Universitas Kristen Maranatha
Atas dasar tersebut penulis meneliti tentang efektivitas cairan perawatan lensa kontak dengan terhadap Pseudomonas aeruginosa selama periode yang tercantum
pada kemasan yaitu 3 bulan.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut :
- apakah ada perbedaan bermakna pada jumlah bakteri yang tumbuh di antara
cairan perawatan lensa kontak yang diuji? -
apakah cairan perawatan lensa kontak efektif terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa secara in vitro selama periode 3 bulan?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini adalah untuk menurunkan insidensi keratitis mikrobial dan ulkus kornea yang berhubungan dengan penggunaan lensa kontak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan signifikan pada pertumbuhan koloni Pseudomonas aeruginosa di antara cairan perawatan lensa
kontak yang diuji dan apakah cairan perawatan lensa kontak efektif terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa secara in vitro.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat akademis dari penelitian ini adalah untuk dapat memberikan masukan maupun informasi tentang efektivitas disinfektan yang digunakan sebagai cairan
perawatan lensa kontak.
Universitas Kristen Maranatha
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pengguna lensa kontak akan kemungkinan adanya bahaya infeksi mata
yang ditularkan melalui cairan perawatan lensa kontak.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran
Cairan perawatan lensa kontak memiliki jangka waktu pemakaian yang tercantum dalam kemasan masing-masing produk, yang umumnya adalah 3 bulan.
Hal ini berarti cairan perawatan lensa kontak memiliki daya disinfeksi optimal selama digunakan dalam periode tersebut. Namun dalam prakteknya kontaminasi mikroba
masih sering ditemukan. Penurunan efektivitas antibakterial cairan perawatan lensa kontak dapat
mengakibatkan terjadinya kontaminasi bakteri pada cairan tersebut dan mengalami resistensi. Hal ini menyebabkan bakteri tersebut dapat membentuk suatu lapisan
biofilm baik pada tempat penyimpanan maupun pada lensa kontak. Biofilm yang terbentuk merupakan suatu barrier yang efektif terhadap proses antimikrobial dari
cairan perawatan lensa kontak sehingga dapat dengan mudah ditransmisikan dari lensa kontak ke mata dan berpotensi mengakibatkan infeksi pada mata seperti
keratitis mikrobial Boost, 2006. Cairan perawatan lensa kontak mengandung agen anti mikrobial yang dapat
membunuh bakteri dan mikroorganisme lainnya yang berpotensi menyebabkan infeksi pada mata. Salah satu jenis antimikroba utama dalam cairan perawatan lensa
kontak adalah polyhexamethylene biguanide polyhexanidePHMB. PHMB memiliki berat molekul tinggi dan bekerja dengan menyerang dinding sel mikroorganisme
tanpa berefek toksik bagi mata. Proses disinfeksi ini juga diperkuat dengan adanya kandungan surfaktan seperti poloxamine dan poloxamer James, 2001.
Universitas Kristen Maranatha
1.5.2 Hipotesis Penelitian H0 : Cairan perawatan lensa kontak efektif terhadap pertumbuhan Pseudomonas
aeruginosa in vitro.
H1 : Cairan perawatan lensa kontak tidak efektif terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa in vitro.
1.6 Metodologi Penelitian