PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TARI BAMBU (BAMBOO DANCING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEJARAH KELAS XI SMA NEGERI 1 TRIMURJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014

ABSTRAK
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TARI BAMBU (BAMBOO
DANCING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
SEJARAH KELAS XI SMA NEGERI 1 TRIMURJO
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN
2013 - 2014
Oleh
Desy Aryani
Pembelajaran yang dilakukan disekolah senantiasa masih menerapkan metode
pembelajaran yang biasa dan kurang mendorong siswa dalam menerima materi
pembelajaran dengan baik sehingga siswa kurang semangat dalam menerima dan
mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung ini secara langsung berdampak
pada hasil belajar siswa. Metode pembelajaran akan dilakukan pembelajaran
menyenangkan dengan diterapkannya metode tari bambu yang diibaratkan seperti
potongan bambu, yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil belajar kognitif
siswa dalam pembelajaran sejarah kelas XI IPS menggunakan metode tari bambu?
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Hasil
belajar kognitif siswa dalam pembelajaran sejarah kelas XI IPS menggunakan
metode tari bambu di SMA Negeri 1 Trimurjo.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo tahun pelajaran
2013/2014 yang. Sampel diambil dengan menggunakan teknik random sampling
dengan cara pengundian, sehingga kelas XI IPS 3 terpilih sebagai sampel. Desain
yang digunakan dalam penelitian ini adalah The One Shoot Case Study dengan
data hasil belajar siswa yang diperoleh melalui posttest pada akhir pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode tari bambu sebagai
berikut: hasil belajar kognitif siswa pada pencapaian jenjang kognitif tertinggi
adalah pemahaman (C2) dengan persentase 72,78% masuk pada kategori baik dan
hasil belajar kognitif siswa yang paling tinggi adalah kategori nilai 60-69 (cukup)
50% diperoleh dari jumlah keseluruhan 20 siswa yang telah diklasifikasikan
kedalam 4 kategori sesuai nilainya yaitu memuaskan, baik, cukup, dan kurang
cukup. Hasil akhirnya yang tertinggi pada kategori Cukup dengan jumlah 10
siswa.

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TARI BAMBU (BAMBOO
DANCING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
SEJARAH KELAS XISMA NEGERI 1 TRIMURJO
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN
2013 – 2014
(Skripsi)


Oleh
DESY ARYANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
ABSTRAK
DAFTAR ISI
I.

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2.Identifikasi Masalah .......................................................................... 6

1.3.Batasan Masalah................................................................................ 7
1.4.Rumusan Msalah ............................................................................... 7
1.5.Tujuan Masalah ................................................................................. 7
1.6.Kegunaan Penelitian.......................................................................... 8
1.7.Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 9

II. TINJAUAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA
2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................. 10
2.1.1.Konsep Metode Pembelajaran .................................................. 10
2.1.2.Konsep Metode Pembelajaran Tari Bambu .............................. 11
2.1.3.Konsep Pembelajaran Sejarah ................................................... 16
2.1.4.Konsep Hasil Belajar ................................................................ 19
2.2.Kerangka Pikir ................................................................................ 19
2.3.Paradigma........................................................................................ 22
III. METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan ................ 23
3.2.Desain Penelitian ............................................................................ 23
3.3.Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 24
3.4.Populasi dan Sampel ....................................................................... 24
3.4.1.Populasi ..................................................................................... 24

3.4.2.Teknik Pemilihan Sampel ........................................................ .25
3.4.3.Sampel....................................................................................... 26
3.5.Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional ................................... 27
3.5.1.Variabel Penelitian .................................................................... 27
3.5.2.Definisi Oprasional Variabel .................................................... 27

3.6.Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 30
3.6.1.Tes ............................................................................................. 30
3.6.2.Dokumentasi ............................................................................. 31
3.6.3.Kepustakaan .............................................................................. 31
3.7. Langkah-Langkah Penelitian ......................................................... 32
3.8 .Langkah-Langkah Pelaksanana Pembelajaran ............................... 32
3.9. Instrumen Penelitian ...................................................................... 34
3.10. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ............................................ 34
3.10.1.Uji Validitas ............................................................................ 34
3.10.2.Uji Reliabilitas ........................................................................ 35
3.10.3.Tingkat Kesukaran .................................................................. 36
3.10.4.Daya Pembeda......................................................................... 36
3.11. Teknik Analisis Data …………………………………………. .. 37
VI.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambar Umum Tempat Penelitian....................................................... 40
4.2. Hasil penelitian..................................................................................... 48
4.2.1. Data Hasil Kemampuan Akhir (Nilai Posttest Siswa) .................... 48
4.3.Pembahasan ........................................................................................... 53
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan ........................................................................................... 56
5.2.Saran ...................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Jumlah Anggota Populasi Desain Penelitian…………………… 26
2. Sampel Penelitian………………………………………………. 27

3. Kisi-kisi soal……………………………………………………. 31
4. Kriteria nilai Alpha Cronbach’s………………………………… 36
5. Interpretasi Tingkat Kesukaran…………………………………. 37
6. Interpretasi daya pembeda……………………………………… 38
7. Rekapitulasi Persentase jenjang kognitif……………………….. 40
8. Rekapitulasi Presentase hasil belajar……………………………. 42
9. Daftar jumlah siswa SMA Negeri 1 Trimurjo…………………... 43
10. Daftar sarana dan prasarana di SMA Negeri 1 Trimurjo……… 46
11. Hasil belajar siswa jenjang kognitif…………………………... 49
12. Rekapitulasi hasil belajar kognitif…………………………….. 52
13.Rekapitulasi persentase pencapaian jenjang kognitif………….. 55
14. Rekapitulasi persentase hasil belajar kognitif…………………. 55

Moto

Terkadang untuk melambung tinggi, kita harus mundur dahulu
seperti ayunan…
Vinavzenir

Jalani kehidupan tanpa ketakutan dan hadapi semua rintangan..

