Teologi Ingatan sebagai Dasar Rekonsilia

Karline SupelliwutsrponmlkjihgfedcbaYWUTSRPONMLKJIHGEDB
Bingkai Kurus Rcalisme Struktural Epistemik
A. Widyl7r~ol/o
Bahasa dan Kcbcnaran
John Langshaw Austin

Menurut

A. Galih Prasetuo
Hegcmoni Kerja Imaterial Scbagai Peluang
Resistcnsi Terhadap Kapitalismc Dalam
t0l101l1 ia
Perspektif AuwutsronlkjigfedcbaYWPMIGB
Binsar [onatlian
Pakpaluin
Tcologi Ingatan Sebagai Dasar Rekonsiliasi
Dalam Konflik
E. Pranmoa Duatu Ml7rtasudjita
Hubungan
Ekaristi Deegan Hidup Sehari-hari
Dalarn Teologi Sakramental

Karl Rahner

Tinjauan

Buku

Volume 12, Nomor 2, Oktober 2013

JURNAL

ISSN 1412-3878

FILSAFAT

yxwutsrponmlkjihgfedcbaYWVUTSRPONM

DAN TEOLOGI

Diskursus adalah jurnal ilmiah Filsafat dan Teologi serta Ilmu Pengetahuan yang berhubungan dengan kedua ilmu
tersebut, yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian Filsafat dan Teologi, Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta.

Diskursus bertujuan memberikan dan menyampaikan sumbangan pemikiran filosofis dan teologis yang otentik,
analitis dan kritis kepada para akademisi yang berminat pada IImu Filsafat dan Ilmu Teologi.

DEWAN

REDAKSI

Ignatius L. Madya Utama

KETUA
WAKIL

KETUA

J Sudarminta
Eddy Kristiyanto, M. Sastrapratedja,
Th, A Deshi Ramadhani, Simon P.L.Tjahjadi

ANGGOTA


Thomas Hidya Tjaya

REDAKTUR

PELAKSANA

PUSAT

PENELITIAN

ALAMAT REDAKSI

& TATAUSAHA

FILSAFAT DAN TEOLOGI

Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara,
Cempaka Putih Indah 100 A, Jembatan Serong, Rawasari,
Jakarta 10520, Indonesia
Telepon

E-mail
Website

Sekretaris
Bank-Account

(021) 424 71 29' Fax: (021) 422 48 66

jsd@dnetnetid;[email protected];[email protected]
www.diskursus.com
Yosephine Vera Paskariny
BeA - KCP Rawamangun, Jakarta; No.AC 094-0596211

a.n.: Ignatius L. Madya Utama I Antonius Eddy KristiyantowutsrponmlkjihgfedcbaYWUTSRPONML

--r
Diskursus terbit 2 kali setahun (April & Oktober) dan terbit untuk pertama kalinya April 2002.
lsi artikel tidak mencerminkan pandangan staf redaksi.
lsi di luar tanggungjawab Percelakan Grafika Mardi Yuana, Bogar


Volume 12, Nomor 2, Oktober 2013

ISSN 1412·3878

lTSRIFDA

JURNAL FILSAFAT DAN TEOLOGI

DAFTAR lSIwutsrponmlkjihgfedcbaYWUTSRPONMLKJIH
Bingkai Kurus Realisme Struktural Epistemik
KARLINA

SUPELLI

• • .• • • • • • .• • • • .• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • .• • • .• • • • •. • • .•
153
• • • • • ..• • • • • •

Bahasa dan Kebenaran Menurut John Langshaw Austin
A.


WIDYARSONO

• .• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •• •• ..•
• •.•• •.•• •• •• •• •• •• .•• • • • • •..•• • • • • • • •• • • • •191
• • • • • ..• .• • • • • •

Hegemoni Kerja Imaterial Sebagai Peluang Resistensi Terhadap
Autonomia
Kapitalisme Dalam PerspektifyutsrponmlkjihedaWSPMKGEDBA
A.

GALIH

PRASETYO

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • •• •• •• •• •• •• •• •• •• •• •• .•
• .•• •• •• •• •• •• • • • • • • ..• .• 217
• • • • • • • • • • • ..• .


Teologi Ingatan Sebagai Dasar Rekonsiliasi Dalam Konflik
BINSAR JONATHAN

PAKPAHAN

.• • ......• .• ..• • .• ..•.•• ..•
.....•
• •• .• ..• • • .• ..• • • .• ..• • • .• ...• • • .•253
..• • •

Hubungan Ekaristi Dengan Hidup Sehari-hari Dalam Teologi
Sakramental Karl Rahner
E. PRANAWA

DHATU

MARTASUDJITA

..• • • • • • • • • • • • •.• .•.• .•• • .•
• .•.• .•• .•

• •• • • • • • • • .• ..•278
••••••••

Tinjauan Buku

302

Indeks Subjek

310

Indeks Penulis

312

Mitra Bebestari

313

Berdasarkan SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 56/DIKTI/Kep/2012 tanggal24 Juli 2012,
Terbitan Berkala Ilmiah D lSt(UKSUS ditetapkan sebagai
Terbitan Berkala IlmiahutromlkebVUTSRPONLKJIGFEDBA
TERAKREDITASI

TEOLOGIINGATANSEBAGAIDASARREKONSILIASI
DALAMKONFLIKlzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTS
P AKPAHAI'\I'

BINSAR JONATHAN

Abstrak: Dengan semakin majunya teknologi

"rnemori,"

menghadapi

ingatan-ingatan


cara baru untuk menyelesaikan

sekarang

dunia

traumaris-

nya. KecenderunganzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
(trend) baru menunjukkan
bahwa mengingat, dan
bukan melupakan,
menuju
untuk

adalah langkah penting untuk menyelesaikan

rekonsiliasi
mengalami


sejati, Teologi
kesembuhan

anamnesis dalam perayaan
berbeda

membantu

yang akhirnya

Kata-kata

Kunci: Mengingat,

Alexander Schmemann
Miroslav

Innovations

membebaskan

mengatakan

bahwa

ingatan

that remembering,

in technology

and true reconciliation.

gians from different

brance can be used in a reconciliation

pahitnya.

konflik, memori, lupa,

has brought

experiences.
is an important
Christian

in the Eucharist's

backgrounds

rnilik

Kudus.

of" memory"

and not forgetting,

for healing painful memories

dari ingatan

ingatan, rekonsiliasi,
Perjarnuan

yang

dapat terjadi ketika meng-

individu

to find new ways to resolve its traumatic

us to remember

dapat terjadi

kita untuk meng-

VoH meminta

Penyembuhan

Ekaristi, kornunal,

flict resolution

dalam

dengan jujur dan ingatan tersebut dibawa menjadi

komunal.

Abstract:

mengingat

Johann Baptist Metz meminta

jujur dalam proses mengingat.

mernaafkan,

yang menyakitkan

bagaimana

ada dalam Ekaristi.

ingat dilakukan

kesempatan

Ekaristi. Tiga orang teolog dari latar belakang

ingat mereka yang menderita.
letak ingatan

menawarkan

dari ingatan

merumuskan

dalam proses rekonsiliasi.

Kristen

konflik

have helped

the world

A new trend shows
step towards

con-

theology

offers a chance

anamnesis.

Three theolo-

construct

how remem-

process. Johann Baptist Metz asks

those who suffer. Alexander

Schmemann

tells us that thetronmlkihfeaSM

*

Binsar Jonathan Pakpahan, Sekolan Tinggi Teologi, JI. Proklamasi 27, Jakarta 10320.
E-mail: [email protected].

