Unsur Intrinsik dalam novel Amelia

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Sebagaimana kutipan berikut ketika pertemuan besar membahas penanaman kopi dengan menggunakan uang kas. Kesabaran selalu saja membawa keajaiban. Malam itu, saat aku sudah bersiap pertemuan itu gagal. Juga Maya, Tambusai, dan Norris sudah menunduk, menyerah. Nek Kiba dating memberikan bantuan. Lima menit setelah dia bicara, saat keputusan diambil, seluruh penduduk kampung mufakat bulat untuk menggunakan kas kampung membeli lading kopi tidak produktif milik Bahar. 61 d. Tokoh pembantu 1 Nurmas Mamak Nurmas adalah ibu Amelia yang biasa di panggil mamak. Mamak adalah sosok ibu teladan yang mendidik anak-anaknya dengan kedisiplinan dan menanamkan arti kerja keras, kejujuran dan harga diri walau mereka hidup dalam kesederhanaan dan keterbatasan. Salah satunya seperti kutipan berikut . ‘sama saja burlian. Jika yang kita percakapkan itu benar, jatuhnya tetap bergunjing. Jika itu hanya desas desus maka termasuk fitnah keji. ’ 62 2 Syahdan Bapak Syahdan adalah Bapak Amelia. Dalam mendidik anak-anaknya Bapak dan mamak saling melengkapi satu sama lain. Ketika mamak mendidik dengan kedisiplinan dan tegas maka Bapak sebaliknya. Bapak adalah sosok periang, tidak banyak bicara, pendengar yang 61 Ibid, h.386 62 Ibid, h.99 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id baik, selalu memberikan keteladanan dengan perbuatan langsung, dan selalu bijak dalam menyikapi masalah. Seperti suara hati Amelia berikut. “tentu seharusnya aku tahu.keluarga kami sederhana. Bapak mendidik kami sejak kecil dengan semua keterbatasan.” 63 3 Eliana Anak pertama dari empat bersaudara ini sangat bertanggung jawab dan menyayangi adik-adiknya terutama Amelia. Anak pemberani itulah sebutan untuk anak sulung Bapak dan mamak. Dia berani melawan siapa saja untuk membela keluarganya. Seperti ucapan Amelia berikut. Aku selalu ingin dipanggil seperti panggilan Kak Eli. Bukan karena nama itulah yang menyuruh-nyuruhku, bisa mengatur semua orang, sangat berkuasa di rumah. Melainkan aku tahu sekarang, karena aku ingin persis seperti Kak Eli, yang selalu menyayangi adik-adiknya. Kakak terbaik sedunia yang aku miliki. Kakak sulungku yang amat pemberani. 64 4 Paman Unus Paman Amelia yang modern. Memiliki pengetahuan yang sangat luas dan sangat mengenal hutan dan seisinya. Suka akan petualangan dan menjelajari hutan beserta ponakan-ponakannya. Seperti yang di deskripsikan Amelia berikut: Itulah Paman Unus, Selain ia memang amat berpengalaman dan tahu persis tentang hutan, gayanya yang santai, ‘terlalu 63 Ibid, h.25 64 Ibid, h.76 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id bebas’, petualang sejati, kadang membuat Mamak ketar-ketir setiap kali melepas kami ikut pergi dengannya. 65 3. Alur Alur cerita dari novel ini adalah maju, karena: cerita dimulai dari pengenalan tokoh dan keadaan sekitarnya, baik tokoh- tokoh yang lain maupun keadaan sosial disana. Kemudian dilanjutkan dengan: a Tema yang pertama terkait menolong teman. Adanya permintaan pak bin pada Amelia untuk menolong norris dan menjadikan dirinya sebagai teman yang baik. Usaha menjadikan teman yang baik terus dilakukan Amelia sampai saat dia marah besar pada norris karena merusak aset sekolah satu-satunya yakni peta dunia. Namun insiden itu merubah segalanya dan awal dari perubahan Norris menjadi seseorang yang lebih baik. b Tema yang kedua terkait peduli kemajuan dan kesejahteraan masyarakat dan kampung halaman. Adanya pemikiran dan perealisasian usaha untuk memajukan pola pikir masyarakat. Namun usahanya tak berjalan lancar, pada kondisi klimaks atau puncak ini usaha Amelia sedang diperjuangkan. Sehingga pada akhirnya usahanya hancur karena terjadi bencana alam yang tanpa diduga dan melenyapkan segalanya, tetapi tak hanya sampai disitu, Amelia terus 65 Ibid, h.280 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id berusaha untuk memajukan pola pikir dan keadaan masyarakat kampungnya. 4. Sudut Pandang Dalam novel ini penulis Tere Liye menggunakan sudut pandang pencerita pertama “akuan” dengan teknik pencerita “aku” tokoh utama dan “aku” tokoh tambahan. Dikarenakan tokoh Amelia di sini menggunakan “aku” untuk menceritakan dirinya, selain itu dalam novel itu tokoh-tokoh lain juga bercerita tentang Amelia. Sebagaimana kutipan berikut. a. Aku melangkah cepat keluar kamar, menyusul kak burlian dan kak pukat yang sekarang sedang bertengkar dikamar mandi, berebut siapa duluan wudhu. 66 b. ‘Astaga, Amelia. Kau sungguh membuat Bapak belajar banyak sekali malam ini. ’ 67 5. Gaya Bahasa Gaya Bahasa yang digunakan penulis dalam novel ini sangat sederhana, inspiratif, dan sarat dengan makna. Sehingga dari setiap kata-katanya pembaca dapat merasakan kekuatan pandangan hidup yang dapat memotivasi dan membangkitkan semangat. Seperti kutipan berikut saat Bapak menceritakan kisah keluarga Norris: ‘Karena kau harus tahu, air mata dari seseorang yang tulus hatinya, justru adalah bukti betapa kuat dan kokoh hidupnya. Tidak ada yang keliru dengan tangisan kau, Amel. Kau selalu adalah anak Bapak dan Mamak ya ng paling kuat di keluarga ini.’ 68 66 Ibid, h.8 67 Ibid, h.340 68 Ibid, h.144 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 6. Latar a. Adapun latar tempat diceritakannya novel ini adalah kampung di lembah bukit barisan yang dikelilingi oleh hutan dan sungai yang masih terjaga kemurniannya. Seperti kutipan berikut: Aku dan keluargaku tinggal di perkampungan yang indah. Persis di Lembah Bukit Barisan. Dilingkari oleh hutan lebat di bagian atasnya. Lereng-lereng yang berkabut saat pagi, bagai melihat kapas sejauh mata memandang. Di bawahnya dibatasi oleh sungai besar berair jernih. Jika datang pagi-pagi, pukul enam misalnya. 69 b. Latar waktu pada novel ini adalah sebelum tahun 1849 dikarenakan pada tahun itu kompor minyak baru saja ditemukan. Sedangkan latar di novel adalah zaman belum ada kompor minyak tanah. Berikut kutipannya. Zaman itu, jangankan listrik, kompor minyak tanah pun belum ada. Jadi bagaimana kami bisa membuat kue? Persis sepert setrika yang memakai arang menyala, dimasukkan ke dalam rongga dalam setrika besi itu, kemudian ditiup agar terus menyala. Oven yang digunakan di masa itu juga sama logikanya. Tatakan kue diletakkan di atas seng, lantas atasnya juga ditutup dengan seng bersih. Di bawahnya arang menyala-nyala panas. Di atas seng bagian atasnya juga ditumpahkan arang menyala-nyala merah. Dikepung arang dari atas-bawah, matang mengembang sempurna kue-nya. 70 c. Latar suasana pada novel ini adalah senang karena begitulah dunia anak- anak, meskipun sempat terjadi suasana tegang pada saat klimaks peristiwa terjadi. 69 Ibid, h.2 70 Ibid, h.228 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 7. Amanat Amanat yang disampaikan dalam novel ini antara lain: a. Hanya perlu sedikit memahami untuk bisa melihat kasih sayang seorang keluarga b. Selalu terselip kebaikan bagi orang yang sabar c. Tidak boleh patah semangat dan tetap berusaha d. Tanamkan sejak dini untuk selalu menjaga alam dan memanfaatkan secara maksimal apa yang ada. e. Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri seberang f. Berbuat adillah walau terhadap musuh sekalipun. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 58

