PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK TERHADAP TINGKAT PENERIMAANPAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI (STUDI PADA KPP PRATAMA TANJUNG KARANG)
ABSTRAK
PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENCAIRAN
TUNGGAKAN PAJAK TERHADAP TINGKAT PENERIMAANPAJAK
PENGHASILANORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP)
PRATAMA TANJUNG KARANG
Oleh
Maeza Safitri
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris apakah terdapat pengaruh tingkat
kepatuhan wajib pajak dan pencairan tunggakan pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan
Orang Pribadi di KPP Pratama Tanjung Karang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Tanjung Karang. Sampel penelitian dipilih
berdasarkan metode Judment sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa
data realisasi penerimaan pajak, jumlah wajib pajak lapor dan membayar pajak terhutangnya
dengan tepat waktu, dan jumlah pencairan tunggakan pajak . Metode Statistik yang digunakan
untuk menguji adalah regresi berganda.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa (1) tingkat kepatuhan wajib pajak lapor dam membayar
pajak terhutangnya dengan tepat waktu berpengaruh positif signifikan terhadap peningkatan
penerimaan pajak, (2) pencairan tunggakan pajak yang dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan
pajak berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan orang pribadi di KPP
Pratama Tanjung Karang.
Kata Kunci : Kepatuhan Wajib Pajak, Pencairan Tunggakan Pajak, dan Penerimaan Pajak
ABSTRACT
EFFECT OF COMPLIANCE TAXPAYERS AND DISBURSEMENT
ARREARS TAX RATE ON INDIVIDUAL INCOME TAX REVENUE (Studies
on KPP Pratama Tanjung Karang)
by
MAEZA SAFITRI
The purpose of this study was to obtain empirical evidence whether there are
significant levels of tax compliance and disbursement of tax arrears on Personal
income tax revenue in KPP Pratama Tanjung Karang. The population in this study
are all registered taxpayers in KPP Pratama Tanjung Karang. Samples were selected
based Judment sampling method. The data used are secondary data in the form of tax
revenue realization data, the number of taxpayers to report and pay the tax becomes
due in a timely manner, and the amount of the disbursement of tax arrears. Statistical
methods were used to test is multiple regression.
Results show that (1) the level of tax compliance report dam pay taxes payable in a
timely manner significant positive effect on the increase in tax revenue, (2) the
disbursement of tax arrears based on the results of tax audits significant positive
effect on personal income tax revenue in the KPP Pratama Tanjung Karangl.
Keywords: Taxpayer Compliance, Tax Arrears Disbursement, and Revenue
PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN
PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK
PENGHASILAN ORANG PRIBADI
(Studi Pada KPP Pratama Tanjung Karang)
Oleh
MAEZA SAFITRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 23 Mei
1989, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan
Bapak Thamrin dan Ibu Misteti.
Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis adalah
Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Muhammadiyah I pada tahun 2001. Tahun
2004 penulis berhasil menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) di SMP AL-Kautsar dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan pada
tahun 2007 di SMA Negeri 6 Bandar Lampung.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Diploma III Jurusan Perpajakan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis di Universitas Lampung hingga mendapat gelar Ahli Madya
pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 penulis melanjutkan Studi Stara Satu (S1)
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahirrobbil’alamin
Kupersembahkan karya penuh perjuanganku ini kepada :
Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan dengan segala
kekuasaan-Nya membuat semua ini menjadi nyata.
Kedua orangtuaku: Mama dan Papa tercinta sebagai motivatorku untuk
menyelesaikan kuliah dan terima kasih atas segala didikan, cinta, kasih sayang,
dan do’a yang tak henti-hentinya untuk keberhasilanku.
Kedua Adikku yang tersayang: Deska Saputra, Rahmita Fitri Ardela terima kasih
atas semua do’a, nasehat, dan yang selalu menjadi penyemangat dalam hidupku.
Teman-teman terbaik yang selalu ada disaat suka maupun duka.
Teman-teman Akuntansi angkatan tahun 2007 Universitas Lampung.
Semua orang yang telah memberi saran dan memotivasi kepadaku.
MOTO
Man jadda wa jadda
(Diman ada kesulitan, pasti ada jalannya)
Setiap orang berhak untuk sukses
Tinggal bagaimana kita meraih kesuksesan itu
Barang siapa yang meneliti jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan
memudahlan jalan baginya ke surge (HR.Ibnu Majah 221)
Bersujud dan Berdo alah karena kunci kesuksesan yang harus kita
mulai adalah dengan DOA
Boleh jadi kamu menbenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk
bagimu (QS. Al-Baqarah: 216)
SANWACANA
Assalammualaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim dan syukur Alhamdulillah
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayah serta
ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Skripsi dengan judul “PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
DAN PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN
PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI”dapat terselesaikan dengan
optimal.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
mendukung penelitian ini:
1.
Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
2.
Ibu Dr.Fajar Gustiawaty dewi S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, dan Selaku
Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bantuan, saran, arahan
dan waktunya selama penyusunan skripsi ini dan selama masa
perkuliahan;
3.
Ibu Yustitya Asmaranti, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
4.
Bapak Kiagus Andi selaku Dosen Pembimbing Pertama yang telah
memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama penyusunan
skripsi ini dan selama masa perkuliahan;
5.
Bapak Basuki Wibowo S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Pembimbing Kedua
yang telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama
penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;
6.
Bapak Dr Yuliansyah, S.E., M.S.Ak. Akt selaku Dosen Penguji Utama
yang telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya dalam
penyelesaian skripsi ini;
7.
Ibu Yustitya Asmaranti, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik;
8.
Segenap bapak dan ibu dosen yang telah membantu penulis dalam
menimba ilmu dan memperluas wawasan selama penulis menyelesaikan
pendidikan di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung;
9.
Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung;
10.
Kedua orangtuaku, Bapak Thamrin dan Ibu Misteti yang telah memberikan
dukungan moril dan materil serta senantiasa berkorban dan mengusahakan
yang terbaik bagi penulis tanpa mengenal lelah. Dan dengan sabar
memberikan nasehat serta do a yang tidak henti-hentinya untuk penulis,
semoga penulis bisa menjadi anak yang membanggakan dan sukses untuk
Ibu dan Bapak tersayang. Amin ya robbalalamin;
11.
Kedua adikk-adik ku: Deska Saputra dan Rahmita Fitri Ardela terima
kasih untuk semua do a, nasehat, serta dukungan yang membangun
semangat. Semoga yang baik-baik yang kalian tiru dalam diri penulis;
12.
Keluarga Besar ku : Keluarga besar dari Kedaton dan keluarga besar dari
antasari yang dengan sabar memberi nasehat dan doa kepada penulis.
Terima kasih untuk kesabaran kalian menanti penulis menyelesaikan
kuliah walaupun sangat terlambat penulis menyelesaikannya. Penyesalan
yang akan selalu penulis ingat untuk menjadi lebih baik laigi dalam hidup.
13.
Teman-teman ku: Mbak Rani, Guntur , Mbak Ila, Mbak Fitria,Nurhayati,
nurbaeti, terima kasih atas segala dukungan yang membangun semangat
dan terima kasih selama ini menjadi teman dalam suka maupun duka,
semoga apa yang kita harapkan dan impikan dapat terwujud, amin ya
robbalallamin;
14.
Teman-teman dialmamaterku tercinta: Andriance ,Riski, Rini, Didiek, dan
semua orang yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
terima kasih atas saran dan motivasinya;
15.
Segenap teman-teman Akuntansi 2007 dan Adek Tingkat yang tidak dapat
di sebutkan satu -persatu, semoga kita semua menjadi orang yang sukses
dalam segala hal.Amiiin.
Terima kasih untuk orang yang sudah terlibat atau melibatkan dirinya dalam
kehidupan saya, dan orang-orang yang terlewat disebutkan tetapi memiliki arti
yang sama pentingnya bagi kehidupan saya, penulis mengucapkan terima kasih.
Semoga karya ini bermanfaat dan membantu pihak-pihak yang berkepentingan.
Wassalammualaikum Wr.Wb.
Bandar Lampung, 27 Mei 2015
Penulis
Maeza Safitri
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Tarif Pajak Wajib Orang Pribadi .............................................
21
Tabel 2 Penghasilan Tidak Kena Pajak.................................................
22
Tabel 3 Penelitian Terdahulu ...............................................................
23
Tabel 4 Hasil Statistik Deskriptif..........................................................
34
Tabel 5 Hasil Uji Normalitas ................................................................
37
Tabel 6 Hasil Uji Multikorelinieritas ....................................................
37
Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................
39
Tabel 8 Hasil Uji R2 .............................................................................
40
Tabel 9 Hasil Uji Statistic t ...................................................................
42
Tabel 10 Jumlah Wajib Pajak Lapor.......................................................
45
Tabel 11 Jumlah pencairan Tunggakan...................................................
46
Tabel 12 Realisasi penerimaan Pajak......................................................
49
LAMPIRAN
Lampiran I
Wajib Pajak Lapor
BULAN
2012
2013
januari
5463
5623
Februari
5614
5844
maret
7652
8322
April
7436
7764
Mei
6759
8240
Juni
7757
7958
juli
7437
8770
Agustus
7058
6631
September
6931
7073
Oktober
7927
8116
November
8736
9356
Desember
15857
14932
Pencairan Tunggakan
BULAN
2012
januari
2013
44,753,034
851,457,871
1,610,456,175
1,817,473,974
maret
62,319,211
1,336,888,089
April
570,583,417
570,668,677
Mei
332,542,282
1,577,152,881
Juni
388,499,764
338,663,990
juli
373,841,632
1,303,157,683
Agustus
461,032,566
516,562,038
September
607,152,548
191,858,244
Oktober
290,761,738
432,335,083
November
459,072,580
132,695,551
Desember
937,221,843
209,208,780
Februari
Penerimaan Pajak
BULAN
2012
2013
januari
336,278,664
333,331,232
Februari
924,539,664
772,346,107
maret
2,542,597,758
1,827,883,922
April
3,002,844,768
2,199,458,719
Mei
3,362,070,495
2,555,707,330
Juni
3,719,020,723
2,937,124,101
juli
4,080,168,113
3,321,300,605
Agustus
4,422,225,409
3,644,492,675
September
4,770,337,169
3,870,220,796
Oktober
5,115,888,732
4,083,619,666
November
5,481,327,412
4,270,966,004
Desember
6,167,997,138
4,486,855,185
Lampiran II
Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Penerimaan
24
3.33
6.16
3.26
1.591
WP
24
5463
15857
8052.33
2488.905
PT
24
4.47
1.81
6.42
5.180
Valid N (listwise)
24
Gambar 1. Hasil Uji Normalitas (Grafik P-P Plot)
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
24
Normal Parameters
a
Mean
.0000000
Std. Deviation
Most Extreme Differences
1.14519484
Absolute
.112
Positive
.082
Negative
-.112
Kolmogorov-Smirnov Z
.547
Asymp. Sig. (2-tailed)
.042
a. Test distribution is Normal.
Tabel 3. Hasil Uji Multikorelinieritas
Coefficients
Model
1
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B
(Constant)
WP
PT
a
Std. Error
9.689
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
9.285
1.044
.309
367622.986 100828.457
.575 3.646
.002
.992
1.008
.339 2.152
.043
.992
1.008
1.042
a. Dependent Variable: Penerimaan
.484
Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Change Statistics
Model
R
1
.694
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
Change
.482
.432
a. Predictors: (Constant), PT, WP
b. Dependent Variable: Penerimaan
1.198
.482
F Change
9.761
df1
df2
2
21
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
.001
1.771
Tabel 5.Hasil uji R2
b
Model Summary
Model
1
R
R Square
.694
a
Adjusted R Square
.482
Std. Error of the Estimate
.432
1.198
a. Predictors: (Constant), PT, WP
b. Dependent Variable: Penerimaan
Tabel 6. Hasil Uji F
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
2.804
2
1.402
Residual
3.016
21
1.436
Total
5.820
23
a. Predictors: (Constant), PT, WP
b. Dependent Variable: Penerimaan
F
9.761
Sig.