1

Artikel ini berawal dari sebuah makalah yang pernah disampaikan
dalam Kuliah
Umum di Sekolah Tinggi Teologi, Cipanas, [awa Barat, pada 12 Februari 2013. Makalah
tersebut direvisi dan dilengkapi untuk dipublikasikan.
253

Teologi Ingatan Sebaga! Dasar Rekonsiliasi Dalam Konfl!k (B!nsar Jonathan Pakpahan)zyxwvu

254

place of memory is in the Eucharist. Miroslav Volf asks for a process of
remembering truthfully. Healing happens when we remember truthfully,
and remembrance

becomes a communal

release individuals

from his/her

memory, which in turn, will

bitter memory.

Keywords: To remember, remembrance, reconciliation, conflict, memory,

to forget, to forgive, Eucharist, communal, Eucharistic Celebration.tsrlkbaZYVUTSRP

PENDAHULUAN
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai

pahlawannya."

Pepatah ini hendak menyatakan

secara implisit bahwa bangs a menjadi

besar karena dapat menghargai

sejarahnya.

Ingatan tentang apa yang

terjadi di masa lamp au rnenjadi sebuah syarat untuk mernajukan sebuah
bangsa. Pandangan

positif ini juga diekspresikan

oleh Elie WieseL Ia

berkata,
Ingatan adalah sebuah berkat; ia menciptakan
hancurkannya,

keterikatan

antara

ikatan dari pada meng-

masa kini dan mas a lalu, antara

individu dan kelompok. Karena saya mengingat

permulaan

kita, saya

menjadi semakin dekat dengan sesama manusia. Karena saya menolak
untuk melupakan,
masa depanku.

masa depan yang lain juga sarna pentingnya

Apa jadinya mas a depan manusia

dengan

apabila kita tidak

memiliki ingatanj?

Yang luar biasa dari pernyataanwpnihfecSLJIHGA
ini adalah, Wiesel mengucapkannya
sebagai seorang eks-tahanan

kamp konsentrasi

Dunia ke-Il. Setelah kehilangan keluarganya

Jerman di mas a Perang

dan mengalami banyak pe-

ngalaman menyakitkan, ketakutan Wiesel yang terbesar justru melupakan.
Ia mau mengingat

apa yang terjadi di masa lalu sebagai jawaban atas

kebencian yang pernah ia alami. Ingatan dilihatnya sebagai sebuah hal
yang positif yang dapat membantu

generasi berikutnya

bencian masa lalu dan tidak mengulanginya

belajar dari ke-

lagi.

Wiesel adalah seorang pembela tindakan mengingat mas a lalu yang
menyakitkan
2

demi kebaikan para korban. Buatnya, ingatan membantu

Elie Wiesel,tronmlkihfeaSMIFA
Front the Kingdom of Memory: Reminiscences (New York: Schocken Books,
1995), p. 10.

DISKURSUS,

VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
255

orang untuk terhubung dengan masa lalu dan mendengar cerita mereka
yang telah menderita.

Mengingat adalah hal yang penting untuk dila-

kukan agar kita dapat belajar dari masa lalu dan supaya peristiwa serupa
ini adalah sebuah tindakan untuk metidak terulang di mas a depan. HalwpnihfecSLJIHGA

miliki identitas diri. Menurutnya

mengingat berfungsi

Untuk hidup dalam lebih dari satu dunia, untuk mencegah memudarnya
masa lalu dan berseru kepada masa depan untuk menyinari masa lalu
tersebut. Mengingat adalah untuk menyelamatkan fragmen dari keberadaan, menyelamatkan makhluk yang hilang. untuk menyinari wajahwajah dan kejadian-kejadian, untuk menyapu pasir yang menyeliputi
permukaan banyak hal, untuk memerangi kekacauan dan menolak
kematian.'
Tujuan dari mengingat masa lalu demi mengenang
ban, dan bukan untuk kepentingan

cerita para kor-

para pemenang sejarah, baru rnun-

cul pada abad yang lalu. Biasanya. cerita pemenang akan menjadi ingatan
yang tertulis." Namun dernikian, tujuan mengingat ini sekarang digugat
oleh maksud yang lain, yaitu untuk para korban. Hal ini terlihat dari berbagai monumen yang dibangun dalam 20 tahun terakhir untuk mengenang para korban, seperti peringatan ground zero setelah peristiwa WTC

di New York, peringatan born Bali, peristiwa 27 [uli, dan lain sebagainya.tsrlkbaZ
BERKEMBANGNYA

Belakangan

BUDAYA

MENGINGAT

ini, semakin banyak penelitian

sosiologi, dan filsafat yang menyatakan
yang lebih baik untuk menghadapi
pada melupakan.

di bidang

bahwa mengingat

psikologi,
adalah cara

masa Ialu yang menyakitkan

dari

Beberapa Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi di ber-

bagai negara telah ditetapkan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya
terjadi, mendengar

suara korban, dan mencoba belajar agar peris-tiwa

yang sarna tidak terjadi di masa yang akan datang. Afrika Selatan telah
mendirikan Truth. and Reconciliation Commission untuk mengetahui cerita
3

Elie Wiesel, All Rivers Run to the Sea: Memoirs Volume 1, 1928-1969 (London: Harper
Collins, 1996), p. 150.

4

Genevieve Jacques, Beyond Impunity: An Ecumenical Approach to Truth, Justice and
Reconciliation (Geneva: wec Publications, 2000), p. 29.

Te%gi IngMan Sebagai Dasar Rekonsi/iasi Da/am Konflik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvutsr

256

kekerasan yang terjadi di masa pemerintahan

apartheid. Tujuan pendirian

komisi ini adalah

Afrika Selatan

dengan

untuk

masa lalunya

bangsa. Australia
terhadap

dan maju menuju

orang Aborigin,

mas a depan

berdamai

sebagai

sebuah

26 Mei sebagai Hari Maaf Nasional

sebagai

usaha untuk

mendekatkan

mereka

ash benua tersebut. Penelitian besar juga telah dilakukan

pembantaian

pembelajaran

rakyat

telah menetapkan

dengan penduduk
setelah

membantu

orang

Yahudi

di masa

Hitler

sebagai

usaha

agar kejadian yang sama tidak terjadi lagi di masa depan.

Meskipun tujuan mengingat dalam ketiga kasuswpnihfecSLJIHGA
ini berbeda, mereka samasarna tidak mau melupakan
Perubahan
keterbukaan

hal menyakitkan

yang pernah terjadi,

(trend) untuk mengingat

kecenderungan

terjadi karena

informasi di era teknologi modern. Teknologi media modern

telah membawa

cara baru bagi kita dalam melihat konflik. Siaran lang-

sung sebuah pertempuran
sung dan disebarkan

yang sedang terjadi dapat ditampilkan

ke seluruh dunia dalam hitungan

melihat video mengenai

detik. Kita dapat

perang yang terjadi di Syria pad a 2013, catatan

Perang Dunia Kedua, atau dokumenter
terjadi pada Abad Pertengahan.

rekaan mengenai

Cerita yang tidak pernah

lam buku sejarah, yang biasanya ditulis oleh para pemenang,
melalui berbagai media independen.
Media penyimpan
keinginan

manusia

hidupnya

dalam bentuk

memori

perusahaan
[anuari
membuat

Ingatan-ingatan

pun menjadi

untuk mengabadikan

tempat

yang bersaing

2013, perusahaan

komoditas

menjual
Kingston

muncul

yang
da-

kini muncul

penting.

