MALNUTRISI DAN MITOS KEHAMILAN (Studi Tentang Kemiskinan dan Pantang Selama Masa Kehamilan Pada Ibu Hamil yang BBLR di Teluk Betung Barat, Bandar Lampung)

(1)

MALNUTRISI DAN MITOS KEHAMILAN

( Studi Tentang Kemiskinan dan Pantangan Selama Masa Kehamilan Pada Ibu Hamil yang BBLR di Teluk Betung Barat,

Bandar Lampung) Oleh

SHEILA JATU GARCIA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA SOSIAL

Pada

Program Studi S1 SOSIOLOGI Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRACT

MALNUTRITION AND PREGNANCY MYTHS

( Studies Poverty and Abstinence During Pregnancy In Pregnant Women who LBW in Teluk Betung West , Bandar Lampung )

By :

Sheila Jatu Garcia

This study aims to determine what the myth is believed by mothers during pregnancy and analyze the strategy undertaken by the medical team in addressing the problem of malnutrition on pregnant women. Data collection techniques used are qualitative From the research, the most common factor is the history of education possessed by the pregnant mother is very Affect knowledge they have about the truth of the myths surrounding pregnancy in around them . If they have extensive knowledge, they will be able to choose which myth is true or not. Economic factors also affect the pattern of their lives because of economic factors chested in poverty makes it difficult to meet their nutritional needs during pregnancy cause that's what they eat and drink whatever is regardless of whether the fetus is in the womb they met the needs of nutritional or not. Keywords : Malnutrition, Myths about pregnancy, Poverty, Nutrition


(3)

ABSTRAK

MALNUTRISI DAN MITOS KEHAMILAN

(Studi Tentang Kemiskinan dan Pantang Selama Masa Kehamilan Pada Ibu Hamil yang BBLR di Teluk Betung Barat, Bandar Lampung)

Oleh: Sheila Jatu Garcia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mitos apa saja yang diyakini oleh ibu-ibu selama masa kehamilan dan menganalisa strategi yang dilakukan oleh tim medis dalam menangani masalah malnutrisi terhadap ibu hamil. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Kualitatif

Dari hasil penelitian faktor yang paling umum adalah riwayat pendidikan yang dimiliki oleh ibu hamil tersebut yang sangat mempengahuri pengetahuan yang mereka miliki seputar benar atau tidaknya mitos-mitos yang beada disekitar mereka seputar kehamilan. Apabila mereka memiliki pengetahuan yang luas, mereka akan lebih bisa memilih mitos mana yang benar atau tidak. Faktor ekonomi juga mempengaruhi pola kehidupan mereka karena dari faktor ekonomi yang berdada di garis kemiskinan membuat mereka sulit untuk memenuhi kebutuhan gizi selama masa kehamilan hal itulah yang menyebabkan mereka makan dan meminum apa saja yang ada tanpa memperhatikan apakah janin yang ada di dalam kandungan mereka tercukupi kebutuhan gizinya atau tidak.


(4)

(5)

(6)

(7)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang lebih modern. Dimana saat ini telah berkembang berbagai teknologi canggih yang dapat membantu masyarakat mengakses berbagai informasi yang akurat namun kenyataannya tak sedikit masyarakat percaya akan mitos khususnya masyarakat yang sedang berada dimasa kehamilan mereka masih cendrung percaya kepada mitos-mitos yang mengharuskan adanya pantangan makanan selama masa kehamilan yang selama ini berkembang pada masyarakakat yang lahir sejak dulu hal tersebut dikarenakan pengaruh budaya. Kebenarannya tidak dapat dipertanggung jawabkan namun senantiasa beredar turun temurun. Memang tidak bisa dipungkiri mitos tentang berbagai hal selama masa kehamilan itu sudah menjadi warisan, tapi mitos yang ada itu tidak dapat dipastikan kebenarannya yang di kaji dalam segi medis.

Di Negara yang sedang berkembang khususnya di Indonesia banyak sekali penduduk yang kebutuhan primernya tak cukup terjamin, kekurangan nutrisi dapat dipengaruhi oleh keadaan fisiologis, ekonomi, sosial, politik dan


(8)

budaya. Pada saat ini, selain dampak krisis ekonomi yang masih terasa, bencana alam nasional pun mempengaruhi status kesehatan.

Target Milleneum Development Goals sampai dengan tahun 2015 adalah mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari tahun 1990 yaitu sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi di Indonesia menurut SDKI 2002-2003, 57% angka kematian bayi terjadi pada umur dibawah 1 bulan. Penyebab tersebut antara lain karena gangguan perinatal dan bayi dengan berat badan lahir rendah.

Nutrisi sangat penting bagi tumbuh kembang manusia terlebih bagi wanita yang sedang berada di masa kehamilan. Bagi para ibu hamil asupan protein sangat diperlukan untuk membangun, memperbaiki, dan mengganti jaringan tubuh. Ibu hamil memerlukan tambahan nutrisi agar pertumbuhan janin menjadi baik dan normal. Pertumbuhan dan perkembangan bayi tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi kondisi setelah lahir, namun sejak pembentukannya dalam kandungan ibu. Gizi ibu selama hamil dan menyusui ikut mendukung terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.

Upaya untuk meningkatkan kualitas manusia harus dimulai sejak dini dari pertumbuhan janin yang tergantung pada status kesehatan ibu, Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan


(9)

dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil Ibu hamil juga memerlukan makanan lebih banyak dari biasanya. Selain untuk keperluan dirinya, ibu hamil juga harus makan untuk janin yang dikandungnya. Agar janin dapat berkembang baik, makanan ibu hamil harus memenuhi kebutuhan gizi berikut:

1. Kalori. Asupan kalori harus ditambah 180 kkal per hari selama trimester pertama kehamilan dan 300 kkal selama trimester kedua dan ketiga kehamilan. Tambahan kalori tersebut sebaiknya diperoleh dari sumber yang bervariasi sesuai dengan pola makan yang seimbang. Idealnya, 55% kalori berasal dari umbi-umbian dan nasi sumber karbohidrat, 35% dari lemak nabati dan hewani, 10% dari protein dan sisanya dari sayur-sayuran dan buah-buahan.

2. Asam Folat. Pada beberapa minggu sebelum dan setelah awal kehamilan, embrio janin membutuhkan asam folat yang banyak untuk pembentukan sistem syaraf dan sel-sel. Tambahan 400 mikrogram asam folat per hari diperlukan selama trimester pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengakibatkan janin tidak berkembang sempurna sehingga terlahir dengan kelainan bawaan seperti anenchephaly (tanpa batok kepala), spina bifida (tulang belakang tidak bersambung) dan bibir sumbing. Asam folat yang juga dikenal sebagai vitamin B9 banyak terdapat pada beras merah, sayuran hijau dan buah-buahan.


(10)

3. Protein. Selain sebagai sumber kalori, protein juga diperlukan untuk pembentukan sel dan darah. Ibu hamil membutuhkan protein sebanyak 60 gram per hari (lebih banyak 10 gram dari biasanya), yang dapat diperoleh dari daging, ikan, putih telur, kacang-kacangan, tahu dan tempe.

4. Kalsium. Konsumsi kalsium 1000 mg/hari diperlukan untuk menjaga pertumbuhan tulang dan gigi, kontraksi otot dan sistem syaraf.

5. Vitamin A. Vitamin A bermanfaat untuk pemeliharaan kulit, fungsi mata dan pertumbuhan tulang. Namun begitu, konsumsi vitamin A tidak boleh berlebihan karena dapat mengganggu pertumbuhan embrio.

