ANALISIS PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSI DENGAN SEKOLAH LUAR BIASA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pendidikan pada anak merupakan bimbingan yang diberikan oleh orang

dewasa kepada anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak dapat
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain, karena melatih
mereka untuk membaca dengan baik, mengasah kemampuan berhitung serta berfikir.
Berbagai sekolah didirikan untuk menjadi tempat atau sarana pendidikan bagi anak,
tanpa terkecuali anak-anak berkebutuhan khusus. Peranan dunia pendidikan terhadap
anak berkebutuhan khusus juga semakin meningkat, berbagai kurikulum juga
dikembangkan untuk sekolah agar dapat membantu anak dalam proses pembelajaran
yang baik dan bermutu (Anggraini, 2014).
Sistem pendidikan di Indonesia masih belum mengakomodasi keberagaman,
sehingga menyebabkan munculnya segmentasi lembaga pendidikan. Segmentasi
penyelenggaraan pendidikan ini menghambat para siswa untuk dapat belajar
menghormati realitas keberagaman dalam masyarakat. Anak-anak berkebutuhan
khusus selama ini mengikuti pendidikan yang sesuai dengan kelainannya di Sekolah
Luar biasa, sehingga secara tidak disadari telah menghambat proses saling mengenal

antara anak normal dan anak berkebutuhan khusus. Akibatnya dalam interaksi sosial
di masyarakat anak berkebutuhan khusus menjadi anak yang terpinggirkan dari
dinamika sosial masyarakat (Praptiningrum, 2010).
Prinsip penyelenggaran pendidikan yang tercantum pada pasal 4 ayat 1
Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan

diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan

1

2

menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan
kemajemukan bangsa (Elisa, 2013). Meski undang-undang telah secara tegas
mengatur pemerataan hak dan kewajiban bagi setiap warga negara untuk mengakses
pendidikan, kasus diskriminasi dalam bidang pendidikan masih kerap terjadi
khususnya terhadap anak berkebutuhan khusus.
Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional pasal 5 ayat 1, yang mengamanatkan agar setiap warga negara memiliki hak
yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu (Depdiknas, 2003: 1), dan
pasal 5 ayat 2 yang menyatakan bahwa “Warga negara yang memiliki kelainan fisik,
emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan
khusus”.
Dari kedua dasar hukum diatas dapat diterangkan bahwa setiap warga negara
tanpa terkecuali berhak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Anak-anak
berkebutuhan khusus juga berhak untuk memperoleh pendidikan yang bermutu,
artinya tidak ada diskriminasi perlakuan pendidikan termasuk bagi anak penyandang
ketunaan (tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa dan tunalaras) dan anak yang
berkesulitan belajar, seperti kesulitan membaca, menulis dan berhitung. Mereka juga
berhak memperoleh pendidikan yang sama karena proses belajar bertujuan untuk
mencapai perubahan tingkah laku dan mengoptimalkan potensi diri masing-masing
anak.
Disamping pendidikan atau sekolah reguler, pemerintah dan badan-badan
swasta menyelenggarakan pendidikan atau sekolah khusus yang biasa disebut Sekolah
Luar Biasa (SLB) untuk melayani beberapa jenis kecacatan. SLB dan Sekolah Dasar
Luar biasa (SDLB) sebagian besar berlokasi di perkotaan dan sebagian kecil sekali
yang berlokasi di pedesaan. Anak berkebutuhan khusus untuk menjangkau SLB atau


3

SDLB relatif sangat jauh hingga memakan biaya cukup tinggi yang tidak terjangkau
bagi anak berkebutuhan khusus dari pedesaan. Salah satu program untuk mengatasi
masalah

tersebut dapat diselesaikan melalui pendidikan atau sekolah inklusi, di

samping memecahkan masalah anak berkebutuhan khusus yang merata karena
diskriminasi sosial, karena dari sejak dini tidak bersama, dan berorientasi dengan yang
lain.
Pendidikan inklusi dapat memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan
khusus untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara langsung dengan anak normal
agar anak berkebutuhan khusus tidak terdiskriminasikan dan dapat disetarakan
pendidikannya seperti anak normal, praktek inklusi merupakan tantangan terbaru
bagi pengelola sekolah. Pendidikan inklusi merupakan suatu sistem layanan
pendidikan khusus yang mensyaratkan agar semua anak berkebutuhan khusus
dilayani di sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya,
pendidikan ini dapat menerima respon setiap kebutuhan individual anak. Pendidikan
inklusif juga melibatkan orang tua dalam berbagai kegiatan pendidikan, terutama

dalam proses perencanaan (praptiningrum, 2010)
Keuntungan dari pendidikan inklusif bagi anak berkebutuhan khusus maupun
anak normal dapat saling berinteraksi secara wajar sesuai dengan tuntutan kehidupan
sehari-hari di masyarakat, dan kebutuhan pendidikannya dapat terpenuhi sesuai
potensinya. Konsekuensi dari penyelenggaraan pendidikan inklusif menuntut pihak
sekolah melakukan berbagai perubahan, mulai dari cara pandang, sikap, sampai pada
proses pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan individual tanpa diskriminasi.
(Taylor dan Ringlaben dalam

Elisa, 2013) menyatakan bahwa dengan adanya

pendidikan inklusi menyebabkan tantangan baru pada guru dalam hal melakukan
perubahan yang signifikan terhadap program pendidikan dan mempersiapkan guru-