Ada

segala hal yang terjadi dalam

atau kejadian

penyimpanan.

perang

saling berkompetisi.

foto, video, berita, blog pribadi;

hal pribadi yang terjadi padanya
ini memerlukan

lang-

umum. Semua ingatan

Karena
media

baik tentang

itu, sekarang

penyimpanan

menyatakan

banyak

data. Pada

bahwa mereka

telah

USB flashdisk dengan memori 1 Terabita; artinya, ingatan da-

lam jumlah

1,024,000 foto berkualitas

tangan. Keinginan

untuk rrienyimpan

1 megabita

hanya

segenggam

ingatan berjalan dengan kemam-

puan menyimpannya.
Pertanyaannya,
jika ingatan-ingatan

apa sikap kita terhadap
itu menyakitkan?

ingatan-ingatan

Bagaimana

ini, apalagi

kita dapat berdamai

VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
257

DISKURSUS,

dengan ingatan yang menimbulkan
dalam berhadapan

rasa sakit? Ada dua pilihan sikap

dengan ingatan akan peristiwa yang menimbulkan

trauma seperti ini, yaitu melupakan
sering diambil
Mengapa

adalah

kita harus

atau mengingatnya.

sesuai dengan
mengingat

perkataan

sebuah

peristiwa

Pilihan yang

to forgive

and forget.

menyakitkan

jika

ingatan itu hanya akan membawa duka? Lalu bagaimana dengan kecenderungan

(trend) dunia yang ingin mengingat untuk kepentingan

para

ini akan melihat bagaimana teologi Kristen dapat memkorban? TulisanwpnihfecSLJIHGA

beri sumbangan

untuk menghadapi

ingatan traumatis mas a lalu sebagai

akibat dari konflik.tsrlkbaZYVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
APA lTV MENGINGAT?

Banyak penelitian interdisipliner

telah dilakukan untuk menganalisis

memori. Dalam bahasa Indonesia, mengingat berasal dari kata "ingat"
yang berarti "berada
pikiran;

menaruh

dalam pikiran; tidak lupa: timbul kembali dalam

perhatian;

mempertimbangkan

memikirkan

(memikirkan

hendak.?" Kata "mengingat"

akan; hati-hati:

berwaswas;

nasib dan sebagainya);

cak berniat;

dalam bahasa Indonesia merniliki arti yang

lebih luas apabila kita bandingkan dengan kata" to remember" dari bahasa
Inggris. Kata "to remember" berarti "menjaga dalam ingatan, tidak melupakan,

dan membawa

kembali ke pikiran kita.?" Bahasa Indonesia

menunjuk bahwa mengingat bukan hanya ketika kita memanggil sesuatu
untuk kembali dalam pikiran, namun juga menyangkut
hal yang berhubungan

dengan

aksi di masa yang akan datang

itu, Dictionary

timbangan).

Sementara

menjelaskan

kata "to remember"

peringatan

of Philosophy

dan
(per-

and Psychology

(bahasa Latin: Re+ memiri) sebagai "to

be mindful in thought; to exercise memorf."?

[adi menurut

arti katanya,

mengingat adalah sebuah tindakan untuk memanggil kembali peristiwa
yang terjadi di masa lampau ke dalam pikiran kita masa kim.
5

Dalam hal ini kita akan menggunakan kata "mengingat" dan bukan "rnengenang."
karena "mengenang" berarti "membangkitkan kembali di ingatan." Lihat KBBIOnline.
Diakses pada 8 Februari 2013.

6 H.W. Fowler et al., eds., T71eConcise Oxford Dictionary of Current English 9th edition
(New York: Clarendon Press, 1995).

Teologi Ingatan Sebagai Dasal"Rekonsiliasi Dalam Konflik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvutsr

258

Dalam kajian filosofis, kata "mengingat"
dalam dari pada penjelasan

10sophyB memperlihatkan

Stanford

leksikalnya.

Encyclopedia

of Phi-

bahwa proses mengingat berkaitan erat dengan

jenis ingatan yang hendak diperolehnya.
dua kelompok

memiliki arti yang lebih

Ingatan sendiri dibagi menjadi

besar. Kelompok ingatan pertama

deklaratif. Memori jenis ini tidak memerlukan
salnya ingatan memainkan

instrumen

adalah ingatan non-

pencarian kebenaran, mi-

musik, menyetir, berbicara.

Ke-

mampuan mengingat fakta mengenai suatu hal juga masuk dalam jenis
ingatan proposional ini, misalnya ulang tahun sese orang, tanggal wisuda,
jadwal kuliah, dan sebagainya.
Kelompok

ingatan kedua adalah ingatan

irii menuntut

pencarian

kebenaran

kejadian

deklaratif.

Ingatan jenis

yang terekam.

Ingatan

semantik juga masuk dalam ingatan deklaratif ini, di mana ingatan fakta
berhubungan

dengan informasi yang perlu diketahui untuk memahami

apa isi dari ingatan

itu; misalnya,

sistem apartheid

di Afrika Selatan.

Jenis lain adalah ingatan rekolektif atau episodik, yang berisi rekaman
kejadian dan episode, seperti percakapan,

pertengkaran,

perasaan

ten-

tang suatu hal yang terjadi. Ingatan deklaratif meminta kita untuk mengetahui

apa yang sebenarnya

terjadi.?

Ingatan deklaratif juga dianggap sebagai kebutuhan
untuk memiliki identitas diri. Seseorang akan menghadapi
tidak memiliki in gat an deklaratif.

Mengingat

dasar manusia
kesulitan jika

dalam bentuk

ini akan

selalu berada dalam bentuk aktif dan dinamis. Ingatan jenis inilah yang
kit a bahas dalam tulisan ini, terutama ketika hal itu berhubungan

dengan

kon£lik yang terjadi.

7

James Mark Baldwinet et al., eds.,Dictionary of Philosophy and Psychology
copyright 1901 (Gloucester, MA: Peter Smith, 1960).

8

John Sutton, "Memory" in The Stanford Encuclopedia of PhilosophywpnihfecSLJIHGA
(SII nuner 2010 Edition)
http://plato.stanford.edu/archives/sum2010/entries/memory/.
Diakses pada 15
April 2011.

9

Lih. Penjelasan

tentang memory dalarn John Sutton, "Memory."

Volume II -

DISKURSUS,

VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
259tsrlkbaZ

MENGINGAT

DAN MELUPAKAN

Sebelum kita masuk ke apa yang dikatakan oleh teologi Kristen mengenai ingatan, penulis akan mencoba untuk menyampaikan
yang meyakinkan

kenapa mengingat

ingat masa lalu dapat mengundang
ingatan bagi korban perkosaan

argumen

menjadi hal yang penting. Mengkembalinya

rasa sakit; misalnya,

atau korban pelecehan seksual di masa

kecil. Para korban ingin semua ingatan mengenai hal tersebut dapat dihapus dari hidup mereka. Karena ketakutan
untuk melupakan

dan mengubur

ini, banyak orang memilih

dalam-dalam

luka yang dialaminya.

Ketakutan membuka luka yang sudah disimpan membuat banyak orang
memilih untuk melepaskannya.
Ingatan juga dapat membawa

seseorang

Masa lalu yang belum terselesaikan,
membuat

kita melakukan

kekerasan.

Mereka yang pernah mengalami

yang dilakukan
beberapa

belum disembuhkan,

cen-

kekerasan itu di mas a dewasa. Dalam konteks ko-

munal, ingatan yang diwariskan
depan. Kekerasan

balas dendam.

dapat kembali di mas a depan dan

kekerasan di mas a kecilnya, yang traumanya
derung mengulangi

kepada

dapat membuka konflik baru di mas a

dapat terjadi karena balas dendam

komunitas

lain terhadap

generasi sebelumnya,

komunitasnya,

atas suatu hal
bahkan

tanpa pernah mengalaminya.

ingatan sebagai korban, sebuah kelompok
kannya di mas a kini untuk melakukan

Dengan

dapat membenarkan

kekerasan

terhadap

dari
tinda-

kelompok

lain. Ini sebabnya mengingat tidak selalu menjadi langkah yang disukai
dalam menyelesaikan

konflik.

Ingatan juga selalu memiliki banyak sisi, dan sering tidak sempurna.
Cara mengingat selalu tergantung
nya, latar belakangnya,

pandangan

di mana mereka mengingatnya.
waktu, pengalaman

pada siapa yang mengingatnya,

religius dan politiknya, serta situasi

Ingatan ini juga dapat berubah karena

lain, dan emosi yang terlibat di dalamnya.'?

10 Isabel Wollaston, A War against Memanj." The Future afHolocaust

SPCK,1996).

usia-

Remembrance

(London:

260

Teologi Ingatan Sebagai Dasar Rekonsiliasi Dalam KonfLik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvuts

Karena kesulitan

dan tantangan

ini, orang lebih memilih

untuk

ini adalah
istilah 'forgive and forget." Arti dari ungkapanwpnihfecSLJIH

meng-gunakan

untuk melupakan

apa yang telah kit a maafkan." Namun dernikian, ung-

kapan ini sekarang digunakan

untuk hal lain, yaitu untuk melupakan,

dengan atau tanpa proses memaafkan.
dapat memaafkan

Tetapi, apakah betul seseorang

dan melupakan?

Memaafkan bukan melupakan, demikian juga sebaliknya. Kita tidak
dapat memaafkan hal yang sudah kita lupakan, dan kita biasanya tidak
dapat melupakan

hal yang begitu menyakitkan

meskipun

kit a sudah

memaafkannya.

Ketika kita melupakan sebuah peristiwa, kita tidak perlu

memaafkannya,

karena tidak ada hal yang diingat untuk dimaafkan.

Kita hanya dapat memaafkan hal yang kita ingat. [adi, hal pertama yang
diperlukan

dalam proses memaafkan

Ingatan

tentang

adalah mengingat.

detil dari apa yang terjadi tidak sarna dengan

ingatan tentang emosi kita. Bayangkan ketika seorang istri dilukai oleh
perkataan

suaminya. Sang istri dapat mengingat detil perkataan

nya yang menyakitinya,

atau ia dapat juga hanya mengingat

sakit yang ditimbulkannya.

Orang sering menekan

suami-

perasaan

ingatannya

untuk

melupakan kejadian yang menyakitkan. Namun demikian, yang menjadi
bahaya adalah ketika emosi berkaitan
ingat, sementara

dengan suatu kejadian tetap di-

detil kejadian sudah dilupakan.

Fransisco Budi Hardiman pernah me mba has diskursus antara mengingat dan melupakan. Dalam penjelasannya, Budi Hardiman berargurnen
bahwa sebuah kejadian adalah suatu hal di mana seseorang tidak menguasai lagi apa yang terjadi pada dirinya, di mana ia menjadi bagian
dari apa yang terjadi. Trauma adalah hasil dari kejadian negatif yang
menimpanya.

Ketika seseorang berusaha melupakan,

dang mengingat,

karena ia tidak dapat melupakan

sebenarnya

ia se-

tanpa lebih dahulu

11 Lihat permainan kata-kata memaafkan dan melupakan dalam Lewis B.Smedes, Forgive
and Forget: Healing the Hurts We Don't Deserve (New York: Harper & Row Publishers,
1984).

DISKURSUS,

VolumeyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYWUTSRPONMKJIHFDCB
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277

mengingat.

Karena itu, usaha untuk melupakan

261

justru akan membawa

ingatan itu kembali.'?
Tindakan melupakan,
terhadap
melainkan

apalagi dalam hal kejahatan yang dilakukan

orang lain, tidak dianggap
bagai sebuah dukungan

Ketika sese orang melupakan

sebagai kemerosotan

nilai moral,

atas tindak kejahatan itu sendiri."

tindak kejahatan, maka ia membenarkan

kejahatan itu. Menurut Schimmel dan Wiesel, kita semua diminta untuk
menjadi

penerus

ingatan

korban

sebagai

tanda penolakan

terhadap

kejahatan yang terjadi. Karena itu, tindakan mengingat bukan saja perlu
dalam proses memaafkan, namun juga untuk memutus rantai kejahatan.
Selain itu, mengingat dan melupakan

adalah sisi koin yang berbeda.

Filosof Paul Ricoeur menulis dalam karya besarnya-Memory,

and Forgetting-bahwa

History,

bentuk paling murni dari ingatan adalah tradisi

lisan. Bentuk ingatan yang paling ash ini tergerus dalam proses penulisan."
Namun, justru karena bentuknya
dalam penyampaian

ini, maka proses lupa akan selalu ada

pesan lisan, atau dalam proses penulisan

lisan tersebut. Baginya, melupakan

akan selalu hadir dalam mengingat.

Karena itu, Ricoeur menghubungkan
memberi kebahagiaan,

pesan

tindak melupakan

ingatan yang

yaitu memaafkan:

Separately, inasmuch as they each belong to a distinct problematic: for forgetting,
the problematic of memory and faithfulness
and reconciliation

to the past, for forgiveness, guilt

with the past. Together, inasmuch as their respective

itineraries intersect at a place that is not a place and which is best indicated by
the term 'horizon': Horizon of a memory appeased, even of a happy forgetting15
12 Fransisco Budi Hardiman, "Melampaui Mengingat dan Melupakan." Sebuah makalah
dipresentasikan pada Dies Natalis Sekolah Tinggi Teologi Jakarta ke-69, September
2003, hIm. 2-3.
13 Solomon Schimmel, Wounds Not Healed by Time: The Power of Repentance and Forgiveness
(New York: Oxford University Press, 2002), pp. 48-49.
14 Paul Ricoeur, Memon;, History, Forgetting, translated by Kathleen Blamey and David
Pellauer (Chicago: The Chicago University Press, 2006). Ricoeur mengatakan halni
ini
dalam perspektif debat dua kelompok utama postrnodern. Yang pertama mengatakan
bahwa tradisi lisan adalah bahasa dalam bentuk paling sempurna yang dianut oleh
Jacques Derrida. Yang kedua, cara penyampaian pesan utama ada dalam bentuk semiotik yang digagas oleh Julia Kristeva.
15 Paul Ricoeur. Memory, History, Forgetting, p. 412.

Teologi lngatan Sebagai Oasar Rekonsiliasi Oalam Konflik (Binsar Jonathan Pakpalwn)zyxwvutsrq

262

Pertanyaan

selanjutnya,

kalau melupakan

dan mengingat

satu bagian yang sarna, apakah ada kemungkinan
Apakah

kita harus selamanya

mode melupakan.
yang dihalangi

mengingat?

untuk keluar. Seseorang

us aha menghalangi

ingatannya

Rieoeur, ada tiga

sebagai hasil dari memori

dapat secara tidak sadar ber-

sendiri. Mode kedua, melupakan

ketika ingatan yang ada padanya
adalah proses melupakan

untuk melupakan?

Menurut

Yang pertama, melupakan

adalah

sudah dimanipulasi.

yang dipaksaj

disuruh,

terjadi

Mode terakhir

dapat juga muneul

dalam bentuk legal seperti amnesti. Proses arnnesti meminta kita melupakan atau menghapuskan

kesalahan

Ada juga konsep mengenai
menyenangkan.

yang dilakukan

oleh terdakwa.

ingatan bahagia dan melupakan

Ingatan bahagia terjadi ketika kita sendiri secara sadar

ingin mengingat suatu peristiwa karena membawa kebahagiaan.
ada ingatan

yang

yang menyenangkan,

yang menyenangkan.

Melupakan

Karena

maka ada juga proses melupakan
di sini tidak dimotivasi oleh "suspicion

or by the excessive primacy accorded to phenomena of deficiency, even to the
pathology of memory."
menyenangkan
lupakan

sesuatu

l6

Kedua hal ini berjalan

paralel.

Ingatan

terjadi ketika kita memilih untuk mengingat
demi ingatan

kita juga menyebutnya

yang lebih menyenangkan;

sebagai proses melupakan

Karena ada kemungkinan

yang

dan me-

karena itu,

yang menyenangkan.

untuk proses melupakan yang menyenang-

kan ini, Ricoeur sampai pada ide memaafkan.

Menurutnya,

memaafkan

adalah sebuah proses yang dituntut oleh mengingat dan melupakan

luka

mas a lalu." Di sini, ia meminjarn teologi untuk melihat apa itu memaafkan
secara eskatologis;

hal yang sulit dilakukan

Dengan prospek memaafkan

namun

tidak mustahil."

dan eskatologi, maka siklus mengingat dan

16 Paul Ricoeur, Memory, History, Forgetting, p. 37. Ricoeur juga menyebut apa yang
dikatakan Agushnus dalam Confessions (Harmondsworth:
Penguin, 1961), Book X, p.
8: "The power of lIIemory is prodigious my God.tronmlkihfeaSMIFA
It is a vast inuneasu rable sanctuary" sebagai
ingatan yang menyenangkan.
Ingatan yang menyenangkan
dapat juga kita katakan
sebagai ingatan yang rnembuat seseorang merasa damai.
17 Paul Ricoeur, Memory, History, Forgetting, p. 457.
18 Paul Ricoeur, Memory, History, Forgetting,

p. 457.

~

I
~

DISKLlRSUS,

VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
263

melupakan

dapat dilaksanakan:tronmlkihfeaSMIFA
the wish for a happy and peaceful memory,
II

something of which 'Would be communicated in the practice of history and evenwpnihfe
in the heart of insurmountable
forgetting."

19

Dengan menyebut Hannah Arendt." Ricoeur melihat kesem-

patan proses memaafkan
kan memiliki
pengertian

uncertainties that preside over our relations to

sebagai proses yang rnernbebaskan:

efek melepaskan

hutang

"Memaaf-

dari beban kesalahan

dalarn

meletakkan fenomena hutang, sebagai sebuah warisan yang

diterima ... ini harusnya
MENGINGAT

melepaskan

DALAM

TEOLOGI

Setelah melihat penjelasan
melupakan,

sekarang

sang pelaku dari tindakannya.'?'tsrlkbaZYVUT
KRISTEN

dan hubungan

kita akan melihat apa sebenarnya

dengan teologi mengingat dalam kekristenan?
ingat dapat rnernbantu

antara mengingat

kita menyembuhkan

dan

yang disebut

Bagaimana teologi mengluka yang disebabkan

oleh

konflik?
Perintah

untuk rnengingat

sebenarnya

Kristen. Orang Kristen selalu diminta
serta kuasa penyelamatan

menjadi pusat dari teologi

untuk

rnengingat

Allah dalam hidup, kematian, dan kebangkit-

an Kristus. Liturgi adalah respons umat terhadap
juga penuh dengan perintah untuk mengingat

ingatan ini. Alkitab

karya Allah. Karena itu,

adalah baik kalau kita dapat kembali ke dasar mengingat
terutama

identitasnya,

kalau dihubungkan

dalarn teologi,

dengan konflik dan proses memaafkan."

19 Paul Ricoeur, Memory, History, Forgetting, p. 459.
20 Lih. Hannah Arendt, The Human Condition: A Study of the Central Dilemmas Facing
Modern Man (Garden City: Doubleday, 1959).
21 Paul Ricceur, Memory, History, Forgetting, p. 489.
22 Lih, Karya-karya yang menjelaskan hal ini seperti L. Gregory Jones, Embodying Forgiveness: A Theologicnl Analysis (Grand Rapids: Eerdmans, 1995); Geiko MOllerFahrenholz, The Art of Forgiveness: Theolooica! Reflections on Healing alld Reconciliation
(Geneva: wee Publications, 1997);Gregory Baurn & Harold Wells, eds., The Reconciliation of Peoples: Challenge to the Churches (Geneva & New York: wee & Orbis Books,
1997); Desmond Tutu, No Future without Forgioeness (New York: Doubleday, 1999);
Raymond G. Helmick & Rodney L Petersen, eds., Forgiveness alld Reconciliation: Religion, Public Policy, and Conftict Transjonnaiion (Pennsylvania: Templeton Foundation
Press, 2001). Para filosof juga selalu bergumul dengan permasalahan pengampunan
dan ingatan, khususnya dalam konteks komunal; lih. Donald W. Shriver [r., An Ethic
For Enemies: Forgiveness in Politics (Oxford: Oxford University Press, 1997); Martha

Te%gi Ingatan Sebagai Oasar Rekol1siliasi Oa/am Konflik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvu

264

ini menjadi penting karena mengingat
HalwpnihfecSLJIHGA

tus lingkaran

tindakan

adalah langkah untuk memu-

ingatan negatif, yaitu ingatan yang rnenyakitkan

yang tidak dapat diselesaikan.
Dalam teologi Alkitab, "ingatlah"
kan kepada
Terdapat

Israel untuk

mengingat

adalah perintah yang selalu diberiidentitasnya

sebagai

umat Allah.

akar katatsrlkbaZYVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
TJ1 (zakharlzkr) dalam bentuk

94 kali penggunaan

qal dengan Israel sebagai subjek.P Israel dirninta untuk rnengingat

karya

Allah (22 kali), Allah (17 kali), Taurat (9 kali), dosa rnereka (7 kali), dan
hari-hari

khusus

(3 kali).

Ketika kata "ingatlah"
maka yang dimaksud

digunakan

dengan "ingatlah"

dalam dunia modern, yaitu "rnemanggil
larnpau ke dalam pikiran."

dengan

Israel sebagai

adalah pengertian

digunakan

untuk

arti lain. Menurut

delapan fungsi kata mengingat
ejekan, perdebatan,

dan ancaman."

sehingga

rnereka

karya Allah." Dalarn kitab para Nabi, kata rnengingat

perlu mengingat

an, makian,

yang sudah

juga sering dihubung-

kan dengan kondisi Israel yang selalu rnernberontak,
biasanya

"rnengingat"

kernbali peristiwa

Kata kerja "ingatlah"

subjek.

Brevard

S. Childs,

ada

dalam kitab Nabi, yaitu sebagai peringatpercobaan,

Karena itu, penggunaan

nubuat

keselamatan,

kata ingatlah,

janji,

sebenarnya

me-

ngandung arti yang lebih dari sekedar arti duma modern rnengenai ingatlah.
Apa yang Israel ingat tidak sarna dengan apa yang kita paharni sebagai sejarah. Israel terikat kepada sejarahnya

dalam cara yang berbeda

dengan kita. Gerhard von Rad berkata: "Buat Israel ketertarikannya
pada pengetahuan

bukan

tentang apa yang terjadi dalam sejarah; karena dalam

Minow, Bettueen Vengeance and Forgiveness (Boston: Beacon Press, 1998);Trudy Govier,
Forgiveness and Re--uenge (New York: Routledge, 2002).
23 Brevard S. Childs, Melllory and Tradition ill Israel (London: SCM Press, 1962).Israel diterjemahkan sebagai semua urnat atau kelompok. Israel digunakan dengan pengertian
ini mulai didapati di kitab Ulangan (13 kali) dan di kitab Mazmur (17 kali). Teori
Childs yang diungkapkan pada 1962 ini kemudian juga didukung oleh penernuan
yang lebih baru oleh Joseph Blekinsopp, Treasures Old and New: Essays in the Theology of
tile Pentateuch (Grand Rapids, Michigan: Wm. B.Eerdmans Publishing Co., 2004),p. 45.
24 Lih. Mzrn. 78; 106; Yes. 63:7; Neh. 9:16 ff.
25 Brevard S. Childs, Melllory and Tradition in Israel, pp. 49-50.

DISK URs US, VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
265

sejarah, seperti yang dipastikan
Israel bertemu

oleh setiap halaman Per-janjian Lama,

dengan Allahnya."26 Sejarah Israel yang tertulis

dalam

Alkitab dapat dikatakan sebagai "hanya sebagai rekaman langsung dari
percakapan

dengan penuh semangat

selama satu millennium

makna dari sejarahnya."27 Karena itu, perintah
Israel terhubung

dengan pertemuannya

yang diingat

baru yang mengingatnya.
pengertian

bagi

adalah hidup Israel.

akan menjadi aktual bagi generasi

Peristiwa

yang sedemikian

untuk mengingat

dengan Allah, yang selalu diper-

barui dalam tiap generasi. Mengingat
Setiap peristiwa

tentang

di mas a lamp au diingat

dengan

sehingga seolah-olah peristiwa itu kembali

lagi di masa kini. von Rad berkata:
This is not just in the sense offurnishing
picture of the past events-no,

the imagination with a vivid present

it was only the communitu assembled for a

festival that by recitation and ritual brought Israel in the full sense of the world
into being: in her own person she really and truly entered into the historic
situation to which the festival in question was related."

Setiap perayaan

ritual Israel bukan hanya menjadi perayaan

akan

apa yang telah terjadi. tetapi juga merupakan perternuan kembali dengan
Allah yang telah dan sedang menyelamatkan
lalu diingat seakan-akan

semuanya

mereka. Kejadian yang

itu terjadi lagi di masa kini.

Ketika kata ingatlah dihubungkan

dengan Allah sebagai objek, maka

Israel meminta Allah untuk mengingat

perjanjian yang mereka adakan,

di mana Allah adalah Allah Israel. Ketika halwpnihfecSLJIHGA
ini dihubungkan dengan
pengakuan

dosa, maka permintaan

permohonan

untuk

cengkeraman

musuh.

menolong

"ingatlah"

mereka

kepada

dan melepaskan

Ketika Allah menjadi subjek, kata mengingat

Allah adalah
mereka

berhubungan

kesalahan Israel dan tindakan Allah dalam menghukum

dari

dengan

atau meninggal-

26 Gerhard von Rad, God at Work in Israel (Nashville: Abingdon Press, 1980), p. 13.
27 Gerhard von Rad, God at Work ill Israel, p. 13.
28 Gerhard von Rad, Old Testament Theology Volume II: The Theology of Israel's Prophetic
Traditions (Edinburgh: Oliver and Boyd, 1967), p. 104.

266

Teologi Ingatan Sebagai Dasar Rekonsiliasi Dalam Konflik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvutsrq

(Skh) juga dihubungkan dengan kesalahan Israel
kan mereka. Kata lupatronmlkihfeaSMIFA

dalam tidak mengingat perjanjiannya dengan Allah. Perjanjian Lama
adalah buku peringatan akan perjanjian Allah dan Israel yang terus diperbarui dalam ingatan yang nyata di masa kini." Ketika Allah memaafkan Israel, Ia tidak lagi mengingat dosa mereka (Yer. 31:34).Ungkapan
/I

Allah tidak lagi mengingat" tidak menunjukkan bahwa Allah sudah

melupakan kejahatan Israel, namun menunjuk pada Allah yang tidak
lagi menghukum Israel.
Dalam Perjanjian Lama, semua pengampunan dosa Israel selalu
dihubungkan dengan pengakuan dosa yang menuntut kesadaran akan
kesalahan sendiri. Israel selalu mengenali kesalahannya dan meminta
ampun atasnya. Mengingat adalah sebuah kondisi yang diperlukan
untuk memperoleh pengampunan Allah.
Kata utama yang digunakan untuk mengingat dalam Perjanjian Baru
adalah cvcuv'oir, (anamnesis). Sinonim dari kata ini adalah
Anamnesis

dibedakan dari uv'u' (ingatan) karena anamnesis dilakukan

dengan sadar." Dalam Perjanjian Baru, kata-kata uurv'oceorot,
dan

!lVELaV

uurv'oxouct

1JJtO!lV'(JL~.

EXELV

atau

JtOLEL01CH

~lV'!lOE1J£LV

memiliki arti yang dekat dengan

dan memiliki karakter yang sama dengan kata zkr dalam

bahasa Ibrani, di mana kata ingat juga berhubungan dengan sebuah
tindakan.t' Jika Allah mengingat seseorang, maka orang itu akan mem-

peroleh kasih dan berkat. Kata mengingat juga terhubung dengan aksi
perdamaian (Mat. 5:23), dan memegang teguh Firman Allah (lKor. 11:2).

29 Untuk penjelasan lebih dalam mengenai bagian ini, lih. Binsar Jonathan Pakpahan,
God Remembers: Towards n Theology cf Remembrance as a Basis of Reconciliation in Communal
Conflict (Amsterdam: Vrije University Press, 2012), pp. 96-129.
30 Lih. Johannes Behrn, ~((V((~LY'OLl;q. in Theological Dictionan] of the New Testament Volume
I, edited by Gerhard Kitteled (Grand Rapids: Wm. B.Eerdmans. 1972), p. 348. Bandingkan
denganwpnihfecSLJIHGA
J. H. Thayer, A Greek English Lexicon of the New Testament (Edinburgh: T & T
Clark, 1986), p. 40. Lihat juga Max Thurian, The Eucharistic Memorial I: The Old Testament
(London: Lutterworth Press, 1968), p. 20, di mana ia memutuskan untuk menerjemahkan
anamnesis sebagai peringatan.
31 Lih. Otto Michel, "~I.L~lY'OKO~LCXL. 'YELC!, uv'u'. ~lY·W.(. ~lY\lELOY, ~lV\lOY€OUW"
dalam
Tneologicat Dictionary of the New Testanient Volume 3, edited by Gerhard Kittel (Grand
Rapids: William B. Eerdrnans. 1979), pp. 675-683.

VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktaber 2013: 253-277
267

DISKURSUS,

Ide mengingat

yang paling utama dapat ditemukan

dalarn institusi

Perjamuan Kudus. Ekaristi adalah sebuah kejadian yang unik, yang dilakukan oleh Yesus sendiri dan yang Ia minta agar dilakukan oleh muridmurid-Nya

sebagai peringatan

akan diri-Nya.