Desy Aryani

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala hidayah dan karuniaNya.
Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW.
dengan kerendahan hati dan rasa syukur, kupersembahkan
sebuah karya kecil ini sebagai tanda cinta dan sayangku kepada :

Bapakku Darsono dan Ibuku tercinta Tusilawati yang telah
membesarkanku dengan penuh kasih sayang, pengorbanan, dan
kesabaran, setiap tetes keringat dan air mata serta doa dari Bapak dan
Ibu untuk kebahagiaan dan keberhasilan putrimu ini.

Terima kasih pada Saudara-saudariku :
Muhamad Amin, Sistimastika, Muhamad Silson Fudrun,
Yessi Agustina, Tri Siswoko, Herwin Mulyantoro, dan Bambang
Hernawan
Bapak Ibu dosen, Bapak/Ibu guru, sahabat, dan teman-teman

yang telah mengukir sebuah sejarah dalam kehidupanku,
serta almamater yang aku banggakan.

RIWAYAT PENULIS

Penulis dilahirkan pada tanggal 31 Desember 1988 di
Simbarwaringin, Lampung. Penulis merupakan anak ke-3
dari 4 bersaudara dari pasangan Bapak Darsono dan Ibu
Tusilawati. Pendidikan penulis dimulai dari Taman
Kanak-kanak Dharma Wanita Simbarwaringin Lampung
Tengah tamat tahun 1995 dilanjutkan ke Sekolah Dasar
Negeri 2 Simbarwaringin Lampung Tengah dan tamat
belajar pada tahun 2001.
Penulis melanjutkan pendidikan kejenjang sekolah menengah pertama di SMP
Negeri 3 Metro dan selesai pada tahun 2004 dan dilanjutkan kejenjang sekolah
menengah atas di SMA Negeri 1 Metro dan tamat belajar pada tahun 2007.
Pada tahun 2007 penulis diterima di Universitas Lampung, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, di Program
Studi Pendidikan Sejarah. Pada Semester VI penulis melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Bandar Lampung.


SANWACANA

Alhamdulillahirobbil ’aalamin,
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan

kepada

Nabi

Muhammad

SAW.

Skripsi

yang


berjudul

“PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TARI BAMBU (BAMBOO
DANCING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
SEJARAH KELAS XI SMA NEGERI 1 TRIMURJO SEMESTER GENAP
TAHUN AJARAN 2013 – 2014” adalah salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. M. Toha B.S. Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si.,

selaku Pembantu Dekan II Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III sekaligus selaku
pembimbing 1, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung. Selama proses penyelesaian skripsi ini, terimakasih atas segala
bimbingannya dalam memberikan saran, kritik yang membangun
5. Bapak

Drs. Bukhori Asyik, M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial.
6. Bapak Drs. Maskun, M.H., selaku ketua Program Studi Pendidikan Sejarah,
sekaligus sebagai Pembahas skripsi penulis, terima kasih Bapak atas saran
dan bimbingannya selama penulis menjadi mahasiswa di Program Studi
Pendidikan Sejarah Unila.
7. Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd., M.Hum., selaku pembimbing II, terima
kasih Ibu atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran, dan kritik
yang membangun selama proses penyelesaian skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah, Bapak Drs.
Maskun, M.H., Drs. Iskandar Syah, M.H., Drs. Ali Imron, M.Hum., Drs.
Syaiful.M,M.Si., Drs. Wakidi, M.Hum., Dr. R.M. Sinaga, M.Hum., Drs.
Tontowi, M.Si., Hendry Susanto, S.S, M.Hum., M.Basri, S.Pd, M.Pd.,
Suparman Arif, S.Pd., M.Pd., Y. Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum., Cheri
Saputra, S.Pd, M.Pd., serta para pendidik yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan pengalaman berharga kepada penulis selama menjadi
mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Lampung.
9. Sahabatku yang terbaik Yessi Agustina dan seluruh teman-teman angkatan
2007 dan adik-adikku angkatan 2010 yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu.

10. Keluarga besar Pendidikan Sejarah, terima kasih atas segala kekeluargaan
dan kebersamaannya selama ini.
Semoga penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Penulis
mengucapkan terima kasih banyak atas segala bantuannya, semoga Allah SWT
memberikan kebahagiaan atas semua yang telah kalian berikan.
Bandar lampung, Oktober 2014

Desy Aryani

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu modal awal proses menuju pembangunan bangsa, karena
pendidikan sangat diperlukan untuk dapat menghasilkan generasi yang terampil
menuju perubahan ke arah yang lebih baik dan positif. Pendidikan juga dapat
mengarahkan

generasi-generasi

mendatang

untuk

dapat

meningkatkan

perkembangan dunia pendidikan yang di harapkan dapat meningkatkan
kemampuannya secara optimal baik bakat maupun minat.Serta memotivasi
generasi-generasi mendatang untuk lebih memajukan dunia pendidikan itu sendiri.
Menurut Oemar Hamalik (2005:3), pendidikan merupakan suatu proses dalam
rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik
mungkin dengan lingkungannya dan pada akhirnya dapat menimbulkan perubahan
dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi dan berguna bagi
kehidupan masyarakat sekitar maupun orang banyak.
Salah satu cara untuk mewujudkan tujuan pendidikan adalah dengan cara
meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan pada jenjang
sekolah harus lebih ditingkatkan untuk menghasilkan lulusan atau output yang
berkualitas serta mampu bersaing dalam era globalisasi. Pembelajaran adalah

