya dari jarak yang sama. Seorang yang ketajaman penglihatannya dinyatakan
20180, artinya orang tersebut dapat milhat hurufobjek grafis pada sellen chart dari jarak 20 kaki yang oleh orang lain dapat dilihat dari jarak 180 kaki Poncillia, 1996.
2 Lantang Pandang Visual Field
Berdasarkan dua konsep tersebut maka dapat didefinisikan bahwa orang yang mengalami kehilangan penglihatan visual impairment adalah orang yang mempunyai
ketajaman penglihatan 20200 atau lebih buruk dari itu setelah dikoreksi dengan menggunakan lensa, dan memiliki lantang pandang visual field tidak lebih dari 20
derajan Koestler, 1976 dalam Scholls Geraldine, 1986. Definisi ini didasarkan pada hasil pengukuran ketajaman penglihatan visual
aquity dan lantang pandang visual field seperti telah dijelaskan sebelumnya. Ketika seseorang hanya dapat melihat hurufsymbol grafik dari jarak 20 kaki, dimana orang
yang penglihatannya normal dapat melihatnya dari jarak 200 kaki, orang tersebut secara legal dapat dikatakan sebagai orang yang kehilangan fungsi penglihatan visual
impairment. Dalam istilah bahasa Indonesia, visual impairment diterjemahkan menjadi
43 istilah tunanetra. Sangat penting untuk dipahami bahwa orang yang secara legal
dikategorikan senbagai tunanetra visual impairment, tidak berarti orang tersebut tidak mempunyai penglihatan sama sekali, tetapi pada umumnya memiliki sisa penglihatan
Smith, 1998. Hal yang perlu dipahami juga tentang istilah partially sighted yang berkembang
pada tahun 60-an di Inggris atau istilah low vision yang berkembang sampai saat, yaitu seseorang yang memiliki ketajaman penglihaan visual acuity kurang dari 20200 tetapi
tidak lebih baik dari 2070 Bishop, 1996. Mendefinisikan istilah partially sighted atau low vision lebih sulit karena boleh jadi dua orang yang memiliki ukuran ketajaman
penglihatan yang sama, bisa jadi menunjukkan fungsi penglihatan yang berbeda.
b Definisi Menurut Pendidikan
Dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan bagi anak-anak tunanetra visual impairment, definisi yang bersifat legal seperti penjelasan di atas tidak terlalu
bermanfaat, karena tidak dapat memberikan gambaran tentang anak secara utuh dan program pendidikan yang tepat bagi mereka. Guru lebih memerlukan definisi yang lebih
bersifat fungsional yang dapat memberikan informasi jelas tentang kebutuhan belajar anak yang diakibatkan oleh kehilangan fungsi penglihatantunanetra visual impairment.
Dari sudut pandang pendidikan, anak tunanetra dapat didefinisikan sebagai seseorang yang mengalami kehilangan fungsi penglihatan visual impairment yang
mengakibatkan terjadinya hambatan dalam belajar
2. Dampak Kehilangan Fungsi PenglihatanTunanetra Visual Impairment terhadap Perkembangan