3 luas, sehingga hanya terdapat sejumlah kecil obat yang telah diberi izin untuk digunakan
pada anak-anak yang memiliki bentuk sediaan yang sesuai Prest, 2003. Dari hasil penelitian sejenis Giovanni 2010 Dengan Judul “Rasionalitas
Penggunaan Antibiotika Dalam Penatalaksanaan Konjungtivitis Di Bagian Mata Rumah Sakit X Semarang Tahun 2010” Diketahui bahwa ketepatan obat sebesar 3,7 dan ketidak
tepatan obat sebesar 96,3. Ketepatan jenis antibiotika dinilai dari efektivitas, toksisitas, harga, dan spektrumnya dibandingan antibiotika lainnya. Dari 26 catatan medik yang tidak
tepat jenis antibiotika, seluruhnya tergolong kategori IV A ada antibiotika lain yang lebih efektif dan kategori IV B ada antibiotika lain yang kurang toksik. Sebanyak 11 catatan
medik masuk kategori IV C ada antibiotika lain yang lebih murah. Dilihat dari uraian di atas penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi rasionalitas
penggunaan antibiotik yang meliputi tepat obat, tepat dosis, tepat pasien dan tepat indikasi pada pasien ISPA non-pneumonia anak di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit X Demak
pada Tahun 2013.
METODOLOGI PENELITIAN 1.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian non-eksperimental atau observasional yaitu penelitian berdasarkan data-data yang sudah ada tanpa melakukan
perlakuan terhadap subyek uji dengan rancangan analisa secara deskriptif non-analitik yaitu untuk memperoleh gambaran penggunaan antibiotik pada pasien Infeksi Saluran
Pernafasan Akut ISPA non-pneumonia anak.
2. Definisi Operasional Penelitian
a. Evaluasi pengobatan yaitu analisa pemakaian antibiotik yang disesuaikan dengan
ketepatan indikasi, ketepatan obat, ketepatan pasien dan ketepatan dosis yang diberikan
kepada pasien.
b. Tepat indikasi yaitu kesesuaian pemberian antibiotik dengan indikasi yang dilihat dari
diagnosis utama yang tercantum dalam kartu rekam medis pasien.
c. Tepat obat yaitu pemilihan obat sesuai drug of choice standar terapi antibiotik panduan
dari WHO tahun 2001.
d. Tepat pasien yaitu pemberian obat yang sesuai kondisi fisiologi anak dan tidak ada
kontraindikasi.
e. Tepat dosis yaitu pemberian obat dengan besarnya dosis, rute, frekuensi dan lama
pemberian.
4 f.
Antibiotik yaitu antibiotik yang digunakan dalam pengobatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA non-pneumonia dengan jenis terklasifikasi tonsilitis dan
faringitis pada anak di Rumah Sakit X Demak.
g. Peresepan di Rumah Sakit X Demak yaitu permintan tertulis dari dokter dan tenaga
paramedis lain untuk pasien kepada apotek setelah pasien tersebut diperiksa.
Pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA non-pneumonia anak yaitu pasien yang didiagnosis menderita ISPA non-pneumonia di Rumah Sakit Rumah Sakit X Demak
dengan usia mulai dari 2 sampai dengan 12 tahun Prest, 2003.
3. Alat dan Bahan
a. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pharmacetical Care Untuk Penyakit Saluran Pernafasan Akut
dari Departemen Kesehatan RI tahun 2005, serta buku-buku standar terapi antibiotik panduan dari WHO tahun 2001 yaitu Model Prescribing
Information Drug Use in Bacterial Infection untuk analisa ketepatan dosis, frekuensi, dan
durasi, serta literatur yang relevan.
b. Bahan
Bahan penelitian yang digunakan yaitu buku status pasien anak rawat jalan dan lembar catatan medis medical record yang berisi data karakteristik pasien jenis kelamin,
umur anak 2-12 tahun Prest, 2003, berat badan, penyakit lain, dan profil penggunaan antibiotika antibiotik yang digunakan. Untuk diagnosis Infeksi Saluran Pernafasan Akut
ISPA non-pneumonia di Rumah Sakit X Demak Tahun 2013.
4. Populasi dan Sampel