Pendahuluan ANALISIS KEBERLANGSUNGAN INDUSTRI MEUBEL EKSPOR KAITANNYA DENGAN PEMASARAN EKSPOR Analisis Keberlangsungan Industri Meubel Ekspor Kaitannya Dengan Pemasaran Ekspor Di Surakarta Tahun 2014.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan cara sensus, data yang diperoleh menggunakan kuisioner sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data yang pokok Hadi Sabari Yunus, 2009 tahap-tahap yang diambil penelitian ini adalah sebagai berikut :

2.1 Pemilihan Lokasi

Surakarta karena wilayah ini merupakan daerah yang mempunyai potensi untuk industri meubel. 2.1.1 Pengumpulan Data Data yang digunakan atau dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder : 1.Data primer diperoleh dari wawancara langsung dilapangan terhadap responden dan dengan manfaat untuk mengetahui karakteristik pengusaha meubel di daerah penelitian. Nama dan alamat 1. Umur 2. Jenis kelamin 3. Pendidikan 4. Jumlah anggota keluarga 5. Lama berusaha 2.Data sekunder diperoleh dari catatan atau laporan yang terdapat pada instansi yang berkaitan dengan meliputi : a. Peta lokasi daerah penelitian. b. Kota Surakarta Dalam Angka c. Data dari Dinas Perindustrian Kota Surakarta

2.1.2 Penentuan Responden

Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan metode sensus, yaitu dengan cara pengambilan data dari seluruh populasi yang ada secara menyeluruh. Tabel 5. Penentuan Jumlah Pengusaha Industri Meubel Ekspor di Kota Surakarta No Kecamatan Jumlah industri 1 Laweyan 33 2 Serengan 11 3 Pasar Kliwon 2 4 Jebres 19 5 Banjarsari 37 Jumlah 102 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Surakarta, 2012

2.1.3 Pengolahan data dan Analisis

data 2.1.3.1 Pengolahan Data Analisa data menggunakan tabel frekuensi, skoring, dan regresi ganda. tabel frekuensi digunakan untuk munjukkan faktor – faktor produksi yang mempengaruhi keberlangsungan usaha industri meubel, untuk menyatakan tingkat keberlangsungan usaha industri meubel menggunakan teknik skoring,.Teknik skoring dari masing- masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Jumlah produksi Jumlah produksi yang diklasifikasikan dengan interval 3 kelas dengan rumus sebagai berikut : � = ���� � ������� − ���� � � � �ℎ � Keterangan : R = Rentangan K = Jumlah Kelas

b. Luas jangkauan pemasaran

Luas jangkauan pemasaran meliputi daerah tujuan pemasaran dan volume penjualan. Jangkauan pemasaran di skor menurut jauh dekatnya tujuan pemasaran yang diklasifikasikan menjadi ekspor 3 negara, ekspor 4-6 negara, ekspor 7 negara. sedangkan volume penjualan berdasarkan tinggi rendahnya barang yang terjual. Untuk mengukur volume barang yang terjual dari hasil produksi diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu rendah, sedang, tinggi. sedangkan rumus yang digunakan sama dengan rumus klafikasi jumlah produksi.

2.1.4 Analisis Data

a. Analisis geografi Analisis geografi penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan. Pendekatan keruangan merupakan cara berfikir dan memandang suatu obyek dalam konteks keruangan yang menekankan pada distribusi dalam ruang atau letak suatu obyek dalam ruang. Pendekatan geografi sebagai kajian analisis dalam penelitian ini dengan data luas jangkauan pemasaran ekspor daerah tujuan ekspor dan volume barang yang terjual dengan cara metode deskriptif dan disajikan dalam bentuk peta luas pemasaran ekspor. b. Tabel Frekuensi Tabel frekuensi digunakan untuk menunjukkan faktor-faktor produksi meubel di Kota Surakarta. c. Skoring Skoring digunakan dengan cara menggabungkan skor jumlah produksi dan luas pemasaran ekspor. Klasifikasi tingkat keberlangsungan industri dibagi menjadi 3 klas yautu buruk, sedang, baik dengan rumus sebagai berikut. � = ���� � ������� − ���� � � � �ℎ � Keterangan : R = Rentangan K = Jumlah Kelas Jumlah produksi dan jangkauan pemasaran diklasifikasikan ke dalam tiga klas yaitu meliputi keberlangsungan buruk, sedang, atau baik dengan rumus seperti diatas. Semakin besar nilai skor yang diperoleh menunjukkan semakin baik tingkat keberlangsungan usahanya. Sebaliknya bila nilai skor yang diperoleh hanya sedikit menunjukkan tingkat keberlangsungannya buruk. d. Analisis Regresi Ganda Analisis regresi ganda digunakan untuk mengetahui faktor produksi yang paling dominan yang berpengaruh terhadap keberlangsungan industri meubel modal, bahan baku, tenaga kerja. Analisis ini dikerjakan dengan bantuan program SPSS serta dilakukan dengan nilai uji “t” dengan signifikasi 0,005 0,05. Sedangkan untuk memprediksi keberlangsungan produksi dan jangkauan pemasaran ekspor menggunakan statistik regresi ganda dengan persamaan sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + ……bnXn Keterangan : Y = variabel tidak bebas dependent variable X 1 …n = variabel bebas independent variable a = bilangan konstan b 1 …n = koefisien regresi 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Tingkat Keberlangsungan Industri Meubel Di Surakarta Berdasarkan pada tabel tingkat keberlangsungan industri meubel di daerah penelitian ada 102 responden yang tersebar di 5 lokasi kecamatan yaitu, Kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Jebres, dan Kecamatan Banjarsari. Dapat dijelaskan bahwa 7 pengusaha atau sebesar 6,86 tingkat keberlangsungan industri meubel buruk, kemudian 3 pengusaha atau 2,94 tingak keberlangsungan industri meubel sedang, dan 64 pengusaha atau sebesar 62,74 tingkat keberlangsungan industri meubel baik, sehingga dapat dinyatakan bahwa tingkat keberlangsungan industri meubel di Surakarta sebagian besar baik.

3.2 Faktor – Faktor Produksi yang

Paling Berpengaruh Terhadap Keberlangsungan Industri Meubel Di Surakarta. Faktor-faktor yang mempengaruhi pada industri meubel di daerah penelitian ini adalah bahan baku, modal, tenaga kerja, dan pemasaran. Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh dari independent variabel dan faktor keberlangsungan industri X terhadap variabel dependent jumlah produksi Y dilakukan dengan nilai uji “t” dengan pertimbangan data yang digunakan data primer dari hasil survey di lapangan dengan n =102, lihat lampiran 8. Besarnya nilai “t”tabel dicari berdasarkan jumlah df pembilang 4 dan df penyebut 102 yaitu sebesar 2,576.