PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGARUH REFORMASI BIROKRASI PERPAJAKAN
TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA
SURAKARTA

Tugas Akhir
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Disusun Oleh :

Puspa Tantri Estuningsih
NIM. F3408068

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA

2011
commit to user

1

2
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

commit to user

3
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

commit to user

4

digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

commit to user

5
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Nabi SAW bersabda, “ Janganlah engkau enggan untuk berdoa, karena tiada
seorang pun yang celaka karena berdoa” .
(HR. Ibnu Hiban, Hakim, Dhiya’ dari Anas bin Malik ra.)
Cinta terbesar dan cinta hakiki bagi orang yang beriman ialah cinta kepada
Allah. Sehingga cinta kepada Allah-lah yang seharusnya menjadi motivator
terbesar dan tidak terbatas.
(Rahmat)

Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, Anda harus
bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan.

(Thomas Jefferson)

Karya ini dipersembahkan kepada:
§

Bapak Ibuku tercinta

§

Kakakku tersayang, saudara-saudara

§

Seseorang yang selalu mendukungku

§


Sahabat-sahabat ku

§

Almamaterku

§

Semua yang mengenalku

commit to user

6
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Tugas Akhir ini dalam rangka memenuhi persyaratan guna
memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi Program Studi Perpajakan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Adapun judul yang penulis ambil dalam
penyusunan Tugas Akhir ini adalah “PENGARUH REFORMASI BIROKRASI
PERPAJAKAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA
SURAKARTA“.
Penyusunan Tugas Akhir ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa
dukungan dan kerjasama dari semua pihak. Penulis mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya ini.
1.

ALLAH SWT yang selalu memberikan kemudahan, kesehatan, keselamatan
dan kemampuan kepada penulis.

2.

Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3.

Bapak Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak. Selaku Ketua Program Diploma
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4.

Bapak Sri Suranta, SE., M.Si., Ak., BKP. selaku Ketua Program Studi
Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

5.

7

digilib.uns.ac.id

Bapak Anas Wibawa, S.E., M.si., Ak. selaku pembimbing Tugas Akhir yang
telah mengarahkan dan memberikan motivasi secara penuh selama
berlangsungnya penyusunan Tugas Akhir.

6.

Bapak Usman, Bapak Junaedi, dan Mas Aat serta keluarga besar KPP
Pratama Surakarta yang telah membantu penulis dalam penyediaan data dan
memberikan ilmu-ilmu dan pengalaman yang sangat bernilai.

7.

Bapak Sutanto dan Ibu Sri Lestari atas doa, semangat, dan kasih sayangnya
yang tiada henti bagi penulis.

8. Kakak ku Aryo Budi Satriyo atas doa, motivasi, dan kasih sayangnya.
9.


Mas Deni, Mas Andi maturnuwun untuk doa, dukungan dan bantuannya
selama ini.

10. Keluarga besar Sukasdi dan keluarga besar Mitrosaroyo untuk doa, dukungan
dan kasih sayangnya.
11. Wahyu Aji Saputro seseorang yang selalu ada di hati ku terimakasih untuk
doa, waktu, dukungan, kesabarannya, cinta dan kasih sayangnya.
12. Sahabat-sahabatku ”cah grupis” kagem Vina, Tika, Presella, Ita, Alyin, Dita,
Sheila yang selalu memberikan canda dan hiburan kepada penulis.
13. Sahabat ku Nurul, Ratih, Yuniar, Evi, Corima, Melti, Tenta, Wildan yang
sudah memberikan persahabatan terindah.
14. Teman-teman seperjuangan, almamater Diploma III Perpajakan angkatan
2008.
15. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu demi terselesainya laporan ini.
commit to user

8
digilib.uns.ac.id


perpustakaan.uns.ac.id

Namun demikian penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan penulis, untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun akan penulis terima dengan senang hati.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Hanya kepada ALLAH SWT kita memohon dan semoga amal kita semua
mendapat balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Amiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 23 Mei 2011

Penulis

commit to user

9
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id


DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................

i

ABSTRAK .......................................................................................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................


v

KATA PENGANTAR .....................................................................................

vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................

ix

DAFTAR TABEL....................... ....................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

xii

BAB I. PENDAHULUAN
A.

Gambaran Umum Perusahaan .........................................................

1

B.

Latar Belakang Masalah ..................................................................

17

C.

Rumusan Masalah ...........................................................................

20

D.

Tujuan Penelitian.............................................................................

21

E.

Manfaat Penelitian...........................................................................

21

F.

Teknik Analisis Data .......................................................................

22

BAB II. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A.

Landasan Teori ................................................................................

25

1. Pajak Secara Umum....................................................................
commit to user
2. Unsur Pajak.................................................................................

25
27

10
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

B.

3. Fungsi Pajak................................................................................

28

4. Sistem Pemungutan Pajak...........................................................

28

5. Pembagian Pajak.........................................................................

30

6. Tarif Pajak ..................................................................................

31

7. Reformasi Birokrasi....................................................................

33

Pembahasan Masalah.......................................................................

42

1. Perbandingan realisasi dan target penerimaan pajak di KPP
Pratama Surakarta sebelum dan sesudah Reformasi Birokrasi...

42

2. Kelebihan dan kekurangan pengaruh Reformasi Birokrasi
Perpajakan terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama
Surakarta......................................................................................

48

BAB III. TEMUAN
A.

Kelebihan.........................................................................................

50

B.

Kelemahan.......................................................................................

51

BAB IV. PENUTUP
A.

Simpulan..........................................................................................

52

B.

Rekomendasi ...................................................................................

53

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

commit to user

11
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

TABEL

Halaman

II.1

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi .............