4

guru untuk menghadapi semua kebutuhan siswa baik siswa berkebutuhan khusus
maupun non berkebutuhan khusus.
Melalui pendidikan inklusi ini diharapkan anak berkelainan atau berkebutuhan
khusus dapat dididik secara bersama-sama dengan anak normal lainnya. Tujuannya

adalah tidak ada kesenjangan di antara anak berkebutuhan khusus dengan anak
normal lainnya. Tempat terjadinya interaksi sosial di sekolah salah satunya adalah di
dalam kelas. Pada kelas dengan setting inklusi maka guru harus berusaha membuat
situasi yang mengarah pada terjadinya lingkungan pembelajaran yang menyenangkan
dan menghilangkan perbedaan diantara peserta didik agar kebutuhan belajar setiap
siswa terpenuhi sesuai dengan potensi dan kemampuannya sehingga diharapkan pula
anak dengan kebutuan khusus dapat memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya
(Marti, 2012).
Ketika memasuki model pendidikan di sekolah luar biasa dan sekolah inklusi,
siswa berkebutuhan khusus mempunyai tuntutan untuk menyesuaikan diri dengan
teman sebayanya. Siswa berkebutuhan khusus yang bersekolah di sekolah inklusi
memiliki permasalahan penyesuaian diri yang lebih besar dibanding siswa
berkebutuhan khusus yang belajar di sekolah luar biasa. Hal ini disebabkan karena
secara tidak disadari adanya kompetisi di dalam sekolah inklusi yang dialami oleh
siswa berkebutuhan khusus menyebabkan munculnya permasalahan penyesuaian diri.
Di sekolah inklusi, siswa berkebutuhan khusus mencoba untuk menjadi seperti siswa
normal dan apa yang dilakukan oleh siswa normal, sehingga mereka akan merasakan
stres dan frustasi. Siswa berkebutuhan khusus yang berada di sekolah inklusi
mengalami kesepian, penolakan, dan isolasi sosial. Hal tersebut dikarenakan interaksi
yang terjalin antara siswa berkebutuhan khusus dengan teman sebayanya yang normal

di sekolah inklusi, sehingga mereka hanya melakukan interaksi dengan guru dan

5

teman sebaya yang berkebutuhan khusus juga. Pada siswa berkebutuhan khusus
mempunyai penyesuaian diri yang baik ketika dia berada di sekolah luar biasa, karena
mereka merasa nyaman berinteraksi dengan teman sebaya yang berkebutuhan khusus.
(Madhubala, 2010 dalam Adwiyasa, 2013).
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang membutuhkan pendidikan dan
layanan khusus untuk mengoptimalkan potensi kemanusiaannya secara utuh akibat
adanya perbedaan kondisi dengan kebanyakan anak lainnya. Anak berkebutuhan
khusus memiliki hambatan penglihatan, pendengaran, kecerdasan, fungsi gerak,
emosi, dan sosial, yang secara fisik, psikologis, kognitif, atau sosial terhambat dalam
mencapai tujuan atau kebutuhan dan potensi secara maksimal sehingga memerlukan
penanganan yang terlatih dari tenaga profesional (Mangunsong dalam Handayani,
2013).
Hambatan-hambatan yang dimiliki oleh anak berkebutuhan khusus
mengakibatkan mereka kurang mampu berinteraksi sosial dengan teman dan
lingkungannya. Interaksi sosial yang baik sangatlah diperlukan sebagai bekal anak agar
lebih percaya diri dalam menghadapi kelompok sosialnya. Interaksi sosial adalah

hubungan antara individu satu dengan yang lain, individu satu dapat mempengaruhi
individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal
balik. Hubungan tersebut dapat antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok atau kelompok dengan kelompok (Walgito,2003 dalam Widuri, 2013).
Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus membutuhkan suatu pola
tersendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Dalam penyusunan
program pembelajaran untuk setiap bidang studi, setiap guru sebaiknya sudah
memiliki data pribadi setiap peserta didiknya. Karakteristik spesifik anak
berkebutuhan khusus pada umumnya berkaitan dengan tingkat perkembangan

6

fungsional meliputi tingkat perkembangan sensorimotor, kognitif, kemampuan
berbahasa, keterampilan diri, konsep diri, kemampuan berinteraksi sosial, serta
kreativitasnya. Adanya perbedaan karakteristik setiap anak berkebutuhan khusus akan
memerlukan kemampuan khusus guru. Guru dituntut memiliki kemampuan
berkaitan dengan cara mengombinasikan kemampuan dan bakat setiap anak dalam
berbagai aspek, meliputi kemampuan berfikir, melihat, mendengar, berbicara, dan
cara bersosialisasi (Delphie, 2006).
WHO (2010) memperkirakan jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia

sekitar 7-10 % dari total jumlah anak dan baru sekitar 26% diantaranya yang
memperoleh layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus juga mempunyai masalah
akses yang terbatas mengingat dari sekitar 1.311 Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada
hanya 23% diantaranya yang berstatus negeri dan kebanyakan terkonsentrasi di pulau
jawa. Menurut data Sussenas tahun 2003, di Indonesia terdapat 679.048 anak usia
sekolah berkebutuhan khusus atau 21,42 % dari seluruh jumlah anak berkebutuhan
khusus. Sekitar 66.610 anak usia sekolah penyandang cacat 14,4% dari seluruh anak
penyandang cacat ini terdaftar di Sekolah Luar Biasa (SLB). Ini berarti masih ada
295.250 anak penyandang cacat (85,6%) ada di masyarakat dibawah pembinaan dan
pengawasan orang tua dan keluarga dan pada umumnya belum memperoleh akses
pelayanan pendidikan sebagaimana mestinya. Pada tahun 2009 jumlah anak
penyandang cacat yang ada di Sekolah meningkat menjadi 85.645 dengan rincian di
SLB sebanyak 70.501 anak dan di sekolah inklusif sebanyak 15.144 anak.
Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 10
November 2014 di Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Putra Jaya Kota Malang,
diketahui bahwa jumlah anak berkebutuhan khusus di SDLB Putra Jaya Malang
berjumlah 36 anak dari kelas 1 sampai 6 yang terdiri dari tuna grahita 16 anak, tuna

