ANALISIS KOMUNIKASI PENGGUNA OLI PELUMAS DALAM MENGHADAPI TERPAAN IKLAN OLI PELUMAS RACING PADA MEDIA TELEVISI (Studi pada Anggota Yamaha V-Ixion Club Lampung)

(1)

THE ANALYSIS OF COMMUNICATION OF LUBRICANT OIL USERS IN FACING RACING LUBRICANT OIL ADVERTISING EXPOSURE

IN TELEVISION MEDIA

(A Study at Members of Yamaha V-Ixion Club Lampung)

By

ADITHYA AGUS SAPUTRA

Mass communication especially television is effective to change audience behavior in commercial advertising. Commercial advertising of a product enables audience to recognize the product being advertised. The advertising repetitions enable the advertising information to remember by audience and to enhance audience with knowledge about the product to advertise. Subsequently, audience will possess a particular attitude toward the advertised product. Enduro 4T Racing and Yamalube 4T Sport are popular racing lubricant oil products and favored by many lubricant oil users, especially motorcycle users. These racing lubricant products are frequently in the television media.

The problem statement in this research was ”How communication users lubricating oil on Yamaha V-Ixion members Club Lampung in the face of advertising exposure lubricating oil racing on television?” The objectives of this research were to analyze the communication of lubricant oil users in facing racing lubricant oil advertising exposure in television media and to find out attentions, interests, desires, decisions, and actions of lubricant oil users after being exposed to racing lubricant oil advertising exposure in television media. This was a qualitative and descriptive research. Primary data were obtained from interviews to 11 informants.

Based on the results of the research analyzed the user communications in the face of lubricating oil lubricating oil racing advertising exposure on television by using the theory to prove that exposure to advertising AIDDA lubricating oil 4T Enduro Racing version Doni Tata and the 4T Yamalube Valentino Rossi Sport versions of the audience on stage only affect attention, interest , and desire. So, which greatly affect the public in making decisions (decision) and (action) action to use lubricating oil or Yamalube Racing 4T Enduro 4T Sport is the influence of friends in the motorcycle club YVCL have first and many use Enduro 4T Racing oil and lubricants Yamalube 4T Sport.


(2)

(3)

ANALISIS KOMUNIKASI PENGGUNA OLI PELUMAS

DALAM MENGHADAPI TERPAAN IKLAN OLI PELUMAS RACING PADA MEDIA TELEVISI

(Studi pada Anggota Yamaha V-Ixion Club Lampung)

Oleh

ADITHYA AGUS SAPUTRA

Komunikasi massa utamanya televisi, efektif dalam mengubah sikap, misalnya pada iklan komersial. Iklan komersial suatu produk dapat membuat khalayak yang tadinya tidak mengenal iklan produk yang diiklankan menjadi mengenal iklan tersebut. Apabila penayangannya berulang maka informasi-informasi yang ada dalam iklan tersebut akan diingat oleh khalayak dan menambah pengetahuan khalayak terhadap produk yang diiklankan. Selanjutnya khalayak dapat memiliki sikap tertentu terhadap produk tersebut. Enduro 4T Racing dan Yamalube 4T Sport merupakan produk oli pelumas racing yang cukup populer dan banyak diminati oleh para pengguna oli pelumas, khususnya pengguna kendaraan roda dua. Produk-produk oli pelumas racing tersebut, termasuk produk-produk yang cukup gencar beriklan di media televisi.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana komunikasi pengguna oli pelumas pada anggota Yamaha V-Ixion Club Lampung dalam

menghadapi terpaan iklan oli pelumas racing pada media televisi?.” Sedangkan

penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komunikasi pengguna oli pelumas dalam menghadapi terpaan iklan oli pelumas racing pada media televisi dan untuk mengetahui perhatian, minat, hasrat, keputusan, dan tindakan pengguna oli pelumas setelah mendapat terpaan tayangan iklan oli pelumas racing pada media televisi. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif, data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dengan 11 informan.

Berdasarkan hasil penelitian menganalisis komunikasi pengguna oli pelumas dalam menghadapi terpaan iklan oli pelumas racing pada media televisi dengan menggunakan teori AIDDA membuktikan bahwa terpaan iklan oli pelumas Enduro 4T Racing versi Doni Tata dan Yamalube 4T Sport versi Valentino Rossi terhadap khalayak hanya berpengaruh pada tahap attention, interest, dan desire. Jadi, yang sangat mempengaruhi khalayak dalam mengambil keputusan (decision)


(4)

Yamalube 4T Sport.

Kata kunci: analisis komunikasi, pengguna oli pelumas, terpaan iklan oli pelumas racing


(5)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Bisnis oli tidak ada matinya, produsen oli terus bermunculan. Tren membanjirnya merek-merek pelumas baru, menjadikan persaingan bisnis di sektor ini semakin menarik. Terdapat puluhan merek oli, kini pasar dibanjiri hampir lebih 200 brand. Ada yang buatan lokal, tapi tak sedikit pula yang diimpor. Kebutuhan oli di negeri ini cukup besar, menurut survei suatu lembaga mencapai jutaan kiloliter/tahun. Bisa dibayangkan, begitu giatnya para produsen dan distributor berlomba untuk berebut pangsa pasar oli. Hingga akhirnya cukup banyak bermunculan oli (produksi) lokal dan impor yang menambah sengitnya persaingan untuk menarik perhatian konsumen menggunakan oli produksinya.

(http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/82991. diakses pada 20 maret 2012).

Munculnya beragam produk oli pelumas di pasaran membuat para produsen berlomba-lomba untuk dapat merebut perhatian konsumen atau khalayak. Saat ini ancaman pengambilalihan bisnis yang datang dari para kompetitor semakin besar, sehingga diperlukan pemasangan iklan agar dapat mempertahankan eksistensi suatu perusahaan atau produsen. Cara produsen merebut perhatian khalayak antara


(6)

lain dengan menginformasikan dan menawarkan produk barang atau jasa mereka agar menjadi pemenang dalam pasar persaingan. Iklan merupakan salah satu cara berpromosi yang banyak dipilih oleh setiap produsen. Iklan yang efektif akan membantu produsen untuk tetap memiliki konsumen serta menjaring konsumen. Iklan tidak hanya membantu produsen menjual barang atau jasa untuk hari ini, tetapi terus-menerus hingga ke masa yang akan datang. Iklan hadir dalam rangka memenangkan persaingan menghadapi dominasi para kompetitor, khususnya dalam merebut perhatian khalayak.

Iklan merupakan semua bentuk penyajian non-personal, promosi ide-ide, promosi barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang dibayar. Artinya, dalam menyampaikan pesan tersebut, komunikator memang secara khusus melakukannya dengan cara membayar kepada pemilik media atau membayar orang yang mengupayakannya (Widyatama, 2005: 16). Iklan secara sederhana didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media. Manfaat iklan bagi perusahaan adalah membawa pesan yang diinginkan produsen kepada khalayak ramai. Iklan menjangkau berbagai daerah yang sulit dijangkau secara fisik oleh produsen (Kasali, 1995: 9-11).

Setiap iklan yang dibuat, dimaksudkan agar dapat menerpa semua khalayak. Pengertian dasar dari terpaan adalah interaksi konsumen dengan pesan dari pemasar (Shimp, 2003). Terpaan merupakan awal yang penting menuju tahap-tahap selanjutnya dari proses informasi, terpaan menjadi manakala stimulus datang dengan jarak yang dapat diterima sensor kita (Hawkins, 1986) dalam


(7)

Baskoro (2008: 8). Iklan diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan khalayak terhadap produk. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler (2000: 29) yang mengungkapkan bahwa salah satu tujuan iklan yaitu menyampaikan informasi, artinya memberitahu pasar akan adanya produk atau cara penggunaan produk. Maka tingkat pengetahuan khalayak dapat ditingkatkan melalui terpaan iklan tersebut.

