Teologi Ingatan sebagai Dasar Rekonsilia
Karline SupelliwutsrponmlkjihgfedcbaYWUTSRPONMLKJIHGEDB
Bingkai Kurus Rcalisme Struktural Epistemik
A. Widyl7r~ol/o
Bahasa dan Kcbcnaran
John Langshaw Austin
Menurut
A. Galih Prasetuo
Hegcmoni Kerja Imaterial Scbagai Peluang
Resistcnsi Terhadap Kapitalismc Dalam
t0l101l1 ia
Perspektif AuwutsronlkjigfedcbaYWPMIGB
Binsar [onatlian
Pakpaluin
Tcologi Ingatan Sebagai Dasar Rekonsiliasi
Dalam Konflik
E. Pranmoa Duatu Ml7rtasudjita
Hubungan
Ekaristi Deegan Hidup Sehari-hari
Dalarn Teologi Sakramental
Karl Rahner
Tinjauan
Buku
Volume 12, Nomor 2, Oktober 2013
JURNAL
ISSN 1412-3878
FILSAFAT
yxwutsrponmlkjihgfedcbaYWVUTSRPONM
DAN TEOLOGI
Diskursus adalah jurnal ilmiah Filsafat dan Teologi serta Ilmu Pengetahuan yang berhubungan dengan kedua ilmu
tersebut, yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Filsafat dan Teologi, Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta.
Diskursus bertujuan memberikan dan menyampaikan sumbangan pemikiran filosofis dan teologis yang otentik,
analitis dan kritis kepada para akademisi yang berminat pada IImu Filsafat dan Ilmu Teologi.
DEWAN
REDAKSI
Ignatius L. Madya Utama
KETUA
WAKIL
KETUA
J Sudarminta
Eddy Kristiyanto, M. Sastrapratedja,
Th, A Deshi Ramadhani, Simon P.L.Tjahjadi
ANGGOTA
Thomas Hidya Tjaya
REDAKTUR
PELAKSANA
PUSAT
PENELITIAN
ALAMAT REDAKSI
& TATAUSAHA
FILSAFAT DAN TEOLOGI
Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara,
Cempaka Putih Indah 100 A, Jembatan Serong, Rawasari,
Jakarta 10520, Indonesia
Telepon
E-mail
Website
Sekretaris
Bank-Account
(021) 424 71 29' Fax: (021) 422 48 66
jsd@dnetnetid;[email protected];[email protected]
www.diskursus.com
Yosephine Vera Paskariny
BeA - KCP Rawamangun, Jakarta; No.AC 094-0596211
a.n.: Ignatius L. Madya Utama I Antonius Eddy KristiyantowutsrponmlkjihgfedcbaYWUTSRPONML
--r
Diskursus terbit 2 kali setahun (April & Oktober) dan terbit untuk pertama kalinya April 2002.
lsi artikel tidak mencerminkan pandangan staf redaksi.
lsi di luar tanggungjawab Percelakan Grafika Mardi Yuana, Bogar
Volume 12, Nomor 2, Oktober 2013
ISSN 1412·3878
lTSRIFDA
JURNAL FILSAFAT DAN TEOLOGI
DAFTAR lSIwutsrponmlkjihgfedcbaYWUTSRPONMLKJIH
Bingkai Kurus Realisme Struktural Epistemik
KARLINA
SUPELLI
• • .• • • • • • .• • • • .• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • .• • • .• • • • •. • • .•
153
• • • • • ..• • • • • •
Bahasa dan Kebenaran Menurut John Langshaw Austin
A.
WIDYARSONO
• .• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •• •• ..•
• •.•• •.•• •• •• •• •• •• .•• • • • • •..•• • • • • • • •• • • • •191
• • • • • ..• .• • • • • •
Hegemoni Kerja Imaterial Sebagai Peluang Resistensi Terhadap
Autonomia
Kapitalisme Dalam PerspektifyutsrponmlkjihedaWSPMKGEDBA
A.
GALIH
PRASETYO
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •• •• •• •• •• •• •• •• •• •• •• .•
• .•• •• •• •• •• •• • • • • • • ..• .• 217
• • • • • • • • • • • ..• .
Teologi Ingatan Sebagai Dasar Rekonsiliasi Dalam Konflik
BINSAR JONATHAN
PAKPAHAN
.• • ......• .• ..• • .• ..•.•• ..•
.....•
• •• .• ..• • • .• ..• • • .• ..• • • .• ...• • • .•253
..• • •
Hubungan Ekaristi Dengan Hidup Sehari-hari Dalam Teologi
Sakramental Karl Rahner
E. PRANAWA
DHATU
MARTASUDJITA
..• • • • • • • • • • • • •.• .•.• .•• • .•
• .•.• .•• .•
• •• • • • • • • • .• ..•278
••••••••
Tinjauan Buku
302
Indeks Subjek
310
Indeks Penulis
312
Mitra Bebestari
313
Berdasarkan SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 56/DIKTI/Kep/2012 tanggal24 Juli 2012,
Terbitan Berkala Ilmiah D lSt(UKSUS ditetapkan sebagai
Terbitan Berkala IlmiahutromlkebVUTSRPONLKJIGFEDBA
TERAKREDITASI
TEOLOGIINGATANSEBAGAIDASARREKONSILIASI
DALAMKONFLIKlzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTS
P AKPAHAI'\I'
BINSAR JONATHAN
Abstrak: Dengan semakin majunya teknologi
"rnemori,"
menghadapi
ingatan-ingatan
cara baru untuk menyelesaikan
sekarang
dunia
traumaris-
nya. KecenderunganzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(trend) baru menunjukkan
bahwa mengingat, dan
bukan melupakan,
menuju
untuk
adalah langkah penting untuk menyelesaikan
rekonsiliasi
mengalami
sejati, Teologi
kesembuhan
anamnesis dalam perayaan
berbeda
membantu
yang akhirnya
Kata-kata
Kunci: Mengingat,
Alexander Schmemann
Miroslav
Innovations
membebaskan
mengatakan
bahwa
ingatan
that remembering,
in technology
and true reconciliation.
gians from different
brance can be used in a reconciliation
pahitnya.
konflik, memori, lupa,
has brought
experiences.
is an important
Christian
in the Eucharist's
backgrounds
rnilik
Kudus.
of" memory"
and not forgetting,
for healing painful memories
dari ingatan
ingatan, rekonsiliasi,
Perjarnuan
yang
dapat terjadi ketika meng-
individu
to find new ways to resolve its traumatic
us to remember
dapat terjadi
kita untuk meng-
VoH meminta
Penyembuhan
Ekaristi, kornunal,
flict resolution
dalam
dengan jujur dan ingatan tersebut dibawa menjadi
komunal.
Abstract:
mengingat
Johann Baptist Metz meminta
jujur dalam proses mengingat.
mernaafkan,
yang menyakitkan
bagaimana
ada dalam Ekaristi.
ingat dilakukan
kesempatan
Ekaristi. Tiga orang teolog dari latar belakang
ingat mereka yang menderita.
letak ingatan
menawarkan
dari ingatan
merumuskan
dalam proses rekonsiliasi.
Kristen
konflik
have helped
the world
A new trend shows
step towards
con-
theology
offers a chance
anamnesis.
Three theolo-
construct
how remem-
process. Johann Baptist Metz asks
those who suffer. Alexander
Schmemann
tells us that thetronmlkihfeaSM
*
Binsar Jonathan Pakpahan, Sekolan Tinggi Teologi, JI. Proklamasi 27, Jakarta 10320.
E-mail: [email protected].
1
Artikel ini berawal dari sebuah makalah yang pernah disampaikan
dalam Kuliah
Umum di Sekolah Tinggi Teologi, Cipanas, [awa Barat, pada 12 Februari 2013. Makalah
tersebut direvisi dan dilengkapi untuk dipublikasikan.
253
Teologi Ingatan Sebaga! Dasar Rekonsiliasi Dalam Konfl!k (B!nsar Jonathan Pakpahan)zyxwvu
254
place of memory is in the Eucharist. Miroslav Volf asks for a process of
remembering truthfully. Healing happens when we remember truthfully,
and remembrance
becomes a communal
release individuals
from his/her
memory, which in turn, will
bitter memory.
Keywords: To remember, remembrance, reconciliation, conflict, memory,
to forget, to forgive, Eucharist, communal, Eucharistic Celebration.tsrlkbaZYVUTSRP
PENDAHULUAN
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai
pahlawannya."
Pepatah ini hendak menyatakan
secara implisit bahwa bangs a menjadi
besar karena dapat menghargai
sejarahnya.
Ingatan tentang apa yang
terjadi di masa lamp au rnenjadi sebuah syarat untuk mernajukan sebuah
bangsa. Pandangan
positif ini juga diekspresikan
oleh Elie WieseL Ia
berkata,
Ingatan adalah sebuah berkat; ia menciptakan
hancurkannya,
keterikatan
antara
ikatan dari pada meng-
masa kini dan mas a lalu, antara
individu dan kelompok. Karena saya mengingat
permulaan
kita, saya
menjadi semakin dekat dengan sesama manusia. Karena saya menolak
untuk melupakan,
masa depanku.
masa depan yang lain juga sarna pentingnya
Apa jadinya mas a depan manusia
dengan
apabila kita tidak
memiliki ingatanj?
Yang luar biasa dari pernyataanwpnihfecSLJIHGA
ini adalah, Wiesel mengucapkannya
sebagai seorang eks-tahanan
kamp konsentrasi
Dunia ke-Il. Setelah kehilangan keluarganya
Jerman di mas a Perang
dan mengalami banyak pe-
ngalaman menyakitkan, ketakutan Wiesel yang terbesar justru melupakan.
Ia mau mengingat
apa yang terjadi di masa lalu sebagai jawaban atas
kebencian yang pernah ia alami. Ingatan dilihatnya sebagai sebuah hal
yang positif yang dapat membantu
generasi berikutnya
bencian masa lalu dan tidak mengulanginya
belajar dari ke-
lagi.
Wiesel adalah seorang pembela tindakan mengingat mas a lalu yang
menyakitkan
2
demi kebaikan para korban. Buatnya, ingatan membantu
Elie Wiesel,tronmlkihfeaSMIFA
Front the Kingdom of Memory: Reminiscences (New York: Schocken Books,
1995), p. 10.
DISKURSUS,
VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
255
orang untuk terhubung dengan masa lalu dan mendengar cerita mereka
yang telah menderita.
Mengingat adalah hal yang penting untuk dila-
kukan agar kita dapat belajar dari masa lalu dan supaya peristiwa serupa
ini adalah sebuah tindakan untuk metidak terulang di mas a depan. HalwpnihfecSLJIHGA
miliki identitas diri. Menurutnya
mengingat berfungsi
Untuk hidup dalam lebih dari satu dunia, untuk mencegah memudarnya
masa lalu dan berseru kepada masa depan untuk menyinari masa lalu
tersebut. Mengingat adalah untuk menyelamatkan fragmen dari keberadaan, menyelamatkan makhluk yang hilang. untuk menyinari wajahwajah dan kejadian-kejadian, untuk menyapu pasir yang menyeliputi
permukaan banyak hal, untuk memerangi kekacauan dan menolak
kematian.'
Tujuan dari mengingat masa lalu demi mengenang
ban, dan bukan untuk kepentingan
cerita para kor-
para pemenang sejarah, baru rnun-
cul pada abad yang lalu. Biasanya. cerita pemenang akan menjadi ingatan
yang tertulis." Namun dernikian, tujuan mengingat ini sekarang digugat
oleh maksud yang lain, yaitu untuk para korban. Hal ini terlihat dari berbagai monumen yang dibangun dalam 20 tahun terakhir untuk mengenang para korban, seperti peringatan ground zero setelah peristiwa WTC
di New York, peringatan born Bali, peristiwa 27 [uli, dan lain sebagainya.tsrlkbaZ
BERKEMBANGNYA
Belakangan
BUDAYA
MENGINGAT
ini, semakin banyak penelitian
sosiologi, dan filsafat yang menyatakan
yang lebih baik untuk menghadapi
pada melupakan.
di bidang
bahwa mengingat
psikologi,
adalah cara
masa Ialu yang menyakitkan
dari
Beberapa Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi di ber-
bagai negara telah ditetapkan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya
terjadi, mendengar
suara korban, dan mencoba belajar agar peris-tiwa
yang sarna tidak terjadi di masa yang akan datang. Afrika Selatan telah
mendirikan Truth. and Reconciliation Commission untuk mengetahui cerita
3
Elie Wiesel, All Rivers Run to the Sea: Memoirs Volume 1, 1928-1969 (London: Harper
Collins, 1996), p. 150.
4
Genevieve Jacques, Beyond Impunity: An Ecumenical Approach to Truth, Justice and
Reconciliation (Geneva: wec Publications, 2000), p. 29.
Te%gi IngMan Sebagai Dasar Rekonsi/iasi Da/am Konflik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvutsr
256
kekerasan yang terjadi di masa pemerintahan
apartheid. Tujuan pendirian
komisi ini adalah
Afrika Selatan
dengan
untuk
masa lalunya
bangsa. Australia
terhadap
dan maju menuju
orang Aborigin,
mas a depan
berdamai
sebagai
sebuah
26 Mei sebagai Hari Maaf Nasional
sebagai
usaha untuk
mendekatkan
mereka
ash benua tersebut. Penelitian besar juga telah dilakukan
pembantaian
pembelajaran
rakyat
telah menetapkan
dengan penduduk
setelah
membantu
orang
Yahudi
di masa
Hitler
sebagai
usaha
agar kejadian yang sama tidak terjadi lagi di masa depan.
Meskipun tujuan mengingat dalam ketiga kasuswpnihfecSLJIHGA
ini berbeda, mereka samasarna tidak mau melupakan
Perubahan
keterbukaan
hal menyakitkan
yang pernah terjadi,
(trend) untuk mengingat
kecenderungan
terjadi karena
informasi di era teknologi modern. Teknologi media modern
telah membawa
cara baru bagi kita dalam melihat konflik. Siaran lang-
sung sebuah pertempuran
sung dan disebarkan
yang sedang terjadi dapat ditampilkan
ke seluruh dunia dalam hitungan
melihat video mengenai
detik. Kita dapat
perang yang terjadi di Syria pad a 2013, catatan
Perang Dunia Kedua, atau dokumenter
terjadi pada Abad Pertengahan.
rekaan mengenai
Cerita yang tidak pernah
lam buku sejarah, yang biasanya ditulis oleh para pemenang,
melalui berbagai media independen.
Media penyimpan
keinginan
manusia
hidupnya
dalam bentuk
memori
perusahaan
[anuari
membuat
Ingatan-ingatan
pun menjadi
untuk mengabadikan
tempat
yang bersaing
2013, perusahaan
komoditas
menjual
Kingston
muncul
yang
da-
kini muncul
penting.