7


rungu 5 anak, tunawicara 4 anak ADHD (Anak Hiperaktif) 3 Anak dan autis 8 anak.
Selanjutnya dari hasil observasi di sekolah tersebut dan wawancara peneliti dengan
para pengajar yang berjumlah 10 orang bahwa anak berkebutuhan khusus adalah anak
yang mengalami gangguan atau kerusakan fisik dan psikis sehingga mengganggu
aktivitas kehidupannya sehari-hari termasuk dalam kegiatan belajar dan berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya, hal itu menjadikan mereka memiliki keterbatasan
dalam menjalani aktivitasnya. Mereka kurang mampu bersosialisasi baik dengan
teman sebayanya atau dengan para pengajar karena hambatan dari kelainan yang
mereka miliki.
Untuk membantu interaksi pada anak berkebutuhan khusus dalam
pembelajaran para pengajar di SDLB Putra Jaya Malang ini memberikan berupa
kegiatan pembelajaran baik yang dilakukan secara personal antara guru dan murid
maupun klasikal, kegiatan pra dan pasca belajar seperti berdoa bersama ketika mulai
pembelajaran dan ketika akan pulang, senam bersama, bersih-bersih sekolah dan
kegiatan ekstrakurikuler pada hari jum’at dan sabtu. Pembelajaran di SDLB ini juga
sering mengadakan outbond atau pembelajaran di luar sekolah seperti mengunjungi
supermarket, stasiun, bandara, terminal, kebun binatang, playground,dan lain-lain.
Kegiatan ini dilakukan agar para siswa bisa belajar secara langsung sehingga
memudahkan mereka untuk lebih mengenalinya.
Hasil studi pendahuluan juga dilakukan peneliti di SDN Pandanwangi III

Malang, SDN Pandanwangi III Malang merupakan salah satu SD yang ditunjuk oleh
Diknas untuk menampung anak inklusi, karena SDN Pandanwangi III Malang
dianggap mampu dan mendapat peringkat 5 sebagai SD dengan kemampuan yang
tinggi. SDN Pandanwangi III Malang merupakan salah satu sekolah inklusi yang
jumlah siswanya terbanyak dengan jumlah siswa berkebutuhan khusus sebanyak 16

8

siswa dengan berbagai keragaman hambatan yang tersebar di kelas 1 sampai kelas 6.
Hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah dan para guru di katakan bahwa, para
guru di SDN Pandanwangi III Malang sudah memiliki pengalaman menangani anak
berkebutuhan khusus walaupun tidak banyak, minimal guru sudah memiliki
pengetahuan tentang ABK karena penanganan ABK memerlukan strategi khusus
dalam hal pelayanan dan pembelajaran pendidikannya. Dalam memberikan
bimbingan pada ABK, tidak cukup ditangani oleh guru kelas dan Guru Pendidik
Khusus (GPK), tetapi masih dibantu lagi shadow. Shadow adalah guru bayangan
yang juga berperan sebagai pendamping ABK. Dalam pengadaan shadow ini sekolah
menyerahkan sepenuhnya kepada orang tua, baik pengadaaan tenaganya maupun
biaya dan sekolah dalam hal ini hanya menyarankan.
Pembelajaran di kelas pada sekolah ini menerapkan pendekatan pembelajaran

aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan yang dikenal dengan singkatan PAKEM.
Unsur menyenangkan yang ada dalam PAKEM akan terwujud, jika guru melakukan
kegiatan-kegiatan yang menyenangkan pada siswa, misal kelas ditata sedemikian rupa
sehingga aktifitas siswa tidak terganggu, menghadirkan alat peraga, ramah, dan
banyak memfasilitasi siswa. Pembelajaran yang menyenangkan tidak terlepas dengan
situasi atau lingkungan yang nyaman dan menyenangkan. Pengelolaan kelas yang
nyaman dan menyenangkan penting dan perlu dihadirkan pada kelas inklusi. Di SDN
Pandanwangi III dalam hal penataan ruang belajar ditata dengan pembelajaran
interaktif dengan model diskusi mesekipun tidak setiap hari dilakukan. Penataan ini
dimaksudkan untuk memberikan ruang gerak anak-anak dalam berdiskusi,
berinteraksi dengan teman yang lainnya.
Upaya yang dilakukan untuk membantu anak berkebutuhan khusus dalam
mengembangkan kemampuan berinteraksi sosialnya memang tidak mudah,

9

mengingat hambatan-hambatan yang dimiliki oleh anak berkebutuhan khusus
diperlukan metode khusus untuk membantu mereka mengembangkan kemampuan
sosialnya (Ayu, 2014).
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukasn penelitian
berkaitan dengan Analisis Perbandingan Kemampuan Berinteraksi Sosial Pada Anak
Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Inklusi Dengan Sekolah Luar Biasa.

