Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut Selama Kehamilan Di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL

TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT SELAMA

KEHAMILAN DI PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG

SELATAN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Keperawatan (S.Kep)

Nurul Muthmainnah

NIM : 1112104000003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN Skripsi dengan judul

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT SELAMA KEHAMILAN DI

PUSKESMAS CIPUTAT TANGERANG SELATAN

Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan pembimbing skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

DISUSUN OLEH NURUL MUTHMAINNAH

1112104000003

Pembimbing I

Yenita Agus, M.Kep, Sp.Mat, Ph.D NIP. 19720608 200604 2001

Pembimbing II

Ratna Pelawati, S. Kp., M. BiomedNIP. 19780215 200901 2 005


(3)

LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS

CIPUTAT TANGERANG SELATAN

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan penguji oleh : Nurul Muthmainnah

1112104000003 Jakarta, Juni 2016 Pembimbing I

Yenita Agus, M.Kep, Sp.Mat, Ph.D NIP. 19720608 200604 2001

Pembimbing II

Ratna Pelawati, S. Kp., M. BiomedNIP. 19780215 200901 2 005

Penguji I

Karyadi, SKp.,M.Kep.,PhD NIP. 19710903 200501 1 007

Penguji II

Ns. Uswatun Khasanah. S.Kep.,MNS NIP. 19770401 200912 2 003

Penguji III

Ratna Pelawati, S. Kp., M. Biomed NIP. 19780215 200901 2 005

Peguji IV

Yenita Agus, M.Kep, Sp.Mat, Ph.D NIP. 19720608 200604 2001


(4)

LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS

CIPUTAT TANGERANG SELATAN Disusun oleh :

Nurul Muthmainnah 1112104000003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Maulina Handayani, S.Kp.,MSc NIP. 19790210 200501 2 002

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. Dr. H.Arif Sumantri, SKM, M.Kes NIP. 19650808 198803 1 002


(5)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar starta 1 (S1) di Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitan Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitan Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitan Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2016


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Nurul Muthmainnah

Tempat, Tanggal Lahir Jakarta, 23 Februari 1995

Agama Islam

Alamat Jl. KH. Mu’min Rt. 004 Rw. 009 Kel.

Belendung, Kec. Benda, Kota. Tangerang-BANTEN 15124

Telepon 085813378689

Email Nmuthmainnah59@gmail.com

RiwayatPendidikan:

1. TKIslam YayasanIslamAl-Ayaniyah 2. SDIT Al-Ayaniyah 2005-2006

3. MTs Dai’l Khairaat Jakarta-Barat 2008-2009

4. SMA Al-HudaIslamic Education CenterMetropolitan (IECM) Jakarta-Barat 2011-2012

5. Sarjana Ilmu Keperawatan UIN SyarifHidayatullah Jakarta2012-2016 Pengalaman Organisasi :

1. Anggota PRAMUKA MTs Dai’l Khairaat Jakarta-Barat

2. Anggota PASKIBRA SMA Al-HudaIslamic Education CenterMetropolitan (IECM) Jakarta-Barat

3. Anggota LKMM Nasional ILMIKI VII Bali 2016

4. Anggota TIM AD-HOCK Pengkawal RUUK-UU Keperawatan ILMIKI 2014-2018

5. Anggota Bidang Kajian dan Strategi Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2014 – 2015


(7)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, Juni 2016

NurulMuthmainnah, NIM : 1112104000003

Hubungan Tingkat PengetahuanIbuHamilTerhadapKesehatan Gigi Dan MulutSelamaKehamilan Di PuskesmasCiputatTangerang Selatan Xviii+96 halaman+10 tabel+10 Lampiran

ABSTRAK

Proses kehamilan menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis pada ibu hamil antaranya di rongga mulut. Perubahan di rongga mulut dipengaruhi oleh sistem hormonal karena peningkatan hormon estrogen dan progesterone bersamaan dengan faktor iritasi lokal di dalam rongga mulut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan Tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Sampel berjumlah 45 responden ibu hamil trimester I, II, dan III. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling.

Penelitian dilakukan di Puskesmas Ciputat pada bulan April 2016. Penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner Tingkat Pengetahuan dan OHI-S (Simplified Oral Hygiene Index). Analisa data yang digunakan adalah Chi Square(α :

0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil di Puskesmas Ciputat mempunyai tingkat pengetahuan kurang baik yaitu 24 (53.3%) dan tingkat kesehatan gigi dan mulut kurang 25 responden (55.6%). Berdasarkananalisa data menunjukkan tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap kesehatan gigi dan mulut, didapatkan nilai pvalue= 1,000 (P value > 0,05). Saran peneliti puskesmas ciputat harus membuat kebijakan bahwa tenaga kesehatan harus memberikan edukasi kepada ibu hamil tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan dan untuk penelitian selanjutnya mengadakan penelitian berkelanjutan pada faktor penyebab yang menyebabkan kurangnya kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan.

Kata kunci : Tingkat pengetahuan, ibuhamil, kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan


(8)

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM

SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA Thesis, June 2016

Nurul Muthmainnah, NIM: 1112104000003

Relationship Of The Level Of Knowledge Of Pregnant Women Against Oral Health During Pregnancy At Clinics Ciputat Tangerang

Xviii + 96 pages + 10 tables+ 10 Appendix

ABSTRACT

The process of pregnancy causes physiological changes in pregnant mother betwixt in the oral cavity. Changes in the oral cavity is affected by hormonal system because of increase in estrogen and progesterone hormones concurrently with local irritation factor in the oral cavity. The aim of research wash to determine the relationships of the pregnant mother knowledge level towardsdental and oral health during pregnancy at Puskesmas Ciputat South Tangerang 2016. This study was a cross sectional study design. The purposive samples are 45 respondens of trimester I, II, and III pregnant women. This study use purposive sampling as a sampling tehnique. The study was conducted on April of 2016 at Puskesmas Ciputat. This study use knowledge level questionnaire and OHI-S (Simplified Oral Hygiene Index) as an instrument research. The study used Chi Square (α : 0,05) as data analysis approach. The result of this study showed that almost the pregnant mother at Puskesmas Ciputat has not good enough for knowledge level, 24 respondents (53.3%) and has not good enough for dental and oral health level, 25 respondents (55.6%). Based on the data analysis show that no corellation between knowledge level to dental and oral health, p value= 1,000 (P value > 0,05). The researcher suggest to Puskesmas Ciputat must create a policy that health workers should provide education to the pregnant mothers about the importance for maintaining of dental and oral health during pregnancy and to conduct further research on the factors causing the continuous research which supports dental and oral health during pregnancy.

Keyword: Knowledge Level, Pregnant Women, Oral Health During Pregnancy Refrence : 53 (2009-2015)


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sehinggapenulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut Selama Kehamilan Di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan”.

Skripsi ini disusun sebagaimana untuk memenuhi salah satu syarat gunamencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) UIN Syarif Hidayatullah Jakartaserta menerapkan dan mengembangkan teori-teori yang penulis peroleh selamakuliah. Melalui penyusunan skripsi ini, banyak hal yang telah penulis perolehterutama dalam menambah pengetahuan penulis yang berhubungan denganaplikasi mata kuliah.

Sesungguhnya banyak pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tak terhingga nilainya hingga skripsi ini dapat penulis selesaikantepat pada waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(10)

2. Ibu Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc selaku Ketua Program Studi dan Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Yenita Agus, M.Kep, Sp.Mat, Ph.D, Ibu Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep., MSc, dan Ibu Ratna Pelawati, S. Kp., M. Biomed selaku Dosen Pembimbing Skripsi, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan proposal skripsi ini.

4. Bpk. Karyadi, SKp.,M.Kep.,PhD dan Ibu Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep.,MNS selaku Dosen Penguji, terimakasih sebesar-besarnya untuk beliau yang sudah memberikan kritik serta saran yang membangun untuk penelitian ini.

5. Ibu Puspita Palupi, S.Kep.,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Mat., selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah membimbing, menjadi tempat curhat, dan memberi motivasi selama 4 tahun duduk di bangku kuliah.

6. Segenap Staf Pengajar dan karyawan di lingkungan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada saya selama duduk di bangku kuliah.


(11)

7. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik serta PerpustakaanFakultas yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi.

8. Staff karyawan Puskesmas Ciputat dan Puskesmas Pisangan Tangerang Selatan yang telah memberikan kesempatan pada peneliti untuk melakukan penelitian.

9. Orang tuaku, Bpk. Edi Ahmad Junaedi ABD. S.Pd dan Ibu Siti Halifah yang telah mendidik, mencurahkan semua kasih sayang tiada tara, mendo’akan keberhasilan penulis, serta memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa, Adikku, Siti Syaidah Fatimah Tuzzahra dan Muhammad Halwatur Rizqy dan seluruh keluargaku yang selalu memberikan semangat tanpa pamrih.