II.2

Efektivitas Penerimaan Pajak di Kota Surakarta berdasar Jenis-jenis
Pajaknya dari tahun 2007-2010............................................................

II.3

32

43

Tingkat Pertumbuhan Penerimaan Pajak di Kota Surakarta berdasar Total
Penerimaan Pajak dari tahun 2006-2010..............................................

commit to user

46

12
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR
I.1

Halaman

Struktur Organisasi KPP PRATAMA Surakarta....................................

7

II.2 Grafik Pertumbuhan Penerimaan Pajak di Kota Surakarta berdasar Total
Penerimaan Pajak dari tahun 2006-2010 ................................................

commit to user

48

13
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A.

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) merupakan salah satu instansi di bawah
Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang memiliki posisi yang sangat
strategis dalam pencapaian penerimaan negara yang dituangkan dalam Anggaran
Penerimaan dan Belanja Negara (APBN).
Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan tugas di daerah, dibentuk beberapa
kantor Inspektorat Daerah Pajak yaitu di Jakarta dan beberapa daerah seperti di
Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Indonesia Timur. Inspektorat Daerah ini
kemudian menjadi Kanwil Ditjen Pajak (Kantor Wilayah) seperti yang ada
sekarang ini.
Sebagai instansi yang berperan sebagai pengelola penerimaan negara di sektor
perpajakan, Direktorat Jenderal Pajak mempunyai sasaran berperan dalam
peningkatan penerimaan negara dan pengamanan keuangan negara dengan tetap
mempertimbangkan perkembangan dunia usaha dan aspek keadilan masyarakat.
1.

Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta
Sebelum Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta telah ada sejak lama dengan
berbagai nama dan istilah. commit
Kantor Pelayanan
to user Pajak (KPP) Pratama Surakarta

perpustakaan.uns.ac.id

14
digilib.uns.ac.id

berlokasi di Jalan Kyai Haji Agus Salim Nomor 1 Surakarta 57147, Telepon
(0271) 717522/ 718400/ 720821, Faximile (0271) 728436, Homepage DJP:
www.pajak.go.id.
Sebelum tahun 1966, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta
berstatus sebagai Kantor Dinas Luar Tingkat I (KDL Tk. I) Surakarta dibawah
wewenang wilayah kerja dari Kantor Inspeksi Keuangan Yogyakarta. Pada
tahun 1966 karena semakin banyaknya jumlah Wajib Pajak dan jumlah
penerimaan pajak, Kantor Dinas Luar (KDL Tk. I) Surakarta ditingkatkan
menjadi Kantor Inspeksi Keuangan (KIK) Surakarta yang membawahi
diantaranya KDL Tk. I Klaten. Pada tanggal 1 April 1989 berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor: 276/ KMK.01/ 1989 tentang organisasi dan tata
kerja Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Surakarta dipecah
menjadi:
a.

Kantor Pelayanan Pajak Surakarta Tipe B dengan wilayah kerja sebagai
berikut:
1) Kotamadya Surakarta
2) Kabupaten Karanganyar
3) Kabupaten Surakarta

b. Kantor Pelayanan Pajak Klaten dengan wilayah kerja sebagai berikut:
1) Kota Administrasi Klaten
2) Kota Boyolali
3) Kabupaten Sukoharjo
4) Kabupaten Wonogiri commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

15
digilib.uns.ac.id

c. Unit Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (UPP) Surakarta tipe B, dengan
wilayah kerja seeks-Karesidenan Surakarta (wilayah kerja Kantor
Inspeksi Pajak Surakarta).
Pada tahun 1994 semua istilah Kantor Inspeksi Pajak Surakarta
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 94/
KMK.01/ 1994 tanggal 29 Maret 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja DJP
berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak Surakarta type A dengan wilayah
kerja yang meliputi Kotamadya Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten
Boyolali, dan Kabupaten Sragen.
Sehubungan dengan reorganisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak,
KPP Surakarta telah berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Surakarta. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta dibentuk berdasarkan
keputusan Direktur Jenderal Pajak Kep-141/ PJ/ 2007 yang ditetapkan pada
tanggal 3 Oktober 2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat
Mulai Beroperasinya Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II dan Kantor
Palayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan di lingkungan Kantor
Wilayah DJP Jawa Tengah I Kantor Wilayah DJP Jawa Tengah II, Kantor Wilayah
DJP Daerah Istimewa Yogyakarta. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Surakarta
mulai beroperasi tahun 30 Oktober 2007 dan sampai saat ini KPP Pratama
Surakarta sudah meliputi wilayah kerja 5 kecamatan yaitu: Laweyan, Jebres,
Serengan, Pasar Kliwon dan Banjarsari.
Pembentukan KPP Pratama, merupakan bagian dari program reformasi
birokrasi perpajakan yang commit
sifatnyatokomprehensif
dan telah berjalan sejak
user

perpustakaan.uns.ac.id

16
digilib.uns.ac.id

tahun 2002 ditandai dengan terbentuknya Kantor Wilayah (Kanwil) dan Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar. Pembentukan KPP Pratama lanjutan
dilandasi oleh terbitnya SE-19/ PJ/ 2007 tanggal 13 April 2007 tentang
Persiapan Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern pada Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Pembentukan Kantor Palayanan Pajak Pratama di Seluruh Indonesa tahun
2007-2008. Perubahan yang dilakukan meliputi struktur organisasi, proses
bisnis, teknologi informasi dan komunikasi, sarana dan prasarana serta
manajemen sumber daya manusia. Perbaikan dalam struktur DJP terefleksi pada
karakter kantor modern antara lain adanya Account Representative untuk
pelayanan Kepada Wajib Pajak, penerapan Kode Etik Pegawai yang diawasi
oleh komite kode etik pegawai, dan sistem penggajian yang lebih baik.
2. Tugas Pokok Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
Melaksanakan pelayanan, pengawasan administrative, dan pemeriksaan
sederhana terhadap wajib pajak dalam bidang Pajak Penghasilan, Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Tidak
Langsung Lainnya dalam wewenangnya berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
3. Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
a. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan,
pengamatan potensi perpajakan, dan ekstensifikasi wajib pajak.
b. Penelitian dan penatausahaan surat pemberitahuan tahunan, surat