2

suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan antara
satu dengan yang lainnya. Komponen tersebut meliputi tujuan, materi, metode dan
evaluasi. Tempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru
dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Menurut Sudjana (2005:28) “Pembelajaran dapat diartikan
sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi
kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga
belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.
Oleh sebab itu,diperlukan adanya peningkatan pendidikan terutama dari segi
kualitas, karena kualitas dari proses pembelajaran dapat mempengaruhi kualitas
dari hasil belajar. Saat ini pembelajaran harus diarahkan pada kegiatan yang
mampu membentuk individu yang mandiri, cerdas, kreatif. Pembelajaran harus
ditekankan pada aktivitas siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir
dengan cara mencari, menemukan, dan memecahkan masalah sehingga siswa
lebih dominan dalam pembelajaran dan peran guru bergeser pada merancang dan
mendesain pembelajaran. Guru tidak lagi menjadi tokoh utama dalam
pembelajaran, tetapi cenderung memiliki peran sebagai pengontrol proses belajar
mengajar.
Guru sebagai tenaga edukatif dalam pendidikan yang mempunyai peran sebagai
fasilitator, dalam hal ini seorang guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan
dalam pembelajaran yaitu dengan menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan, menetapkan materi pembelajaran, cara menyampaikannya, apa
saja hasil yang ingin dicapai, serta metode apa yang akan digunakan untuk melihat
kemampuan siswa dan membantu mengarahkan siswa untuk melakukan sendiri

3

aktivitas pembelajaran itu. Selain itu, guru juga memiliki peran sebagai motivator
yang memberikan inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan
sikap, tingkah laku dan nilai-nilai, serta orang yang menguasai bahan yang
diajarkan (Sadirman, 2007: 143-146).

Metode pembelajaran yang baik adalah metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan perkembangan kognitif siswa. Maka tugas guru adalah memilih
metode pelajaran yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang
baik. Metode pembelajaran adalah suatu rencana atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran
termaksud

di

dalamnya

buku-buku,

film,

komputer,

dan

lain-lain.

(Trianto,2010:22)

Metode pembelajaran merupakan perencanaan pembelajaran di kelas yang mampu
mengembangkan kognitif siswa, seperti kemampuan berpikir kritis, kemampuan
berpikir kritis merupakan salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan
dalam dunia pendidikan.

Keberhasilan dari suatu pembelajaran dapat diukur melalui hasil belajar. Hasil
belajar diartikan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu proses belajar yang
dilakukan oleh siswa dan hasil belajar juga menggambarkan kemampuan yang
dimiliki oleh siswa serta dapat menunjukkan perubahan prilaku seorang siswa
setelah mengikuti proses pembelajaran. Tingkat hasil belajar yang dicapai oleh
siswa memiliki hasil yang berbeda-beda. Perbedaan hasil belajar ini dipengaruhi

4

oleh berbagai faktor, baik itu faktor yang muncul dari dalam diri siswa (faktor
internal) maupun faktor yang muncul dari luar diri siswa (faktor eksternal). Salah
satu pendukung hasil belajar yang baik adalah guru menggunakan metode
pembelajaran sehinnga proses belajar mengajar di kelas dapat berjalan secara
sistematis.

Metode pembelajaran menggambarkan kegiatan belajar mengajar dari awal
sampai akhir yang dilakukan secara khas oleh guru dan siswa. Penggunaan
metode pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan serta
disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Metode pembelajaran yang baik adalah
metode pembelajaran yang mampu mendorong siswa terlibat aktif baik secara
intelektual maupun emosional dalam suatu proses belajar, sehingga siswa mampu
memahami menyerap dan menganalisis materi yang disajikan.

Metode pembelajaran yang diterapkan diharapkan bersifat maka perlu
dikembangkan suatu metode pembelajaran yang mampu meningkatkan prestasi
siswa dan melibatkan peran serta siswa secara menyeluruh sehingga kegiatan
belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Selain itu,
melalui pemilihan metode pembelajaran tersebut diharapkan sumber informasi
yang diterima siswa tidak hanya dari guru melainkan juga dapat meningkatkan
peran serta dan keaktifan siswa dalam mempelajari dan menelaah ilmu yang ada
terutama pada mata pelajaran sejarah. Salah satu upaya yang dianggap mampu
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, sehingga dapat
membantu meningkatkan prestasi belajar siswa dan hasil belajar siswa sejarah
adalah dengan metode pembelajaran tari bambu ( bamboo dancing ).

5

Setelah melakukan observasi dan diskusi dengan guru IPS yang mengajar di kelas
XI SMA Negeri 1 Trimurjo, dapat diketahui bahwa penggunaan metode kurang
memperhatikan interaksi atau umpan balik dari siswa dalam proses pembelajaran
yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu akan
dilakukan penelitian dalam pembelajaran yang menyenangkan, yaitu tentang
penerapan metode pembelajaran tari bambu (bamboo dancing) terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran sejarah.

Permasalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia dewasa ini adalah
masih rendahnya prestasi belajar anak didik. Hal ini tentunya tidak terlepas dari
adanya berbagai faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan pembelajaran di
dalam kelas antara lain tujuan, materi, sumber belajar, metode pembelajaran dan
evaluasi belajar.

6

Tabel 1.Nilai Ujian Tengah Semester Mata Pelajaran Siswa Kelas XI SMA Negeri
1 Trimurjo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014.
Nilai

Jumlah

Kelas

Keterangan

75

siswa

XI IPS 1

11

9

20

Kriteria ketuntasan

XI IPS 2

15

8

23

minimum yangditetapkan

XI IPS 3

8

12

20

sekolah adalah 75

Jumlah

34

29

63

53,97

46,03

100%

Persentase
(%)
Sumber: Daftar nilai ujian tengah
semester mata pelajaran sejarah
tahun pelajaran 2013/2014.
Adapun kriteria yang dijadikan pedoman adalah Kriteria Ketuntasan Minimal
SMA Negeri 1 Trimurjo Lampung Tengah. Menurut guru SMA Negeri 1
Trimurjo Lampung Tengah, siswa yang memperoleh nilai 75 maka dianggap
tuntas.
Berdasarkan Tabel 1 dan kriteria di atas, dapat diketahui bahwa secara
keseluruhan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran sejarah masih tergolong
rendah yaitu dari 63 siswa, hanya 29 siswa atau 46,03% yang mendapatkan nilai
lebih dari 75,Sedangkan 34 siswa atau 53,97% mendapatkan nilai kurang dari 75.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah ini menarik untuk diteliti, maka
penulis akan mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Metode
Pembelajaran Tari Bambu (Bamboo Dancing) Dalam Meningkatkan Hasil

7

Belajar Sejarah Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Trimurjo Semester Genap
Tahun Ajar 2013/2014’’.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran sejarah kelas XI IPS menggunakan metode
pembelajaran tari bambu (bamboo dancing) di SMA Negeri 1 Trimurjo
2. Hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran sejarah kelas XI IPS
menggunakan metode tari bambu (bamboo dancing) di SMA Negeri 1
Trimurjo

1.3 Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis membatasi
masalah pada “ Hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran sejarah kelas XI
IPS mengunakan metode pembelajaran tari bambu (bamboo dancing) di SMA
Negeri 1 Trimurjo semester genap tahun ajaran 2013/2014”
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut ”Bagaimanakah hasil belajar kognitif siswa dalam
pembelajaran sejarah kelas XI IPS menggunakan metode tari bambu (bamboo
dancing) di SMA Negeri 1 Trimurjo Lampung Tengah ?

8

1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui “Hasil
belajar kognitif siswa dalam pembelajaran sejarah kelas XI IPS menggunakan
metode tari bambu ( bamboo dancing) di SMA Negeri 1 Trimurjo Lampung
Tengah”

1.6 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru

: Memberikan informasi tentang metode mengajar yang

dapat diterapkan di dalam kelas untuk meningkatkan pemahaman,
aktivitas, dan hasil belajar kognitif siswa pada pembelajaran sejarah.
2. Bagi sekolah : Memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah
dalam rangka mengembangkan proses belajar mengajar di dalam kelas.
3. Bagi penulis : Memberikan pengalaman yang berharga kepada peneliti
untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran tari bambu dan hasil
belajar kognitif siswa pada pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1
Trimurjo.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut:
1. Objek Penelitian
Ruang lingkup objek penelitian adalah metode pembelajaran tari bambu
(X), dan hasil belajar siswa (Y).

9

2. Subjek Penelitian
Ruang lingkup subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1
Trimurjo.
3. Tempat Penelitian
Ruang lingkup tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Trimurjo.

4. Waktu Penelitian
Ruang lingkup waktu penelitian ini dilakukan pada tahun pelajaran
2013/2014.
5. Ilmu Penelitian
Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pendidikan,
khususnya bidang studi sejarah.

10

REFERENSI

Oemar Hamalik.2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Aksara.Hal. 3.
Sudjana.2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.Hal.28.
Sadirman, A.M.1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi
Guru dan Calon Guru. Jakarta: Grafindo Persada. Hal. 143.
Trianto.2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progesif. Jakarta:
Kencana.Hal.22.

II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA

2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1. Konsep Metode Pembelajaran
Tugas seorang guru di kelas adalah mengelola pembelajaran dan menyampaikan
materi kepada siswanya. Proses pemberian materi pelajaran dari guru ke siswa
tidak semudah yang dibayangkan oleh kebanyakan orang dan tidak semudah
memberi permen atau gula-gula kepada anak kecil, proses penyampaian materi ini
membutuhkan metode. Metode ini digunakan oleh guru agar materi yang
disampaikan dapat diterima atau diserap secara baik dengan waktu dan biaya yang
lebih efektif dan efisien.
Menurut I Gde Widja (1989) pengertian metode adalah bagian dari strategi
mengajar yang merupakan langkah taktis yang perlu diambil guru dalam
mengefektifkan strategi yang digunakannya agar tujuan pengajaran yang telah
ditentukannya dapat tercapai. Jadi peran metode sangatlah penting dalam hal ini
karena dengan metode seorang guru diharapkan akan lebih mudah dalam
menyampaikan materinya dan siswa juga akan lebih menguasai materi tersebut,
sehingga tujuan dari pembelajaran dapat dicapai secara maksimal dengan baik.

11

2.1.2. Konsep Metode Pembelajaran Tari Bambu (bamboo dancing)
Menurut Suprijono (2009:98) pembelajaran tari bambu (bamboo dancing)
merupakan pembelajaran kooperatif. Jadi tari bambu merupakan salah satu jenis
metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kooperatif untuk
mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajari dan mengajak
siswa untuk belajar secara aktif.
Menurut (Istarani, 2011), Metode pembelajaran ini cocok atau baik digunakan
untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi
antar peserta didik. Tari Bambu merupakan pembelajaran kooperatif yang
dikembangkan oleh Anita Lie (2002). Dinamakan tari bambu karena siswa
berjajar dan saling berhadapan dengan metode yang mirip seperti dua potong
bambu yang digunakan dalam Tari Bambu Filipina yang juga populer di beberapa
daerah di Indonesia. Metode Tari Bambu adalah metode pembelajaran yang
mampu memberikan informasi yang saling bersamaan. Metode ini merupakan
pengembangan dari metode Inside-Outside-Circle (Huda,2012:147). Dari
pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa pembelajaran tari bambu merupakan
metode pembelajaran yang membuat siswa diajak untuk berbagi informasi dan
belajar secara aktif.