10.Teman-teman FKIK 2012, PSIK 2012, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FKIK 2015, teman-teman sepembimbing Muhimatul Khafidhoh dan Ulfah Fathuh Rahmah. Sahabat-sahabat terbaikku, Istiqomah Aprilaz, Sri Esti Wulandari, Aninda. Sahabat tak pernah lekang oleh waktu, Luky Surya Dewi, Dini Fauziah, Desi Wahyuni, Muyaroh, Fuji Astuti Dewi, dan Rizeka Yustinah, yang selalu menghibur, memberi semangat, dan selalu mengingatkan ketika saya sudah lelah dalam menggarap proposal ini.

Jakarta, Juni 2016 Nurul Muthmainnah


(12)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTARTABEL... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

DAFTARLAMPIRAN ... xviii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Pertanyaan Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

1. Tujuan Umum ... 7

2. Tujuan Khusus ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

1. Bagi Peneliti ... 7

2. Bagi Tenaga Kesehatan ... 8

3. Bagi Masyarakat ... 8

4. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 8

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Konsep Pengetahuan ... 10

1. Pengertian Pengetahuan ... 10

2. Tingkat Pengetahuan ... 12


(13)

4. Kriteria pengetahuan ... 14

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ... 15

6. Cara memperoleh pengetahuan ... 17

B. KESEHATAN GIGI DAN MULUT SELAMA KEHAMILAN ... 23

1. Kesehatan Gigi Dan Mulut ... 23

2. Kehamilan ... 24

3. Ciri-Ciri Gigi Sehat ... 28

4. Perawatan Gigi Pada Kehamilan ... 29

5. Cara Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Selama Kehamilan ... 30

6. Akibat Tidak Menjaga Kebersihan Gigi Dan Mulut ... 34

7. Pengaruh Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Kehamilan ... 41

8. Pentingnya Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Bagi Ibu Hamil ... 44

C. Penelitian Terkait ... 46

D. Kerangka Teori ... 48

BAB IIIKERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS ... 49

1. Kerangka Konsep ... 49

2. Definisi Operasional ... 50

3. Hipotesis ... 51

BAB IVMETODE PENELITIAN ... 52

A. DesainPenelitian ... 52

B. Lokasi Dan WaktuPenelitian ... 52

C. Populasi Dan Sampel ... 53

D. Instrumen Penelitian ... 55

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 57

F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data... 61

G. Pengolahan Data ... 62

H. Analisa Data ... 63

I. Etika Penelitian ... 64

BAB VHASIL PENELITIAN ... 66


(14)

1. Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan... 66

2. Posyandu Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan ... 67

B. Hasil Analisa Univariat ... 69

1. Karakteristik Responden ... 69

2. Tingkat Pengetahuan Responden ... 74

3. Kesehatan gigi dan mulut responden ... 75

C. Hasil Analisa Bivariat ... 76

1. Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan ... 77

BAB VIPEMBAHASAN ... 79

A. Hasil Analisa Univariat ... 79

1. Karakteristik Responden ... 79

2. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kesehatan Gigi Dan Mulut ... 85

3. Kesehatan Gigi Dan Mulut Ibu Hamil Selama Kehamilan ... 86

B. Analisa Bivariat ... 87

1. Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut ... 87

C. Keterbatasan Penelitian... 92

BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN ... 94

A. KESIMPULAN ... 94

B. SARAN ... 95

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

DAFTARTABEL

Halaman 3.1 Definisi Operasional 51

4.1 Uraian Kuesioner 57

4.2 Uraian Hasil Uji Validitas Kuesioner 59

4.3 Uraian Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner 61

5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan

69

5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan

70

5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan

71

5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Trimester Di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan

72

5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Kelahiran Di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan

73

5.6 Gambar Rata-Rata Tingkat Pengetahuan Responden 74 5.7 Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap

Kesehatan Gigi Dan Mulut

75

5.8 Gambaran Rata-Rata Skor Kesehatan Gigi Dan Mulut Ibu Hamil Selama Kehamilan

75

5.9 Gambaran Kesehatan Gigi Dan Mulut Ibu Hamil Selama Kehamilan

76

5.10 Analisa Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut


(16)

DAFTAR BAGAN

2.1 Kerangka Teori --- 49 3.1 Kerangka Konsep --- 50


(17)

DAFTAR SINGKATAN

1. AAP : American Academyof Periodontology 2. BBLR : Berat Bayi Lahir Rendah

3. DEPKES : Departemen Kesehatan 4. DHE : Dental Health Education

5. FOGI : Federasi Obstetri Ginekologi Internasional 6. ISMKI :Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia 7. KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

8. KB : Keluarga Berencana

9. MDGs : Millenium Development Goals 10.OHI-S : Oral Hygiene IndexSimplified 11.RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

12.SDGs : Substainable Development Goals 13.THT : Telinga Hidung dan Tenggorokan 14.UKGM : Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat 15.UKGS : Unit Kesehatan Gigi Sekolah


(18)

DAFTARLAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Dan Dokumen Perizinan Lampiran 2 Inform Consent

Lampiran 3 Kuesioner

Lampiran 4 Surat Pengantar Validasi

Lampiran 5 Surat Keterangan Validasi Dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Lampiran 6 Hasil Analisa Univariat

Lampiran 7 Hasil Analisa Bivariat Lampiran 8 Data Analisa Penelitian

Lampiran 9 Hasil Uji Validitasn Dan Uji Reliabilitas Kuesioner Lampiran 10 Data Hasil Penyebaran Kuesioner Tingkat Pengetahuan


(19)

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan akan penyakit gigi dan mulut. Beberapa penelitian menyatakan bahwa tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Adapun efek kehamilan pada kesehatan rongga mulut, antara lain: gingivitis kehamilan, periodintitis kehamilan, tumor kehamilan, erosi gigi, karies gigi dan mobilitas gigi.Beberapa budaya yang menganggap bahwa kehamilan adalah sakit, tetapi ada juga yang mengganggap bahwa kehamilan adalah kejadian alamiah (Susanti, 2013).

Kehamilan adalah suatu proses alamiah yang melibatkan perubahan fisiologis, anatomi dan hormonal. Efek perubahan hormonal mempengaruhi hampir semua sistem organ, termasuk rongga mulut, keadaan ini terjadi karena adanya peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron selama kehamilan yang menimbulkan peningkatan respon inflamasi yang berlebihan terhadap penumpukan plak (Hajekazemi, 2008).

Indonesia telah gagal mencapai target MDGs point 5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu , untuk mewujudkan tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen


(21)

dan usaha keras yang terus menerus maka di tahun 2016 ini dilanjutkan dengan Substainable Development Goals (SDGs), sebuah program yang memiliki maksud dan tujuan yang sama salah satunya yaitu peningkatan masalah kesehatan pada ibu hamil. Masalah kesehatan ibu harus diperhatikan dalam keadaan hamil karena Penyebab kematian Ibu hamil secara global termasuk di Indonesia masih didominasi oleh banyak penyebab utama, yaitu perdarahan (28%), hipertensi yang diinduksi kehamilan (24%), dan infeksi (11%) akan tetapi infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu (http://storage.jak-stik.ac.id , RISKESDAS, 2013 ).

Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Jika dihitung berdasarkan angka tersebut, maka ada 16.155 orang ibu yang meninggal akibat kehamilan, persalinan dan nifas pada tahun 2012. Di samping itu, Angka Kematian Bayi (AKB) juga masih tinggi di Indonesia. Pada tahun 2012, angkanya adalah 32 per 1000 kelahiran hidup.Tingginya angka kematian maternal dipengaruhi oleh banyak faktor dan sangat kompleks. Secara garis besar faktor determinan kematian maternal digolongkan menjadi dua faktor besar yaitu faktor medis atau lansgung dan faktor non-media atau tidak langsung. Faktor medis atau langsung disebabkan oleh komplikasi obstetri atau penyakit kronik yang menjadi lebih berat selama masa kehamilan, sehingga berakhir pada kematian, penyebab kematian ibu terbanyak masih didominasi perdarahan (32%), disusul hipertensi dalam kehamilan (25%), infeksi (5%), partus lama (5%), dan abortus (1%).


(22)

Penyebab lain-lain (32%) cukup besar, termasuk didalamnya penyebab penyakit nonobstetrik (ISMKI, 2015; PMKI, 2009).

Meningkatkan kesehatan ibu hamil yang diupayakan dapat mencapai pada tahun 2030 merupakan tantangan utama dalam pembangunan kesehatan di seluruh dunia yaitu memperbaiki dan meningkatkan kesehatan ibu hamil dengan cara memperbaiki gizi seimbang selama kehamilan.Disamping itu menjaga kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan sangat pentingdikarenakan kebersihan gigi dan mulut yang buruk pada ibu hamil dapat memberi efek terhadap janin seperti bayi premature dan berat bada lahir rendah( ISMKI, 2015 ).

Tingkat pravalensi pengguna pelayanan kesehatan gigi selama kehamilan dilaporkan berkisar 23-43% dari ibu hamil, dan 58% tidak melakukan perawatan gigi selama masa kehamilan (Sumidarti, 2011). Kebersihan gigi dan mulut yang buruk pada saat kehamilan dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit lokal maupun sistemik dikarenakan pada saat kehamilan terjadi perubahan hormonal yaitu hormon estrogen dan progesterone.

