Pencemaran Lingkungan Limbah Air Tahu

Pencemaran Lingkungan: Limbah Cair Tahu
Oleh : Ariz Nandar
Salah satu isu global yang sangat penting dan mendapat perhatian serius saat ini
adalah masalah lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia
yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung. Lingkungan mempunyai arti penting bagi manusia, dengan lingkungan fisik
manusia dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan materilnya, dengan lingkungan
biologi manusia dapat memenuhi kebutuhan jasmaninya, dan dengan lingkungan sosial
manusia dapat memenuhi kebutuhan spiritualnya. Lingkungan dipandang sebagai tempat
beradanya manusia dalam melakukan segala aktivitas kesehariannya. Persoalan lingkungan
mulai menjadi topik dunia ketika manusia mulai merasakan dampaknya yang semakin meluas
yakni terlihat pada banyaknya bencana yang terjadi di muka bumi ini akibat berbagai
aktivitas manusia itu sendiri seperti banjir, tanah longsor, pencemaran air akibat limbah
industri, dan lain sebagainya.
Limbah cair industri pangan merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan.
Jumlah dan karakteristik air limbah industri bervariasi menurut jenis industrinya. Contohnya
adalah industri tahu. Industri tahu mengandung banyak bahan organik dan padatan terlarut.
Limbah buangan dari pabrik tahu seringkali belum ditangani secara baik dan benar sehingga
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Limbah tahu mengandung polutan
organik berupa residu pencucian dan rendeman kedelai sehingga konsekuensinya
menimbulkan gas buang berupa amoniak, nitrogen dan sulfur yang tidak sedap dan

mengganggu kesehatan pernapasan.
Di daerah Sukabumi Jawa Barat, produksi tahu setiap tahunnya mengalami
peningkatan. Akan tetapi berdampak buruk terhadap lingkungan yang ada disekitarnya karena
limbah cair buangan produksi tahu tidak ditanggulangi dengan baik serta tidak memenuhi
standar keamanan pengelolaan limbah. Buangan limbah cair tahu merupakan buangan yang
bersifat biodegradabel. Apabila limbah cair tahu dibuang ke perairan maka pada awalnya
terjadi degradasi secara aerob dengan mengambil oksigen dari air. Setelah oksigen diperairan
habis maka terjadi degradasi an-aerob. Pada saat oksigen habis maka biota aerob yang ada
diperairan mati, misalnya ikan. Degradasi anaerob menghasilkan amoniak dan hidrogen
sulfida yang berbau busuk sehingga mencemari lingkungan. Limbah cair industri tahu
mempunyai suhu 40 – 60 oC, zat padat tersuspensi 1.000 – 3.000 mg/L, zat padat terlarut

2.000 – 5.000 mg/L, BOD5 2.000 – 7.000 mg/L, COD 4.000 – 13.000 mg/L, amoniak 0,0 –
30 mg/L, sulfide 0,0 – 10 mg/L dan pH 4 – 5.1
Thomas E. Higgins, 1995, menyatakan bahwa ada delapan cara untuk menanggulangi
pencemaran industri yaitu: penggantian cara – cara pembelian dan pengendalian bahan,
pengembangan house keeping, pengubahan cara produksi, penggantian bahan beracun dengan
bahan yang kurang beracun, mengurangi limbah, memisah-misahkan limbah, daur ulang
limbah dan pengolahan limbah. Pengolahan limbah cair tahu kebanyakan menggunakan cara
fisik, kemis, biologis serta kombinasinya.2

Karena limbah cair industri tahu mengandung senyawa organik cukup tinggi (BOD
sekitar 5.000 6.000 mg/lt) dan bersifat biodegradable, maka limbah cair industri tahu ini
mampu dimanfaatkan menjadi sumber energi alternatif sebagai penghasil biogas. Biogas yang
dihasilkan dari proses pengolahan air limbah tahu akan diproses secara an-aerob dengan
menggunakan metode adsorpsi bertingkat. Penerapan Teknologi ramah lingkungan dalam
upaya meningkatkan nilai tambah IKM tahu, dilakukan melalui proses purifikasi biogas.
Teknologi Purifikasi Biogas dimaksudkan untuk menghilangkan gas-gas yang mengganggu
proses pembakaran dan bahaya terhadap lingkungan seperti : uap air, Amonia (NH3) dan
Hidrogen Sulfida (H2S). Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kemurnian methane (CH4)
dalam biogas.3
Hasil penelitian menunjukkan, karakteristik awal kandungan methane dalam biogas
limbah cair industri tahu sebesar 56,89 % dari 25.920 liter biogas yang terbentuk dan
mengalami peningkatan kemurnian sebesar 17,16% setelah melalui proses purifikasi.
Penggunaan adsorben terbaik adalah karbon aktif – karbon aktif dengan berat total 6 kg,
kecepatan alir biogas 25 lt/menit dan waktu kontak 170 menit. Kondisi ini belum mencapai
batas titik jenuh (isotherm adsorpsi Freundlich). Peningkatan kemurnian methane (CH4)
17,16% sebagai bentuk penerapan teknologi ramah lingkungan, yang memberikan manfaat
secara ekonomi, mempunyai nilai tambah pada pengusaha tahu. Apabila dikonversi ke dalam
harga elpiji, akan menghasilkan pendapatan bersih perbulan sebesar. Rp. 349.362,45 yang
artinya IKM tahu mendapat manfaat penghematan biaya produksi tahu.4

REFERENSI
1Krus Harianto, Penghembangan Industri Nata De Soya yang Berwawasan Lingkungan Dalam Rangka
Diversivikasi Usaha Pada Sentra Industri Kecil dan Menengah Tahu, (Semarang : Balai Penelitian dan
Pengembangan Industri Semarang, 1999/2000)
2 Thomas E. Higgins, Pollution Prevention Hanbook, (London : Lewis Publisher Boca Raton, 1995)
3 Nani Harihastuti, Ikha Rasti Julia Sari, Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan pada Pemanfaatan Hasil
Purifikasi Biogas Memberikan Nilai Tambah pada IKM Tahu, (Semarang: Balai Besar Teknologi Pencegahan
Pencemaran Industri, 2011)
4 Ibid,

Harianto, Krus. 1999/2000.

Penghembangan Industri Nata De Soya yang Berwawasan

Lingkungan Dalam Rangka Diversivikasi Usaha Pada Sentra Industri Kecil dan
Menengah Tahu. Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Semarang: Semarang
Harihastuti, Nani dan Sari, Ikha Rasti Julia.2011. Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan
pada Pemanfaatan Hasil Purifikasi Biogas Memberikan Nilai Tambah pada IKM
Tahu. Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri: Semarang
Higgins, Thomas E. 1995. Pollution Prevention Hanbook. Lewis Publisher Boca Raton:

London

e-link
http://kemenperin.go.id/download/2445/Jurnal-Riset-Teknologi-Pencegahan-PencemaranIndustri-Vol.-1-No.-4-Desember-2011. Diakses tanggal 12 November 2013
http://hukum.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/01/Jurnal-Rizaldi-Adiwira-Mardi-Putra
0910111046.pdf. Diakses tanggal 12 November 2013
http://personal.its.ac.id/files/pub/2090-ali-masduqi-arl_limbah_tahu.pdf. Diakses tanggal 12
November 2013