Pengaruh Ekspor Industri Manufaktur Pada

Pengaruh Ekspor Industri Manufaktur Pada Kinerja Makroekonomi
Indonesia
Rika Vera Natalia
145213023

Abstrak

Economic growth is macroeconomic indicators, the main target to be
achieved by the government. If the creation of economic growth, indicating the
side of economic activity increased so as to achieve levels of production and a
higher activity. When creating economic growth, indicating the side of economic
activity increased so as to achieve levels of production and a higher activity. In
case of optimal economic growth means increased economic activity will be
marked by the increase in the utilization of resources and funds available. Export
manufacturing industry has a major role to the foreign exchange earnings
contribution to the total export of Indonesia. In 2009, the export value of the
manufacturing sector reached 73 435.8 million, or 75.33% of total non-oil
exports. The exports of manufacturing industry which consists of the export
agroidustry and non-agroindustry, has an important role influencing the
development of Indonesia's macroeconomic performance. The exports of
manufacturing industry can be a driving force for exports led to the full use of

domestic resources as needed comporatif country. Exports can also expand the
market both at home and abroad, is a means of adopting new ideas and
technologies and to encourage the flow of capital from developed countries.

Keyword : Economic activity, Economic growth, Export manufacturing industry,
export value ,Increased.

i

A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat
meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah
makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi
barang

dan


jasa

sebagai

akibat

pertambahan

faktor-faktor

produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang
dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih
besar

dari

pertambahan

produksi


yang

sebenarnya.

Dengan

demikian

perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno,
1994;10). Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas
jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih
besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus
mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perekonmian Indonesia tidak terlepas dari
permasalahan kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian, dimana para
pemilik modal besar selalu mendapatkan kesempatan yang lebih luas
dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan menengah yang kekurangan

modal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara
umum yaitu:




Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja yang ada
dan penggunaan bahan baku industri dalam negeri semaksimal mungkin.
Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang tidak
rumit dan berpihak pada pasar.

1



Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran, harus surplus
sehingga mampu meningkatkan cadangan devisa dan menstabilkan nilai




rupiah.
Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai tukar
rupiah dan tingkat suku bunga ini juga harus di antisipatif dan diterima



pasar.
Faktor keuangan negara, yaitu berupa kebijakan fiskal yang konstruktif
dan mampu membiayai pengeluaran pemerintah.

Kebanyakan

negara

berkembang

menghadapi

banyak


masalah

dalam

mempercepat pertumbuhan ekonomi. Hambatan-hambatan terpenting yang
dialami adalah:
• Kegiatan sektor pertanian masih tetap tradisonal dan produktivitasnya sangat
rendah.
• Kebanyakan negara masih menghadapi masalah kekurangan dana modal dan
barang modal (peralatan produksi) yang modern.
• Tenaga terampil, terdidik dan keahlian keusahawanan penawarannya masih jauh
dibawah jumlah yang diperlukan.
• Perkembangan penduduk sangatlah pesat.
• Berbagai masalah institusi, sosial, kebudayaan dan politik yang sering dihadapi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator makroekonomi yang menjadi sasaran
utama untuk dicapai pemerintah. Bila terciptanya pertumbuhan ekonomi,
mengiindikasikan berbagai sisi kegiatan ekonomi mengalami peningkatan
sehingga dicapai tingkat produksi dan aktivitas yang lebih tinggi.


B. Makroenomomi

Akhir-akhir ini, hampir setiap hari kita bisa melihat headlines yang
menyatakan pertumbuhan ekonomi dunia cenderung melambat, pertumbuhan
ekonomi Amerika Serikat terusmengalami penurunan, The Fed terus menurunkan