.001
a
Tabel 7. Hasil Uji t
Coefficients
Model
1
(Constant)
WP
PT
a
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B
Std. Error
9.689
a. Dependent Variable: Penerimaan
t
9.285
367622.986 100828.457
1.042
Beta
.484
Sig.
Tolerance
VIF
1.044
.309
.575
3.646
.002
.992
1.008
.339
2.152
.043
.992
1.008
Titik Persentase Distribusi t (df = 1 40)
Pr
0.25
0.10
0.05
0.025
0.01
0.005
0.001
df
0.50
0.20
0.10
0.050
0.02
0.010
0.002
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
1.00000
0.81650
0.76489
0.74070
0.72669
0.71756
0.71114
0.70639
0.70272
0.69981
0.69745
0.69548
0.69383
0.69242
0.69120
0.69013
0.68920
0.68836
0.68762
0.68695
0.68635
0.68581
0.68531
0.68485
0.68443
0.68404
0.68368
0.68335
0.68304
0.68276
0.68249
0.68223
0.68200
0.68177
0.68156
0.68137
0.68118
0.68100
0.68083
0.68067
3.07768
1.88562
1.63774
1.53321
1.47588
1.43976
1.41492
1.39682
1.38303
1.37218
1.36343
1.35622
1.35017
1.34503
1.34061
1.33676
1.33338
1.33039
1.32773
1.32534
1.32319
1.32124
1.31946
1.31784
1.31635
1.31497
1.31370
1.31253
1.31143
1.31042
1.30946
1.30857
1.30774
1.30695
1.30621
1.30551
1.30485
1.30423
1.30364
1.30308
6.31375
2.91999
2.35336
2.13185
2.01505
1.94318
1.89458
1.85955
1.83311
1.81246
1.79588
1.78229
1.77093
1.76131
1.75305
1.74588
1.73961
1.73406
1.72913
1.72472
1.72074
1.71714
1.71387
1.71088
1.70814
1.70562
1.70329
1.70113
1.69913
1.69726
1.69552
1.69389
1.69236
1.69092
1.68957
1.68830
1.68709
1.68595
1.68488
1.68385
12.70620
4.30265
3.18245
2.77645
2.57058
2.44691
2.36462
2.30600
2.26216
2.22814
2.20099
2.17881
2.16037
2.14479
2.13145
2.11991
2.10982
2.10092
2.09302
2.08596
2.07961
2.07387
2.06866
2.06390
2.05954
2.05553
2.05183
2.04841
2.04523
2.04227
2.03951
2.03693
2.03452
2.03224
2.03011
2.02809
2.02619
2.02439
2.02269
2.02108
31.82052
6.96456
4.54070
3.74695
3.36493
3.14267
2.99795
2.89646
2.82144
2.76377
2.71808
2.68100
2.65031
2.62449
2.60248
2.58349
2.56693
2.55238
2.53948
2.52798
2.51765
2.50832
2.49987
2.49216
2.48511
2.47863
2.47266
2.46714
2.46202
2.45726
2.45282
2.44868
2.44479
2.44115
2.43772
2.43449
2.43145
2.42857
2.42584
2.42326
63.65674
9.92484
5.84091
4.60409
4.03214
3.70743
3.49948
3.35539
3.24984
3.16927
3.10581
3.05454
3.01228
2.97684
2.94671
2.92078
2.89823
2.87844
2.86093
2.84534
2.83136
2.81876
2.80734
2.79694
2.78744
2.77871
2.77068
2.76326
2.75639
2.75000
2.74404
2.73848
2.73328
2.72839
2.72381
2.71948
2.71541
2.71156
2.70791
2.70446
318.30884
22.32712
10.21453
7.17318
5.89343
5.20763
4.78529
4.50079
4.29681
4.14370
4.02470
3.92963
3.85198
3.78739
3.73283
3.68615
3.64577
3.61048
3.57940
3.55181
3.52715
3.50499
3.48496
3.46678
3.45019
3.43500
3.42103
3.40816
3.39624
3.38518
3.37490
3.36531
3.35634
3.34793
3.34005
3.33262
3.32563
3.31903
3.31279
3.30688
Tabel Durbin-Watson (DW), α = 5%
n
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
k=1
dL
0.6102
0.6996
0.7629
0.8243
0.8791
0.9273
0.9708
1.0097
1.0450
1.0770
1.1062
1.1330
1.1576
1.1804
1.2015
1.2212
1.2395
1.2567
1.2728
1.2879
1.3022
1.3157
1.3284
1.3405
1.3520
dU
1.4002
1.3564
1.3324
1.3199
1.3197
1.3241
1.3314
1.3404
1.3503
1.3605
1.3709
1.3812
1.3913
1.4012
1.4107
1.4200
1.4289
1.4375
1.4458
1.4537
1.4614
1.4688
1.4759
1.4828
1.4894
k=2
dL
dU
k=3
dL
dU
k=4
dL
dU
k=5
dL
dU
0.4672
0.5591
0.6291
0.6972
0.7580
0.8122
0.8612
0.9054
0.9455
0.9820
1.0154
1.0461
1.0743
1.1004
1.1246
1.1471
1.1682
1.1878
1.2063
1.2236
1.2399
1.2553
1.2699
1.2837
1.8964
1.7771
1.6993
1.6413
1.6044
1.5794
1.5621
1.5507
1.5432
1.5386
1.5361
1.5353
1.5355
1.5367
1.5385
1.5408
1.5435
1.5464
1.5495
1.5528
1.5562
1.5596
1.5631
1.5666
0.3674
0.4548
0.5253
0.5948
0.6577
0.7147
0.7667
0.8140
0.8572
0.8968
0.9331
0.9666
0.9976
1.0262
1.0529
1.0778
1.1010
1.1228
1.1432
1.1624
1.1805
1.1976
1.2138
2.2866
2.1282
2.0163
1.9280
1.8640
1.8159
1.7788
1.7501
1.7277
1.7101
1.6961
1.6851
1.6763
1.6694
1.6640
1.6597
1.6565
1.6540
1.6523
1.6510
1.6503
1.6499
1.6498
0.2957
0.3760
0.4441
0.5120
0.5745
0.6321
0.6852
0.7340
0.7790
0.8204
0.8588
0.8943
0.9272
0.9578
0.9864
1.0131
1.0381
1.0616
1.0836
1.1044
1.1241
1.1426
2.5881
2.4137
2.2833
2.1766
2.0943
2.0296
1.9774
1.9351
1.9005
1.8719
1.8482
1.8283
1.8116
1.7974
1.7855
1.7753
1.7666
1.7591
1.7527
1.7473
1.7426
1.7386
0.2427
0.3155
0.3796
0.4445
0.5052
0.5620
0.6150
0.6641
0.7098
0.7523
0.7918
0.8286
0.8629
0.8949
0.9249
0.9530
0.9794
1.0042
1.0276
1.0497
1.0706
2.8217
2.6446
2.5061
2.3897
2.2959
2.2198
2.1567
2.1041
2.0600
2.0226
1.9908
1.9635
1.9400
1.9196
1.9018
1.8863
1.8727
1.8608
1.8502
1.8409
1.8326
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN
RIWAYAT HIDUP
PERSEMBAHAN
MOTO
SANWACANA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian ..................................................
1
1.2. Perumusan Masalah ...........................................................
5
1.3. Batasan Masalah ................................................................
5
1.4. Tujuan Penelitian.......................................................... .....
5
1.5. Manfaat Penelitian........................................................ .....
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Landasan Teori ..................................................................
7
2.1.1. Definisi pajak .........................................................
7
2.1.2. Fungsi Pajak ............................................................
7
2.1.3. Asas-asas Pemungutan Pajak .................................
8
2.1.4. Sistem Pemungutan Pajak ......................................
9
2.1.5. Surat Pemberitahuan ..............................................
9
2.1.6. Surat Ketetapan Pajak ............................................
12
2.1.7. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak ............................
12
2.1.8. Pengertian Wajib Pajak ..........................................
13
2.1.9. Jenis Pajak ..............................................................
14
2.1.10. Tarif Pajak ..............................................................
15
2.1.11. Jenis-jenis Surat Pajak ...........................................
15
2.1.12. Pengertian Kepatuhan ............................................
16
2.1.13. Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak .......................
17
2.1.14. Jenis-jenis Kepatuhan ............................................
17
2.1.15. Kriteria Wajib Patuh ..............................................
18
2.1.16. Pengertian Tunggakan Pajak .................................
18
2.1.17. Pengertian Pencairan Tunggakan ...........................
19
2.1.18. Mekanisme Pencairan Tunggakan .........................
19
2.1.19. Pengertian Penerimaan Pajak .................................
20
2.1.20. Pengertian Pajak penghasilan ................................
20
2.1.21. Objek Pajak Penghasilan........................................
20
2.1.22. Tarif Pajak Penghasilan Orang pribadi ..................
20
2.1.23. Penghasilan Tidak Kena Pajak...............................
21
2.2. Rerangka Pemikiran dan Penelitian terdahulu ...................
22
2.3. Model Penelitian ................................................................
23
2.4. Pengembangan Hipotesis ...................................................
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel ..........................................................
26
3.2. Data Penelitian ...................................................................
26
3.2.1 Jenis Data .................................................................
26
3.3. Devinisi Variabel Penelitian ..............................................
26
3.3.1
Variabel Independen........................................... ...
27
3.3.2. Variabel Dependen............................... ..................
27
3.3.3. Hipotesis Statistik ..................................................
28
3.3.4. Analisis Data ..........................................................
29
3.3.4.1 Analisis Deskriptif .....................................
29
3.3.4.2 Analisis Asosiatif .......................................
29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian .............................
34
4.2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik .........................................
35
4.2.1. Uji Normalitas..........................................................
35
4.2.2. Uji Multikolinieritas ................................................
37
4.2.3. Uji Heteroskedastisitas ............................................
38
4.2.4. Uji Autokorelasi .......................................................
39
4.3. Hasil pengujian Hipotesis ..................................................
40
4.3.1. Uji Koefisien Determinasi ( R2) .............................
40
4.3.2. Uji Statistik F.................................................. .......
40
4.3.3. Uji Statistik t ............................................ .............
41
Pembahasan....................................................... ...............
43
4.4
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ........................................................................
51
5.2. Keterbatasan Penelitian......................................................
52
5.3. Saran dan Implikasi ...........................................................
52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Penelitian
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan agar tercapai kemakmuran
dan kesejahteraan masyarakat. Jumlah wajib pajak di Indonesia saat ini sudah
cukup membanggakan. Menurut catatan Direktorat Jenderal Pajak per akhir 2009,
angkanya sudah mencapai 15,91 juta wajib pajak. Dirjen Pajak Mochammad
Tjiptardjo mengatakan jumlah ini adalah prestasi selama lima tahun terakhir.
Pemilik nomor pokok wajib pajak (NPWP) terus mengalami kenaikan.
Perbandingannya tahun 2005 hanya sebanyak 4,35 juta wajib pajak, tahun 2006
sebanyak 4,8 juta wajib pajak, tahun 2007 sebanyak 7,13 juta wajib pajak,
tahun 2008 sebanyak 10,68 juta wajib pajak, dan tahun 2009 sebanyak 15,91 juta
wajib pajak. Menurut Tjiptardjo, peningkatan wajib pajak diharapkan dapat
memperbaiki jumlah penerimaan negara ke depannya, karena selama ini
penerimaan pajak dalam lima tahun terakhir selalu di atas 18 persen. Tahun
2005 pertumbuhan penerimaan 21,9 persen, tahun 2006 tumbuh 19,5 persen,
2007 tumbuh 21,39 persen dan 2009 tumbuh 29,27 persen. Tahun 2009 meski
jumlah wajib pajak meningkat dibuat pengecualian karena akibat krisis global.
Tahun 2009 penerimaan hanya tumbuh 4,38 persen atau lain dibandingkan dengan
✁
rata-rata pertumbuhan biasanya yang selalu di atas 18 persen
(http://www.scribd.com/doc/245916246/Penerimaan-PPh-OP-Cahya
http://www.scribd.com diakses 14 februari 2013)
Untuk orang pribadi pembayaran pajak yang dilaporkan melalui penyerahan SPT
hanya berjumlah 8,5 juta, padahal jumlah orang yang aktif bekerja di Indonesia
berjumlah 110 juta (data BPS). Artinya, rasio SPT terhadap kelompok pekerja
aktif hanya mencapai 7,73%; dengan kata lain tingkat kepatuhan WP OP masih
sangat rendah .
Menurut APBN sumber pendapatan pemerintah terbanyak didapat dari sektor
perpajakan, meskipun masih banyak sektor lain seperti minyak dan gas bumi,
serta bantuan luar negeri yang merupakan penerimaan negara bukan pajak
(PNBP). Hal tersebut dapat dilihat dari makin tingginya target penerimaan
Negara yang berasal dari pajak, dan untuk tahun 2010 target penerimaan pajak
adalah sebesar Rp. 729,2 triliun yang kurang lebih merupakan 70% dari
penerimaan APBN tahun 2010Akan tetapi dalam kenyataannya pembayaran
pajak masih banyak terdapat kelalaian, bahkan mangkir dalam melaksanakan
pembayaran dan pelaporan pajak terutang oleh wajib pajak tertentu. Pajak
terutang yang lalai dilunasi oleh wajib pajak akan terakumulasi menjadi
tunggakan pajak yang berpotensi mengurangi penerimaan pajak secara tidak
langsung.
Anggaran belanja Negara Indonesia dalam 5(lima) tahun terakhir meningkat
tajam, dari 985.730 triliun rupiah pada tahun 2008 menjadi 1.418.497 triliun
rupiah pada tahun 2012. Semakin meningkat jumlah anggaran belanja
✂
negara maka membutuhkan sumber penerimaan yang semakin besar pula.
Data pada tabel di bawah ini menunjukan bahwa sebagian besar kebutuhan
untuk membiayai anggaran belanja diperoleh dari penerimaan dalam
negeri, yaitu penerimaan pajak.
Realisasi penerimaan pajak Tahun 2012 adalah Rp 835,25 triliun atau mencapai
94,38% dari target sebesar Rp 885,02 triliun. Dibandingkan dengan realisasi
Tahun 2011, maka realisasi penerimaan perpajakan Tahun 2012 naik sebesar Rp
97,63 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 12,47%. Pertumbuhan ini
lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto
(PDB) Tahun 2012 sebesar 10,87%. Realisasi penerimaan Pajak Penghasilan
(PPh) Tahun 2012 adalah sebesar Rp 454,16 triliun atau mencapai 90,46%
dari target sebesar Rp 513,65 triliun. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2011,
maka realisasi penerimaan PPh Tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar
7,79%.
Berbagai penelitian telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
naik turunnya penerimaan pajak, seperti yang dilakukan oleh Dewi (2007)
dengan pencairan tunggakan pajak, ssp diterima dan npwp op terdaftar sebagai
variabel independen dan penerimaan pajak sebagai variabel dependen. Hasil
penelitian Ivana menunjukan bahwa pencairan tunggakan pajak secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Lebukan (2011) dengan
kepatuhan wajib pajak sebagai variabel independen dan penerimaan pajak
sebagai variabel dependen. Hasil penelitiannya bahwa secara parsial kepatuhan
wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak.
✄
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya oleh Widianti
(2007) dengan judul Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pendapatan Perkapita
Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Variabel yang diteliti
kepatuhan wajib pajak dan pendapatan perkapita sebagai variabel independennya,
sedangkan variabel dependennya penerimaan pajak penghasilan orang pribadi.
Penelitiannya dilaksanakan pada KPP Pratama, hipotesis dalam penelitai ini
menyatakan bahwa kepatuhan wajib pajak orang pribadi berpengaruh terhadap
jumlah penerimaaan PPh orang pribadi di KPP Madiun, pendapatan perkapita
berpengaruh terhadap jumlah penerimaan orang pribadi di KPP Madiun, dan
kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan pendapatan perkapita berpengaruh
terhadap jumlah penerimaan PPh orang pribadi di KPP Madiun.
Adapun pengembangan yang dilakukan oleh penulis terhadap penelitian
terdahulu yaitu menggunakan variabel independen Kepatuhan Wajib Pajak dan
Pencairan Tunggakan Pajak serta variabel dependen Penerimaan Pajak
Penghasilan Orang Pribadi, sedangkan dalam penelitian sebelumnya variabel
yang diteliti Kepatuhan Wajib Pajak, Pendapatan Perkapita, dan Penerimaan
Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Penelitian dilaksanakan di KPP Tanjung
Karang, data yang digunakan dari tahun 2012-2013 berbeda dengan peneliti
terdahulu menggunakan data 2002-2006 penelitian dilaksanakan pada
KPP Pratama Madiun. Adapun pengaruh perbedaan tahun terhadap variabel
adalah pada tahun 2008 kantor pajak seluruh Indonesia menerapkan sistem
modernisasi yang akibatnya realisasi penerimaaan pajak meningkat.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian
☎
dengan judul “ PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
DAN PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK TERHADAP TINGKAT
PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI (studi pada
KPP Pratama Tanjung Karang) ”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh tingkat kepatuhan wajib pajak terhadap peningkatan
penerimaan pajak di kantor pelayanan pajak (KPP) Pratama Tanjung Karang?
2. Apakah terdapat pengaruh pencairan tunggakkan pajak terhadap peningkatan
penerimaan pajak di kantor pelayanan pajak (KPP) Pratama Tanjung Karang?
1.3 Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini terbatas pada kepatuhan wahib pajak orang pribadi
untuk tahun 2012-2013 dan pencairan tunggakkan pajak pada kantor pelayanan
pajak (KPP) Pratama Tanjung Karang tahun 2012-2013.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh kepatuhan wajib pajak terhadap penerimaan
pajak penghasilan orang pribadi
2. Untuk mengetahui pengaruh pencairan tunggakan pajak terhadap
penerimaan pajak penghasilan orang pribadi
6
1.5 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan sebagai berikut:
1. Kegunaan secara teoretis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris
dalam kontribusi pemikiran bagi wajib pajak untuk patuh dan taat dalam
kewajiban perpajakannya
2. Kegunaan secara praktis
Kegunaan utama dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari ukuran
perusahaan, risiko bisnis, perputaran modal kerja, dan profitabilitas terhadap
struktur modal, sedangkan kegunaan lain dari penelitian ini adalah
a.
Bagi Instansi Terkait
Sebagai bahan informasi pelengkap atau masukan sekaligus
pertimbangan bagi KPP terkait agar selalu memperhatikan setiap faktorfaktor yang dapat mempengaruhi penerimaan pajak dan melaksanakn
setiap kebijakan/peraturan sehingga dapat mengoptimalkan penerimaan
pajak.
b. Bagi peneliti untuk mengetahui pengaruh kepatuhan wajib pajak dan
pencairan tunggakan terhadap penerimaan pajak penghasilan orang
pribadi
c.
Bagi Akademik dan Pembaca, peneliti ini diharapkan dapat menjadi
sarana sosialisasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
informasi penerimaan pajak penghasilan orang pribadi khususnya bagi
mahasiswa di kalangan fakultas ekonomi dan bisnis.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1
Landasan Teori
2.1.1. Definisi Pajak
Pengertian pajak menurut beberapa ahli yang dikutip oleh Resmi (2011):
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S. H., pajak adalah iuran rakyat kepada
kas Negara berasarkan undang- undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiak
mendapatka jasa timbale balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan,
dan dapat digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi pajak
menurut UU No.28 Tahun 2007,Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbaln secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
2.1.2. Fungsi pajak
Waluyo (2011) menyatakan bahwa pajak memiliki 2 fungsi yaitu:
a.
Fungsi Keuangan Negara (budgeter)
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperlukan bagi pembiayaan
pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
b.
Fungsi Mengatur (reguler)
8
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di
bidang sosial dan ekonomi.
2.1.3. Asas-asas pemungutan pajak
Adam Smith dalam Waluyo (2011) menyatakan bahwa pemungutan pajak
hendaknya didasarkan pada asas-asas berikut:
a.
Equity
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak dikenakan
kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar
pajak (ability to pay) dan sesuai dengan manfaat yang diterima.
b.
Certainty
Penetapan pajak tidak ditentukan sewenang-wenang, oleh karena itu wajib
pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak yang terutang,
kapan harus membayar, serta batas waktu pembayaran.
c.
Convenience
Kapan wajib pajak harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat
yang tidak menyulitkan wajib pajak.
d.
Economy
Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban
pajak bagi wajib pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula
beban yang ditanggung wajib pajak.
2.1.4. Sistem pemungutan pajak
Waluyo (2011) dalam bukunya Perpajakan Indonesia menyatakan bahwa sistem
pemungutan pajak dibagi menjadi 3 yaitu:
9
a.
Official Assessment System, sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak
yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang. Ciri-ciri Official Assessment system adalah
sebagai berikut:
1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada fiskus
2. Wajib pajak bersifat pasif
3. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus
b.
Self Assessment System, sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang
memberikan wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak
untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri
besarnya pajak yang harus dibayar.
c. Withholding System, sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang
memberikan wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut
besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
2.1.5. Surat Pemberitahuan (SPT)
Berdasarkan Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Surat
Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan
objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Menurut Hidayat (2013) terdapat dua macam
SPT yaitu:
1.
SPT Masa adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak.
a. SPT masa PPh Pasal 21 dan Pasal 26
b. SPT masa PPh Pasal 22
10
c. SPT masa PPh Pasal 23 dan Pasal 26
d. SPT masa PPh Pasal 25
e. SPT masa PPh Pasal 4 ayat (2)
f. SPT masa PPh Pasal 15
g. SPT masa PPN dan PPnBM
h. SPT masa PPN dan PPnBM bagi pemungut
2. SPT Tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu tahun pajak atau bagian
tahun pajak.
a. SPT Tahunan PPh WP Badan (formulir 1771)
b. SPT Tahunan PPh WP Badan yang diizinkan menyelenggarakan
pembukuan dalam mata uang dollar Amerika Serikat (formulir 1771$)
c. SPT Tahunan PPh orang pribadi (formulir 1770)
Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT):
a.
Wajib pajak PPh
Surat pemberitahuan merupakan sarana bagi wajib pajak untuk melaporkan
dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya
terutang.
b.
Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah PPN dan PPn BM yang sebenarnya terutang.
c.
Pemotong/Pemungut Pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang
dipotong atau dipungut dan disetorkan.
11
Berdasarkan Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
pasal 3 ayat 3 menyatakan bahwa batas waktu penyampaian surat pemberitahuan
adalah:
a.
Untuk surat pemberitahuan masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah
akhir masa pajak;
b.
Untuk surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak orang
pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun pajak; atau
c.
Untuk surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak badan,
paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir tahun pajak.
Surat Pemberitahuan (SPT) dianggap tidak disampaikan berdasarkan pasal 3 ayat
7 apabila:
a.
Surat pemberitahuan tidak ditandatangani
b.
Surat pemberitahuan tidak sepenuhnya dilampiri keterangan
c.
Surat pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3
(tiga) tahun sesudah berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun
pajak, dan wajib pajak telah ditegur secara tertulis
d.
Surat pemberitahuan disampaikan setelah Direktur Jenderal Pajak melakukan
pencairan tunggakan atau menerbitkan surat ketetapan pajak.
Surat pemberitahuan yang tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam pasal 3 ayat (3) dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar
Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk surat pemberitahuan masa pajak
pertambahan nilai, Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk surat pemberitahuan
masa lainnya, dan sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk surat
12
pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak badan serta sebesar
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk surat pemberitahuan tahunan pajak
penghasilan wajib pajak orang pribadi.
2.1.6. Surat Ketetapan Pajak (SKP)
Wajib pajak yang sudah membayar pajak tetapi masih terdapat selisih antara pajak
yang terutang dengan pajak yang telah dibayar maka akan diterbitkan surat
ketetapan pajak. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menyatakan bahwa penerbitan
suatu Surat Ketetapan Pajak (SKP) hanya terbatas kepada wajib pajak tertentu
yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam pengisian SPT atau karena
ditemukannya data fiskal yang tidak dilaporkan oleh wajib pajak.
Surat ketetapan pajak memiliki fungsi sebagai berikut:
a.
Sarana untuk melakukan koreksi fiskal terhadap wajib pajak tertentu yang
nyata-nyata atau berdasarkan hasil pencairan tunggakan tidak memenuhi
kewajiban formal dan atau kewajiban materiil dalam memenuhi ketentuan
perpajakan.
b.
Sarana untuk mengenakan sanksi administrasi perpajakan.
c.
Sarana administrasi untuk melakukan penagihan pajak.
d.
Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar
e.
Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang
2.1.7. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan UU KUP Pasal 17C wajib pajak patuh adalah wajib pajak yang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
13
1.
Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)
2.
Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak kecuali
tunggakan yang telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda
pembayaran pajak.
3.
Laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau lembaga pengawas
keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selama tiga
tahun berturut-turut.
4.
Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun terakhir.
Menurut Brown dan Mazur (2003) kepatuhan wajib pajak dibedakan menjadi tiga
yaitu:
1.
Kepatuhan penyampaian surat pemberitahuan (filling compliance)
yang merupakan kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan surat
pemberitahuannya secara tepat waktu.
2.
Kepatuhan pembayaran (payment complience) yaitu kepatuhan wajib pajak
dalam membayarkan secara tepat waktu pajak yang terutang yang telah
dilaporkan.
3.
Kepatuhan pelaporan pajak (reporting compliance) yaitu kepatuhan wajib
pajak dalam melaporkan pajak terutangnya secara benar dan jujur.
2.1.8
Pengertian Wajib Pajak
Pajak merupakan peranan penting untuk pembiayaan pembangunan, dimana
Wajib Pajak merupakan bagian dari penerimaan pajak tersebut. Dengan kata lain
14
tidak akan ada pajak apabila tidak ada Wajib Pajak.
Menurut UU No.28 Tahun 2007:
“Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak dan
pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.”
2.1.9
Jenis Pajak
Terdapat berbagai jenis pajak menurut Resmi (2011) yang dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pengelompokan menurut golongan, menurut
sifat, dan menurut lembaga pemungutnya. Menurut waluyo (2008, 12),
Golongan Pajak dikelompokkan menjadi pajak langsung dan tidak langsung.
Menurut Waluyo (2008), Pajak Langsung adalah pajak yang pembebanannya
tidak dapat dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib
Pajak yang bersangkutan. Sedangkan pengertian Pajak Tidak Langsung adalah
pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain.
Menurut Resmi (2011), berdasarkan sifatnya pajak dapat dikelompokan
menjadi pajak subjektif dan pajak objektif. Pengertian pajak subjektif adalah
pajak yang pengenaanya memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak atau
pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya.
Sedangkan pengertian pajak objektif adalah pajak yang pengenaanya
memperhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa
yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa
memperhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak (Wajib Pajak) maupun tempat
tinggal.
15
2.1.10 Tarif Pajak
Menurut Mardiasmo (2009), ada 4 macam tarif pajak,yaitu:
1) Tarif sebanding/proporsional,yaitu tarif berupa persentase yang tetap,
terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya
pajak
yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.
2) Tarif tetap, yaitu tarif berupa jumlah yang tetap terhadap jumlah yang dikenai
pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.
3) Tarif progresif, yaitu tarif persentase yang digunakan semakin besar bila
jumlah yang dikenai pajak semakin besar
4) Tarif degresif, persentase tafir yang digunakan semakin kecil bila jumlah
yang dikenai pajak semakin besar.
2.1.11 Jenis-jenis Surat Pajak
1) Surat Pemberitahuan (SPT)
Menurut Resmi (2011) Terdapat dua macam SPT yaitu:
a. SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan yang digunakan untuk
melakukan pelaporan atas pembayaran pajak bulanan.
b. SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan yang digunakan untuk
melakukan pelaporan atas pembayaran pajak tahunan
2) Surat Setoran Pajak
Pelaksanaan pembayaran pajak dapat dilakukan Kantor Penerima Pembayaran
dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang dapat diambil di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) terdekat, atau dengan cara lain melalui pembayaranpajak
secara elektronik (e-payment). Menurut Resmi (2011:31), Surat Setoran Pajak
merupakan surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melakukan pembayaran
16
atau penyetoran pajak yang terutang ke kas Negara atau ketempat pembayaran lain
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Fungsi Surat Setoran Pajak (SSP) sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah
disahkan oleh pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila
telah mendapatakan validasi.
3) Surat Tagihan Pajak
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, Surat Tagihan Pajak (STP) adalah:...
surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga
dan atau denda. Direktur Jendral Pajak dapat menerbitkan surat ketetapan pajak
atau Surat Tagihan Pajak untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun
Pajak dalam hal sebelum wajib pajak diberikan atau diterbitkan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan dikukuhkan sebgai Pengusaha Kena Pajak,
bila diperoleh data atau informasi yang menunjukan adanya kewajiban perpajakan
yang belum dipenuhi Wajib Pajak, Sebelum dan setelah penghapusan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau pencabutan pengukuhan pengusaha kena pajak
diperoleh data atau informasi yang menunjukan adanya kewajiban
perpajakan yang belum dipenuhi Wajib Pajak
2.1.12 Pengertian Kepatuhan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995, 1013) dalam Sony Devano dan Siti
Kurnia Rahayu (2006), istilah kepatuhan berarti tunduk patuh pada ajaran atau
aturan. Kepatuhan adalah suatu sikap yang merupakan respon yang hanya muncul
apabila individu tersebut dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki
adanya reaksi individual. Berdasarkan teori tersebut maka dapat dikatakan bahwa
17
kapatuhan adalah suatu sikap yang akan muncul pada seseorang yang merupakan
suatu reaksi terhadap sesuatu yang ada dalam peraturan yang harus dijalankan.
2.1.13 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak
Kondisi perpajakan yang menuntut keikutsertaan aktif Wajib Pajak dalam
menyelenggarakan perpajakannya membutuhkan kepatuhan Wajib Pajak yang
tinggi. Kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan yang sesuai dengan
kebenarannya karena semakin besar pekerjaan dalam pemenuhan kewajiban
perpajakan itu dilakukan oleh Wajib Pajak, bukan fiskus selalu pemungut pajak.
Sehingga kepatuhan diperlukan dalam Self Assesment System, dengan tujuan dapat
meningkatkan pendapatan pajak yang optimal.
Kepatuhan pajak merupakan persoalan laten dan aktual yang sejak dulu ada di
perpajakan. Di dalam negeri, rasio kepatuhan Wajib Pajak yang menjadi indikator
kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya
dari tahun ke tahun masih menunjukan presentase yang tidak mengalami
peningkatan secara berarti. Hal ini didasarkan jika kita melihat perbandingan
jumlah wajib pajak yang memenuhi syarat patuh di Indonesia sedikit sekali
jika dibandingkan dengan jumlah Wajib Pajak terdaftar.
2.1.14 Jenis-Jenis Kepatuhan
Menurut Widodo (2010), Pengukuran kepatuhan pajak baik secara formal
maupun material lebih kepada kesadaran seorang individu sebagai warga negara
untuk melakukan kewajibannya bagi kemajuan bangsanya. Dengan tingginya
18
tingkat kepatuhan maka pendapatan dari sektor pajak akan semakin meningkat
sehingga mempelancar pembangunan bangsa. Dari hasil penelitian kepatuhan
secara formal diperlihatkan melalui tingginya angka kesadaran Wajib Pajak untuk
membayar dan melaporkan pajak secara tepat waktu. Sedangkan pada aspek
kepatuhan material ditunjukan dengan kecilnya angka tunggakan pajak yang
dilakukan oleh wajib pajak.
2.1.15 Kriteria Wajib Patuh
Menurut Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu (2006), mengemukakan bahwa:
1) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah
memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
2) Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana
dibidang perpajakan dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir.
3) Dalam hak pencairan tunggakan, koreksi pada pencairan tunggakan
yang terakhir diaudit oleh Akuntan Publik dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian, atau pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak
mempengaruhi laba rugi fiskal. Laporan auditnya harus disusun dalam
bentuk panjang yang menyajikan rekonsiliasi laba rugi komersial dan fiskal.
Dalam hal Undang- undang Perpajakan laporan keuangan nya tidak
diaudit oleh Akuntan Publik, disyaratkan untuk memenuhi ketentuan.
2.1.16 Pengertian Tunggakan Pajak
Dalam rangka mendukung tercapainya rencana penerimaan pajak, perlu dilaksanakan
intensifikasi kegiatan penagihan pajak secara terpadu, profesional dan berhasil guna.
19
Oleh karena itu, perlu diupayakan pengurang tunggakan pajak secara optimal melalui
peningkatan kegiatan operasional penagihan.
Pengertian tunggakan pajak dan utang pajak adalah sebagai berikut:
“Tunggakan Pajak Yaitu utang pajak yang tidak atau kurang dibayar pada saat
jatuh tempo dan berakhir pada saat terjadinya pencairan tunggakan pajak
tersebut.
2.1.17 Pengertian Pencairan Tunggakan Pajak
Pengertian cair disini mengandung dua pengertian dimana sampai dengan lunas
atau bahkan sudah tidak dapat dilakukan penagihan lagi dengan kata lain
dihapuskan. Sedangkan pengertian lunas memiliki dua pengetian yakni dengan
cara dibayar lunas, baik dibayar dengann uang tunai maupun melalui pembukuan
atau dengan cara penjualan sita lelang atas barang-barang milik penanggung
pajak. Utang pajak diusulkan dihapuskan apabila tidak ada lagi kemampuan
penanggung pajak dalam membayar utang pajak dan tidak adalagi objek sitanya.
2.1.18 Mekanisme Pencairan Tunggakan
Mekanisme pencairan tunggakan pajak menurut undang-undang perpajakan
yaitu, pembayaran surat setoran pajak (SSP), pemindahbukuan, dan pengurangan/
penghapusan utang pajak. Pembayaran surat setoran pajak merupakan
pembayaran pajak menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP). Menurut Resmi
(2011), Surat Setoran Pajak merupakan surat yang oleh wajib pajak digunakan
untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara
20
atau ketempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan”.
2.1.19 Pengertian Penerimaan Pajak
Pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh negara kita tidak terlepas dari
peran aktif dari pajak, karena sektor pajak telah menjadi penerimaan bagi negara
yang cukup kompeten. Penerimaan atau pendapatan adalah suatu hasil yang
ingin dicapai oleh setiap perusahaan secara optimal.
2.1.20 Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)
Menurut Subekti dan Asrori dalam Fitriani (2009), pengertian Pajak Penghasilan
adalah pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi atau perseorangan dan badan
berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu
tahun.
2.1.21 Objek Pajak Penghasilan
Objek pajak merupakan segala sesuatu (barang, jasa, kegiatan, atau keadaan)
yang dikenakan pajak. Menurut Resmi (2011), Objek Pajak Penghasilan
adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak (WP), baik yang berasal dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan Wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk
apapun.
2.1.22 Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Tarif pajak untuk Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dapat dilihat pada
tabel 2.1:
21
Tabel 1. Tarif Pajak Wajib Orang Pribadi
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
s/d Rp. 50.000.000
Di atas Rp.50.000.000 s/d Rp.250.000.000
Di atas
PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PENCAIRAN
TUNGGAKAN PAJAK TERHADAP TINGKAT PENERIMAANPAJAK
PENGHASILANORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP)
PRATAMA TANJUNG KARANG
Oleh
Maeza Safitri
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris apakah terdapat pengaruh tingkat
kepatuhan wajib pajak dan pencairan tunggakan pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan
Orang Pribadi di KPP Pratama Tanjung Karang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Tanjung Karang. Sampel penelitian dipilih
berdasarkan metode Judment sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa
data realisasi penerimaan pajak, jumlah wajib pajak lapor dan membayar pajak terhutangnya
dengan tepat waktu, dan jumlah pencairan tunggakan pajak . Metode Statistik yang digunakan
untuk menguji adalah regresi berganda.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa (1) tingkat kepatuhan wajib pajak lapor dam membayar
pajak terhutangnya dengan tepat waktu berpengaruh positif signifikan terhadap peningkatan
penerimaan pajak, (2) pencairan tunggakan pajak yang dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan
pajak berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan orang pribadi di KPP
Pratama Tanjung Karang.
Kata Kunci : Kepatuhan Wajib Pajak, Pencairan Tunggakan Pajak, dan Penerimaan Pajak
ABSTRACT
EFFECT OF COMPLIANCE TAXPAYERS AND DISBURSEMENT
ARREARS TAX RATE ON INDIVIDUAL INCOME TAX REVENUE (Studies
on KPP Pratama Tanjung Karang)
by
MAEZA SAFITRI
The purpose of this study was to obtain empirical evidence whether there are
significant levels of tax compliance and disbursement of tax arrears on Personal
income tax revenue in KPP Pratama Tanjung Karang. The population in this study
are all registered taxpayers in KPP Pratama Tanjung Karang. Samples were selected
based Judment sampling method. The data used are secondary data in the form of tax
revenue realization data, the number of taxpayers to report and pay the tax becomes
due in a timely manner, and the amount of the disbursement of tax arrears. Statistical
methods were used to test is multiple regression.
Results show that (1) the level of tax compliance report dam pay taxes payable in a
timely manner significant positive effect on the increase in tax revenue, (2) the
disbursement of tax arrears based on the results of tax audits significant positive
effect on personal income tax revenue in the KPP Pratama Tanjung Karangl.
Keywords: Taxpayer Compliance, Tax Arrears Disbursement, and Revenue
PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN
PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK
PENGHASILAN ORANG PRIBADI
(Studi Pada KPP Pratama Tanjung Karang)
Oleh
MAEZA SAFITRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 23 Mei
1989, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan
Bapak Thamrin dan Ibu Misteti.
Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis adalah
Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Muhammadiyah I pada tahun 2001. Tahun
2004 penulis berhasil menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) di SMP AL-Kautsar dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan pada
tahun 2007 di SMA Negeri 6 Bandar Lampung.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Diploma III Jurusan Perpajakan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis di Universitas Lampung hingga mendapat gelar Ahli Madya
pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 penulis melanjutkan Studi Stara Satu (S1)
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahirrobbil’alamin
Kupersembahkan karya penuh perjuanganku ini kepada :
Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan dengan segala
kekuasaan-Nya membuat semua ini menjadi nyata.
Kedua orangtuaku: Mama dan Papa tercinta sebagai motivatorku untuk
menyelesaikan kuliah dan terima kasih atas segala didikan, cinta, kasih sayang,
dan do’a yang tak henti-hentinya untuk keberhasilanku.
Kedua Adikku yang tersayang: Deska Saputra, Rahmita Fitri Ardela terima kasih
atas semua do’a, nasehat, dan yang selalu menjadi penyemangat dalam hidupku.
Teman-teman terbaik yang selalu ada disaat suka maupun duka.
Teman-teman Akuntansi angkatan tahun 2007 Universitas Lampung.
Semua orang yang telah memberi saran dan memotivasi kepadaku.
MOTO
Man jadda wa jadda
(Diman ada kesulitan, pasti ada jalannya)
Setiap orang berhak untuk sukses
Tinggal bagaimana kita meraih kesuksesan itu
Barang siapa yang meneliti jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan
memudahlan jalan baginya ke surge (HR.Ibnu Majah 221)
Bersujud dan Berdo alah karena kunci kesuksesan yang harus kita
mulai adalah dengan DOA
Boleh jadi kamu menbenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk
bagimu (QS. Al-Baqarah: 216)
SANWACANA
Assalammualaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim dan syukur Alhamdulillah
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayah serta
ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Skripsi dengan judul “PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
DAN PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN
PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI”dapat terselesaikan dengan
optimal.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan
mendukung penelitian ini:
1.
Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
2.
Ibu Dr.Fajar Gustiawaty dewi S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, dan Selaku
Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bantuan, saran, arahan
dan waktunya selama penyusunan skripsi ini dan selama masa
perkuliahan;
3.
Ibu Yustitya Asmaranti, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung;
4.
Bapak Kiagus Andi selaku Dosen Pembimbing Pertama yang telah
memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama penyusunan
skripsi ini dan selama masa perkuliahan;
5.
Bapak Basuki Wibowo S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Pembimbing Kedua
yang telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya selama
penyusunan skripsi ini dan selama masa perkuliahan;
6.
Bapak Dr Yuliansyah, S.E., M.S.Ak. Akt selaku Dosen Penguji Utama
yang telah memberikan bantuan, saran, arahan dan waktunya dalam
penyelesaian skripsi ini;
7.
Ibu Yustitya Asmaranti, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik;
8.
Segenap bapak dan ibu dosen yang telah membantu penulis dalam
menimba ilmu dan memperluas wawasan selama penulis menyelesaikan
pendidikan di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung;
9.
Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung;
10.
Kedua orangtuaku, Bapak Thamrin dan Ibu Misteti yang telah memberikan
dukungan moril dan materil serta senantiasa berkorban dan mengusahakan
yang terbaik bagi penulis tanpa mengenal lelah. Dan dengan sabar
memberikan nasehat serta do a yang tidak henti-hentinya untuk penulis,
semoga penulis bisa menjadi anak yang membanggakan dan sukses untuk
Ibu dan Bapak tersayang. Amin ya robbalalamin;
11.
Kedua adikk-adik ku: Deska Saputra dan Rahmita Fitri Ardela terima
kasih untuk semua do a, nasehat, serta dukungan yang membangun
semangat. Semoga yang baik-baik yang kalian tiru dalam diri penulis;
12.
Keluarga Besar ku : Keluarga besar dari Kedaton dan keluarga besar dari
antasari yang dengan sabar memberi nasehat dan doa kepada penulis.
Terima kasih untuk kesabaran kalian menanti penulis menyelesaikan
kuliah walaupun sangat terlambat penulis menyelesaikannya. Penyesalan
yang akan selalu penulis ingat untuk menjadi lebih baik laigi dalam hidup.
13.
Teman-teman ku: Mbak Rani, Guntur , Mbak Ila, Mbak Fitria,Nurhayati,
nurbaeti, terima kasih atas segala dukungan yang membangun semangat
dan terima kasih selama ini menjadi teman dalam suka maupun duka,
semoga apa yang kita harapkan dan impikan dapat terwujud, amin ya
robbalallamin;
14.
Teman-teman dialmamaterku tercinta: Andriance ,Riski, Rini, Didiek, dan
semua orang yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
terima kasih atas saran dan motivasinya;
15.
Segenap teman-teman Akuntansi 2007 dan Adek Tingkat yang tidak dapat
di sebutkan satu -persatu, semoga kita semua menjadi orang yang sukses
dalam segala hal.Amiiin.
Terima kasih untuk orang yang sudah terlibat atau melibatkan dirinya dalam
kehidupan saya, dan orang-orang yang terlewat disebutkan tetapi memiliki arti
yang sama pentingnya bagi kehidupan saya, penulis mengucapkan terima kasih.
Semoga karya ini bermanfaat dan membantu pihak-pihak yang berkepentingan.
Wassalammualaikum Wr.Wb.
Bandar Lampung, 27 Mei 2015
Penulis
Maeza Safitri
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Tarif Pajak Wajib Orang Pribadi .............................................
21
Tabel 2 Penghasilan Tidak Kena Pajak.................................................
22
Tabel 3 Penelitian Terdahulu ...............................................................
23
Tabel 4 Hasil Statistik Deskriptif..........................................................
34
Tabel 5 Hasil Uji Normalitas ................................................................
37
Tabel 6 Hasil Uji Multikorelinieritas ....................................................
37
Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................
39
Tabel 8 Hasil Uji R2 .............................................................................
40
Tabel 9 Hasil Uji Statistic t ...................................................................
42
Tabel 10 Jumlah Wajib Pajak Lapor.......................................................
45
Tabel 11 Jumlah pencairan Tunggakan...................................................
46
Tabel 12 Realisasi penerimaan Pajak......................................................
49
LAMPIRAN
Lampiran I
Wajib Pajak Lapor
BULAN
2012
2013
januari
5463
5623
Februari
5614
5844
maret
7652
8322
April
7436
7764
Mei
6759
8240
Juni
7757
7958
juli
7437
8770
Agustus
7058
6631
September
6931
7073
Oktober
7927
8116
November
8736
9356
Desember
15857
14932
Pencairan Tunggakan
BULAN
2012
januari
2013
44,753,034
851,457,871
1,610,456,175
1,817,473,974
maret
62,319,211
1,336,888,089
April
570,583,417
570,668,677
Mei
332,542,282
1,577,152,881
Juni
388,499,764
338,663,990
juli
373,841,632
1,303,157,683
Agustus
461,032,566
516,562,038
September
607,152,548
191,858,244
Oktober
290,761,738
432,335,083
November
459,072,580
132,695,551
Desember
937,221,843
209,208,780
Februari
Penerimaan Pajak
BULAN
2012
2013
januari
336,278,664
333,331,232
Februari
924,539,664
772,346,107
maret
2,542,597,758
1,827,883,922
April
3,002,844,768
2,199,458,719
Mei
3,362,070,495
2,555,707,330
Juni
3,719,020,723
2,937,124,101
juli
4,080,168,113
3,321,300,605
Agustus
4,422,225,409
3,644,492,675
September
4,770,337,169
3,870,220,796
Oktober
5,115,888,732
4,083,619,666
November
5,481,327,412
4,270,966,004
Desember
6,167,997,138
4,486,855,185
Lampiran II
Tabel 1. Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Penerimaan
24
3.33
6.16
3.26
1.591
WP
24
5463
15857
8052.33
2488.905
PT
24
4.47
1.81
6.42
5.180
Valid N (listwise)
24
Gambar 1. Hasil Uji Normalitas (Grafik P-P Plot)
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
24
Normal Parameters
a
Mean
.0000000
Std. Deviation
Most Extreme Differences
1.14519484
Absolute
.112
Positive
.082
Negative
-.112
Kolmogorov-Smirnov Z
.547
Asymp. Sig. (2-tailed)
.042
a. Test distribution is Normal.
Tabel 3. Hasil Uji Multikorelinieritas
Coefficients
Model
1
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B
(Constant)
WP
PT
a
Std. Error
9.689
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
9.285
1.044
.309
367622.986 100828.457
.575 3.646
.002
.992
1.008
.339 2.152
.043
.992
1.008
1.042
a. Dependent Variable: Penerimaan
.484
Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary
Change Statistics
Model
R
1
.694
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
the Estimate
Change
.482
.432
a. Predictors: (Constant), PT, WP
b. Dependent Variable: Penerimaan
1.198
.482
F Change
9.761
df1
df2
2
21
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
.001
1.771
Tabel 5.Hasil uji R2
b
Model Summary
Model
1
R
R Square
.694
a
Adjusted R Square
.482
Std. Error of the Estimate
.432
1.198
a. Predictors: (Constant), PT, WP
b. Dependent Variable: Penerimaan
Tabel 6. Hasil Uji F
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
2.804
2
1.402
Residual
3.016
21
1.436
Total
5.820
23
a. Predictors: (Constant), PT, WP
b. Dependent Variable: Penerimaan
F
9.761
Sig.
.001
a
Tabel 7. Hasil Uji t
Coefficients
Model
1
(Constant)
WP
PT
a
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B
Std. Error
9.689
a. Dependent Variable: Penerimaan
t
9.285
367622.986 100828.457
1.042
Beta
.484
Sig.
Tolerance
VIF
1.044
.309
.575
3.646
.002
.992
1.008
.339
2.152
.043
.992
1.008
Titik Persentase Distribusi t (df = 1 40)
Pr
0.25
0.10
0.05
0.025
0.01
0.005
0.001
df
0.50
0.20
0.10
0.050
0.02
0.010
0.002
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
1.00000
0.81650
0.76489
0.74070
0.72669
0.71756
0.71114
0.70639
0.70272
0.69981
0.69745
0.69548
0.69383
0.69242
0.69120
0.69013
0.68920
0.68836
0.68762
0.68695
0.68635
0.68581
0.68531
0.68485
0.68443
0.68404
0.68368
0.68335
0.68304
0.68276
0.68249
0.68223
0.68200
0.68177
0.68156
0.68137
0.68118
0.68100
0.68083
0.68067
3.07768
1.88562
1.63774
1.53321
1.47588
1.43976
1.41492
1.39682
1.38303
1.37218
1.36343
1.35622
1.35017
1.34503
1.34061
1.33676
1.33338
1.33039
1.32773
1.32534
1.32319
1.32124
1.31946
1.31784
1.31635
1.31497
1.31370
1.31253
1.31143
1.31042
1.30946
1.30857
1.30774
1.30695
1.30621
1.30551
1.30485
1.30423
1.30364
1.30308
6.31375
2.91999
2.35336
2.13185
2.01505
1.94318
1.89458
1.85955
1.83311
1.81246
1.79588
1.78229
1.77093
1.76131
1.75305
1.74588
1.73961
1.73406
1.72913
1.72472
1.72074
1.71714
1.71387
1.71088
1.70814
1.70562
1.70329
1.70113
1.69913
1.69726
1.69552
1.69389
1.69236
1.69092
1.68957
1.68830
1.68709
1.68595
1.68488
1.68385
12.70620
4.30265
3.18245
2.77645
2.57058
2.44691
2.36462
2.30600
2.26216
2.22814
2.20099
2.17881
2.16037
2.14479
2.13145
2.11991
2.10982
2.10092
2.09302
2.08596
2.07961
2.07387
2.06866
2.06390
2.05954
2.05553
2.05183
2.04841
2.04523
2.04227
2.03951
2.03693
2.03452
2.03224
2.03011
2.02809
2.02619
2.02439
2.02269
2.02108
31.82052
6.96456
4.54070
3.74695
3.36493
3.14267
2.99795
2.89646
2.82144
2.76377
2.71808
2.68100
2.65031
2.62449
2.60248
2.58349
2.56693
2.55238
2.53948
2.52798
2.51765
2.50832
2.49987
2.49216
2.48511
2.47863
2.47266
2.46714
2.46202
2.45726
2.45282
2.44868
2.44479
2.44115
2.43772
2.43449
2.43145
2.42857
2.42584
2.42326
63.65674
9.92484
5.84091
4.60409
4.03214
3.70743
3.49948
3.35539
3.24984
3.16927
3.10581
3.05454
3.01228
2.97684
2.94671
2.92078
2.89823
2.87844
2.86093
2.84534
2.83136
2.81876
2.80734
2.79694
2.78744
2.77871
2.77068
2.76326
2.75639
2.75000
2.74404
2.73848
2.73328
2.72839
2.72381
2.71948
2.71541
2.71156
2.70791
2.70446
318.30884
22.32712
10.21453
7.17318
5.89343
5.20763
4.78529
4.50079
4.29681
4.14370
4.02470
3.92963
3.85198
3.78739
3.73283
3.68615
3.64577
3.61048
3.57940
3.55181
3.52715
3.50499
3.48496
3.46678
3.45019
3.43500
3.42103
3.40816
3.39624
3.38518
3.37490
3.36531
3.35634
3.34793
3.34005
3.33262
3.32563
3.31903
3.31279
3.30688
Tabel Durbin-Watson (DW), α = 5%
n
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
k=1
dL
0.6102
0.6996
0.7629
0.8243
0.8791
0.9273
0.9708
1.0097
1.0450
1.0770
1.1062
1.1330
1.1576
1.1804
1.2015
1.2212
1.2395
1.2567
1.2728
1.2879
1.3022
1.3157
1.3284
1.3405
1.3520
dU
1.4002
1.3564
1.3324
1.3199
1.3197
1.3241
1.3314
1.3404
1.3503
1.3605
1.3709
1.3812
1.3913
1.4012
1.4107
1.4200
1.4289
1.4375
1.4458
1.4537
1.4614
1.4688
1.4759
1.4828
1.4894
k=2
dL
dU
k=3
dL
dU
k=4
dL
dU
k=5
dL
dU
0.4672
0.5591
0.6291
0.6972
0.7580
0.8122
0.8612
0.9054
0.9455
0.9820
1.0154
1.0461
1.0743
1.1004
1.1246
1.1471
1.1682
1.1878
1.2063
1.2236
1.2399
1.2553
1.2699
1.2837
1.8964
1.7771
1.6993
1.6413
1.6044
1.5794
1.5621
1.5507
1.5432
1.5386
1.5361
1.5353
1.5355
1.5367
1.5385
1.5408
1.5435
1.5464
1.5495
1.5528
1.5562
1.5596
1.5631
1.5666
0.3674
0.4548
0.5253
0.5948
0.6577
0.7147
0.7667
0.8140
0.8572
0.8968
0.9331
0.9666
0.9976
1.0262
1.0529
1.0778
1.1010
1.1228
1.1432
1.1624
1.1805
1.1976
1.2138
2.2866
2.1282
2.0163
1.9280
1.8640
1.8159
1.7788
1.7501
1.7277
1.7101
1.6961
1.6851
1.6763
1.6694
1.6640
1.6597
1.6565
1.6540
1.6523
1.6510
1.6503
1.6499
1.6498
0.2957
0.3760
0.4441
0.5120
0.5745
0.6321
0.6852
0.7340
0.7790
0.8204
0.8588
0.8943
0.9272
0.9578
0.9864
1.0131
1.0381
1.0616
1.0836
1.1044
1.1241
1.1426
2.5881
2.4137
2.2833
2.1766
2.0943
2.0296
1.9774
1.9351
1.9005
1.8719
1.8482
1.8283
1.8116
1.7974
1.7855
1.7753
1.7666
1.7591
1.7527
1.7473
1.7426
1.7386
0.2427
0.3155
0.3796
0.4445
0.5052
0.5620
0.6150
0.6641
0.7098
0.7523
0.7918
0.8286
0.8629
0.8949
0.9249
0.9530
0.9794
1.0042
1.0276
1.0497
1.0706
2.8217
2.6446
2.5061
2.3897
2.2959
2.2198
2.1567
2.1041
2.0600
2.0226
1.9908
1.9635
1.9400
1.9196
1.9018
1.8863
1.8727
1.8608
1.8502
1.8409
1.8326
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
PERNYATAAN
RIWAYAT HIDUP
PERSEMBAHAN
MOTO
SANWACANA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian ..................................................
1
1.2. Perumusan Masalah ...........................................................
5
1.3. Batasan Masalah ................................................................
5
1.4. Tujuan Penelitian.......................................................... .....
5
1.5. Manfaat Penelitian........................................................ .....
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Landasan Teori ..................................................................
7
2.1.1. Definisi pajak .........................................................
7
2.1.2. Fungsi Pajak ............................................................
7
2.1.3. Asas-asas Pemungutan Pajak .................................
8
2.1.4. Sistem Pemungutan Pajak ......................................
9
2.1.5. Surat Pemberitahuan ..............................................
9
2.1.6. Surat Ketetapan Pajak ............................................
12
2.1.7. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak ............................
12
2.1.8. Pengertian Wajib Pajak ..........................................
13
2.1.9. Jenis Pajak ..............................................................
14
2.1.10. Tarif Pajak ..............................................................
15
2.1.11. Jenis-jenis Surat Pajak ...........................................
15
2.1.12. Pengertian Kepatuhan ............................................
16
2.1.13. Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak .......................
17
2.1.14. Jenis-jenis Kepatuhan ............................................
17
2.1.15. Kriteria Wajib Patuh ..............................................
18
2.1.16. Pengertian Tunggakan Pajak .................................
18
2.1.17. Pengertian Pencairan Tunggakan ...........................
19
2.1.18. Mekanisme Pencairan Tunggakan .........................
19
2.1.19. Pengertian Penerimaan Pajak .................................
20
2.1.20. Pengertian Pajak penghasilan ................................
20
2.1.21. Objek Pajak Penghasilan........................................
20
2.1.22. Tarif Pajak Penghasilan Orang pribadi ..................
20
2.1.23. Penghasilan Tidak Kena Pajak...............................
21
2.2. Rerangka Pemikiran dan Penelitian terdahulu ...................
22
2.3. Model Penelitian ................................................................
23
2.4. Pengembangan Hipotesis ...................................................
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel ..........................................................
26
3.2. Data Penelitian ...................................................................
26
3.2.1 Jenis Data .................................................................
26
3.3. Devinisi Variabel Penelitian ..............................................
26
3.3.1
Variabel Independen........................................... ...
27
3.3.2. Variabel Dependen............................... ..................
27
3.3.3. Hipotesis Statistik ..................................................
28
3.3.4. Analisis Data ..........................................................
29
3.3.4.1 Analisis Deskriptif .....................................
29
3.3.4.2 Analisis Asosiatif .......................................
29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian .............................
34
4.2. Hasil Pengujian Asumsi Klasik .........................................
35
4.2.1. Uji Normalitas..........................................................
35
4.2.2. Uji Multikolinieritas ................................................
37
4.2.3. Uji Heteroskedastisitas ............................................
38
4.2.4. Uji Autokorelasi .......................................................
39
4.3. Hasil pengujian Hipotesis ..................................................
40
4.3.1. Uji Koefisien Determinasi ( R2) .............................
40
4.3.2. Uji Statistik F.................................................. .......
40
4.3.3. Uji Statistik t ............................................ .............
41
Pembahasan....................................................... ...............
43
4.4
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ........................................................................
51
5.2. Keterbatasan Penelitian......................................................
52
5.3. Saran dan Implikasi ...........................................................
52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Penelitian
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran rutin maupun pembangunan agar tercapai kemakmuran
dan kesejahteraan masyarakat. Jumlah wajib pajak di Indonesia saat ini sudah
cukup membanggakan. Menurut catatan Direktorat Jenderal Pajak per akhir 2009,
angkanya sudah mencapai 15,91 juta wajib pajak. Dirjen Pajak Mochammad
Tjiptardjo mengatakan jumlah ini adalah prestasi selama lima tahun terakhir.
Pemilik nomor pokok wajib pajak (NPWP) terus mengalami kenaikan.
Perbandingannya tahun 2005 hanya sebanyak 4,35 juta wajib pajak, tahun 2006
sebanyak 4,8 juta wajib pajak, tahun 2007 sebanyak 7,13 juta wajib pajak,
tahun 2008 sebanyak 10,68 juta wajib pajak, dan tahun 2009 sebanyak 15,91 juta
wajib pajak. Menurut Tjiptardjo, peningkatan wajib pajak diharapkan dapat
memperbaiki jumlah penerimaan negara ke depannya, karena selama ini
penerimaan pajak dalam lima tahun terakhir selalu di atas 18 persen. Tahun
2005 pertumbuhan penerimaan 21,9 persen, tahun 2006 tumbuh 19,5 persen,
2007 tumbuh 21,39 persen dan 2009 tumbuh 29,27 persen. Tahun 2009 meski
jumlah wajib pajak meningkat dibuat pengecualian karena akibat krisis global.
