BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Konsep Otonomi Daerah
Menurut Basri 2002:174 hakekat otonomi daerah adalah mengembangkan manusia-manusia Indonesia yang otonom, yang
memberikan keleluasaan bagi terkuaknya potensi-potensi terbaik yang dimiliki oleh setiap individu secara optimal. Otonomi daerah dapat
diartikan sebagai kewenangan yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka
pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Kewajiban pelaksana otonomi daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Pelaksanaan
otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara
memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan
9
menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerahnya masing-masing. Otonomi daerah membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi daerah
untuk mengaktualisasikan segala potensi terbaiknya secara optimal. Tujuan dari pemberian otonomi daerah sebagaimana dijelaskan
dalam UU No. 32 Tahun 2004 adalah untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan
dan peran serta masyarakat. Disamping itu melalui otonomi yang luas, daerah
diharapkan mampu
meningkatkan daya
saing dengan
memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2.1.2 Tinjauan Umum Investasi