Iklan oli pelumas racing termasuk ke dalam jenis iklan konsumen. Iklan konsumen adalah iklan yang menawarkan barang-barang kepada konsumen (consumer goods) seperti bahan makanan, shampo, sabun dan sebagainya, serta menawarkan barang tahan lama (durable goods) misalnya rumah, mobil, dan perhiasan, juga iklan yang menawarkan jasa konsumen (consumer services), seperti iklan asuransi, bank, layanan hotel, restoran, biro perjalanan dan liburan, dan lain sebagainya (Jefkins, 1996: 39). Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis terpaan iklan oli pelumas racing pada media televisi. Yang mana pada iklan ini produk oli pelumas racing yang diteliti atau dianalisis, yaitu Enduro 4T Racing dan Yamalube 4T Sport, yang mana kedua produk ini merupakan produk oli pelumas racing yang cukup populer dan banyak diminati oleh para pengguna oli pelumas, khususnya pengguna kendaraan roda dua. Produk-produk oli pelumas racing tersebut, termasuk produk-produk yang cukup gencar beriklan di media televisi.

Komunikasi merupakan salah satu aspek penting yang mempengaruhi keberhasilan sebuah iklan. Kegiatan komunikasi tidak hanya informative, yaitu agar orang lain tahu dan mengerti namun juga persuasive, yaitu agar orang lain


(8)

bersedia menerima suatu paham atau keyakinan serta kemudian melakukan suatu perbuatan atau kegiatan (Effendy, 2003: 13). Pentingnya pemahaman komunikasi pada penjelasan di atas bertujuan agar informasi yang disampaikan dapat memberikan dampak yang diinginkan serta mencapai sebuah kesamaan kehendak. Komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagainya, yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan, dan prilaku (Effendy, 1993: 20).

Alasan memilih terpaan iklan oli pelumas racing pada media televisi sebagai obyek yang akan diteliti, karena diketahui bahwa televisi merupakan salah satu media massa yang sering digunakan oleh produsen atau perusahaan untuk mengiklankan produk barang atau jasanya.Peristiwa yang menarik perhatian ialah yang tampak menonjol dan sederhana, terjadi secara berulang-ulang, atau menimbulkan perasaan positif kepada orang yang menyaksikannya atau memuaskan kebutuhan psikologisnya (Rakhmat, 2003: 241). Maksudnya, adanya iklan yang ditayangkan secara terus-menerus akan membuat tingkat pengetahuan khalayak yang berkaitan dengan produk menjadi ikut meningkat.

Komunikasi massa utamanya televisi, efektif dalam mengubah sikap, misalnya pada iklan komersial. Iklan komersial suatu produk dapat membuat khalayak yang tadinya tidak mengenal iklan produk yang diiklankan menjadi mengenal iklan tersebut. Apabila penayangannya berulang maka informasi-informasi yang ada


(9)

dalam iklan tersebut akan diingat oleh khalayak dan menambah pengetahuan khalayak terhadap produk yang diiklankan. Selanjutnya khalayak dapat memiliki sikap tertentu terhadap produk tersebut (Rakhmat, 2003: 232).

Khalayak yang menjadi sumber informan dalam penelitian ini adalah anggota-anggota dari klub motor Yamaha V-Ixion Club Lampung (YVCL), yang mana anggotanya terdiri dari pelajar, mahasiswa, karyawan, dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil pra riset yang telah dilakukan peneliti terhadap anggota-anggota klub motor tersebut, secara garis besar setiap anggotanya sudah cukup tahu mengenai tayangan iklan oli pelumas Enduro 4T Racing dan Yamalube 4T Sport yang diiklankan di media televisi, akan tetapi yang ingin diteliti atau diketahui adalah bagaimana komunikasi pengguna oli pelumas pada anggota Yamaha V-Ixion Club Lampung dalam menghadapi terpaan iklan oli pelumas racing pada media televisi.

Tabel 1. Produk dan tayangan iklan oli pelumas racing.

Produk dan Tayangan Iklannya Keterangan

Produk oli pelumas racing yang banyak digunakan.

1. Enduro 4T Racing 2. Yamalube 4T Sport Tayangan iklan oli pelumas racing yang biasa

dilihat.

1. Iklan oli pelumas Enduro 4T Racing versi Doni Tata

2. Iklan oli pelumas Yamalube 4T Sport versi Valentino Rossi

(Sumber: hasil penelitian tahun 2013).

Uraian di atas merupakan permasalahan yang melatar belakangi ketertarikan peneliti melakukan penelitian dalam menganalisis komunikasi pengguna oli pelumas dalam menghadapi terpaan iklan oli pelumas racing pada media televisi.


(10)

Penelitian akan dilakukan pada anggota-anggota dari klub motor Yamaha V-Ixion Club Lampung (YVCL).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah yang diambil adalah “Bagaimana komunikasi pengguna oli pelumas pada anggota Yamaha V-Ixion Club Lampung dalam menghadapi terpaan iklan oli pelumas

racing pada media televisi?.”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada hakekatnya merupakan sesuatu yang hendak dicapai dan dapat memberikan arahan terhadap kegiatan yang akan dilakukan. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

1. Menganalisis komunikasi pengguna oli pelumas pada anggota Yamaha V-Ixion Club Lampung dalam menghadapi terpaan iklan oli pelumas racing pada media televisi.

2. Untuk mengetahui perhatian, minat, hasrat, keputusan, dan tindakan pengguna oli pelumas setelah mendapat terpaan tayangan iklan oli pelumas racing pada media televisi.

D. Manfaat Penelitian a. Manfaat Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan memperkaya khasanah ilmu komunikasi tentang analisis komunikasi


(11)

pengguna oli pelumas dalam menghadapi terpaan iklan oli pelumas racing pada media televisi.

b. Manfaat Secara Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada seluruh pihak dan sebagai tambahan referensi untuk penelitian-penelitian yang berhubungan dengan kajian mengenai analisis komunikasi dan terpaan iklan pada media televisi.


(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Resume Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini, maka penulis akan memaparkan hasil penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan judul penelitian yang penulis angkat. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Penelitian terdahulu

Peneliti Tahun Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Angga Cepiana 2007 Pengaruh Pelaksanaan Advertising Terhadap Proses Keputusan Pembelian Minyak Pelumas Enduro 4T. Hipotesis membuktikan dengan semakin baik pelaksanaan advertising, maka akan memberikan pengaruh yang baik pula terhadap proses keputusan pembelian minyak pelumas Enduro 4T. Sama-sama meneliti pengaruh iklan oli pelumas terhadap keputusan penggunaan atau pembelian. Meneliti pengaruh advertising terhadap proses keputusan pembelian dan produk oli pelumasnya Enduro 4T.


(13)

Dwi Wulansari 2011 Pengaruh Terpaan Iklan Sabun Pencuci Piring Sunlight Dengan Endorser “Sahrul Gunawan” Terhadap Keputusan Pembelian. Terpaan iklan sabun pencuci piring Sunlight dengan endorser Sahrul Gunawan mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian di kalangan Ibu-ibu PKK. Sama-sama meneliti dan menganalisis terpaan iklan sebuah produk terhadap keputusan penggunaan atau pembelian. Penelitian menggunaka n teori jarum hipodermik dan teori perilaku konsumen, menggunaka n hubungan antar variabel, dan memiliki indikator penelitian. (Sumber: hasil penelitian tahun 2013).

B. Tinjauan Tentang Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi

Secara etimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio. Istilah ini bersumber dari perkataan communis yang berarti sama; sama di sini maksudnya sama makna atau sama arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. (Effendy, 2003: 30). Selain itu secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain (Effendy, 1992: 4).