2

suku bunga, pengangguran di dunia cenderung meningkat, harga saham terus
mengalami penurunan. Pertanyaan-pertanyaan maupu pernyatan-pernyataan di
atas merupakan bagian yang berkaitan dengan makroekonomi.
Makroekonomi adalah studi mengenai perekonomian secara menyeluruh
(agregat) yang meliputi analisis perubahan pendapatan, perubahan harga, dan
tingkat pengangguran. Data-data makroekonomi tersebut menjadi pertimbangan
penting bagi ahli ekonomi makro sebagai rekomendasi kepada para pembuat
kebijakan (pemerintah) untuk mengetahui kondisi perekonomian bahkan
mengukur kinerja perekonomian suatu negara. Hal ini dirasa krusial karena lebih
lanjut

akan


memberikan

implikasi

kepada

perekonomian

level

mikro

(rumahtangga dan perusahaan).
Tiga indikator utama yang dapat mengukur performa perekonomian suatu
negara adalah :


Produk domestik bruto riil (real gross domestic product/GDP)


GDP mengukur pendapatan total setiap orang dalam perekonomian


Tingkat inflasi (inflation rate)

Tingkat inflasi mengukur seberapa cepat harga meningkat


Tingkat pengangguran (unemployment rate)

Tingkat pengangguran mengukur bagian dari angkatan yang belum bekerja
Ilmu Ekonomi Makro merupakan bagian dari lmu Ekonomi umum. Oleh
karena itu menjadi lebih baik apabila para mahsiswa telah memahami ilmu
ekonomi secara umum sebelum mempelajari ilmu ekonomi makro.

Yang

menjadi masalah adalah beberapa program studi di UT tidak memasukkan
matakuliah pengantar ilmu ekonomi umum dalam silabus kurikulumnya. Padahal
banyak diantara mahasiswa UT (terutama input dari SMA IPA) banyak yang

belum mengenal ilmu ekonomi, sehingga agak kesulitan ketika mempelajari
ekonomi makro maupun mikro.

Oleh karena itu pada bagian awal dari tutorial ini

penulis memaparkan

sekilas tentang ilmu ekonomi, barangkali dapat menambah pengetahuan para
mahasiswa. Ilmu ekonomi diperlukan oleh manusia karena begitu banyaknya /tak

3

terbatasnya kebutuhan manusia, sementara sumber daya yang tersedia sangat
terbatas/ langka.

Kelangkaan yang dimaksud berkaitan dengan harga bukan

jumlah. Air walaupun jumlahnya banyak tetapi apabila cara mendapatkannya
harus dengan pengorbanan / dengan cara membeli apalagi dengan harga mahal,
maka bisa disebut barang ekonomi/barang langka, seperti


air minum dalam

kemasan yang telah diberi merk. Sedangkan barang yang cara memperolehnya /
menikmatinya

tanpa memerlukan pengorbanan berupa hilangnya kenikmatan

yang dapat diperoleh dari barang lain disebut barang bebas, yang jumlahnya tentu
sangat sedikit.

Bagaimana Ekonomi Berpikir

Ekonomi menggunakan model untuk menyederhanakan fenomena ekonomi
yang terjadi. Model adalah teori yang disederhanakan yang menunjukkan
hubungan penting antara variabel ekonomi. Model itu sendiri memiliki dua jenis
variabel.
Pertama, variabel endogen (endogenous variables) adalah variabel yang akan
dijelaskan oleh sebuah model dan merupakan input model.
Kedua, variabel eksogen (exogenous variables) yaitu variabel-variabel yang
nilainya ditentukan diluar model dan merupakan output model. Tujuan dari
sebuah model adalah menunjukkan bagaimana variabel eksogen mempengaruhi
variabel eksogen.

Untuk mengkonkretkan konsep tersebut, maka akan diilustrasikan model
ekonomi permintaan dan penawaran yang pada modul ini dispesifikasikan untuk
komoditi beras. Model permintaan dan penawaran

tersebut digunakan untuk

mengetahui faktor yang mempengaruhi harga dan kuantitas beras. Dengan asumsi
interaksi permintaan dan penawaran tersebut terjadi dalam pasar persaingan
sempurna, maka:

4



Fungsi Permintaan Beras

Kuantitas beras yang diminta oleh konsumen dinotasikan dengan Qd dipengaruhi
oleh harga beras itu sendiri (P) dan pendapatan agregat (Y). Hubungan ini
diekspresikan melalui persamaan:
Qd= D(P,Y)


