PENGARUH PIJAT LAKTASI TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU PRIMIGRAVIDA (Studi Pada Ibu Postpartum di Desa Rejoyoso, Kec. Bantur, Kab. Malang)

(1)

PENGARUH PIJAT LAKTASI TERHADAP PRODUKSI ASI

PADA IBU PRIMIGRAVIDA

(Studi Pada Ibu Postpartum di Desa Rejoyoso, Kec. Bantur, Kab. Malang)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan

(S.kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Faukultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadyah Malang

Oleh :

RETNO DIAH AYU LESTARI

NIM. 201210420311062

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(2)

PENGARUH PIJAT LAKTASI TERHADAP PRODUKSI ASI

PADA IBU PRIMIGRAVIDA

(Studi Pada Ibu Postpartum di Desa Rejoyoso, Kec. Bantur, Kab. Malang)

SKRIPSI

Oleh :

RETNO DIAH AYU LESTARI

NIM. 201210420311062

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(3)

(4)

(5)

(6)

KATA PENGANTAR

Menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,puja

dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan

inayah-Nya,penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Pijat

Laktasi Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Primigravida”

. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan,

arahan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis

menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1.

YoyokBekti P, M.Kep.,Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah.

2.

Nurul Aini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

3.

Nurul Aini, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, arahan, do’a, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4.

Ririn Harini, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, do’a, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

5.

Kedua orang tua yang selalu mendoakan, memberikan semangat, memberikan moril

maupun materi sehingga terselesaikanya skripsi ini.

6.

Seluruh Staf Laboratorium Biomedik Universitas Muhammadiyah Malang.


(7)

8.

Teman-teman PSIK B 2012, serta semua pihak yang telah memberi semangat dan

membantu penyelesaian proposal skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan tugas akhir ini masih terdapat kekurangan, maka dari itu koreksi dari bapak ibu pembimbing dan penguji sangatlah penting dalam kesempurnaan penulisan ini. Kritik dan saran bagi pembaca sangatlah diharapkan demi kesempurnaan tugas akhir ini.

Malang, 20 Januari 2016


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

. . .

i

LEMBAR PERSETUJUAN

. . . ii

LEMBAR PENGESAHAN

. . .

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

. . . v

KATA PENGANTAR

. . .

ix

DAFTAR ISI

. . . x

DAFTAR TABEL

. . .

xiv

DAFTAR GAMBAR

. . .

xv

DAFTAR LAMPIRAN

. . .

xvi

ABSTRAK

. . .

xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

. . . 1

1.2 Rumusan Masalah

. . . 5

1.3 Tujuan Penelitian

. . . 5

1.3.1 Tujuan Umum

. . . 5

1.3.2 Tujuan Khusus

. . . 5

1.4 Manfaat Penelitian

. . . 6

1.4.1 Manfaat Teoritis

. . . 6

1.4.2 Manfaat Praktis

. . . 6

1.5 Keaslian Penelitian

. . . 7

1.6 Definisi Istilah

. . . 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep ASI

. . .

10


(9)

2.1.2 Komponen ASI

. . .

10

2.1.3 Kelancaran Produksi ASI

. . .

14

2.1.4 Volume Produksi ASI

. . .

16

2.1.5 Manfaat ASI

. . .

18

2.2 Konsep Laktasi

. . .

21

2.2.1 Fisiologi Laktasi

. . .

21

2.2.2 ASI Menurut Stadium Laktasi

. . .

24

2.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI

. . .

26

2.2.4 Faktor Penghambat Produksi ASI

. . .

28

2.2.5 Permasalahan Pada Ibu Menyusui

. . .

29

2.2.6 Langkah Mencapai Keberhasilan Menyusui

. . .

33

2.3 Konsep Primigravida

. . .

34

2.4 Manajemen Laktasi

. . .

34

2.5 Konsep Pijat Laktasi

. . .

36

2.5.1 Pengertian Pijat Laktasi

. . .

36

2.5.2 Manfaat Pijat Laktasi

. . .

37

2.5.3 Teknik Pijat Laktasi

. . .

37

2.5.4 Masa Pijat Laktasi

. . .

38

2.5 Pengaruh Pijat Laktasi Terhadap Kelancaran Produksi ASI

. . .

39

2.6 Fisiologi Pijat Laktasi

. . .

42

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

. . .

43

3.2 Hipotesa Penelitian

. . .