6. Zat Besi. Zat besi banyak diperlukan untuk pembentukan darah. Kekurangan zat besi akan mengakibatkan anemia yang berbahaya bagi ibu dan bayinya. Suplemen zat besi mungkin diperlukan mulai minggu ke-20 kehamilan, terutama bila ibu hamil memperlihatkan tanda-tanda anemia. Ibu hamil membutuhkan zat besi 30 mg/hari atau dua kali lipat dari biasanya.

7. Vitamin C. Vitamin C bermanfaat memudahkan penyerapan zat besi oleh tubuh, selain untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi.

8. Vitamin D. Vitamin D berguna untuk pembentukan tulang karena membantu penyerapan kalsium (http://majalahkesehatan.com/nutrisi-ibu-hamil/)


(11)

Oleh sebab itu, seorang ibu hamil sudah selayaknya mendapatkan zat gizi yang lebih banyak. jika makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil terbatas, atau bahkan kurang, maka sangat beresiko bagi ibu hamil dan juga calon anaknya kelak berakibat malnutrisi dan BBLR.

Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena perdarahan, sehingga akan meningkatkan angka kematian ibu dan anak

Malnutrisi dapat terjadi karena kekurangan gizi, hal tersebut dapat di sebabkan oleh ketidak seimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan gizi.

Kebutuhan tubuh akan zat gizi akan bertambah pada beberapa tahapan salah satunya di masa kehamilan. Untuk menilai status gizi ibu hamil perlu di lakukan pemeriksaan kadar zat gizi dan bahan-bahan yang tergantung pada zat gizi ( misalnya hemoglobin, hormone tiroid dan transferin)

Serta riwayat makanan apa yang di makan dalam 24 jam terakhir dan jenis makanan seperti apa yang biasanya dimakan.

Masalah malnutrisi bisa disebabkan oleh beberapa faktor :

1. Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi bagi pertumbuhan janin. Sehingga banyak ibu hamil yang makan sekadarnya atau asal kenyang padahal miskin gizi.


(12)

2. Kemiskinan sering dituding sebagai biang keladi munculnya malnutrisi di negara-negara berkembang. Rendahnya pendapatan masyarakat menyebabkan kebutuhan paling mendasar, yaitu pangan pun seringkali tak bisa terpenuhi.

3. Laju pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya ketersediaan bahan pangan akan menyebabkan krisis pangan. Ini pun menjadi penyebab munculnya penyakit malnutrisi.

4. Infeksi. Tak dapat dipungkiri memang ada hubungan erat antara infeksi dengan malnutrisi. Infeksi sekecil apa pun berpengaruh pada tubuh. Sedangkan kondisi malnutrisi akan semakin memperlemah daya tahan tubuh yang pada giliran berikutnya akan mempermudah masuknya beragam penyakit.

Tindak pencegahan otomatis sudah dilakukan bila faktor-faktor penyebabnya dapat dihindari. Misalnya ketersediaan pangan yang tercukupi, daya beli masyarakat untuk dapat membeli bahan pangan, serta pentingnya sosialisasi makanan bergizi bagi balita.

(http://majalahkesehatan.com/nutrisi-ibu-hamil/)

Hal serupa juga di ungkapkan oleh Surasih (2005) beliau mengungkapkan faktor – faktor yang mempengaruhi KEK antara lain jumlah konsumsi energi, usia ibu hamil, beban kerja ibu hamil dan pendapatan keluarga serta pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan ibu.


(13)

BBLR dapat berakibat jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak dimasa yang akan datang. Dampak dari bayi dengan lahir berat badan rendah ini adalah pertumbuhannya akan lambat, kecendrungan memiliki penampilan intelektual yang lebih rendah dari pada bayi yang berat badan lahirnya normal. Selain itu bayi BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap kejadian BBLR, antara lain: 1. Karakteristik social demografi ibu ( Umur kurang dari 20 tahun dan

umur lebih dari 34 tahun) 2. Ras kulit hitam.

3. Status social ekonomi yang kurang. 4. Status perkawinan yang tidak sah. 5. Tingkat pendidikan yang rendah.

Menurut Rene Dubos ( 1968: 57-59) Kekurangan gizi di masa kehamilan dan dalam usia 2 sampai 6 tahun amat mempengaruhi kemampuan belajar dan sikap mental. Ini bertalian erat dengan perkembangan otak yang perinciannya demikian. Pada waktu anak di lahirkan otaknya telah mencapai 25% dari bobot dewasa nanti. Pada usia 6 bulan dicapai 50%nya, pada 5 tahun 90% dan pada 10 tahun 95%.

Kekurangan gizi belum tentu disebabkan karena ekonomi yang lemah. Meskipun sumber gizi tersedia banyak dan murah harganya, masyarakat belum


(14)

tentu menggunakannya karena pengetahuan mereka tentang gizi masih kurang, atau terdapat adat istiadat tertentu yang melarang ( N Daldjoeni 1981: 230)

Namun pada kenyataannya yang menjadi penyebab utama seseorang malnutrisi dan BBLR adalah faktor kemiskinan, yang dimana sebagian masyarakat yang mengalami malnutrisi dan BBLR ternyata masyarakat yang miskin sehingga mereka tidak bisa mengenyam bangku pendidikan yang mengakibatkan mereka cenderung lebih percaya akan mitos ataupun kepercayaan/ adat istiadat masyarakat tertentu yang tidak benar dalam pemberian makan yang dapat merugikan diri sendiri. Masing-masing dari mitos ataupun kepercayaan/ adat istiadat masyarakat berbeda-beda karena mereka memiliki kepercayaan sendiri di dalam mencapai tujuan dan dalam menetapkan kebiasaan yang di anggap benar. Apa yang di anggap benar pada masyarakat yang satu mungkin dianggap tidak benar bagi yang lain.

Kepercayaan juga sering diperoleh dari orangtua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu, Misalnya kebiasaan berpantang pada makanan tertentu (tidak makan daging, telur, santan dll), hal ini menghilangkan kesempatan diri sendiri untuk mendapatkan asupan lemak, protein maupun kalori yang cukup.


(15)

Sering sakit menjadi penyebab kekurangan gizi, apalagi di negara-negara terbelakang dan yang sedang berkembang seperti Indonesia, dimana kesadaran akan kebersihan yang masih kurang.

Pada kenyataan umum mitos ataupun kepercayaan/ adat istiadat masyarakat dapat mempengaruhi pada hampir semua aspek kehidupan individu, mempengaruhi aspirasi dan pola kehidupan sehari-hari bahkan dapat mempengaruhi jenis penyakit yang di derita.

Setiap masyarakat atau sub kelompok kebudayaan cenderung menganggap kebudayaan, kepercayaan serta cara mereka melakukan sesuatu sebagai hal yang di benarkan dan diharuskan. Akan tetapi perlu ditekankan bahwa dari segi pengamatan, semua ketentuan atau pilihan yang di hasilkan bukanlah timbul karena kebenaran (dalam arti sebenarnya) dari norma dan nilai suatu kebudayaan, akan tetapi timbul karena cukup banyak orang yang percaya bahwa norma tersebut benar.