userpajak.
pemberitahuan masa sertacommit
berkas to
wajib

perpustakaan.uns.ac.id

17
digilib.uns.ac.id

c. Pengawasan pembayaran masa Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan
Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Tidak Langsung
Lainnya.
d. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan penagihan, penyelesaian
keberatan, penatausahaan banding, dan penyelesaian restitusi Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang
Mewah dan Pajak Tidak Langsung Lainnya.
e. Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan.
f. Penerbitan surat ketetapan pajak.
g. Pembetulan surat ketetapan pajak.
h. Pengurangan sanksi pajak.
i. Penyuluhan dan konsultasi perpajakan.
j. Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.
4. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta
Visi
Dalam menjalankan tugas-tugasnya Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Pratama Surakarta mengacu pada visi Direktorat Jenderal Pajak yaitu “Menjadi
institusi pemerintah yang menyelenggarakan system administrasi perpajakan
modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan
profesionalisme yang tinggi”.
Misi
Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta yaitu “Menghimpun

commit to Undang-Undang
user
penerimaan pajak negara berdasarkan
Perpajakan yang mampu

18
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien”.
Nilai
“Profesionalisme Integritas Teamwork Inovasi”
5. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai KPP Pratama Surakarta adalah mengoptimalkan
penerimaan pajak di Kota Solo.
6. Struktur Organisasi
Dalam setiap instansi baik pemerintah maupun swasta perlu ditetapkan
adanya struktur organisasi. Pengertian struktur organisasi itu sendiri adalah
kerangka antar hubungan satuan-satuan orang yang ada didalamnya terdapat
pejabat, tugas dan tanggungjawab yang masing-masing mempunyai peranan
tertentu dalam kesatuan yang utuh.
Adapun kegunaan struktur organisasi untuk mengatasi status dan kedudukan
pegawai serta struktur organisasi juga menetapkan kelancaran jalannya
pelaksanaan proses pekerjaan masing-masing karyawan mengetahui benar
tugas yang dibebankan dan mereka mampu mengerjakan pekerjaan itu sampai
selesai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

commit to user

19

Kepala Kantor

Subbag Umum

Seksi

Seksi

Seksi

Seksi

Seksi

Seksi

Seksi

Seksi

Seksi

Pelayanan

PDI

Ekstensifikasi

Waskon I

Waskon II

Waskon III

Waskon IV

Pemeriksaan

Penagihan

Kelompok Fungsional
Pemeriksa

Gambar I.1
STRUKTUR ORGANISASI KPP PRATAMA SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

7. Deskripsi Jabatan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama merupakan penggabungan tiga jenis unit
kantor yang berbeda yakni gabungan dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP),
Kantor Pelayanan Bumi dan Bangunan (KPPBB) dan Karikpa (Kantor
Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak) dengan masing-masing seksi kedalam
seksi-seksi yang baru sebagai berikut:
a.

Sub Bagian Umum
Melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah
tangga. Dengan rincian sebagai berikut:
1) Menerima dokumen, memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Sub
Bagian Umum serta penyampaian dokumen di Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Surakarta.
2) Mengajukan pengajuan kesehatan pegawai, pengurusan gaji, TKPKN,
SPJ, pengajuan uang makan PNS, pemberhentian gaji dan TKPKN.
3) Melaksanakan pelantikan, sumpah dan serah terima jabatan, serta
pengambilan sumpah PNS (Pegawai Negeri Sipil).
4) Membuat kartu tanda pengenal pemeriksa, menerbitkan izin melanjutkan
pendidikan di luar kedinasan, mengajukan usul peserta pendidikan di
luar negeri
5) Laporan perkawinan pertama pegawai, pengajuan usul permohonan
pension janda/ duda, pengajuan usul permohonan berhenti bekerja

commit to user

1

xxi
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

sebagai PNS atas permintaan sendiri, dan pengajuan usul pengangkatan
bendahara.
6) Menyusun RKAKL, laporan bulanan konversi energi, laporan berkala,
laporan tahunan, laporan atau daftar realisasi anggaran, laporan
SAKPA tingkat satuan kerja atau UAKPA (Unit Akuntansi Kuasa Pengguna
Anggaran).
7) Permohonan uang duka meninggal, permohonan kartu tanda asuransi,
dan Taspen mekanisme pembayaran anggaran belanja.
8) Melakukan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung (LS)
kepada rekanan.
9) Permintaan dan pembayaran lembur pegawai.
10) Melaksanakan penutupan buku kas umum, penerimaan inventaris dari
rekanan/ pihak lain, pelaksanaan penghapusan barang milik Negara
dengan lelang pada unit Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Surakarta.
11) Pemusnahan dokumen, serta penyusunan tanggapan/ tindak lanjut
terhadap Surat Hasil Pemeriksaan (SHP) atau Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP) dari Itjen DepKeu/ BPK/ BPKP/ Unit Fungsional Pemeriksa
Lainnya.
b. Seksi Pelayanan
Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan,
pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT), serta penerimaan surat lainnya,