Dalam proses ini orang lain dapat mengerti apa yang sebenarnya dipikirkan dan dirasakan lawan komunikasinya. Pada hakikatnya komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia yang mengandung pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Oleh karena itu komunikasi hanya dilakukan oleh manusia (Effendy, 1993: 28).


(14)

Menurut Carl I. Hovland dikutip Effendy (2003: 13) bahwa komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain (komunikan) dengan perubahan itu akan diperoleh persamaan persepsi dan tujuan. Komunikasi dalam hal ini merupakan proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang yang bermakna sama bagi kedua belah pihak.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi atau pesan dari seorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Dalam hal ini bukan berarti kedua belah pihak harus menyetujui suatu informasi atau pesan tersebut. Yang terpenting adalah kedua belah pihak harus sama-sama memahami informasi atau pesan tersebut. Hal seperti inilah baru dapat dikatakan bahwa komunikasi telah berhasil dengan baik (komunikatif).

2. Unsur Komunikasi

Menurut Harold D. Lasswell dalam Effendy (2003: 131) unsur-unsur untuk berlangsungnya suatu komunikasi, meliputi:

1. Komunikator (communicator, source, sender), adalah orang yang membawa atau menyampaikan pesan dalam proses komunikasi.

2. Pesan (message), adalah berita atau informasi yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang-lambang, pembicaraan, gerakan dan sebagainya.


(15)

3. Media (medium, channel), sarana penyampaian pesan dalam kegiatan komunikasi. Saluran tersebut meliputi, pendengaran (lambang berupa suara), penglihatan (lambang berupa sinar atau gambar), penciuman (lambang berupa bau-bauan), dan rabaan (lambang yang berupa rangsangan rabaan).

4. Komunikan (communicant, communicate, receiver), adalah objek atau sasaran dari kegiatan komunikasi atau orang yang menerima berita atau lambang.

5. Umpan balik (feedback), adalah arus umpan balik setelah proses komunikasi dilakukan.

3. Fungsi Komunikasi

Menurut William I. Gorden dalam Mulyana (2005: 5-30) fungsi-fungsi komunikasi, meliputi:

1. Komunikasi Sosial

Sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. 2. Komunikasi Ekspresif

Untuk menyampaikan perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan non-verbal. Perasaan


(16)

sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku non-verbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya.

3. Komunikasi Ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama mereka.

4. Komunikasi Instrumental

Mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu; menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang.


(17)

4. Tujuan Komunikasi

Beberapa tujuan komunikasi menurut Effendy (2002: 48), meliputi:

1. Perubahan Sosial & Partisipasi Sosial (Social Change & Social Participation)

Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau mendukung dan ikut serta terhadap tujuan informasi itu disampaikan. Misalnya supaya masyarakat ikut serta dalam pilihan suara pada pemilu atau ikut serta dalam berperilaku sehat dan sebagainya.

2. Perubahan Sikap (Attitude Change)

Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah sikapnya. Misalnya kegiatan memberikan informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan sikap masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat.

3. Perubahan Pendapat (Opinion Change)

Memberikan berbagai informasi pada masyarakat tujuan akhirnya supaya masyarakat mau berubah pendapat dan persepsinya terhadap tujuan informasi itu disampaikan, misalnya dalam informasi mengenai pemilu. Terutama informasi mengenai kebijakan pemerinatah yang biasanya selalu mendapat tantangan dari masyarakat maka harus disertai penyampaian informasi yang lengkap supaya pendapat masyarakat dapat terbentuk untuk mendukung kebijakan tersebut.


(18)

4. Perubahan Perilaku (Behaviour Change)

Kegiatan memberikan berbagai informasi pada masyarakat dengan tujuan supaya masyarakat akan berubah perilakunya. Misalnya kegiatan memberikan informasi mengenai hidup sehat tujuannya adalah supaya masyarakat mengikuti pola hidup sehat dan perilaku masyarakat akan positif terhadap pola hidup sehat atau mengikuti perilaku hidup sehat.

C. Tinjauan Tentang Komunikasi Massa 1. Pengertian Komunikasi Massa

Pengertian komunikasi massa merujuk pada pendapat Tan dan Wright, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu (Ardianto, 2004:3). Menurut Pool dalam Wiryanto (2000: 3), mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed (mengemukakan) ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa (surat kabar, radio, televisi, dan film).

Ahli komunikasi massa lainnya Joseph A. Devito merumuskan definisi komunikasi masa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang massa serta tentang media yang digunakannya. Devito mengemukakan definisinya dalam dua item, pertama adalah komunikasi massa yaitu komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Kedua, komunikasi massa


(19)

adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio atau visual dalam Ardianto (2004: 6).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan saluran media massa dalam menghubungkan antara komunikator dengan komunikan atau khalayaknya. Yang mana komunikasinya bersifat satu arah, anonim, heterogen, menimbulkan keserempakan, dan lain sebagainya.

2. Karakteristik Komunikasi Massa

Beberapa karakteristik dari komunikasi massa menurut Nurudin (2004: 16-28), meliputi:

1. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Setiap pesan yang disampaikan oleh komunikator tidak diketahui apakah pesan itu dapat diterima dan dimengerti dengan baik oleh komunikan atau tidak. Dalam komunikasi massa, komunikator tidak tahu sama sekali apakah komunikasinya berhasil atau gagal. Umpan balik terhadap pesan yang disampaikan itu tidak langsung saat ia berkomunikasi, akan tetapi jauh sesudah pesan itu disampaikan (sifatnya tertunda). Komunikator pada komunikasi massa melembaga

2. Pesan pada Komunikasi Massa Bersifat Umum

Komunikasi massa bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Dengan kata lain, pesan- pesannya ditujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang disampaikan pun tidak boleh


(20)

bersifat khusus. Khusus di sini artinya pesan itu memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. Komunikan komunikasi massa bersifat anonim (tidak saling mengenal) dan heterogen (berbagai lapisan).

3. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknisnya

Karakteristik komunikasi massa ini juga menjadi kelemahan dari komunikasi massa itu sendiri, karena terbatasnya stimulasi alat indera. Pada komunikasi antar pribadi (tatap muka), seluruh alat indera komunikator dan komunikan dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar, bahkan mungkin merasa secara langsung. Tidak tergantung pada media massa yang digunakan (surat kabar, televisi, radio, dan film) seperti di dalam komunikasi massa.

4. Umpan Balik pada Komunikasi Massa Tertunda

Ciri ini berhubungan komunikasi massa yang bersifat satu arah. Karena pada komunikasi massa umpan balik tidak dapat diberikan secara langsung oleh komunikan kepada komunikator. Umpan baliknya bersifat tertunda (delayed feedback).

3. Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi-fungsi komunikasi massa menurut Mulyana (2005: 7-8), meliputi: a. Fungsi Pengawasan

Media massa merupakan sebuah medium di mana dapat digunakan untuk pengawasan terhadap aktivitas masyarakat pada umumnya. Fungsi pengawasan ini bisa berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasive (membujuk). Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan


(21)

untuk aktivitas preventive (pencegah) untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Sedangkan fungsi persuasif sebagai upaya memberi reward (hadiah/penghargaan) dan punishment (hukuman) kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya.

b. Fungsi Pembelajaran Sosial

Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding (memandu) dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat di mana komunikasi massa itu berlangsung. Komunikasi massa itu dimaksudkan agar proses pencerahan itu berlangsung efektif dan efisien, dan menyebar secara bersamaan di masyarakat secara luas.

c. Fungsi Penyampaian Informasi

Komunikasi massa yang mengandalkan media massa memiliki fungsi utama, yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informasi tercapai dalam waktu cepat dan singkat.

d. Fungsi Transformasi Budaya

Fungsi informative (penerangan) adalah fungsi-fungsi yang bersifat statis, namun fungsi-fungsi lain yang lebih dinamis adalah fungsi transformasi budaya. Komunikasi massa sebagaimana sifat-sifat budaya massa, maka yang terpenting adalah komunikasi massa menjadi proses transformasi


(22)

budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang dilakukan oleh media massa.

e. Hiburan

Fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan, bahwa seirama dengan fungsi-fungsi lainnya, komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa, fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa.

4. Fungsi Media Massa

Berbicara tentang komunikasi massa berarti berbicara tentang media massa. Harold D. Lasswell menyebutkan fungsi-fungsi dari media massa dalam Wiryanto (2000: 10-11), meliputi:

a. Fungsi pengamatan lingkungan atau dengan kata lain pemberi informasi dan penyampaian berita.

b. Menekankan pada seleksi, evaluasi, dan interpretasi dari media massa. Peranan media massa adalah melakukan seleksi mengenai apa yang perlu dan apa yang tidak perlu disiarkan. Pemilihan dilakukan oleh editor, redaktur, dan pengelola media massa (sebagai gatekeeper dari arus berita dan informasi).

c. Sebagai sarana untuk memindahkan nilai dan warisan budaya dari generasi ke generasi.


(23)

e. Sedangkan Wilbur Schramm menambahkan fungsi kelima dari media massa, yaitu sebagai media iklan.

D. Tinjauan Tentang Iklan 1. Pengertian Tentang Iklan

Iklan secara sederhana didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media. Manfaat iklan bagi perusahaan adalah membawa pesan yang diinginkan produsen kepada khalayak ramai. Iklan menjangkau berbagai daerah yang sulit dijangkau secara fisik oleh produsen (Kasali, 1995: 9-11). Menurut Wright, iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai kekuatan yang sangat penting sebagai alat pemasaran yang menjual barang, memberikan layanan serta gagasan dan ide-ide melalui saluran tertentu dalam bentuk informasi yang persuasif dalam Liliweri (1997: 20).

Menurut Institut Praktisi Periklanan Inggris, periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif, yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya (Jefkins, 1996: 5). Periklanan juga merupakan sebagai cara menjual melalui penyebaran informasi, periklanan adalah pesan yang sifatnya informatif, persuasif yang disampaikan melalui media massa (Jefkins, 1996: 15). Menurut Well et.al. dalam Umar (2002: 10) mendefinisikan periklanan sebagai komunikasi non-individual dengan sejumlah biaya melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga nirlaba serta individu untuk mempengaruhi audience.


(24)

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah suatu pesan yang menawarkan berupa produk barang atau jasa yang ditujukan kepada khalayak atau audience, di mana dalam penyebaran informasinya menggunakan media massa.

Menurut Robert J. Lavidge dan Gary A. Steiner (1997: 211), dalam mempengaruhi konsumen iklan memilki rangkaian tahapan-tahapan tertentu. Dengan kata lain iklan memiliki serangkaian efek sebelum seorang konsumen sampai pada keputusan untuk mencoba atau membeli produk. Agar efek yang didapat sesuai dengan yang diharapkan maka terdapat pula beberapa hal yang harus diperhitungkan oleh pembuat iklan. Pengertian dasar dari terpaan ialah interaksi konsumen dengan pesan dari pemasar (Shimp, 2003). Terpaan merupakan tahap awal yang penting menuju tahap-tahap selanjutnya dari proses informasi. Terpaan terjadi manakala stimulus datang dengan jarak yang dapat diterima sensor kita (Hawkins, 1986) dalam Baskoro (2008: 8).

2. Tujuan Iklan

Terdapat tiga tujuan utama iklan menurut Philip Kotler dalam Sutisna (2002: 277), meliputi:

a. Informasi

Bertujuan untuk menginformasikan, berarti pengiklan harus dapat menyampaikan informasi–informasi penting mengenai suatu produk atau jasa, agar konsumen mengetahui dan memahami hal-hal yang hendak disampaikan oleh pengiklan dalam isi pesan iklan tersebut.


(25)

b. Membujuk

Iklan yang bersifat membujuk ini akan berusaha meyakinkan konsumen bahwa merek yang mereka iklankan ialah pilihan yang tepat. Para pengiklan akan berusaha membuat brand image mereka sebaik mungkin sehingga merek menjadi top of mind dibenak konsumen yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian.

c. Mengingatkan

Biasanya iklan seperti ini dipakai oleh para produsen yang telah mapan. Para produsen ini biasanya telah memiliki konsumen yang loyal atau telah memiliki kelompok konsumen tertentu. Para produsen hanya mengingatkan konsumen mengenai brand atau merek mereka sehingga para konsumen tidak terbujuk oleh pesan iklan produk lain.

E. Tinjauan Tentang Televisi 1. Pengertian Tentang Televisi

Menurut Effendy (1994: 21) yang dimaksud dengan televisi adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yang berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, dan komunikasinya bersifat heterogen. Komunikasi massa dengan media televisi merupakan proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana, yaitu televisi. Kelebihan media televisi terletak pada kekuatannya menguasi jarak dan ruang, sasaran yang dicapai untuk mencapai untuk mencapai massa cukup besar.


(26)

Televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik, sound effect, juga memiliki keunggulan, yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang dapat menimbulkan pengalaman mendalam bagi pemirsanya (Effendy, 1994: 192).

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa televisi adalah bentuk media komunikasi antara komunikator dengan komunikan atau pemirsanya melalui media massa. Dengan ciri-ciri komunikasinya, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, dan komunikasinya bersifat heterogen.

2. Fungsi Media Televisi

Seperti halnya media massa lain, televisi juga mempunyai fungsi-fungsi pokok (Effendy, 1993: 24), meliputi:

1. Fungsi Penerangan (Information Function)

Televisi mendapat perhatian yang besar di kalangan masyarakat, karena dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang sangat memuaskan. Hal ini didukung oleh dua faktor, yaitu:

a. Kesegaran (Immediacy)

Pengertian ini mencakup langsung dan peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsanya pada saat peristiwa itu berlangsung.


(27)

b. Kenyataan (Realism)

Ini berarti televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual melalui perantaraan mikrofon dan kamera sesuai dengan kenyataan. 2. Fungsi Pendidikan (Educational Function)

Sebagai media massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan dengan makna pendidikan, yaitu meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat. Siaran televisi menyiarkan acara-acara tersebut secara teratur, misalnya pelajaran bahasa, matematika, ekonomi, politik, dan sebagainya.

3. Fungsi Hiburan (Entertainment Function)

Sebagai media yang melayani kepetingan masyarakat luas, fungsi hiburan yang melekat pada televisi tampaknya lebih dominan dari fungsi lainnya. Fungsi hiburan ini amat penting, karena ia menjadi salah satu kebutuhan manusia untuk mengisi waktu mereka dari aktivitas diluar rumah.

3. Kekuatan Media Televisi

Secara kontekstual televisi memiliki tiga kekuatan (Sumartono, 2002: 6-7), meliputi:

a. Efisiensi Biaya

Banyak periklanan atau pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur. Televisi selain


(28)

mampu menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media massa lainnya, juga dapat menjangkau khalayak yang tidak terjangkau oleh media massa cetak. Jangkauan media ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kendala.

b. Dampak yang Kuat

Kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada sekaligus dua indera, yaitu penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama, dan humor.

c. Pengaruh yang Kuat

Televisi mempunyai kemampuan mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya dari depan televisi, sebagai sumber berita, hiburan, dan sarana pendidikan.