Perubahan hormonal pada ibu hamil menimbulkan berbagai keluhan seperti mual, muntah, dan termasuk keluhan sakit gigi dan mulut akibat dari kebiasaan mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Menurut RISKESDAS (2013) penduduk Indonesia mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut


(23)

sebesar 25,9% yaitu karies dan periodontal, yang salah satu nya adalah diderita oleh ibu dalam masa kehamilannya (RISKESDAS,2013).

Pada penelitian Sarifakioglu (2006), yang dilakukan terhadap 100 ibu hamil dan 100 wanita tidak hamil menunjukkan 29% ibu hamil mengalami gingivitis dan 10% mengalami granuloma pyogenik. Hal ini menunjukkan bahwa pada ibu hamil ditemukan terdapat lesi mukosa oral pada, karena pada saat kehamilan terjadi perubahan hormonal dan vaskular yang diperberat oleh respon gingiva terhadap plak bakteri. Namun, jika kebersihan mulut dan gigi selama kehamilan dijaga akan mengurangi insiden masalah gigi dan mulut selama kehamilan.

Penelitian Habashneh (2005) melaporkan bahwa kurangnya pengetahuan mengenai hubungan kehamilan dengan kesehatan gigi dan mulut, di mana hanya 49 % responden yang melakukan kunjungan ke dokter gigi. Perilaku kunjungan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor personal, status ekonomi dan pengetahuan.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Yang dilakukan oleh Al-Attas (2008) di Arab Saudi menemukan bahwa ibu hamil mempunyai kepercayaan beberapa masalah kesehatan selamakehamilan disebabkanoleh kehamilan tetapi mereka masih kurang memperhatikan kesehatan rongga mulut dan tidak melakukan kunjungan ke dokter gigi.

Beberapa penelitian mengenai pengetahuan dan sikap yang harus dimiliki ibu hamil oleh Natalie J Thomas (2008) menemukan bahwa, ibu


(24)

hamil dengan pendidikan kurang dan status sosial-ekonomi rendah lebih berisiko tinggi terhadap kesehatan periodontal yang buruk dibandingkan dengan wanita yang pendidikan dan status sosial ekonomi yang lebih tinggi. Banyak wanita yang masih memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan gigi dan mulut.

Berdasarkan hasil pada studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan pada tanggal 17 dan 18 Desember 2015 pada 10 orang ibu hamil, 8 diantaranya belum mengetahui dampak dari kebersihan gigi dan mulut terhadap janin yang dikandungnya. Dan 2 ibu hamil mengetahui bagaimana sikap dan tindakan yang dilakukan untuk menjaga kebersihan dengan cara sikat gigi 2 kali sehari. Disamping itu, berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung jawab bagian kesehatan ibu anak (KIA)di Puskesemas Ciputat dinyatakan bahwa tidak ada pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut yang khusus. Hal tersebut dikarenakan selama kehamilantenaga kesehatan dan ibu hamil lebih berfokus terhadap perkembangan janin dan kesehatan ibu hamil. Ibu hamil yang mengalami keluhan dengan gigi dan mulut maka akan disarankan oleh dokter kandungan untuk memeriksakan ke dokter gigi.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai pengetahuan ibu hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan pada ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.


(25)

B. Rumusan Masalah

Kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu yang harus dijaga selama kehamilan, karena kebersihan gigi dan mulut selama kehamilan mempunyai dampak yang besar bagi ibu ataupun janin nya.Kesadaran ibu hamil akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting. Selain itu, tingkat pengetahuan dan sikap kesehatan ibu hamil juga memiliki pengaruh yang sangat besar bagi dirinya sendiri dan janin (Dewi Diana, 2009).

Saat ini upaya tenaga kesehatan untuk memberikan informasi mengenai kebersihan gigi dan mulut selama kehamilan masih kurang, masing-masing ibu hamil memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang berbeda mengenai kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan. Disamping itu, kurangnya pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, akan menyebabkan terjadinya penyakit gigi dan mulut. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah terdapat Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut Selama Kehamilan Di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana karakteristik ibu hamil tentang kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.

2. Bagaimana tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan dan kaitannya dengan kesehatan gigi dan mulut.


(26)

3. Bagaimana gambaran status kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan. 4. Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan terhadap kesehatan gigi dan

mulut ibu hamil selama kehamilan di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui adanya hubungan pengetahuanterhadap kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil di Puskemas Ciputat Tangerang Selatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik ibu hamil di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan.

c. Mengetahui gambaran status kesehatan ibu hamil tentang kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan.

d. Mengetahui hubungan pengetahuan terhadap kesehatan gigi dan mulut ibu hamil selama kehamilan di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini, penulis akan mengetahui sejauh mana pemahaman dan sikap ibu hamil tentang penting nya menjaga kebersihan


(27)

gigi dan mulut selama kehamilan terhadap kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatandan hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bagi peneliti selanjutnya.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Bagi petugas kesehatan di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatandiharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk mensosialisasikan mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut selama masa kehamilan dengan cara menambahkan pemeriksaan gigi dan mulut selama kehamilan ke daftar pemeriksaan rutin ibu hamil.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan pelajaran serta masukan kepada ibu hamil akan pentingnya memiliki pengetahuan yang baik, sikap yang positif dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menjadi data awal bagi peneliti-peneliti lain untuk menelaah lebih untuk menelaah lebih lanjut pengetahuan dengan sikap, ataupun akan menambah vaiabel lain nya.


(28)

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode analitik kuantitatif dengan menggunakan desain penelitiancross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016. Objek yang akan diteliti adalah ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan. Pengumpulan data ini akan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan Poerwodarminta (1985), kata “pengetahuan” mempunysai dua pengertian. Pertama, pengetahuan adalah segala apa yang diketahui, kepandaian. Kedua, pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berkenaan dengan suatu hal. Kesimpulannya, pengetahuan yaitu segala apa yang diketahui berkenaan dengan suatu hal.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setalah seseorang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penghidu, perasa dan peraba. Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Efendi, 2009).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Karena perilaku yang di dasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian oleh Roger (1974) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku yang


(30)

baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu AIETA :

a. Timbul kesadaran (awareness), yakni orang tersebut menyadari (mengetahui) stimulus terlebih dahulu.

b. Ketertarikan (interest), yakni orang tersebut mulai tertarik kepada stimulasi.

c. Mempertimbangkan baik tidaknya stimulus (evaluation), yakni sikap orang tersebut sudah lebih baik lagi.

d. Mulai mencoba (trial), yakni orang tersebut memutuskan untuk mulai mencoba perilaku baru.

e. Mengadaptasi (adoption), yakni orang tersebut telah berperilaku sesuai dengan pengetahuan kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun, Rogers menyimpulkan dari penelitian selanjutnya bahwasanya perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses ini didasari oleh penegtahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bertahan lama (long lasting). Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka tidak akan berlangsung lama.


(31)

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, 2011, pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai pengingat akan suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan,

dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagia suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi tersebut harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,


(32)

rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dna masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari pengguanaan kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthetic)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. Contohnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian tersebut didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Contohnya dapat membandingkan anatra berat badan normal dan berat badan kurang.


(33)

Jadi , pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penghidu, perasa dan peraba (Efendi, 2009).

3. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Notoatmodjo, 2007)

4. Kriteria pengetahuan

Penilaian-penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Menurut Nursalam (2008), kriteria untuk menilai tingkat pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori :

a. Tingkat pengetahuan baik apabila skor atau nilai : (76-100%) b. Tingkat pengetahuan cukup apabila skor atau nilai : (56-75%). c. Tingkat pengetahuan kurang apabila skor atau nilai : (<56%).


(34)

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut para ahli faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain (Notoatmodjo 2005, Lukman 2008) :

a. Umur

Bahwa semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika berumur belasan tahun. Maka dapat disimpulkan dari para ahli bahwasannya bertambahnya umur dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperoleh nya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. b. Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berpikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Kemampuan untuk mengkombinasikan obyek, abstrak, menentukan kemungkinan dalam perjuangan hidup. Intelegensi juga menggambarkan kemampuan peserta didik dalam menyesuaikan diri pada situasi yang baru secara cepat dan efektif serta memahami konsep abstrak ( Aisyah, 2015 ).

Menurut Gardner, kriteria intelegensi meliputi suatu kemampuan seseorang, baik dalam unsur pengetahuan maupun keahlian yang menunjukkan kemahiran dan keterampilan untuk


(35)

memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya ( Sulung Nofrianto, 2008)

c. Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dna juga hal-hal-hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. d. Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan.

e. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.


(36)

f. Informasi

Informasi adalah keseluruhan makna, dapat diartikan sebagai pemberitahuan seseorang adanya informasi baru mengenai suatu hal serta memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pendekatan ini biasanya dilakukan untuk menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku, biasanya digunakan melalui media masa.

g. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami seseorang (Azwar, 2009 ) mengatakan bahwa tidak adanya suatu pengalaman sama sekali, suatu objek psikologis cenderung akan bersikap negatif terhadap akan bersikap negatif terhadap objek tersebut. Untuk menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut dalam situasi yang melibatkan emosi, penghayatan, dan pengalaman, sehingga akan lebih mendalam dan lama membekas.