BAB IV NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL AMELIA

A. Temuan dan Analisis nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Amelia

Seperti yang telah dijelaskan pada bab II bahwasanya akhlak merupakan satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari segala macam ajaran dan tindakan manusia, baik dalam hal akidah tauhid maupun aturan hukum syariah. Pada pernyataan tersebut sudah nampak akan pentingnya mempelajari ajaran tentang akhlak. Dalam bab ini penulis akan mendeskripsikan dan menganalisis nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Amelia karya Tere Liye sehingga diharapkan pembaca dapat mengambil hikmah dan meneladani apa yang baik untuk diteladani dari novel tersebut. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang ada pada novel Amelia karya Tere Liye antara lain: 1. Pendidikan akhlak yang berhubungan dengan Allah a. Takwa kepada Allah Takwa adalah memelihara diri dari siksaan Allah dengan cara melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya Sebagaimana firman Allah berikut: ْيِف َبْيَر َا ُباَتِكْلا َكِلٰذ َْيِقتُمْلِ ل ىًدُ ِه ٢ ْوُ ِمْؤُ ي َنيِذلا َن ْيِقُيَو ِبْيَغْلِِ ْوُم َلصلا َن ْوُقِفُي ْمُاَْ قَزَر اَِو َة َن ٣ digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kitab Al-Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, yaitu mereka yang beriman kepada yamg ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. [QS. Al-Baqarah 2: 2-3] 71 Beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat dan menafkahkan rezeki, semua itu adalah beberapa dari sekian banyak cara untuk memelihara diri dari siksaan Allah. Sikap takwa kepada Allah yang dijelaskan pada ayat di atas juga terdapat pada novel Amelia. Pertama, beriman kepada yang ghaib. Ghaib di sini bisa diartikan banyak hal seperti Allah, malaikat, surga, neraka, hari kiamat, pahala, dosa, dsb. namun yang penulis temukan di sini hanya malaikat yakni ketika Amelia menegaskan kepada kakaknya tentang malaikat dan bayangan yang diceritakan Nek Kiba. Berikut kutipannya: ‘Maksudnya bukan itu, Kak. Bukan Cuma soal masuk kamar, matikan lampu. Itu sih benar, bayangannya hilang.’ Aku langsung men yikut lengan lengan Kak Pukat. ‘Maksud Nek Kiba, kalau bayangan kita saja susah kita suruh pergi, apalagi malaikat Raqib dan Atid. Mereka tetap mengikuti walaupun gelap. Walapun berada dikamar terkunci, tidak ada lampu, tidak ada cahaya sama sekali. Mereka selalu ada. Tidak akan pernah bisa diusir. Tadi itu hanya perumpamaan Nek Kiba, biar ceritanya mudah dipahami. Iya, kan, Nek?’ 72 Dalam kutipan tersebut menjelaskan dan menegaskan bahwa malaikat Raqib dan Atid akan selalu mengikuti manusia bagaimanapun, dimanapun dan kapanpun, tak akan terlewat sedikitpun. Adapun sikap 71 DEPAG, AL QURAN…, h.4 72 Tere, Amelia…, h.218 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id beriman yang ditunjukkan ini nampak dari penegasan yang dilakukan Amelia. Karena jika seseorang menegaskan suatu hal tanpa ada penyanggahan setelahnya maka secara tak langsung menunjukkan bahwa seseorang itu percaya akan hal tersebut. Sedangkan inti dari beriman adalah mempercayai. Kedua, mendirikan shalat. Allah sangat menekankan ibadah ini, terbukti dari banyaknya ayat-ayat al- qur’an yang mengulang-ngulang perintah ini. seperti banyaknya jumlah ayat-ayat al- qur’an yang menjelasskan tentang shalat, begitu juga macamnya. Jika dikategorikan menurut hukumnya, maka shalat dibagi menjadi 2, yaitu: shalat wajib yaitu sholat 5 waktu shubuh, dhuhur, ashar, maghrib dan isya’, sholat jum’at dan shalat jenazah. Namun perlu diketahui adalah masing-masing dari ketiga shalat tersebut mempunyai beberapa ketentuan yang tidak sama satu sama lain. Seperti sholat 5 waktu yang wajib dilakukan semua manusia baik kecil, besar, tua ataupun muda tanpa terkecuali dan tidak bisa diwakilkan. Sholat jum’at yang wajib dilakukan oleh laki-laki saja dan tidak bisa diwakilkan. Sholat jenazah yang hanya diwajibkan untuk beberapa orang saja, dan jika sudah ada yang mewakili maka gugur kewajiban orang lain. Sholat 5 waktu dan sholat jum’at ini harus ditanamkan dan dibiasakan sejak kecil. Macam sholat yang kedua adalah shalat Sunnah seperti tahajjud, dhuha, witir, istikharah, rowatib, digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id dsb. Dalam novel ini ada 2 macam sholat yang dilakukan tokoh- tokohnya, antara lain; 1 Shalat 5 waktu a ‘Baik. Sekarang kau segera makan siang, Amel. Lantas shalat. Mamak akan lebih marah lagi kalau tahu kau terlambat makan dan shalat….’ 