Muhammad Thohri, 2013 Pengembangan Model Bahan Ajar Bahasa Indonesia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
n = jumlah seluruh item angket
Selanjutnya, untuk menghitung persentase keseluruhan subjek digunakan rumus:
Prosentase =
F : N x 100 Keterangan:  F
= jumlah persentase keseluruhan subjek N
= banyak subjek
Untuk  dapat  memberikan  makna  dan  pengambilan  keputusan  digunakan ketetapan sebagai berikut.
Tabel 3.2 Konversi Tingkat Pencapaian
Tingkat Pencapaian
Kualifikasi Keterangan
90 - 100 Sangat baik
Tidak perlu direvisi 75 - 89
Baik Tidak perlu direvisi
65 - 74 Cukup
Direvisi 55 - 64
Kurang Direvisi
0 - 54 Sangat Kurang
Direvisi
Teknik  analisis  statistik  deskriptif  juga  digunakan  untuk  mengolah  data berupa  hasil  tes  peningkatan  keterampilan  berpikir  mahasiswa,  sehingga
diketahui  tingkat  keefektifan  produk  pengembangan  yang  dihasilkan.  Uji  yang digunakan adalah uji rata-rata dan perbedaan rata-rata dengan uji t.
G. Spesifikasi Model yang Dikembangkan
Sebelum  proses  RD  pendidikan  dilakukan,  produk  yang  akan dikembangkan  dideskripsikan.  Deskripsi  meliputi  1  deskripsi  naratif
keseluruhan  produk  yang  diajukan,  2  jabaran  sementara  mengenai  produk turunannya,  dan  3  pernyataan  khusus  sasaran  produk.  Perencanaan  ini
memberikan  fondasi  untuk  membuat  melakukan  pengembangan  dan melaksanakan revisi selanjutnya.
Model yang dikembangkan adalah model bahan ajar Mata Kuliah Bahasa Indonesia.  Model  ini  diperuntukkan  bagi  perkuliahan  Bahasa  Indonesia  di
Muhammad Thohri, 2013 Pengembangan Model Bahan Ajar Bahasa Indonesia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Perguruan Tinggi Agama Islam dengan piloting IAIN Mataram. Di dalam model bahan ajar ini terdapat empat model yang meliputi:
1 Model  silabus.  Silabus  yang  dikembangkan  disesuaikan  dengan  1  tujuan
perkuliahan  yang  dikembangkan  dan  2  tugas-tugas  yang  menuntut keterampilan  berbahasa  dan  keterampilan  berpikir  kritis.  Diperlukan
deskripsi tugas yang lebih rinci dan spesifik. 2
Model  organisasi  sajian.  Organisasi  sajian  mengikuti  model  Learning Activity  Packages  LAPs  dengan  modifikasi.  Modifikasi  dilakukan  karena
bahan  ajar  yang  dikembangkan  adalah  bahan  ajar  untuk  perkuliahan  tatap muka. Sementara LAPs adalah untuk belajar individual minus tatap muka.
3 Model organisasi pemaduan isi. Isi atau konten bahan ajar dikemas dalam
berbagai  unit. Setiap unit berisi konten keterampilan berbahasa dan berpikir kritis, konten kebahasaan, dan tugas task
4 Model  sistem  penilaian.  Sistem  penilaian  meliputi  penilaian  yang  ditagih
bukti  fisiknya  seperti  hasil  testing  seperti  UASUTS,  dan  penilaian  yang tidak bisa dimintakan bukti fisiknya seperti presensi dan keaktifan.
Pengembangan  model  ini  juga  menghasilkan  berbagai  model  yang mendukung bangunan model. Model-model turunan ini akan dipaparkan sebagai
komplemen  bagi  model  utama.  Kemanfaatan  model  terutama  untuk pengembangan  bahan ajar,  baik tertulis buku ajar, modul,  handout, worksheet
maupun elektronik e-material, e-book, virtual material. []
Muhammad Thohri, 2013 Pengembangan Model Bahan Ajar Bahasa Indonesia Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kritis Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Islam Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan