Kalsium Ca Magnesium Mg Biochemical Oxygen Demand

7 Gambar 3 Hubugan antara nilai pH dengan jarak sumber pencemaran. Dari analisa laboratorium pH air sungai daerah penelitian menunjukkan 5,5 – 6,9, sehingga ada yang diatas ambang batas maksimum yang telah ditentukan yaitu pada lokasi masuknya limbah industri tahu dalam sungai.

b. Kalium K

+ Penentuan kalium ini penting karena dapat untuk menentukan prosentase natrium sodium bersama-sama dengan kalsium dan magnesium untuk mengklasifikasi kualitas air untuk irigasi. Nilai konsentrasi kalium pada air sungai di daerah penelitian, bisa dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Hubungan antara nilai K dengan jarak sumber pencemaran

c. Natrium Na

+ Penentuan konsentrasi natrium sodium merupakan uji coba yang sangat penting terutama untuk penentuan kualitas air untuk irigasi. Apabila konsentrasi natrim tinggi, sedangkan konsentrasi kalsium dan magnesium rendah maka bahaya natrium akan terjadi. Nilai konsentrasi natrium bisa dilihat pada gambar 5. Gambar 5. Hubungan antara nilai Na dengan jarak sumber pencemaran

d. Kalsium Ca

2+ Kalsium bersama magnesium dapat menimbulkan kerak pada pipa saluran air dan pada tempat perebusan air. Pada pertanian adanya perbandingan yang tinggi antara kalsium dan sodium seperti yang diharapkan pada air yang digunakan untuk irigasi adalah sangat baik untuk tanah, karena dapat memelihara struktur tanah dan permeabilitas tanah. Di daerah penelitian, berdasarkan perhitungan di laboratorium nilai kalsium bisa dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Hubungan antara nilai Ca dengan jarak sumber pencemaran.

e. Magnesium Mg

2+ Unsur magnesium dalam air kecenderungan bahwa magnesium mempunyai kesamaan sifat dengan kalsium karena kalsium dan magnesium merupakan sifat sadah pada air, tetapi sebenarnya ada perbedaan antara kedua unsur tersebut. 8 Gambar 7. Hubungan antara nilai Mg dengan jarak sumber pencemaran. Pada Gambar 7 menunjukkan terjadinya perubahan konsentrasi magnesium. Pada titik 1 konsentrasi magnesium sebesar 16,02 mgl, kemudian pada titik 2 kandungan magnesium mengalami penurunan sebesar 9,01 mgl. Lokasi 3 juga mengalami penurunan yaitu 8,01 mgl dan pada titik 4 konsentrasi magnesium naik menjadi 9,01 mgl, kemudian titik 5 mengalami penurunan sebesar 5,01 mgl karena terjadi proses alami pada air sungai. Pada titik 6 kandungan magnesium sebesar 21,02 mgl karena masuknya limbah rumah tangga dan limbah dari hasil pembuatan tempe.

f. Biochemical Oxygen Demand

BOD Nilai BOD dalam sampel menggambarkan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikro organisme untuk menguraikan zat- zat organik yang ada dalam air tersebut. Oleh karena itu parameter BOD merupakan salah satu parameter yang biasa digunakan untuk menentukan kekuatan atau daya cemar air limbah, sampah, industri, selokan-selokan, dan air yang telah tercemar. Gambar 8. Hubungan antara nilai BOD dengan jarak sumber pencemaran. Gambar 8 dapat dijelaskan bahwa nilai konsentrasi BOD pada titik I yaitu lokasi yang belum terkena limbah sebesar 10,7 mgl, setelah masuknya limbah yaitu pada titik 2, 4 dan titik 5 nilai kanduungan BOD meningkat. Adanya peningkatan BOD disebabkan meningkatnya bahan organik yang ada pada limbah tahu. Kemudian pada titik 3 terjadi penurunan nilai konsentrasi BOD sebesar 42,9 ml karena terjadi proses alami pada sungai yaitu kekeruhan berkurang melalui proses sedimentasi, bertambahnya oksigen terlarut karena adanya kemampuan reaerasi yang mengakibatkan oksigen dari atmosfer berdifusi atau larut dalam air. Lokasi 4 mengalami peningkatan 253,1 mgl pada titik 5 konsentrasi BOD sebesar 142,3 mgl disebabkan masuknya limbah. Pada titik 6 konsentrasi BOD sebesar 54,1 mgl, karena limbah yang masuk telah mengalami penguraian. Adanya kenaikan nilai konsentrasi BOD disebabkan oleh masuknya limbah industri tahu dan limbah domestik. Evaluasi Kesesuaian Air Sungai Garuda untuk Irigasi Kualitas air sungai untuk irigasi adalah air sungai yang digunakan untuk air irigasi ditinjau dari segi kualitas. Air irigasi adalah air yang digunakan untuk pengairan 9 lahan pertanian melalui saluran irigasi dan pembagian – pembagian air yang sesuai kebutuhan. Dalam evaluasi kesesuaian air untuk irigasi menggunakan nomogram kesesuaian air untuk irigasi berdassarkan parameter daya hantar listrik DHL dan bahaya sodium yang dinyatakan dalam sodium adsoption ratio SAR. Berdasarkan analisa laboratorium terhadap 6 sampel air sungai, maka didapat evaluasi sungai untuk air irigasi sebagai berikut:

a. Daya Hantar Listrik DHL