Kebanyakan calon pembeli lebih “percaya” pada perusahaan yang

mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali. Ini adalah cerminan bonafiditas (dapat dipercaya kemampuannya) pengiklan.

F. Tinjauan Tentang Iklan Oli Pelumas Racing

Pelumas merupakan bahan penting bagi kendaraan bermotor. Memilih dan menggunakan pelumas yang baik dan benar untuk kendaraan bermotor yang kita gunakan merupakan langkah tepat untuk merawat mesin dan peralatan kendaraan, agar tidak cepat rusak dan mencegah pemborosan. Iklan oli pelumas racing termasuk ke dalam jenis iklan konsumen. Iklan konsumen adalah iklan yang


(29)

menawarkan barang-barang kepada konsumen (consumer goods) seperti bahan makanan, shampo, sabun dan sebagainya, serta menawarkan barang tahan lama (durable goods) misalnya rumah, mobil, dan perhiasan, juga iklan yang menawarkan jasa konsumen (consumer services), seperti iklan asuransi, bank, layanan hotel, restoran, biro perjalanan dan liburan, dan lain sebagainya (Jefkins, 1996: 39). Pada penelitian ini terdapat dua tayangan iklan produk oli pelumas racing yang akan diteliti atau dianalisis, yaitu Enduro 4T Racing dan Yamalube 4T Sport.

1. Enduro 4T Racing

Enduro 4T racing merupakan oli pelumas racing buatan dalam negeri yang diproduksi oleh PT Pertamina, di mana produk tersebut merupakan salah satu produk oli pelumas racing kebanggaan dalam negeri yang tidak kalah saing dengan produk-produk oli pelumas buatan luar negeri. Dalam tayangan iklannya, menceritakan seorang pembalap MotoGP asal Indonesia yaitu Doni Tata yang sedang mengendarai motor sport Yamaha TZ kelas 250cc, yang mana motor sport yang sedang dikendarai tersebut terlihat sangat hebat dan cepat di lintasan sirkuit dengan menggunakan oli pelumas Enduro 4T Racing.

(http://www.youtube.com/watch?v=EAzc9Ax8-FE. diakses pada 24 september 2012).

2. Yamalube 4T Sport

Yamalube 4T Sport merupakan oli berstandar kualitas dari Yamaha Motor Co. Japan yang diformulasi dan direkomendasikan khusus untuk sepeda motor


(30)

produk-produk buatan Yamaha. Dalam tayangan iklannya, menceritakan tentang kedua orang yang sedang melakukan pembicaraan di sebuah Dealer Yamaha dan kemudian seorang mekanik motor menghampiri kedua orang tersebut. Kemudian di akhir tayangan iklannya tiba-tiba muncul pembalap MotoGP kelas 800cc asal Italia yaitu Valentino Rossi yang sedang menggenggam sebuah botol oli pelumas produk Yamalube.

(http://www.youtube.com/watch?v=Qr7_od6ObSA. diakses pada 24 september 2012).

G. Pengertian Tentang Analisis

Analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu (Komaruddin, 2001: 53). Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 43) analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

(http://carapedia.com/pengertian_definisi_analisis_info2056.html. diakses pada 1 oktober 2012).

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu pokok permasalahan menjadi komponen-komponen, sehingga dapat diketahui tanda-tanda dari setiap komponen-komponen, hubungannya satu sama lain, dan fungsinya masing-masing dalam suatu keseluruhan.


(31)

H. Tinjauan Tentang Khalayak

Khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder atau komunikan. Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu unsur khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Suatu kegiatan komunikasi yang dibaikot oleh khalayak sudah pasti komunikasi itu akan gagal dalam mencapai tujuannya. Khalayak dalam studi komunikasi bisa berupa individu, kelompok, dan masyarakat. Menjadi tugas seorang komunikator untuk mengetahui siapa yang akan menjadi khalayaknya sebelum proses komunikasi berlangsung (Cangara, 2004: 135).

Khalayak (public) adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi baik secara internal maupun eksternal (Jeffkins, 2003: 80). Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa khalayak adalah sasaran dari proses komunikasi bisa berupa individu, kelompok, dan masyarakat.

I. Tinjauan Tentang Klub Motor 1. Yamaha V-Ixion Club Lampung

Yamaha V-Ixion Club Indonesia Chapter Lampung (YVCI-L) berkedudukan di kota Bandar Lampung. YVC Indonesia Chapter Lampung didirikan pada tanggal 17 Februari 2008 di Purbolinggo, Lampung Timur dan selanjutnya pada tanggal tersebut dianggap sebagai hari lahir YVC Indonesia Chapter Lampung. Yamaha V-Ixion Club adalah non-politis, non-komersial, dan bersifat amatir/hobi


(32)

semata-mata yang berazaskan pancasila serta berlandaskan pada Undang-Undang Dasar 1945.

2. Pengertian dan Ciri Khas Klub Motor

Klub motor biasanya beranggotakan oleh orang-orang yang mempunyai hobi motor. Biasanya berada di bawah bendera atau membawa nama pabrikan motor dan mempunyai nama dengan embel-embel pabrikan merek motor tertentu. Kegiatan club motor lebih mendasar ke arah kampanye safety riding dan kegiatan sosial. Beberapa ciri khas anak klub motor, meliputi:

1. Perlengkapan safety dalam berkendara benar-benar komplit.

2. Motor dan pengendaranya sama-sama lengkap bahkan biasanya ditambah box di belakang motor buat menaruh helm dan peralatan motor.

3. Biasanya setiap club motor hanya terdiri dari satu merek dan satu tipe motor saja namun ada juga yang campur-campur.

4. Nongkrong atau kopdar di tempat yang ramai agar bisa dilihat masyarakat sekaligus ajang silahturahmi kepada club motor lain yang kebetulan melintas.

5. Pelantikan anggota baru biasanya tanpa kekerasan, hanya untuk having fun dan memberi pengetahuan seluk-beluk berlalu lintas yang benar.

6. Mempunyai visi dan misi yang jelas dan jauh dari ruang lingkup yang anarkis.

7. Melakukan kegiatan touring ke daerah-daerah sembari membagi-bagikan sumbangan.


(33)

8. AD/ART mereka jelas dan tercatat dalam kepolisian atau wadah dari perkumpulan club motor.

9. Saling tolong-menolong terhadap anggota club motor lain ketika dijalan mendapatkan trouble.

10.Setiap club motor memiliki tujuan dalam berkendara dan peraturan-peraturan yang tidak membebankan anggotanya.

(http://www1.patikab.go.id/artikel/perbedaan-antara-geng-motor-club-motor-dan-motor-community. diakses pada 5 oktober 2012).

J. Tinjauan Teori AIDDA

Menurut Wilbur Schramm menyatakan bahwa teori AIDDA disebut A-A Procedure atau from attention to action procedure. Teori AIDDA merupakan akronim dari kata-kata; Attention (perhatian), Interest (minat/ketertarikan), Desire (hasrat/keinginan), Decision (keputusan), Action (tindakan/kegiatan). Adapun keterangan dari elemen-elemen teori ini, yaitu:

a. Attention (perhatian): keinginan seseorang untuk mencari dan melihat sesuatu.

b. Interest (ketertarikan): perasaan ingin mengetahui lebih dalam tentang suatu hal yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen.

c. Desire (keinginan): kemauan yang timbul dari hati tentang sesuatu yang menarik perhatian.

d. Decision (keputusan): kepercayaan untuk melakukan suatu hal.

e. Action (tindakan): suatu kegiatan untuk merealisasikan keyakinan dan ketertarikan terhadap sesuatu.