Pembelajaran dengan metode tari bamboo (bamboo dancing) sangat baik
digunakan untuk mengajarkan berkaitan informasi - informasi awal, guna
mempelajari materi selanjutnya. Dengan menggunakan metode tari bamboo
(bamboo dancing) diharapkan terjadi pemerataan informasi atau topik yang

12

diketahui oleh siswa. Metode tari bamboo (bamboo dancing) tentunya sangat
bermanfaat guna pembelajaran di kelas agar lebih variatif sehingga tidak
membosankan siswa.
Adapun langkah-langkah metode pembelajaran tari bambu (bamboo dancing)
adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Pada tahap ini
guru dapat menuliskan topik atau melakukan tanya jawab kepada siswa
berkaitan dengan pengetahuan peserta didik tentang topik yang diberikan.
Langkah ini perlu dilakukan agar siswa lebih siap menghadapi materi
yang baru.
2. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok besar. Misalkan jika dalam
kelas terdapat 40 anak , maka tiap kelompok besar terdiri 20 orang.

3.

Pada kelompok besar 20 orang, kemudian dibagi menjadi dua kelompok
masing-masing 10 orang diatur yang saling berhadap-hadapan dengan 10
orang yang lainnya, dengan posisi berdiri. Pasangan ini disebut dengan
pasangan awal.

4.

Kemudian guru membagiakn topik yang berbeda-beda kepada masingmasing pasangan untuk didiskusikan. Dalam langkah ini guru memberi
waktu yang cukup agar materi yang didiskusikan benar-benar dipahami
siswa.

13

5. Usai berdiskusi, 20 orang dari tiap-tiap kelompok besar yang yang berdiri
berjajar saling berhadapan itu bergeser mengikuti arah jarum jam . Dengan
cara ini tiap-tiap peserta didik mendapat pasangan baru dan saling berbagi
informasi yang berbeda, demikian seterusnya. Pergerakan searah jarum
jam baru berhenti ketika peserta didik kembali ke tempat asalnya. Gerakan
saling bergeser dan berbagai informasi inilah yang menyerupai gerakan
pohon bambu yang menari-nari.

6. Hasil diskusi di tiap-tiap kelompok besar kemudian dipresentasikan
kepada seluruh kelas. Guru memfasilitasi terjadinya intersubyektif, dialog
interaktif, tanya jawab dan sebagainya. Melalui kegiatan ini dimaksudkan
agar pengetahuan hasil diskusi oleh tiap-tiap kelompok besar dapat
diobyektifkan dan menjadi pengetahuan bersama seluruh kelas.

Metode ini tampaknya sangat bermanfaat guna membangun kebersamaan antar
siswa. Dalam metode ini tidak terjadi persaingan , siswa saling berbagi informasi .
Diskusi antar siswa terjadi pada saat berpasangan dan pada saat presentasi topik
pelajaran. Hal ini sangat bermanfaat guna mengaktifkan siswa.

Sayangnya pada metode ini jika dibentuk kelompok besar guru harus menyiapkan
topik yang banyak juga. Topik yang terlalu banyak juga akan berakibat pada pada
saat diskusi membutuhkan waktu yang relatif lama.

Tampaknya pemanfaatan metode ini perlu modifikasi pada saat pelaksanaannya.
Pada mata pelajaran tertentu penggunaan metode ini relatif sulit. Misalkan

14

matematika, yang akan mempelajari materi awal berkaitan dengan notasi , fakta
dan konsep yang tentunya tidak bisa digunakan dengan metode diskusi. Namun
demikian tentunya metode ini layak dicoba agar pembelajaran lebih bervariatif
dan tidak membosankan.

Adapun kelebihan dan kelemahan dari Metode Pembelajaran Tari Bambu yaitu:

1. Kelebihan Metode Pembelajaran Tari Bambu (Bamboo Dancing)

Metode pembelajaran ini cocok atau baik digunakan untuk materi yang
membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar peserta didik.
Oleh karena itu kelebihan metode ini adalah :

1. Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk saling berbagi
informasi bersama dengan singkat dan teratur.
2. Siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
3. Dapat diterapkan untuk semua tingkatan kelas.
4. Meningkatkan kerjasama diantara siswa.
5. Meningkatkan toleransi antara sesama siswa.

2.Kekurangan Metode Pembelajaran Tari Bambu (Bamboo Dancing)
Selain memiliki kelebihan, metode pembelajaran Tari Bambu (Bamboo Dancing)
juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu :

15

1.

Kelompok belajarnya terlalu gemuk sehingga menyulitkan proses belajar
mengajar

2.

Siswa lebih banyak bermainnya daripada belajar

3.

Sebagian siswa saja yang aktif karena kelompoknya terlalu gemuk

4.

Interaksi pembelajaran tidak terjadi secara baik.

2.1.3. Konsep Pembelajaran Sejarah
Dalam pembelajaran sejarah siswa mampu mengembangkan kompetensi untuk
berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang
dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses perkembangan dan
perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya dalam rangka menemukan
dan menumbuhkan jati diri bangsa di tengah-tengah kehidupan masyarakat dunia.
Pada tingkat SMA tujuan pembelajaran sejarah :
1. Mendorong siswa berpikir kritis-analitis dalam memanfaatkan
pengetahuan tentang masa lampau untuk memahami kehidupan masa kini
dan yang akan datang.
2. Memahami bahwa sejarah merupakan bagian dari kehidupan seharihari
3. Mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan untuk
memahami proses perubahan dan keberlanjutan masyarakat.
(Pusat Kurikulum, 2002).
Menurut atas dasar tujuan tersebut, maka kompetensi dasar sejarah pada jenjang
SMA yang diharapkan dikembangkan melalui pengajaran sejarah adalah :
1. Mampu mengklasifikasikan perkembangan masyarakat untuk menjelaskan
proses keberlanjutan dan perubahan dari waktu kewaktu.
2. Mampu memahami, menganalisis, dan menjelaskan berbagai aspek
kehidupan seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup,
ekonomi, politik, sosial dan budaya serta pengaruhnya terhadap
masyarakat di Indonesia dan dunia dari waktu ke waktu.