45

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

. . .

46


(10)

4.3 Populasi, Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel

. . .

49

4.3.1 Populasi

. . .

49

4.3.2 Sampel

. . .

50

4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

. . .

50

4.4 Variabel Penelitian

. . .

51

4.4.1 Variabel Independen

. . .

51

4.4.2 Variabel Dependen

. . .

51

4.5 Devinisi Oprasional

. . .

52

4.6 Tempat Penelitian

. . .

53

4.7 Waktu Penelitian

. . .

53

4.8 Instrumen Penelitian

. . .

53

4.8.1 Kuesioner

. . .

53

4.9 Uji Validitas dan Reabilitas

. . .

54

4.10 Teknik Pengumpulan Data

. . .

55

4.10.1 Persiapan

. . .

56

4.10.2 Pelaksanaan

. . .

56

4.10.3 Pengumpulan Data

. . .

57

4.11 Pengolahan Data Dan Analisa Data

. . .

57

4.11.1 Pengolahan Data

. . .

57

4.11.2 Analisa Data

. . .

58

4.12 Etika Penelitian

. . .

60

4.12.1 Lembar Persetujuan Penelitian

. . .

60

4.12.2 Tanpa Nama

(Anonymiti)

. . .

61

4.12.3 Kerahasiaan

(Confidenttiality)

. . .

61


(11)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

5.1 Analisis Deskriptif

. . .

63

5.1.1 Karakteristik Responden

. . .

63

5.1.2 Hasil Penilaian Produksi ASI

. . .

68

5.1.2.1 Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest Produksi ASI

. . .

68

5.1.2.2 Skor Produksi ASI Sebelum dan Sesudah dilakukan Pijat Laktasi

. . .

70

5.2 Analisis Pengaruh Pijat Laktasi terhadap Produksi ASI

. . .

71

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Produksi ASI pada Ibu Postpartum Primigravida sebelum dilakukan Pijat Laktasi

. . .

73

6.2 Produksi ASI pada Ibu Postpartum Primigravida setelah dilakukan Pijat Laktasi

. . .

77

6.3 Pengaruh Pijat Laktasi terhadap Kelancaran Produksi ASI pada Ibu Postpartum

. . .

79

6.4 Keterbatasan Penelitian

. . .

81

6.5 Implikasi Keperawatan

. . .

82

BAB VII PENUTUP

7.1 Kesimpulan

. . .

84

7.2 Saran

. . .

85

DAFTAR PUSTAKA

. . .

87


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kenaikan Berat Badan Bayi Berdasarkan Usia Bayi

. . .

14

Tabel 2.2 Kandungan Dan Manfaat Kolostrum

. . .

25

Tabel 4.1 Definisi Oprasional

. . .

52

Tabel 4.2 Kisi-kisi Kuesioner

. . .

54

Tabel 5.1 Karakteristik Usia Ibu

. . .

64

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berat badan Bayi Saat Lahir dan Saat Ini

. . .

67

Tabel 5.3 Perbedaan Distribusi Berat badan Bayi Saat Lahir dengan Saat Ini

. . .

68

Tabel 5.4 Data Pretest dan Posttest Produkisi ASI pada Ibu Postpartum

. . .

68

Tabel 5.5 Perbeedaan Skor Kelancaran Produksi ASI

. . .

71


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Pembentukan ASI

. . .

23

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

. . .

44

Gambar 4.1 Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Desaign

. . .

47

Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian

. . .

48

Gambar 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu

. . .

64

Gambar 5.2 Riwayat Pendidikan Ibu

. . .

65

Gambar 5.3 Jenis Kelamin Bayi

. . .

66


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Study Pendahuluan Lampiran 2 Surat Keterangan

Penelitian Lampiran 3 Standart Operasional Pijat Laktasi

Lampiran 4 Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Lampiran 5 Lembar

Kuisioner Karakteristik Responden Lampiran 6 Lembar Kuisioner Kecukupan

Produksi ASI Lampiran 7 Uji

Paired t-test

Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Penelitian

Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 10 Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Arief, N. (2009).

ASI dan Tumbuh Kembang Bayi

. Yogyakarta : Medpress.

Akter, Tasnim, Bhuiyan, & Hasan. (2015).

A Study on Partum Breast Problems of Mothers

Attending at Lactation anagement Center

. Bangladesh : Med. J.

Baskoro, A. (2008).

ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui.