commit to user

xxi

xxii
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi Wajib Pajak, serta
melakukan kerjasama perpajakan. Dengan rincian sebagai berikut:
1) Penatausahaan surat, dokumen masuk, dokumen WP, laporan WP pada
tempat tata cara pendaftaran NPWP, penghapusan NPWP, perubahan
identitas WP, serta pemberitahuan penggunaan norma penghitungan.
2) Menyelesaikan permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
dan pencabutan PKP.
3) Menyelesaikan pemindahan WP dan PKP di KPP lama.
4) Menyelesaikan pemindahan WP dan PKP di KPP baru.
5) Menerima dan mengolah SPT Tahunan PPh dan SPT Masa.
6) Menyelesaikan permohonan perpanjangan waktu penyampaian SPT
Tahunan PPh, cetak salinan dan pembetulan SPPT atau SKP atau STP.
7) Menerbitkan Surat Teguran penyampaian SPT Masa dan Tahunan, serta
Surat Ketetapan Pajak (SKP).
8) Meneliti hasil keluaran berupa SPPT/ STP/ DHKP/ DHR.
9) Meminjamkan atau mengirimkan berkas.
10) Melaksanakan pemenuhan konfirmasi dan klarifikasi.
11) Menyelesaikan permohonan pembukuan dalam bahasa inggris dan mata
uang dollar Amerika Serikat.
12) Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak untuk
perwakilan Negara Asing dan badan-badan Internasional serta pejabat
atau tenaga ahlinya.
13) Menyampaikan permintaan revaluasi aktiva tetap dari WP ke Kantor

commit to user
Wilayah.

xxii

xxiii
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

14) Melayani permintaan penetapan sebagai daerah terpencil.
15) Menyisihkan anak berkas WP yang tahun/ masa pajaknya telah
melampaui 10 tahun.
c. Seksi Pusat Data dan Informasi (PDI)
Melakukan pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan
potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen
perpajakan, pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi
e-SPT, dan e-filling serta penyiapan laporan kerja. Dengan rincian
sebagai berikut:
1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk serta alat keterangan
seksi PDI.
2) Menyusun rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak,
perkembangan ekonomi dan keuangan.
3) Pembentukan dan pemanfaatan bank data.
4) Membuat dan menyampaikan Surat Perhitungan (SPH) ke KPP lain.
5) Meminjamkan berkas data atau alat keterangan kepada seksi terkait.
6) Penatausahaan pnerimaan PBB Non Elektronik.
7) Membuat laporan penerimaan PBB atau BPHTB, serta menyelesaikan
pembagian hasilnya.
d. Seksi Ekstensifikasi
Merupakan peralihan dari Seksi Pendataan dan Penilaian pada KPPBB,
serta menindaklanjuti data yang belum memiliki NPWP untuk dihimbau agar
segera memiliki NPWP. Dengan rincian sebagai berikut:

commit to user

xxiii

xxiv
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Ekstensifikasi.
2) Pendaftaran obyek pajak baru baik dengan penelitian kantor maupun
lapangan.
3) Menerbitkan Surat Himbauan untuk ber-NPWP, dan daftar nominatif untuk
usulan SP3 PSL Ekstensifikasi.
4) Mencari data dari pihak ketiga dalam pembentukan/ pemutakhiran bank
data perpajakan , serta data potensi perpajakan dalam monografi
fiskal.
5) Melaksanakan penilaian individual obyek PBB dan memelihara data
obyek dan subyek PBB.
6) Membuat Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB) dan pembentukan atau
penyempurnaan ZNT atau NIR.
7) Menyelesaikan permohonan penundaan pengembalian SPOP, permohonan
surat keterangan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP), dan mutasi sebagian
ataupun seluruh obyek dan subyek PBB.

e. Waskon (Pengawasan dan Konsultasi)
Secara umum memberikan pelayanan kepada WP yang berupa bimbingan
atau penyuluhan. selain itu ada tugas pengawasan yang berupa kepatuhan
pembayaran dan pelaporan, juga melakukan penggalian potensi berdasar
hasil pengawasan dan bimbingan. Berdasarkan wilayah di kota Surakarta,
maka Seksi Waskon di KPP Pratama Surakarta ini dibagi menjadi 4 :
1) Waskon I untuk wilayah Kecamatan Laweyan

commit
to userJebres
2) Waskon II untuk wilayah
Kecamatan

xxiv

xxv
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

3) Waskon III untuk wilayah Kecamatan Serengan dan Pasar Kliwon
4) Waskon IV untuk wilayah Kecamatan Banjarsari
Waskon mempunyai rincian tugas sebagai berikut:
1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Pengawasan dan
Konsultasi, serta menyusun estimasi penerimaan pajak per-WP.
2) Menyelesaikan

permohonan

keberatan,

pembetulan

ketetapan,

pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi PPh, PPN dan PPnBM
di KPP.
3) Menyelesaikan permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan
pajak yang tidak benar PPh, PPN dan PPnBM di KPP.
4) Menyelesaikan

permohonan

pengurangan/

penghapusan

sanksi

administrasi PBB, perubahan metode pembukuan.
5) Melayani permintaan perubahan tahun buku pertama, pemusatan PPN,
permohonan Surat Keterangan Fiskal WP Non Bursa.
6) Menyelesaikan pemberian ijin pembubuhan tanda bea materai lunas baik
dengan mesin teraan materai, teknologi percetakan, maupun dengan
sistem komputerisasi.
7) Menyelesaikan permohonan penambahan deposito baik dengan mesin
teraan

materai

teknologi

percetakan,

maupun

dengan

sistem

komputerisasi.
8) Menetapkan angsuran PPh Pasal 25 WP Bank, sewa guna usaha dengan
hak opsi, BUMN dan BUMD serta menetapkan WP patuh.
9) Membuat surat pemberitahuan perubahan besarnya angsuran PPh Pasal

commit to user
25 (dinamisasi), SPMKP atau SPMIB yang hilang.

