86
Kelas III SD
Seperti peristiwa pada perayaan membajak sawah. Pangeran pun bertanya-tanya dalam hati. Apakah itu?
Mengapa kerbau membajak sawah? Mengapa kadal memakan semut? Mengapa kadal dimakan ular? Bagaimana ini semua
bisa terjadi? Demikianlah rasa ingin tahu Pangeran Siddharta terus mendorongnya bertanya.
3. Belajar dengan cara mencoba dan mencari informasi
Hal lain yang patut dicontoh tentang cara belajar Pangeran
Siddharta adalah kemauan untuk mencoba dan mencari
informasi. Setelah mengamati dengan saksama suatu masalah,
dan timbul pertanyaan dalam hatinya. Pangeran Siddharta
melanjutkannya dengan cara mencoba dan terus mencari
informasi.
Pada peristiwa membajak sawah misalnya, berawal dari
mengamati, kemudian ber- tanya-tanya. Pangeran Sid-
dharta kemudian mencari jawaban dengan cara mecoba bermeditasi. Dengan meditasi mendalam Pangeran Siddharta
mencapai tahap ketenangan Jhana.
Demikian juga ketika Pangeran Siddharta menyelamatkan angsa. Ketika mengamati angsa yang dipanah Dewadatta,
dalam diri Pangeran Siddharta timbul pertanyaan “Mengapa hewan ini dipanah? Bagaimana cara menyelamatkannya?
Apakah hewan ini dapat diselamatkan?”
Atas dasar kasih sayang, Pangeran Siddharta kemudian mencoba menyelamatkan angsa. Tetapi Dewadatta menen-
tangnya. Terjadilah perdebatan antara Pangeran Siddharta dan Dewadatta untuk memiliki angsa. Karena kebenaran tidak
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 5.6 Belajar bermeditasi
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti
87
ditemukan dalam perdebatan. Pangeran mengusulkan untuk mencari informasi kebenarannya di pengadilan. Pangeran
ingin tahu kebenaran tentang hak siapa angsa tersebut
Demikianlah, Pangeran Siddharta selalu mencari tahu kebenaran dengan cara mencoba dan mencari informasi
sebanyak-banyaknya.
4. Belajar dengan cara menalar
Belajar menalar adalah belajar dengan cara mengolah informasi yang didapatkan, serta berusaha menemukan
hubungan keterkaitanya satu sama lain. Dari proses menalar inilah akhirnya diperoleh kesimpulan.
Demikianlah, setelah Pangeran Siddharta mencoba-coba dan mengumpulkan informasi, kemudian Pangeran mengolah
informasi yang didapatkanya. Selanjutnya mencari hubungan keterkaitan antar informasi yang ada.
Misalnya, pada saat perayaan membajak sa-
wah, ketika pangeran Sid- dharta bermeditasi, da-
lam meditasinya muncul pe nalaran.
Dari penalaran
itu muncullah pengertian bahwa semua makhluk hanya
senang sebentar. Kemudian berakhir dengan menderita.
Seperti halnya kadal yang hanya senang sebentar ke-
tika makan semut, tetapi kemudian menderita karena
dimakan ular, dan demikian seterusnya.
Pada saat perdebatan kepemilikan angsa, ketika Pangeran Siddharta menghadiri sidang, diperoleh informasi bahwa
hidup adalah milik bagi orang yang ingin menyelamatkan kehidupan. Sedangkan kematian adalah milik bagi orang
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 5.7 Menyelamatkan angsa