Dimana D( ) merepresentasikan fungsi permintaan.
Fungsi Penawaran Beras

Kuantitas beras yang ditawarkan oleh produsen QS dipengaruhi oleh harga beras
(P) dan harga input untuk memproduksi beras (Pi), seperti pupuk. Hubungan ini
diekspresikan melalui persamaan:
Qs= S(P,Pm)


Dimana S( ) merepresentasikan fungsi penawaran.
Fungsi Keseimbangan

Dengan asumsi harga beras dapat disesuaikan untuk menyeimbangkan kuantitas
beras yang diminta dan ditawarkan, maka fungsi persamaan beras saat terjadinya
keseimbangan dapat diketahui melalui persamaan di bawah ini:
Qd=Qs
Model permintaan dan penawaran yang telah dijelaskan sebelumya dapat
digunakan untuk mengetahui seberapa banyak perubahan variabel eksogen dapat
mempengaruhi kedua variabel endogen. Misalkan, peningkatan pendapatan
agregat mengakibatkan permintaan akan beras juga meningkat.
permintaan

tersebut

mengakibatkan

peningkatan

harga

dan

Pergerakan
kuantitas

keseimbangan beras.
Sementara itu, peningkatan harga input beras mengakibatkan penurunan
penawaran beras, sehingga harga dan komoditi beras secara implikatif akan
menurun.

Harga: Fleksibel Versus Kaku
Asumsi yang berperan penting dalam pembahasan makroekonomi adalam
asumsi yang terkait dengan kecepatan penyesuaian upah dan harga. Diasumsikan,
pasar bergerak ke arah keseimbangan permintaan dan penawaran yang lebih

5

populer disebut sebagai asumsi kliring pasar (market clearing). Walaupun model
kliring pasar mengasumsikan

seluruh upah dan harga fleksibel, namun realita

yang terjadi umumnya upah dan harga bersifat kaku atau sulit untuk berubah
(sticky). Meskipun demikian asumsi fleksibilitas harga dan upah tetap valid
karena perekonomian mskipun secara lambat akan tetap menuju ke arah
keseimbangan, sehingga baik untuk mengidentifikasi isu-isu jangka panjang.
Sebaliknya asumsi kekakuan harga lebih representatif untuk diaplikasikan pada
perekonomian jangka pendek.

Pemikiran Mikroekonomi dan Model-model Makroekonomi
Mikroekonomi memusatkan perhatiannya kepada bagaimana rumah
tangga dan perusahaan mengambil keputusan dan bagaimana pengambil
keputusan ini berinteraksi di pasar dengan prinsip utama optimalisasi baik utilitas
untuk rumahtangga maupun laba untuk perusahaan.
Fundamental peristiwa ekonomi yang berasal dari banyak interaksi
rumahtangga dan perusahaan mengakibatkan keterkaitan mikroekonomi dan
makroekonomi sangat tinggi. Sehingga dapat dikonklusikan bahwa teori
makroekonomi berdiri di atas pondasi mikroekonomi.
Ilmu Ekonomi diangap sebagai disiplin ilmu tersendiri sejak tahun 1776,
yakni sejak ditulisnya buku An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth
of Nations oleh Adam Smith yang selanjutnya diangap sebagai bapak ilmu
ekonomi.
Dari Adam Smith kemudian dikembangkan oleh ilmuawan-ilmuawan
lainya seperti Thomas R Malthus, David Ricardo dan John Stuart Mill, yang
selanjutnya disebut sebagai ahli ekonomi klasik. Dari kelompok inilah kemudian
muncul teori ekonomi mikro. yang memiliki paham ekonomi melalui mekanisme
pasar
Pada sisi lain muncul ekonom baru John Maynard Keynes yang menulis
buku General Theory of Employmen, Interest and Money pada tahun 1930 yang
merupakan dasar ilmu ekonomi makro.