xxv

xxvi
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

10) Melaksanakan putusan gugatan atau banding, ekualisasi, penelitian
dan analisis kepatuhan material WP.
11) Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP), Surat
Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB), Surat Tagihan Pajak (STP),
SKPKB/ SKPKBT/ STB, Surat Ketetapan Pajak PBB, teguran pengembalian
SPOP, surat himbauan pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT), serta
menerbitkan penggantian SPMKP atau SPMIB karena lewat waktu atau
daluwarsa, rusak atau salah baik yang telah didistribusikan maupun
yang belum didistribusikan.
12) Menyelesaikan

permohonan

penggunaan

nilai

buku

dalam

penggabungan, pengambilalihan atau pemekaran usaha.
f. Seksi Pemeriksaan
Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan
aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pelaksana
Pajak (SP3), serta administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya. Dengan
rincian sebagai berikut:
1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Pemeriksaan.
2) Menyelesaikan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan PPh lebih bayar,
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran PPN dan PPnBM selain
WP patuh.
3) Menyelesaikan usulan pemeriksaan dan pemeriksaan bukti permulaan.
4) Melaksanakan pemeriksaan kantor dan lapangan.
5) Penatausahaan Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) dan Nota Perhitungan.

commit to user
g. Seksi Penagihan

xxvi

xxvii
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, penundaan dan
angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif, usulan pengahapusan
piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan. Dengan
rincian sebagai berikut:
1) Memproses dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Penagihan, Surat
Ketetapan

Pajak

(SKP),

Surat

Tagihan

Pajak

beserta

bukti

pembayarannya, Surat Keputusan Pembetulan/ Keberatan/ Putusan
Banding/ Pengurangan/ Pembatalan Ketetapan Pajak, dan Surat
Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasipada
Seksi Penagihan.
2) Menjawab konfirmasi data tunggakan pajak WP.
3) Menyelesaikan permohonan penundaan pembayaran pajak dan usulan
pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak.
4) Penagihan pajak seketika dan sekaligus.
5) Menghapus piutang pajak.
6) Menerbitkan Surat Teguran Pajak (STP) bunga penagihan, Surat Teguran
Penagihan, Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan
(SPMP), dan Surat Keputusan Pencabutan Sita.
7) Pemindahan berkas dari KPP ke KPP lainnya.
8) Membuat usulan pencegahan dan penyanderaan terhadap WP tertentu.
9) Melaksanakan lelang dan menyelesaikan permohonan pembatalan
lelang.
10) Membuat laporan Seksi Penagihan ke Kantor Wilayah.

commit to user
11) Menyelesaikan permohonan mengangsur pembayaran pajak.

xxvii

xxviii
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

B.

LATAR BELAKANG MASALAH
Negara Republik Indonesia merupakan Negara hukum yang berdasarkan UUD 1945
dan Pancasila, yang dalam perkembangannya telah menghasilkan kemajuan dan
pembangunan untuk seluruh rakyat Indonesia. Pelaksanaan pembangunan di
Indonesia selain bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, juga untuk
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, sebagai
dasar Negara. Sektor pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang
sangat potensial. Selain karena jumlahnya yang relatif stabil tetapi juga
merupakan cerminan partisipasi aktif masyarakat dalam membiayai pembangunan
Negara. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam menghimpun penerimaan Negara
dari sektor pajak agar penerimaan pajak lebih maksimal adalah dengan
pembaharuan peraturan, kebijakan, dan administrasi perpajakannya. Oleh karena
itu Direktorat Jenderal Pajak harus mengupayakan suatu perubahan untuk
menjawab tantangan dalam mengamankan penerimaan negara dari sektor pajak.
Langkah awal yang dilakukan Pemerintah untuk meningkatkan peran pajak
sebagai sumber penerimaan Negara adalah dengan melakukan pembaharuan sistem
perpajakan nasional atau lebih dikenal dengan reformasi pajak (tax reform)
yang mulai dicanangkan sejak tahun 1984. Perubahan ini mutlak harus dilakukan
karena beberapa masalah yang dialami oleh birokrasi pemerintahan di Indonesia
sampai dengan saat ini.

commit
to user birokrasi saat ini:
Menurut Sukamdani (2010: 2)
permasalahan

xxviii

xxix
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

1. Rendahnya kualitas SDM yang meliputi mayoritas aparat birokrasi.
2. Disiplin, semangat kerja dan kesadaran atas tugas serta tanggung jawab
yang rendah.
3. Kurang memahami fokus tujuan dari tugasnya, banyak yang berprinsip “yang
penting prosesnya benar tapi tidak peduli bila tujuannya tidak

tercapai”.

4. Lemahnya fungsi koordinasi.
5. Organisasi birokrasi sangat gemuk dan memakan anggaran yang besar.
6. Masih tingginya budaya korupsi.
7. Pemahaman yang rendah atas tugasnya sebagai Pelayan Publik.
Buruknya citra aparat pajak di masa lalu dan belum tampaknya upaya nyata
Direktorat Jenderal Pajak untuk membenahi citra pajak/ aparat pajak yang
bobrok dan korup membuat agenda perubahan di Direktorat Jenderal Pajak
menjadi agenda yang mendesak. Perubahan ini diharapkan dapat mengubah
persepsi umum tentang pajak yang masih negatif, seperti mengurus pajak
berbelit-belit, perhitungan nilai pajak tidak transparan dan aparat pajak mudah
disuap (KOMPAS, 26-11-2005).
Perubahan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kontribusi penerimaan pajak
dalam APBN dan meningkatkan tax ratio (perbandingan penerimaan pajak dengan
Pendapatan Domestik Bruto suatu negara). Perubahan ini diwujudkan oleh
Direktorat Jenderal Pajak melalui program Reformasi Birokrasi di bidang
perpajakan. Program ini merupakan wujud nyata dari komitmen Direktorat Jenderal
Pajak dalam melanjutkan agenda reformasi ke arah yang lebih baik.