6. Cara memperoleh pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan menurut W. Gulo (2010). Ada beberapa cara yang digunakan oleh manusia untuk memperoleh pengetahuan, antara lain :


(37)

a. Metode Keteguhan (Tenacity)

Dengan metode ini orang menerima suatu kebenaran karena merasa yakin akan kebenarannya. Unsur keyakinan berperan dalam metode ini. Bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah, dan bukan berasal dari monyet, diterima sebagai kebenaran keyakinan agama.

b. Metode otoritas

Sesuatu diterima sebagai kebenaran karena sumbernya mempunyai otoritas untuk itu. Bahwa alam semesta adalah ciptaan Allah diterima sebagai suatu kebenaran karena sumbernya adalah Al-kitab. Pernyataan dari seorang tokoh tertentu juga diterima sebagai kebenaran karen aia mempunyai keahlian di bidang itu. c. Metode A Priori Atau Intuisi

Sesuatu diterima sebagai kebenaran semata-mata berdasarkan intuisi.

d. Metode Tradisi

Seseorang menerima suatu kebenaran dari tradisi yang berlaku di dalam lingkungannya. Cara kuno atau tradisional ini dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah, atau metode penemuan statistik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini meliputi :


(38)

1) Cara Coba Salah (Trial And Eror)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabla kemungkinan tersebut tidak bisa dicoba kemungkinan yang lain.

2) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan untuk memperolah kebenaran pengetahuan.

3) Melalui Jalan Fikiran

Untuk memperoleh pengetahuan serta kebenarannya manusia harus menggunakan jalan fikirannya serta penalarannya.

4) Cara Kekuasaan Atau Otoritas

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan-kebiasaan ini diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, dan pemegang pemerintahan. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan. (Notoatmodjo, 2005)


(39)

e. Metode Trial And Error

Pengetahuan dengan cara ini diperoleh melalui pengalaman langsung. Sesuatu yang dianggap benar diperoleh sebagai hasil dari serangkaian percobaan yang tidak sistematis. Mula-mula dicoba , hasilnya salah lagi, dicoba lagi, salah lagi, dicoba lagi sampai akhirnya ditemukan yang benar.

f. Metode Metafisik

Suatu pengetahuan yang dianggap benar diperoleh secara metafisik. Jawaban terhadap masalah yang ditemukan dalam dunia empiris dicari di dalam dunia supernatural, di dalam dunia transeden. Pengetahuan yang diperoleh dari ajaran agama atau kepercayaan atau mistik termasuk dalam golongan ini.

g. Metode Ilmiah

Metode ini dilakukan melalui proses dedukasi dan induksi. Permasalahan ditemukan di dalam dunia empiris, dan jawabannya juga di cari di dalam dunia empiris melalui proses dedukasi dan induksi yang dilakukan secara sistematis. Moh, Nazir menyebutkan 6 kriteria pada metode ini, yaitu :

1) Berdasarkan fakta, 2) Bebas dari prasangka,

3) Menggunakan prinsip-prinsip analisis, 4) Menggunakan hipotesis,


(40)

6) Menggunakan teknik kuantitatif

Tanpa mengabaikan cara-cara lain, perhatian kita terpusat pada metode ilmiah ini, yang sering dikacaukan dengan apa yang disebut metode akal sehat. Oleh karena itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu perbedaan metode ilmiah dengan metode akal sehat. Kita memperoleh pengetahuan dengan dua cara (W.Gulo, 2010) :

a. Melalui Orang Lain

Orang lain memberitahukan kepada kita, baik secara langsung maupun melalui media, dan apa yang diberitahukan itu ke kita terima sebagai sesuatu yang kita anggap benar. Di keluarga, kita banyak memperoleh pengetahuan dari orangtua, sejak bayi hingga dewasa. Di sekolah, kita banyak memperoleh pengetahuan dari guru dan bacaan-bacaan yang ada di perpustakaan. Dalam pergaulan di masyarakat, kita banyak memperoleh pengetahuan dari teman atau orang-orang yang lain yang kita jumpai. Melalui buku-buku, kita mendapat banyak pengetahuan yang memperkaya diri kita. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara ini disebut

agreement reality.

b. Pengalaman Diri Sendiri Secara Langsung

Orang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang baik. Pengetahuan drai pengalaman diperoleh dengan mempelajari pengalaman kita sendiri. Pengalaman kita setiap hari,


(41)

jikadirenungkan kambali, akan memberikan banyak pengetahuan. Oleh karena itu, janganlah langsung tidur malam sebelum merenungkan kembali pengalaman hari itu untuk disyukuri dalam doa. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara ini disebut

experiental reality.

Pengetahuan ibu hamil tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dalam kehamilan mempengaruhi adanya gejala timbul nya kerusakan di rongga mulut yang akan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan pada gigi dan mulut pada saat kehamilan. Keperluan akan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan untuk diperhatikan. Adanya kerusakan gigi atau perdarahan dan pembengkakan gusi atau gejala lainnya di rongga mulut akan menimbulkan berbagai gangguan terutama pada waktu makan.

Mencegah timbulnya gangguan di rongga mulut selama masa kehamilan, perlu diciptakan tingkat kebersihan mulut yang optimal. Pelaksanaan program kontrol plak pentimg dilakukan untuk mencegah peradangan pada ginggiva akibat iritasi lokal, gangguan keseimbangan hormonal dan kelainan-kelainan di rongga mulut selama masa kehamilan.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh ibu hamil dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut selama masa kehamilan, yaitu ( Sayuti Hasibuan, 2005) :


(42)

a. Bila ibu hamil mengalami muntah-muntah, setelah ini segara dibersihkan mulut dengan berkumur-kumur atau menyikat gigi. b. Mengatur pola makanan 4 sehat 5 sempurna dan menghindari

makanan yang bersifat kariogenik. c. Menyikat gigi secara teratur.

d. Memeriksakan keadaan rongga mulut ke dokter gigi. Kunjungan ke dokter gigi pada masa kehamilan bukanlah merupakan hal yang kontraindikasi.

Pada umumnya, seorang ibu hamil perlu meningkatkan sumber informasi mengenai kesehatan rongga mulut. Oleh karena itu promosi kesehatan rongga mulut seharusnya diberikan dan diperoleh para ibu hamil sebelum dan selama masa kehamuilan untuk meningkatkan kesehatan rongga mulut. Untuk itu diperlukan partisipasi dari tenaga kesehatan dalam promosi kesehatan gigi dan mulut ibu hamil baik oleh dokter igi dan dokter kandungan (Novitha Sri, 2014)

B. KESEHATAN GIGI DAN MULUT SELAMA KEHAMILAN

1. Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kebersihan mulut mempunyai peran penting di bidang kesehatan gigi, karena kebersihan mulut yang buruk dapat mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit baik lokal maupun sistemik. Secara klinis tingkat kebersihan mulut dinilai dengan criteria Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) dari Greene


(43)

dan Vermillion. Criteria ini dinilai berdasarkan keadaan endapan lunak atau debris dan karang gigi atau kalkulus. Parameter tersebut dipengaruhi oleh pola makan dan kebiasaan mengosok gigi secara benar dan teratur, serta faktor lain seperti malposisi dan maloklusi gigi, komposisi dan sekresi (Oedijani Santoso, 2009).

Perawatan kesehatan gigi selama kehamilan merupakan bagian penting dari perawatan kesehatan secara keseluruhan. Setiap tenaga kesehatan dapat memainkan peranan penting dalam mendorong calon ibu untuk memeriksakan kondisi gigi dfan mulut ke fasilitas pelayanan kesehatan gigi. Selian itu juga meningkatkan kesadaran calon ibu tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut dan meluruskan kesalah pahaman seperti keyakinan bahwa kehilangan gigi dan perdarahan di mulut adalah “normal” selama kehamilan. Semikian juga nyeri selama perawatan gigi tidak dapat dihindari dan menunda pengobatan sampai setelah kehamilan lebih aman untuk ibu dan janin (Kementrian Kesehatan RI, 2012)

2. Kehamilan

Kehamilan adalah suatu proses yang melibatkan perubahan anatomi dan hormonal. Banyak ibu hamil yang beranggapan bahwa kehamilan tidak berhubungan dengan keadaan rongga mulut.Ternyata kebersihan rongga mulut yang tidak diperhatikan selama periode kehamilan dapat mengakibatkan kelainan-kelainan di rongga mulut diakibatikan oleh


(44)

ketidakseimbangan hormon seks wanita dan adanya faktor-faktor iritasi lokal dalam rongga mulut selama periode kehamilan ( Terpak, C, 2008).

kehamilan adalah kejadian yang membahagiakan dalam budaya yang memberi nilai terhadap anak. Ada budaya yang mengganggap kehamilan adalah sakit, ada yang mengganggap bahwa kehamilan adalah kejadian ilmiah (Ni Nengah, 2006).Selama masa kehamilan, pada umumnya sering terjadi perubahan fisiologis, seperti rasa mulas, manja dan nausea sehingga mengakibatkan kebersihan gigi dan mulut yang dapat mengakibatkan karies gigi dan penyakit periodontal. Ibu hamil umumnya akan mengalami refleks muntah karena perubahan sistem gastrointesrtinal akibat perubahan hormonal dan perubahan pembesaran uterus karena ibu hamil akan mengalami perubahan hormonal dan fisiologis selama kehamilan maka dari itu ibu hamil harus mempunyai sikap waspada atas perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan (Al-Attas, 2007).