16

3. Mampu mengidentifikasi, memahami, dan menjelaskan, keragaman dalam
sejarah masyarakat di Indonesia dan dunia serta perubahannya dalam
konteks waktu.
4. Mampu menemukan dan mengklasifikasikan berbagai sumber sejarah dan
adanya keragaman analisis serta interpretasi terhadap fakta tentang masa
lalu yang digunakan untuk merekonstruksi dan mendeskripsikan peristiwa
serta objek sejarah.
5. Menyadari arti penting masa lampau untuk memahami kekinian dan
membuat keputusan.
(Pusat Kurikulum,2006)

2.1.4. Konsep Hasil Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).
Belajar merupakan proses yang terus terjadi secara berkesinambungan dalam
kehidupan manusia baik dilakukan secara sadar atau tidak sadar.

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya
(Sardiman A. M, 2001:20 ). Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan
belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan
proses pendidikan.

Belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah
laku memiliki unsur subyektif dan unsur motoris. Unsur subyektif adalah unsur
rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Bahwa seseorang

17

sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya dalam rohaniahnya tidak
dapat kita lihat (Hamalik, 2004:30).

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Slameto,2003: 5).

Menurut Oemar Hamalik, belajar dibedakan menjadi 2 yaitu : 1) Belajar
merupakan modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. 2).
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan (Oemar Hamalik, 2004:27).

Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah laku pada
individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan
penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan,
sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan
bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju
perkembangan pribadi manusia seutuhnya.

Dalam sistem pendidikan nasional, pengklasifikasian hasil belajar yang diadopsi
adalah klasifikasi yang dikemukakan oleh Blom dalam Sudjana (2004:22), secara
garis besar membagi hasil belajar menjadi 3 ranah, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Untuk mengukur aspek kognitif dilakukan melalui tes, untuk
mengukur aspek afektif dapat dilakukan melalui skala sikap dan untuk menguji
aspek psikomotorik dapat dilakukan dengan ujian tindakan.

18

“Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu
menggunakan kemampuan pada ranah-ranah:
a. Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
evaluasi.
b. Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan,
emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang
terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian sikap,
organisasi dan pembentukan pola hidup.
c. Psikomotorik yaitu kemapuan yang mengutamakan
keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian
pola gerakan dan kreativitas.”
(Benjamin S. Bloom dalam Abdurahman, 2003:38).
Setelah mengalami proses pembelajaran, seorang siswa akan memperoleh hasil
dari sebuah proses belajar yang telah ia lakukan. Oemar Hamalik (2003:43)
menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan,
yang nantinya dimiliki siswa setelah dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan Menurut Suryosubroto (1997:2), hasil belajar adalah penilaian tentang
kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut
pengetahuan dan kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan sesudah penilaian.
Dari pengertian hasil belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka hasil
belajar merupakan segala perubahan dan kemampuan yang dimiliki siswa setelah
mengalami sebuah rangkaian kegiatan dalam proses belajar. Seseorang yang telah
melakukan aktivitas belajar dan memperoleh perubahan dalam dirinya serta
memiliki pengalaman baru dalam hidupnya, maka individu tersebut dapat
dikatakan telah melaksanakan apa yang dimaksud dengan belajar.

19

2.3 Kerangka Pikir

Sejarah adalah salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan disetiap
sekolah.Sejarah menceritakan tentang suatu peristiwa yang terjadi dimasa lalu.
Untuk menghindari kesan membosankan dalam pembelajaran sejarah, dibutuhkan
sebuah metode pembelajaran yang bervariasi, karena jika guru hanya
menggunakan metode ceramah saja, maka kesan membosankan dan jenuh
terhadap mata pelajaran sejarah akan semakin bertambah. Metode pembelajaran
mempunyai peranan yang penting dalam menentukan perkembangan kognitif
siswa.
Menggunakan metode pembelajaran yang baik dapat berpengaruh baik terhadap
kemampuan belajar siswa. Agar keberhasilan siswa dapat tercapai dengan
optimal, maka guru harus menggunakan metode- metode pembelajaran efektif
yang disesuaikan dengan materi pelajaran, sehingga siswa lebih dapat
mengembangkan kemampuannya dengan pembelajaran yang menarik perhatian,
tidak membosankan dan dapat diterima dengan baik.
Melihat permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai penerapan metode tari bambu dalam pembelajaran sejarah sehingga
mampu mengoptimalkan hasil belajar sejarah siswa.

Penerapan metode pembelajaran tari bambu mempunyai tujuan agar siswa saling
berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda
dalam waktu singkat secara teratur, metode ini cocok untuk materi yang
membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar siswa.

20

Meskipun namanya tari bambu tetapi tidak menggunakan bambu. Siswa yang
berjajarlah yang di ibaratkan sebagai bambu.

Untuk mengukur hasil belajar siswa melalui ranah kognitif dilakukan melalui tes.
Dalam upaya mengetahui ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir,
mulai dari jenjang terendah sampai jenjang tertinggi. Ranah kognitif terdiri dari 6
aspek yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

1. Pengetahuan atau ingatan adalah tingkat kemampuan yang hanya meminta
siswa untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta, atau istilahistilah tanpa harus mengerti.
2. Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu
memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya.
3. Aplikasi adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa mampu
menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam situasi
yang baru baginya.
4. Analisis adalah tingkat kemampuan siswa untuk menganalisis atau
menguraikan suatu situasi tertentu kedalam komponen-komponen atau
unsur-unsur pembentuknya.
5. Sintesis adalah tingkat kemampuan siswa untuk menemukan hubungan
kausal atau urutan tertentu.
6. Evaluasi adalah tingkat kemampuan siswa untuk membuat suatu penilaian
tentang suatu pernyataan, konsep, situasi, dan sebagainya.

