36
b. Fungsi Definisi   1.13  Relasi   biner   antara   A   dan   B   adalah   himpunan
bagian dari  A × B .
12
Relasi   dengan   sebuah   aturan   khusus   akan   membentuk   suatu fungsi, dimana secara formal fungsi didefinisikan sebagai berikut.
Definisi   1.14  Sebuah   fungsi  f  adalah   suatu   aturan   padanan   yang
menghubungkan tiap obyek x dalam satu himpunan, yang disebut daerah asal domain, dengan sebuah nilai unik
f x
dari himpunan kedua kodomain.   Himpunan   nilai   yang   diperoleh   secara   demikian   disebut
daerah hasil range fungsi tersebut.
13
Fungsi  f  dari himpunan  A  ke  B  dapat ditulis dengan notasi   f : A ⟶ B   ,   A ⟶
f
B ,   f :a ↦ b , atau
f a
= b
dengan
a , b ∈ A × B
. Fungsi   dapat   dianalogikan   sebagai   sebuah   senapan.   Fungsi
mengambil amunisi dari suatu himpunan yang dinamakan daerah asal dan menembakkannya pada suatu himpunan sasaran. Setiap peluru pasti
mengenai   sebuah   titik   sasaran   tunggal,   tetapi   dapat   terjadi   bahwa beberapa peluru mendarat pada titik yang sama. Setiap tembakan pasti
12 Ibid, hal. 103 13 Edwin J. Purcell dan Dale Varberg, Calculus with Analytic Geometry 5
th
Edition Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 1  Edisi Kelima, terj. I Nyoman Susila, et. all., Jakarta: Erlangga, 1995,
hal. 48
37
menghasilkan lubang pada titik sasaran, namun tidak semua lubang pada papan sasaran terjadi karena sebuah tembakan.
Gambar 2.10 Fungsi dan Bukan Fungsi
Gambar di atas menunjukkan relasi  f  dan  g dari himpunan A=
{
1, 2, 3
}
ke himpunan  B=
{
a , b , c
}
. Relasi
f
adalah sebuah fungsi, sedangkan relasi  g  bukan merupakan fungsi karena  1∈ A
tidak   dipetakan   tepat   satu   elemen   di   B ;   yaitu
g 1
= a
dan
g 1
= b
.
Fungsi Surjektif Definisi 1.15  Fungsi   f : X ⟶ Y   disebut fungsi ontopada surjektif
jika   untuk   setiap   y ∈ Y   terdapat   x ∈ X   sedemikian   hingga
y=f x
.
38
Fungsi Injektif Definisi 1.16 Fungsi  f : X ⟶ Y  disebut fungsi  1−1  injektif jika
untuk   sebarang
a
1
, a
2
∈ A
dan
a
1
≠ a
2
maka
f a
1
≠ f a
2
. Ekivalen   dengan   kontraposisinya,   yakni   jika
f a
1
= f
a
2
maka
a
1
= a
2
.
14
Fungsi Bijektif Definisi   1.17  Fungsi   f : X ⟶ Y   disebut   fungsi   korespondensi
1−1   bijektif   jika   f   merupakan   fungsi   injektif   dan   fungsi surjektif.
15
Komposisi Fungsi
Dari   dua   buah   fungsi   dapat   dibentuk   fungsi   baru   dengan menggunakan  range  dari fungsi pertama sebagai  domain  untuk fungsi
kedua.
Definisi 1.18  Misalkan   f ∶ A ⟶ B   dan   g ∶ B ⟶C   adalah fungsi.
Komposisi  g ∘ f  dari  f  dan  g  adalah fungsi dari  A  ke  C ,   didefinisikan   dengan   aturan    g∘ f  x =g
f x untuk   semua
x ∈ A .
16
14
Ibid, hal. 88
15
Ibid, hal. 91
16
William D. Blair dan John A. Brachy, Abstract Algebra …, hal. 53
39
x ⟼ f  x ⟼ g
f  x
Gambar 2.11 Komposisi Fungsi
Urutan dalam komposisi fungsi harus diperhatikan karena pada banyak kasus  f ∘ g ≠ g ∘ f . Meski bisa saja terjadi  f ∘ g=g ∘ f .
Contoh: 
Misalkan  f  x=x
2
dan  g x =2 x +5 . Maka f
∘ g  x =f g x
= 2 x +5
2
= 4 x
2
+ 20 x +25
dan
g ∘ f
x =
g f
x =
2 x
2
+ 5
. 