(34)

Formula AIDDA dirumuskan untuk memudahkan mengarahkan suatu tujuan komunikasi yang dilakukan. Konsep AIDDA menjelaskan suatu proses psikologis yang terjadi pada diri khalayak (komunikan) dalam menerima pesan komunikasi. Tahapan di atas mengandung pengertian bahwa setiap proses komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hal ini, sebuah pesan komunikasi harus dapat menimbulkan daya tarik tersendiri sehingga dapat memancing perhatian komunikannya. Dalam membangkitkan perhatian yang berperan adalah komunikatornya. Dalam hal ini komunikator harus mampu menimbulkan daya tarik pada dirinya (source attractive) yang selanjutnya dapat memancing perhatian komunikan terhadap pesan komunikasi yang disampaikannya. Namun yang harus diperhatikan juga dalam membangkitkan perhatian khalayak harus dihindari munculnya suatu himbauan yang negatif.

Dimulainya proses komunikasi dengan membangkitkan perhatian (Attention) komunikan merupakan awal suksesnya komunikasi tersebut. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (Interest) yang merupakan derajat lebih tinggi dari perhatian. Minat merupakan titik tolak dari timbulnya hasrat/keinginan (Desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Tetapi itu tidaklah cukup, harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (Decision) yakni keputusan untuk melakukan tindakan (Action) seperti yang diharapkan komunikator dalam Effendy (2003: 304-305).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka pada penelitian ini yang menjadi komunikatornya adalah terpaan iklan oli pelumas racing pada media televisi.


(35)

Yang mana pada iklan ini produk oli pelumas racing yang diteliti atau dianalisis, yaitu Enduro 4T Racing dan Yamalube 4T Sport. Sedangkan yang menjadi komunikan atau khalayaknya adalah anggota dari Yamaha V-Ixion Club Lampung (YVCL). Pada tahap awal sebuah iklan harus mampu membangkitkan perhatian khalayaknya, dalam hal ini terpaan iklan oli pelumas racing pada media televisi harus mampu menarik perhatian komunikan, sehingga muncul minat dalam diri khalayaknya untuk mengetahui lebih lanjut tentang iklan tersebut. Selanjutnya minat akan menimbulkan perasaan hasrat atau keinginan untuk melakukan suatu tindakan seperti yang disampaikan pada iklan tersebut.

K. Kerangka Pikir

Komunikasi massa menurut Mulyana (2001: 69) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang melembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Dalam penelitian ini, komunikasi massa yang diteliti tentunya komunikasi pada media televisi. Yang dimaksud dengan televisi adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yang berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan, dan komunikasinya bersifat heterogen (Effendy, 1994: 21).


(36)

Iklan merupakan semua bentuk penyajian non-personal, promosi ide-ide, promosi barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu yang dibayar. Artinya, dalam menyampaikan pesan tersebut, komunikator memang secara khusus melakukannya dengan cara membayar kepada pemilik media atau membayar orang yang mengupayakannya (Widyatama, 2005: 16). Iklan secara sederhana didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media. Manfaat iklan bagi perusahaan adalah membawa pesan yang diinginkan produsen kepada khalayak ramai. Iklan menjangkau berbagai daerah yang sulit dijangkau secara fisik oleh produsen (Kasali, 1995: 9-11).

Iklan oli pelumas racing termasuk ke dalam jenis iklan konsumen. Iklan konsumen adalah iklan yang menawarkan barang-barang kepada konsumen (consumer goods) seperti bahan makanan, shampo, sabun dan sebagainya, serta menawarkan barang tahan lama (durable goods) misalnya rumah, mobil, dan perhiasan, juga iklan yang menawarkan jasa konsumen (consumer services), seperti iklan asuransi, bank, layanan hotel, restoran, biro perjalanan dan liburan, dan lain sebagainya (Jefkins, 1996: 39-55).

Setiap iklan yang dibuat, dimaksudkan agar dapat menerpa semua khalayak. Pengertian dasar dari terpaan adalah interaksi konsumen dengan pesan dari pemasar (Shimp, 2003). Terpaan merupakan awal yang penting menuju tahap-tahap selanjutnya dari proses informasi, terpaan menjadi manakala stimulus datang dengan jarak yang dapat diterima sensor kita (Hawkins, 1986) dalam Baskoro (2008: 8). Iklan diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan khalayak


(37)

terhadap produk. Hal ini sesuai dengan pendapat Kottler (2000: 29) yang mengungkapkan bahwa salah satu tujuan iklan yaitu menyampaikan informasi, artinya memberitahu pasar akan adanya produk atau cara penggunaan produk. Maka tingkat pengetahuan khalayak dapat ditingkatkan melalui terpaan iklan tersebut.

Komunikasi merupakan salah satu aspek penting yang mempengaruhi keberhasilan sebuah iklan. Kegiatan komunikasi tidak hanya informative, yaitu agar orang lain tahu dan mengerti namun juga persuasive, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan serta kemudian melakukan suatu perbuatan atau kegiatan (Effendy, 2003: 13). Pentingnya pemahaman komunikasi pada penjelasan di atas bertujuan agar informasi yang disampaikan dapat memberikan dampak yang diinginkan serta mencapai sebuah kesamaan kehendak. Dalam penelitian ini tahapannya, yaitu:

a. Attention

Pada tahap awal terpaan iklan oli pelumas racing tersebut harus mampu membangkitkan perhatian khalayaknya. Yang mana pada penelitian ini terdapat dua iklan produk oli pelumas racing yang akan dianalisis yaitu iklan oli pelumas Enduro 4T Racing versi Doni Tata dan Yamalube 4T Sport versi Valentino Rossi.

b. Interest

Setelah perhatian khalayaknya terbangkitkan, maka tahap selanjutnya adalah menimbulkan minat dalam diri khalayaknya dan pada akhirnya khalayak ingin mengetahui lebih lanjut tentang iklan produk oli pelumas racing yang menerpanya.


(38)

c. Desire

Pada tahap ini terpaan iklan oli pelumas racing tersebut harus mampu mengembangkan keinginan khalayaknya agar mau menerima pesan yang disampaikan. Sehingga muncul hasrat di dalam diri khalayaknya, yang mana hasrat tersebut timbul dari dorongan dan terarah pada satu tujuan yang konkrit. d. Decision

Pada tahap ini terpaan iklan oli pelumas racing harus dapat mempengaruhi khalayaknya untuk mengambil suatu keputusan. Yang mana dari kedua iklan produk oli pelumas racing tersebut, terdapat salah satu produk oli pelumas racing yang benar-benar diinginkan oleh khalayak.

e. Action

Pada tahap akhir ini khalayak telah sampai pada satu tindakan yaitu membeli atau menggunakan salah satu produk dari kedua iklan produk oli pelumas racing yang menerpanya.


(39)

Bagan 1. Bagan Kerangka Pikir

Terpaan Iklan Oli Pelumas Racing pada Media Televisi

Khalayak

(Anggota-Anggota dari Klub Motor YVCL)

Teori AIDDA, yaitu: a. Attention (perhatian)

b. Interest (minat/ketertarikan) c. Desire (hasrat/keinginan) d. Decision (keputusan) e. Action (tindakan/kegiatan)


(40)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor (1975: 5) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Sedangkan menurut Kirk dan Miller (1986: 9) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan sebagainya., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan


(41)

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Miles & Huberman, 1994: 6-7). Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian. Berdasarkan analisis tersebut kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman yang umum yang sifatnya abstrak tentang kenyataan-kenyataan (Hadjar, 1996: 33-34).

