Etanol Tinjauan Pustaka 1. Beras Ketan Putih Oryza sativa L. var glutinosa

7 2 Sterilisasi media fermentasi dan peralatan lainnya. 3 Produksi biakan aktif dan murni dalam jumlah yang cukup untuk ditumbuhkan dalam medium produksi. 4 Pertumbuhan organisme dalam media produksi dalam kondisi optimal untuk pembentukan produk. 5 Ekstraksi produk dan pemurniannya. 6 Penanganan limbah produksi Stanbury dan Whitaker, 1984. Fermentasi bahan pangan adalah sebagai hasil kegiatan beberapa jenis mikroorganisme diantara beribu-ribu jenis bakteri, Khamir dan kapang yang telah dikenal. Dari mikroorganisme-mikroorganisme yang memfermentasi bahan pangan yang paling penting adalah bakteri pembentuk asam laktat, bakteri pembentuk asam asetat dan beberapa jenis khamir penghasil alkohol. Fermentasi timbul sebagai hasil metabolisme tipe anaerobik. Untuk hidup semua organisme membutuhkan sumber energi-energi diperoleh dari metabolisme bahan pangan di mana organisme berada di dalamnya. Bahan baku energi yang paling banyak digunakan di antara mikroorganisme adalah glukosa Buckle, 1987.

3. Etanol

a. Pengertian Etanol Etanol merupakan produk fermentasi yang dapat dibuat dari substrat yang mengandung karbohidrat gula, pati atau selulosa. Etanol 8 merupakan kependekan dari etil alkohol, sering pula disebut sebagai alkohol saja. Bentuknya seperti cairan yang tidak berwarna dan mempunyai bau yang khas. Berat jenisnya pada 15˚C adalah sebesar 0,7939 dan titik didihnya 78,32˚C pada tekanan 76 mmHg. Sifatnya yang lain adalah larut dalam air dan eter dan mempunyai panas pembakaran 328 Kkal Judoamidjojo, 2002. Alkohol, etanol khususnya dapat dibuat dari berbagai bahan hasil pertanian, yang secara umum bahan-bahan tersebut dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu: bahan yang mengandung turunan gula sebagai golongan pertama, seperti molase, gula tebu, gula bit, dan sari buah yang umumnya adalah sari buah anggur. Golongan kedua adalah bahan-bahan yang mengandung pati, seperti biji-bijian, kentang, tapioka dan golongan terakhir adalah bahan yang mengandung selulosa, seperti kayu dan beberapa limbah pertanian selain ketiga bahan tersebut diatas Sa’id, 1987. Etanol dapat dibuat dari berbagai sumber daya alam, misalnya gula, pati, bahan lignoselulosa seperti jerami padi, serbuk gergaji, dan limbah pertanian Suharto, 1995. Tingkat-tingkat kualitas etanol dalam perdagangan dikenal sebagai berikut 1 Alkohol teknis 96,5 ºGL. Digunakan terutama untuk kepentingan industri, sebagai bahan pelarut organik, bahan bakar, dan juga sebagai bahan baku ataupun bahan antara produksi berbagai senyawa organik lainnya. 9 2 Spiritus 88 ºGL. Nama ini diberikan kepada alkohol 176 proof yang telah didenaturasi dan diberi warna. Bahan ini biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk alat pemanas ruangan alat penerangan. 3 Alkohol murni 96,0-96,5 ºGL. Alkohol jenis ini terutama digunakan untuk kepentingan farmasi dan konsumsi minuman keras dan lain- lain. 4 Alkohol absolut 99,7-99,8 ºGL. Banyak digunakan di dalam pembuatan sejumlah besar obat-obatan dan juga sebagai bahan pelarut atau sebagai bahan antara di dalam pembuatan senyawa-senyawa lain skala laboratorium. Alkohol absolut yang didenaturasi banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor Soebiyanto, 1993. b. Sifat fisik alkohol 1 Titik didih Karena alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul- molekulnya maka titik didih alkohol lebih tinggi dari senyawa lain yang mempunyai berat formula sama. Untuk etanol titik didih berkisar antara 78-79ºC. 2 Kelarutan dalam air Alkohol dengan berat molekul rendah dan larut dalam air. Kelarutan dalam air ini langsung disebabkan oleh ikatan hidrogen antara alkohol dan air Fessenden dan Fessenden, 1997. 10 Tabel 2. Jenis dan Kadar Alkohol No Jenis Alkohol Kadar Alkohol 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Alkohol absolut Rectyfied Spirit alkohol yang dimurnikan Methylafed Spirit alkohol denaturasi RUM dan minuman keras lain Whisky, Gin dan Brandy Port, Sherry Anggur winer Bir Berbagai jenis minuman daerah 99,9 90 95 50 - 60 40 - 45 20 10 - 15 4 - 8 5 - 10 Zahroh, 2001. c. Biosintesis etanol melalui jalur glikolisis Pada jalur heksosa difosfat Gambar 2., glukosa akan mengalami penambahan dua fosfat dari dua ATP, sehingga dihasilkan D-fruktosa 1,6- fosfat. Dengan enzim aldolase D-fruktosa 1,6-fosfat akan diuraikan menjadi gliseraldehid 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat Timotius, 1982. Secara skematis biosintesis etanol melalui jalur glikolisis dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini 11 Fosforilase a 1,3- bisfosfogliseric acid Fosfogliserat D-Glukosa Asetaldehid + CO 2 Glikogen + P D-Glukosa 1 - fosfat Fosfoglukomutase D-Glukosa 6 - Fosfat D-Fruktosa 6 - fosfat ATP ADP Glukosafosfat isomerase ATP ADP D-Fruktosa 1,6 - bisfosfat 6-Fosfofruktokinase Dihidroxyceton fosfat Gliseraldehid 3- fosfat D-Gliseraldehid 3- fosfat dehidrogenase NAD + P NADH + H 3- Fosfogliserat ADP ATP 2- Fosfogliserat H 2 O ADP ATP enolase fosfogliserat kinase Piruvat kinase Triosafosfat isomerase Fosfogliseromutase Piruvat karboksilase DPNH DPN etanol asam asetat Heksokinase aldolase Gambar 2. Jalur glikolisis 12 d. Fermentasi etanol Secara skematis produksi etanol dari substrat tepung dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini. Gambar 3. Diagram Produksi etanol dari subtrat tepung. Tepung + air 15-30 ĺ pH 6,0-6,5 Ca 2+ Į- amilase Dipanaskan 60-80ºC diuapkan H 2 O Didinginkan Pengaliran 60-80ºC Dibuat gula 50-60ºC Fermentasi 30-35ºC pH 45-5,5 Kultur Pemisahan Materi sel Destilasi Etanol 94,5 13