1.2

Rumusan masalah
Rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana kemampuan berinteraksi sosial pada anak berkebutuhan khusus di
sekolah inklusi ?
2. Bagaimana kemampuan berinteraksi sosial pada anak berkebutuhan khusus di
sekolah luar biasa ?
3. Bagaimana perbandingan kemampuan berinteraksi sosial pada anak
berkebutuhan khusus di sekolah inklusi dengan di sekolah luar biasa?

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan

kemampuan

berinteraksi sosial pada anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi dengan di
sekolah luar biasa.

10

1.3.2
1.

Tujuan Khusus
Untuk mengetahui bagaimana kemampuan berinteraksi sosial pada anak
berkebutuhan khusus di sekolah inklusi.

2.

Untuk mengetahui bagaimana kemampuan berinteraksi sosial pada anak
berkebutuhan khusus di sekolah luar biasa.

3.

Untuk menganalisa bagaimana perbandingan kemampuan berinteraksi sosial
pada anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi dengan di sekolah luar
biasa.

1.4

Manfaat Penelitian:

1.4.1

Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan

peneliti, serta menjadi pengalaman berharga untuk peneliti yang kemudian menjadi
sumber referensi pada penelitian berikutnya
1.4.2

Manfaat Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Sebagai sarana untuk menambah wawasan, pemahaman, dan pengetahuan

bagi anak berkebutuhan khusus untuk meningkatkan kemampuan berinteraksi dan
berkomunikasi dengan orang-orang sekitar agar anak-anak berkebutuhan khusus
tidak di pinggirkan lagi oleh orang-orang sekitarnya.
1.4.3

Manfaat Bagi Pengajar Dan Keluarga Anak Berkebutuhan Khusus
Sebagai sarana untuk menambah wawasan, pemahaman, dan pengetahuan

bagi para pengajar dan orang tua yang mempunyai anak berkebutuhan khusus untuk
selalu mengajak berkomunikasi terhadap anak berkebutuhan khusus agar mereka
tidak merasa terpinggirkan.

11

1.4.4

Manfaat Bagi Peniliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber dan referensi untuk peneliti

lain yang akan meneliti tentang kemampuan berinteraksi pada anak berkebutuhan
khusus.
1.5

Keaslian Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah ada

sebelumnya, namun dari segi variabel dan subjek penelitian ini benar-benar asli dan
belum pernah diteliti sebelumnya. Adapun peneliti lain yang melakukan penelitian
tentang terapi aktivitas kelompok dan anak berkebutuhan khusus sebelumnya adalah :
1.

Sulystiawan (2014) meneliti tentang hubungan dukungan sosial dengan

prestasi belajar pada anak berkebutuhan khusus di SMPLB Bhakti Luhur Kota
Malang. Peneliti Sulistyawan (2014) menggunakan metode descriptive analytic dengan
pendekatan study cross sectional, dan didapatkan hasil propabilitas sebesar 0.005 dan
X2 hitung (7.938) > X2 tabel (3.841), maka hasil uji statistik disimpilkan adanya
hubungan antara dukungan sosial dengan prestasi anak berkebutuhan khusus.
Variabel yang digunakan adalah dukungan sosial sebagai variabel independen dan
prestasi belajar pada anak berkebutuhan khusus sebagai variabel dependen.
Persamaan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama meneliti tentang anak
berkebutuhan khusus. Perbedaan penelitian terletak pada variabel independennya,
dimana variabel independen peneliti sebelumnya yaitu dukungan sosial, sedangkan
penelitian yang akan dilakukan variabel independennya sekolah luar biasa dan sekolah
inklusi. Selain itu sampel yang digunakan juga berbeda, Sulistyawan (2014) melakukan
penelitian pada anak berkebutuhan khusus di SMPLB Bhakti Luhur, sedangkan
penelitian yang akan dilakukan yaitu pada anak berkebutuhan khusus di sekolah luar
biasa dan sekolah inklusi.

12

2.

Adiyah (2011) meneliti tentang analisis pendidikan inklusi dalam pembelajaran

anak autis di SD Negeri Sumbersari 1 Kota Malang. Peneliti Adiyah (2011)
menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan penyelenggaraan sekolah inklusi
serta pengaturan manajerial penyelenggaraan sekolah inklusi di SD Negeri Sumbersari
1 Malang sudah ada tim yang menangani dan bekerja sama dengan pihak dari UMM,
maupun lembaga lain.
Persamaan penelitian yang dilakukan adalah sama-sama meneliti tentang
pendidikan inklusi. Peredaan penelitian terletak pada variabel dependen, dimana
variabel dependen peneliti sebelumnya yaitu pembelajaran anak autis, sedangkan
variabel dependen ini adalah kemampuan berinteraksi sosial pada anak berkebutuhan
khusus. Selain itu sampel yang digunakan juga berbeda, Adiyah (2011) melakukan
penelitian pada anak autis di SD Negeri Sumbersari 1 Malang, sedangkan penelitian
yang akan dilakukan yaitu pada anak berkebutuhan khusus di SD Luar Biasa Putra
Jaya Malang dan SD Negeri Sumbersari 1 Malang.