Mengingat

kehidupan,

kematian, dan kebangkitan Yesus adalah inti dari Ekaristi. Inilah Perjanjian
Baru yang merupakan kelanjutan dari Perjanjian Lama yang telah dimiliki
Allah dan Israel. Bahkan Perjamuan

Malam-yang

dilakukan oleh Yesus bersama para murid-Nya-itu

terakhir

kalinya

sendiri bukanlah se-

buah tradisi baru, melainkan sebuah Perjamuan Paskah yang diberi makna
baru oleh Yesus. Keselamatan mas a lalu yang Allah berikan kepada Israel
diingat kembali, lalu diperbarui dalam keselamatan baru yang dilakukan
oleh Kristus. Penyelamatan Allah akan selalu diingat dalam penyelamatan
Kristus.
Peringatan
pengakuan

ini juga bukan sebuah peringatan

pasif; ada karakter

dosa dan rekonsiliasi di dalamnya. Sarna seperti Israel yang

mengakui dosanya, Perjamuan Kudus juga menuntut sebuah pengenalan
dan pengakuan

diri sebagai sarana pemeriksaan

ke meja perjamuan
tentu menuntut

(lKor.

diri sebelum kita masuk

11:28; 31). Pengakuan

dan pemeriksaan

diri

tindakan mengingat apa yang telah dilakukan sebelum

seseorang mengalami rekonsiliasi dengan Allah.
Dari penjelasan
perintah

ini kita dapat menyimpulkan

untuk mengingat-juga

yang berhubungan

bahwa ingatan

dan

dengan dosa dan

tern a utama dalam Alkitab.tsrlkbaZYVUTSRPONMLKJI

pengampunan-adalah
METZ, SCHMEMANN,

VOLF

Ada tiga orang teolog yang telah menyinggung

tentang peringatan

dalam uraian mereka: Johann Baptist Metz, seorang teolog Katolik dari
Jerman, Alexander

Schmemann,

seorang teolog Ortodoks

Rusia, dan Miroslav Volf, seorang teolog Protestan
dan dibesarkan

dari Estonia,

kelahiran

Kroasia

di Serbia. Mereka telah membahas mengenai peran pen-

ting proses mengingat

dalam teologi. Ketiga teolog ini setuju bahwa

orang Kristen tidak boleh melupakan

ingatan mereka sebagai umat allah

Teologi Ingatal1 Sebagai Oasar Rekonsiliasi Oalam KonJIik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvuts

268

dalam perayaan

Ekaristi.

Perayaan

ini adalah

pusat

dari peringatan

kita dalam tradisi Kristiani.
Metz mengatakan
menuntut

bahwa inti dari teologi berasal dari ingatan yang

kita, yang disebutnya

memory adalah memori
yang menderita
akan menentukan
dunia.F

yang meminta

dan kemudian

Ingatan

eklesiologi
ini juga dapat

dunia ini. Yang dimaksud

dangerous memory. Dangerous

sebagai

kita untuk

bertindak
sebuah
menjadi

dengan

mengingat

atasnya.

Ingatan

mereka

seperti ini

Gereja dan keterlibatannya
basis dalam

"berbahaya"

di

peran Gereja di

(dangerous) adalah

Remembering the past can let dangerous thoughts arise and established socieu]
appears to be afraid of the subversive content of these memories. Remembering
given facts, a 'way which, for a brief
is one way to become detached from thetronmlkihfeaSMIFA
/I

/I

nionient, breaks through the alll1ighty power of things as they are. Memory

summons back to mind past screams as well as past hopes."

Ingatan

dapat menjadi

bahaya

karena

dengannya

kita dapat

me-

lepaskan diri dari mas a kini dan melihat apa yang telah terjadi dan menyadari

kenapa

masa kini terjadi, dan kemudian

mengambil

langkah

untuk mas a depan. Mengingat

dapat menjadi sesuatu yang berbahaya

ketika tindakan

persepsi

bertindak

itu mengubah

kita mengenai

masa kini dan

atasnya.

Ingatan fundamental
akan penderitaan).
penderitaan,

orang Kristen adalah memoria passion is (ingatan

Melalui memoria passionis kita mengingat

kematian, dan kebangkitan

janjikan pembebasan

Kristus, dan bahwa Allah men-

dari semua penderitaan.

Karena janji Allah, kita

harus selalu memiliki harapan. Ingatan kita akan penderitaan
kita kepada

memoria resurreciionis

(ingatan

sebuah

ingatan

antisipatif:

membawa

akan kebangkitan).

menjelaskan, "Implikasi teologis ingatan kekristenan
adalah

kehidupan,

ia meminta

Metz

ten tang penderitaan

antisipasi

masa depan

32 Johann Baptist Metz, Faith in Histon] and Society: Toward a Practical Fundamental Tlieologi),
translated by David Smith (New York: The Seabury Press, 1980), p. 184.
33 Johann Baptist Metz as quoted in J. A Colombo, All Essay 011 TIle%gt) and History:
Studies ill Pannenberg, Met:, and the Frankfurt School (Atlanta, GA: American Academy
of Religion, 1990), p. 157.

DISKURSUS,

VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277
269

tertentu dari rnanusia untuk menciptakan

sebuah rnasa depan di dunia

bagi yang rnenderita, tanpa harapan, tertindas, terluka dan tak berguna."34
Ingatan

akan penderitaan

akan mernbawa

Gereja sebagai kornunitas

orang percaya untuk terlibat dalarn praktik solidaritas ber-sarna rnereka
yang rnenderita.
Solidaritas
kita rnengingat

yang rnernbawa

harapan

hanya dapat rnuncul ketika

Allah. Metz rnenekankan,

Cerita-cerita mengenai pembebasan dan harapan, cerita-cerita mengenai
penderitaan dan penindasan, cerita-cerita mengenai perlawanan dan
pernberontakan, ada di pusat pengertian kekristenan mengenai Allah.
Mengingat dan bercerita adalah, karenanya, bukan hanya untuk hiburan,
melainkan sebagai bentuk dasar bahasa Kristen mengenai Allah."
Karena itu, solidaritas datang dari cerita rnengenai Allah. Cerita ini
kernudian

rnenuntut

kita untuk rnelakukan

mereka yang sedang rnenderita.

hal yang sarna terhadap

Atas dasar memoria passionis,

Kristen tidak boleh diarn atas ketidakadilan

orang

yang terjadi. Penderitaan

harus diingat justru untuk rnernbela rnereka yang rnenderita.
ini harus dilakukan dalarn
Metz percaya bahwa tugas rnengingatwpnihfecSLJIHGA

level kornunitas,

yaitu jernaat Kristen. Gereja adalah kornunitas

yang rnengingat

karena Gereja adalah "sebuah

kebebasan sosial-kritis."

"pernbawa

orang

institusi individu

ingatan yang rnengancarn

dari

(danger-

ous memory) dalam proses modernisasi," "sebuah kornunitas ingatan dan
narasi dalarn kornunitas pengikut Yesus, yang rnemfokuskan
penderitaan

orang lain, dan berbicara

rnengenai

diri pad a

sebuah Gereja yang

penuh belas kasih."36 Gereja rnernegal"lg peran penting dalarn rnengingat
penderitaan

dan akan rnendorong urnat berirnan untuk mernbawa hara-

pan kepada rnereka yang rnenderita.
34 Johann Baptist Metz, Faith in History and Society, p. 117.
35 Johann Baptist Metz and Iurgen Moltmann, Faith and Future: Essays on Theology, Solidarib],
and Modemity (Maryknoll, New York: Orbis Books, 1995), p. 52.
36 Johann Baptist Metz, The End of Time: The Provocation Talking about God, eds. Tierno
Rainer Peters and Claus Urban, trans. J. Matthew Ashley (New Jersey: Paulist Press,
2004), p. 36.