Yogyakarta : Banyu Media.

Bahiyatun. (2009).

Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas

. Jakarta : EGC.

Astutik, R.Y.SST., M.Kes. (2014).

Payudara dan Laktasi.

Jakarta Selatan : Salemba

Medika.

Dharma, K.K. (2011). Metodelogi Penelitian Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Info

Media.

Depkes RI. (2014). “Bina Gizi Kesehatan Ibu Dan Anak” (Online)

http//www.Depkes.go.id Di akses pada tanggal 30 September 2015.

Dewi, V.N.L, & Sunarsih, T. (2011).

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.

Jakarta Selatan :

Salemba Medika.

Deswani, K. (2010).

Panduan Praktik Klinik dan Laboraturium Keperawatan Maternitas.

Jakarta : Salemba Medika.

Fer, T.M.D. (2012).

The

Washington Manual “of

Outpatient Internal Medicine.

Washington

: Wolters Kluwer.

Haryono, R., & Setianingsih. S. (2014).

Manfaat ASI Eksklusif untuk Buah Hati Anda.

Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Hidayat, AAA. (2008).

Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.

Jakarta : Salemba

Medika.

IDAI. (2012). “ASI Relaktasi dan Induksi Laktasi” (online)

http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/relaktasi-dan-induksi-laktasi.html

. Diakses tanggal 9 Juni

2015.

Tv, SI. (2013). Pijat Laktasi.

https://www.youtube.com/watch?v=EjgDWIOgjNo

.

Diakses 20 Maret 2016.

Indriani, D., Asmuji., & Wahyuni, S. (2016).

Edukasi Postnatal.

Jakarta : Trans Medika.

Janah, N. (2013).

Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.

Yogyakarta : AR-Ruz Media.

Kristiyansari, W. (2011).

ASI menyusui & Sadari

. Yogyakarta : Nuha Medica.

Marmi, S. (2014).

Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Peuperium Care”.

Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Marmi, S. (2012).

Panduan Lengkap Manajemen Laktasi.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Metta. (2014).

“Kuantitas ASI Berkurang, Mungkinkah Saluran ASI yang Tersumbat?”

(online)

http://bidanku.com/kuantitas-asi-berkurang-mungkinkah-saluran-asi-yang-tersumbat

. Diakses 9 Juni 2016.

Mulyani, N.S. (2013).

ASI dan Pedoman Ibu Menyusui.

Yogyakarta : Nuha Medika.

MacDonald, M.G., & Seshia. M.M.K. (2015).

Pathophysiology and Management of the

Newborn.

Washington : Wolters Kluwer.

Nurliawati, T. (2010).

Faktor- Faktor yang Berhubungan Dengan Produksi Air Susu Ibu

Pada Ibu Pasca Seksio Sesaria Di Wilayah Kota Dan Kabupaten Tasikmalaya [Tesis].

Depok : Universitas Indonesia.

Nisman, W.A., Margaretha, E.M., Sandi, Ayu., Lesmana, Susanti. (2011).

Panduan Ibu

Pintar Menyusui.

Yogyakarta : C.V. Andi Ofseet.

Novianti, R. (2009).

Menyusui itu Indah.

Yogyakarta : Octopus.

Notoatmodjo, S. (2012).

Metodelogi Penelitian Kesehatan.

Jakarta : Rineka Cipta.

.(2010).

Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi.

Jakarta : Rineka Cipta


(16)

Nursalam. (2014).

Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan

: Pendekatan Praktis edisi 3.

Jakarta : Salemba Medika.

Pamuji, SE., Supriyana., Rahayu, S. & Suhartono. (2014).

Effect of Combination Methods

to Massage Woolwich and Endorhine Hormone Prolactine Levels and Breast Milk

Volume.

ISSN

. 2088.4435. Vol. 5.

Queensland Maternity And Neonatal Clinical Guidelines Program, (2010).

BreastFeeding initiation.

Rosita, S. (2008).

ASI untuk Kecerdasan Bayi.

Yogyakarta : Ayyana.

Sugiyono. (2010).

Statistika Untuk Penelitian.

Bandung : Alfabeta.

Solehati, T. & Kosasih, E.C. (2015).

Konsep dan Aplikasi Relaksasi Dalam Keperawatan

Maternitas.

Bandung : Refika Aditama.

Walyani, E.S. (2015).

Perawatan Kehamilan dan Menyusui Anak Pertama.

