Optimasi Simplex Lattice Design SLD

Tabel 1. Persyaratan Penyimpangan Bobot Tablet Bobot rata-rata Penyimpangan bobot rata-rata A B 25 mg atau kurang 15 30 26 mg – 150 mg 10 20 151 mg – 300 mg 7,5 15 Lebih dari 300 mg 5 10

b. Kekerasan Tablet

Tablet hisap kompresi dapat dibuat secara granulasi basah, granulasi kering, atau kempa langsung. Untuk efek maksimum dan waktu tinggal dalam mulut diperlama, tablet hisap harus dibuat pada ukuran yang cukup 1,5-4,0 g dan kekerasan yang cukup 10-20 kg supaya melarut perlahan-lahan Parrott, 1971 ; Peters, 1989.

c. Kerapuhan Friabilitas

Uji kerapuhan bertujuan untuk menentukan, pada kondisi tertentu, kerapuhan dari tablet tidak disalut, fenomena permukaan tablet cacat terkikis danatau menunjukkan bukti laminasi penipisan atau kehancuran apabila menjadi subyek shock mekanik atau gesekan altrition Goeswin, 2008.

d. Waktu Melarut

Waktu melarut tablet menggambarkan waktu yang dibutuhkan tablet untuk melarut dalam mulut. Tablet hisap tidak hancur di dalam mulut melainkan larut atau terkikis secara perlahan-lahan dalam jangka waktu 30 menit atau kurang Banker Anderson, 1994.

e. Uji Respon Rasa

Uji respon rasa dinyatakan Goeswin 2008 meliputi sifat terkait seperti rasa enak dengan atau tanpa penambahan zat warna, kelicinan dan rasa enak di mulut selama disolusi diperlama dalam mulut, dan sifat fisika selama tablet tertahan dalam mulut pada saat menelan eksipien-eksipien dalam tablet hisap.

5. Optimasi Simplex Lattice Design SLD

Optimasi adalah desain eksperimental untuk mempermudah penyusunan dan interpretasi data secara matematis. Metode Simplex Lattice Design sesuai untuk prosedur optimasi formula dari campuran bahan, dalam desainnya jumlah total bagian komposisi campuran dibuat konstan satu bagian. Formula optimum yang terpilih dengan melihat nilai respon tertinggi dalam percobaan Bolton, 1997. Formula merupakan campuran yang terdiri dari beberapa komponen. Setiap perubahan fraksi dari salah satu komponen dari campuran akan merubah sedikitnya 1 variabel atau bahkan lebih fraksi komponen lain. Jika X 1 adalah fraksi dari komponen satu campuran fraksi maka: ≤ X 1 ≤ 1 dengan X 1 = 1, 2, ... , q …………...…………………………….5 Campuran mengandung sedikitnya 1 komponen tetap, ini berarti: X 1 + X 2 + ... + X q = … ……………………………………………………...6 Gambar 1. Kurva Interaksi Antara 2 Komponen Model Linier menurut SLD. Gambar dikutip dengan sedikit perubahan Armstrong James, 1996 Keterangan : A, B = formula dengan komponen A atau B 50 = formula dengan campuran komponen 0,5 bagian A dan 0,5 bagian B Kurva 1 = area interaksi positif A dan B Kurva 2 = area tanpa interaksi A dan B Kurva 3 = area interaksi negatif A dan B Area yang menyatakan semua kemungkinan kombinasi dari komponen- komponen dapat dinyatakan oleh interior dan garis batas dari suatu gambar dengan q tiap sudut dan q −1 dimensi. Semua fraksi dari kombinasi 2 campuran dapat dinyatakan sebagai garis lurus. Jika ada dua komponen q = 2 akan dinyatakan sebagai satu dimensi yang merupakan gambar garis lurus seperti terlihat pada Gambar 1. Titik A menyatakan formula yang hanya mengandung komponen A, titik B menyatakan formula yang hanya mengandung komponen B, sedangkan garis AB menyatakan semua kemungkinan campuran 0,5 komponen A dan B. Kurva 1 menunjukkan adanya interaksi positif masing-masing komponen saling mendukung, kurva 2 menunjukkan bahwa tidak ada interaksi masing-masing komponen tidak saling mempengaruhi, kurva 3 menunjukkan adanya interaksi 2 1 3 A B 50 negatif masing-masing komponen saling meniadakan. Hubungan fungsional antara respon variabel tergantung dengan komposisi variabel bebas dinyatakan dengan Persamaan 7. Y = β X + β X + β X X ………………………………………………….7 Keterangan : Y = respon X X = fraksi dari tiap komponen β dan β = koefisien regresi dari X dan X β = koefisien regresi dari interaksi X − X Untuk q = 2, maka persamaan 6 diubah menjadi: X + X = 1 . Koefisien diketahui dari perhitungan regresi dan y adalah respon yang diinginkan. Nilai X ditentukan, maka nilai X dapat dihitung. Setelah semua nilai didapatkan dimasukkan ke dalam garis maka akan didapatkan bentuk kurva yang diinginkan Armstrong James, 1996.

6. Monografi Bahan a. Xilitol

Dokumen yang terkait

Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Boerl.)

11 97 60

Daya Antibakteri Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl) terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans (in vitro)

8 92 64

Daya Antibakteri Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa.Scheff (Boerl)) Terhadap Enterococcus faecalis Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Secara In Vitro.

2 65 72

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun dan Buah Muda Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa) Terhadap Kadar SGOT dan SGPT Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi Parasetamol

2 35 17

Efek Antiangiogenik Ekstrak Etanol Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) pada Membran Korio Alantois (CAM) Embrio Ayam

0 18 4

Pengaruh Iradiasi Gamma terhadap Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Temu Putih (Curcuma zedoaria (Christm.) Roscoe.) dan Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) pada Bakteri Bacillus subtilis dan Staphylococcus aureus

2 21 86

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.) Terhadap Larva Artemia salina Leach Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 23 78

Uji Efektivitas Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl) sebagai Larvasida terhadap Larva Aedes aegypti Instar III

17 90 58

Pemilihan Bahan Pengisi untuk Formulasi Tablet Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria

0 2 6

Efektivitas Ekstrak Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Sebagai Antibakteri untuk Mencegah Serangan Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)

0 1 14