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan niadsi atau implantasi. Bila dihitun dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kelahiran normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester 2 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawiharjo, 2009).


(45)

Pembagian trimester kehamilan menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2012) :

a. Trimester I (masa kehamilan 0-3 bulan )

Pada ssat ini ibu hamil biasanya merasa lesu, mual dan kaang-kadang sampai muntah. Lesu, mual dan muntah ini menyebabkan terjadinya peningkatan suasana asam dalam mulut. Adanya peningkatan plak karena malas memelihara kebersihan, akan mempercepat terjadinya kerusakan gigi.

b. Trimester II (masa kehamilan 4-6 bulan )

Pada masa ini, ibu hamil kadang-kadang masih merasakan hal yang sama seperti pada trimester I kehamilan. Karena itu tetap harus diperhatikan aspek-aspek yang ada di trimester I.

Selain itu, pada masa ini biasanya merupakan saat terjadinya perubahan hormonal dan faktor lokal (plak) dapat menimbulkan kelainan dalam rongga mulut, antara lain :

1. Peradangan pada gusi, warnanya merah kemerahan dan mudah berdarah terutama pada waktu meyikat gigi. Bila timbul pembngkakan mka dapat disertai dengan rasa sakit. 2. Timbulnya benjolan pada gusi antara 2 gigi yang disebut

Epulis Gravidarum, terutama pada ssi yang berhadapan dengan pipi. Pada keadaan ini, warna gusi menjadi merah leunguan sampai kebiruan, mudah berdarah dan gigi terasa goyang. Benjolan ini dapat membesar hingga menutupi gigi.


(46)

Bila terjadi hal-hal seperti ini sebaiknya segera menghubungi tenaga pelayanan kesehatan gigi untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

c. Trimester III (masa kehamilan 7-9 bulan)

Benolan pada gusi antara 2 gigi (Epulis Gravidarum) diatas mencapai puncaknya pada bulan ketujuh atau kedelapan. Meskipun keadaan ini akan hilang dengan sendirinya setelah melahirkan, kesehatan gigi dan mulut tetap harus diperhatikan dan dipelihara. Setalah persalinan hendaknya ibu tetap memelihara dan memperhatikan kesehatan rongga mulut, baik untuk ibunya sendiri maupun bayinya. Jika terjadi hal-hal yang tidak biasa dalam rongga mulut, hubungilah tenaga pelayanan kesehatan gigi.

Seluruh tenaga pelayanan kesehatan harus menyarankan kepada ibu hamil bahwa:

1. Perawatan gigi dan mulut aman dan efektif dilakukan selama kehamilan. Perawatan gigi dan mulut harus dikoordinasikan di antara penyedia pelayanan kesehatan gigi dan mulut dengan dokter kandungannya

2. Pada trimester I, x-ray hanya dilakukan pada keadaan sangat daryrat untuk mendukung diagnosis dan pengobatan. Jika akan dilakukan harus disertai proteksi dan pengobatan. Jika akan dilakukan harus disertai proteksi yang maksimal (menggunakan apron dan dosis radiasi yang rendah)

3. Pengobatan yang diperlukan dapat diberikan selama kehamilan, namun periode waktu yang sangat ideal antara minggu ke-14 dan 20

4. Tindakan pembedahan dapat ditunda sampai setelah melahirkan.

5. Keterlambatan dalam pengobatan yang diperlukan dapat mengakibatkan pengaruh signifikan untuk ibu hamil dan pengaruh tidak langsung ke janin


(47)

Gambar. Perintah untuk tenaga kesehatan dari Kementrian Kesehatan RI

3. Ciri-Ciri Gigi Sehat

Gigi merupakan salah satu organ tubuh manusia yang mempunyai fungsi yaitu (hrsjd-surakarta.jatengprov, 2016) :

a. Mengunyah b. Untuk berbicara

c. Kecantikan atau estetika atau keindahan

Kerusakan pada gigi akan berakibat penurunan fungsi gigi dan bisa berdampak lebih buruk. Oleh karena itu tindakan pencegahanlebih baik dari pada pengobatan. Ciri- ciri gigi yang sehat adalah :

a. Tidak terasa sakit b. Tidak ada karies

c. Saat mengunyang tidak terasa nyeri d. Leher gigi tidak kelihatan

e. Tidak goyang f. Tidak terdapat plak g. Warna puting kekuningan h. Tidak terdapat karang i. Mahkoto gigi utuh.


(48)

4. Perawatan Gigi Pada Kehamilan

Masalah kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan pada umumnya dan meli[uti beberapa hal penting, khususnya saat kehamilan, yaitu :

a. Kebersihan gigi dan mulut, dan b. Karies gigi

Perawatan kedua hal tersebut di atas dapat dikerjakan di Puskesmas bersamaan dngan pemeriksaan hamil dengan tujuan untuk :

a. Melakukan perawatan gigi akut, khususnya kena radang

b. Perawatan dan pengawasan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil dan anak-anak

Menurut beberapa penelitian, seperti Sularko (1973) dan Imam Oeyoyo (1984), kejadian radang gusi saat hamil cukup tinggi, yaitu sekitar 40-80%. Dikemukakan pula bahwa penyebab utama radang gusi dan penyangga gigi lainnaya adalah :

a. Kurangnya kebersihan mulut dan sekitarnya, terutama pada tirimester pertama yang berkaitan dengan emesis, hiperemesis gravidarum, malas, dan kurangya perhatian untuk membersihkannya setelah makan. b. Pembentukan plak yang dapat terjadi dengan lebih cepat.

Kesehatan gigi dan mulut perlu mendapatkan perhatian, terutama saat hamil karena dapat menjadi sumber infeksi atau fokal infeksi terhadap organ


(49)

lainnya.Organ yang besar kemungkianya terkena oinfeksi adalah ginjal, terutama ginjal kanan.

Dengan memperhatikan kenyataan tersebut, seyogianya pelaksanaan

antenatal care dapat dikuti atau dapat dianjutkan agar dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut, terutama pada trimester pertama kehamilan. Dan selalu menjaga kesehatan gigi, agar terhindar dari infeksi gigi pada saat kehamilan karena infeksi pada rongga mulut akan mudah menyebar ke bagian lain. Lakukan pencegahan dengan menyikat gigi minimal dua kali sehari dan sesudah makan ( Erryga Yogasmara, 2010 ).

Anjuran untuk melakukan sikat gigi yang lebih sering dapat dinasihati pada ibu hamil, sehingga kebersihan mulut dan gigi dari sisa makanan dapat terjamin. Kebersihan mulut dan gigi serta jaringan penyangganya akan mengurangi kemungkinan pembentukkan plak yang secara berantai akan menimbulkan peradangan dan dapat menjadi sumber infski (fokal infeksi) karena kerusakan ini dapat maiki meningkat karena kekurangan kalsium yang sangat penting bagi pertumbuhan tulang dan termasuk gigi-geligi janin dala kandungan. Sengan demikian, pemberian kalsium sangat penting bagi ibu hamil (Manuaba, Ida Bgus Gde, 2004).

5. Cara Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Selama Kehamilan

Ketika hamil, tidak jarang gusi ibu hamil akan bengkak akibat pembesaran pembuluh darahh, bahkan sampai berdarah. Gusi pun akan


(50)

mendapatkan peningkatan suplai darah. Gosok gigi merupakan salah satu cara untuk menjaga keseharan gigi dan mulut. Namun, ibu hamil harus lebih hati-hati ketika sedang menggosok gigi agar tidak menyebabkan perdarahan pada gusi.Perdarahan yang dikhawatirkan dari perdarahan ini adalah terjadinya infeksi pada gusi saat kehamilan (Deri, 2013).

Ibu hamil yang menderita gangguan ,mulut dan gigi seperti infeksi pada gusi berisiko melahirkan bayi premature. Risiko ini bisa mencapai 6 kali dibanding ibu yang giginya sehat tanpa terinfeksi.Sedangkan gigi dan mulut ibu hamil yang terawat dapat menurunkan resiko bayi premature dan pre-eklamsia (keracunan kehamilan) hingga 5-8%. Kiat-kiat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut yaitu :

a) Gunakan sikat gigi yang bulu sikat nya lebih lembut. b) Gosok gigi sebanyak dua kali sehari.

c) Gunakan pasta gigi yang mengandung floride.

d) Kumurlah atau kompreslah dengan air es jika gusi berdarah. e) Tingkatkan konsumsi buah, sayur, dan air mineral

untukmemenuhi kebutuhan vitamin dan mineral (Rizki, 2013). f) Mengunjungi Dokter Gigi Selama Kehamilan

Banyak wanita menghindari dokter gigi selama kehamilan. Mereka percaya bahwa aspek-aspek tertentu dari pengobatan dapat membahayakan janin. Tapi perawatan gigi selama kehamilan merupakan bagian penting dari menjaga diri sendiri, bayi nya, dankesehatan kedua nya. Memiliki mulut yang sehat selama


(51)

kehamilan dapat mengurangi risiko melahirkan prematur atau bayi berat lahir rendah.

Perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan meningkatkan kemungkinan mengembangkan "kehamilan gingivitis" dan penyakit periodontal. Selama kehamilan, sistem kekebalan tubuh terganggu. Oleh karena itu, tidak dapat melindungi tubuh dari bakteri yang menyebabkan penyakit gusi. Membersihkan permukaan gigi sering membantu untuk meringankan gejala "kehamilan gingivitis" dan meningkatkan kesehatan mulut secara keseluruhan.Pengobatan kadang periodontal seperti scaling dan root planing diperlukan selama kehamilan. American Academy of Periodontology (AAoP) merekomendasikan penjadwalan itu di awal trimester kedua.Hal ini umumnya sepakat bahwa pengobatan selama kehamilan aman. Namun, dokter gigi merekomendasikan perawatan non-mendesak penjadwalan untuk trimester kedua atau awal trimester ketiga kehamilan.

Trimester pertama bukan waktu yang lebih disukai untuk perawatan gigi. Selama ini, sistem organ janin berkembang. Juga, selama trimester pertama janin lebih mungkin terkena paparan ibu untuk obat-obatan, bahan kimia, kafein, alkohol dan tembakau.Trimester ketiga menyajikan risiko lainnya. Di paruh terakhir trimester ketiga, rahim menjadi sensitif terhadap pengaruh seperti stres atau infeksi pada ibu. Situasi ini dapat menyebabkan


(52)

peningkatan risiko kelahiran prematur.Pada beberapa wanita yang berada di trimester kedua dan ketiga kehamilan, rahim tumbuh akan memberikan tekanan pada pembuluh darah besar yang disebut vena cava inferior. Hal ini dapat menyebabkan penurunan sirkulasi darah. Masalah ini telah dilaporkan dalam sebanyak 8% dari seluruh kehamilan. Wanita dengan kondisi ini dapat memiliki peningkatan denyut jantung. Mereka mungkin merasa pusing.

Seorang dokter gigi yang memperlakukan seorang ibu hamil dengan kondisi ini harus memastikan bahwa dia bisa mendapatkan posisi yang nyaman selama prosedur gigi. Ini juga ide yang baik untuk membatasi panjang kunjungan. Terlepas dari trimester, pengobatan gigi yang mendesak tidak harus menunggu. Contoh masalah gigi mendesak termasuk gigi patah, infeksi atau masalah lain yang menyebabkan rasa sakit.Cara terbaik adalah untuk menghindari menggunakan obat-obatan selama kehamilan. Dalam situasi di mana mereka benar-benar diperlukan, antibiotik umum dan obat nyeri dapat digunakan. Mereka harus digunakan dalam jumlah terkecil yang mungkin untuk mencapai hasil. Dokter gigi dapat berkonsultasi dengan dokter kandungan sebelum meresepkan antibiotik atau obat nyeri.

Sinar-X harus dihindari selama kehamilan. Namun, jika mereka dibutuhkan untuk mengobati gigi darurat, dokter gigi akan mengambil langkah-langkah untuk melindungi ibu hamil dan janin


(53)

nya. Ibu hamilakan ditutupi dengan apron timbal, dengan itu, ibu hamil akan terpapar sinar X hanya yang diperlukan saja. Jika ibu hamil mengalami gigi berdarah, gusi berdarah, gusi bengkak, nyeri gusi atau sakit gigi, segeralah mengunjungi dokter gigisehinggadapat mendiagnosa masalah. Ketikamengunjungi, pastikan untuk memberitahu dokter gigi bahwa ibu sedang dalam kehamilan. Anestesi lokal dan nitrous oxide sedasi untuk prosedur yang diperlukan dapat digunakan selama kehamilan (Aetna, 2002-2016 ).

6. Akibat Tidak Menjaga Kebersihan Gigi Dan Mulut

Kelainan-kelainan yang sering terjadi pada gigi dan mulut ibu hamil diantaranya adalah gigi berlubang dan pembengkakan gusi :

a. Gigi berlubang (karies gigi) terjadi akibat malasnya ibu hamil untuk memelihara kebersihan gigi dan mulut ketika masa kehamilan dapat menimbulkan kerusakan pada gigi dengan ditandai adanya gigi berlubang (karies gigi) dan ditambah juga dengan kesenangan untuk makan buah-buahan yang asam yang akan mempermudah terjadinya kerusakan pada gigi.

b. Pembengkakan pada gusi (gingivitis) sering terjadi pada masa kehamilan akibat gangguan keseimbangan hormonal yang menyebabkan pembengkakan pada gusi. Bila kebersihan gigi dan mulut ibu hamil kurang terpelihara dengan baik akan timbul peradangan pada gusi, gusi akan membengkak dan mudah berdarah


(54)

sehingga menyebabkan gangguan pada waktu mengunyah (Depkes RI., 2008; Dodoh, 2006).

Jenis-jenis penyakit gigi dan mulut yang sering dialami oleh ibu hamil diantaranya adalah ( Better, 2015 ) :

a. Gingivitis

Gingivitis biasanya tidak akan timbul pada masa kehamilan bila rongga mulut dapat dipertahankan dalam keadaan bersih. Inflamasi gingival yang disebabkan karena kebersihan mulut yang buruk, jaringan memberi respon yang berlebihan terhadap perubahan hormonal yang berhubungan dengan kehamilan.

Gingival akan menjadi bengkak, berwarna merah terang, sensitif dan mudah berdarah secara spontan, terlihat adanya peningkatan eksudatgingival dan mobilitas gigi. Perubahan ini dimulai sejak bulan kedua kehamilan. Setelah melahirkan akan berkurang.


(55)

b. Penyakit Periodontal

1) Pengertian penyakit jaringan periodontal

Penyakit jaringan periodontal adalah penyakit yang mengenai jaringan periodontal.

2) Penyebab penyakit periodontal

i. Bersifat lokal, yaitu penyebab yang bersumber di dalam rongga mulut disebut jaringan periodontal efek langsung (faktor ini meurpakan penyebab utama yaitu plak dan kalkulus).

ii. Bersifat sistimatik, yaitu penyebab yang bersumber di tempat lain di dalam merupakan faktor yang mempunyai pengaruh terhadap jalannya penyakit, penyebab tidak langsung.

3) Macam-macam penyakit periodontal dan akibatnya

i. Penyakit periodontal yang dapat timbul karena adanya rangsangan plak dan kalkulus yaitu 1) gingivitis, radang gusi; 2) periodontitis, radang gusi dan jaringan periodontal lainnya: yaitu serat-serat periodontal dan tulang alveolus.

ii. Akibat lanjut dari penyakit periodontal yang tidak di rawat mengakibatkan:

(a) gusi mudah berdarah, (b) napas yang berbau,


(56)

(c) goyangnya gigi,

(d) rasa sakit waktu mengunyah,

(e) gusi bengkak dan keluar nanah dari leher gigi, (f) terlepasnya gigi.

4) Cara pencegahan dan perawatan penyakit periodontal

i. Koordinasi dan kooperatif (kerjasama) yang baik dan erat antara dokter gigi, pembantu dokter gigi, dan pasien.

ii. DHE (Dental Health Education) pada pasien, di mana pasien diberi petunjuk tentang cara-cara memelihara gigi dan jaringan pendukungnya (penggunaan sikat gigi atau alat sejenisnya)

c. Halitosis (Bau Mulut)

Ibu hamil juga seringkali tidak memperhatikan bahwa bau mulutnya tidak sedap. Itu juga mitos, akan tetapi karena kurang menjaga kebersihan mulutnya. Bau mulut yang tidak sedap bisa disebabkan dari mulut sendiri atau dari bagian lain mulut lewat pernafasan menyebabkan bau mulut tidak enak juga.

Bila bau mulut yang tidak enak itu berasal dari mulut sendiri disebut odor vetor ex ore. Kalau berasal dari bagian lain dari mulut, disebut halitosis. Keadaan gigi yang buruk, seperti kerowok dan meradang, bisa radang benak gigi (sumsum gigi/pulpa gigi), bisa juga radang gusi, radang jaringan mukosa mulut lainnya. Apalagi banyak


(57)

karang gigi, menyebabkan bau mulut tidak sedap. Disamping itu keadaan tubuh yang tidaks sehat, seperti kelainan pencernaan juga dapat menyebabkan bau mulut tidaks sedap. Terhembuskan waktu berbicara bersama nafas.