4. Kromatografi Gas

Dokumen yang terkait

Uji Stabilitas Varietas Padi (Oryza sativa L.) Pada Lahan Salin dan Sulfat Masam Menggunakan Analisis AMMI dan Sidik Lintas Komponen Produksi Dengan Produksi Gabah

4 55 75

Formulasi Sediaan Lipstik Menggunakan Ekstrak Beras Ketan Hitam (Oryza sativa L var forma glutinosa) Sebagai Pewarna

40 188 64

SKRIPSI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN BERALKOHOL DARI RAGI TUAK DAYAK DENGAN KOMBINASI KETAN HITAM (Oryza sativa L. var. glutinosa) DAN BERAS HITAM (Oryza sativa L.) KULTIVAR CEMPO IRENG.

0 3 18

I. PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN BERALKOHOL DARI RAGI TUAK DAYAK DENGAN KOMBINASI KETAN HITAM (Oryza sativa L. var. glutinosa) DAN BERAS HITAM (Oryza sativa L.) KULTIVAR CEMPO IRENG.

0 3 6

PENGARUH PENAMBAHAN AMMONIUM SULFAT TERHADAP PRODUKSI ETANOL PADA FERMENTASI PENGARUH PENAMBAHAN AMMONIUM SULFAT TERHADAP PRODUKSI ETANOL PADA FERMENTASI UMBI SINGKONG (Manihot utilissima Pohl.) DENGAN INOKULUM Saccharomyces cerevisiae.

0 1 13

PENDAHULUAN PENGARUH PENAMBAHAN AMMONIUM SULFAT TERHADAP PRODUKSI ETANOL PADA FERMENTASI UMBI SINGKONG (Manihot utilissima Pohl.) DENGAN INOKULUM Saccharomyces cerevisiae.

1 9 23

PENGARUH PENAMBAHAN AMMONIUM SULFAT TERHADAP PRODUKSI ETANOL PADA FERMENTASI BERAS PENGARUH PENAMBAHAN AMMONIUM SULFAT TERHADAP PRODUKSI ETANOL PADA FERMENTASI BERAS KETAN PUTIH (Oryza sativa L. var glutinosa) DENGAN INOKULUM Saccharomyces cerevisiae.

0 1 15

PENDAHULUAN PENGARUH PENAMBAHAN AMMONIUM SULFAT TERHADAP PRODUKSI ETANOL PADA FERMENTASI BERAS KETAN PUTIH (Oryza sativa L. var glutinosa) DENGAN INOKULUM Saccharomyces cerevisiae.

3 25 25

PENGARUH PENAMBAHAN AMMONIUM SULFAT TERHADAP PRODUKSI ETANOL PADA FERMENTASI BERAS PENGARUH PENAMBAHAN AMMONIUM SULFAT TERHADAP PRODUKSI ETANOL PADA FERMENTASI BERAS KETAN PUTIH (Oryza sativa L. var glutinosa) DENGAN INOKULUM Saccharomyces cerevisiae.

0 1 15

Pengaruh Cara Pemasakan Beras Ketan Hitam (Oryza sativa glutinosa) dan Penambahan Jahe Terhadap Karaketeristik sari Ketan Hitam Sebagai Minuman Fungsional.pdf.

0 0 10