ANALISIS PERBANDINGAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI
SOSIAL PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
DI SEKOLAH INKLUSI DENGAN
SEKOLAH LUAR BIASA

SKRIPSI

Oleh :

RESTU BAYU NASRULAH
NIM. 201010420311222

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
xii

xiii

xiv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama

: Restu Bayu Nasrulah

Nim

: 201010420311222

Program Studi

: Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi

: Analisis Perbandingan Kemampuan Berinteraksi Sosial Pada Anak
Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Inklusi Dengan Sekolah Luar Biasa

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui
sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 16 April 2015
Yang Membuat Pernyataan

Restu Bayu Nasrulah
NIM.201010420311213
xv

Motto
Jangan jadikan suatu kegagalan sebagai alasan untuk takut
mengalaminya kembali sehingga anda tidak mau mencoba lagi,
tapi lihatlah kegagalan sebagai kesuksesan untuk
mengetahui cara yang salah
Waktu adalah pedang, jika kamu bisa menggunakan
dengan baik, maka pasti akan membawa keberuntungan,
tapi jika kamu menggunakan dengan buruk,
pasti dia akan membunuhmu
(Tukul Arwana)
Tidak penting apapun agama atau sukumu...kalau kamu bisa
melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang,
orang tidak pernah tanya apa agamamu
(KH. Abdurrahman Wahid)

xvi

Lembar Persembahan
Bismillahirrohmannirrohim
Alhamdulillahirrobbilalamin barakallah segala puji dan syukur saya panjatkan kepada
Allah SWT yang telah membimbingku hingga sampai saat ini. Karena atas limpahan
rahmat, pertolongan dan karunia-Nya saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Skripsi ini disusun untuk meraih gelar sarjana keperawatan pada Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang. Skripsi ini saya
persembahkan untuk orang-orang terkasih karena mereka yang dibawah ini yang
telah membantu sehingga saya dapat menyelesaikan semuanya.
Kedua orangtua saya (Alm) Kamim taufik dan Ngateni mereka orangtua yang selalu
berusaha agar semua anak-anaknya bisa mempunyai pendidikan yang cukup tidak
seperti orang tuanya. Mereka yang tidak pernah berhenti untuk selalu berusaha dan
berdo’a untuk anaknya yang keras kepala ini dan dorongan yang keras agar saya mau
untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Terimakasih untuk
pengorbanan, dukungan dan kerja keras kalian yang tiada henti sejak saya lahir
sampai dengan hari ini saya bangga menjadi anak dan mempunyai orang tua
sepertimu. Alhamdulillah sekarang saya sudah bisa mewujudkan sedikit keinginan
dari orang tua saya, untuk (Alm) bapak yang hanya dapat menyaksikan dari surga
sana dan ibu dirumah anakmu sekarang sudah sarjana.
Kakak saya Diah Yuli Kismiati & Irfan Kuspriono terimakasih telah memberikan
motivasi dan nasehat yang tiada henti dan selalu mampu membuat saya dapat
menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi. Adik saya Ahmad Faisal yang
tidak pernah mempan untuk dinasehati mulailah belajar untuk bersikap dewasa dan
bertindak yang benar dan bisa menjadi anak yang dapat dibanggakan oleh keluarga.
Bapak Sutrimo Dan Mama Srinati yang sudah menjadi orang tua kedua bagi kami
semua terimakasih untuk semua dukungan dan bimbingan yang tiada henti sampai
saat ini, saya bersukur karena kita semua dapat disatukan dalam sebuah keluarga
yang bahagia.
Pembimbing 1 Bapak Atok Miftachul Huda M.Pd & Pembimbing 2 Bapak Sunardi
S.Kep, Ns, M.Kep. Terima kasih saya ucapkan karena bapak telah bersedia
xii

membimbing saya dengan sabar dan telaten yang dikemas dengan gaya yang humoris
namun tetap sesuai kaidah-kaidah yang ditetapkan sehingga membuat saya
bersemangat dan memudahkan dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas
semua waktu yang telah disempatkan untuk membimbing saya, dan terima kasih
untuk ilmu yang telah bapak berikan kepada saya. Semoga ilmu yang bapak berikan
bisa bermanfaat dan berkah bagi saya, dan semoga bapak bisa mendapatkan balasan
yang baik oleh Allah SWT. Amiiinnn....
Bapak Rahmad Rosadi S.St dan ibu Juwitasari, S.Kep yang sudah saling berbagi
masa jabatan untuk menjadi dosen wali kami. Terima kasih atas kasih sayang yang
diberikan di PSIK E 2010, terima kasih atas kesabaran bapak dan ibu dalam
membimbing dan mendidik kami. Dan semua dosen-dosen yang pernah mengajar,
terima kasih telah memberikan motivasi, nasehat, serta ilmu dan wawasan selama
masa perkuliahan semoga bapak dan ibu semua mendapatkan balasan yang baik dari
Allah SWT. Amiiiinnn....
Teman-teman seperjuangan PSIK E 2010, Rendy & Rony yang selalu membantu
dengan memberikan sindiran motivasinya yang dapat membuat kita akan cepat
menyelesaikan pekerjaan dan masalah kita, dan hingga pada akhirnya hanya
ketidakberuntunganlah yang menyebabkan kita akhirnya gagal untuk bisa wisuda
bersama. Samid, Asson (ndang dimarekno skripsine) & Nuraini, Afif, Fuad. Geng
Asrama : Benti, Ilmi, Novi, Dea (sek dianggep opo ara iki), Geng rempong yang gak
tau darimana letak kerempongannya : Anggun, Fiul, Icun, Mira. Geng Nenek yang
selalu digosipkan diujung tanduk tapi masih rukun saja : Nenek Evita, Mismis, Neta.
Geng muslimah yang entah dari sisi mana tingkat kemuslimahan anggotanya : Atin,
Aysah, Nora, Nita, Fenti, Fahri (mungkin ini uztadnya yang bisa menjelaskan
sekaligus ngasih tausiah). Geng Indie (yang memilih bersolo karir atau gabung
dengan komunitas lain) : Intan, Radiah, Tyas, Nabila, Rega.
Dan semua yang telah gugur terlebih dahulu meninggalkan kita di medan perkuliahan
ini untuk menempuh jalan hidup dan mengejar cita-cita masing-masing,