Kekurangan vitamin B6 juga menyebabkan bau mulut tidak enak. Juga orang menderita beberapa jenis penyakit khas seperti diabetes mellitus menyebarkan bau khas, yang kurang sedap. Apalagi penyakit yang berhubungan dengan jalan nafas, seperti penyakit pada paru-paru, jalan nafas sendiri, tenggorokan dll. Kelainan pada daerah telinga, hidung, tenggorok, juga bisa menyebabkan bau mulut tak sedap ini.Bau mulut yang tidak sedap sangat erat juga berkaitan dengan bau badan yang tidak sedap. Mungkin ada orang mengeluh, “ibu itu lagi hamil, mana keringat tak sedap, apa lagi bau nafasnya”. Oleh karena itu beberapa serat untuk menjaga bau mulut yang tidak sedap bagi ibu hamil adalah sebagai berikut:

a) Jagalah kesehatan gigi dan mulut sebaik-baiknya.

b) Olahraga ringan dan rutin sesuai petunjuk bidan untuk senam hamil.

c) Bila terjadi keadaan bau mulut benar-benar mencolok tidak enak dan mengganggu, periksalah pada dokter gigi dan dokter Ahli THT. Bila belum berhasil lakukan check kesehatan secara menyeluruh, melalui dokter kebidanan.


(58)

d) Jangan lupa sering memakai obat kumur untuk menjaga kesehatan mulut. Obat kumur sangat baik dalam memusnahkan kuman, meskipun kuman dalam mulut tidak dapat dimusnahkan secara total. Obat kumur sangat baik dalam memusnahkan kuman dalam mulut sebanyak 75%. Sedangkan berkumur dengan air biasa dapat menurunkan kuman sebanyak 20%. Obat kumur yang murah adalah air garam hangat, karena air garam mengandung khlor yang dapat membunuh kuman. Atau rebusan daun sirih. Daun sirih mengandung antiseptis yang khas kuat untuk bakteri mulut. d. Stomatitis (Sariawan)

Seorang ibu hamil mengeluh kesakitan, jengkel tak habis-habisnya, karena sariawan menyerang mukosa mulutnya, dibagian lidah, gusi dan lainnya, padahal semasa tidak hamil, amat jarang terserang penyakit ini. Memang, ada kalanya amat jarang terserang penyakit ini. Memang, ada kalanya semasa tidak hamil pun, bahkan kaum pria ada yang mempunyai bakat terkena sariawan terus menerus, Orang Jawa menyebutnya lumpangen. Lumpangen ini kalau dibiarkan dalam tempo sekitar 7 – 10 hari mungkin akan sembuh sendiri. Sebenarnya tergantung daya tahan tubuhnya. Ini juga bukan mitos, kalau ibu hamil suka terserang penyakit sariawan atau stomatitis ini. Tetapi memang sakitnya menjengkelkan sekali. Kadang-kadang bahkan dapat menyebabkan kelenjar limfe di bagian bawah tulang


(59)

rahang bawah meradang, sehingga terjadi pembengkakan. Bahkan bisa mengenai syaraf dinagian bagian dalam dari pipi, sehingga terjadi komplikasi (penyulut) migrain kambuh, sebelah dari kepala ikut terasa sakit.

Mula-mula sariawan ini kecil saja, tetapi makin lama makin besar. Luka yang membulat memutih dikelilingi oleh keadaan selaput lendir yang memerah. Sebab-sebab yang lazim adalah keadaan tertekan (stress), alergi, keadaan hormon tubuh yang tiad seimbang terutama pada ibu hamil, bisa mempermudah terjadinya sariawan ini. Demikian juga kekurangan vitamin C, sangat lazim. Kekurangan vitamin C yang berat mengakibatkan penyakit skorbut pada mulut, dengan ciri-ciri sariawan yang berat. Pada penyakit skorbut yang disebut juga penyakit Moller Barrow, disamping sariawan berat, akan disertai bintik-bintik merah pada kulit, terutama sekitar panggul, paha, dada dan tangan. Hal ini disebabkan rapuhnya pembuluh darah perifer atau tepian tubuh.

Kondisi-kondisi seperti disebutkan di atas, termasuk kekurangan vitamin C, tersebut menyebabkan daya tahan tubuh menurun, sehingga bibit penyakit menyerang jaringan mukosa mulut, terjadilah sariawan (stomatitis). Karena itu beberapa nasehat dibawah ini perlu diperhatikan:


(60)

1) Periksalah ke dokter gigi untuk menjaga kesehatan mulut, seterusnya jagalah kesehatan mulut dan gigi sebaik mungkin.

2) Biasakan berkumur dengan obat kumur setiap bangun tidur. Juga hendak tidur bila mau, sangat baik. Obat kumur yang murah adalah air garam hangat atau rebusan daun sirih. 3) Makanan harus dijaga nilai gizinya yang lengkap seimbang

seperti diutarakan di atas bagi ibu hamil.

7. Pengaruh Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Kehamilan

Gigi berlubang yang tidak dirawat akan menyebabkan masalah sistemik selama kehamila dan dapat menyebabkan kelahiran prematur dan berat bayi lahi rendah (BBLR). Gigi berlubang yang tidak dirawat tersebut dapat menyebabkan indikasi pencabutan yang dilakukan pada saat kehamilan. Tindaka pencabutan gigi pada saat kehamilan harus dihindari karena dapat membahaykan janin akibat penggunaan obat anastesi atau timbulnya stress pada ibu hamil saat pencabutan gigi ( Kementrian Kesehatan RI,2012) .

Perubahan hormonal pada saat kehamilan yang disertai adanya faktor lokal seperti plak atau karang gigi akan menimbulkan pembesaran dan atau peradangan pada gusi. Keadaan ini akan diperberat oleh kondisi gigi dan mulut sebelum kehamilan yang sudah buruk (DepKes RI, 2012) .

Studi epidemiologi baru-baru ini sebagian besar mendukung hubungan yang kuat antara kesehatan mulut dan hasil kehamilan yang merugikan,


(61)

sementara beberapa kontroversi masih tetap. Dalam sebuah studi casecontrol terdiri dari 161 wanita Kaukasia sistemik sehat di Hungaria, hubungan yang signifikan yang ditemukan antara kelahiran prematur dan awal periodontitis kronis lokal (Radnai et al., 2006). Kriteria untuk mendiagnosis periodontitis digunakan dalam penelitian ini adalah: pendarahan pada ≥ 50% dari gigi diperiksa, dan setidaknya satu situs menyelidik kedalaman ≥ 4 mm. Dua kasus-kontrol studie melibatkan ibu hamil India dan Yordania, masing-masing, melaporkan temuan yang konsisten (Kushtagi et al, 2008;. Khader et al, 2009.). Sebuah studi terpisah yang dilakukan di Australia melaporkan bahwa penyakit periodontal secara signifikan berhubungan dengan kematian perinatal (Shub et al., 2009). Hubungan seperti itu tidak didukung oleh sebuah penelitian di Amerika Serikat atau lain yang melibatkan perempuan Thailand (Durand et al, 2009;. Lohsoonthorn et al, 2009.). Dalam penelitian di AS, bagaimanapun, meskipun penyakit periodontal tidak ditemukan terkait dengan kelahiran prematur, rendahnya tingkat Lactobacilli dalam saliva dikaitkan dengan kelahiran prematur (Durand et al., 2009). Sebuah studi sebelumnya juga melaporkan bahwa saliva Actinomyces naeslundii genospecies 2 dan tingkat Lactobacillus casei dapat digunakan untuk memprediksi hasil kelahiran (Dasanayake et al., 2005). Temuan ini mewakili pergeseran dari penyakit periodontal ke bakteri mulut, yang dapat digunakan untuk diagnosis dini dan prediksi hasil kelahiran ( Y. W. Han, 2011).

Di dalam rongga mulut terdapat beberapa barier untuk mencegah penetrasi bakteri dari plak gigi ke jaringan


(62)

a. Barier fisik pada permukaan epitel mukosa b. Peptide pada epitel mukosa mulut

c. Barier elektrik dimana terdapat beda muatan pada dinding sel antara pejamu dan mikroba

d. Barier imunologi dari sel-sel pembentuk antibody e. Sistem retikuloendotelial (barier fagosit).

Pada keadaan normal, sistem barier ini akan bekerja bersama-sama untuk mencegah dan mengurangi penetrasi bakteri. Penurunan daya tahan tubuh secara sistemik atau gangguan microbial loka, misalnya kebersihan mulut buruk, maka bekteri dan produk nya yang merupakan antigen dan faktorn viulen (lipopolisakarida=LPS) mengadakan interkasi dengan epitel saki gusi, dengan mekanisme invasi, eksotoksin, endotoksin dan enzim. Tubuh mengadakan respons imunologis dengan aktivasi sel B, sel T dan polimorfonuklear leukosit (PMN). Sel epitel yang teraktivasi akan melepaskan mediator inflamasi IL-1, IL-8, prostaglandin E2 (PGE2), matrismetaloproteinase (MMP) dan tumornecrotic faktor (TNF), yang merupakan respons paling awal terhadap stimuli bakteri dan meyebabkan gangguan metabolism jaringan ikat dan tulang yang tampak sebagai tanda klinis awal radang jaringan gingival atau gingivitis.