commit to user

xxix

xxx
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 30/ KMK.01/ 2007 dilakukan
penyempurnaan program reformasi birokrasi melalui pencanangan program utama
reformasi birokrasi yang mencakup:
1. Penataan

Organisasi,

meliputi:

modernisasi

organisasi,

pemisahan,

penggabungan, dan penajaman fungsi organisasi;
2. Perbaikan Proses Bisnis, meliputi: analisis dan evaluasi jabatan, analisis
beban kerja, dan penyusunan Standar Prosedur Operasi (SOP); dan
3. Peningkatan

Manajemen

penyelenggaraan

Sumber

pendidikan

dan

Daya

Manusia

pelatihan

(SDM),

berbasis

meliputi:
kompetensi,

pembangunan assessment center, penyusunan pola mutasi, peningkatan
disiplin, dan pengintegrasian Sistem Informasi Manajemen SDM.
Hal mendasar dalam reformasi birokrasi di bidang perpajakan ini adalah
terjadinya perubahan paradigma perpajakan. Dari semula berbasis jenis pajak,
sehingga terkesan ada dikotomi, menjadi berbasis fungsi yang lebih
mengedepankan aspek pelayanan kepada masyarakat. Kemudian didukung juga
dengan adanya fungsi pengawasan melalui pemeriksaan dan penagihan pajak.
Program reformasi birokrasi di bidang perpajakan dilakukan untuk mencapai
empat sasaran utama. Pertama, optimalisasi penerimaan yang berkeadilan yaitu
perluasan tax base, minimalisasi tax gap dan stimulus fiskal. Kedua,
peningkatan kepatuhan sukarela yaitu melalui pemberian pelayanan prima dan
penegakkan hukum yang konsisten. Ketiga, efisiensi administrasi, yaitu
penerapan sistem dan administrasi yang handal dan pemanfaatan teknologi tepat
guna. Terakhir, terbentuknya citra yang baik dan kepercayaan masyarakat yang

commit to user

xxx

xxxi
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

tinggi yaitu kapasitas SDM di bidang perpajakan yang profesional, budaya
organisasi yang kondusif dan pelaksanaan good governance.
Reformasi birokrasi dapat dikatakan sebagai sebuah komitmen dari pemerintah
untuk memperbaiki administrasi pemerintahannya dan komitmen dari organisasi yang
terlibat di dalamnya untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan kepada
Wajib Pajak sebagai konsumen. Jika kualitas organisasi Direktorat Jenderal
Pajak sudah ditingkatkan, maka kualitas pelayanan kepada Wajib Pajak
diharapkan akan meningkat pula sehingga kinerja Direktorat Jenderal Pajak
sebagai sebuah organisasi akan semakin positif.
Sehubungan dengan agenda reformasi birokrasi ini, penulis tertarik untuk
meneliti sejauh mana pelaksanaan reformasi birokrasi yang telah digulirkan oleh
Direktorat Jenderal Pajak, serta berusaha untuk menelaah hubungannya
terhadap Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta
sebagai salah satu kantor yang menerapkan program reformasi birokrasi
perpajakan. Dengan latar belakang tersebut, penulis mengambil judul
“Pengaruh Reformasi Birokrasi Perpajakan terhadap Penerimaan Pajak di KPP
Pratama Surakarta”.

C.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas, maka
penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana perbandingan realisasi
target penerimaan pajak di KPP Pratama
commitdan
to user

xxxi

xxxii
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Surakarta sebelum dan sesudah reformasi birokrasi perpajakan?
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pengaruh reformasi birokrasi
perpajakan terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Surakarta?

D.

TUJUAN PENELITIAN
Secara khusus sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas,
maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui perbandingan realisasi dan target penerimaan pajak di KPP
Pratama Surakarta sebelum dan sesudah reformasi birokrasi.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pengaruh reformasi birokrasi
perpajakan terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Surakarta.

E.

MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi penulis, penulis melakukan penelitian ini adalah dalam rangka untuk
memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai derajat Ahli Madya Program
Studi Diploma III Perpajakan.
2. Menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dengan realita didunia kerja.
3. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai ilmu perpajakan khususnya
tentang reformasi birokrasi perpajakan.
4. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan dan
sebagai salah satu bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

commitkoleksi
to user perbendaharaan di perpustakaan
5. Bagi fakultas, dapat menambah

xxxii

xxxiii
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

F.

TEKNIK ANALISIS DATA
a. Desain Penelitian
Desain penelitian berupa studi kasus yang dilakukan dengan membuat
analisis dan deskripsi yang terbatas pada kasus pengaruh reformasi
perpajakan terhadap penerimaan pajak di KPP Pratama Surakarta.
b. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah KPP Pratama Surakarta. Alasan
dipilihnya KPP Pratama Surakarta sebagai objek penelitian, karena penulis
pernah mengadakan penelitian dan magang kerja di instansi tersebut. Dan juga
karena objek tersebut memiliki potensi yang tinggi untuk penerimaan pajaknya.
c.

Sumber Data
Menurut Loefland dalam bukunya Moleong (2002: 112) menyatakan bahwa
“Sumber data yang pertama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan yang selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lainlain”.
a. Sumber Data berasal dari:
1)

Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang

diteliti mengenai data-data yang berhubungan langsung dengan
peneliti, target, dan realisasi penerimaan pajak di Kota Surakarta.
2)

commit to user

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung

xxxiii

xxxiv
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

dengan mempelajari buku-buku, literatur, makalah, Undang-undang
Perpajakan yang berlaku dan buku-buku yang terkait dengan
penulisan.
b. Sumber Data diambil dari:
1)

Informan yaitu orang yang dipandang mengetahui permasalahan
yang akan dikaji dan bersedia memberikan informasi.