Dengan demikian disini dapat dirumuskan terdapat pengaruh antara besarnya kepercayaan ibu hamil terhadap mitos atau adat istiadat/kepercayaan apa saja yang seharusnya di konsumsi selama masa kehamilan. Ada banyak sekali mitos-mitos yang beredar di masyarakat seputar kehamilan. Sebagian orang ada yang mempercayai mitos-mitos tersebut. Padahal tidak semuanya benar. Malah terkadang menyesatkan.


(16)

Biasanya begitu hamil, muncullah berbagai macam nasehat dari orang terdekat terutama orang tua, yang berhubungan dengan mitos zaman dulu. Pengetahuan ibu dalam mengatur konsumsi makanan dengan pola menu seimbang sangat diperlukan pada masa tumbuh kembang balita. Pengetahuan gizi ibu ini dapat diperoleh melalui pendidikan baik formal maupun nonformal. Pengetahuan gizi nonformal diperoleh melalui berbagai media. Penyuluhan tentang kesehatan dan gizi di posyandu merupakan salah satunya selain pengetahuan gizi yang didapat lewat media masa (koran, majalah dll) dan media elektronik(televisi, radio).

Pengetahuan gizi ibu disini di maksudkan agar seorang ibu itu dapat menyusun,membuat makanan yang dikonsumsi oleh balita itu bervariasi. Banyaknya variasi bahan makanan itu bertujuan supaya sesuai kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi dalam satu menu makanan. Bila dilihat dari pembahasan di atas dapat disimpulkan kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu.

Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna dan dapat pula menyebabkan malnutrisi yang berakibat fatal bagi tumbuh kembang bayi Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi. Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses pertumbuhan janin dan


(17)

anak yang akan dilahirkan. Bila ibu hamil mengalami kurang gizi maka akibat yang akan ditimbulkan antara lain: keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, dan bayi lahir dengan BBLR.

Beberapa penelitian mengatakan bahwa pengaruh gizi kurang terhadap kejadian BBLRcukup besar pada ibu hamil, apalagi kondisi gizi ibu sebelum hamil buruk.

Masalah gizi kurang pada ibu hamil ini dapat dilihat dari prevalensi Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan kejadian anemia.

Untuk memperkecil resiko BBLR diperlukan upaya mempertahankan kondisi gizi yang baik pada ibu hamil. Upaya yang dilakukan berupa pengaturan konsumsi makanan, pemantauan pertambahan berat badan, pemeriksaan kadar Hb, dan pengukuran LILA sebelum atau saat hamil.

Sehingga kondisi tersebut yang di alami oleh ibu hamil harus segera ditindak lanjuti. Dengan cara memberi makanan tambahan yang tinggi kalori dan tinggi protein dan dipadukan dengan penerapan porsi kecil tetapi sering, faktanya memang berhasil menekan angka kejadian malnutrisi yang dapat mengakibatkan BBLR di Indonesia.


(18)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan diatas maka dirumuskan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apa saja Mitos kehamilan yang di yakini Ibu-ibu selama masa kehamilan? 2. Bagaimanakah upaya penanggulangan yang dilakukan Posyandu dalam

mengatasi masalah BBLR ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui Mitos apa saja yang di yakini oleh Ibu-ibu selama sama masa kehamilan.

2. Untuk menganalisa strategi yang dilakukan oleh tim medis dalam menangani masalah malnutrisi terhadap Ibu hamil, sehingga mereka tidak mudah percaya terhadap mitos kehamilan yang menyebabkan BBLR.

1.4 Kegunaan Penelitiaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan secara manfaat secara akademis dan praktis

1. Secara Praktis

Sebagai salah satu upaya untuk kajian ilmu sosiologi dalam hal menganalisis tentang manfaat nutrisi serta pengaruh mitos terhadap nutrisi yang di dapat oleh ibu hamil di seluruh wilayah Bandar Lampung dan khususnya di Teluk Betung barat, Bandar Lampung.


(19)

2. Secara Teoritis

Sebagai bahan kajian, masukkan, informasi bagi masyarakat khususnya Ibu Hamil agar nutrisi selama masa kehamilan sesuai dengan kebutuhan dan terpenuhi dengan baik.


(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Malnutrisi

Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup, malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidak seimbangan di antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan. Ini bias terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang tidak seimbang. Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya malabsorpsi makanan atau kegagalan metabolik (Oxford medical dictionary 2007: 524 ).

Malnutrisi sebenarnya adalah gizi salah, yang mencakup gizi kurang atau lebih. Di Indonesia dengan masih tinggi angka kejadian gizi kurang, istilah malnutrisi lazim dipakai untuk keadaan ini. Secara umum gizi kurang disebabkan oleh kurangnya energy atau protein.Namun keadaan ini di lapangan menunjukkan bahwa jarang dijumpai kasus yang menderita deferensiasi murni.

Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup, malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidak seimbangan di antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk


(21)

mempertahankan kesehatan. Ini bisa terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang tidak seimbang. Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya malabsorpsi makanan atau kegagalan metabolic.

Malnutrisi pada umumnya suatu kondisi medis yang disebabkan oleh pemberian atau cara makan yang tidak tepat atau tidak mencukupi. Istilah ini seringkali lebih dikaitkan dengan keadaan undernutrition (gizi kurang) yang diakibatkan oleh konsumsi makanan yang kurang, penyerapan yang buruk, atau kehilangan zat gizi secara berlebihan.

Malnutrisi sebenarnya adalah gizi salah, yang mencakup gizi kurang atau lebih. Di Indonesia angka kejadian gizi yang kurang masih sangat tinggi istilah malnutrisi lazim dipakai untuk keadaan dimana seseorang kekurangan gizi.

Malnutrisi merupakan masalah yang menjadi perhatian internasional serta memiliki berbagai sebab yang saling berkaitan. Penyebab malnutrisi menurut kerangka konseptual UNICEF dapat dibedakan menjadi penyebab langsung , penyebab tidak langsung dan penyebab dasar

(http://www.scribd.com/doc/129850206/DEFINISI-MALNUTRISI)

Dapat disimpulkan dari penjelasan di atas bahwa Malnutrisi adalah suatu keadaan dimana tubuh mengalami gangguan dalam penggunaan zat gizi untuk


(22)

pertumbuhan, perkembangan dan aktivitass akibat konsumsi pangan tidak cukup mengandung energy dan protein.

Penyebab tidak langsung yang dapat menyebabkan malnutrisi

adalah kurangnya ketahanan pangan keluarga, kualitas perawatan ibu dan anak, pelayanan kesehatan serta sanitasi lingkungan. Ketahanan pangan dapat dijabarkan sebagai kemampuan keluarga untuk menghasilkan atau mendapatkan makanan. Sebagai tambahan, perlu diperhatikan pengaruh produksi bahan makanan keluarga terhadap beban kerja ibu dan distribusi makanan untuk anggota keluarga. Sanitasi lingkungan berpengaruh terhadap kesehatan, produksi serta persiapan makanan untuk dikonsumsi serta kebersihan. Pelayanan kesehatan bukan hanya harus tersedia, namun juga harus dapat diakses dengan mudah oleh ibu dan anak. Status pendidikan dan ekonomi perempuan yang rendah menyebabkan kurangnya kemampuan untuk memperbaiki status gizi keluarga.

Malnutrisi berkaitan erat dengan kemiskinan yang dimana mereka cendrung sulit untuk memenuhi nutrisi yang cukup untuk tubuh mereka, Malnutrisi dapat diketahui dan ditentukan dengan mengukur status gizi atau orang yang menderita malnutrisi. Masalah Malnutrisi banyak dijumpai di Negara-negara yang sedang berkembang, yang biasa di derita oleh orang dewasa terutama wanita maupun anak-anak. Sejak sebelum merdeka sampai sekitar tahun 1960-an, masalah malnutrisi merupakan masalah besar di Indonesia. Saat ini masalah Malnutrisi pada orang dewasa tidak lagi sebesar lalu, kecuali pada


(23)

wanita terutama di daerah-daerah miskin dan pada anak-anak, khususnya anak dibawah usia lima tahun (balita) sampai sekarang Malnutrisi masih merupakan masalah yang memprihatinkan.

Pada orang dewasa Organisasi Kesehatan Dunia/WHO memperkenalkan istilah Malnutrisi tergantung pada jenis penyebabnya, apabila penyebabnya akibat kurang energy yang lebih menonjol dari pada kurang protein maka dipakai istilah KEK (Kurang Energi Kronik). Untuk keperluan di klinik

WHO menggunakan istilah Wasting atau “Berat Badan Rendah” menurut

tinggi badan karena kelaparan dan penderita dalam keadaan sakit dan harus dirawat dirumah sakit. Bila gejala terdapat gejala pembengkakan karena timbunan cairan tubuh (Oedeem) disebagian badan terutama kaki, perut dan muka penderita tidak hanya menderita kurang energy tetapi juga kurang protein. Keadaan ini dimasyarakat dikenal sebagai penderita “Busung Lapar” atau HO ( Honger Oedeem)

Angka Malnutrisi pada orang dewasa umumnya meningkat pada saat ekonomi masyarakat terpuruk, dan menurun bila keadaan ekonomi membaik. Hal ini tidak selalu terjadi pada anak balita, seperti yang di kutip dari Departemen Kesehatan RI (1991) Gizi yang buruk pada anak balita sangat berbeda sifatnya dengan gizi buruk yang terjadi pada orang dewasa.

1. Gizi yang buruk pada balita tidak mudah dikenali oleh pemerintah oleh masyarakat bahkan oleh keluarga. Artinya, andaikata di suatu desa


(24)

terdapat sejumlah anak yang menderita gizi buruk tidak segera menjadi perhatian karena anak kadang tidak tampak sakit.

2. Terjadinya masalah kekurangan gizi pada anak tidak selalu didahului oleh terjadinya bencana kurang pangan dan kelaparan seperti orang dewasa. Artinya, pada keadaan pangan di pasar berlimpahpun masih memungkinkan anak kekurangan gizi.

3. Faktor penyebab kekurangan gizi pada anak balita lebih komplek, maka upaya penanggulangannya memerlukan pendekatan dari berbagai segi kehidupan anak, misalnya tidak cukup memperbaiki segi makananya saja namun perlu juga memperbaiki lingkungan hidup seperti pola pengasuhan, pendidikan ibu, air bersih dan kesehatan lingkungan serta mutu kesehatan.

4. Pencegahan dan penanggulangan balita yang menderita kekurangan gizi memerlukan partisipasi aktif dari orangtua dan masyarakat setempat. Sedangkan pencegahan dan penanggulangan gizi yang kurang lebih banyak tergantung pada upaya perbaikkan ekonomi keluarga, misalnya dengan memberikan lapangan kerja dan meningkatkan daya belinya.

2.2 Pengertian Mitos

Menurut P.E. de Josselin de Jong ( 1980: 109-110) , mitos diartikan sebagai cerita suci yang dalam bentuk simbolis mengisahkan serangkaian peristiwa nyata dan imajer tentang asal-usul dan perubahan-perubahan alam raya dan dunia, dewa-dewi, ekkuatan-kekuatan adikodrati, manusia, pahlawan dan masyarakat. Sebagai ungkapan dari system semantic budaya khas, cerita


(25)

sakral, sifat dasar, makna, serta kenyataan eksistensial manusia serta fungsi dari bentuk-bentuk kehidupan sosial.

Dengan demikian, mitos membenarkan berbagai cara tindakan masa sekarang dalam kebudayaan tertentu, menimbulkan kepercayaan bersama dan memperkokoh rasa kebersamaan dalam kelompok.

Antropolog P. kloos 1980 meringkas cirri-ciri khas mitos sebagai berikut : 1. Mitos sering memiliki sifat suci

2. Oknum-oknum dan peristiwa-peristiwa yang berperan dan terjadi dalam cerita mitos hanya dijumpai dalam dunia mitos dan bukan dalam dunia kehidupan sehari-hari atau masa lampau yang nyata. Dengan kata lain, mitos bukan sekedar cerita historis.

3. Banyak mitos menunjuk pada kejadian penting, seperti asal-usul benda, kenyataan dan perubahan-perubahan penting.

4. Kebenaran mitos tidaklah penting, sebab cakrawala dan era/zaman mitos tidak terikat pada kemungkinan-kemungkinan dan batas-batas dunia nyata ini.

(P.kloos, di kutip dari P.E. de Josselin de Jong 1980)

Dalam hal ini sebuah mitos dapat memperjelas bahwa Mitos sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat. Ada masyarakat yang mempercayai sebuah mitos namun ada pula masyarakat yang tidak mempercayainya. Jika mitos tersebut terbukti kebenarannya, maka masyarakat yang


(26)

mempercayainya merasa untung. Tetapi jika mitos tersebut belum terbukti kebenarannya, maka masyarakat bisa dirugikan.

Mitos adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain dan dianggap benar – benar terjadi oleh masyarakat.

Mitos pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka, adat istiadat dan sebagainya. Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari Indonesia dan ada juga yang berasal dari luar negeri.

Mitos yang berasal dari luar negeri pada umumnya telah mengalami perubahan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga tidak terasa asing lagi yang disebabkan oleh proses adaptasi karena perubahan jaman. Mitos di Indonesia biasanya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, terjadinya susunan para dewa, terjadinya manusia pertama, dunia dewata, dan terjadinya makanan pokok. (http://edisicetak.joglosemar.co/berita/mitos-seputar-ibu-hamil-percaya-nggak-ya-131724.html)

Sehingga mitos itu sendiri dapat di artikan sebagai cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Sehingga banyak


(27)

yang beranggapan apabila masyarakat tidak percaya atau tidak menjalankan mitos yang sudah ada akan mendapatkan sebuah masalah atau kutukan.

2.3 Pengertian Kemiskinan

Pengertian Kemiskinan Secara etimologis “kemiskinan” berasal dari kata

“miskin” yang artinya tidak berharta benda dan serba kekurangan.

Departemen Sosial dan Biro Pusat Statistik, mendefinisikan sebagai ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak (BPS dan Depsos,2002)

Frank Ellis (dalam Suharto,2005) menyatakan bahwa kemiskinan memiliki berbagai dimensi yang menyangkut aspek ekonomi, politik dan sosial-psikologis. Orang disebut miskin jika dalam kadar tertentu sumber daya ekonomi yang mereka miliki di bawah target atau patokan yang telah ditentukan. Yang dimaksud dengan kemiskinan sosial adalah kurangnya jaringan sosial dan struktur sosial yang mendukung orang untuk mendapatkan kesempatan - kesempatan agar produktivitasnya meningkat

Menurut Soerjono Soekanto: 1982 Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memlihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut."


(28)

2.3.1 Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan

Faktor penyebab kemiskinan menurut Paul Spicker :2002 penyebab kemiskinan dapat dibagi dalam empat :

a. Individual explanation, diakibatkan oleh karakteristik orang miskin itu sendiri: malas, pilihan yang salah, gagal dalam bekerja, cacat bawaan, belum siap memiliki anak dan sebagainya.

b. Familial explanation, akibat faktor keturunan, dimana antar generasi terjadi ketidak beruntungan yang berulang, terutama akibat pendidikan. c. Subcultural explanation, akibat karakteristik perilaku suatu lingkungan

yang berakibat pada moral dari masyarakat.

d. Structural explanations, menganggap kemiskinan sebagai produk dari masyarakat yang menciptakan ketidakseimbangan dengan pembedaan status atau hak.

Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi oleh manusia. Masalah kemiskinan itu sama tuanya dengan usia kemanusiaan itu sendiri dan implikasi permasalahannya dapat melibatkan keseluruhan aspek kehidupan manusia, walaupun seringkali tidak disadari kehadirannya sebagai masalah oleh manusia yang bersangkutan.

Bagi mereka yang tergolong miskin, kemiskinan merupakan suatu hal yang nyata ada dalam kehidupan mereka sehari-hari karena mereka merasakan dan menjalani sendiri bagaimana hidup dalam kemiskinan. Walaupun demikian belum tentu mereka sadar akan kemiskinan yang mereka jalani. Kesadaran akan kemiskinan yang mereka miliki itu, baru terasa pada waktu mereka


(29)

membandingkan kehidupan yang mereka jalani dengan kehidupan orang lain yang tergolong mempunyai tingkat kehidupan sosial dan ekonomi yang lebih tinggi.

Secara umum Kemiskinan memiliki arti sebagai suatu hal yang alami dalam kehidupan, yang berarti bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah, non pemerintah dan semua lini masyarakat.

Dengan digalakkannya hal ini, kemungkinan kemiskinan akan mencapai hasil yang seminimal mungkin.

2.3.2 Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks, diantaranya :

1. Pengangguran.

Dengan banyaknya pengangguran berarti banyak masyarakat tidak memiliki penghasilan karena tidak bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga, akan memberikan dampak secara


(30)

langsung terhadap tingkat pendapatan, nutrisi, dan tingkat pengeluaran rata-rata.

2. Kekerasan.

Kekerasan-kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan efek dari pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan. Misalnya, merampok, menodong, mencuri, atau menipu. belakangan banyak oknum-oknum yang menggunakan modus penipuan melalui sms.

3. Pendidikan

Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini. Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Karena untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan. Kondisi seperti ini membuat masyarakat miskin semakin terpuruk lebih dalam. Tingginya tingkat putus sekola berdampak pada rendahya tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Ini akan menyebabkan bertambahnya pengangguran akibat tidak mampu bersaing di era globalisasi yang menuntut keterampilan di segala bidang.


(31)

4. Kesehatan

Seperti kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.

(http://risnaangrum.wordpress.com/2011/04/05/tugas-makalah-perekonomian-indonesia/ )

Di Negara kita Indonesia telah ada kebijakkan kependudukan nasional dimana Keluarga berencana dijadikan program nasional sejak tahun 1969, kebijakkan tersebut dilaksanakan guna mengatur jumlah penduduk, meratanya persebaran penduduk, mengurangi angka kemiskinan sehingga kemakmuran di harapkan dapat bertambah.

Indonesia dapat disebut suatu bagian Asia tenggara yang secara ekomomis terhambat kemajuannya selama 15 tahun pertama dari masa kemerdekaannya, sedikit saja usahanya di bidang ekonomi karena yang di prioritaskan adalah pembentukan identitas nasionalnya. Baru sejak tahun 1966 dengan munculnya orde baru di perbaiki ekonomi Negara dengan bantuan luar negeri. Hal tersebut membawa dampak hingga sekarang yang membawa Indonesia menjadi Negara berkembang yang sering memiliki masalah di sektor ekonomi.


(32)

Padahal di Antara tahun 1970-1976 penduduk Indonesia yang ada di garis kemiskinan berkurang secara presentase yaitu dari 56,6% menjadi 50,58% tetapi secara jumlah itu justru bertambah, yaitu dari 65,30 juta menjadi 68,32 juta jiwa. padahal selama masa pembangunan selama ini kenaikkan tahunan produksi rasional kotor ada sekitar 7% ( N Daldjoeni 1981: 221)

Menurut (Rural Development : 1975), kemiskinan di bagi menjadi 2 yaitu : 1. Kemiskinan mutlak, yang memiliki arti dimana pendapatan penduduk

ada di bawah minimum dari standar gizi, pemukiman dan kenikmatan. Pemusatan dan persebaran kemiskinan mutlak dilukiskan berdasarkan standar yang telah di setujui bersama yakni: seseorang ada dalam kondisi kemiskinan mutlak, jika pendapatan tahunannya paling tinggi sebesar 600.000. berdasarkan ini lalu hasil analisa terhadap Negara-negara berkembang sebagai berikut :

 Kurang lebih dari 85 persen dari seluruh kemiskinan mutlak di dunia kita ada di daerah pedesaan

 Tak kurang dari 550 juta jiwa manusia ( pada pertengahan dasa warsa70-an) daerah pedesaan di dunia menderita kemiskinan mutlak.  Kira-kira ¾ dari jumlah tersebut di atas terdapat di Negara-negara

sedang berkembang di benua Asia.

 Di 53 negara dengan pendapatan perkapita di atas $50 penduduk yang miskin hanya berjumlah 8 persen saja dari seluruhnya yang ada di dunia.


(33)

Dari itu semua dapat di simpulkan bahwa kemiskinan mutlak pada umumnya merupakan refleksi langsung dari kenyataan pendapatan perkapita rendah dan proporsi sector ekonomi dalam ekonomi.

2. Dan kemiskinan Nisbi, dimana ada perbedaan yang menyolok antara taraf hidup penduduk lapisan atas dan lapisan bawah.

Kemiskinan nisbi sebenernya lebih merupakan masalah bagi Negara yang lebih berkembang dari pada yang kurang berkembang. ada pun penduduk yang miskin nasbi merupakan 18% dari seluruh penduduk di Negara-negara berkembang.

(Rural Development : 1975)

Menurut ( Otto Sumarwoto 1978 : 1-12 ) Semakin padat penduduk dan terjadi kelebihan penduduk semakin pula terjadi overeksploitasi terhadap lingkungan alam dengan akibat sumber daya alam menipis terus dan penduduk semakin miskin.

Kemiskinan penduduk berkaitan erat dengan kerawanan daerah secara ekologis, pengertian daerah rawan sering kali di artikan sebagai daerah miskin, adapun kriterianya sebagaimana yang di tulis oleh (Rusli Hukum 1980: 3-9)

1. Penduduk begitu padatnya sehingga kebutuhhannya yang minim tak dapat didukung oleh sumber daya alam. Sehingga daerah menjadi rawan pangan pula, sedangkan mata pencarian serba terbatas.


(34)

2. Penduduk relative jarang sehingga belum mampu mengeksploitasi sumber daya alam yang tersedia. Penduduk pada umumnya bersikap pasrah akan tetapi mereka giat mengusahakan pangan dengan cara pindah tempat.

3. Penduduk kerap kali diganggu oleh bencana alam seperti banjir, kekeringan dan hama tanaman.

Istilah Negara berkembang seringkali digantikan dengan Negara lapar dan Negara tidak dapat maju, mengingat bahwa dalam jangka waktu 20-30 tahun lagi jumlah penduduk di bumi kita akan menjadi dua kali lipat, sedangkan produksi pertanian lambat majunya. Untuk memberikan makan kepada penduduk bumi pada tahun 1985 misalnya, produksi pangan perlu di naikkan dari 35 persen sampai 40 persen sendiri.