Tahun 2009 penerimaan hanya tumbuh 4,38 persen atau lain dibandingkan dengan
✁
rata-rata pertumbuhan biasanya yang selalu di atas 18 persen
(http://www.scribd.com/doc/245916246/Penerimaan-PPh-OP-Cahya
http://www.scribd.com diakses 14 februari 2013)
Untuk orang pribadi pembayaran pajak yang dilaporkan melalui penyerahan SPT
hanya berjumlah 8,5 juta, padahal jumlah orang yang aktif bekerja di Indonesia
berjumlah 110 juta (data BPS). Artinya, rasio SPT terhadap kelompok pekerja
aktif hanya mencapai 7,73%; dengan kata lain tingkat kepatuhan WP OP masih
sangat rendah .
Menurut APBN sumber pendapatan pemerintah terbanyak didapat dari sektor
perpajakan, meskipun masih banyak sektor lain seperti minyak dan gas bumi,
serta bantuan luar negeri yang merupakan penerimaan negara bukan pajak
(PNBP). Hal tersebut dapat dilihat dari makin tingginya target penerimaan
Negara yang berasal dari pajak, dan untuk tahun 2010 target penerimaan pajak
adalah sebesar Rp. 729,2 triliun yang kurang lebih merupakan 70% dari
penerimaan APBN tahun 2010Akan tetapi dalam kenyataannya pembayaran
pajak masih banyak terdapat kelalaian, bahkan mangkir dalam melaksanakan
pembayaran dan pelaporan pajak terutang oleh wajib pajak tertentu. Pajak
terutang yang lalai dilunasi oleh wajib pajak akan terakumulasi menjadi
tunggakan pajak yang berpotensi mengurangi penerimaan pajak secara tidak
langsung.
Anggaran belanja Negara Indonesia dalam 5(lima) tahun terakhir meningkat
tajam, dari 985.730 triliun rupiah pada tahun 2008 menjadi 1.418.497 triliun
rupiah pada tahun 2012. Semakin meningkat jumlah anggaran belanja
✂
negara maka membutuhkan sumber penerimaan yang semakin besar pula.
Data pada tabel di bawah ini menunjukan bahwa sebagian besar kebutuhan
untuk membiayai anggaran belanja diperoleh dari penerimaan dalam
negeri, yaitu penerimaan pajak.
Realisasi penerimaan pajak Tahun 2012 adalah Rp 835,25 triliun atau mencapai
94,38% dari target sebesar Rp 885,02 triliun. Dibandingkan dengan realisasi
Tahun 2011, maka realisasi penerimaan perpajakan Tahun 2012 naik sebesar Rp
97,63 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 12,47%. Pertumbuhan ini
lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto
(PDB) Tahun 2012 sebesar 10,87%. Realisasi penerimaan Pajak Penghasilan
(PPh) Tahun 2012 adalah sebesar Rp 454,16 triliun atau mencapai 90,46%
dari target sebesar Rp 513,65 triliun. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2011,
maka realisasi penerimaan PPh Tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar
7,79%.
Berbagai penelitian telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
naik turunnya penerimaan pajak, seperti yang dilakukan oleh Dewi (2007)
dengan pencairan tunggakan pajak, ssp diterima dan npwp op terdaftar sebagai
variabel independen dan penerimaan pajak sebagai variabel dependen. Hasil
penelitian Ivana menunjukan bahwa pencairan tunggakan pajak secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak. Lebukan (2011) dengan
kepatuhan wajib pajak sebagai variabel independen dan penerimaan pajak
sebagai variabel dependen. Hasil penelitiannya bahwa secara parsial kepatuhan
wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak.
✄
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya oleh Widianti
(2007) dengan judul Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pendapatan Perkapita
Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Variabel yang diteliti
kepatuhan wajib pajak dan pendapatan perkapita sebagai variabel independennya,
sedangkan variabel dependennya penerimaan pajak penghasilan orang pribadi.
Penelitiannya dilaksanakan pada KPP Pratama, hipotesis dalam penelitai ini
menyatakan bahwa kepatuhan wajib pajak orang pribadi berpengaruh terhadap
jumlah penerimaaan PPh orang pribadi di KPP Madiun, pendapatan perkapita
berpengaruh terhadap jumlah penerimaan orang pribadi di KPP Madiun, dan
kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan pendapatan perkapita berpengaruh
terhadap jumlah penerimaan PPh orang pribadi di KPP Madiun.
Adapun pengembangan yang dilakukan oleh penulis terhadap penelitian
terdahulu yaitu menggunakan variabel independen Kepatuhan Wajib Pajak dan
Pencairan Tunggakan Pajak serta variabel dependen Penerimaan Pajak
Penghasilan Orang Pribadi, sedangkan dalam penelitian sebelumnya variabel
yang diteliti Kepatuhan Wajib Pajak, Pendapatan Perkapita, dan Penerimaan
Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Penelitian dilaksanakan di KPP Tanjung
Karang, data yang digunakan dari tahun 2012-2013 berbeda dengan peneliti
terdahulu menggunakan data 2002-2006 penelitian dilaksanakan pada
KPP Pratama Madiun. Adapun pengaruh perbedaan tahun terhadap variabel
adalah pada tahun 2008 kantor pajak seluruh Indonesia menerapkan sistem
modernisasi yang akibatnya realisasi penerimaaan pajak meningkat.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian
☎
dengan judul “ PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK
DAN PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK TERHADAP TINGKAT
PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI (studi pada
KPP Pratama Tanjung Karang) ”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang penelitian di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh tingkat kepatuhan wajib pajak terhadap peningkatan
penerimaan pajak di kantor pelayanan pajak (KPP) Pratama Tanjung Karang?
2. Apakah terdapat pengaruh pencairan tunggakkan pajak terhadap peningkatan
penerimaan pajak di kantor pelayanan pajak (KPP) Pratama Tanjung Karang?
1.3 Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini terbatas pada kepatuhan wahib pajak orang pribadi
untuk tahun 2012-2013 dan pencairan tunggakkan pajak pada kantor pelayanan
pajak (KPP) Pratama Tanjung Karang tahun 2012-2013.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh kepatuhan wajib pajak terhadap penerimaan
pajak penghasilan orang pribadi
2. Untuk mengetahui pengaruh pencairan tunggakan pajak terhadap
penerimaan pajak penghasilan orang pribadi
6
1.5 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan sebagai berikut:
1. Kegunaan secara teoretis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris
dalam kontribusi pemikiran bagi wajib pajak untuk patuh dan taat dalam
kewajiban perpajakannya
2. Kegunaan secara praktis
Kegunaan utama dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari ukuran
perusahaan, risiko bisnis, perputaran modal kerja, dan profitabilitas terhadap
struktur modal, sedangkan kegunaan lain dari penelitian ini adalah
a.
Bagi Instansi Terkait
Sebagai bahan informasi pelengkap atau masukan sekaligus
pertimbangan bagi KPP terkait agar selalu memperhatikan setiap faktorfaktor yang dapat mempengaruhi penerimaan pajak dan melaksanakn
setiap kebijakan/peraturan sehingga dapat mengoptimalkan penerimaan
pajak.
b. Bagi peneliti untuk mengetahui pengaruh kepatuhan wajib pajak dan
pencairan tunggakan terhadap penerimaan pajak penghasilan orang
pribadi
c.
Bagi Akademik dan Pembaca, peneliti ini diharapkan dapat menjadi
sarana sosialisasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
informasi penerimaan pajak penghasilan orang pribadi khususnya bagi
mahasiswa di kalangan fakultas ekonomi dan bisnis.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1
Landasan Teori
2.1.1. Definisi Pajak
Pengertian pajak menurut beberapa ahli yang dikutip oleh Resmi (2011):
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S. H., pajak adalah iuran rakyat kepada
kas Negara berasarkan undang- undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiak
mendapatka jasa timbale balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan,
dan dapat digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi pajak
menurut UU No.28 Tahun 2007,Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbaln secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
2.1.2. Fungsi pajak
Waluyo (2011) menyatakan bahwa pajak memiliki 2 fungsi yaitu:
a.
Fungsi Keuangan Negara (budgeter)
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperlukan bagi pembiayaan
pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
b.
Fungsi Mengatur (reguler)
8
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di
bidang sosial dan ekonomi.
2.1.3. Asas-asas pemungutan pajak
Adam Smith dalam Waluyo (2011) menyatakan bahwa pemungutan pajak
hendaknya didasarkan pada asas-asas berikut:
a.
Equity
Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak dikenakan
kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar
pajak (ability to pay) dan sesuai dengan manfaat yang diterima.
b.
Certainty
Penetapan pajak tidak ditentukan sewenang-wenang, oleh karena itu wajib
pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak yang terutang,
kapan harus membayar, serta batas waktu pembayaran.
c.
Convenience
Kapan wajib pajak harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat
yang tidak menyulitkan wajib pajak.
d.
Economy
Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban
pajak bagi wajib pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula
beban yang ditanggung wajib pajak.
2.1.4. Sistem pemungutan pajak
Waluyo (2011) dalam bukunya Perpajakan Indonesia menyatakan bahwa sistem
pemungutan pajak dibagi menjadi 3 yaitu:
9
a.
Official Assessment System, sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak
yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang. Ciri-ciri Official Assessment system adalah
sebagai berikut:
1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada fiskus
2. Wajib pajak bersifat pasif
3. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus
b.
Self Assessment System, sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang
memberikan wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak
untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri
besarnya pajak yang harus dibayar.
c. Withholding System, sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang
memberikan wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut
besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.
2.1.5. Surat Pemberitahuan (SPT)
Berdasarkan Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Surat
Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan
objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Menurut Hidayat (2013) terdapat dua macam
SPT yaitu:
1.
SPT Masa adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak.
a. SPT masa PPh Pasal 21 dan Pasal 26
b. SPT masa PPh Pasal 22
10
c. SPT masa PPh Pasal 23 dan Pasal 26
d. SPT masa PPh Pasal 25
e. SPT masa PPh Pasal 4 ayat (2)
f. SPT masa PPh Pasal 15
g. SPT masa PPN dan PPnBM
h. SPT masa PPN dan PPnBM bagi pemungut
2. SPT Tahunan adalah surat pemberitahuan untuk suatu tahun pajak atau bagian
tahun pajak.
a. SPT Tahunan PPh WP Badan (formulir 1771)
b. SPT Tahunan PPh WP Badan yang diizinkan menyelenggarakan
pembukuan dalam mata uang dollar Amerika Serikat (formulir 1771$)
c. SPT Tahunan PPh orang pribadi (formulir 1770)
Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT):
a.
Wajib pajak PPh
Surat pemberitahuan merupakan sarana bagi wajib pajak untuk melaporkan
dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya
terutang.
b.
Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah PPN dan PPn BM yang sebenarnya terutang.
c.
Pemotong/Pemungut Pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang
dipotong atau dipungut dan disetorkan.
11
Berdasarkan Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
pasal 3 ayat 3 menyatakan bahwa batas waktu penyampaian surat pemberitahuan
adalah:
a.
Untuk surat pemberitahuan masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah
akhir masa pajak;
b.
Untuk surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak orang
pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun pajak; atau
c.
Untuk surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak badan,
paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir tahun pajak.
Surat Pemberitahuan (SPT) dianggap tidak disampaikan berdasarkan pasal 3 ayat
7 apabila:
a.
Surat pemberitahuan tidak ditandatangani
b.
Surat pemberitahuan tidak sepenuhnya dilampiri keterangan
c.
Surat pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3
(tiga) tahun sesudah berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun
pajak, dan wajib pajak telah ditegur secara tertulis
d.
Surat pemberitahuan disampaikan setelah Direktur Jenderal Pajak melakukan
pencairan tunggakan atau menerbitkan surat ketetapan pajak.
Surat pemberitahuan yang tidak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam pasal 3 ayat (3) dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar
Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk surat pemberitahuan masa pajak
pertambahan nilai, Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk surat pemberitahuan
masa lainnya, dan sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk surat
12
pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak badan serta sebesar
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk surat pemberitahuan tahunan pajak
penghasilan wajib pajak orang pribadi.