Ada
segala hal yang terjadi dalam
atau kejadian
penyimpanan.
perang
saling berkompetisi.
foto, video, berita, blog pribadi;
hal pribadi yang terjadi padanya
ini memerlukan
lang-
umum. Semua ingatan
Karena
media
baik tentang
itu, sekarang
penyimpanan
menyatakan
banyak
data. Pada
bahwa mereka
telah
USB flashdisk dengan memori 1 Terabita; artinya, ingatan da-
lam jumlah
1,024,000 foto berkualitas
tangan. Keinginan
untuk rrienyimpan
1 megabita
hanya
segenggam
ingatan berjalan dengan kemam-
puan menyimpannya.
Pertanyaannya,
jika ingatan-ingatan
apa sikap kita terhadap
itu menyakitkan?
ingatan-ingatan
Bagaimana
ini, apalagi
kita dapat berdamai
VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
257
DISKURSUS,
dengan ingatan yang menimbulkan
dalam berhadapan
rasa sakit? Ada dua pilihan sikap
dengan ingatan akan peristiwa yang menimbulkan
trauma seperti ini, yaitu melupakan
sering diambil
Mengapa
adalah
kita harus
atau mengingatnya.
sesuai dengan
mengingat
perkataan
sebuah
peristiwa
Pilihan yang
to forgive
and forget.
menyakitkan
jika
ingatan itu hanya akan membawa duka? Lalu bagaimana dengan kecenderungan
(trend) dunia yang ingin mengingat untuk kepentingan
para
ini akan melihat bagaimana teologi Kristen dapat memkorban? TulisanwpnihfecSLJIHGA
beri sumbangan
untuk menghadapi
ingatan traumatis mas a lalu sebagai
akibat dari konflik.tsrlkbaZYVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
APA lTV MENGINGAT?
Banyak penelitian interdisipliner
telah dilakukan untuk menganalisis
memori. Dalam bahasa Indonesia, mengingat berasal dari kata "ingat"
yang berarti "berada
pikiran;
menaruh
dalam pikiran; tidak lupa: timbul kembali dalam
perhatian;
mempertimbangkan
memikirkan
(memikirkan
hendak.?" Kata "mengingat"
akan; hati-hati:
berwaswas;
nasib dan sebagainya);
cak berniat;
dalam bahasa Indonesia merniliki arti yang
lebih luas apabila kita bandingkan dengan kata" to remember" dari bahasa
Inggris. Kata "to remember" berarti "menjaga dalam ingatan, tidak melupakan,
dan membawa
kembali ke pikiran kita.?" Bahasa Indonesia
menunjuk bahwa mengingat bukan hanya ketika kita memanggil sesuatu
untuk kembali dalam pikiran, namun juga menyangkut
hal yang berhubungan
dengan
aksi di masa yang akan datang
itu, Dictionary
timbangan).
Sementara
menjelaskan
kata "to remember"
peringatan
of Philosophy
dan
(per-
and Psychology
(bahasa Latin: Re+ memiri) sebagai "to
be mindful in thought; to exercise memorf."?
[adi menurut
arti katanya,
mengingat adalah sebuah tindakan untuk memanggil kembali peristiwa
yang terjadi di masa lampau ke dalam pikiran kita masa kim.
5
Dalam hal ini kita akan menggunakan kata "mengingat" dan bukan "rnengenang."
karena "mengenang" berarti "membangkitkan kembali di ingatan." Lihat KBBIOnline.
Diakses pada 8 Februari 2013.
6 H.W. Fowler et al., eds., T71eConcise Oxford Dictionary of Current English 9th edition
(New York: Clarendon Press, 1995).
Teologi Ingatan Sebagai Dasal"Rekonsiliasi Dalam Konflik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvutsr
258
Dalam kajian filosofis, kata "mengingat"
dalam dari pada penjelasan
10sophyB memperlihatkan
Stanford
leksikalnya.
Encyclopedia
of Phi-
bahwa proses mengingat berkaitan erat dengan
jenis ingatan yang hendak diperolehnya.
dua kelompok
memiliki arti yang lebih
Ingatan sendiri dibagi menjadi
besar. Kelompok ingatan pertama
deklaratif. Memori jenis ini tidak memerlukan
salnya ingatan memainkan
instrumen
adalah ingatan non-
pencarian kebenaran, mi-
musik, menyetir, berbicara.
Ke-
mampuan mengingat fakta mengenai suatu hal juga masuk dalam jenis
ingatan proposional ini, misalnya ulang tahun sese orang, tanggal wisuda,
jadwal kuliah, dan sebagainya.
Kelompok
ingatan kedua adalah ingatan
irii menuntut
pencarian
kebenaran
kejadian
deklaratif.
Ingatan jenis
yang terekam.
Ingatan
semantik juga masuk dalam ingatan deklaratif ini, di mana ingatan fakta
berhubungan
dengan informasi yang perlu diketahui untuk memahami
apa isi dari ingatan
itu; misalnya,
sistem apartheid
di Afrika Selatan.
Jenis lain adalah ingatan rekolektif atau episodik, yang berisi rekaman
kejadian dan episode, seperti percakapan,
pertengkaran,
perasaan
ten-
tang suatu hal yang terjadi. Ingatan deklaratif meminta kita untuk mengetahui
apa yang sebenarnya
terjadi.?
Ingatan deklaratif juga dianggap sebagai kebutuhan
untuk memiliki identitas diri. Seseorang akan menghadapi
tidak memiliki in gat an deklaratif.
Mengingat
dasar manusia
kesulitan jika
dalam bentuk
ini akan
selalu berada dalam bentuk aktif dan dinamis. Ingatan jenis inilah yang
kit a bahas dalam tulisan ini, terutama ketika hal itu berhubungan
dengan
kon£lik yang terjadi.
7
James Mark Baldwinet et al., eds.,Dictionary of Philosophy and Psychology
copyright 1901 (Gloucester, MA: Peter Smith, 1960).
8
John Sutton, "Memory" in The Stanford Encuclopedia of PhilosophywpnihfecSLJIHGA
(SII nuner 2010 Edition)
http://plato.stanford.edu/archives/sum2010/entries/memory/.
Diakses pada 15
April 2011.
9
Lih. Penjelasan
tentang memory dalarn John Sutton, "Memory."
Volume II -
DISKURSUS,
VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
259tsrlkbaZ
MENGINGAT
DAN MELUPAKAN
Sebelum kita masuk ke apa yang dikatakan oleh teologi Kristen mengenai ingatan, penulis akan mencoba untuk menyampaikan
yang meyakinkan
kenapa mengingat
ingat masa lalu dapat mengundang
ingatan bagi korban perkosaan
argumen
menjadi hal yang penting. Mengkembalinya
rasa sakit; misalnya,
atau korban pelecehan seksual di masa
kecil. Para korban ingin semua ingatan mengenai hal tersebut dapat dihapus dari hidup mereka. Karena ketakutan
untuk melupakan
dan mengubur
ini, banyak orang memilih
dalam-dalam
luka yang dialaminya.
Ketakutan membuka luka yang sudah disimpan membuat banyak orang
memilih untuk melepaskannya.
Ingatan juga dapat membawa
seseorang
Masa lalu yang belum terselesaikan,
membuat
kita melakukan
kekerasan.
Mereka yang pernah mengalami
yang dilakukan
beberapa
belum disembuhkan,
cen-
kekerasan itu di mas a dewasa. Dalam konteks ko-
munal, ingatan yang diwariskan
depan. Kekerasan
balas dendam.
dapat kembali di mas a depan dan
kekerasan di mas a kecilnya, yang traumanya
derung mengulangi
kepada
dapat membuka konflik baru di mas a
dapat terjadi karena balas dendam
komunitas
lain terhadap
generasi sebelumnya,
komunitasnya,
atas suatu hal
bahkan
tanpa pernah mengalaminya.
ingatan sebagai korban, sebuah kelompok
kannya di mas a kini untuk melakukan
Dengan
dapat membenarkan
kekerasan
terhadap
dari
tinda-
kelompok
lain. Ini sebabnya mengingat tidak selalu menjadi langkah yang disukai
dalam menyelesaikan
konflik.
Ingatan juga selalu memiliki banyak sisi, dan sering tidak sempurna.
Cara mengingat selalu tergantung
nya, latar belakangnya,
pandangan
di mana mereka mengingatnya.
waktu, pengalaman
pada siapa yang mengingatnya,
religius dan politiknya, serta situasi
Ingatan ini juga dapat berubah karena
lain, dan emosi yang terlibat di dalamnya.'?
10 Isabel Wollaston, A War against Memanj." The Future afHolocaust
SPCK,1996).
usia-
Remembrance
(London:
260
Teologi Ingatan Sebagai Dasar Rekonsiliasi Dalam KonfLik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvuts
Karena kesulitan
dan tantangan
ini, orang lebih memilih
untuk
ini adalah
istilah 'forgive and forget." Arti dari ungkapanwpnihfecSLJIH
meng-gunakan
untuk melupakan
apa yang telah kit a maafkan." Namun dernikian, ung-
kapan ini sekarang digunakan
untuk hal lain, yaitu untuk melupakan,
dengan atau tanpa proses memaafkan.
dapat memaafkan
Tetapi, apakah betul seseorang
dan melupakan?
Memaafkan bukan melupakan, demikian juga sebaliknya. Kita tidak
dapat memaafkan hal yang sudah kita lupakan, dan kita biasanya tidak
dapat melupakan
hal yang begitu menyakitkan
meskipun
kit a sudah
memaafkannya.
Ketika kita melupakan sebuah peristiwa, kita tidak perlu
memaafkannya,
karena tidak ada hal yang diingat untuk dimaafkan.
Kita hanya dapat memaafkan hal yang kita ingat. [adi, hal pertama yang
diperlukan
dalam proses memaafkan
Ingatan
tentang
adalah mengingat.
detil dari apa yang terjadi tidak sarna dengan
ingatan tentang emosi kita. Bayangkan ketika seorang istri dilukai oleh
perkataan
suaminya. Sang istri dapat mengingat detil perkataan
nya yang menyakitinya,
atau ia dapat juga hanya mengingat
sakit yang ditimbulkannya.
Orang sering menekan
suami-
perasaan
ingatannya
untuk
melupakan kejadian yang menyakitkan. Namun demikian, yang menjadi
bahaya adalah ketika emosi berkaitan
ingat, sementara
dengan suatu kejadian tetap di-
detil kejadian sudah dilupakan.
Fransisco Budi Hardiman pernah me mba has diskursus antara mengingat dan melupakan. Dalam penjelasannya, Budi Hardiman berargurnen
bahwa sebuah kejadian adalah suatu hal di mana seseorang tidak menguasai lagi apa yang terjadi pada dirinya, di mana ia menjadi bagian
dari apa yang terjadi. Trauma adalah hasil dari kejadian negatif yang
menimpanya.
Ketika seseorang berusaha melupakan,
dang mengingat,
karena ia tidak dapat melupakan
sebenarnya
ia se-
tanpa lebih dahulu
11 Lihat permainan kata-kata memaafkan dan melupakan dalam Lewis B.Smedes, Forgive
and Forget: Healing the Hurts We Don't Deserve (New York: Harper & Row Publishers,
1984).
DISKURSUS,
VolumeyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYWUTSRPONMKJIHFDCB
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
mengingat.
Karena itu, usaha untuk melupakan
261
justru akan membawa
ingatan itu kembali.'?
Tindakan melupakan,
terhadap
melainkan
apalagi dalam hal kejahatan yang dilakukan
orang lain, tidak dianggap
bagai sebuah dukungan
Ketika sese orang melupakan
sebagai kemerosotan
nilai moral,
atas tindak kejahatan itu sendiri."
tindak kejahatan, maka ia membenarkan
kejahatan itu. Menurut Schimmel dan Wiesel, kita semua diminta untuk
menjadi
penerus
ingatan
korban
sebagai
tanda penolakan
terhadap
kejahatan yang terjadi. Karena itu, tindakan mengingat bukan saja perlu
dalam proses memaafkan, namun juga untuk memutus rantai kejahatan.
Selain itu, mengingat dan melupakan
adalah sisi koin yang berbeda.
Filosof Paul Ricoeur menulis dalam karya besarnya-Memory,
and Forgetting-bahwa
History,
bentuk paling murni dari ingatan adalah tradisi
lisan. Bentuk ingatan yang paling ash ini tergerus dalam proses penulisan."
Namun, justru karena bentuknya
dalam penyampaian
ini, maka proses lupa akan selalu ada
pesan lisan, atau dalam proses penulisan
lisan tersebut. Baginya, melupakan
akan selalu hadir dalam mengingat.
Karena itu, Ricoeur menghubungkan
memberi kebahagiaan,
pesan
tindak melupakan
ingatan yang
yaitu memaafkan:
Separately, inasmuch as they each belong to a distinct problematic: for forgetting,
the problematic of memory and faithfulness
and reconciliation
to the past, for forgiveness, guilt
with the past. Together, inasmuch as their respective
itineraries intersect at a place that is not a place and which is best indicated by
the term 'horizon': Horizon of a memory appeased, even of a happy forgetting15
12 Fransisco Budi Hardiman, "Melampaui Mengingat dan Melupakan." Sebuah makalah
dipresentasikan pada Dies Natalis Sekolah Tinggi Teologi Jakarta ke-69, September
2003, hIm. 2-3.
13 Solomon Schimmel, Wounds Not Healed by Time: The Power of Repentance and Forgiveness
(New York: Oxford University Press, 2002), pp. 48-49.
14 Paul Ricoeur, Memon;, History, Forgetting, translated by Kathleen Blamey and David
Pellauer (Chicago: The Chicago University Press, 2006). Ricoeur mengatakan halni
ini
dalam perspektif debat dua kelompok utama postrnodern. Yang pertama mengatakan
bahwa tradisi lisan adalah bahasa dalam bentuk paling sempurna yang dianut oleh
Jacques Derrida. Yang kedua, cara penyampaian pesan utama ada dalam bentuk semiotik yang digagas oleh Julia Kristeva.
15 Paul Ricoeur. Memory, History, Forgetting, p. 412.
Teologi lngatan Sebagai Oasar Rekonsiliasi Oalam Konflik (Binsar Jonathan Pakpalwn)zyxwvutsrq
262
Pertanyaan
selanjutnya,
kalau melupakan
dan mengingat
satu bagian yang sarna, apakah ada kemungkinan
Apakah
kita harus selamanya
mode melupakan.
yang dihalangi
mengingat?
untuk keluar. Seseorang
us aha menghalangi
ingatannya
Rieoeur, ada tiga
sebagai hasil dari memori
dapat secara tidak sadar ber-
sendiri. Mode kedua, melupakan
ketika ingatan yang ada padanya
adalah proses melupakan
untuk melupakan?
Menurut
Yang pertama, melupakan
adalah
sudah dimanipulasi.
yang dipaksaj
disuruh,
terjadi
Mode terakhir
dapat juga muneul
dalam bentuk legal seperti amnesti. Proses arnnesti meminta kita melupakan atau menghapuskan
kesalahan
Ada juga konsep mengenai
menyenangkan.
yang dilakukan
oleh terdakwa.
ingatan bahagia dan melupakan
Ingatan bahagia terjadi ketika kita sendiri secara sadar
ingin mengingat suatu peristiwa karena membawa kebahagiaan.
ada ingatan
yang
yang menyenangkan,
yang menyenangkan.
Melupakan
Karena
maka ada juga proses melupakan
di sini tidak dimotivasi oleh "suspicion
or by the excessive primacy accorded to phenomena of deficiency, even to the
pathology of memory."
menyenangkan
lupakan
sesuatu
l6
Kedua hal ini berjalan
paralel.
Ingatan
terjadi ketika kita memilih untuk mengingat
demi ingatan
kita juga menyebutnya
yang lebih menyenangkan;
sebagai proses melupakan
Karena ada kemungkinan
yang
dan me-
karena itu,
yang menyenangkan.
untuk proses melupakan yang menyenang-
kan ini, Ricoeur sampai pada ide memaafkan.
Menurutnya,
memaafkan
adalah sebuah proses yang dituntut oleh mengingat dan melupakan
luka
mas a lalu." Di sini, ia meminjarn teologi untuk melihat apa itu memaafkan
secara eskatologis;
hal yang sulit dilakukan
Dengan prospek memaafkan
namun
tidak mustahil."
dan eskatologi, maka siklus mengingat dan
16 Paul Ricoeur, Memory, History, Forgetting, p. 37. Ricoeur juga menyebut apa yang
dikatakan Agushnus dalam Confessions (Harmondsworth:
Penguin, 1961), Book X, p.
8: "The power of lIIemory is prodigious my God.tronmlkihfeaSMIFA
It is a vast inuneasu rable sanctuary" sebagai
ingatan yang menyenangkan.
Ingatan yang menyenangkan
dapat juga kita katakan
sebagai ingatan yang rnembuat seseorang merasa damai.
17 Paul Ricoeur, Memory, History, Forgetting, p. 457.
18 Paul Ricoeur, Memory, History, Forgetting,
p. 457.
~
I
~
DISKLlRSUS,
VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
263
melupakan
dapat dilaksanakan:tronmlkihfeaSMIFA
the wish for a happy and peaceful memory,
II
something of which 'Would be communicated in the practice of history and evenwpnihfe
in the heart of insurmountable
forgetting."
19
Dengan menyebut Hannah Arendt." Ricoeur melihat kesem-
patan proses memaafkan
kan memiliki
pengertian
uncertainties that preside over our relations to
sebagai proses yang rnernbebaskan:
efek melepaskan
hutang
"Memaaf-
dari beban kesalahan
dalarn
meletakkan fenomena hutang, sebagai sebuah warisan yang
diterima ... ini harusnya
MENGINGAT
melepaskan
DALAM
TEOLOGI
Setelah melihat penjelasan
melupakan,
sekarang
sang pelaku dari tindakannya.'?'tsrlkbaZYVUT
KRISTEN
dan hubungan
kita akan melihat apa sebenarnya
dengan teologi mengingat dalam kekristenan?
ingat dapat rnernbantu
antara mengingat
kita menyembuhkan
dan
yang disebut
Bagaimana teologi mengluka yang disebabkan
oleh
konflik?
Perintah
untuk rnengingat
sebenarnya
Kristen. Orang Kristen selalu diminta
serta kuasa penyelamatan
menjadi pusat dari teologi
untuk
rnengingat
Allah dalam hidup, kematian, dan kebangkit-
an Kristus. Liturgi adalah respons umat terhadap
juga penuh dengan perintah untuk mengingat
ingatan ini. Alkitab
karya Allah. Karena itu,
adalah baik kalau kita dapat kembali ke dasar mengingat
terutama
identitasnya,
kalau dihubungkan
dalarn teologi,
dengan konflik dan proses memaafkan."
19 Paul Ricoeur, Memory, History, Forgetting, p. 459.
20 Lih. Hannah Arendt, The Human Condition: A Study of the Central Dilemmas Facing
Modern Man (Garden City: Doubleday, 1959).
21 Paul Ricceur, Memory, History, Forgetting, p. 489.
22 Lih, Karya-karya yang menjelaskan hal ini seperti L. Gregory Jones, Embodying Forgiveness: A Theologicnl Analysis (Grand Rapids: Eerdmans, 1995); Geiko MOllerFahrenholz, The Art of Forgiveness: Theolooica! Reflections on Healing alld Reconciliation
(Geneva: wee Publications, 1997);Gregory Baurn & Harold Wells, eds., The Reconciliation of Peoples: Challenge to the Churches (Geneva & New York: wee & Orbis Books,
1997); Desmond Tutu, No Future without Forgioeness (New York: Doubleday, 1999);
Raymond G. Helmick & Rodney L Petersen, eds., Forgiveness alld Reconciliation: Religion, Public Policy, and Conftict Transjonnaiion (Pennsylvania: Templeton Foundation
Press, 2001). Para filosof juga selalu bergumul dengan permasalahan pengampunan
dan ingatan, khususnya dalam konteks komunal; lih. Donald W. Shriver [r., An Ethic
For Enemies: Forgiveness in Politics (Oxford: Oxford University Press, 1997); Martha
Te%gi Ingatan Sebagai Oasar Rekol1siliasi Oa/am Konflik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvu
264
ini menjadi penting karena mengingat
HalwpnihfecSLJIHGA
tus lingkaran
tindakan
adalah langkah untuk memu-
ingatan negatif, yaitu ingatan yang rnenyakitkan
yang tidak dapat diselesaikan.
Dalam teologi Alkitab, "ingatlah"
kan kepada
Terdapat
Israel untuk
mengingat
adalah perintah yang selalu diberiidentitasnya
sebagai
umat Allah.
akar katatsrlkbaZYVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
TJ1 (zakharlzkr) dalam bentuk
94 kali penggunaan
qal dengan Israel sebagai subjek.P Israel dirninta untuk rnengingat
karya
Allah (22 kali), Allah (17 kali), Taurat (9 kali), dosa rnereka (7 kali), dan
hari-hari
khusus
(3 kali).
Ketika kata "ingatlah"
maka yang dimaksud
digunakan
dengan "ingatlah"
dalam dunia modern, yaitu "rnemanggil
larnpau ke dalam pikiran."
dengan
Israel sebagai
adalah pengertian
digunakan
untuk
arti lain. Menurut
delapan fungsi kata mengingat
ejekan, perdebatan,
dan ancaman."
sehingga
rnereka
karya Allah." Dalarn kitab para Nabi, kata rnengingat
perlu mengingat
an, makian,
yang sudah
juga sering dihubung-
kan dengan kondisi Israel yang selalu rnernberontak,
biasanya
"rnengingat"
kernbali peristiwa
Kata kerja "ingatlah"
subjek.
Brevard
S. Childs,
ada
dalam kitab Nabi, yaitu sebagai peringatpercobaan,
Karena itu, penggunaan
nubuat
keselamatan,
kata ingatlah,
janji,
sebenarnya
me-
ngandung arti yang lebih dari sekedar arti duma modern rnengenai ingatlah.
Apa yang Israel ingat tidak sarna dengan apa yang kita paharni sebagai sejarah. Israel terikat kepada sejarahnya
dalam cara yang berbeda
dengan kita. Gerhard von Rad berkata: "Buat Israel ketertarikannya
pada pengetahuan
bukan
tentang apa yang terjadi dalam sejarah; karena dalam
Minow, Bettueen Vengeance and Forgiveness (Boston: Beacon Press, 1998);Trudy Govier,
Forgiveness and Re--uenge (New York: Routledge, 2002).
23 Brevard S. Childs, Melllory and Tradition ill Israel (London: SCM Press, 1962).Israel diterjemahkan sebagai semua urnat atau kelompok. Israel digunakan dengan pengertian
ini mulai didapati di kitab Ulangan (13 kali) dan di kitab Mazmur (17 kali). Teori
Childs yang diungkapkan pada 1962 ini kemudian juga didukung oleh penernuan
yang lebih baru oleh Joseph Blekinsopp, Treasures Old and New: Essays in the Theology of
tile Pentateuch (Grand Rapids, Michigan: Wm. B.Eerdmans Publishing Co., 2004),p. 45.
24 Lih. Mzrn. 78; 106; Yes. 63:7; Neh. 9:16 ff.
25 Brevard S. Childs, Melllory and Tradition in Israel, pp. 49-50.
DISK URs US, VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
265
sejarah, seperti yang dipastikan
Israel bertemu
oleh setiap halaman Per-janjian Lama,
dengan Allahnya."26 Sejarah Israel yang tertulis
dalam
Alkitab dapat dikatakan sebagai "hanya sebagai rekaman langsung dari
percakapan
dengan penuh semangat
selama satu millennium
makna dari sejarahnya."27 Karena itu, perintah
Israel terhubung
dengan pertemuannya
yang diingat
baru yang mengingatnya.
pengertian
bagi
adalah hidup Israel.
akan menjadi aktual bagi generasi
Peristiwa
yang sedemikian
untuk mengingat
dengan Allah, yang selalu diper-
barui dalam tiap generasi. Mengingat
Setiap peristiwa
tentang
di mas a lamp au diingat
dengan
sehingga seolah-olah peristiwa itu kembali
lagi di masa kini. von Rad berkata:
This is not just in the sense offurnishing
picture of the past events-no,
the imagination with a vivid present
it was only the communitu assembled for a
festival that by recitation and ritual brought Israel in the full sense of the world
into being: in her own person she really and truly entered into the historic
situation to which the festival in question was related."
Setiap perayaan
ritual Israel bukan hanya menjadi perayaan
akan
apa yang telah terjadi. tetapi juga merupakan perternuan kembali dengan
Allah yang telah dan sedang menyelamatkan
lalu diingat seakan-akan
semuanya
mereka. Kejadian yang
itu terjadi lagi di masa kini.
Ketika kata ingatlah dihubungkan
dengan Allah sebagai objek, maka
Israel meminta Allah untuk mengingat
perjanjian yang mereka adakan,
di mana Allah adalah Allah Israel. Ketika halwpnihfecSLJIHGA
ini dihubungkan dengan
pengakuan
dosa, maka permintaan
permohonan
untuk
cengkeraman
musuh.
menolong
"ingatlah"
mereka
kepada
dan melepaskan
Ketika Allah menjadi subjek, kata mengingat
Allah adalah
mereka
berhubungan
kesalahan Israel dan tindakan Allah dalam menghukum
dari
dengan
atau meninggal-
26 Gerhard von Rad, God at Work in Israel (Nashville: Abingdon Press, 1980), p. 13.
27 Gerhard von Rad, God at Work ill Israel, p. 13.
28 Gerhard von Rad, Old Testament Theology Volume II: The Theology of Israel's Prophetic
Traditions (Edinburgh: Oliver and Boyd, 1967), p. 104.
266
Teologi Ingatan Sebagai Dasar Rekonsiliasi Dalam Konflik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvutsrq
(Skh) juga dihubungkan dengan kesalahan Israel
kan mereka. Kata lupatronmlkihfeaSMIFA
dalam tidak mengingat perjanjiannya dengan Allah. Perjanjian Lama
adalah buku peringatan akan perjanjian Allah dan Israel yang terus diperbarui dalam ingatan yang nyata di masa kini." Ketika Allah memaafkan Israel, Ia tidak lagi mengingat dosa mereka (Yer. 31:34).Ungkapan
/I
Allah tidak lagi mengingat" tidak menunjukkan bahwa Allah sudah
melupakan kejahatan Israel, namun menunjuk pada Allah yang tidak
lagi menghukum Israel.
Dalam Perjanjian Lama, semua pengampunan dosa Israel selalu
dihubungkan dengan pengakuan dosa yang menuntut kesadaran akan
kesalahan sendiri. Israel selalu mengenali kesalahannya dan meminta
ampun atasnya. Mengingat adalah sebuah kondisi yang diperlukan
untuk memperoleh pengampunan Allah.
Kata utama yang digunakan untuk mengingat dalam Perjanjian Baru
adalah cvcuv'oir, (anamnesis). Sinonim dari kata ini adalah
Anamnesis
dibedakan dari uv'u' (ingatan) karena anamnesis dilakukan
dengan sadar." Dalam Perjanjian Baru, kata-kata uurv'oceorot,
dan
!lVELaV
uurv'oxouct
1JJtO!lV'(JL~.
EXELV
atau
JtOLEL01CH
~lV'!lOE1J£LV
memiliki arti yang dekat dengan
dan memiliki karakter yang sama dengan kata zkr dalam
bahasa Ibrani, di mana kata ingat juga berhubungan dengan sebuah
tindakan.t' Jika Allah mengingat seseorang, maka orang itu akan mem-
peroleh kasih dan berkat. Kata mengingat juga terhubung dengan aksi
perdamaian (Mat. 5:23), dan memegang teguh Firman Allah (lKor. 11:2).
29 Untuk penjelasan lebih dalam mengenai bagian ini, lih. Binsar Jonathan Pakpahan,
God Remembers: Towards n Theology cf Remembrance as a Basis of Reconciliation in Communal
Conflict (Amsterdam: Vrije University Press, 2012), pp. 96-129.
30 Lih. Johannes Behrn, ~((V((~LY'OLl;q. in Theological Dictionan] of the New Testament Volume
I, edited by Gerhard Kitteled (Grand Rapids: Wm. B.Eerdmans. 1972), p. 348. Bandingkan
denganwpnihfecSLJIHGA
J. H. Thayer, A Greek English Lexicon of the New Testament (Edinburgh: T & T
Clark, 1986), p. 40. Lihat juga Max Thurian, The Eucharistic Memorial I: The Old Testament
(London: Lutterworth Press, 1968), p. 20, di mana ia memutuskan untuk menerjemahkan
anamnesis sebagai peringatan.
31 Lih. Otto Michel, "~I.L~lY'OKO~LCXL. 'YELC!, uv'u'. ~lY·W.(. ~lY\lELOY, ~lV\lOY€OUW"
dalam
Tneologicat Dictionary of the New Testanient Volume 3, edited by Gerhard Kittel (Grand
Rapids: William B. Eerdrnans. 1979), pp. 675-683.
VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktaber 2013: 253-277
267
DISKURSUS,
Ide mengingat
yang paling utama dapat ditemukan
dalarn institusi
Perjamuan Kudus. Ekaristi adalah sebuah kejadian yang unik, yang dilakukan oleh Yesus sendiri dan yang Ia minta agar dilakukan oleh muridmurid-Nya
sebagai peringatan
akan diri-Nya.
Mengingat
kehidupan,
kematian, dan kebangkitan Yesus adalah inti dari Ekaristi. Inilah Perjanjian
Baru yang merupakan kelanjutan dari Perjanjian Lama yang telah dimiliki
Allah dan Israel. Bahkan Perjamuan
Malam-yang
dilakukan oleh Yesus bersama para murid-Nya-itu
terakhir
kalinya
sendiri bukanlah se-
buah tradisi baru, melainkan sebuah Perjamuan Paskah yang diberi makna
baru oleh Yesus. Keselamatan mas a lalu yang Allah berikan kepada Israel
diingat kembali, lalu diperbarui dalam keselamatan baru yang dilakukan
oleh Kristus. Penyelamatan Allah akan selalu diingat dalam penyelamatan
Kristus.
Peringatan
pengakuan
ini juga bukan sebuah peringatan
pasif; ada karakter
dosa dan rekonsiliasi di dalamnya. Sarna seperti Israel yang
mengakui dosanya, Perjamuan Kudus juga menuntut sebuah pengenalan
dan pengakuan
diri sebagai sarana pemeriksaan
ke meja perjamuan
tentu menuntut
(lKor.
diri sebelum kita masuk
11:28; 31). Pengakuan
dan pemeriksaan
diri
tindakan mengingat apa yang telah dilakukan sebelum
seseorang mengalami rekonsiliasi dengan Allah.
Dari penjelasan
perintah
ini kita dapat menyimpulkan
untuk mengingat-juga
yang berhubungan
bahwa ingatan
dan
dengan dosa dan
tern a utama dalam Alkitab.tsrlkbaZYVUTSRPONMLKJI
pengampunan-adalah
METZ, SCHMEMANN,
VOLF
Ada tiga orang teolog yang telah menyinggung
tentang peringatan
dalam uraian mereka: Johann Baptist Metz, seorang teolog Katolik dari
Jerman, Alexander
Schmemann,
seorang teolog Ortodoks
Rusia, dan Miroslav Volf, seorang teolog Protestan
dan dibesarkan
dari Estonia,
kelahiran
Kroasia
di Serbia. Mereka telah membahas mengenai peran pen-
ting proses mengingat
dalam teologi. Ketiga teolog ini setuju bahwa
orang Kristen tidak boleh melupakan
ingatan mereka sebagai umat allah
Teologi Ingatal1 Sebagai Oasar Rekonsiliasi Oalam KonJIik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvuts
268
dalam perayaan
Ekaristi.
Perayaan
ini adalah
pusat
dari peringatan
kita dalam tradisi Kristiani.
Metz mengatakan
menuntut
bahwa inti dari teologi berasal dari ingatan yang
kita, yang disebutnya
memory adalah memori
yang menderita
akan menentukan
dunia.F
yang meminta
dan kemudian
Ingatan
eklesiologi
ini juga dapat
dunia ini. Yang dimaksud
dangerous memory. Dangerous
sebagai
kita untuk
bertindak
sebuah
menjadi
dengan
mengingat
atasnya.
Ingatan
mereka
seperti ini
Gereja dan keterlibatannya
basis dalam
"berbahaya"
di
peran Gereja di
(dangerous) adalah
Remembering the past can let dangerous thoughts arise and established socieu]
appears to be afraid of the subversive content of these memories. Remembering
given facts, a 'way which, for a brief
is one way to become detached from thetronmlkihfeaSMIFA
/I
/I
nionient, breaks through the alll1ighty power of things as they are. Memory
summons back to mind past screams as well as past hopes."
Ingatan
dapat menjadi
bahaya
karena
dengannya
kita dapat
me-
lepaskan diri dari mas a kini dan melihat apa yang telah terjadi dan menyadari
kenapa
masa kini terjadi, dan kemudian
mengambil
langkah
untuk mas a depan. Mengingat
dapat menjadi sesuatu yang berbahaya
ketika tindakan
persepsi
bertindak
itu mengubah
kita mengenai
masa kini dan
atasnya.
Ingatan fundamental
akan penderitaan).
penderitaan,
orang Kristen adalah memoria passion is (ingatan
Melalui memoria passionis kita mengingat
kematian, dan kebangkitan
janjikan pembebasan
Kristus, dan bahwa Allah men-
dari semua penderitaan.
Karena janji Allah, kita
harus selalu memiliki harapan. Ingatan kita akan penderitaan
kita kepada
memoria resurreciionis
(ingatan
sebuah
ingatan
antisipatif:
membawa
akan kebangkitan).
menjelaskan, "Implikasi teologis ingatan kekristenan
adalah
kehidupan,
ia meminta
Metz
ten tang penderitaan
antisipasi
masa depan
32 Johann Baptist Metz, Faith in Histon] and Society: Toward a Practical Fundamental Tlieologi),
translated by David Smith (New York: The Seabury Press, 1980), p. 184.
33 Johann Baptist Metz as quoted in J. A Colombo, All Essay 011 TIle%gt) and History:
Studies ill Pannenberg, Met:, and the Frankfurt School (Atlanta, GA: American Academy
of Religion, 1990), p. 157.
DISKURSUS,
VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
269
tertentu dari rnanusia untuk menciptakan
sebuah rnasa depan di dunia
bagi yang rnenderita, tanpa harapan, tertindas, terluka dan tak berguna."34
Ingatan
akan penderitaan
akan mernbawa
Gereja sebagai kornunitas
orang percaya untuk terlibat dalarn praktik solidaritas ber-sarna rnereka
yang rnenderita.
Solidaritas
kita rnengingat
yang rnernbawa
harapan
hanya dapat rnuncul ketika
Allah. Metz rnenekankan,
Cerita-cerita mengenai pembebasan dan harapan, cerita-cerita mengenai
penderitaan dan penindasan, cerita-cerita mengenai perlawanan dan
pernberontakan, ada di pusat pengertian kekristenan mengenai Allah.
Mengingat dan bercerita adalah, karenanya, bukan hanya untuk hiburan,
melainkan sebagai bentuk dasar bahasa Kristen mengenai Allah."
Karena itu, solidaritas datang dari cerita rnengenai Allah. Cerita ini
kernudian
rnenuntut
kita untuk rnelakukan
mereka yang sedang rnenderita.
hal yang sarna terhadap
Atas dasar memoria passionis,
Kristen tidak boleh diarn atas ketidakadilan
orang
yang terjadi. Penderitaan
harus diingat justru untuk rnernbela rnereka yang rnenderita.
ini harus dilakukan dalarn
Metz percaya bahwa tugas rnengingatwpnihfecSLJIHGA
level kornunitas,
yaitu jernaat Kristen. Gereja adalah kornunitas
yang rnengingat
karena Gereja adalah "sebuah
kebebasan sosial-kritis."
"pernbawa
orang
institusi individu
ingatan yang rnengancarn
dari
(danger-
ous memory) dalam proses modernisasi," "sebuah kornunitas ingatan dan
narasi dalarn kornunitas pengikut Yesus, yang rnemfokuskan
penderitaan
orang lain, dan berbicara
rnengenai
diri pad a
sebuah Gereja yang
penuh belas kasih."36 Gereja rnernegal"lg peran penting dalarn rnengingat
penderitaan
dan akan rnendorong urnat berirnan untuk mernbawa hara-
pan kepada rnereka yang rnenderita.
34 Johann Baptist Metz, Faith in History and Society, p. 117.
35 Johann Baptist Metz and Iurgen Moltmann, Faith and Future: Essays on Theology, Solidarib],
and Modemity (Maryknoll, New York: Orbis Books, 1995), p. 52.
36 Johann Baptist Metz, The End of Time: The Provocation Talking about God, eds. Tierno
Rainer Peters and Claus Urban, trans. J. Matthew Ashley (New Jersey: Paulist Press,
2004), p. 36.
Teologi Ingatan Sebagai Dasar Rekonsiliasi Dalam Konflik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvutsrq
270
Gereja tidak boleh tuli terhadap
suara penderitaan
konteksnya, karena cerita ini dapat disandangkan
penderitaan
dengan ingatan akan
Kristus di salib. Dengan mengatakan
memberi temp at mengingat
lam komunitas.
bagi suara-suara
Kita harus memberi
suara mereka yang menderita
hal ini, Metz ingin
yang tidak terdengar
temp at untuk mengingat
da-
suara-
dalam konflik, dan justru konflik itu harus
diingat sebagai dasar mengingat
Bagaimana
yang ada di
penderitaan.
kita dapat memproses
ingatan
akan penderitaan
ini?
Tempat mengingat dalam tradisi kekristenan adalah di liturgi. Kontribusi
Alexander
Schmemann
adalah menunjukkan
sakramen
yang memiliki
aspek kornunal."
kembali Ekaristi sebagai
Ia mengajukan
kembali
sentralitas dari Ekaristi dalam teologi dan liturgi, yaitu cerita kasih dan
karya Allah di dalam Kristus. Ia menyebut fungsi ini sebagai pintu masuk
kerajaan
Allah."
dari masyarakat
Ketika hal ini terjadi,
tindakan
kita sebagai bagian
akan terjadi.
Ekaristi menghubungkan
kita dengan baptisan sebagai pintu masuk
ke dalam Gereja, dan menjadi tindakan
Sebagai konsekuensinya,
umat bersama
Ekaristi juga dihubungkan
bersama, mengikat kehidupan
dalam ibadah.
dengan sebuah aksi
setiap individu dalam perayaan sukacita.
Oleh karena itu, larangan mengikuti perayaan Ekaristi adalah penolakan
keberadaan sese orang dalam komunitas itu sendiri. Schmemann berkata,
The excommunication from the Church was the excommunication from the
eucharistic asselllbly in 'which the Chu rcn fulfilled and manifested herself as
the Body of Christ. '" This understanding of communion, asfulfilling member37 Alexander Schmemann, "Theology and Eucharist," St. Viadilllir's Seminanj Quarterly 5
(1961): 18. Ekaristi memang mendapatkan
tempat yang sangat penting dalam teologi
dan kehidupan pribadi Schmemann. Ia menulis dalam jurnal pribadi yang kemudian
diterbitkan: "TIle Eucharist reveals the Church as cominunitu= Looe for Christ, love in Christ=
as a mission totronmlkihfeaSMIFA
him each and all to Christ. TIle Church has 110 other purpose, 110 'religious life'
separate from the world. Otherwise the Church would becollle an idol.... Only this presence can
give meaning alld value to everything in life, can refer everything to that experience and make it
full." Lih. Alexander Schmernann, The [ournals of Father Alexander ScllIlIelllann1973-1983,
translated by Juliana Schmernann
catatan pada 17 Desember 1973.
38 Alexander Schmernann,
Press, 1973), p. 102.
(New York: St. Vladimir's
Seminary
Press, 2000),
For the Life of the World (New York: St Vladimir's
Seminary
DISKURSUS,
VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277wpnihfecSLJIHGA
271
ship in the Church, can be termed ecclesiological. However obscured or complicated it became later, it has never been discarded; it remains forever the essential
norm ofT raditiont"
Faktor komunal
merupakan
bagian integral dari perayaan
Sebagai pusat dari teologi, Ekaristi menawarkan
tempat
memproses
ingatan
yang penuh
Ekaristi.
kesempatan
dengan
sebagai
luka konflik,
yang
mengikat semua anggota Tubuh Kristus. Ekaristi membuka kesempatan
bagi korban dan pelaku untuk duduk bersama merayakan
perjamuan
Kristus.
Hampir sarna dengan Metz, Schmemann
juga mengatakan
bahwa
ingatan akan Kerajaan Allah datang dengan ingatan akan salib. Ingatan
kita akan misteri Kerajaan
muan. Pengalaman
Allah akan dibuka
mengingat
dalam sukacita
perja-
ini bukan hanya tentang hal yang ter-
jadi di masa lalu, melainkan juga tentang mas a depan yang akan diberikan Allah kepada kita. Faktor sukacita menjadi penting dalam ingatan
ini. Ekaristi adalah "pintu masuk Gereja ke dalarn sukacita Tuhan."40 Ia
menjelaskan,
tergantung
"sukacita ini adalah sukacita yang murni karena ia tidak
kepada hal apapun di dunia ini, dan bukan pula hadiah dari
apa yang kita miliki. Ini betul-betul
sebuah hadiah,
"charis," karunia.
Karena hadiah ini murni bentuknya, maka sukacita ini memiliki kekuatan
transformasi,
satu-satunya
kekuatan
yang mampu
mengubah
dunia
ini." 41
Dengan
menggunakan
ide Schmemann,
kita sekarang
tempat untuk mengingat dalam teologi kita, dan juga mengubah
memiliki
ingatan
itu menjadi ingatan sukacita dalam semangat komunal. Tempat mengigat
teologis ini adalah tempat di mana korban dan pelaku dapat masuk bersarna dan berbagi cerita kesengsaraan
dan sambil mengingat Kristus, dan
pad a akhirnya akan diu bah sebagai e£ek misteri Ekaristi.
39 Alexander Schmemann, "Confession and Communion." Sebuah makalah pribadi yang
dipublikasikan online di http://www.schmemann.org/byhim/
confessionand communion.html. Diakses tanggal 12 Oktober, 2009.
40 Alexander Schmemann, For the Life of the World, p. 26.
41 Alexander Schmemann, For the Life of the World, p. 55.
Teologi Ingatan Sebagai Oasar Rekonsiliasi Oalam Konjlik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvuts
272
Kekuatan,
sekaligus
kelemahan
Ekaristi yang dapat mengubah
ide Schmemann
adalah
misteri
Gereja untuk lebih aktif dalam konteks
sekitarnya. Namun, ia tidak menjelaskan bagaimana hal ini dapat terjadi
secara konkret. Bagaimana
mungkin
korban dan pelaku maju ke meja
perjarnuan yang sarna, ketika mereka bahkan tidak berbagi cerita yang
sarna mengenai konflik yang mereka hadapi? Bagaimana mungkin
reka dapat berbagi ketika perdamaian
ingatan
Bagaimana cara berbagi ingatan dari perspektif
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
jujur. Pertama,
dengannya
baik korban maupun
mengingat
dengan jujur. Ada tiga
dengan
dengan jujur adalah sebuah kegiatan so sial
lingkungan
sikapnya
di masa yang akan
di mana ia berada. Kedua, mengingat
ngan jujur dapat menjadi pelajaran
de-
agar hal yang serupa tidak terjadi
lagi di masa depan. Ketiga, hal itu diperlukan
adil terhadap
yang berbeda?
pelaku perlu mengingat
korban akan mempengaruhi
datang terhadap
mereka belum terjadi?
tersebut kita dapat meng-
gunakan ide Miroslav V
Bingkai Kurus Rcalisme Struktural Epistemik
A. Widyl7r~ol/o
Bahasa dan Kcbcnaran
John Langshaw Austin
Menurut
A. Galih Prasetuo
Hegcmoni Kerja Imaterial Scbagai Peluang
Resistcnsi Terhadap Kapitalismc Dalam
t0l101l1 ia
Perspektif AuwutsronlkjigfedcbaYWPMIGB
Binsar [onatlian
Pakpaluin
Tcologi Ingatan Sebagai Dasar Rekonsiliasi
Dalam Konflik
E. Pranmoa Duatu Ml7rtasudjita
Hubungan
Ekaristi Deegan Hidup Sehari-hari
Dalarn Teologi Sakramental
Karl Rahner
Tinjauan
Buku
Volume 12, Nomor 2, Oktober 2013
JURNAL
ISSN 1412-3878
FILSAFAT
yxwutsrponmlkjihgfedcbaYWVUTSRPONM
DAN TEOLOGI
Diskursus adalah jurnal ilmiah Filsafat dan Teologi serta Ilmu Pengetahuan yang berhubungan dengan kedua ilmu
tersebut, yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Filsafat dan Teologi, Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta.
Diskursus bertujuan memberikan dan menyampaikan sumbangan pemikiran filosofis dan teologis yang otentik,
analitis dan kritis kepada para akademisi yang berminat pada IImu Filsafat dan Ilmu Teologi.
DEWAN
REDAKSI
Ignatius L. Madya Utama
KETUA
WAKIL
KETUA
J Sudarminta
Eddy Kristiyanto, M. Sastrapratedja,
Th, A Deshi Ramadhani, Simon P.L.Tjahjadi
ANGGOTA
Thomas Hidya Tjaya
REDAKTUR
PELAKSANA
PUSAT
PENELITIAN
ALAMAT REDAKSI
& TATAUSAHA
FILSAFAT DAN TEOLOGI
Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara,
Cempaka Putih Indah 100 A, Jembatan Serong, Rawasari,
Jakarta 10520, Indonesia
Telepon
Website
Sekretaris
Bank-Account
(021) 424 71 29' Fax: (021) 422 48 66
jsd@dnetnetid;[email protected];[email protected]
www.diskursus.com
Yosephine Vera Paskariny
BeA - KCP Rawamangun, Jakarta; No.AC 094-0596211
a.n.: Ignatius L. Madya Utama I Antonius Eddy KristiyantowutsrponmlkjihgfedcbaYWUTSRPONML
--r
Diskursus terbit 2 kali setahun (April & Oktober) dan terbit untuk pertama kalinya April 2002.
lsi artikel tidak mencerminkan pandangan staf redaksi.
lsi di luar tanggungjawab Percelakan Grafika Mardi Yuana, Bogar
Volume 12, Nomor 2, Oktober 2013
ISSN 1412·3878
lTSRIFDA
JURNAL FILSAFAT DAN TEOLOGI
DAFTAR lSIwutsrponmlkjihgfedcbaYWUTSRPONMLKJIH
Bingkai Kurus Realisme Struktural Epistemik
KARLINA
SUPELLI
• • .• • • • • • .• • • • .• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • .• • • .• • • • •. • • .•
153
• • • • • ..• • • • • •
Bahasa dan Kebenaran Menurut John Langshaw Austin
A.
WIDYARSONO
• .• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •• •• ..•
• •.•• •.•• •• •• •• •• •• .•• • • • • •..•• • • • • • • •• • • • •191
• • • • • ..• .• • • • • •
Hegemoni Kerja Imaterial Sebagai Peluang Resistensi Terhadap
Autonomia
Kapitalisme Dalam PerspektifyutsrponmlkjihedaWSPMKGEDBA
A.
GALIH
PRASETYO
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •• •• •• •• •• •• •• •• •• •• •• .•
• .•• •• •• •• •• •• • • • • • • ..• .• 217
• • • • • • • • • • • ..• .
Teologi Ingatan Sebagai Dasar Rekonsiliasi Dalam Konflik
BINSAR JONATHAN
PAKPAHAN
.• • ......• .• ..• • .• ..•.•• ..•
.....•
• •• .• ..• • • .• ..• • • .• ..• • • .• ...• • • .•253
..• • •
Hubungan Ekaristi Dengan Hidup Sehari-hari Dalam Teologi
Sakramental Karl Rahner
E. PRANAWA
DHATU
MARTASUDJITA
..• • • • • • • • • • • • •.• .•.• .•• • .•
• .•.• .•• .•
• •• • • • • • • • .• ..•278
••••••••
Tinjauan Buku
302
Indeks Subjek
310
Indeks Penulis
312
Mitra Bebestari
313
Berdasarkan SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 56/DIKTI/Kep/2012 tanggal24 Juli 2012,
Terbitan Berkala Ilmiah D lSt(UKSUS ditetapkan sebagai
Terbitan Berkala IlmiahutromlkebVUTSRPONLKJIGFEDBA
TERAKREDITASI
TEOLOGIINGATANSEBAGAIDASARREKONSILIASI
DALAMKONFLIKlzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTS
P AKPAHAI'\I'
BINSAR JONATHAN
Abstrak: Dengan semakin majunya teknologi
"rnemori,"
menghadapi
ingatan-ingatan
cara baru untuk menyelesaikan
sekarang
dunia
traumaris-
nya. KecenderunganzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(trend) baru menunjukkan
bahwa mengingat, dan
bukan melupakan,
menuju
untuk
adalah langkah penting untuk menyelesaikan
rekonsiliasi
mengalami
sejati, Teologi
kesembuhan
anamnesis dalam perayaan
berbeda
membantu
yang akhirnya
Kata-kata
Kunci: Mengingat,
Alexander Schmemann
Miroslav
Innovations
membebaskan
mengatakan
bahwa
ingatan
that remembering,
in technology
and true reconciliation.
gians from different
brance can be used in a reconciliation
pahitnya.
konflik, memori, lupa,
has brought
experiences.
is an important
Christian
in the Eucharist's
backgrounds
rnilik
Kudus.
of" memory"
and not forgetting,
for healing painful memories
dari ingatan
ingatan, rekonsiliasi,
Perjarnuan
yang
dapat terjadi ketika meng-
individu
to find new ways to resolve its traumatic
us to remember
dapat terjadi
kita untuk meng-
VoH meminta
Penyembuhan
Ekaristi, kornunal,
flict resolution
dalam
dengan jujur dan ingatan tersebut dibawa menjadi
komunal.
Abstract:
mengingat
Johann Baptist Metz meminta
jujur dalam proses mengingat.
mernaafkan,
yang menyakitkan
bagaimana
ada dalam Ekaristi.
ingat dilakukan
kesempatan
Ekaristi. Tiga orang teolog dari latar belakang
ingat mereka yang menderita.
letak ingatan
menawarkan
dari ingatan
merumuskan
dalam proses rekonsiliasi.
Kristen
konflik
have helped
the world
A new trend shows
step towards
con-
theology
offers a chance
anamnesis.
Three theolo-
construct
how remem-
process. Johann Baptist Metz asks
those who suffer. Alexander
Schmemann
tells us that thetronmlkihfeaSM
*
Binsar Jonathan Pakpahan, Sekolan Tinggi Teologi, JI. Proklamasi 27, Jakarta 10320.
E-mail: [email protected].
1
Artikel ini berawal dari sebuah makalah yang pernah disampaikan
dalam Kuliah
Umum di Sekolah Tinggi Teologi, Cipanas, [awa Barat, pada 12 Februari 2013. Makalah
tersebut direvisi dan dilengkapi untuk dipublikasikan.
253
Teologi Ingatan Sebaga! Dasar Rekonsiliasi Dalam Konfl!k (B!nsar Jonathan Pakpahan)zyxwvu
254
place of memory is in the Eucharist. Miroslav Volf asks for a process of
remembering truthfully. Healing happens when we remember truthfully,
and remembrance
becomes a communal
release individuals
from his/her
memory, which in turn, will
bitter memory.
Keywords: To remember, remembrance, reconciliation, conflict, memory,
to forget, to forgive, Eucharist, communal, Eucharistic Celebration.tsrlkbaZYVUTSRP
PENDAHULUAN
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai
pahlawannya."
Pepatah ini hendak menyatakan
secara implisit bahwa bangs a menjadi
besar karena dapat menghargai
sejarahnya.
Ingatan tentang apa yang
terjadi di masa lamp au rnenjadi sebuah syarat untuk mernajukan sebuah
bangsa. Pandangan
positif ini juga diekspresikan
oleh Elie WieseL Ia
berkata,
Ingatan adalah sebuah berkat; ia menciptakan
hancurkannya,
keterikatan
antara
ikatan dari pada meng-
masa kini dan mas a lalu, antara
individu dan kelompok. Karena saya mengingat
permulaan
kita, saya
menjadi semakin dekat dengan sesama manusia. Karena saya menolak
untuk melupakan,
masa depanku.
masa depan yang lain juga sarna pentingnya
Apa jadinya mas a depan manusia
dengan
apabila kita tidak
memiliki ingatanj?
Yang luar biasa dari pernyataanwpnihfecSLJIHGA
ini adalah, Wiesel mengucapkannya
sebagai seorang eks-tahanan
kamp konsentrasi
Dunia ke-Il. Setelah kehilangan keluarganya
Jerman di mas a Perang
dan mengalami banyak pe-
ngalaman menyakitkan, ketakutan Wiesel yang terbesar justru melupakan.
Ia mau mengingat
apa yang terjadi di masa lalu sebagai jawaban atas
kebencian yang pernah ia alami. Ingatan dilihatnya sebagai sebuah hal
yang positif yang dapat membantu
generasi berikutnya
bencian masa lalu dan tidak mengulanginya
belajar dari ke-
lagi.
Wiesel adalah seorang pembela tindakan mengingat mas a lalu yang
menyakitkan
2
demi kebaikan para korban. Buatnya, ingatan membantu
Elie Wiesel,tronmlkihfeaSMIFA
Front the Kingdom of Memory: Reminiscences (New York: Schocken Books,
1995), p. 10.
DISKURSUS,
VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
255
orang untuk terhubung dengan masa lalu dan mendengar cerita mereka
yang telah menderita.
Mengingat adalah hal yang penting untuk dila-
kukan agar kita dapat belajar dari masa lalu dan supaya peristiwa serupa
ini adalah sebuah tindakan untuk metidak terulang di mas a depan. HalwpnihfecSLJIHGA
miliki identitas diri. Menurutnya
mengingat berfungsi
Untuk hidup dalam lebih dari satu dunia, untuk mencegah memudarnya
masa lalu dan berseru kepada masa depan untuk menyinari masa lalu
tersebut. Mengingat adalah untuk menyelamatkan fragmen dari keberadaan, menyelamatkan makhluk yang hilang. untuk menyinari wajahwajah dan kejadian-kejadian, untuk menyapu pasir yang menyeliputi
permukaan banyak hal, untuk memerangi kekacauan dan menolak
kematian.'
Tujuan dari mengingat masa lalu demi mengenang
ban, dan bukan untuk kepentingan
cerita para kor-
para pemenang sejarah, baru rnun-
cul pada abad yang lalu. Biasanya. cerita pemenang akan menjadi ingatan
yang tertulis." Namun dernikian, tujuan mengingat ini sekarang digugat
oleh maksud yang lain, yaitu untuk para korban. Hal ini terlihat dari berbagai monumen yang dibangun dalam 20 tahun terakhir untuk mengenang para korban, seperti peringatan ground zero setelah peristiwa WTC
di New York, peringatan born Bali, peristiwa 27 [uli, dan lain sebagainya.tsrlkbaZ
BERKEMBANGNYA
Belakangan
BUDAYA
MENGINGAT
ini, semakin banyak penelitian
sosiologi, dan filsafat yang menyatakan
yang lebih baik untuk menghadapi
pada melupakan.
di bidang
bahwa mengingat
psikologi,
adalah cara
masa Ialu yang menyakitkan
dari
Beberapa Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi di ber-
bagai negara telah ditetapkan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya
terjadi, mendengar
suara korban, dan mencoba belajar agar peris-tiwa
yang sarna tidak terjadi di masa yang akan datang. Afrika Selatan telah
mendirikan Truth. and Reconciliation Commission untuk mengetahui cerita
3
Elie Wiesel, All Rivers Run to the Sea: Memoirs Volume 1, 1928-1969 (London: Harper
Collins, 1996), p. 150.
4
Genevieve Jacques, Beyond Impunity: An Ecumenical Approach to Truth, Justice and
Reconciliation (Geneva: wec Publications, 2000), p. 29.
Te%gi IngMan Sebagai Dasar Rekonsi/iasi Da/am Konflik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvutsr
256
kekerasan yang terjadi di masa pemerintahan
apartheid. Tujuan pendirian
komisi ini adalah
Afrika Selatan
dengan
untuk
masa lalunya
bangsa. Australia
terhadap
dan maju menuju
orang Aborigin,
mas a depan
berdamai
sebagai
sebuah
26 Mei sebagai Hari Maaf Nasional
sebagai
usaha untuk
mendekatkan
mereka
ash benua tersebut. Penelitian besar juga telah dilakukan
pembantaian
pembelajaran
rakyat
telah menetapkan
dengan penduduk
setelah
membantu
orang
Yahudi
di masa
Hitler
sebagai
usaha
agar kejadian yang sama tidak terjadi lagi di masa depan.
Meskipun tujuan mengingat dalam ketiga kasuswpnihfecSLJIHGA
ini berbeda, mereka samasarna tidak mau melupakan
Perubahan
keterbukaan
hal menyakitkan
yang pernah terjadi,
(trend) untuk mengingat
kecenderungan
terjadi karena
informasi di era teknologi modern. Teknologi media modern
telah membawa
cara baru bagi kita dalam melihat konflik. Siaran lang-
sung sebuah pertempuran
sung dan disebarkan
yang sedang terjadi dapat ditampilkan
ke seluruh dunia dalam hitungan
melihat video mengenai
detik. Kita dapat
perang yang terjadi di Syria pad a 2013, catatan
Perang Dunia Kedua, atau dokumenter
terjadi pada Abad Pertengahan.
rekaan mengenai
Cerita yang tidak pernah
lam buku sejarah, yang biasanya ditulis oleh para pemenang,
melalui berbagai media independen.
Media penyimpan
keinginan
manusia
hidupnya
dalam bentuk
memori
perusahaan
[anuari
membuat
Ingatan-ingatan
pun menjadi
untuk mengabadikan
tempat
yang bersaing
2013, perusahaan
komoditas
menjual
Kingston
muncul
yang
da-
kini muncul
penting.
Ada
segala hal yang terjadi dalam
atau kejadian
penyimpanan.
perang
saling berkompetisi.
foto, video, berita, blog pribadi;
hal pribadi yang terjadi padanya
ini memerlukan
lang-
umum. Semua ingatan
Karena
media
baik tentang
itu, sekarang
penyimpanan
menyatakan
banyak
data. Pada
bahwa mereka
telah
USB flashdisk dengan memori 1 Terabita; artinya, ingatan da-
lam jumlah
1,024,000 foto berkualitas
tangan. Keinginan
untuk rrienyimpan
1 megabita
hanya
segenggam
ingatan berjalan dengan kemam-
puan menyimpannya.
Pertanyaannya,
jika ingatan-ingatan
apa sikap kita terhadap
itu menyakitkan?
ingatan-ingatan
Bagaimana
ini, apalagi
kita dapat berdamai
VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
257
DISKURSUS,
dengan ingatan yang menimbulkan
dalam berhadapan
rasa sakit? Ada dua pilihan sikap
dengan ingatan akan peristiwa yang menimbulkan
trauma seperti ini, yaitu melupakan
sering diambil
Mengapa
adalah
kita harus
atau mengingatnya.
sesuai dengan
mengingat
perkataan
sebuah
peristiwa
Pilihan yang
to forgive
and forget.
menyakitkan
jika
ingatan itu hanya akan membawa duka? Lalu bagaimana dengan kecenderungan
(trend) dunia yang ingin mengingat untuk kepentingan
para
ini akan melihat bagaimana teologi Kristen dapat memkorban? TulisanwpnihfecSLJIHGA
beri sumbangan
untuk menghadapi
ingatan traumatis mas a lalu sebagai
akibat dari konflik.tsrlkbaZYVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
APA lTV MENGINGAT?
Banyak penelitian interdisipliner
telah dilakukan untuk menganalisis
memori. Dalam bahasa Indonesia, mengingat berasal dari kata "ingat"
yang berarti "berada
pikiran;
menaruh
dalam pikiran; tidak lupa: timbul kembali dalam
perhatian;
mempertimbangkan
memikirkan
(memikirkan
hendak.?" Kata "mengingat"
akan; hati-hati:
berwaswas;
nasib dan sebagainya);
cak berniat;
dalam bahasa Indonesia merniliki arti yang
lebih luas apabila kita bandingkan dengan kata" to remember" dari bahasa
Inggris. Kata "to remember" berarti "menjaga dalam ingatan, tidak melupakan,
dan membawa
kembali ke pikiran kita.?" Bahasa Indonesia
menunjuk bahwa mengingat bukan hanya ketika kita memanggil sesuatu
untuk kembali dalam pikiran, namun juga menyangkut
hal yang berhubungan
dengan
aksi di masa yang akan datang
itu, Dictionary
timbangan).
Sementara
menjelaskan
kata "to remember"
peringatan
of Philosophy
dan
(per-
and Psychology
(bahasa Latin: Re+ memiri) sebagai "to
be mindful in thought; to exercise memorf."?
[adi menurut
arti katanya,
mengingat adalah sebuah tindakan untuk memanggil kembali peristiwa
yang terjadi di masa lampau ke dalam pikiran kita masa kim.
5
Dalam hal ini kita akan menggunakan kata "mengingat" dan bukan "rnengenang."
karena "mengenang" berarti "membangkitkan kembali di ingatan." Lihat KBBIOnline.
Diakses pada 8 Februari 2013.
6 H.W. Fowler et al., eds., T71eConcise Oxford Dictionary of Current English 9th edition
(New York: Clarendon Press, 1995).
Teologi Ingatan Sebagai Dasal"Rekonsiliasi Dalam Konflik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvutsr
258
Dalam kajian filosofis, kata "mengingat"
dalam dari pada penjelasan
10sophyB memperlihatkan
Stanford
leksikalnya.
Encyclopedia
of Phi-
bahwa proses mengingat berkaitan erat dengan
jenis ingatan yang hendak diperolehnya.
dua kelompok
memiliki arti yang lebih
Ingatan sendiri dibagi menjadi
besar. Kelompok ingatan pertama
deklaratif. Memori jenis ini tidak memerlukan
salnya ingatan memainkan
instrumen
adalah ingatan non-
pencarian kebenaran, mi-
musik, menyetir, berbicara.
Ke-
mampuan mengingat fakta mengenai suatu hal juga masuk dalam jenis
ingatan proposional ini, misalnya ulang tahun sese orang, tanggal wisuda,
jadwal kuliah, dan sebagainya.
Kelompok
ingatan kedua adalah ingatan
irii menuntut
pencarian
kebenaran
kejadian
deklaratif.
Ingatan jenis
yang terekam.
Ingatan
semantik juga masuk dalam ingatan deklaratif ini, di mana ingatan fakta
berhubungan
dengan informasi yang perlu diketahui untuk memahami
apa isi dari ingatan
itu; misalnya,
sistem apartheid
di Afrika Selatan.
Jenis lain adalah ingatan rekolektif atau episodik, yang berisi rekaman
kejadian dan episode, seperti percakapan,
pertengkaran,
perasaan
ten-
tang suatu hal yang terjadi. Ingatan deklaratif meminta kita untuk mengetahui
apa yang sebenarnya
terjadi.?
Ingatan deklaratif juga dianggap sebagai kebutuhan
untuk memiliki identitas diri. Seseorang akan menghadapi
tidak memiliki in gat an deklaratif.
Mengingat
dasar manusia
kesulitan jika
dalam bentuk
ini akan
selalu berada dalam bentuk aktif dan dinamis. Ingatan jenis inilah yang
kit a bahas dalam tulisan ini, terutama ketika hal itu berhubungan
dengan
kon£lik yang terjadi.
7
James Mark Baldwinet et al., eds.,Dictionary of Philosophy and Psychology
copyright 1901 (Gloucester, MA: Peter Smith, 1960).
8
John Sutton, "Memory" in The Stanford Encuclopedia of PhilosophywpnihfecSLJIHGA
(SII nuner 2010 Edition)
http://plato.stanford.edu/archives/sum2010/entries/memory/.
Diakses pada 15
April 2011.
9
Lih. Penjelasan
tentang memory dalarn John Sutton, "Memory."
Volume II -
DISKURSUS,
VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
259tsrlkbaZ
MENGINGAT
DAN MELUPAKAN
Sebelum kita masuk ke apa yang dikatakan oleh teologi Kristen mengenai ingatan, penulis akan mencoba untuk menyampaikan
yang meyakinkan
kenapa mengingat
ingat masa lalu dapat mengundang
ingatan bagi korban perkosaan
argumen
menjadi hal yang penting. Mengkembalinya
rasa sakit; misalnya,
atau korban pelecehan seksual di masa
kecil. Para korban ingin semua ingatan mengenai hal tersebut dapat dihapus dari hidup mereka. Karena ketakutan
untuk melupakan
dan mengubur
ini, banyak orang memilih
dalam-dalam
luka yang dialaminya.
Ketakutan membuka luka yang sudah disimpan membuat banyak orang
memilih untuk melepaskannya.
Ingatan juga dapat membawa
seseorang
Masa lalu yang belum terselesaikan,
membuat
kita melakukan
kekerasan.
Mereka yang pernah mengalami
yang dilakukan
beberapa
belum disembuhkan,
cen-
kekerasan itu di mas a dewasa. Dalam konteks ko-
munal, ingatan yang diwariskan
depan. Kekerasan
balas dendam.
dapat kembali di mas a depan dan
kekerasan di mas a kecilnya, yang traumanya
derung mengulangi
kepada
dapat membuka konflik baru di mas a
dapat terjadi karena balas dendam
komunitas
lain terhadap
generasi sebelumnya,
komunitasnya,
atas suatu hal
bahkan
tanpa pernah mengalaminya.
ingatan sebagai korban, sebuah kelompok
kannya di mas a kini untuk melakukan
Dengan
dapat membenarkan
kekerasan
terhadap
dari
tinda-
kelompok
lain. Ini sebabnya mengingat tidak selalu menjadi langkah yang disukai
dalam menyelesaikan
konflik.
Ingatan juga selalu memiliki banyak sisi, dan sering tidak sempurna.
Cara mengingat selalu tergantung
nya, latar belakangnya,
pandangan
di mana mereka mengingatnya.
waktu, pengalaman
pada siapa yang mengingatnya,
religius dan politiknya, serta situasi
Ingatan ini juga dapat berubah karena
lain, dan emosi yang terlibat di dalamnya.'?
10 Isabel Wollaston, A War against Memanj." The Future afHolocaust
SPCK,1996).
usia-
Remembrance
(London:
260
Teologi Ingatan Sebagai Dasar Rekonsiliasi Dalam KonfLik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvuts
Karena kesulitan
dan tantangan
ini, orang lebih memilih
untuk
ini adalah
istilah 'forgive and forget." Arti dari ungkapanwpnihfecSLJIH
meng-gunakan
untuk melupakan
apa yang telah kit a maafkan." Namun dernikian, ung-
kapan ini sekarang digunakan
untuk hal lain, yaitu untuk melupakan,
dengan atau tanpa proses memaafkan.
dapat memaafkan
Tetapi, apakah betul seseorang
dan melupakan?
Memaafkan bukan melupakan, demikian juga sebaliknya. Kita tidak
dapat memaafkan hal yang sudah kita lupakan, dan kita biasanya tidak
dapat melupakan
hal yang begitu menyakitkan
meskipun
kit a sudah
memaafkannya.
Ketika kita melupakan sebuah peristiwa, kita tidak perlu
memaafkannya,
karena tidak ada hal yang diingat untuk dimaafkan.
Kita hanya dapat memaafkan hal yang kita ingat. [adi, hal pertama yang
diperlukan
dalam proses memaafkan
Ingatan
tentang
adalah mengingat.
detil dari apa yang terjadi tidak sarna dengan
ingatan tentang emosi kita. Bayangkan ketika seorang istri dilukai oleh
perkataan
suaminya. Sang istri dapat mengingat detil perkataan
nya yang menyakitinya,
atau ia dapat juga hanya mengingat
sakit yang ditimbulkannya.
Orang sering menekan
suami-
perasaan
ingatannya
untuk
melupakan kejadian yang menyakitkan. Namun demikian, yang menjadi
bahaya adalah ketika emosi berkaitan
ingat, sementara
dengan suatu kejadian tetap di-
detil kejadian sudah dilupakan.
Fransisco Budi Hardiman pernah me mba has diskursus antara mengingat dan melupakan. Dalam penjelasannya, Budi Hardiman berargurnen
bahwa sebuah kejadian adalah suatu hal di mana seseorang tidak menguasai lagi apa yang terjadi pada dirinya, di mana ia menjadi bagian
dari apa yang terjadi. Trauma adalah hasil dari kejadian negatif yang
menimpanya.
Ketika seseorang berusaha melupakan,
dang mengingat,
karena ia tidak dapat melupakan
sebenarnya
ia se-
tanpa lebih dahulu
11 Lihat permainan kata-kata memaafkan dan melupakan dalam Lewis B.Smedes, Forgive
and Forget: Healing the Hurts We Don't Deserve (New York: Harper & Row Publishers,
1984).
DISKURSUS,
VolumeyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYWUTSRPONMKJIHFDCB
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
mengingat.
Karena itu, usaha untuk melupakan
261
justru akan membawa
ingatan itu kembali.'?
Tindakan melupakan,
terhadap
melainkan
apalagi dalam hal kejahatan yang dilakukan
orang lain, tidak dianggap
bagai sebuah dukungan
Ketika sese orang melupakan
sebagai kemerosotan
nilai moral,
atas tindak kejahatan itu sendiri."
tindak kejahatan, maka ia membenarkan
kejahatan itu. Menurut Schimmel dan Wiesel, kita semua diminta untuk
menjadi
penerus
ingatan
korban
sebagai
tanda penolakan
terhadap
kejahatan yang terjadi. Karena itu, tindakan mengingat bukan saja perlu
dalam proses memaafkan, namun juga untuk memutus rantai kejahatan.
Selain itu, mengingat dan melupakan
adalah sisi koin yang berbeda.
Filosof Paul Ricoeur menulis dalam karya besarnya-Memory,
and Forgetting-bahwa
History,
bentuk paling murni dari ingatan adalah tradisi
lisan. Bentuk ingatan yang paling ash ini tergerus dalam proses penulisan."
Namun, justru karena bentuknya
dalam penyampaian
ini, maka proses lupa akan selalu ada
pesan lisan, atau dalam proses penulisan
lisan tersebut. Baginya, melupakan
akan selalu hadir dalam mengingat.
Karena itu, Ricoeur menghubungkan
memberi kebahagiaan,
pesan
tindak melupakan
ingatan yang
yaitu memaafkan:
Separately, inasmuch as they each belong to a distinct problematic: for forgetting,
the problematic of memory and faithfulness
and reconciliation
to the past, for forgiveness, guilt
with the past. Together, inasmuch as their respective
itineraries intersect at a place that is not a place and which is best indicated by
the term 'horizon': Horizon of a memory appeased, even of a happy forgetting15
12 Fransisco Budi Hardiman, "Melampaui Mengingat dan Melupakan." Sebuah makalah
dipresentasikan pada Dies Natalis Sekolah Tinggi Teologi Jakarta ke-69, September
2003, hIm. 2-3.
13 Solomon Schimmel, Wounds Not Healed by Time: The Power of Repentance and Forgiveness
(New York: Oxford University Press, 2002), pp. 48-49.
14 Paul Ricoeur, Memon;, History, Forgetting, translated by Kathleen Blamey and David
Pellauer (Chicago: The Chicago University Press, 2006). Ricoeur mengatakan halni
ini
dalam perspektif debat dua kelompok utama postrnodern. Yang pertama mengatakan
bahwa tradisi lisan adalah bahasa dalam bentuk paling sempurna yang dianut oleh
Jacques Derrida. Yang kedua, cara penyampaian pesan utama ada dalam bentuk semiotik yang digagas oleh Julia Kristeva.
15 Paul Ricoeur. Memory, History, Forgetting, p. 412.
Teologi lngatan Sebagai Oasar Rekonsiliasi Oalam Konflik (Binsar Jonathan Pakpalwn)zyxwvutsrq
262
Pertanyaan
selanjutnya,
kalau melupakan
dan mengingat
satu bagian yang sarna, apakah ada kemungkinan
Apakah
kita harus selamanya
mode melupakan.
yang dihalangi
mengingat?
untuk keluar. Seseorang
us aha menghalangi
ingatannya
Rieoeur, ada tiga
sebagai hasil dari memori
dapat secara tidak sadar ber-
sendiri. Mode kedua, melupakan
ketika ingatan yang ada padanya
adalah proses melupakan
untuk melupakan?
Menurut
Yang pertama, melupakan
adalah
sudah dimanipulasi.
yang dipaksaj
disuruh,
terjadi
Mode terakhir
dapat juga muneul
dalam bentuk legal seperti amnesti. Proses arnnesti meminta kita melupakan atau menghapuskan
kesalahan
Ada juga konsep mengenai
menyenangkan.
yang dilakukan
oleh terdakwa.
ingatan bahagia dan melupakan
Ingatan bahagia terjadi ketika kita sendiri secara sadar
ingin mengingat suatu peristiwa karena membawa kebahagiaan.
ada ingatan
yang
yang menyenangkan,
yang menyenangkan.
Melupakan
Karena
maka ada juga proses melupakan
di sini tidak dimotivasi oleh "suspicion
or by the excessive primacy accorded to phenomena of deficiency, even to the
pathology of memory."
menyenangkan
lupakan
sesuatu
l6
Kedua hal ini berjalan
paralel.
Ingatan
terjadi ketika kita memilih untuk mengingat
demi ingatan
kita juga menyebutnya
yang lebih menyenangkan;
sebagai proses melupakan
Karena ada kemungkinan
yang
dan me-
karena itu,
yang menyenangkan.
untuk proses melupakan yang menyenang-
kan ini, Ricoeur sampai pada ide memaafkan.
Menurutnya,
memaafkan
adalah sebuah proses yang dituntut oleh mengingat dan melupakan
luka
mas a lalu." Di sini, ia meminjarn teologi untuk melihat apa itu memaafkan
secara eskatologis;
hal yang sulit dilakukan
Dengan prospek memaafkan
namun
tidak mustahil."
dan eskatologi, maka siklus mengingat dan
16 Paul Ricoeur, Memory, History, Forgetting, p. 37. Ricoeur juga menyebut apa yang
dikatakan Agushnus dalam Confessions (Harmondsworth:
Penguin, 1961), Book X, p.
8: "The power of lIIemory is prodigious my God.tronmlkihfeaSMIFA
It is a vast inuneasu rable sanctuary" sebagai
ingatan yang menyenangkan.
Ingatan yang menyenangkan
dapat juga kita katakan
sebagai ingatan yang rnembuat seseorang merasa damai.
17 Paul Ricoeur, Memory, History, Forgetting, p. 457.
18 Paul Ricoeur, Memory, History, Forgetting,
p. 457.
~
I
~
DISKLlRSUS,
VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
263
melupakan
dapat dilaksanakan:tronmlkihfeaSMIFA
the wish for a happy and peaceful memory,
II
something of which 'Would be communicated in the practice of history and evenwpnihfe
in the heart of insurmountable
forgetting."
19
Dengan menyebut Hannah Arendt." Ricoeur melihat kesem-
patan proses memaafkan
kan memiliki
pengertian
uncertainties that preside over our relations to
sebagai proses yang rnernbebaskan:
efek melepaskan
hutang
"Memaaf-
dari beban kesalahan
dalarn
meletakkan fenomena hutang, sebagai sebuah warisan yang
diterima ... ini harusnya
MENGINGAT
melepaskan
DALAM
TEOLOGI
Setelah melihat penjelasan
melupakan,
sekarang
sang pelaku dari tindakannya.'?'tsrlkbaZYVUT
KRISTEN
dan hubungan
kita akan melihat apa sebenarnya
dengan teologi mengingat dalam kekristenan?
ingat dapat rnernbantu
antara mengingat
kita menyembuhkan
dan
yang disebut
Bagaimana teologi mengluka yang disebabkan
oleh
konflik?
Perintah
untuk rnengingat
sebenarnya
Kristen. Orang Kristen selalu diminta
serta kuasa penyelamatan
menjadi pusat dari teologi
untuk
rnengingat
Allah dalam hidup, kematian, dan kebangkit-
an Kristus. Liturgi adalah respons umat terhadap
juga penuh dengan perintah untuk mengingat
ingatan ini. Alkitab
karya Allah. Karena itu,
adalah baik kalau kita dapat kembali ke dasar mengingat
terutama
identitasnya,
kalau dihubungkan
dalarn teologi,
dengan konflik dan proses memaafkan."
19 Paul Ricoeur, Memory, History, Forgetting, p. 459.
20 Lih. Hannah Arendt, The Human Condition: A Study of the Central Dilemmas Facing
Modern Man (Garden City: Doubleday, 1959).
21 Paul Ricceur, Memory, History, Forgetting, p. 489.
22 Lih, Karya-karya yang menjelaskan hal ini seperti L. Gregory Jones, Embodying Forgiveness: A Theologicnl Analysis (Grand Rapids: Eerdmans, 1995); Geiko MOllerFahrenholz, The Art of Forgiveness: Theolooica! Reflections on Healing alld Reconciliation
(Geneva: wee Publications, 1997);Gregory Baurn & Harold Wells, eds., The Reconciliation of Peoples: Challenge to the Churches (Geneva & New York: wee & Orbis Books,
1997); Desmond Tutu, No Future without Forgioeness (New York: Doubleday, 1999);
Raymond G. Helmick & Rodney L Petersen, eds., Forgiveness alld Reconciliation: Religion, Public Policy, and Conftict Transjonnaiion (Pennsylvania: Templeton Foundation
Press, 2001). Para filosof juga selalu bergumul dengan permasalahan pengampunan
dan ingatan, khususnya dalam konteks komunal; lih. Donald W. Shriver [r., An Ethic
For Enemies: Forgiveness in Politics (Oxford: Oxford University Press, 1997); Martha
Te%gi Ingatan Sebagai Oasar Rekol1siliasi Oa/am Konflik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvu
264
ini menjadi penting karena mengingat
HalwpnihfecSLJIHGA
tus lingkaran
tindakan
adalah langkah untuk memu-
ingatan negatif, yaitu ingatan yang rnenyakitkan
yang tidak dapat diselesaikan.
Dalam teologi Alkitab, "ingatlah"
kan kepada
Terdapat
Israel untuk
mengingat
adalah perintah yang selalu diberiidentitasnya
sebagai
umat Allah.
akar katatsrlkbaZYVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
TJ1 (zakharlzkr) dalam bentuk
94 kali penggunaan
qal dengan Israel sebagai subjek.P Israel dirninta untuk rnengingat
karya
Allah (22 kali), Allah (17 kali), Taurat (9 kali), dosa rnereka (7 kali), dan
hari-hari
khusus
(3 kali).
Ketika kata "ingatlah"
maka yang dimaksud
digunakan
dengan "ingatlah"
dalam dunia modern, yaitu "rnemanggil
larnpau ke dalam pikiran."
dengan
Israel sebagai
adalah pengertian
digunakan
untuk
arti lain. Menurut
delapan fungsi kata mengingat
ejekan, perdebatan,
dan ancaman."
sehingga
rnereka
karya Allah." Dalarn kitab para Nabi, kata rnengingat
perlu mengingat
an, makian,
yang sudah
juga sering dihubung-
kan dengan kondisi Israel yang selalu rnernberontak,
biasanya
"rnengingat"
kernbali peristiwa
Kata kerja "ingatlah"
subjek.
Brevard
S. Childs,
ada
dalam kitab Nabi, yaitu sebagai peringatpercobaan,
Karena itu, penggunaan
nubuat
keselamatan,
kata ingatlah,
janji,
sebenarnya
me-
ngandung arti yang lebih dari sekedar arti duma modern rnengenai ingatlah.
Apa yang Israel ingat tidak sarna dengan apa yang kita paharni sebagai sejarah. Israel terikat kepada sejarahnya
dalam cara yang berbeda
dengan kita. Gerhard von Rad berkata: "Buat Israel ketertarikannya
pada pengetahuan
bukan
tentang apa yang terjadi dalam sejarah; karena dalam
Minow, Bettueen Vengeance and Forgiveness (Boston: Beacon Press, 1998);Trudy Govier,
Forgiveness and Re--uenge (New York: Routledge, 2002).
23 Brevard S. Childs, Melllory and Tradition ill Israel (London: SCM Press, 1962).Israel diterjemahkan sebagai semua urnat atau kelompok. Israel digunakan dengan pengertian
ini mulai didapati di kitab Ulangan (13 kali) dan di kitab Mazmur (17 kali). Teori
Childs yang diungkapkan pada 1962 ini kemudian juga didukung oleh penernuan
yang lebih baru oleh Joseph Blekinsopp, Treasures Old and New: Essays in the Theology of
tile Pentateuch (Grand Rapids, Michigan: Wm. B.Eerdmans Publishing Co., 2004),p. 45.
24 Lih. Mzrn. 78; 106; Yes. 63:7; Neh. 9:16 ff.
25 Brevard S. Childs, Melllory and Tradition in Israel, pp. 49-50.
DISK URs US, VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
265
sejarah, seperti yang dipastikan
Israel bertemu
oleh setiap halaman Per-janjian Lama,
dengan Allahnya."26 Sejarah Israel yang tertulis
dalam
Alkitab dapat dikatakan sebagai "hanya sebagai rekaman langsung dari
percakapan
dengan penuh semangat
selama satu millennium
makna dari sejarahnya."27 Karena itu, perintah
Israel terhubung
dengan pertemuannya
yang diingat
baru yang mengingatnya.
pengertian
bagi
adalah hidup Israel.
akan menjadi aktual bagi generasi
Peristiwa
yang sedemikian
untuk mengingat
dengan Allah, yang selalu diper-
barui dalam tiap generasi. Mengingat
Setiap peristiwa
tentang
di mas a lamp au diingat
dengan
sehingga seolah-olah peristiwa itu kembali
lagi di masa kini. von Rad berkata:
This is not just in the sense offurnishing
picture of the past events-no,
the imagination with a vivid present
it was only the communitu assembled for a
festival that by recitation and ritual brought Israel in the full sense of the world
into being: in her own person she really and truly entered into the historic
situation to which the festival in question was related."
Setiap perayaan
ritual Israel bukan hanya menjadi perayaan
akan
apa yang telah terjadi. tetapi juga merupakan perternuan kembali dengan
Allah yang telah dan sedang menyelamatkan
lalu diingat seakan-akan
semuanya
mereka. Kejadian yang
itu terjadi lagi di masa kini.
Ketika kata ingatlah dihubungkan
dengan Allah sebagai objek, maka
Israel meminta Allah untuk mengingat
perjanjian yang mereka adakan,
di mana Allah adalah Allah Israel. Ketika halwpnihfecSLJIHGA
ini dihubungkan dengan
pengakuan
dosa, maka permintaan
permohonan
untuk
cengkeraman
musuh.
menolong
"ingatlah"
mereka
kepada
dan melepaskan
Ketika Allah menjadi subjek, kata mengingat
Allah adalah
mereka
berhubungan
kesalahan Israel dan tindakan Allah dalam menghukum
dari
dengan
atau meninggal-
26 Gerhard von Rad, God at Work in Israel (Nashville: Abingdon Press, 1980), p. 13.
27 Gerhard von Rad, God at Work ill Israel, p. 13.
28 Gerhard von Rad, Old Testament Theology Volume II: The Theology of Israel's Prophetic
Traditions (Edinburgh: Oliver and Boyd, 1967), p. 104.
266
Teologi Ingatan Sebagai Dasar Rekonsiliasi Dalam Konflik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvutsrq
(Skh) juga dihubungkan dengan kesalahan Israel
kan mereka. Kata lupatronmlkihfeaSMIFA
dalam tidak mengingat perjanjiannya dengan Allah. Perjanjian Lama
adalah buku peringatan akan perjanjian Allah dan Israel yang terus diperbarui dalam ingatan yang nyata di masa kini." Ketika Allah memaafkan Israel, Ia tidak lagi mengingat dosa mereka (Yer. 31:34).Ungkapan
/I
Allah tidak lagi mengingat" tidak menunjukkan bahwa Allah sudah
melupakan kejahatan Israel, namun menunjuk pada Allah yang tidak
lagi menghukum Israel.
Dalam Perjanjian Lama, semua pengampunan dosa Israel selalu
dihubungkan dengan pengakuan dosa yang menuntut kesadaran akan
kesalahan sendiri. Israel selalu mengenali kesalahannya dan meminta
ampun atasnya. Mengingat adalah sebuah kondisi yang diperlukan
untuk memperoleh pengampunan Allah.
Kata utama yang digunakan untuk mengingat dalam Perjanjian Baru
adalah cvcuv'oir, (anamnesis). Sinonim dari kata ini adalah
Anamnesis
dibedakan dari uv'u' (ingatan) karena anamnesis dilakukan
dengan sadar." Dalam Perjanjian Baru, kata-kata uurv'oceorot,
dan
!lVELaV
uurv'oxouct
1JJtO!lV'(JL~.
EXELV
atau
JtOLEL01CH
~lV'!lOE1J£LV
memiliki arti yang dekat dengan
dan memiliki karakter yang sama dengan kata zkr dalam
bahasa Ibrani, di mana kata ingat juga berhubungan dengan sebuah
tindakan.t' Jika Allah mengingat seseorang, maka orang itu akan mem-
peroleh kasih dan berkat. Kata mengingat juga terhubung dengan aksi
perdamaian (Mat. 5:23), dan memegang teguh Firman Allah (lKor. 11:2).
29 Untuk penjelasan lebih dalam mengenai bagian ini, lih. Binsar Jonathan Pakpahan,
God Remembers: Towards n Theology cf Remembrance as a Basis of Reconciliation in Communal
Conflict (Amsterdam: Vrije University Press, 2012), pp. 96-129.
30 Lih. Johannes Behrn, ~((V((~LY'OLl;q. in Theological Dictionan] of the New Testament Volume
I, edited by Gerhard Kitteled (Grand Rapids: Wm. B.Eerdmans. 1972), p. 348. Bandingkan
denganwpnihfecSLJIHGA
J. H. Thayer, A Greek English Lexicon of the New Testament (Edinburgh: T & T
Clark, 1986), p. 40. Lihat juga Max Thurian, The Eucharistic Memorial I: The Old Testament
(London: Lutterworth Press, 1968), p. 20, di mana ia memutuskan untuk menerjemahkan
anamnesis sebagai peringatan.
31 Lih. Otto Michel, "~I.L~lY'OKO~LCXL. 'YELC!, uv'u'. ~lY·W.(. ~lY\lELOY, ~lV\lOY€OUW"
dalam
Tneologicat Dictionary of the New Testanient Volume 3, edited by Gerhard Kittel (Grand
Rapids: William B. Eerdrnans. 1979), pp. 675-683.
VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktaber 2013: 253-277
267
DISKURSUS,
Ide mengingat
yang paling utama dapat ditemukan
dalarn institusi
Perjamuan Kudus. Ekaristi adalah sebuah kejadian yang unik, yang dilakukan oleh Yesus sendiri dan yang Ia minta agar dilakukan oleh muridmurid-Nya
sebagai peringatan
akan diri-Nya.