2.4 Pengertian BBLR 1. Pengertian

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram). (FKUI 2002: 1051)

Menurut Donna wong ( 2004: 423) Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi.


(35)

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah suatu istilah yang dipakai bagi bayi prematur, atau low birth weight, atau sering disebut bayi dengan berat badan lahir rendah. Hal ini dikarenakan tidak semua bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram bukan bayi prematur (WHO. 1961).

Dapat disimpulkan dari penjabaran di atas Berat Badan Lahir Rendah memiliki pengertian bayi yang memiliki berat badan kurang dari 2.500 gram ( sampai dengan 2.499 gram)

BBLR dapat digolongkan sebagai berikut : a. Prematuritas murni

Adalah masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan.

b. Dismaturitas

Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya. (FKUI 2002: 1052)


(36)

2.4.1 Menurut penyebab kelahiran bayi BBLR dapat di golongkan sebagai berikut :

a. Faktor ibu

1) Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan (toksemia gravidarum, perdarahan ante partum, trauma fisik dan psikologis, atau penyakit lain seperti : nephritis akut, diabetes mellitus, infeksi akut) atau tindakan operatif dapat merupakan faktor etiologi prematuritas.

2) Usia

Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu dibawah 20 tahun dan umur terlalu lanjut dari 34 tahun merupakan kehamilan resiko tinggi. Kehamilan pada usia muda merupakan faktor resiko hal ini disebabkan belum matangnya organ reproduksi untuk kehamilan, sedangkan pada umur diatas 35 tahun endometrium yang kurang subur serta memperbesar kemungkinan untuk menderita kelainan congenital, sehingga dapat berakibat terhadap kesehatan ibu maupupun perkembangan dan pertumbuhan janin serta beresiko untuk mengalami kelahiran prematur.

3) Keadaan sosial ekonomi

Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik


(37)

dan pengawasan antenatal yang kurang. Ekonomi keluarga dapat pula menunjukan gambaran kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi ibu selama hamil yang berperan dalam pertumbuhan janin.

4) Urutan Kelahiran

Rata-rata bayi yang lahir pertama beratnya kurang dan lebih pendek dari pada bayi yang lahir berikutnya dalam keluarga yang sama.

5) Ukuran Keluarga

Anak-anak yang lahir selanjutnya dalam keluarga besar, terutama bila jarak kelahirannya dekat dengan kelahiran kakaknya, cendrung lebih kecil dari saudaranya yang lebih tua. Hal ini disebabkan oleh kondisi kesehatan umum ibunya.

6) Kegiatan janin

Aktivitas janin yang berlebihan dapat menyebabkan berat bayi dibawah rata-rata untuk panjang badannya. Ini akan member gambaran kurus pada bayi.

(http://healthreference-ilham.blogspot.com/2008/07/kondas-bblr.html)


(38)

2.5 Kerangka Berfikir

Di Negara Indonesia memang sangat terkenal dengan 1001 macam Mitos yang beredar dari Sabang hingga Merauke yang berbeda – beda Mitosnya tapi saling berkaitan erat satu sama lainnya.

Mitos memang tidak bisa dilepaskan dengan perjalanan bangsa Indonesia dari dahulu hingga saat ini,bagi sebagian orang hal tersebut masih dianggap sebuah hal yang tabu atau keramat jika diperbicangkan lebih dalam lagi.

Namun tak jarang banyak masyarakat yang percaya akan mitos yang telah berkembang di masyarakat, contohnya saja mitos akan kehamilan yang melarang para ibu hamil untuk memakan makanan tertentu yang belum tentu akan kebenarannya malah sering menyebabkan para ibu hamil tersebut kekurangan asupan gizi yang sering di sebut oleh tenaga hamil dengan sebutan Malnutrisi.

Masyarakat mempunyai perasaan dan pikiran yang akan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi dimana manusia tersebut berada.

Dalam upaya menciptakan kesehatan masyarakat khususnya para ibu hamil bukan saja para tenaga medis yang bertanggung jawab guna mengurangi resiko malnutrisi yang bisa mengancam jiwa dan anak yang sedang didalam kandungan, para elemen masyarakat harus ikut serta dalam berpartisipasi sebagai wujud peduli terhadap kesehatan masyarakat bersama.


(39)

Nutrisi bagi ibu hamil merupakan hal yang sangat penting untuk dibahas karena pada wanita yang mengalami kehamilan mengalami berbagai perubahan di dalam tubuhnya. perubahan ini dikarenakan tubuh sedang mempersiapkan diri untuk menyambut adanya janin yang akan tumbuh di dalam rahim.

Dalam berbagai perubahan tersebut, tubuh dalam kondisi yang krusial terhadap penggunaan energi dan membutuhkan energi yang besar serta penambahan mikronutrien lainnya untuk meningkatkan vitalitas tubuh. karena itu beberapa nutrisi penting yang perlu diperhatikan dalam masa kehamilan adalah sebagai berikut :

1. Kalori

Kebutuhan kalori untuk ibu hamil mengalami penambahan sebesar 300 kkal dari kebutuhan kalori normalnya. karena itu, dalam masa kehamilan ibu hamil menambah asupan sumber energinya.

2. Protein

Protein juga merupakan hal yang penting untuk ibu hamil, protein diperlukan sebagai zat pengatur tubuh, apa lagi kondisi tubuh sangat memerlukan protein yang memiliki segudang manfaat ini.

3. Serat

umumnya ibu hamil mengalami konstipasi, karena itu serat sangat dibutuhkan untuk melancarkan perncernaan ibu hamil. selain karena manfaat serat umumnya makanan yang kaya akan serat itu adalah


(40)

sayuran dan buah yang juga kaya vitamin, mineral, dan zat antioksidan, karena itu, pemilihan serat untuk ibu hamil sebaiknya tidak menggunakan serat sintetik, tapi lebih pada makanan sayur dan buah.

4. Asam folat, Zar besi, dan kalsium

Asam folat, zat besi, dan kalsium sangat baik untuk ibu hamil, hal ini untuk mencegah cacat pada janin, mengoptimalkan otak janin dan lain sebagainya, karena itu, sangat disarankan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung zat gizi tersebut. tetapi dalam diet sehari-hari umumnya kita mengonsumsi makanan yang mengandung zat tersebut sangat sedikit, maka sering dokter kandungan memberikan resep obat dengan menyertakan penambahan zat-zat tersebut.


(41)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dimana penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan mengkaji kasus-kasus tertentu secara menyeluruh. Selain itu, penelitian bertujuan menjelaskan secara terperinci masalah social tertentu dan akan dihasilkan data yang relevan, yaitu berupa data yang dinyatakan secara tertulis dan perilaku yang nyata diteliti dan dipelajari sebagai suatu yang utuh dengan cara wawancara dan survai.

Alasan menggunakan metode penelitian kualitatif ini, karena ditinjau dari sudut cara dan taraf pembahasan masalahnya serta hasil yang akan dicapai. Menurut Miles and Huberman (1994) dalam Sukidin (2002:2) Metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.


(42)

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

Menurut Whitney dalam Moh. Nazir bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena

3.2 Fokus Penelitian

Dalam suatu penelitian sangat penting adanya focus penelitian dalam membatasi studi untuk mengarahkan pelaksanaan suatu pengamatan.