Misalkan  f  x=x
3
dan  g x =
3
√
x . Maka f
∘ g  x =f g x
=
3
√
x
3
= x
dan g
∘ f  x =g f x
=
3
√
x
3
= x .
40
41
Proposisi 1.1 Komposisi fungsi bersifat asosiatif.
17
Bukti: Misalkan  f ∶ A ⟶ B ,  g ∶ B ⟶C , dan  h ∶ C ⟶ D  adalah fungsi.
Untuk sebarang  x ∈ A , maka h
∘ g ∘ f x
¿ h
g ∘ f  x
¿ h
g f
x
¿ h
∘ g f  x
¿ h
∘ g ∘ f x  .
Terlihat bahwa h
∘ g ∘ f dan
h ∘ g ∘ f
adalah fungsi yang sama.
Proposisi 1.2 Misalkan  f ∶ A ⟶ B  dan  g ∶ B ⟶C  adalah fungsi.
a Jika  f  dan  g  fungsi injektif, maka  g ∘ f  injektif. b Jika  f  dan  g  fungsi surjektif, maka  g ∘ f  surjektif.
18
Bukti: a Asumsikan   f   dan   g   fungsi   injektif   dan   misalkan
x
1
, x
2
∈ A
. Jika
g ∘ f
x
1
= g
∘ f x
2
,
maka
g f
x
1
= g
f x
2
dan
f x
1
= f
x
2
karena
g
fungsi injektif. Selanjutnya karena
f
fungsi injektif,
x
1
= x
2
.
Hal ini menunjukkan bahwa  g ∘ f  merupakan fungsi injektif.
17 Ibid, hal. 54 18 Ibid, hal. 56
42
b Asumsikan   f   dan   g   fungsi injektif dan misalkan   z∈ C . Karena   g   surjektif,   terdapat   y ∈ B   sedemikian   hingga
g y
= z
. Karena   f   surjektif, terdapat   x ∈ A   sedemikian hingga
f x
= y
. Karenanya    g∘ f  x =g f x
= g  y =z , dan
ditunjukkan bahwasanya  g ∘ f  merupakan fungsi surjektif.
Definisi   1.19  Misalkan   A   adalah   fungsi.   Fungsi   identitas
1
A
: A ⟶ A  didefinisikan dengan  1
A
x =x  untuk semua  x ∈ A .
19
Jika   f : A ⟶ B   adalah   fungsi,   maka   fungsi   g :B ⟶ A disebut invers untuk
f
jika
g ∘ f =1
A
dan
f ∘ g=1
B
.
Proposisi 1.3 Misalkan  f : A ⟶ B  adalah fungsi. Jika  f  memiliki
invers, maka  f  pasti merupakan fungsi bijektif. Sebaliknya, jika  f fungsi bijektif maka  f  memiliki invers tunggal.
20
Bukti: Pertama   asumsikan   f   memiliki   invers   g :B ⟶ A
sedemikian   hingga
g ∘ f =1
A
dan
f ∘ g=1
B
.   Ambil   sebarang y
∈ B , maka   y=1
B
y =f g  y
,   dan   f   memetakan
g y
pada
y
menunjukkan   bahwa
f
surjektif.   Jika
x
1
, x
2
∈ A
19 Ibid, hal. 57 20 Ibid.
43
dengan   f x
1
= f
x
2
,     maka   g f
x
1
= g
f x
2
dan   x
1
= x
2
karena  g ∘ f =1
A
. Jadi  f  merupakan fungsi injektif. Berikutnya, asumsikan
f
fungsi bijektif. Akan didefinisikan fungsi
g :B ⟶ A
sebagai berikut. Untuk setiap
y ∈ B
, terdapat
x ∈ A
dengan   f  x = y  karena
f
surjektif. Selanjutnya, hanya ada
x ∈ A
tunggal   karena   karena
f
injektif.   Karenanya   dapat didefinisikan   g  y =x , dan dari definisi ini diperoleh   g
f  x =
x untuk semua
x ∈ A
. Untuk sebarang
y ∈ B
, berlaku   g  y =x untuk
x ∈ A
yang mana  f  x = y . Jadi  f g  y
= f  x = y  untuk
semua
y ∈ B
, hal ini menunjukkan bahwa
g
adalah invers dari
f
. Andaikan fungsi
h :B ⟶ A
juga merupakan invers dari
f
. Maka
h=h ∘1
B
= h
∘ f ∘ g= h∘ f ∘ g=1
A
∘ g=g , ketunggalan identitas pada komposisi fungsi terpenuhi.
c. Operasi Biner