Karakter khusus penelitian kualitatif berupaya mengungkap keunikan individu, kelompok, masyarakat atau organisasi tertentu dalam kehidupannya sehari-hari secara komprehensif dan rinci. Pendekatan ini merupakan suatu metode penelitian yang diharapkan dapat menghasilkan suatu deskripsi tentang ucapan, tulisan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat atau organisasi tertentu dalam suatu setting tertentu pula. Kesemuanya itu dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan secara mendalam dan lengkap tentang obyek yang diteliti. Dengan menganalisis komunikasi pengguna


(42)

oli pelumas dalam menghadapi terpaan iklan oli pelumas racing pada media televisi.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian pada penelitian kualitatif adalah fokus penelitian atau pokok soal yang hendak diteliti, mengandung penjelasan mengenai dimensi-dimensi apa yang menjadi pusat penelitian dan hal yang kelak dibahas secara mendalam dan tuntas (Bungin, 2005: 41).

Adapun fokus dalam penelitian ini, yaitu: a. Attention

Pada tahap awal terpaan iklan oli pelumas racing tersebut harus mampu membangkitkan perhatian khalayaknya. Yang mana pada penelitian ini terdapat dua iklan produk oli pelumas racing yang akan dianalisis yaitu iklan oli pelumas Enduro 4T Racing versi Doni Tata dan Yamalube 4T Sport versi Valentino Rossi.

b. Interest

Setelah perhatian khalayaknya terbangkitkan, maka tahap selanjutnya adalah menimbulkan minat dalam diri khalayaknya dan pada akhirnya khalayak ingin mengetahui lebih lanjut tentang iklan produk oli pelumas racing yang menerpanya.

c. Desire

Pada tahap ini terpaan iklan oli pelumas racing tersebut harus mampu mengembangkan keinginan khalayaknya agar mau menerima pesan yang


(43)

disampaikan. Sehingga muncul hasrat di dalam diri khalayaknya, yang mana hasrat tersebut timbul dari dorongan dan terarah pada satu tujuan yang konkrit. d. Decision

Pada tahap ini terpaan iklan oli pelumas racing harus dapat mempengaruhi khalayaknya untuk mengambil suatu keputusan. Yang mana dari kedua iklan produk oli pelumas racing tersebut, terdapat salah satu produk oli pelumas racing yang benar-benar diinginkan oleh khalayak.

e. Action

Pada tahap akhir ini khalayak telah sampai pada satu tindakan yaitu membeli atau menggunakan salah satu produk dari kedua iklan produk oli pelumas racing yang menerpanya.

C. Definisi Konseptual

Untuk membatasi permasalahan penelitian dan menghindari perbedaan pengertian, maka perlu dibentuk definisi konseptual. Definisi konseptual sendiri merupakan kegiatan mendefinisikan konsep dalam kaitannya dengan konsep lain yang kurang abstrak dan memungkinkan pembaca menangkap istilah yang lebih kompleks. Pada penelitian ini disusun definisi konseptual sebagai berikut:

a. Analisis

Analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan yang terpadu (Komaruddin, 2001: 53).


(44)

b. Iklan

Iklan secara sederhana didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media. Manfaat iklan bagi perusahaan adalah membawa pesan yang diinginkan produsen kepada khalayak ramai. Iklan menjangkau berbagai daerah yang sulit dijangkau secara fisik oleh produsen (Kasali, 1995: 9-11). Pengertian dasar dari terpaan ialah interkasi konsumen dengan pesan dari pemasar (Shimp, 2003). Terpaan merupakan tahap awal yang penting menuju tahap-tahap selanjutnya dari proses informasi. Terpaan terjadi manakala stimulus datang dengan jarak yang dapat diterima sensor kita (Hawkins, 1986) dalam Baskoro (2008: 8).

D. Penentuan Informan

Menurut Moleong (2005: 12), penelitian kualitatif pada umumnya mengambil jumlah informan yang lebih kecil dibandingkan dengan bentuk penelitian lainnya. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu atau perorangan. Untuk memperoleh informasi yang diharapkan, peneliti terlebih dahulu menentukan informan yang akan dimintai informasinya.

Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive, yaitu sampel diambil berdasarkan pertimbangan subyektif peneliti, di mana persyaratan yang dibuat sebagai kriteria harus dipenuhi sebagai sampel. Jadi, dasar pertimbangannya ditentukan tersendiri oleh peneliti. Informan pada penelitian ini adalah anggota-anggota dari klub motor Yamaha V-Ixion Club Lampung (YVCL). Beberapa informannya sebagai berikut:


(45)

1. Informan I sebagai Ketua Chapter.

2. Informan II sebagai Wakil Ketua Chapter.

3. Informan III sebagai Sekretaris Regional Lampung. 4. Informan IV sebagai Bidang Kaderisasi.

5. Informan V sebagai Anggota Biasa. 6. Informan VI sebagai Anggota Biasa. 7. Informan VII sebagai Anggota Biasa. 8. Informan VIII sebagai Bidang Usaha. 9. Informan IX sebagai Anggota Biasa. 10.Informan X sebagai Anggota Biasa. 11.Informan XI sebagai Anggota Biasa.

Jika peneliti merasa kekurangan dalam pengambilan data dari informan, maka tidak menutup kemungkinan untuk menambah jumlah informan yang dibutuhkan. Dengan catatan bahwa informan yang dimaksud bisa memberikan kebutuhan informasi dan data terkait penelitian, serta memiliki waktu dan kesempatan untuk membantu penulis mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam penelitian, karena metode ini merupakan strategi untuk mendapatkan data yang diperlukan. Keberhasilan penelitian sebagian besar tergantung pada teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan,


(46)

dan informasi yang dapat dipercaya. Untuk memperoleh data seperti yang dimaksudkan itu, dalam penelitian digunakan teknik-teknik, prosedur-prosedur, alat-alat serta kegiatan yang nyata.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan, meliputi: 1. Observasi

Merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi subjek penelitian (Burns, 1990: 80). Semua yang dilihat dan didengar asalkan sesuai dengan tema penelitian, semuanya dicatat dalam kegiatan observasi yang terencana secara fleksibel dan terbuka dalam Basrowi & Suwandi (2008: 93). Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenal tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Ngalim Purwanto, 1985). Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti.

2. Wawancara

Merupakan percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu. Maksud diadakannya wawancara seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985: 266) antara lain: mengkonstruksi perihal orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, dan kepedulian,


(47)

merekonstruksi kebulatan-kebulatan harapan pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi dari orang lain baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan memverifikasi, mengubah, dan memperoleh konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.

3. Dokumentasi

Merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil data yang sudah ada seperti indeks prestasi, jumlah anak, pendapatan, luas tanah, jumlah penduduk, dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam (Basrowi & Suwandi, 2008: 158)

F. Jenis Data

Dalam penelitian ini terdapat dua data yang digunakan, yaitu: 1. Data Primer

Merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang


(48)

digunakan untuk mendapatkan data primer, yaitu: metode survei dan metode observasi. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui daftar pertanyaan wawancara dan foto-foto kegiatan hasil observasi.

2. Data Sekunder

Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui buku-buku, internet, dan dokumen.

(http://nagabiru86.wordpress.com/2009/06/12/data-sekunder-dan-data-primer/. diakses pada 28 desember 2012).

G. Teknik Pengolahan Data

Proses analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman dikutip Burhan Bungin (2001: 229-230) melalui tiga tahap model alir, yaitu:

1. Reduksi Data

Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakkan dan transformasi data yang muncul dari catatan tertulis dari lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk aplikasi yang meragamkan, mengelompokkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisir data dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan.


(49)

2. Penyajian Data (Display)

Pada tahap ini penelitian disajikan dengan bermodalkan sejumlah asumsi, konsep, definisi dan proposisi. Sedangkan, dari kepustakaan dengan didasarkan pada data yang berupa referensi dan sumber-sumber lain yang berkaitan dengan penelitian dan berhasil dihimpun. Sedangkan data yang berhasil dihimpun akan diolah serta dianalisis berdasarkan indikator variabel yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Pengambilan Kesimpulan (Verifikasi)

Pada tahap ini peneliti melakukan uji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokkan setiap makna yang muncul dari data yang tertuang. Dalam tahap ini data-data hasil wawancara dan pengamatan serta data-data sekunder dalam penelitian ini ditarik kesimpulannya, maka didapatlah jawaban pertanyaan dari rumusan masalah. Sehingga dapat dilihat apakah hasil penelitian ini dapat memenuhi tujuan penelitian atau tidak.