Perumusan fokus atau masalah dalam penelitian kualitatif bersifat tentatif, artinya penyempurnaan rumusan fokus atau masalah masih tetap dilakukan sewaktu penelitian sudah berada dilapangan berkaitan erat, bahkan seringkali disamakan dengan masalah yang akan dirumuskan dan menjadi acuan dalam penentuan fokus penelitian.

Menurut Lexy J Meleong (2000), fokus penelitian dimaksudkan untuk membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan yang tidak relevan, agar tidak dimasukkan ke dalam sejumlah data yang sedang dikumpulkan. lalu Menurut Milles Mattee B dan A. Mickhael Huberman


(43)

(1992: 20 ) dengan adanya fokus penelitian, akan menghindari pengumpulan data yang tidak valid dan hadirnya data melimpah ruah.

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah menganalisa hubungan antara Malnutrisi dengan Mitos kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil melahirkan bayi yang BBLR, khususnya di Kecamatan Teluk Betung Barat kota Bandar Lampung.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada satu tempat di Kelurahan Bakung Teluk Betung Barat Bandar Lampung. Lokasi tersebut saya pilih dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Di Lokasi tersebut pernah terdapat kasus BBLR yang di sebabkan oleh Malnutrisi.

2. Lokasi tersebut masyarakatnya masih banyak yang percaya terhadap mitos 3. Peneliti mendapatkan kemudahan akses masuk dan mewawancarai ke

dalam lokasi tersebut karena berada dekat dengan daerah tempat tinggal.

3.4 Penentuan Informan

Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive dimana pemilihan informan dipilih secara sengaja berdasarkan criteria yang telah ditentukan dan ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Dalam memilih informan, Menurut Faisal (1999), agar memperoleh informasi yang lebih terbukti, terdapat beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan antara lain:


(44)

1. untuk dimintai Subjek yang lama dan intensif dengan suatu kegiatan atau aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian.

2. Subjek yang masih terkait secara penuh dan aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian.

3. Subjek yang berada atau tinggal pada sasaran yang mendapat perlakuan yang mengetahui kejadian tersebut.

Subjek yang mempunyai cukup banyak informasi, banyak waktu, dan kesempatan untuk dimintai keterangan.

Adapun criteria informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah: 1. Ibu hamil yang pernah mengalami kasus BBLR

2. Ibu hamil yang masih percaya akan mitos-mitos seputar kehamilan

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada beberapa alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Antar alat pengumpul data tersebut berfungsi saling melengkapi akan data yang dibutuhkan. Untuk mengumpulkan data dan informasi pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut: 1. Wawancara

Moh. Najir (1996:234) memaparkan bahwa yang dimaksud dengan wawancara adalah proses mengajukan pertanyaan secara langsung untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan


(45)

interview guide (panduan wawancara). Digunakannya wawancara pada penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi secara lengkap dan komprehensif sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Survei

Menurut (Hartono 2004) survei adalah pemeriksaan atau penelitian secara komprehensif. Survei dilakukan dalam melakukan penelitian biasanya dilakukan dengan menyebarkan kuesioner atau wawancara, dengan tujuan untuk mengetahui: siapa mereka, apa yang mereka pikirkan, rasakan atau kecendrungan suatu tindakan. Dalam penelitian kualitatif, survey berupa wawancara dengan pertanyaan terbuka.

3.6 Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data. Menurut Bodgan dan Taylor (1975:79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data dan sebagian usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu. Lalu menurut Miles & Huberman (1992: 16) bahwa analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi dari tiga alur kegiatan yng terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyejian data, penarikan kesiimpulan/verivikasi.

1. Reduksi Data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstakan, dan transformasi data kasar yang muncul


(46)

dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus selama proyek yang berorientasi pendidikan kualitatif berlangsung.

2. Penyajian Data adalah membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikkan kesimpulan dan pengambilan tindakkan. Penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.

3. Penarikkan kesimpulan adalah sebagian dari satu kegiatan dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin terjadi begitu seksama dan makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk

mengembangkan ‘kesepakatan intersubjektif” atau juga upaya-upaya


(47)

data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya.


(48)

VI. SIMPUL DAN SARAN

Berdasarkan Pembahasan pada Bab-Bab sebelumnya, maka didapat beberapa kesimpulan mengenai Mitos dan Malnutrisi yang akan diuraikan sebagai berikut :

6.1Kesimpulan

1. Dari penelitian ini yang penulis lakukan, dapat di ambil kesimpulan bahwa adanya keterkaitan yang erat antara Mitos dan Malnutrisi, yang dimana para ibu hamil malah cendrung berpantang atau menghindari makanan yang malahan seharusnya di konsumsi selama masa kehamilan.

2. Kurangnya pengetahuan Ibu hamil terhadap nutrisi dan gizi yang cukup, Mengakibatkan para ibu hamil cendrung mengikuti mitos-mitos yang semestinya tidak di ikuti dan di terapkan selama masa kehamilan. Sehingga hal tersebut mengakibatkan bayi yang ada di dalam kandungaan mereka mengalami kekurangan nutrisi dan pada saat mereka lahir, mereka mengalami kasus BBLR.

3. Faktor ekonomi pun menjadi salah satu alasan yang mengakibatkan para ibu hamil cendrung percaya akan mitos sehingga mengakibatkan malnutrisi.


(49)

Kekurangan dana untuk membeli makanan yang bergizi akibat keterbatasan penghasilan mengakibatkan para orangtua pada saat mengandung terpaksa memakan apa saja yang ada tanpa memperhitungkan lagi nutrisi yang di kandung oleh makanan yang ada tersebut bisa memenuhi nutrisi bayi yang ada di dalam kandungan mereka.

6.2Saran

1. Pemerintah harus memaksimalkan peranan program-program yang ada di Posyandu guna menangani Malnutrisi pada balita karena masih banyak ditemukan kekurangan dalam pelaksanaanya.

2. Pemerintah juga seharusnya memberikan perhatian yang lebih khusu lagi terhadap masyarakat yang kurang mampu khususnya para Ibu hamil agar dimasa kehamilannya Ibu hamil dapat memenuhi stus gizi dan nutrisi anak yang ada di dalam kandungannya.

3. Pemerintah juga harus memaksimalkan peran serta dari masyarakat dalam mensukseskan semua program yang telah berjalan, dengan cara mensosialisasikan kepada masyarakat luas.

4. Posyandu yang ada harus terus diberikan pembinaan agar kegiatan Posyandu yang sudah cukup baik ini terus dapat di pertahankan.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Arvin, Behrman Klirgman. 1995. Ilmu Kesehatan Anak. Austin, J.M. and Wood K.J. EGC.Jakarta

Burton, J.L., et al., 2007. Oxford Concise Medical Dictionary. 7th ed. New York: Oxford University Press:524.

Dobus, rene, man.1968. Medicine and environment, Penguin, Harmondsworth. Hartono, J,H. 2004. Metodelogi Penelitian. BPFE Yogyakarta.

Josselin de Jong, P.E. 1980. de “Myth and Non-Myth”. Dalam Schefold e.a. (eds.), Man, meaning and History. M. Nijhoff. KITLV. The Hague

N, Daldjoeni. 1981. Masalah penduduk dalam fakta dan angka. Alumni Yogyakarta. Bandung

Paul Spicker. 2002, Poverty and the Welfare State : Dispelling the Myths, A Catalyst Working Paper, London: Catalyst

Surasih, H. 2005.faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keadaan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu hamil di Kabupaten Banjar Negara.Semarang :

IKM Universitas Negeri Semarang.