Mengingat
kehidupan,
kematian, dan kebangkitan Yesus adalah inti dari Ekaristi. Inilah Perjanjian
Baru yang merupakan kelanjutan dari Perjanjian Lama yang telah dimiliki
Allah dan Israel. Bahkan Perjamuan
Malam-yang
dilakukan oleh Yesus bersama para murid-Nya-itu
terakhir
kalinya
sendiri bukanlah se-
buah tradisi baru, melainkan sebuah Perjamuan Paskah yang diberi makna
baru oleh Yesus. Keselamatan mas a lalu yang Allah berikan kepada Israel
diingat kembali, lalu diperbarui dalam keselamatan baru yang dilakukan
oleh Kristus. Penyelamatan Allah akan selalu diingat dalam penyelamatan
Kristus.
Peringatan
pengakuan
ini juga bukan sebuah peringatan
pasif; ada karakter
dosa dan rekonsiliasi di dalamnya. Sarna seperti Israel yang
mengakui dosanya, Perjamuan Kudus juga menuntut sebuah pengenalan
dan pengakuan
diri sebagai sarana pemeriksaan
ke meja perjamuan
tentu menuntut
(lKor.
diri sebelum kita masuk
11:28; 31). Pengakuan
dan pemeriksaan
diri
tindakan mengingat apa yang telah dilakukan sebelum
seseorang mengalami rekonsiliasi dengan Allah.
Dari penjelasan
perintah
ini kita dapat menyimpulkan
untuk mengingat-juga
yang berhubungan
bahwa ingatan
dan
dengan dosa dan
tern a utama dalam Alkitab.tsrlkbaZYVUTSRPONMLKJI
pengampunan-adalah
METZ, SCHMEMANN,
VOLF
Ada tiga orang teolog yang telah menyinggung
tentang peringatan
dalam uraian mereka: Johann Baptist Metz, seorang teolog Katolik dari
Jerman, Alexander
Schmemann,
seorang teolog Ortodoks
Rusia, dan Miroslav Volf, seorang teolog Protestan
dan dibesarkan
dari Estonia,
kelahiran
Kroasia
di Serbia. Mereka telah membahas mengenai peran pen-
ting proses mengingat
dalam teologi. Ketiga teolog ini setuju bahwa
orang Kristen tidak boleh melupakan
ingatan mereka sebagai umat allah
Teologi Ingatal1 Sebagai Oasar Rekonsiliasi Oalam KonJIik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvuts
268
dalam perayaan
Ekaristi.
Perayaan
ini adalah
pusat
dari peringatan
kita dalam tradisi Kristiani.
Metz mengatakan
menuntut
bahwa inti dari teologi berasal dari ingatan yang
kita, yang disebutnya
memory adalah memori
yang menderita
akan menentukan
dunia.F
yang meminta
dan kemudian
Ingatan
eklesiologi
ini juga dapat
dunia ini. Yang dimaksud
dangerous memory. Dangerous
sebagai
kita untuk
bertindak
sebuah
menjadi
dengan
mengingat
atasnya.
Ingatan
mereka
seperti ini
Gereja dan keterlibatannya
basis dalam
"berbahaya"
di
peran Gereja di
(dangerous) adalah
Remembering the past can let dangerous thoughts arise and established socieu]
appears to be afraid of the subversive content of these memories. Remembering
given facts, a 'way which, for a brief
is one way to become detached from thetronmlkihfeaSMIFA
/I
/I
nionient, breaks through the alll1ighty power of things as they are. Memory
summons back to mind past screams as well as past hopes."
Ingatan
dapat menjadi
bahaya
karena
dengannya
kita dapat
me-
lepaskan diri dari mas a kini dan melihat apa yang telah terjadi dan menyadari
kenapa
masa kini terjadi, dan kemudian
mengambil
langkah
untuk mas a depan. Mengingat
dapat menjadi sesuatu yang berbahaya
ketika tindakan
persepsi
bertindak
itu mengubah
kita mengenai
masa kini dan
atasnya.
Ingatan fundamental
akan penderitaan).
penderitaan,
orang Kristen adalah memoria passion is (ingatan
Melalui memoria passionis kita mengingat
kematian, dan kebangkitan
janjikan pembebasan
Kristus, dan bahwa Allah men-
dari semua penderitaan.
Karena janji Allah, kita
harus selalu memiliki harapan. Ingatan kita akan penderitaan
kita kepada
memoria resurreciionis
(ingatan
sebuah
ingatan
antisipatif:
membawa
akan kebangkitan).
menjelaskan, "Implikasi teologis ingatan kekristenan
adalah
kehidupan,
ia meminta
Metz
ten tang penderitaan
antisipasi
masa depan
32 Johann Baptist Metz, Faith in Histon] and Society: Toward a Practical Fundamental Tlieologi),
translated by David Smith (New York: The Seabury Press, 1980), p. 184.
33 Johann Baptist Metz as quoted in J. A Colombo, All Essay 011 TIle%gt) and History:
Studies ill Pannenberg, Met:, and the Frankfurt School (Atlanta, GA: American Academy
of Religion, 1990), p. 157.
DISKURSUS,
VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
269
tertentu dari rnanusia untuk menciptakan
sebuah rnasa depan di dunia
bagi yang rnenderita, tanpa harapan, tertindas, terluka dan tak berguna."34
Ingatan
akan penderitaan
akan mernbawa
Gereja sebagai kornunitas
orang percaya untuk terlibat dalarn praktik solidaritas ber-sarna rnereka
yang rnenderita.
Solidaritas
kita rnengingat
yang rnernbawa
harapan
hanya dapat rnuncul ketika
Allah. Metz rnenekankan,
Cerita-cerita mengenai pembebasan dan harapan, cerita-cerita mengenai
penderitaan dan penindasan, cerita-cerita mengenai perlawanan dan
pernberontakan, ada di pusat pengertian kekristenan mengenai Allah.
Mengingat dan bercerita adalah, karenanya, bukan hanya untuk hiburan,
melainkan sebagai bentuk dasar bahasa Kristen mengenai Allah."
Karena itu, solidaritas datang dari cerita rnengenai Allah. Cerita ini
kernudian
rnenuntut
kita untuk rnelakukan
mereka yang sedang rnenderita.
hal yang sarna terhadap
Atas dasar memoria passionis,
Kristen tidak boleh diarn atas ketidakadilan
orang
yang terjadi. Penderitaan
harus diingat justru untuk rnernbela rnereka yang rnenderita.
ini harus dilakukan dalarn
Metz percaya bahwa tugas rnengingatwpnihfecSLJIHGA
level kornunitas,
yaitu jernaat Kristen. Gereja adalah kornunitas
yang rnengingat
karena Gereja adalah "sebuah
kebebasan sosial-kritis."
"pernbawa
orang
institusi individu
ingatan yang rnengancarn
dari
(danger-
ous memory) dalam proses modernisasi," "sebuah kornunitas ingatan dan
narasi dalarn kornunitas pengikut Yesus, yang rnemfokuskan
penderitaan
orang lain, dan berbicara
rnengenai
diri pad a
sebuah Gereja yang
penuh belas kasih."36 Gereja rnernegal"lg peran penting dalarn rnengingat
penderitaan
dan akan rnendorong urnat berirnan untuk mernbawa hara-
pan kepada rnereka yang rnenderita.
34 Johann Baptist Metz, Faith in History and Society, p. 117.
35 Johann Baptist Metz and Iurgen Moltmann, Faith and Future: Essays on Theology, Solidarib],
and Modemity (Maryknoll, New York: Orbis Books, 1995), p. 52.
36 Johann Baptist Metz, The End of Time: The Provocation Talking about God, eds. Tierno
Rainer Peters and Claus Urban, trans. J. Matthew Ashley (New Jersey: Paulist Press,
2004), p. 36.
Teologi Ingatan Sebagai Dasar Rekonsiliasi Dalam Konflik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvutsrq
270
Gereja tidak boleh tuli terhadap
suara penderitaan
konteksnya, karena cerita ini dapat disandangkan
penderitaan
dengan ingatan akan
Kristus di salib. Dengan mengatakan
memberi temp at mengingat
lam komunitas.
bagi suara-suara
Kita harus memberi
suara mereka yang menderita
hal ini, Metz ingin
yang tidak terdengar
temp at untuk mengingat
da-
suara-
dalam konflik, dan justru konflik itu harus
diingat sebagai dasar mengingat
Bagaimana
yang ada di
penderitaan.
kita dapat memproses
ingatan
akan penderitaan
ini?
Tempat mengingat dalam tradisi kekristenan adalah di liturgi. Kontribusi
Alexander
Schmemann
adalah menunjukkan
sakramen
yang memiliki
aspek kornunal."
kembali Ekaristi sebagai
Ia mengajukan
kembali
sentralitas dari Ekaristi dalam teologi dan liturgi, yaitu cerita kasih dan
karya Allah di dalam Kristus. Ia menyebut fungsi ini sebagai pintu masuk
kerajaan
Allah."
dari masyarakat
Ketika hal ini terjadi,
tindakan
kita sebagai bagian
akan terjadi.
Ekaristi menghubungkan
kita dengan baptisan sebagai pintu masuk
ke dalam Gereja, dan menjadi tindakan
Sebagai konsekuensinya,
umat bersama
Ekaristi juga dihubungkan
bersama, mengikat kehidupan
dalam ibadah.
dengan sebuah aksi
setiap individu dalam perayaan sukacita.
Oleh karena itu, larangan mengikuti perayaan Ekaristi adalah penolakan
keberadaan sese orang dalam komunitas itu sendiri. Schmemann berkata,
The excommunication from the Church was the excommunication from the
eucharistic asselllbly in 'which the Chu rcn fulfilled and manifested herself as
the Body of Christ. '" This understanding of communion, asfulfilling member37 Alexander Schmemann, "Theology and Eucharist," St. Viadilllir's Seminanj Quarterly 5
(1961): 18. Ekaristi memang mendapatkan
tempat yang sangat penting dalam teologi
dan kehidupan pribadi Schmemann. Ia menulis dalam jurnal pribadi yang kemudian
diterbitkan: "TIle Eucharist reveals the Church as cominunitu= Looe for Christ, love in Christ=
as a mission totronmlkihfeaSMIFA
him each and all to Christ. TIle Church has 110 other purpose, 110 'religious life'
separate from the world. Otherwise the Church would becollle an idol.... Only this presence can
give meaning alld value to everything in life, can refer everything to that experience and make it
full." Lih. Alexander Schmernann, The [ournals of Father Alexander ScllIlIelllann1973-1983,
translated by Juliana Schmernann
catatan pada 17 Desember 1973.
38 Alexander Schmernann,
Press, 1973), p. 102.
(New York: St. Vladimir's
Seminary
Press, 2000),
For the Life of the World (New York: St Vladimir's
Seminary
DISKURSUS,
VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277wpnihfecSLJIHGA
271
ship in the Church, can be termed ecclesiological. However obscured or complicated it became later, it has never been discarded; it remains forever the essential
norm ofT raditiont"
Faktor komunal
merupakan
bagian integral dari perayaan
Sebagai pusat dari teologi, Ekaristi menawarkan
tempat
memproses
ingatan
yang penuh
Ekaristi.
kesempatan
dengan
sebagai
luka konflik,
yang
mengikat semua anggota Tubuh Kristus. Ekaristi membuka kesempatan
bagi korban dan pelaku untuk duduk bersama merayakan
perjamuan
Kristus.
Hampir sarna dengan Metz, Schmemann
juga mengatakan
bahwa
ingatan akan Kerajaan Allah datang dengan ingatan akan salib. Ingatan
kita akan misteri Kerajaan
muan. Pengalaman
Allah akan dibuka
mengingat
dalam sukacita
perja-
ini bukan hanya tentang hal yang ter-
jadi di masa lalu, melainkan juga tentang mas a depan yang akan diberikan Allah kepada kita. Faktor sukacita menjadi penting dalam ingatan
ini. Ekaristi adalah "pintu masuk Gereja ke dalarn sukacita Tuhan."40 Ia
menjelaskan,
tergantung
"sukacita ini adalah sukacita yang murni karena ia tidak
kepada hal apapun di dunia ini, dan bukan pula hadiah dari
apa yang kita miliki. Ini betul-betul
sebuah hadiah,
"charis," karunia.
Karena hadiah ini murni bentuknya, maka sukacita ini memiliki kekuatan
transformasi,
satu-satunya
kekuatan
yang mampu
mengubah
dunia
ini." 41
Dengan
menggunakan
ide Schmemann,
kita sekarang
tempat untuk mengingat dalam teologi kita, dan juga mengubah
memiliki
ingatan
itu menjadi ingatan sukacita dalam semangat komunal. Tempat mengigat
teologis ini adalah tempat di mana korban dan pelaku dapat masuk bersarna dan berbagi cerita kesengsaraan
dan sambil mengingat Kristus, dan
pad a akhirnya akan diu bah sebagai e£ek misteri Ekaristi.
39 Alexander Schmemann, "Confession and Communion." Sebuah makalah pribadi yang
dipublikasikan online di http://www.schmemann.org/byhim/
confessionand communion.html. Diakses tanggal 12 Oktober, 2009.
40 Alexander Schmemann, For the Life of the World, p. 26.
41 Alexander Schmemann, For the Life of the World, p. 55.
Teologi Ingatan Sebagai Oasar Rekonsiliasi Oalam Konjlik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvuts
272
Kekuatan,
sekaligus
kelemahan
Ekaristi yang dapat mengubah
ide Schmemann
adalah
misteri
Gereja untuk lebih aktif dalam konteks
sekitarnya. Namun, ia tidak menjelaskan bagaimana hal ini dapat terjadi
secara konkret. Bagaimana
mungkin
korban dan pelaku maju ke meja
perjarnuan yang sarna, ketika mereka bahkan tidak berbagi cerita yang
sarna mengenai konflik yang mereka hadapi? Bagaimana mungkin
reka dapat berbagi ketika perdamaian
ingatan
Bagaimana cara berbagi ingatan dari perspektif
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
jujur. Pertama,
dengannya
baik korban maupun
mengingat
dengan jujur. Ada tiga
dengan
dengan jujur adalah sebuah kegiatan so sial
lingkungan
sikapnya
di masa yang akan
di mana ia berada. Kedua, mengingat
ngan jujur dapat menjadi pelajaran
de-
agar hal yang serupa tidak terjadi
lagi di masa depan. Ketiga, hal itu diperlukan
adil terhadap
yang berbeda?
pelaku perlu mengingat
korban akan mempengaruhi
datang terhadap
mereka belum terjadi?
tersebut kita dapat meng-
gunakan ide Miroslav V