Yogyakarta :

Pustaka Baru Press.

Widuri, H. (2013).

ASI Eksklusif Bagi Ibu Bekerja.

Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Wambach, K. & Riordan, J. (2016).

Breastfeeding and Human Lactation.

Kansas : Jones

& Barlett Learning.

Widyastuti, K. (2014).

Pengaruh Konsumsi Sari Kacang Hijau Terhadap Produksi ASI pada

Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo Malang

[Skripsi]. Malang:

Universitas Muhammadiyah Malang.

Yuliarti, N. (2010).

Keajaiban ASI Makanan Terbaik Untuk Kesehatan Kecerdasan Dan

Kelincahan Si Kecil.

Yogyakarta : C.V Andi Offset.


(17)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

ASI adalah makanan yang sempurna untuk bayi. Kandungan gizi yang tinggi

dan adanya zat kebal didalamnya membuat ASI tidak tergantikan oleh susu formula

yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

makanan tunggal bagi bayi hingga berusia 6 bulan. ASI cukup mengandung seluruh

zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. Selain itu secara alamiah ASI dibekali oleh enzim

pencernaan susu, sehingga organ pencernaan bayi mudah mencerna dan menyerap

gizi ASI. Di lain pihak, sistem pencernaan bayi usia dini belum memiliki cukup enzim

pencernaan makanan (Arif, 2009). Menurut Janah, (2013). ASI eksklusif adalah

pemberian Air Susu Ibu Sedini mungkin setelah persalinan yang diberikan tanpa

jadwal, dan tidak diberikan makanan dan minuman lain sampai bayi berumur 6 bulan.

Menyusui tidak hanya mendekatkan emosi ibu pada bayi, tetapi sekaligus

memberikan konsumsi gizi yang tinggi. ASI merupakan pilihan yang terbaik bagi bayi

karena didalamnya mengandung antibodi dan lebih dari 100 jenis zat gizi, seperti

Arachidonic Acid

(AA),

Decosahexanoic Acid

(DHA),

taurin

dan

spingomyelin

yang tidak

terdapat dalam susu sapi, sehingga tidak ada alasan bagi sang ibu untuk tidak

menyusui. (Yuliarti, 2010).

Data yang diperoleh dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

cakupan pemberiaan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia menunjukan

sedikit penurunan dari 61,5% tahun 2010 menjadi 61,1% pada tahun 2011 dari target


(18)

2

yang diberikan yaitu sebesar 80%. Cakupan pemberian ASI eksklusif sangat di

pengaruhi oleh berbagai hal terutama dikarenakan terbatasnya tenaga konselor

menyusui di fasilitas pelayanan kesehatan, belum tersosialisasi secara merata

peraturan pemerintah No. 33 tahun 2012 tentang peberian ASI eksklusif, belum

maksimalnya kegiatan edukasi, advokasi dan kampanye terkait pemberian ASI

maupun MP-ASI (Kemenkes, 2014). Data di atas menunjukan bahwa presentasi

pemberian ASI eksklusif di Indonesia yang masih berada di bawah target nasional

yaitu sebesar 80% (Kemenkes, 2014). Faktanya banyak sekali zat gizi yang terkandung

dalam ASI sehingga pemberian ASI eksklusif tidak boleh di lewatkan (Yuliarti, 2010).

Chan, et al dalam Nurliawati (2010) menyebutkan bahwa 44 ibu post partum

sebanyak 77% berhenti menyusui sebelum bayi berusia 3 bulan dengan alasan

presepsi ASI yang kurang sebanyak 44%, masalah payudara sebanyak 31%, dan

merasa kelelahan sebanyak 25%. Penelitian lainya yang dilakukan oleh Collin dan

scot yang dilakukan di Australia menunjukan bahwa 556 orang ibu melahirkan

sebanyak 29% sudah berhenti menyusui bayinya pada minggu kedua dengan alasan

bahwa ASInya kurang (Nurliawati, 2010).

Menyusui merupakan proses yang alamiah yang tidak mudah di lakukan.

Cakupan ASI eksklusif tidak lepas dari masalah yang terjadi dalam proses menyusui

diantaranya adanya kepercayaan yang salah bahwa ASI keluar sedikit atau ASI kurang

mencukupi kebutuhan bayi. Keadaan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain

makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh ibu, kondisi psikologis atau emosi ibu,

bentuk payudara yang tidak normal sehingga tidak dapat berperan dalam proses

menyusui, isapan bayi (reflex isap/kekuatan mengisap, lama mengisap, dan

keseringan mengisap) juga dapat mempengaruhi produksi ASI (Nisman, 2011).