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi: suatu Pengantar, Rajawali Press. Jakarta Strauss, claude levi. 1997. Mitos dukun dan sihir, Kanisius. Jakarta

Sumber internet :

http://artikelseputarbayi.blogspot.com/2006/07/beda-kurang-gizi-dan-gizi-buruk.html di askes Rabu, 12 Juni 2013, Pukul 20.42 wib

http://edisicetak.joglosemar.co/berita/mitos-seputar-ibu-hamil-percaya-nggak-ya-131724.html diaskes Kamis, 11 Juli 2013, Pukul 12.00 wib

http://healthreference-ilham.blogspot.com/2008/07/kondas-bblr.html diaskes Minggu, 21 Juli 2013, Pukul 20.43 wib


(51)

http://majalahkesehatan.com/nutrisi-ibu-hamil/ diaskes Rabu, 12 Juni 2013, Pukul 19.02 wib

http://risnaangrum.wordpress.com/2011/04/05/tugas-makalah-perekonomian-indonesia/ diaskes Jum’at, 19 Juli 2013, Pukul 19.45 wib

http://www.scribd.com/doc/129850206/DEFINISI-MALNUTRISI / diaskes 29 Oktober 2013, pukul 14.19 Wib

Artikel surat kabar :

MJK, “Otto Sumarwoto : Harus di rubah Pendekatan produksi pangan”, Kompas, 19-6-1978, p.l 12.

Rusli Hukum, “Mengangkat masyarakat daerah rawan”, sinar harapan, 17 januari 1980, p.8-9

Sumber lain :

Rular development, World bank, Washington, 1975 WHO 1961


(1)

dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus selama proyek yang berorientasi pendidikan kualitatif berlangsung.

2. Penyajian Data adalah membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikkan kesimpulan dan pengambilan tindakkan. Penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.

3. Penarikkan kesimpulan adalah sebagian dari satu kegiatan dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin terjadi begitu seksama dan makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan ‘kesepakatan intersubjektif” atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat


(2)

41

data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya.


(3)

VI. SIMPUL DAN SARAN

Berdasarkan Pembahasan pada Bab-Bab sebelumnya, maka didapat beberapa kesimpulan mengenai Mitos dan Malnutrisi yang akan diuraikan sebagai berikut :

6.1Kesimpulan

1. Dari penelitian ini yang penulis lakukan, dapat di ambil kesimpulan bahwa adanya keterkaitan yang erat antara Mitos dan Malnutrisi, yang dimana para ibu hamil malah cendrung berpantang atau menghindari makanan yang malahan seharusnya di konsumsi selama masa kehamilan.

2. Kurangnya pengetahuan Ibu hamil terhadap nutrisi dan gizi yang cukup, Mengakibatkan para ibu hamil cendrung mengikuti mitos-mitos yang semestinya tidak di ikuti dan di terapkan selama masa kehamilan. Sehingga hal tersebut mengakibatkan bayi yang ada di dalam kandungaan mereka mengalami kekurangan nutrisi dan pada saat mereka lahir, mereka mengalami kasus BBLR.

3. Faktor ekonomi pun menjadi salah satu alasan yang mengakibatkan para ibu hamil cendrung percaya akan mitos sehingga mengakibatkan malnutrisi.


(4)

73

Kekurangan dana untuk membeli makanan yang bergizi akibat keterbatasan penghasilan mengakibatkan para orangtua pada saat mengandung terpaksa memakan apa saja yang ada tanpa memperhitungkan lagi nutrisi yang di kandung oleh makanan yang ada tersebut bisa memenuhi nutrisi bayi yang ada di dalam kandungan mereka.

6.2Saran

1. Pemerintah harus memaksimalkan peranan program-program yang ada di Posyandu guna menangani Malnutrisi pada balita karena masih banyak ditemukan kekurangan dalam pelaksanaanya.

2. Pemerintah juga seharusnya memberikan perhatian yang lebih khusu lagi terhadap masyarakat yang kurang mampu khususnya para Ibu hamil agar dimasa kehamilannya Ibu hamil dapat memenuhi stus gizi dan nutrisi anak yang ada di dalam kandungannya.

3. Pemerintah juga harus memaksimalkan peran serta dari masyarakat dalam mensukseskan semua program yang telah berjalan, dengan cara mensosialisasikan kepada masyarakat luas.

4. Posyandu yang ada harus terus diberikan pembinaan agar kegiatan Posyandu yang sudah cukup baik ini terus dapat di pertahankan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arvin, Behrman Klirgman. 1995. Ilmu Kesehatan Anak. Austin, J.M. and Wood K.J. EGC.Jakarta

Burton, J.L., et al., 2007. Oxford Concise Medical Dictionary. 7th ed. New York: Oxford University Press:524.

Dobus, rene, man.1968. Medicine and environment, Penguin, Harmondsworth. Hartono, J,H. 2004. Metodelogi Penelitian. BPFE Yogyakarta.

Josselin de Jong, P.E. 1980. de “Myth and Non-Myth”. Dalam Schefold e.a. (eds.), Man, meaning and History. M. Nijhoff. KITLV. The Hague

N, Daldjoeni. 1981. Masalah penduduk dalam fakta dan angka. Alumni Yogyakarta. Bandung

Paul Spicker. 2002, Poverty and the Welfare State : Dispelling the Myths, A Catalyst Working Paper, London: Catalyst

Surasih, H. 2005.faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keadaan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pada Ibu hamil di Kabupaten Banjar Negara.Semarang :

IKM Universitas Negeri Semarang.

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi: suatu Pengantar, Rajawali Press. Jakarta Strauss, claude levi. 1997. Mitos dukun dan sihir, Kanisius. Jakarta

Sumber internet :

http://artikelseputarbayi.blogspot.com/2006/07/beda-kurang-gizi-dan-gizi-buruk.html di askes Rabu, 12 Juni 2013, Pukul 20.42 wib

http://edisicetak.joglosemar.co/berita/mitos-seputar-ibu-hamil-percaya-nggak-ya-131724.html diaskes Kamis, 11 Juli 2013, Pukul 12.00 wib

http://healthreference-ilham.blogspot.com/2008/07/kondas-bblr.html diaskes Minggu, 21 Juli 2013, Pukul 20.43 wib


(6)

http://www.konsultankolesterol.com/nutrisi-ibu-hamil/ diaskes Senin, 22 Juli 2013, Pukul 16.45 wib

http://majalahkesehatan.com/nutrisi-ibu-hamil/ diaskes Rabu, 12 Juni 2013, Pukul 19.02 wib

http://risnaangrum.wordpress.com/2011/04/05/tugas-makalah-perekonomian-indonesia/ diaskes Jum’at, 19 Juli 2013, Pukul 19.45 wib

http://www.scribd.com/doc/129850206/DEFINISI-MALNUTRISI / diaskes 29 Oktober 2013, pukul 14.19 Wib

Artikel surat kabar :

MJK, “Otto Sumarwoto : Harus di rubah Pendekatan produksi pangan”, Kompas, 19-6-1978, p.l 12.

Rusli Hukum, “Mengangkat masyarakat daerah rawan”, sinar harapan, 17 januari 1980, p.8-9

Sumber lain :

Rular development, World bank, Washington, 1975 WHO 1961