Dengan demikian variabel modal, bahan baku, tenaga kerja berpengaruh
secara signifikan
terhadap jumlah
produksi, tetepi
variabel jangkauan
pemasaran tidak terlalu signifikan atau tidak
terlalu berpengaruh
terhadap jangkauan pemasaran. Kemudian variabel
tenaga kerja
paling mempengaruhi
terhadap jumlah produksi karena t hitung mendekati dengan nilai t tabel atau 3,203
mendekati dengan nilai 2,625. Nilai korelasi yaitu nilai r 8,33 hal
tersebut mempunyai hubungan di banding variabel
lainnya. Sehingga
dengan demikian dapat dinyatakan bahwa faktor
yang paling
berpengaruh terhadap
produksi industri meubel adalah faktor tenaga kerja.
3.3 Faktor
yang Mempengaruhi
Pemasaran Ekspor
Meubel di
Surakarta Tahun 2014
Faktor modal, bahan baku, tenaga kerja, jumlah produksi, dan volume barang
yang terjual tidak mempengaruhi secara signifikan terhdap jangkauan pemasaran
ekspor, tetapi
faktor yang
paling berpengaruh
terhadap jangkauan
pemasaran eskpor adalah faktor jumlah produksi dilihat dengan bahwa nilai t
hitung variabel modal, bahan baku, tenaga kerja, jumlah produksi, dan volume barang
yang terjual lebih kecil daripada t tabel yaitu 0.554 0,935 0,001 0,533 0,888
2,625.
3.4 Jangkauan
Pemasaran Ekspor
Meubel Di Surakarta Tahun 2014
Volume barang yang di ekspor lebih sedikit dengan volume barang yang
terjual. Jumlah volume barang yang di ekspor
pada tahun
2014 sebesar
1.222.784,69 kg, dimana lebih sedikit jumlahnya
dibanding dengan
tahun sebelumnya yaitu tahun data terakhir tahun
2012 sebesar 1.400.254,6 kg dan sisa volume barang yang terjual selain ekspor
dipasarkan di wilayah dalam kota dan luar kota sebesar 245.375,69 kg. Adapun data
mengenai tingkat volume barang yang di ekspor
yaitu sebagai
beriku.
Tabel 5.3 Tingkat Volume Barang yang di Ekspor pada Industri Meubel Di Surakarta Tahun 2014
No Tingkat volume
barang ekspor Lokasi Industri
Laweyan Serengan
Pasar Kliwon
Jebres Banjarsari
Total F
F F
F F
F 1
Buruk 17
16,66 5
4,90 1
0,98 7
6,86 24
23,52 54
52,94 2
Sedang 14
13,72 4
3,92 11
10,78 12
11,76 41
40,19 3
Baik 2
1,96 2
1,96 1
0,98 1
0,98 1
0,98 7
6,86 Jumlah
33 32,35
11 10,78
2 1,96
19 18,62
37 36,27
102 100
Sumber : Data Primer, 2014
Dari data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha industri meubel
mempunyai tingkat volume barang yang terjual ekspor yang rendah yaitu sebanyak
54 pengusaha atau sebesar 52,94, dan sebagian besar pengusaha tersebut berada
di Kecamatan Banjarsari.
4. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan
Jumlah pengusaha meubel di Surakarta terdapat 102 pengusaha dengan tingkat
keberlangsungan industri baik sejumlah 64 pengusaha atau sebesar 62,74, tingkat
keberlangsungan sedang
sejumlah 3
pengusaha atau sebesar 2,94, dan tingkat keberlangsungan
buruk sejumlah
7 pengusaha atau sebesar 6,86.
Faktor â faktor produksi yang paling
berpengaruh terhadap keberlangsungan industri meubel adalah tenaga kerja
dengan nilai r = 0,833 dan nilai t hitung 3,203 t tabel 2,625.
Faktor yang
paling berpengaruh
terhadap jangkauan pemasaran ekspor adalah jumlah produksi dengan nilai r =
0,997 walaupun dengan uji âtâ nilai t hitung 0,533 dari t tabel 2,625.
Jumlah volume barang yang terjual tidak pasti dipasarkan ekspor tetapi juga
dipasakan di dalam negeri juga tetapi kapasitas jumlah barang yang dijual dalam
negeri lebih sedikit yaitu 245.375,59 kg dan barang yang dipasarkan ekspor
sejumlah 1.222.784,69 kg. Daerah tujuan ekspor dan volume
barang yang terjual ekspor diklasifikasikan menjadi 3 klas. Klasifikasi tinggi yaitu
Australia sebesar 202.550,74 kg, Jepang sebesar 152.348,03 kg, Belanda sebesar