Sifat-sifat fisik bahan tambahan. Konsentrasi dari komposisi bahan yang aktif, yaitu ada tidaknya
komposisi bahan yang merusak seperti klorida, sulfat, sulfide, phosfat, juga nitrat dan amoniak dalam bahan tambahan.
Bahaya yang terjadi terhadap pemakai bahan tambahan. Kondisi penyimpanan dan batas umur kelayakan bahan tambahan.
Persiapan dan prosedur pencampuran bahan tambahan pada beton segar.
Jumlah dosis bahan tambahan yang dianjurkan tergantung dari kondisi struktural dan akibatnya bila dosis berlebihan.
Efek bahan tambah sangat nyata untuk mengubah karakteristik beton misalnya FAS, tipe dan gradasi agregat, tipe dan lama pengadukan.
b. Mengikuti petunjuk yang berhubungan dengan dosis pada brosur dan
melakukan pengujian untuk mengontrol pengaruh yang didapat. Biasanya percampuran bahan tambahan dilakukan pada saat percampuran
beton. Karena kompleksnya sifat bahan tambahan beton terhadap beton, maka interaksi pengaruh bahan tambahan pada beton, khususnya interaksi pengaruh
bahan tambahan pada semen sulit diprediksi. Sehingga diperlukan percobaan pendahuluan untuk menentukan pengaruhnya terhadap beton secara keseluruhan.
2.2.4.4 Jerami Padi
Jerami merupakan batang padi yang terdiri dari batang, pucuk,kelopak daun dan daun Muchji, 1982 dan kaya akan serat kasar roughage. Kandungan
Iilin, pentosan dan lignin dari jerami pada pencetakkan dengan suhu lS0-2S0oC
Universitas Sumatera Utara
dapat bertindak sebagai perekat. Penggunaan jerami campur untuk tembok mempunyai
keuntungan sebagai
insulasi dan
mudah untuk
dipaku. Stainforth,1979 dalam Budi, 1991.
Dengan sifat yang dimiliki tersebut, perlu dikembangkan penggunaan jerami karena potensinya cukup besar dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia.
Pada penelitian ini jerami padi digunakan sebagai bahan tambah pada campuran beton dengan harapan dapat meningkatkan sifat mekanik beton dan juga sebagai
peredam suara.
a b
c Gambar 2.4 : a Batang utama tanaman padi yang menunjukkan kondisi fisik
Jerami; b Tanaman padi belum siap panen;
c Tanaman padi siap panen. Adapun persyaratan jenis jerami yang baik untuk digunakan Lacinski
Bergeron,2000: 1.
Memiliki tingkat kekeringan yang cukup Kandungan air hanya 14 -16 saja.Idealnya digunakan jerami hasil panen saat musim kering dan
langsung dijemur. Jangan sampai terkena hujan atau percikan air sekalipun. Jerami yang mengandung terlalu banyak air potensial untuk
tempat hidup jamur dan serangga kecil.
Universitas Sumatera Utara
2. Nampak cemerlang pada kulitnya sebagai pertanda memiliki kekuatan
yang cukup dan belum mengempis rongga udaranya. Memiliki warna kuning cerah, sebagai pertanda belum lama dipanen. Bila terlalu lama
disimpan warnanya berubah menjadi pucat atau lebih tua, tergantung pada cara penyimpanan. Masa penyimpanan yang lama dapat menyebabkan
rongga udara mengempis. Untuk mengetahui apakah jerami masih baru saja dipanen atau lama disimpan, selain dengan jalan menunggui proses
pemanenan juga dapat diketahui melalui bau yang ditimbulkan jerami. Jerami baru panen tidak berbau dan bila telah lama disimpan
menghasilkan bau yang kurang sedap. Cek kepadatan jerami dapat juga dilakukan dengan menumpuknya kemudian diinjak, bila segera
mengempis berarti kualitasnya kurang baik. Namun bila mengempis sesaat kemudian kembali lagi, berarti kualitasnya baik.
3. Ketebalan diameter rongga jerami secara rata – rata adalah sama, oleh
karenanya yang perlu dipilih adalah panjang batang utama. Diperkirakan dibutuhkan panjang batang utama sekitar 20 cm, setelah dibersihkan dari
cabang – cabangnya.
4. Memiliki berat yang secara rata – rata sama. Pengujian dapat dilakukan
dengan mengambil kira – kira 20-30 batang kemudian ditimbang,
demikian ambil lagi 20-30 batang yang lain kemudian ditimbang. Mediastika,C.E, 2007
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Umum
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil
Universitas Sumatera Utara. Secara umum urutan tahap penelitian meliputi : a.
Penyediaan bahan penyusun beton. b.
Pemeriksaan bahan. c.
Perencanaan campuran beton Mix Design. d.
Pembuatan benda uji. e.
Pemeriksaan nilai slump. f.
Pengujian kuat tekan beton umur 28 hari. g.
Pengujian elastisitas beton umur 28 hari. h.
Pengujian kuat tarik beton umur 28 hari i.
Pengujian kuat lentur beton umur 28 hari.
Universitas Sumatera Utara
Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.1 Diagram Alir Pembuatan Beton dengan Jerami Padi
Pasir Semen
Air Jerami Padi
Variasi 0 - 20
Pencampuran
Pengadukan
Pencetakan
Perendaman
Pengeringan
Pengujian Beton
1. Kuat tekan
2. Kuat Tarik Belah
3. Peredaman Suara
Analisa Data
Hasil Laporan Penelitian
Kerikil
Universitas Sumatera Utara
3.2 Bahan-bahan penyusun beton 3.2.1 Semen Portland
Semen yang dipakai dalam penelitian ini adalah semen tipe I yang diproduksi oleh PT. SEMEN PADANG dalam kemasan 1 zak 50 kg.
3.2.2 Agregat Halus Analisa Ayakan Pasir