Rangsangan sentuhan pada payudara ketika bayi menghisap akan merangsang


(19)

3

produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel, proses ini disebut

reflex

let down

atau pelepasan ASI dan membuat ASI tersedia bagi bayi. Hal-hal lain

yang erat hubungannya dengan proses menyusui adalah sering terjadi putting susu

lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat, mastitis, abses payudara, kelainan

anatomi putting, atau bayi enggan menyusu dan produksi ASI sedikit (Bahiyatun,

2009).

Novianti, (2009) mengatakan apabila masalah tersebut tidak dapat diatasi

maka akan mengganggu kesinambungan pelaksanaan pemberian ASI, agar

mendapatkan kebutuhan ASI yang memadai untuk pertumbuhan dan perkembangan

bayi, kerjsama antara ibu dan keluarga dengan petugas kesehatan harus dilakukan.

Indonesesia sendiri telah mengupayakan untuk meningkatkan cakupakan ASI

diantaranya program IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dan perawatan payudara pada

prenatal dan postnatal yang bertujuan untuk meningkatkan produksi ASI serta

mencegah putting susu lecet (Astutik, 2014). Metode baru yang diperkenalkan untuk

mencegah dan mengatasi permasalahan ini diantaranya adalah pijat

Laktasi.

Pijat

laktasi

adalah

tehnik pemijatan yang dilakukan pada daerah kepala atau leher,

punggung, tulang belakang, dan payudara yang bertujuan untuk merangsang

hormone prolaktin dan oksitosin. Hormon yang berperan dalam produksi ASI adalah

hormone prolaktin dan oksitosin saat terjadi stimulasi sel-sel alveoli pada kelenjar

payudara berkontraksi, dengan adanya kontraksi menyebabkan air susu keluar dan

mengalir kedalam saluran kecil payudara sehingga keluar tetesan susu dari putting dan

masuk kedalam mulut bayi yang disebut dengan

let down refleks

(Indriyani, Asmuji, &


(20)

4

Let down refleks

sangat dipengaruhi oleh psikologis ibu seperti memikirkan

bayi, mencium, melihat bayi dan mendengarkan suara bayi.

Let down refleks

juga dapat

dihambat oleh beberapa faktor diantaranya adalah perasaan stress seperti gelisah,

perasaan kurang percaya diri takut dan cemas. Penelitian menunjukan bahwa saat

seseorang merasa bingung, depresi, cemas dan merasa nyeri terus menerus akan

mengalami penurunan hormone oksitosin dalam tubuh saat merasa stress refleks let

down menjadi kurang maksimal akibatnya ASI akan mengumpul pada payudara saja

sehingga ASI tidak bisa kembali diproduksi dan payudara akan terasa sakit,

diharapkan setelah dilakukan pemijatan laktasi Ibu akan menjadi relax sehingga dapat

terus memproduksi hormone prolaktin dan oksitosin.

Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang terhadap

peningkatan laktasi adalah IMD (Inisiasi Menyusui Dini) pada Asuhan Persalinan

Normal (APN), promosi kesehatan pentingnya laktasi, dan penyuluhan laktasi pada

kelas hamil. Pijat Laktasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang pada saat ini belum

diperkenalkan untuk meningkatkan produksi ASI

.

Berdasarkan studi pendahuluan

yang dilakukan di salah satu klinik Bidan Ny. Wartini di desa Rejoyoso Kecamatan

Bantur Kabupaten Malang pada awal bulan September, yang dilakukan dengan

metode wawancara terhadap 10 ibu pada tanggal 8 dan 13 september 2015 di klinik

desa Rejoyoso, 2 orang mengatakan memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan, 1

orang mengatakan tidak memberikan ASI karena bukan anak kandung, 1 orang

mengatakan tidak memberikan ASI karena putting susu nyeri dan 6 orang

mengatakan tidak memberikan ASI karena air susu tidak keluar. Berdasarkan

wawancara dengan bidan Ny. Wartini didapatkan hasil cakupan ASI di desa Rejoyoso

Kecamatan Bantur Kabupaten Malang adalah sebesar 35%. Hal ini di sebabkan oleh

sebagian masyarakat di desa Rejoyoso menganggap bahwa kehamilan merupakan


(21)

5

suatu hal yang wajar sehingga tidak memerlukan perawatan antenatal care dan

prenatal care.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang bertujuan mengetahui pengaruh pijat

Laktasi

terhadap produksi ASI di desa

Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan, maka rumusan masalah

dari peneli

tian ini “

Adakah pengaruh pijat

Laktasi

terhadap produksi ASI pada ibu

primigravida di desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh pijat

Laktasi

terhadap

produksi ASI pada ibu

primigravida di desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

1.3.2 Tujuan khusus

1.