2) Dokumen merupakan sumber data yang memiliki posisi penting dalam
penelitian kualitatif. Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda
yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas, tetapi juga berupa
gambaran atau benda peninggalan yang berhubungan dengan suatu
peristiwa tertentu.
d. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi/ pengamatan

Dalam penelitian melalui pengamatan ini diadakan langsung ke lokasi
penelitian untuk mendapatkan gambaran yang jelas atas penelitian yang
penulis bahas di Kota Surakarta.
b. Interview/ wawancara
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik wawancara mendalam
dengan pertanyaan yang bersifat open-minded.
c. Studi Pustaka
Pada tahap ini langkah yang dilakukan adalah pengumpulan data lewat

commit to user
penelaahan kepustakaan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari

xxxiv

xxxv
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

beberapa referensi. Referensi diperoleh dari data-data tertulis dan
tercetak yang relevan seperti buku-buku dan Tugas Akhir sebelumnya yang
relevan dan ada kaitanya dengan objek penelitian.
e. Analisis Penelitian
a. Data Kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan
gambar.
b. Data Kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka atau data
kualitatif yang diangkakan.

commit to user

xxxv

xxxvi
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.

LANDASAN TEORI
1. Pajak
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara
langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk
menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai
kesejahteraan umum. Lembaga Pemerintah yang mengelola perpajakan negara
di Indonesia adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang merupakan salah
satu direktorat jenderal yang ada di bawah naungan Departemen Keuangan
Republik Indonesia.
Para ahli mengemukakan batasan-batasan atau definisi tentang “pajak”
diantaranya adalah :
a. Menurut Rochmat Soemitro, didalam bukunya Mardiasmo (2008: 1)
mendefinisikan pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan
undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa
timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian
dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan
kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untuk membiayai

commit to user

xxxvi

xxxvii
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang
merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.
b. Menurut P. J. A. Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara
(yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya
menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak
mendapatkan prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang
gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum
berhubung tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
c. Menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R,
pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor
pemerintah bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu tanpa mendapat
imbalan yang langsung dan proporsional agar pemerintah dapat
melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
d. Sedangkan Pajak menurut Pasal 1 UU No. 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah "kontribusi wajib

kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal balik
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat”

2.

Unsur Pajak

commit to user

xxxvii

xxxviii
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak dapat ditarik
kesimpulan tentang unsur-unsur yang terdapat pada pengertian pajak antara
lain sebagai berikut:
a.

Pajak dipungut berdasarkan undang-undang. Asas ini sesuai dengan
perubahan ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan "pajak dan

pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur
dalam undang-undang."
b. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi perseorangan) yang
dapat ditunjukkan secara langsung. Misalnya, orang yang taat membayar
pajak kendaraan bermotor akan melalui jalan yang sama kualitasnya
dengan orang yang tidak membayar pajak kendaraan bermotor.
c. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum
pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin
maupun pembangunan.
d. Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila
wajib pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan
sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.
e. Selain fungsi budgeter (anggaran) yaitu fungsi mengisi kas Negara/
Anggaran

Negara

yang

diperlukan

untuk

menutup

pembiayaan

penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat untuk
mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi
dan sosial (fungsi mengatur / regulatif).
3. Fungsi Pajak

commit to user

xxxviii

xxxix
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Karena peranan pajak sangatlah besar, maka pajak memiliki fungsi
sebagai berikut:
a. Fungsi Anggaran
Pajak sebagai sumber pendapatan negara berfungsi untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara. Misalnya untuk menjalankan tugastugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan.
b. Fungsi Mengatur
Pajak sebagai alat untuk mengatur pertumbuhan ekonomi melalui
kebijaksanaan pajak agar dapat mencapai tujuan.
c. Fungsi Stabilitas
Pajak sebagai sumber dana untuk menjalankan kebijakan yang
berhubungan

dengan

stabilitas

harga

sehingga

inflasi

dapat

dikendalikan.
d. Fungsi Redistribusi Pendapatan
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai
semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan
sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
4. Sistem Pemungutan Pajak
a. Official Assesment System

commit to user

xxxix

xl
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak
yang harus dibayar (pajak yang terutang) oleh sesesorang.
Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada
fiskus.
2) Wajib Pajak bersifat pasif.
3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh
fiskus.
b. Self Assesment System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
Ciri-cirinya:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang pada Wajib
Pajak sendiri.
2) Wajib Pajak bersifat aktif, mulai dari menghitung, menyetor, dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang.
3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

c. With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan)
untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

commit to user
Ciri-cirinya:

xl

xli
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang pada pihak ketiga,
pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.
5. Pembagian Pajak
Pembagian pajak dapat dilakukan berdasarkan golongan, wewenang
pemungutan, maupun sifatnya (Prakosa: 2003). Adapun penjelasannya
sebagai berikut:
a. Pembagian pajak berdasarkan golongannya dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
1) Pajak Langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri
oleh Wajib Pajak yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada
pihak lain.
2) Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan
atau digeser kepada pihak lain sehingga sering disebut sebagai pajak
tidak langsung.
b. Pembagian pajak berdasarkan wewenang pemungutnya, dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
1) Pajak Pusat/ Negara adalah pajak yang wewenang pemungutnya ada
pada pemerintah pusat yang pelaksanaannya dilakukan oleh
Departemen Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak.
2) Pajak Daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya ada pada
pemerintahan daerah yang pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas
Pendapatan Daerah.
Pajak Daerah terdiricommit
atas: to user

xli

xlii
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

a) Pajak Propinsi: Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas
Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, dan Pajak
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.
b) Pajak Kabupaten/ Kota: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak
Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak
Pengambilan Bahan Galian Golongan C, Pajak Parkir, Pajak lainlain.
c. Pembagian pajak berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1) Pajak Subyektif adalah pajak yang memperhatikan kondisi atau
keadaan Wajib Pajak.
2) Pajak Obyektif adalah pajak yang pada awalnya memperhatikan obyek
yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian baru
mencari subyeknya baikorang pribadi maupun badan.
6. Tarif Pajak
Menurut Suandy (2002: 71) ada empat macam tarif pajak, yaitu:
a. Tarif sebanding/ proposional

