11
3 Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman dalam ruang lingkup yang lebih luas guna menunjang profesinya sebagai guru.
b. Bagi Peneliti Memperoleh wawasan dan pemahaman baru mengenai salah satu aspek
yang penting dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Dengan demikian,
diharapkan peneliti sebagai guru siap melaksanakan tugas sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman.
F. Tinjauan Pustaka
Sepengetahuan penulis sudah banyak yang membahas tentang kurikulum terbaru ini KTSP, baik melalui seminar-seminar, pelatihan
termasuk sudah mulai bermunculan buku-buku baru yang membahas tentang KTSP. Adapun penelitian yang berhubungan dengan permasalahan yang
penulis angkat dalam skripsi ini antara lain: 1. Nurani Daruretno Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008 dengan
skripsinya Kesiapan Sekolah dalam Melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Studi Kasus SDN Dukuhan Kerten Surakarta
Tahun Ajaran 20062007 menjelaskan bahwa kesiapan pelaksanaan KTSP adalah a kurikulum mengacu pada KTSP 2007, program
pengajaran melalui pre tes, pembentukan kompetensi, post test, pengembangan silabus, RPP, penilaian, b keuangan dan pembiayaan
dibantu BOS, c sarana dan prasarana sudah lengkap dan terperinci, d stakeholder, e layanan khusus meliputi perpustakaan, muatan lokal,
keamanan, dan UKS.
12
2. Agus Purwanto Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2006 dalam skripsinya, Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Islam
Terpadu Ar-Risalah Laweyan Surakarta Studi Tentang Proses, Masalah Yang Dihadapi Dan Pemecahannya menjelaskan bahwa: ada tiga faktor
yang mempengaruhi dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu: a Kondisi pembelajaran pendidikan Agama Islam, kondisi ini yang mempengaruhi
penggunaan metode dalam peningkatan hasil pembelajaran, b Metode pembelajaran, metode ini didefinisikan sebagai cara-cara tertentu yang
paling cocok untuk dapat digunakan dalam mencapai hasil-hasil pembelajaran, c Hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran mencakup
akibat yang dapat dijadikan indikator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran.
3. Supinah STAIN Surakarta, 2009 dalam skripsinya, Pola Pelaksanaan Pengelolaan Kelas Dalam KTSP Studi Kasus Pada Kelas VI MI Pandeyan
Ngemplak Boyolali mengatakan: a terdapat perbedaan antara kurikulum tahun 1994 dan kurikulum 2008, dalam kurikulum 1994 guru hanya
memberikan bimbingan dalam proses belajar dan materi diberikan dengan model ceramah yang monoton, namun dalam kurikulum 2008 guru di
samping memberikan bimbingan juga dituntut terlibat aktif dalam kelompok belajar siswa, agar siswa menguasai materi. Materi disampaikan
dengan vareatif seperti dengan berceramah, kemudian dengan model tanya jawab dan membentuk kelompok belajar, b penerapan KTSP memang
menuntut banyak kreatifitas guru dalam pengelolaan kelas, yaitu fisik dan
13
non fisik. Untuk fisik berhubungan dengan pengaturan ruang kelas dilakukan dengan cara mengatur ventilasi cahaya dan tempat duduk siswa.
Sedangkan untuk non fisik dilakukan terhadap guru dan siswa. Untuk guru diadakan pembinaan meliputi pembinaan oleh kepala sekolah, diikutkan
penataran, dan team teaching. Adapun pembinaan untuk siswa adalah melalui konseling baik bagi yang berkebutuhan khusus maupun yang
berprestasi. Berdasarkan penelitian-penelitian di atas menunjukkan bahwa
sepanjang pengetahuan penulis belum ada penelitian yang secara khusus mengkaji masalah penerapan KTSP di SDIT Ar-Risalah Surakarta. Dengan
demikian masalah yang diangkat dalam penelitian ini memenuhi asas kebaruan.
G. Metode Penelitian