Mengidentifikasi produksi ASI sebelum dilakukan pijat

laktasi

di desa

Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

2.

Mengidentifikasi produksi ASI setelah dilakukan pijat laktasi di desa Rejoyoso

Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

3.

Mengidentifikasi pengaruh pijat

laktasi

terhadap produksi ASI di desa


(22)

6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi

perkembangan ilmu keperawatan maternitas khususnya, yaitu tentang pengaruh pijat

laktasi

terhadap produksi ASI di desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten

Malang.

1.4.2 Manfaat praktis

1.

Bagi perawat

Memberikan masukan tentang pijat

laktasi

untuk produksi ASI

2.

Bagi Desa

Memberikan masukan untuk meningkatan cakupan pemberian ASI eksklusif

3.

Bagi tenaga kesehatan lain (Bidan, Dokter)

Dapat mengaplikasikan pijat

Laktasi

dan mensosialisasikan kepada

masyarakat sehingga dapat meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif

pada bayi.

4.

Bagi ibu dan bayi

Memberikan masukan untuk mengatasi permasalah yang muncul dalam

periode laktasi khusunya terkait kelancaran produksi ASI dan dapat

memenuhi kebutuhn gizi serta nutrisi untuk bayi melalui pemberian ASI

eksklusif

5.

Bagi peneliti

Menambah pengetahuan peneliti tentang metode laktasi yang baik dan benar

sehingga dapat mendukung program pemerintah untuk meningkatkan


(23)

7

cakupan ASI eksklusif. Serta sebagai pengalaman awal dalam melakukan riset

keperawatan yang memberi manfaat di masa yang akan datang.

1.5 Keaslian Penelitian

1.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pamuji, dkk (2014), dengan judul

“Pengaruh Kombinasi Metode

Woolwich

dan Pijat

Endorphine

Terhadap Kadar

Hormone Prolaktin d

an Volume ASI” studi pada ibu postpartum di griya

hamil sehat Mejasem Kabupaten Tegal pada bulan April 2015, di dapatkan

hasil yang signifikan terhadap peningkatan kadar hormone prolaktin dan

volume ASI ibu postpartum. Variabel yang digunakan dalam penelitian

tersebut yaitu metode

woolwich

dan

endorphine

sebagai variabel bebas dan kadar

prolaktin serta volume ASI sebagai variabel terikat. Perbedan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya adalah variabel yang digunakan, tempat dan

waktu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang saya gunakan dalam

penelitian ini adalah pijat laktasi sebagai variabel bebas dan produksi ASI

sebagai variabel terikat. Tempat dan waktu penelitian yang saya gunakan

adalah di desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang, Pada tahun

2015.

2.

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Musliana (2014), dengan judul

“Perbedaan Produksi ASI Sebelum Dan Sesudah Di Lakukan Kombinasi

Metode Massase Depan

(Breast Care)

dan Massase Belakang

(Pijat Oksitosin)

Pada Ibu Menyusui 0-3 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kesamiran

Kabupaten Tegal”. Pada tahun 2014, di dapatkan perbedaan yang signifikan


(24)

8

depan

(breast care)

dan massase belakang

(pijat oksitosin)

pada ibu menyusui 0-3

bulan diwilayah kerja Puskesmas Kesamiran Kabupaten Tegal. variabel yang

digunakan pada penelitian tersebut adalah massase depan dan massase

belakang sebagai variabel bebas dan produksi ASI sebagai variabel terikat.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel yang

digunakan, tempat dan waktu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang

digunakan adalah pijat laktasi Sebagai variabel bebas dan produksi ASI

sebagai variabel terikat. Tempat dan waktu penelitian yang saya gunakan

adalah di desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang, pada tahun

2015.