Feri

Tampati, Lucky, Ropi, Fitri. Semua tawa dan keceriaan seperti inilah yang akan
selalu kita rindukan dan saya bersukur pernah dipertemukan dan dikumpulkan
dengan teman dan sudara di keluarga besar PSIK E 2010, terima kasih atas semua
dukungan dan kebersamaan yang kalian hadirkan selama ini meskipun pada akhirnya
xiii

kita harus menjalani hidup kita masing-masing setelah ini, tapi semoga kita semua
bisa tetap menjadi keluarga besar PSIK E 2010 yang tetap kompak dan tetap saling
komunikasi, tetap saling mengingat dan bersatu sebagai satu keluarga. Semoga kita
semua diberikan kesuksesan sesuai dengan tujuan dan cita-cita yang kita harapkan.

xiv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat allah SWT, berkat rahmat dan bimbingannya saya
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis Perbandingan Kemampuan Berinteraksi
Sosial Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Inklusi Dengan Sekolah Luar Biasa”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.kep) pada
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya dengan hati
yang tulus kepada:
1. Drs. Atok Miftachul Hudha, M.Pd selaku pembimbing 1 yang telah memberikan
bimbingan, masukan, serta dorongan dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Sunardi, S.Kep, Ns selaku pembimbing II yang telah sabar memberikan dorongan,
motivasi, serta bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini
3. Ibu Nurul Aini, S.Kep. Ns M.kep selaku Ketua Program Studi Ilmu keperawatan Fakultas
Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Kedua orang tua dan seluruh keluarga saya yang selalu meberikan doa,support dan motivasi
selama ini, serta memberikan dukungan moril dan materi.
5. Kepala sekolah SDN Pandanwangi 3 Malang dan SDLB Putra Jaya Malang yang telah
memberikan izin penelitian dalam penelitian ini.
6. Teman-teman PSIK E 2010 semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu
persatu yang turut membantu dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

xv

Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan dan diterima
sebagai ibadah oleh ALLAH SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki,
oleh karena itu ktritik dan saran bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga ALLAH
SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu
menganugerahkan kasih saying-Nya untuk kita semua

Malang, 16 April 2015

Restu Bayu Nasrulah

xvi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................
Lembar Persetujuan .......................................................................................................
Lembar Pengesahan .......................................................................................................
Pernyataan Keaslian Penelitian ....................................................................................
Motto
.......................................................................................................................
Lembar Persembahan ....................................................................................................
Kata Pengantar ...............................................................................................................
Abstract .......................................................................................................................
Abstrak .......................................................................................................................
Daftar Isi .......................................................................................................................
Daftar Tabel ....................................................................................................................
Daftar Gambar ...............................................................................................................
Daftar Lampiran.............................................................................................................

i
ii
iii
iv
v
vi
viii
x
xi
xii
xv
xvi
xvii

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
1.1
Latar Belakang ...................................................................................................
1.2
Rumusan Masalah .............................................................................................
1.3
Tujuan Penelitian...............................................................................................
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................................
1.4
Manfaat Penelitian.............................................................................................
1.5
Keaslian Penelitian ............................................................................................

1
1
9
9
9
10
10
11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................
2.1
Konsep Interaksi Sosial ....................................................................................
2.1.1 Definisi Interaksi Sosial....................................................................
2.1.2 Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial ........................................
2.1.3 Faktor-faktor Interaksi Sosial ..........................................................
2.1.4 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial .......................................................
2.1.5 Bentuk Interaksi Sosial Pada Anak .................................................
2.2.5.1 Interaksi Sosial Pada Anak Normal / Sekolah Umum ...
2.2.5.2 Interaksi Sosial Pada Anak Berkebutuhan Khusus /
Sekolah Luar Biasa .............................................................
2.1.6 Indikator Pencapaian Interaksi Sosial Pada Anak ........................

13
13
13
14
16
18
22
23
23
24

2.2

Konsep Dasar Anak Berkebutuhan Khusus .................................................
2.2.1 Definisi Anak Berkebutuhan Khusus ...............................................
2.2.2 Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus ...........................................
2.2.3 Faktor Penyebab Anak Dengan Kebutuhan Khusus ......................

26
26
27
34

2.3

Konsep Pendidikan Sekolah Inklusi................................................................
2.3.1 Definisi Pendidikan Inklusi..................................................................

35
35

xvii

2.3.2 Tujuan Pendidikan Inklusi....................................................................
2.3.3 Kelebihan Pendidikan Inklusi..............................................................
2.3.4 Model Pendidikan Inklusi.....................................................................

37
37
39

2.4

Konsep Pendidikan Sekolah Luar Biasa.......................................................
2.4.1 Definisi Pendidikan Sekolah Luar Biasa....................................... ..
2.4.2 Ciri-ciri Pembelajaran SLB...................................................................
2.4.3 Prinsip-prinsip Pembelajaran SLB....................................................