21

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran tari bambu
(bamboo dancing). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil
belajar kognitif siswa pada materi pelajaran sejarah yang telah ditentukan.

Metode pembelajaran tari bambu (bamboo dancing) di dalam kelas pada proses
belajar mengajar diharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif
siswa dalam mata pelajaran sejarah menjadi lebih baik.

22

C.Paradigma

Penerapan Metode Pembelajaran Tari
Bambu

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengetahuan (C1)
Pemahaman (C2)
Aplikasi (C3)
Analisis (C4)
Sintesis (C5)
Evaluasi (C6)

Hasil Belajar Siswa Kognitif

Keterangan

:
: Garis Hubungan
: Garis Pengaruh

REFERENSI
Widja, I.Gde. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi serta Metode
Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud.
Suprijono, Agus.2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Surabaya: Pustaka Pelajar. Hal. 98.
Istarani.2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Lie,Anita.2002. Cooperatif Learning. Penerbit PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.Jakarta.
Huda, Miftahul M.Pd.2012. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur, dan
Model penerapan/PPL. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm.147.
Ibid. Hlm.148
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
RinekaCipta. Hlm. 2.
Sadirman, A.M.2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi
Guru dan Calon Guru. Jakarta: Grafindo Persada.Hlm. 20
Oemar Hamalik.2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi
Aksara.Hal. 30.
Slameto.Op Cit.Hlm.5.
OemarHamalik. Op Cit. Hlm.27.
Blomdalam Sudjana.2004.Cooperative Learning . Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Hlm.22.
Benjamin S. Bloom dalam Abdurahman. 2003. Cooperative Learning.
Yogyakarta: PustakaPelajar. Hlm.38.
OemarHamalik. Op Cit.Hlm.43
B. Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta. hlm.2.

III.

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

Metodologi penelitian adalah suatu alat dan cara yang sistematis yang dimiliki dan
ditempuh oleh seorang peneliti dalam usaha mengadakan penelitian agar
tercapainya tujuan yang diantaranya adalah menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan. Untuk memecahkan suatu masalah dan
mendapatkan data yang tepat, maka diperlukan metode yang dapat menunjang
penyelesaian suatu masalah.
Pemilihan metode yang tepat dapat memudahkan suatu penelitian. Penulis akan
meneliti proses penerapan pembelajaran metode tari bambu. Dalam hal ini tidak
terdapat kelas pembanding, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini
ialah metode eksperimen dengan menggunakan teknik eksperimen semu (quasi
eksperimen).

3.2. Desain Penelitian
Metode penelitian eksperimen memiliki bermacam-macam jenis desain. Desain
eksperimen pada penelitian ini menggunakan tipe The One Shot Case Study pada
penelitian ini tidak ada kelompok kontrol dan siswa diberikan pengajaran
(perlakuan) dalam waktu tertentu, tanda (X). Kemudian diakhiri dengan posttest

24

pada tiap akhir pelajaran atau tes setelah penggunaan metode tari bambu yang
diberikan tanda (O).
Desain penelitian ini sebagai berikut :
Perlakuan

Observasi

X

O

Keterangan :
X = Treatment yang diberikan/variabel independen yang merupakan sebab.
O = Observasi/variabel dependen yang merupakan akibat.
Jadi, penggunaan metode tari bambu (bamboo dancing) terhadap hasil belajar
siswa.

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Trimurjo Lampung Tengah yang
beralamatkan di Jalan Karang Bolong 11F, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten
Lampung Tengah 34172. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei,
yaitu pada Semester Genap tahun ajaran 2013/2014.

3.4. Populasi dan Sampel

3.4.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek, subjek yang memiliki
kualitas dan karakteristik tertentu yang talah ditetapkan peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.Menurut Sugiyono (2012:117) adalah

25

wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya diartikan sebagai
orang saja, tetapi bisa juga objek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1
Trimurjo Tahun Ajaran 2013/2014, seperti tampak pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Jumlah populasi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Pelajaran
2013-2014
No.
1
2
3

Kelas
XI IPS 1
XI IPS 2
XI IPS 3
Jumlah

Siswa

Jumlah

L
P
13
8
21
14
9
23
11
9
20
38
26
64
Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Trimurjo

Dari tabel di atas dapat diketahui yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI
IPS SMA Negri 1 Trimurjo Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdistribusi dalam 3
kelas (XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS 3) dengan jumlah keseluruhan sebanyak 64
siswa terbagi menjadi 38 laki-laki dan 26 perempuan

3.4.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Sasaran yang akan menjadi data dalam penelitian. Dalam populasi
penelitian ini sebanyak 20.Sedangkan dalam menentukan besarnya sampel,
peneliti berpedoman pada pendapat (Margono, 2010:121) “sampel adalah sebagai
bagian dari pupulasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara
tertentu”.

26

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
Pengambilan sampel dari populasi ber“cluster” (cluster sampling) atau
sampling area.Cluster artinya kerumunan, kelompok, rumpun, atau ikatan sejenis
(punya kesamaan sifat atau kondisi). Jadi populasi ber“cluster” artinya populasi
yang di dalamnya ada kelompok-kelompok atau golongan-golongan.Pengambilan
sampel dari setiap cluster (subpopulasi) juga menggunakan teknik random
sampling.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:134) dalam bukunya yang berjudul prosedur
penelitian, teknik Random Sampling ini memberikan hak yang sama kepada setiap
subjek untuk memperoleh kesempatan untuk dipilih menjadi sampel.
Penarikan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara mengundi kelas XI IPS
SMA Negeri 1 Trimurjo untuk menentukan kelas mana yang akan diterapkan
model pembelajaran yang telah dipilih oleh peneliti dan yang menjadi sampel
pada penelitian ini adalah kelas XI IPS 3 dengan jumlah siswa 20 orang.
Tabel 2. Sampel kelas XI IPS 3
No.