3.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Khotimah (2014), dengan judul

“Pengaruh Mendengarkan Bacaan Al

-

Qur’an (Murottal) Terhadap

Kelancaran Produksi ASI Pada Ibu Menyusui Bayi Usia 0-6 Bulan Di Wilayah

Kerja Puskesmas Mulyorejo Malang” pada tahun 2014 didapatkan hasil yang

signifikan terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu menyusui pada bayi 0-6

bulan setelah diberikan intervensi mendengarkan murottal. Variabel yang

digunakan pada p

enelitian tersebut adalah mendengarkan bacaan Alqur’an

(murottal) sebagai variabel bebas sedangkan kelancaran produksi ASI sebagai

variabel terikat perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

variabel yang digunakan adalah pijat laktasi sebagai variabel bebas dan

produksi ASI sebagai variabel terikat. Tempat dan waktu penelitian yang saya

gunakan adalah di desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang,

pada tahun 2015.


(25)

9

1.6 Definisi Istilah

1.

Pijat

Laktasi

Pijat laktasi adalah suatu tehnik pemijatan pada daerah leher, punggung dan,

payudara yang bertujuan untuk merangsang sel saraf payudara agar

mengeluarkan hormone prolaktin dan oksitosin untuk memproduksi ASI

(Pamuji, Supriyana, Rahayu, & Suhartono, 2014).

2.

ASI eksklusif

ASI eksklusif adalah pemeberian ASI sedini mungkin pada bayi usia 0-6 bulan

yang diberikan tanpa makanan pendamping lain (Janah, 2013).


(1)

Let down refleks sangat dipengaruhi oleh psikologis ibu seperti memikirkan

bayi, mencium, melihat bayi dan mendengarkan suara bayi. Let down refleks juga dapat dihambat oleh beberapa faktor diantaranya adalah perasaan stress seperti gelisah, perasaan kurang percaya diri takut dan cemas. Penelitian menunjukan bahwa saat seseorang merasa bingung, depresi, cemas dan merasa nyeri terus menerus akan mengalami penurunan hormone oksitosin dalam tubuh saat merasa stress refleks let down menjadi kurang maksimal akibatnya ASI akan mengumpul pada payudara saja sehingga ASI tidak bisa kembali diproduksi dan payudara akan terasa sakit, diharapkan setelah dilakukan pemijatan laktasi Ibu akan menjadi relax sehingga dapat terus memproduksi hormone prolaktin dan oksitosin.

Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang terhadap peningkatan laktasi adalah IMD (Inisiasi Menyusui Dini) pada Asuhan Persalinan Normal (APN), promosi kesehatan pentingnya laktasi, dan penyuluhan laktasi pada kelas hamil. Pijat Laktasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Malang pada saat ini belum diperkenalkan untuk meningkatkan produksi ASI. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di salah satu klinik Bidan Ny. Wartini di desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang pada awal bulan September, yang dilakukan dengan metode wawancara terhadap 10 ibu pada tanggal 8 dan 13 september 2015 di klinik desa Rejoyoso, 2 orang mengatakan memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan, 1 orang mengatakan tidak memberikan ASI karena bukan anak kandung, 1 orang mengatakan tidak memberikan ASI karena putting susu nyeri dan 6 orang mengatakan tidak memberikan ASI karena air susu tidak keluar. Berdasarkan wawancara dengan bidan Ny. Wartini didapatkan hasil cakupan ASI di desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang adalah sebesar 35%. Hal ini di sebabkan oleh


(2)

suatu hal yang wajar sehingga tidak memerlukan perawatan antenatal care dan prenatal care.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui pengaruh pijat Laktasi terhadap produksi ASI di desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan, maka rumusan masalah dari penelitian ini “Adakah pengaruh pijat Laktasi terhadap produksi ASI pada ibu primigravida di desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh pijat Laktasi terhadap produksi ASI pada ibu primigravida di desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi produksi ASI sebelum dilakukan pijat laktasi di desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

2. Mengidentifikasi produksi ASI setelah dilakukan pijat laktasi di desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.

3. Mengidentifikasi pengaruh pijat laktasi terhadap produksi ASI di desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang.