73 b ‘Ini hampir pukul enam, bergegas bangun, shalat, mandi. Kau tidak sekolah hari ini’ 74 c Saat adzan maghrib selesai terdengar dari masjid, kami berenam telah rapi di ruang tengah. Bapak yang terakhir kali menyusul ke ruangan dengan pakaian kering dan bersih, memimpin shalat berjamaah. Suara Bapak membaca surat pendek terdengar merdu. 75 Dari kutipan-kutipan tersebut sudah nampak bahwa dalam keluarga syahdan pembiasaan sholat dilakukan sejak kecil. Sangat penting mengingatkan, mengajak dan membiasakan anak untuk shalat karena pembiasaan dari kecil lebih efektif dari pada pembiasaan ketika besar. 2 Shalat tahajjud a ‘Nanti malam, kau bangun jam dua dini hari. Aku tahu, mamak dan bapak kau punya kebiasaan shalat malam berdua setiap hari tertentu. Jangan berisik, dengarkan percakapan mereka setelah shalat. Maka kau akan tahu, tidak seorangpun ibu di dunia ini yang mau berpisah dengan anak- anaknya. Mulutnya berkata ‘pergilah’, tapi hatinya berteriak menolak. Ibu adalah ibu, Amel. Kalian boleh saja tidak tahu, mereka setiap malam sering kali 73 Ibid, h.15 74 Ibid, h.27 75 Ibid, h.49-50 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id bersimpuh menangis demi pengharapan terbaik bagi anak- anaknya.’ 76 b Di ruang tengah, di antara kerlip lampu kecil di atas meja, Mamak masih mengenakan mukena putihnya. Duduk berhadap-hadapan dengan Bapak di atas dua sajadah. Mereka sepertinya habis shalat malam. 77 Shalat adalah salah satu bentuk dari takwa karena shalat termasuk salah satu perintah dari Allah. Sedangkan takwa sendiri adalah memelihara diri dari kemaksiatan dengan cara menghindari larangan- Nya dan melaksanakan perintah-Nya. Selain itu shalat juga bisa menjadi bentuk syukur kita kepada pencipta dan pemelihara kita yang telah memberikan begitu banyak nikmat tanpa kenal lelah. Shalat sendiri merupakan tiang dari agama dan kelak di kehidupan setelah mati yang pertama kali ditanyakan adalah ibadah shalatnya. Ketiga, zakat. Zakat merupakan rukun islam yang ketiga. Zakat mempunyai 2 macam yaitu zakat fitrah yang wajib dikeluarkan setiap manusia baik yang baru lahir maupun yang meninggal sebelum shalat ied dilakukan. Macam zakat yang kedua adalah zakat maal yaitu zakat yang wajib dikeluarkan ketika harta yang dimilikinya sudah memenuhi ketentuan. Berzakat merupakan salah satu bentuk seseorang mengingat penciptanya dan bersyukur atas rezeki yang diperolehnya. Jika lebih di telaah lagi dengan berzakat maka kita juga sedang membagikan kebahagiaan kepada orang lain dengan cara meringankan sedikit beban 76 Ibid, h.268 77 Ibid, h.274

Dokumen yang terkait

Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak yang Terkandung dalam Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Darwis Tere-Liye

0 38 81

NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL AMELIA KARYA TERE-LIYE TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI Nilai Edukatif Dalam Novel Amelia Karya Tere-Liye Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Di SMA Kelas XII.

1 4 20

NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL AMELIA KARYA TERE-LIYE TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI Nilai Edukatif Dalam Novel Amelia Karya Tere-Liye Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Di SMA Kelas XII.

0 2 13

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE-LIYE NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE-LIYE.

0 1 13

PENDAHULUAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE-LIYE.

0 1 17

Novel Amelia Karya Tere Liye (Kajian Stilistika, Nilai-nilai Pendidikan Karakter dan Relevansinya sebagai Materi Ajar Sastra di Sekolah Menengah Atas.

1 5 6

Judul Skripsi : ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL AMELIA KARYA TERE LIYE - Test Repository

0 1 116

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE LIYE SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 122

NILAI-NILAI HUMANISME DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE

0 5 13

NILAI - NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL BURLIAN KARYA TERE LIYE - Repository UNRAM

1 2 14