Era ini kemudian disebut sebagai

ekonomi Keynes yang juga merupakan dasar ekonomi modern, yang menganggap

6

perekonomian perlu ada campur tangan pemerintah.
dikembangkan

kelompok

post

keynesian,

Lebih lanjut ilmu ini

monitarism,

maupun

rational

expectation.
Secara ringkas respon kinerja makroekonomi atau guncangan ekspor
industri manufaktur yang terdiri atas ekspor agroindustri dan ekspor nonagroindustri bahwa respon kinerja makroekonomi atas guncangan ekspor
agroindustri dan ekspor non-agroindustri dalam waktu rata-rata sekitar 38
triwulan ke depan akan mencapai keseimbangan. Pencapaian keseimbangan
tersebut nampaknya cukup lama apabila tidak di dukung oleh kondisi
perekonomian dengan perspektif yang lebih baik, yakni dari dalam negeri maupun
luar negeri. Di dalam negeri harus tercipta upaya peningkatan produksi yang
berkualitas dengan efisiensi yang tinggi. Upaya ini dibarengi dengan upaya
perbaikan di bidang infrastruktur, baik yang terkait dengan investasi untuk
menciptakan sarana produksi sehingga produksi dapat ditingkatkan, maupun yang
terkait dengan kelancaran arus barang. Sedangkan kondisi pasar ekspor di luar
negeri, harus dapat meningkatkan daya saing produk, terutama terhadap
Jurnal Organisasi dan Manajemen, Volume 7, Nomor 2, September 2011, 75-85
84 negara-negara mitra dagang Indonesia, dan lebih spesifik lagi negara-negara
besar (large open economies) seperti negara Amerika Serikat, Jepang, dan negaranegara Eropa.
Ekspor industri manufaktur dapat menjadi motor penggerak karena ekspor
menyebabkan penggunan penuh sumber-sumber domestic sesuai kebutuhan
komporatif negara. Ekspor juga dapat memperluas pasar baik di dalam maupun
luar negeri, merupakan sarana mengadopsi idea dan teknologi baru dan dapat
mendorong mengalirnya modal dari negara maju.

Kebijakan perdagangan pertanian Indonesia internasional, yaitu:




Melakukan proteksi terhadap komoditas substitusi impor, khususnya
komoditas yang banyak diusahakan oleh petani.
Melakukan promosi kepada komoditas-komoditas ekspor, seperti karet,
kopi, coklat dan lada.

7

Faktor yang mempengaruhi dalam perjajian komoditas pertanian itu adalah akses
pasar, subsidi domestik, subsidi ekspor.
Dalam bidang perikanan yang dijadikan ekspor adalah udang “udang sebagai
primadona ekspor”.
Sejak tahun 1987 Indonesia telah menjadi pemasok terpenting udang di dunia.
Dalam perkembangannya, persaingan antar negara produsen udang masih di
dominasi oleh Indonesia dan Thailand.
Peluang Indonesia
Harga Per Unit.

Seperti yang tertera pada Tabel, harga satuan ekspor Thailand selaku eksportir
utama udang olahan ke Jepang adalah sebesar US$ 8.785/ton. Harga tersebut
merupakan US$ 43/ton di atas harga rata-rata ekspor dunia ke Jepang. Vietnam
dan China yang berada di peringkat ke-2 dan 3 mempunyai harga satuan ekspor
masing-masing US$ 8.692/ton dan US$ 8536/ton dimana masih lebih kompetitif
dari harga Thailand.

Demikian juga halnya dengan Indonesia yang berada pada peringkat ke-4
mempunyai harga satuan ekspor terendah 21 dibandingkan 4 (empat) negara
pengekspor udang utama (Thailand, Vietnam, China dan India) ke Jepang. Harga
satuan eskpor udang olahan asal Indonesia senilai US$ 7.985/ton atau lebih murah
US$ 800 dari Thailand. Kondisi ini mengindikasikan bahwa harga udang olahan
Indonesia sudah kompetitif di pasar Jepang.
Ekspor udang olahan Indonesia ke dunia