40
40
42
43

2.5

Sekilas Tentang SD Negeri Pandanwangi 3 Malang ...................................
2.5.1 Sejarah Tentang Berdirinya SD Negeri Pandanwangi 3 Malang ..
2.5.2 Sumber Daya Manusia di SD Negeri Pandanwangi 3 Malang......

44
44
45

2.6

Sekilas Tentang SD Luar Biasa Putra Jaya Malang ......................................
2.6.1 Sejarah Tentang Berdirinya SD Luar Biasa Putra Jaya Malang ......
2.6.2 Sumber Daya Manusia di SD Luar Biasa Putra Jaya Malang .........

46
46
47

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN .......
3.1
Kerangka Konsep .............................................................................................
3.2
Hipotesis Penelitian ..........................................................................................

48
48
49

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................
4.1
Desain Penelitian ...............................................................................................
4.2
Kerangka Penelitian ..........................................................................................
4.3
Populasi, SampeldanTeknik Sampling ...........................................................
4.3.1 Populasi Penelitian ............................................................................
4.3.2 Sampel Penelitian ..............................................................................
4.3.2.1 Kriteria Inklusi ......................................................................
4.3.2.2 Kriteria Eksklusi ...................................................................
4.3.3 Teknik Sampling................................................................................
4.4
Varibel Penelitian ..............................................................................................
4.4.1 Variabel Independen ........................................................................
4.4.2 Variabel Dependen ...........................................................................
4.5
Definisi Operasional .........................................................................................
4.6
Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................................
4.7
InstrumenPenelitian ..........................................................................................
4.8
Prosedur Pengumpulan Data ..........................................................................
4.8.1 Pengolahan Data ..................................................................................
4.9
Analisa Data .......................................................................................................
4.10 Etika Penelitian..................................................................................................
4.10.1Informed Consent .....................................................................................

50
50
50
51
51
52
52
52
52
53
53
53
53
54
55
58
59
60
61
61

xviii

4.10.2Anonymity...............................................................................................
4.10.3 Confidentiality .......................................................................................

62
62

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ...........................
5.1
Karakteristik Responden ..................................................................................
5.2
Interaksi Sosial Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Inklusi
Interaksi Sosial Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di SLB ........................
5.3
Data Crostab Kemampuan Berinteraksi Sosial Pada Anak Berkebutuhan
Khusus Di Sekolah Inklusi Dengan Sekolah Luar Biasa .............................
5.4
Perbandingan Kemampuan Berinteraksi Sosial Pada Anak Berkebutuhan
Khusus Di Sekolah Inklusi Dengan Sekolah Luar Biasa .............................

63
63

BAB VI PEMBAHASAN ...........................................................................
6.1
Identifikasi Karakteristik Responden .............................................................
6.2
Gambaran Interaksi Sosial Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di
Sekolah Inklusi ..................................................................................................
6.3
Gambaran Interaksi Sosial Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di
Sekolah Luar Biasa ............................................................................................
6.4
Perbandingan Interaksi Sosial Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di
Sekolah Inklusi Dengan Sekolah Luar Biasa .................................................
6.5
Keterbatasan Penelitian ....................................................................................
6.6
Implikasi Untuk Keperawatan.........................................................................

71
71

79
82
83

BAB VII PENUTUP ...................................................................................
7.1
Kesimpulan ........................................................................................................
7.2
Saran ....................................................................................................................

84
84
85

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................

87

LAMPIRAN..................................................................................................................

90

CURICULUM VITAE ..............................................................................................

120

xix

65
67
68

75
77

DAFTAR TABEL

4.1

Definisi Operasional Variabel .........................................................................

48

4.2

Kisi-kisi Kuisioner Interaksi Sosial .................................................................

49

5.1

Karakteristik Responden ..................................................................................

64

5.2

Tingkat Interaksi Sosial Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah
Inklusi SDN Pandanwangi 3 Malang Pada Bulan April 2015 ....................

5.3

Tingkat Interaksi Sosial Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah
Luar Biasa Putra Jaya Malang Pada Bulan April 2015 .................................

5.4

5.6

66

Tabulasi Data Interaksi Sosial Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di
Sekolah Inklusi Dengan Sekolah Luar Biasa .................................................

5.5

65

67

Kemampuan Interaksi Sosial Pada Anak Berkebutuhan Khusus Di
Sekolah Inklusi Dengan Sekolah Luar Biasa .................................................

69

Hasil Uji Mann-whitney ...................................................................................

70

xx

DAFTAR GAMBAR
3.1 Kerangka Konsep Penelitian............................................................................... ..... .

48

4.1 Kerangka Kerja Penelitian............................................................................... ......... .

51

xxi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ijin Studi Pendahuluan dan Penelitian .....................................

90

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian.................................................................

93

Lampiran 3. Lembar Konsultasi ................................................................................

95

Lampiran 4. Lembar Persetujuan Responden .........................................................

99

Lampiran 5. Lembar Kuisioner dan Observasi .......................................................

101

Lampiran 6. Hasil Uji Validitas ..................................................................................

105

Lampiran 7. Hasil Uji Mann-Whitney ......................................................................

107

Lampiran 8. Hasil Data Penelitian ............................................................................

109

Lampiran 9. Dokumentasi ..........................................................................................