2.1.6. Surat Ketetapan Pajak (SKP)
Wajib pajak yang sudah membayar pajak tetapi masih terdapat selisih antara pajak
yang terutang dengan pajak yang telah dibayar maka akan diterbitkan surat
ketetapan pajak. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menyatakan bahwa penerbitan
suatu Surat Ketetapan Pajak (SKP) hanya terbatas kepada wajib pajak tertentu
yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam pengisian SPT atau karena
ditemukannya data fiskal yang tidak dilaporkan oleh wajib pajak.
Surat ketetapan pajak memiliki fungsi sebagai berikut:
a.
Sarana untuk melakukan koreksi fiskal terhadap wajib pajak tertentu yang
nyata-nyata atau berdasarkan hasil pencairan tunggakan tidak memenuhi
kewajiban formal dan atau kewajiban materiil dalam memenuhi ketentuan
perpajakan.
b.
Sarana untuk mengenakan sanksi administrasi perpajakan.
c.
Sarana administrasi untuk melakukan penagihan pajak.
d.
Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar
e.
Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang
2.1.7. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan UU KUP Pasal 17C wajib pajak patuh adalah wajib pajak yang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
13
1.
Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)
2.
Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak kecuali
tunggakan yang telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda
pembayaran pajak.
3.
Laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau lembaga pengawas
keuangan pemerintah dengan pendapat wajar tanpa pengecualian selama tiga
tahun berturut-turut.
4.
Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun terakhir.
Menurut Brown dan Mazur (2003) kepatuhan wajib pajak dibedakan menjadi tiga
yaitu:
1.
Kepatuhan penyampaian surat pemberitahuan (filling compliance)
yang merupakan kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan surat
pemberitahuannya secara tepat waktu.
2.
Kepatuhan pembayaran (payment complience) yaitu kepatuhan wajib pajak
dalam membayarkan secara tepat waktu pajak yang terutang yang telah
dilaporkan.
3.
Kepatuhan pelaporan pajak (reporting compliance) yaitu kepatuhan wajib
pajak dalam melaporkan pajak terutangnya secara benar dan jujur.
2.1.8
Pengertian Wajib Pajak
Pajak merupakan peranan penting untuk pembiayaan pembangunan, dimana
Wajib Pajak merupakan bagian dari penerimaan pajak tersebut. Dengan kata lain
14
tidak akan ada pajak apabila tidak ada Wajib Pajak.
Menurut UU No.28 Tahun 2007:
“Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak dan
pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.”
2.1.9
Jenis Pajak
Terdapat berbagai jenis pajak menurut Resmi (2011) yang dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pengelompokan menurut golongan, menurut
sifat, dan menurut lembaga pemungutnya. Menurut waluyo (2008, 12),
Golongan Pajak dikelompokkan menjadi pajak langsung dan tidak langsung.
Menurut Waluyo (2008), Pajak Langsung adalah pajak yang pembebanannya
tidak dapat dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib
Pajak yang bersangkutan. Sedangkan pengertian Pajak Tidak Langsung adalah
pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain.
Menurut Resmi (2011), berdasarkan sifatnya pajak dapat dikelompokan
menjadi pajak subjektif dan pajak objektif. Pengertian pajak subjektif adalah
pajak yang pengenaanya memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak atau
pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya.
Sedangkan pengertian pajak objektif adalah pajak yang pengenaanya
memperhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa
yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa
memperhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak (Wajib Pajak) maupun tempat
tinggal.
15
2.1.10 Tarif Pajak
Menurut Mardiasmo (2009), ada 4 macam tarif pajak,yaitu:
1) Tarif sebanding/proporsional,yaitu tarif berupa persentase yang tetap,
terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya
pajak
yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.
2) Tarif tetap, yaitu tarif berupa jumlah yang tetap terhadap jumlah yang dikenai
pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.
3) Tarif progresif, yaitu tarif persentase yang digunakan semakin besar bila
jumlah yang dikenai pajak semakin besar
4) Tarif degresif, persentase tafir yang digunakan semakin kecil bila jumlah
yang dikenai pajak semakin besar.
2.1.11 Jenis-jenis Surat Pajak
1) Surat Pemberitahuan (SPT)
Menurut Resmi (2011) Terdapat dua macam SPT yaitu:
a. SPT Masa adalah Surat Pemberitahuan yang digunakan untuk
melakukan pelaporan atas pembayaran pajak bulanan.
b. SPT Tahunan adalah Surat Pemberitahuan yang digunakan untuk
melakukan pelaporan atas pembayaran pajak tahunan
2) Surat Setoran Pajak
Pelaksanaan pembayaran pajak dapat dilakukan Kantor Penerima Pembayaran
dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang dapat diambil di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) terdekat, atau dengan cara lain melalui pembayaranpajak
secara elektronik (e-payment). Menurut Resmi (2011:31), Surat Setoran Pajak
merupakan surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melakukan pembayaran
16
atau penyetoran pajak yang terutang ke kas Negara atau ketempat pembayaran lain
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
Fungsi Surat Setoran Pajak (SSP) sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah
disahkan oleh pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila
telah mendapatakan validasi.
3) Surat Tagihan Pajak
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007, Surat Tagihan Pajak (STP) adalah:...
surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga
dan atau denda. Direktur Jendral Pajak dapat menerbitkan surat ketetapan pajak
atau Surat Tagihan Pajak untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun
Pajak dalam hal sebelum wajib pajak diberikan atau diterbitkan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan dikukuhkan sebgai Pengusaha Kena Pajak,
bila diperoleh data atau informasi yang menunjukan adanya kewajiban perpajakan
yang belum dipenuhi Wajib Pajak, Sebelum dan setelah penghapusan Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau pencabutan pengukuhan pengusaha kena pajak
diperoleh data atau informasi yang menunjukan adanya kewajiban
perpajakan yang belum dipenuhi Wajib Pajak
2.1.12 Pengertian Kepatuhan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995, 1013) dalam Sony Devano dan Siti
Kurnia Rahayu (2006), istilah kepatuhan berarti tunduk patuh pada ajaran atau
aturan. Kepatuhan adalah suatu sikap yang merupakan respon yang hanya muncul
apabila individu tersebut dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki
adanya reaksi individual. Berdasarkan teori tersebut maka dapat dikatakan bahwa
17
kapatuhan adalah suatu sikap yang akan muncul pada seseorang yang merupakan
suatu reaksi terhadap sesuatu yang ada dalam peraturan yang harus dijalankan.
2.1.13 Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak
Kondisi perpajakan yang menuntut keikutsertaan aktif Wajib Pajak dalam
menyelenggarakan perpajakannya membutuhkan kepatuhan Wajib Pajak yang
tinggi. Kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan yang sesuai dengan
kebenarannya karena semakin besar pekerjaan dalam pemenuhan kewajiban
perpajakan itu dilakukan oleh Wajib Pajak, bukan fiskus selalu pemungut pajak.
Sehingga kepatuhan diperlukan dalam Self Assesment System, dengan tujuan dapat
meningkatkan pendapatan pajak yang optimal.
Kepatuhan pajak merupakan persoalan laten dan aktual yang sejak dulu ada di
perpajakan. Di dalam negeri, rasio kepatuhan Wajib Pajak yang menjadi indikator
kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya
dari tahun ke tahun masih menunjukan presentase yang tidak mengalami
peningkatan secara berarti. Hal ini didasarkan jika kita melihat perbandingan
jumlah wajib pajak yang memenuhi syarat patuh di Indonesia sedikit sekali
jika dibandingkan dengan jumlah Wajib Pajak terdaftar.
2.1.14 Jenis-Jenis Kepatuhan
Menurut Widodo (2010), Pengukuran kepatuhan pajak baik secara formal
maupun material lebih kepada kesadaran seorang individu sebagai warga negara
untuk melakukan kewajibannya bagi kemajuan bangsanya. Dengan tingginya
18
tingkat kepatuhan maka pendapatan dari sektor pajak akan semakin meningkat
sehingga mempelancar pembangunan bangsa. Dari hasil penelitian kepatuhan
secara formal diperlihatkan melalui tingginya angka kesadaran Wajib Pajak untuk
membayar dan melaporkan pajak secara tepat waktu. Sedangkan pada aspek
kepatuhan material ditunjukan dengan kecilnya angka tunggakan pajak yang
dilakukan oleh wajib pajak.
2.1.15 Kriteria Wajib Patuh
Menurut Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu (2006), mengemukakan bahwa:
1) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah
memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
2) Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana
dibidang perpajakan dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir.
3) Dalam hak pencairan tunggakan, koreksi pada pencairan tunggakan
yang terakhir diaudit oleh Akuntan Publik dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian, atau pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak
mempengaruhi laba rugi fiskal. Laporan auditnya harus disusun dalam
bentuk panjang yang menyajikan rekonsiliasi laba rugi komersial dan fiskal.
Dalam hal Undang- undang Perpajakan laporan keuangan nya tidak
diaudit oleh Akuntan Publik, disyaratkan untuk memenuhi ketentuan.
2.1.16 Pengertian Tunggakan Pajak
Dalam rangka mendukung tercapainya rencana penerimaan pajak, perlu dilaksanakan
intensifikasi kegiatan penagihan pajak secara terpadu, profesional dan berhasil guna.
19
Oleh karena itu, perlu diupayakan pengurang tunggakan pajak secara optimal melalui
peningkatan kegiatan operasional penagihan.
Pengertian tunggakan pajak dan utang pajak adalah sebagai berikut:
“Tunggakan Pajak Yaitu utang pajak yang tidak atau kurang dibayar pada saat
jatuh tempo dan berakhir pada saat terjadinya pencairan tunggakan pajak
tersebut.
2.1.17 Pengertian Pencairan Tunggakan Pajak
Pengertian cair disini mengandung dua pengertian dimana sampai dengan lunas
atau bahkan sudah tidak dapat dilakukan penagihan lagi dengan kata lain
dihapuskan. Sedangkan pengertian lunas memiliki dua pengetian yakni dengan
cara dibayar lunas, baik dibayar dengann uang tunai maupun melalui pembukuan
atau dengan cara penjualan sita lelang atas barang-barang milik penanggung
pajak. Utang pajak diusulkan dihapuskan apabila tidak ada lagi kemampuan
penanggung pajak dalam membayar utang pajak dan tidak adalagi objek sitanya.
2.1.18 Mekanisme Pencairan Tunggakan
Mekanisme pencairan tunggakan pajak menurut undang-undang perpajakan
yaitu, pembayaran surat setoran pajak (SSP), pemindahbukuan, dan pengurangan/
penghapusan utang pajak. Pembayaran surat setoran pajak merupakan
pembayaran pajak menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP). Menurut Resmi
(2011), Surat Setoran Pajak merupakan surat yang oleh wajib pajak digunakan
untuk melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara
20
atau ketempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan”.
2.1.19 Pengertian Penerimaan Pajak
Pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh negara kita tidak terlepas dari
peran aktif dari pajak, karena sektor pajak telah menjadi penerimaan bagi negara
yang cukup kompeten. Penerimaan atau pendapatan adalah suatu hasil yang
ingin dicapai oleh setiap perusahaan secara optimal.
2.1.20 Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)
Menurut Subekti dan Asrori dalam Fitriani (2009), pengertian Pajak Penghasilan
adalah pajak yang dikenakan terhadap orang pribadi atau perseorangan dan badan
berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu
tahun.
2.1.21 Objek Pajak Penghasilan
Objek pajak merupakan segala sesuatu (barang, jasa, kegiatan, atau keadaan)
yang dikenakan pajak. Menurut Resmi (2011), Objek Pajak Penghasilan
adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak (WP), baik yang berasal dari Indonesia maupun dari
luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan Wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk
apapun.
2.1.22 Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Tarif pajak untuk Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dapat dilihat pada
tabel 2.1:
21
Tabel 1. Tarif Pajak Wajib Orang Pribadi
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
s/d Rp. 50.000.000
Di atas Rp.50.000.000 s/d Rp.250.000.000
Di atas