Proses inflamasi dapat menjalar ke jaringan di bawahnya, terjadi peningkatan permeabilitas vascular dan pembebasan agen aktivasi leukosit spesifik. Hal ini menyebabkan peningkatan kerudakan komponen plasma


(63)

dalam cairan saku gusi dan terjadi ekstravasasi leukosit. Adanyan LPS atau IL-1 dan TNF , sel endotel mikrosirkulasi teraktivasi, pembuluh mengalamu inflamasi, vasodilatasi dan aliran darah menjadi lambat. Hubungan sel endotel terbuka dan cairan kaya protein keluar, tertimbun pada matriks ekstraselluler. Peningkatan leukosit, monosit dan aktivasi makrofag menghasilkan mediator respon imun dan respons radang jaringan penyangga gigi, serta substansi kemotaktik, dan selamjutnya proses radang ini akan menyebar secara sistemuk ke seluruh tubuh. Pada ibu hamil, proses penyebaran infeksi dengan peningkatan mediator proinflamasi pada sirkulasi secara imunologik dapat melewati barier plasenta, menyebabkan meningkatnya kadar IL-1β, TNF -α,IL-6, PGE2 dalam cairan amnion, dapat menyebabkan bayi lahir kurang bulan atau bayi BBLR (Oedijani Santoso, 2009) .

8. Pentingnya Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Bagi Ibu Hamil Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut bermanfaat untuk menjaga kondisi janin agar tetap tumbuh dan berkembang secara sehat dan sempruna, serta mencegah terjadinya kelahiran bayi dengan berat badan tidak normal atau kelahiran prematur. Selama kehamilan sangat penitng untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut sehingga fungsi pengunyahan tetap baik dan asupan gigi tetap baik dan ibu hamil tetap sehat, serta mencegah penyakit gigi dan mulut menjadi lebih parah.

Makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan kesehatan tubuh secara keseluruhan ialah makanan yang banyak megandung serat, seperti


(64)

buah-buahan dan sayuran. Selain baik untuk pencernaan, makanan yang berserat juga secara tidak langsung dapat membersihkan sisa makanan yang lengekt dan menempel pada gigi.

Untuk mencegah timbulnya gangguan di rongga mulut selama masa kehamlan, perlu diciptakan tingakt kebersihan mulut yang optimal. Pelaksanaan program kontrol plak penting dilakukan untuk mencegah terjadinya karties gigi dan peradangan gusi akibat iritasi lokal.

Ada bebrapa al yang pelru ditekankan kepada ibu hamil dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut selama masa kehamilan, yaitu :

a) Bila ibu hamil mengalami muntah-muntah, segera bersihkan mulut dengan berkumur-kumur dengan secangkir air ditambah 1 sendok teh soda kue (sodium bikarbonat) dan menyikat gigi 1 jam setelah muntah. b) Mengatur pola makan sesuai dengan pedoman gizi seimbang atau

angka kecukupan gizi dan membatasi makanan yang mengandung gula.

c) Menyikat gigi secara teratur dan benar minimal 2 kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sbelum tidur.

d) Memeriksakan keadaan rongga mulut ke dokter gigi karena kunjungan ke dokter gigi pada masa kehamilan bukanlah hal yang kontraindikasi (Kementrian Kesehatan RI, 2012).


(65)

C. Penelitian Terkait

Berikut ini adalah beberapa penelitain terkait pengetahuan dengan sikap ibu hamil terhadap kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Diana (2010) di Medan menunjukkan bahwa ibu hamil belum memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku yang baik terhadap kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan. Responden sebanyak 100 ibu hamil yang berkunjung ke Poliklinik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 5% ibu hamil mengetahui kehamilan dapat mempengaruhi gusi dan gigi, dan hanya 3% responden yang mengetahui penyakit mulut dapat mempengaruhi kesehatan janin. Sebesar 79% responden berpendapat bahwa kehamilan tidak menyebabkan kehilangan kalsium gigi ibu. Hanya 4% responden yang menerima promosi kesehatan gigi dan mulut, dan hanya 8% responden yang berkunjung ke dokter gigi.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Natalie J Thomas di Australia (2008) dengan responden semuawanitayang melahirkanbayi hidupyang lahirdiRumah Sakit Anak, Adelaide, selama periode limabulan. Hasil penelitian nya adalah Kebanyakan wanita yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut itu sangat terkait dengan wanita dengan prestasi pendidikan yang lebih rendah dan latar belakang sosial ekonomi rendah. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Wulan PJ dengan responden 50 ibu hamil.


(66)

kesehatan gigi dan mulut ibu hamil di Puskesmas Bahu Manado tergolong baik, dengan perolehan skor 473 (78,8%), sikap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil di Puskesmas Bahu Manado tergolong baik, dengan perolehan skor 558 (93%), dan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil di Puskesmas Bahu Manado tergolong baik, dengan perolehan skor 502 (83,7%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil di Puskesmas Bahu Manado tergolong baik.


(67)

D. Kerangka Teori

Gambar 2.1

Kerangka Modifikasi Lawrence Green dalam Teori Notoatmodjo, 2010,

Notoatmodjo, 2010, Azwar, Saifuddin. (2009), Kementrian Kesehatan RI (2012),

Hajekazemi, 2008).

Kesehatan gigi dan mulut

terjaga selama masa kehamilan

IBU HAMIL

Mengalami perubahan anatomi dan fisiologi meliputi

:

Sistem Pencernaan Masalah yang timbul :

1. Gusi berdarah 2. Gusi bengkak 3. Gigi berlubang

4. Kerusakan gigi lainnya

Pengetahuan ibu hamil terthadap kesehatan gigi dan mulut , meliputi :

1. Ciri-Ciri Gigi Sehat 2. Perawatan Gigi Pada

Kehamilan 3. Cara Menjaga

Kesehatan Gigi Dan Mulut Selama Kehamilan

4. Pengaruh Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Kehamilan

5. Pentingnya Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Bagi Ibu Hamil

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : • Umur • Intelegensi • Lingkungan

• Sosial budaya

• Pendidikan

• Informasi


(1)

/VARIABLES=P1 P2 SKOROHIS

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

Notes

Output Created 30-MAR-2016 21:00:03

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 34

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each pair of variables are based on all the cases with valid data for that pair.

Syntax CORRELATIONS

/VARIABLES=P1 P2 SKOROHIS

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Resources Processor Time 00:00:00.05


(2)

[DataSet0]

Correlations

P1 P2 SKOROHIS

P1 Pearson Correlation 1 .566** .856**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 34 34 34

P2 Pearson Correlation .566** 1 .911**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 34 34 34

SKOROHIS Pearson Correlation .856** .911** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 34 34 34

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

RELIABILITY

/VARIABLES=P1 P2 SKOROHIS

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Notes

Output Created 30-MAR-2016 21:00:38

Comments

Input Active Dataset DataSet0


(3)

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 34

Matrix Input

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.

Syntax RELIABILITY

/VARIABLES=P1 P2 SKOROHIS

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/SUMMARY=TOTAL.

Resources Processor Time 00:00:00.03

Elapsed Time 00:00:00.03

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 34 100.0

Excludeda 0 .0

Total 34 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.


(4)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.883 3

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

P1 5.12 9.258 .760 .901

P2 5.21 7.684 .823 .813

SKOROHIS 3.44 3.648 1.000 .711

SAVE OUTFILE='F:\SKRIPSI WISUDA 2016\FIXSKRPS\UJI VALID OHIS.sav'

/COMPRESSED.


(5)

DATA HASIL PENYEBARAN KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN DAN ORAL HYGIENE INDEX SIMPLIFIED

NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 OHI-S1

OHI-S2

1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 3 3

2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 2 3

4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

5 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 2 1

6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 3 3

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 3 2

8 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 3 3

9 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 2 3

10 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3

11 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 2 3

12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0

13 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 2

14 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 2 2

15 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

16 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 3 2

17 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 3 3

18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 3 3

19 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 2

20 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0


(6)

22 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 3 3

23 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 2 3

24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 3 3

25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

26 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 2 2

27 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3

28 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 2

29 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0

30 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 3 3

31 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 2

32 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 3 2

33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 2

34 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 2

35 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 3 3

36 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 3 3

37 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 2 2

38 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 3 2

39 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 2 2

40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1

41 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 3 3

42 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 3 2

43 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 2 1

44 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0


Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Adaptasi Fisiologis Selama Kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun 2012

1 56 105

Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Wanita Hamil Pengunjung Poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSU Dr. Pirngadi Medan terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut Selama Masa Kehamilan Periode November-Desember 2009

4 87 92

Hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan senam hamil (studi pada ibu hamil trimester II dan III) di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatane

6 39 98

Hubungan Antara Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi Dan Pantang Makanan Terhadap Risiko Kurang Energi Kronis (Kek) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2011

2 14 169

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut Selama Kehamilan Di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan

1 17 156

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN MASALAH KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA IBU HAMIL(KAJIAN PADA IBU HAMILl DI RUMAH BERSALIN HANDAYANI,SUREN KUTOARJO PURWOREJO)

0 3 2

Kesehatan Gigi Mulut dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut pada Ibu Hamil (Studi Pendahuluan di Wilayah Puskesmas Serpong, Tangerang Selatan) | Anggraini | Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 9229 18885 1 PB

0 0 8

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEBUTUHAN HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN

0 0 8

PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA KARIES GIGI DENGAN SIKAP IBU HAMIL DALAM MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT

0 0 5

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU HAMIL DI PUSKESMAS MANTRIJERON

0 0 10