119

xxii

DAFTAR PUSTAKA
Alimin, Z. (2002). Assesmen dan intervensi anak berkebutuhan khusus: reorientasi pemahaman konsep
pendidikan khusus dan implikasinya terhadap layanan pendidikan. Vol. 3, No.1. Bandung: UPI.
Alwis, C. (2005). Children With hearing Impairment in regular Classroom. Sri Lanka Journal of
Educational Research, 9, 45-69
Azwar, Saifuddin. (2005). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:RinekaCipta.
Adriana, dian. (2011). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Adwiasa, Novan,. Muriantinah (2013). Perbedaan penyesuaian diri antara siswa tunarungu di sekolah
inklusi dan di sekolah luar biasa. Jurnal Psikologi pendidikan dan perkembangan. Volume 2,
No.1.
Anggraini, Rindi Lelly. (2014). Proses pembelajaran inklusi bagi anak berkebutuhan khusus.Skripsi.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Ayu, Suwantin K. (2014). Upaya Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial Pada Anak Autis
Melalui Terapi Bermain. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Bethayana, Rahajeng B. (2007). Deskripsi Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di
Sekolah Inklusi.Skripsi. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Bektiningsih, Kurniana (2009). Program Terapi Anak Autis di SDLB Negeri Semarang. Jurnal
Kependidikan. Volume 9, No. 2.
Cangara, Hafied. (2008). Pengantar Ilmu komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Delphie, Bandi. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Refika Aditama.
Dahlan,M. Sopiyudin (2008). Statistik untuk kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Dahlan,M. Sopiyudin (2013). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Elisa, Syafrida.,Aryani Tri Wrastari (2013). Sikap Guru Terhadap Pendidikan Inklusi Ditinjau Dari
Faktor Pembentuk Sikap. Jurnal Psikologi Perkembangan dan Pendidikan. Vol.2, No. 01.
Hadi, Kusmono, Sudjarwati, Andi Mulya. (2004). Sosiologi Suatu pendekatan Baru. Jakarta: Piranti.
Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba
Medika.
xxiii

Habibollah, N, rohani, A, Tengku, A, jamaluddin, S & V. Kumar (2009). Self-esteem, gender and
academic achievement of undergraduate student. American Journal of Scientific research, 3, 2637.
Hidayat, A. Aziz Alimul (2009). Metode Penelitian Kebidanandan Teknik Analisa Data.
Jakarta:SalembaMedika.
Handayani, Indah Mery (2013). Interaksi Sosial Anak Berkebutuhan Khusus di SDN 016/016
Inklusif Samarinda. Jurnal Sosiatri-Sosiologi. Volume 1, No. 1.
Kelly. J.A (2004) Sosial-skills training A Practical Quide For Interventions. New York : Plenum Press.
Kemenkes.(2010). Pedoman umum perlindungan kesehatan anak berkebutuhan khusus. Jakarta: Kemenkes
Republik Indonesia.
Ma’ruf, Amir.(2009). Model Pendidikan Inklusi di MAN Manguwuharjo Sleman Yogyakarta. Skripsi.
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Mubarak, Wahit Iqbal. (2009). Sosiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Marienzi, Rani (2012). Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Angka Melalui Metode
Multisensori Bagi Anak Autis.Jurnal ilmiah Pendidikan Khusus. Volume 1, No. 3.
Marti, Afrina Devi(2012). Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar Kota Padang. Jurnal Pendidikan Khusus
Pendidikan Luar Biasa. Volume 1, No. 3.
Mohammad.(2012). Pendidikan Inklusi Terhadap Tunanetra di Jurusan Pendidikan Agama
Islam.Skripsi. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Muriantinah (2012). Perbedaan penyesuaian diri siswa berkebutuhan khusus di sekolah inklusi dan di
sekolah luar biasa. Jurnal Psikologi pendidikan dan perkembangan. Volume 2, No.1.
Nursalam. (2003). Konsepdan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Noorkasiani, Heryati, Rita Ismail. (2009). Sosiologi Keperawatan. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakartaa: PT.Rineka Cipta.
Nirhana, P Choirunisa.,IkaYuniar C (2012). Metode Dukunga Visual Pada pembelajaran Anak
dengan Autisme. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental .Volume1, No. 02.
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

xxiv

Pusat Studi Pendidikan Anak Usia Dini Lembaga Pendidikan. (2009). Buku Panduan Program
Pembelajaran Untuk Menstimulasi Keterampilan Sosial Anak. Universitas Negeri Yogyakarta.
Praptiningrum (2010). Fenomena Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi Bagi Anak Berkebutuhan
Khusus. Jurnal Pendidikan Khusus Vol.7. No.2.
Rahayu, Harditono, Siti. (2008). Psikologi Perkembangan Jogjakarta; gadjah Mada University Press.
Ramadhan. (2013). Pendidikan keterampilan & kecakapan hidup untuk anak berkebutuhan khusus.
Jogjakarta: Javalitera.
Somantri. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.
Suparno.(2007). Buku ajar cetak pendidikan anak berkebutuhan khusus. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Setiawati, Eka, Suparno. (2010). Interaksi Sosial Dengan Teman Sebaya Pada Anak. Jurnal Ilmiah
Berkala Psikologi. Vol. 12, No.1.
Sudjana, Achmad (2010). Tanggung jawab moral orang tua anak berkebutuhan khusus dalam menghadapi
masalah pendidikan. Bandung: Falah Production.
Susanto, Ahmad (2011). Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam berbagai Aspeknya. Jambi :
Kencana.
Silalahi, Uber. (2012). Metode Penelitian Sosial. Bandung : Refika Aditama.
Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.(2013). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Widury, Ratna wahyu. (2013). Penanganan Kemampuan Interaksi Sosial Anak Autis. Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Surabaya.

xxv