(3)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi perkembangan ilmu keperawatan maternitas khususnya, yaitu tentang pengaruh pijat

laktasi terhadap produksi ASI di desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten

Malang.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Bagi perawat

Memberikan masukan tentang pijat laktasi untuk produksi ASI 2. Bagi Desa

Memberikan masukan untuk meningkatan cakupan pemberian ASI eksklusif 3. Bagi tenaga kesehatan lain (Bidan, Dokter)

Dapat mengaplikasikan pijat Laktasi dan mensosialisasikan kepada

masyarakat sehingga dapat meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi.

4. Bagi ibu dan bayi

Memberikan masukan untuk mengatasi permasalah yang muncul dalam periode laktasi khusunya terkait kelancaran produksi ASI dan dapat memenuhi kebutuhn gizi serta nutrisi untuk bayi melalui pemberian ASI eksklusif

5. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan peneliti tentang metode laktasi yang baik dan benar sehingga dapat mendukung program pemerintah untuk meningkatkan


(4)

cakupan ASI eksklusif. Serta sebagai pengalaman awal dalam melakukan riset keperawatan yang memberi manfaat di masa yang akan datang.

1.5 Keaslian Penelitian

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pamuji, dkk (2014), dengan judul “Pengaruh Kombinasi Metode Woolwich dan Pijat Endorphine Terhadap Kadar Hormone Prolaktin dan Volume ASI” studi pada ibu postpartum di griya hamil sehat Mejasem Kabupaten Tegal pada bulan April 2015, di dapatkan hasil yang signifikan terhadap peningkatan kadar hormone prolaktin dan volume ASI ibu postpartum. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu metode woolwich dan endorphine sebagai variabel bebas dan kadar prolaktin serta volume ASI sebagai variabel terikat. Perbedan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel yang digunakan, tempat dan waktu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah pijat laktasi sebagai variabel bebas dan produksi ASI sebagai variabel terikat. Tempat dan waktu penelitian yang saya gunakan adalah di desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang, Pada tahun 2015.

2. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Musliana (2014), dengan judul “Perbedaan Produksi ASI Sebelum Dan Sesudah Di Lakukan Kombinasi Metode Massase Depan (Breast Care) dan Massase Belakang (Pijat Oksitosin) Pada Ibu Menyusui 0-3 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kesamiran Kabupaten Tegal”. Pada tahun 2014, di dapatkan perbedaan yang signifikan antara produksi ASI sebelum dan sesudah di berikan kombinasi massase


(5)

depan (breast care) dan massase belakang (pijat oksitosin) pada ibu menyusui 0-3 bulan diwilayah kerja Puskesmas Kesamiran Kabupaten Tegal. variabel yang digunakan pada penelitian tersebut adalah massase depan dan massase belakang sebagai variabel bebas dan produksi ASI sebagai variabel terikat. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel yang digunakan, tempat dan waktu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah pijat laktasi Sebagai variabel bebas dan produksi ASI sebagai variabel terikat. Tempat dan waktu penelitian yang saya gunakan adalah di desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang, pada tahun 2015.

3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Khotimah (2014), dengan judul “Pengaruh Mendengarkan Bacaan Al-Qur’an (Murottal) Terhadap Kelancaran Produksi ASI Pada Ibu Menyusui Bayi Usia 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Mulyorejo Malang” pada tahun 2014 didapatkan hasil yang signifikan terhadap kelancaran produksi ASI pada ibu menyusui pada bayi 0-6 bulan setelah diberikan intervensi mendengarkan murottal. Variabel yang digunakan pada penelitian tersebut adalah mendengarkan bacaan Alqur’an (murottal) sebagai variabel bebas sedangkan kelancaran produksi ASI sebagai variabel terikat perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel yang digunakan adalah pijat laktasi sebagai variabel bebas dan produksi ASI sebagai variabel terikat. Tempat dan waktu penelitian yang saya gunakan adalah di desa Rejoyoso Kecamatan Bantur Kabupaten Malang, pada tahun 2015.


(6)

1.6 Definisi Istilah 1. Pijat Laktasi

Pijat laktasi adalah suatu tehnik pemijatan pada daerah leher, punggung dan, payudara yang bertujuan untuk merangsang sel saraf payudara agar mengeluarkan hormone prolaktin dan oksitosin untuk memproduksi ASI (Pamuji, Supriyana, Rahayu, & Suhartono, 2014).

2. ASI eksklusif

ASI eksklusif adalah pemeberian ASI sedini mungkin pada bayi usia 0-6 bulan yang diberikan tanpa makanan pendamping lain (Janah, 2013).