Empati Rasionalitas Keberanian ambil resko Optimis Inovatif

128 Nilai Individu Nilai individu adalah nilai sosial yang dimiliki petani Arfak sebagai modal sosial social capital yang digunakan sebagai pegangan hidup selama ini, antara lain: empati, rasionalitas, keberanian mengambil resiko, optimis, inovatif dan sikap terhadap perubahan jaman. Untuk mengetahui karakteristik nilai individu dapat dilihat pada Tabel 12. Distribusi karakteristik nilai individu adalah gambaran kuat-lemahnya modal sosial yang dimiliki petani Arfak dalam melaksanakan kehidupan terutama kegiatan usaha tani. Dari enam bentuk nilai-nilai sosial yang diajukan, tiga memiliki nilai sosial yang baik seperti rasa empati 87 , optimis 76 , dan inovatif 45 dan sebaliknya tiga sifat lain adalah irasional 54 , takut ambil resiko 46 , dan bersikap konservatif 58 . Tabel 12. Distribusi Frekuensi Karakteristik Nilai individu Petani Arfak n = 100 No Peubah Nilai Sosial Dimensi

1. Empati

a. Antipati b. Biasa saja c. Empati 10 3 87 Total 100

2. Rasionalitas

a. Irasional b. Ragu-ragu c. Rasional 54 10 46 Total 100

3. Keberanian ambil resko

a. Takut b. Ragu-ragu c. Berani 46 15 39 Total 100

4. Optimis

a. Pesimis b. Ragu-ragu c. Optimis 16 8 76 Total 100

5. Inovatif

a. Pasif b. Kadang-kadang c. Inovatif 35 20 45 Total 100 6. Sikap terhadap perubahan a. Konservatif b. Kurang setuju c. Moderat 58 31 11 Total 100 Sumber: Data Primer 2007 Dibandingkan nilai-nilai lain, empati tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa petani Arfak rasa kepedulian terhadap masalah atau musibah yang dihadapi orang lain sangat besar. Rasa empati adalah kepekaan untuk menempatkan diri atau beradaptasi dengan perubahan kondisi yang dialami oleh orang lain, dan menjadi pelajaran bagi dirinya. 129 Empati yang tinggi menyebabkan petani Arfak cepat beradaptasi dengan permasalahan yang dihadapinya seperti musibah gagal panen akan dihadapi dengan sabar dan belajar dari kegagalan untuk berubah lebih baik. Sifat empati juga memudahkan menerima pesan inovasi yang dibawa oleh agen pembangunan ke lingkungan petani Arfak. Empati adalah modal sosial yang dimiliki masyarakat Arfak untuk menghadapi tantangan pembangunan yang dihadapinya. Sifat adaptasi di atas juga diperkuat oleh nilai optimisme dan inovatif petani Arfak. Rasa optimis adalah pandangan yang positif bahwa kegiatan yang dilakukan akan berhasil. Optimisme adalah modal sosial yang dimiliki petani Arfak dalam bekerja. Keinovatifan adalah gambaran bahwa petani Arfak memiliki kearifan lokal yang mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi tanpa harus banyak pertolongan pihak lain. Namun demikian petani Arfak masih tidak rasional, takut ambil resiko, dan konservatif dalam menghadapi permasalahan. Setiap permasalahan selalu dihubungkan dengan hal gaib dan kekuatan alam, pendapat tentang informasi yang diterima secara turun temurun selalu dipertahankan, sulit menerima pendapat orang lain yang lebih maju. Takut ambil resiko terlihat dari ragu- ragu dalam mengambil keputusan dan bertindak ketika menghadapi suatu masalah, misalnya mengganti bibit ubi jalar yang dianjurkan oleh penyuluh pertanian sangat sulit dilakukan, takut akan mengalami kegagalan. Sebagai masyarakat yang masih kuat memegang tradisi cenderung masih konservatif menghadapi perubahan jaman dan tidak rasional sehingga takut atau ragu-ragu mengambil keputusan. Namun demikian petani Atrfak memiliki rasa empati yang tinggi, inovatif dan optimistis. Komunikasi Karakteristik komunikasi petani Arfak adalah saluran atau media komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama menyangkut masalah kegiatan pertanian. Komunikasi yang dilihat dalam penelitian ini adalah: interpersonal antar petani, penyuluh, kepala suku, pendeta, dan media massa Tabel 13. Karakteristik komunikasi petani Arfak adalah intrapersonal atau antar sesama petani 63 , dengan kepala suku 72 , pendeta 59 dibandingkan dengan penyuluh dan lewat media massa tidak pernah dilakukan 45 dan 66 . Tinggi dan rendahnya media komunikasi tersebut diduga oleh kedekatan media tersebut dengan masyarakatpetani 130 Arfak. Mereka selalu bertemu dan mengutarakan permasalahan yang dihadapi dengan kepala suku, sesama petani, dan pendeta yang selalu ada di kampung mereka. Tabel 13. Distribusi Frekuensi Karakteristik Komunikasi Petani Arfak n = 100 No Bentuk Komunikasi Dimensi 1. Intrapersonal a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering 23 14 63 Total 100 2. Dengan Penyuluh a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering 45 34 21 Total 100 3. Dengan Kepala Suku a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering 25 3 72 Total 100

4. Dengan Pendeta