8

Berdasarkan data tersebut tampak bahwa konsentrasi Indonesia adalah ke
Amerika Serikat dimana Indonesia mengekspor sebanyak US$ 130,1 juta atau
54,73% dari cakupan ekspornya ke seluruh dunia. Jepang merupakan target
ekspor Indonesia di peringkat 2 dengan pangsa 18,72 dari seluruh kapasitas
ekspor udang 22 olahan Indonesia. Belanda, Inggris dan Australia adalah negara
tujuan utama ekspor udang olahan Indoensia lainnya.
Preferensi Tarif

Daftar tarif bea masuk yang diterapkan oleh Jepang yang berlaku mulai 1 Maret
2012.
Karena adanya harmonisasi tariff tahun 2012, maka pos tarif udang olahan
berubah menjadi 1605.21. Manfaat Indonesia menjalin kerjasama perdagangan
bebas dengan Jepang dalam skema bilateral (Indonesia-Japan Enhanced
Partnership Agreement) dan regional (ASEAN-Japan Comprehensive Economic
Partnership), maka untuk pos tarif udang olahan

Indonesia tidak dikenakan tarif impor apabila menggunakan skema IJEPA
ataupun AJCEP.

9

Hal ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk menjadikan produk ekspor
udang olahan lebih kompetitif dibandingkan negara pesaing lainnya. Namun, bila
eksportir Indonesia tidak mengenakan skema IJEPA maupun AJCEP maka masih
dikenakan tarif 4,8% atau 5,3% sesuai skema WTO.

10

 KESIMPULAN
Jadi Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah masalah jangka panjang.
Setiap negara mempunyai kesempatan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi
oleh karena faktor faktor produksi bertambah dari satu periode ke periode lainnya
dan oleh karena itu pendapatan nasional dapat ditingkatkan. Akan tetapi belum
tentu perkembangan yang berlaku dapat mencapai potensi pertumbuhan ekonomi
yang dapat diwujudkan.
Ekspor industri manufaktur yang terdiri dari agroindustri ekspor dan
nonagroindustry, memiliki peran penting yang mempengaruhi perkembangan
kinerja makroekonomi Indonesia. Ekspor industri manufaktur dapat menjadi
motor penggerak karena ekspor menyebabkan penggunan penuh sumber-sumber
domestic sesuai kebutuhan comporatif negara. Ekspor juga dapat memperluas
pasar baik di dalam maupun luar negeri, merupakan sarana mengadopsi idea dan
teknologi baru dan dapat mendorong mengalirnya modal dari negara maju. Dan
apabila terjadi kerjasama yang baik dengan negara asing beban biaya ekspor akan
berkurang

11

DAFTAR PUSTAKA

Feenstra. R.C. (2002). Advanced international trade: Theory and evidence.
California: National bureau of economic research.
Giles. J.A. & Williams. C.L. (2000). Export-led growth: A survey of the empirical
literature and some noncausality results. Part 1. Journal of international
trade and economic development, 9(3), 261-337.
Dunn. R.M. & Mutti. J.H. (2004). International economics. Sixth edition. New
York: Routledge.
Mankiw, N.G. 2003. Macroeconomics. Fifth Edition. Worth Publishers, New
York
Mohsin. M. & Anam. M. (2001). Export and economic growth : Evidence from
the asean countries. Associate professor department of economics. York
University, Canada.
Parningotan. F. S. (2000). International trade as an engine of economic growth.
STIE Perbanas. Working Paper Series. http://www.stieperbanas.ac.id
Romer. D. (1996). Advance macroeconomics. New York: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Sims. C.A. (1980). Macroeconomics and reality. Econometrica, 48 (1), 148.
Parningotan. F. S. (2000). International trade as an engine of economic growth.
STIE Perbanas. Working Paper Series. http://www.stieperbanas.ac.id
Siregar, H. & Ward. B.D. (2002). Were aggregate demand shocks important in
explaining Indonesian macroeconomic fluctuations? Journal of the asia
pacific economy, 7, 35 – 60.
Wijono. W.W. (2005). Mengungkap sumber-sumber pertumbuhan ekonomi
Indonesia dalam lima tahun terakhir. Jurnal manajemen dan fiskal, 5(2),
Jakarta.

12

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65