Teologi Ingatan Sebagai Dasar Rekonsiliasi Dalam Konflik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvutsrq

270

Gereja tidak boleh tuli terhadap

suara penderitaan

konteksnya, karena cerita ini dapat disandangkan
penderitaan

dengan ingatan akan

Kristus di salib. Dengan mengatakan

memberi temp at mengingat
lam komunitas.

bagi suara-suara

Kita harus memberi

suara mereka yang menderita

hal ini, Metz ingin

yang tidak terdengar

temp at untuk mengingat

da-

suara-

dalam konflik, dan justru konflik itu harus

diingat sebagai dasar mengingat
Bagaimana

yang ada di

penderitaan.

kita dapat memproses

ingatan

akan penderitaan

ini?

Tempat mengingat dalam tradisi kekristenan adalah di liturgi. Kontribusi
Alexander

Schmemann

adalah menunjukkan

sakramen

yang memiliki

aspek kornunal."

kembali Ekaristi sebagai
Ia mengajukan

kembali

sentralitas dari Ekaristi dalam teologi dan liturgi, yaitu cerita kasih dan
karya Allah di dalam Kristus. Ia menyebut fungsi ini sebagai pintu masuk
kerajaan

Allah."

dari masyarakat

Ketika hal ini terjadi,

tindakan

kita sebagai bagian

akan terjadi.

Ekaristi menghubungkan

kita dengan baptisan sebagai pintu masuk

ke dalam Gereja, dan menjadi tindakan
Sebagai konsekuensinya,

umat bersama

Ekaristi juga dihubungkan

bersama, mengikat kehidupan

dalam ibadah.

dengan sebuah aksi

setiap individu dalam perayaan sukacita.

Oleh karena itu, larangan mengikuti perayaan Ekaristi adalah penolakan
keberadaan sese orang dalam komunitas itu sendiri. Schmemann berkata,
The excommunication from the Church was the excommunication from the
eucharistic asselllbly in 'which the Chu rcn fulfilled and manifested herself as
the Body of Christ. '" This understanding of communion, asfulfilling member37 Alexander Schmemann, "Theology and Eucharist," St. Viadilllir's Seminanj Quarterly 5
(1961): 18. Ekaristi memang mendapatkan
tempat yang sangat penting dalam teologi
dan kehidupan pribadi Schmemann. Ia menulis dalam jurnal pribadi yang kemudian
diterbitkan: "TIle Eucharist reveals the Church as cominunitu= Looe for Christ, love in Christ=

as a mission totronmlkihfeaSMIFA
him each and all to Christ. TIle Church has 110 other purpose, 110 'religious life'
separate from the world. Otherwise the Church would becollle an idol.... Only this presence can
give meaning alld value to everything in life, can refer everything to that experience and make it
full." Lih. Alexander Schmernann, The [ournals of Father Alexander ScllIlIelllann1973-1983,
translated by Juliana Schmernann
catatan pada 17 Desember 1973.
38 Alexander Schmernann,
Press, 1973), p. 102.

(New York: St. Vladimir's

Seminary

Press, 2000),

For the Life of the World (New York: St Vladimir's

Seminary

DISKURSUS,

VolumezyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA
12, Nomor 2, Oktober 2013: 253-277wpnihfecSLJIHGA
271

ship in the Church, can be termed ecclesiological. However obscured or complicated it became later, it has never been discarded; it remains forever the essential
norm ofT raditiont"

Faktor komunal

merupakan

bagian integral dari perayaan

Sebagai pusat dari teologi, Ekaristi menawarkan
tempat

memproses

ingatan

yang penuh

Ekaristi.

kesempatan

dengan

sebagai

luka konflik,

yang

mengikat semua anggota Tubuh Kristus. Ekaristi membuka kesempatan
bagi korban dan pelaku untuk duduk bersama merayakan

perjamuan

Kristus.
Hampir sarna dengan Metz, Schmemann

juga mengatakan

bahwa

ingatan akan Kerajaan Allah datang dengan ingatan akan salib. Ingatan
kita akan misteri Kerajaan
muan. Pengalaman

Allah akan dibuka

mengingat

dalam sukacita

perja-

ini bukan hanya tentang hal yang ter-

jadi di masa lalu, melainkan juga tentang mas a depan yang akan diberikan Allah kepada kita. Faktor sukacita menjadi penting dalam ingatan
ini. Ekaristi adalah "pintu masuk Gereja ke dalarn sukacita Tuhan."40 Ia

menjelaskan,
tergantung

"sukacita ini adalah sukacita yang murni karena ia tidak

kepada hal apapun di dunia ini, dan bukan pula hadiah dari

apa yang kita miliki. Ini betul-betul

sebuah hadiah,

"charis," karunia.

Karena hadiah ini murni bentuknya, maka sukacita ini memiliki kekuatan
transformasi,

satu-satunya

kekuatan

yang mampu

mengubah

dunia

ini." 41
Dengan

menggunakan

ide Schmemann,

kita sekarang

tempat untuk mengingat dalam teologi kita, dan juga mengubah

memiliki
ingatan

itu menjadi ingatan sukacita dalam semangat komunal. Tempat mengigat
teologis ini adalah tempat di mana korban dan pelaku dapat masuk bersarna dan berbagi cerita kesengsaraan

dan sambil mengingat Kristus, dan

pad a akhirnya akan diu bah sebagai e£ek misteri Ekaristi.
39 Alexander Schmemann, "Confession and Communion." Sebuah makalah pribadi yang
dipublikasikan online di http://www.schmemann.org/byhim/
confessionand communion.html. Diakses tanggal 12 Oktober, 2009.
40 Alexander Schmemann, For the Life of the World, p. 26.
41 Alexander Schmemann, For the Life of the World, p. 55.

Teologi Ingatan Sebagai Oasar Rekonsiliasi Oalam Konjlik (Binsar Jonathan Pakpahan)zyxwvuts

272

Kekuatan,

sekaligus

kelemahan

Ekaristi yang dapat mengubah

ide Schmemann

adalah

misteri

Gereja untuk lebih aktif dalam konteks

sekitarnya. Namun, ia tidak menjelaskan bagaimana hal ini dapat terjadi
secara konkret. Bagaimana

mungkin

korban dan pelaku maju ke meja

perjarnuan yang sarna, ketika mereka bahkan tidak berbagi cerita yang
sarna mengenai konflik yang mereka hadapi? Bagaimana mungkin
reka dapat berbagi ketika perdamaian

ingatan

Bagaimana cara berbagi ingatan dari perspektif
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

jujur. Pertama,
dengannya

baik korban maupun
mengingat

dengan jujur. Ada tiga
dengan

dengan jujur adalah sebuah kegiatan so sial

lingkungan

sikapnya

di masa yang akan

di mana ia berada. Kedua, mengingat

ngan jujur dapat menjadi pelajaran

de-

agar hal yang serupa tidak terjadi

lagi di masa depan. Ketiga, hal itu diperlukan
adil terhadap

yang berbeda?

pelaku perlu mengingat

korban akan mempengaruhi

datang terhadap

mereka belum terjadi?

tersebut kita dapat meng-

gunakan ide Miroslav V