1.

Kelas

XIIPS 3

JUMLAH

Jumlah Siswa

Jumlah

Laki-laki

Perempuan

11

9

20 orang

11

9

20 orang
Sumber :Tata Usaha SMA
Negri 1 Trimurjo Tahun
Ajaran 2013/2014

27

Dari tabel di atas, sampel pada populasi ini adalah kelas XI IPS 3 yang mendapat
perlakuan dengan diajarkan metode pembelajaran tari bambu.

3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel Penelitian
Menurut Sumadi Suryabrata dalam bukunya Metodelogi Penelitian, yang
dimaksud dengan variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek
pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau
gejala yang diteliti (Sumadi Suryabrata, 2000 : 72).
Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel
terikat, sebagai berikut :
Variabel bebas adalah variabel Independen yang mempengaruhi atau variabel
yang menjadi sebab perubahannya yang menyebabkan timbulnya variabel
dependen.Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan
Metode Pembelajaran Tari Bambu dalam pembelajaran sejarah.
Variabel terikat adalah variabel dependen yang dipengaruhi atau variabel yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel terikat adalah hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah.

3.5.2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel
dan konstak dengan cara memberikan arti atau lebih menspesifikasikan kegiatan
atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstak
variabel tersebut. Untuk memahami objek permasalahan dalam penelitian ini

28

secara jelas maka diperlukan pendefinisian variabel secara operasional sebagai
berikut :
1. Metode Pembelajaran Tari Bambu
Metode pembelajaran tari bambu merupakan pembelajaran kooperatif yang
dikembangkan oleh Anita Lie (2002) dari metodeInside Outside Circle. Di
beberapa kelas , strategi IOC sering kali tidak bisa dilaksanakan karena kondisi
penataan ruang kelas untuk membentuk lingkaran dan tidak selalu memungkinkan
untuk membawa siswa keluar dari ruang kelas dan belajar di alam bebas.
Kebanyakan ruang kelas di

Indonesia

memang ditata dengan

model

klasikal/tradisional.Bahkan, banyak penataan tradisional yang bersifat permanen,
semisal kursi dan meja yang sulit dipindahkan.Dengan demikian metode
pembelajaran

tari

bambu

bisa

menjadi

alternatif

untuk

masalah

tersebut.Dinamakan tari bambu karena siswa berjajar dan saling berhadapan
dengan model yang mirip seperti dua potong bambu yang digunakan dalam tari
bambu Filipina yang juga populer di beberapa daerah di Indonesia.Metode ini
memungkinkan siswa saling berbagi informasi pada waktu yang bersamaan.
Metode tari bambu ini juga dapat diterapkan untuk beberapa mata pelajaran
seperti ilmu pengetahuan sosial, agama, matematika, dan bahasa. Bahan pelajaran
yang paling cocok digunakan dengan metode ini adalah bahan- bahan yang
mengharuskan adanya pertukaran pengalaman, pikiran, dan informasi antarsiswa.
Salah satu keunggulan metode ini adalah adanya struktur yang jelas dan
memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi dengan singkat dan teratur

29

serta memberikan kesempatan pada siswa untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan komunikasi.
2.Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang diharapkan terjadi pada perilaku
dan pribadi siswa setelah melalui proses belajar (Syamsudin,1995:34). Dengan
kata lain hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pembelajaran atau hasil
kognitif siswa yang dicapai setelah mengalami proses pembelajaran (perlakuan).
Hasil belajar dalam penelitian ini berupa nilai atau skor yang diperoleh oleh siswa
setelah mengerjakan posttest berbentuk pilihan ganda pada materi pelajaran
sejarah yang telah ditentukan.
Pada rencana pengukuran variabel untuk memudahkan penulis dalam penelitian
analisis data, maka diperlukan pengukuran dan penelitian variabel yang akan
diukur pada penelitian ini adalah hasil belajar kognitif sejarah siswa yang diajar
dengan menggunakan metode tari bambu.
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berik

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode bamboo dancing terhadap hasil belajar matematika

8 90 163

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DALAMMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TRIMURJO SEMESTER GENAP TAHUN AJAR 2013/2014

0 23 48

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Bamboo Dancing untuk meningkatkan Hasil belajar IPS Siswa kelas IV

0 21 202

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BAMBOO DANCING UNTUK Penerapan Strategi Pembelajaran Bamboo Dancing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas II SD Negeri 4 Karangsari Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2014/ 2015.

0 2 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SUNGGAL TAHUN AJARAN 2013-2014.

0 5 26

PENERAPAN STRATEGI BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS SISWA Penerapan Strategi Bamboo Dancing Untuk Meningkatkan Minat Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Gagaksipat Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015.

0 2 9

PENERAPAN STRATEGI BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GAGAKSIPAT Penerapan Strategi Bamboo Dancing Untuk Meningkatkan Minat Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Gagaksipat Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2014/

0 2 15

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN Efektifitas Penggunaan Metode Kooperatif Dengan Model Bamboo Dancing (Tari Bambu) Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem Kelas VII B SMP N

0 1 15

PENDAHULUAN Efektifitas Penggunaan Metode Kooperatif Dengan Model Bamboo Dancing (Tari Bambu) Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem Kelas VII B SMP Negeri 2 Toroh Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 9

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) UNTUK PENINGKATAN Efektifitas Penggunaan Metode Kooperatif Dengan Model Bamboo Dancing (Tari Bambu) Untuk Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Ekosistem Kelas VII B SMP N

0 1 13