Tarif berupa persentase yang tetap terhadap berapapun jumlah yang
dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proposional
terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.
b. Tarif tetap

commit to user

xlii

xliii
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah
yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.
c. Tarif progresif

Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang
dikenai pajak semakin besar.
Contoh: pasal 17 Undang-undang Pajak penghasilan
Tabel II. 1
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Wajib Pajak Orang Pribadi
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Sampai dengan Rp. 50.000.000,00
Di atas Rp. 50.000.000,00 s.d Rp. 250.000.000,00
Di atas Rp. 250.000.000,00 s.d Rp. 500.000.000,00
Di atas Rp. 500.000.000,00

Tarif
5%
15 %
25 %
30 %

Menurut kenaikan persentase tarifnya, tarif progresif dibagi:
1) Tarif progresif progresif: kenaikan persentase semakin besar,
2) Tarif progresif tetap: kenaikan persentase tetap, dan
3) Tarif progresif degresif: kenaikan persentase semakin kecil.
d. Tarif degresif
Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai
pajak semakin besar.

7. Reformasi Birokrasi
a. Pengertian Reformasi

commit to user

xliii

xliv
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 939) “Reformasi
adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan bidang sosial,
politik, atau agama dalam suatu masyarakat atau negara”.

Reformasi berarti perubahan ke arah yang lebih baik untuk
keperluan

masa

depan

dengan

menghentikan

penyimpangan-

penyimpangan dan praktik yang salah dengan memperkenalkan
prosedur yang lebih baik. Reformasi merupakan suatu perombakan
menyeluruh dari suatu sistem kehidupan dalam aspek politik,
ekonomi, hukum, sosial atau bidang pendidikan. Reformasi juga
berarti

memperbaiki,

membenarkan,

menyempurnakan

dengan

membuat sesuatu yang salah menjadi benar. Oleh karena itu,
reformasi berimplikasi pada mengubah sesuatu untuk menghilangkan
yang tidak sempurna menjadi lebih sempurna seperti melalui
perubahan

kebijakan

institusional.

Karakteristik

yang

melatarbelakangi reformasi dalam suatu bidang tertentu diantaranya
adanya keadaan yang tidak memuaskan pada masa yang lalu,
keinginan untuk memperbaikinya pada masa yang akan datang,
adanya perubahan besar-besaran, adanya orang yang melakukan,
adanya pemikiran atau ide-ide baru, adanya sistem dalam suatu
institusi tertentu baik dalam skala kecil seperti sekolah maupun skala
besar seperti negara sekalipun.

commit to user

xliv

xlv
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Dalam proses mengusahakan reformasi ini, bukan berarti tidak ada
hambatan atau tantangan. Hambatan atau tantangan ini dapat terjadi
baik secara internal maupun eksternal. Dalam internal oganisasi,
sangat dimungkinkan sebagian dari anggota organisasi merasa bahwa
nilai-nilai lama tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Hal tersebut
normal dan sangat manusiawi. Pro dan kontra terhadap budaya
baru yang dikembangkan sangatlah wajar. Akan tetapi, apabila ada
rasa nostalgia tentang budaya lama dari sebagian anggota organisasi,
sesungguhnya hal tersebut merupakan sinyal ketidaksetujuan terhadap
budaya organisasi yang sedang dikembangkan. Apabila diantara
pihak-pihak yang tidak setuju akan perubahan bertemu dan
membicarakan tentang kelebihan-kelebihan nilai budaya lama, maka
“ Underground Culture” sedang berkembang. Seandainya budaya

tersembunyi terus berkembang, dan kelompok-kelompok tertentu
merasa nyaman terhadap penyimpangan tersebut. Akibatnya akan
tumbuh budaya campuran yang kontraproduktif terhadap tujuan
organisasi.

Hal yang penting dalam proses perubahan budaya organisasi
adalah pimpinan harus dapat mengidentifikasi perubahan mana yang
kiranya akseptabel, karena apabila terjadi situasi dimana perubahan
organisasi merupakan satu-satunya jalan, akan mengakibatkan
“ culture shock” yang membawa dampak ketidaknyamanan bagi

commit to. user
sebagian anggota organisasi
Pola penanganan perubahan budaya

xlv

xlvi
digilib.un

Dokumen yang terkait

Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Di KPP Pratama Waingapu (Penyuluhan Pajak Sebagai Variabel Moderating)

0 49 128

Evaluasi 11 (Sebelas) Layanan Unggulan Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

1 47 61

PENGARUH REFORMASI PENGAWASAN PERPAJAKAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI PROPINSI LAMPUNG

1 5 21

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 3 14

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKANTERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 2 18

PENDAHULUAN PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 2 10

KESIMPULAN DAN SARAN PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 3 42

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK DAN REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Yang Terdaftar di KPP Pratama Pati).

0 2 17

KONTRIBUSI KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA SURAKARTA Kontribusi Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Di Kpp Pratama Surakarta.

0 2 15

KONTRIBUSI KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA SURAKARTA Kontribusi Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Di Kpp Pratama Surakarta.

1 4 19