(50)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap anggota-anggota Yamaha V-Ixion Club Lampung (YVCL) mengenai analisis komunikasi pengguna oli pelumas dalam menghadapi terpaan iklan oli pelumas racing pada media televisi, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Komunikasi pengguna oli pelumas yang terjadi pada khalayak atau anggota-anggota Yamaha V-Ixion Club Lampung termasuk ke dalam bentuk dinamika komunikasi kelompok. Dinamika kelompok merupakan interaksi suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lainnya dan berlangsung dalam situasi yang dialami.

2. Terpaan iklan oli pelumas Enduro 4T Racing versi Doni Tata dan Yamalube 4T Sport versi Valentino Rossi terhadap khalayak hanya berpengaruh pada tahap attention, interest, dan desire. Maksudnya adalah hanya berpengaruh pada tahapan; timbul rasa keingintahuan di dalam diri khalayak dan kemudian khalayak mencoba mencari tahu sesuatu (informasi) tentang apa yang telah dilihatnya (attention), timbul perasaan ingin tahu lebih dalam tentang suatu hal yang menimbulkan daya tarik


(51)

bagi khalayak mengenai kedua produk dari iklan oli pelumas racing yang menerpanya (interest), dan timbul hasrat di dalam diri khalayak untuk mencari tahu informasi-informasi tambahan lebih dalam mengenai produk dari iklan oli pelumas racing yang menerpanya, seperti halnya khalayak mencari informasi tambahan dari teman-teman dan internet (desire). Jadi, terpaan iklan oli pelumas racing pada media televisi tidak mampu mempengaruhi khayak sampai pada tahap decision dan action.

3. Terpaan iklan oli pelumas Enduro 4T Racing versi Doni Tata dan Yamalube 4T Sport versi Valentino Rossi terhadap khalayak tidak mampu mempengaruhi keputusan dan tindakan khalayak untuk menggunakan oli pelumas Enduro 4T Racing atau Yamalube 4T Sport. Jadi, yang sangat mempengaruhi khalayak dalam mengambil keputusan (decision) dan tindakan (action) untuk menggunakan oli pelumas Enduro 4T Racing atau Yamalube 4T Sport adalah pengaruh teman-teman di klub motor YVCL sudah lebih dahulu dan banyak yang menggunakan oli pelumas Enduro 4T Racing dan Yamalube 4T Sport.

4. Posisi jabatan yang dimiliki setiap anggota di klub motor YVCL bukanlah hal mendasar yang mempengaruhi setiap anggotanya dalam mengambil keputusan dan tindakan khalayak untuk menggunakan oli pelumas Enduro 4T Racing atau Yamalube 4T Sport, akan tetapi lebih kepada hubungan sosial atau hubungan yang bersifat pribadi dengan sesama anggotanya.


(52)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap anggota-anggota Yamaha V-Ixion Club Lampung (YVCL) mengenai analisis komunikasi pengguna oli pelumas dalam menghadapi terpaan iklan oli pelumas racing pada media televisi, maka terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai saran, yaitu:

1. Setiap iklan yang dibuat, dimaksudkan agar dapat menerpa semua khalayak. Iklan diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan khalayak terhadap suatu produk. Oleh karena itu, jika semakin sering khalayak menonton tayangan iklan produk oli pelumas racing, maka tingkat pengetahuan khalayak terhadap produk iklan oli pelumas racing akan semakin meningkat. Sehingga respon atau tanggapan masing-masing khalayak terhadap produk oli pelumas racing akan semakin baik.

2. Oli pelumas produk Enduro 4T Racing dan Yamalube 4T Sport adalah kedua produk oli pelumas yang berkualitas tinggi untuk kendaraan motor masa kini dan memiliki banyak kelebihan dibandingkan oli pelumas standar. Diharapkan agar kesemua khalayak jangan ragu untuk mencoba atau menggunakan produk-produk oli pelumas racing tersebut.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Bungin, Burhan. 2007. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Effendy, Onong Uchjana. 1992. Spektrum Komunikasi. Bandung: Mandar Maju ---, Onong Uchjana. 1993. Human Relations and Public Relations. Bandung:

Mandar Maju

---, Onong Uchjana. 1994. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya

---, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi Teori & Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

---, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Chitra Aditya Bakti

Jefkins, Frank. 1996. Periklanan. Jakarta: Erlangga ---, Frank. 2003. Public Relations. Jakarta: Erlangga

Kasali, Renald. 1995. Manajemen Periklanan. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Bumi Aksara

Liliweri, Alo. 1997. Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti


(54)

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rodakarya

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Malang: Cespur

Rakhmat, Jalaluddin. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Santoso, Slamet. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara

Sumartono. 2002. Terperangkap Dalam Iklan Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi. Bandung: CV. Alfabeta

Sutisna, 2002. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Umar, Husein. 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Widyatama, Rendra. Pengantar Periklanan. 2005. Jakarta: Buana Pustaka Indonesia

Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Sumber Skripsi:

Pratomo, Baskoro Adhi. 2008. Analisis hubungan terpaan iklan esia versi 299ribu dengan keputusan pembelian produk Esia. Universitas Indonesia

Sumber Dokumen:

Dokumen Yamaha V-Ixion Club Lampung (YVCL)

Sumber Internet: http://carapedia.com

http://carapedia.com/pengertian_definisi_analisis_info2056.html. diakses pada 1 oktober 2012

http://koran-jakarta.com

http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/82991. diakses pada 20 maret 2012


(55)

http://www1.patikab.go.id

http://www1.patikab.go.id/artikel/perbedaan-antara-geng-motor-club-motor-dan-motor-community. diakses pada 5 oktober 2012

http://www.youtube.com

http://www.youtube.com/watch?v=EAzc9Ax8-FE. diakses pada 24 september 2012).

http://www.youtube.com

http://www.youtube.com/watch?v=Qr7_od6ObSA. diakses pada 24 september 2012).


(1)

118

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap anggota-anggota Yamaha V-Ixion Club Lampung (YVCL) mengenai analisis komunikasi pengguna oli pelumas dalam menghadapi terpaan iklan oli pelumas racing pada media televisi, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Komunikasi pengguna oli pelumas yang terjadi pada khalayak atau anggota-anggota Yamaha V-Ixion Club Lampung termasuk ke dalam bentuk dinamika komunikasi kelompok. Dinamika kelompok merupakan interaksi suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lainnya dan berlangsung dalam situasi yang dialami.

2. Terpaan iklan oli pelumas Enduro 4T Racing versi Doni Tata dan Yamalube 4T Sport versi Valentino Rossi terhadap khalayak hanya berpengaruh pada tahap attention, interest, dan desire. Maksudnya adalah hanya berpengaruh pada tahapan; timbul rasa keingintahuan di dalam diri khalayak dan kemudian khalayak mencoba mencari tahu sesuatu (informasi) tentang apa yang telah dilihatnya (attention), timbul perasaan ingin tahu lebih dalam tentang suatu hal yang menimbulkan daya tarik


(2)

119

bagi khalayak mengenai kedua produk dari iklan oli pelumas racing yang menerpanya (interest), dan timbul hasrat di dalam diri khalayak untuk mencari tahu informasi-informasi tambahan lebih dalam mengenai produk dari iklan oli pelumas racing yang menerpanya, seperti halnya khalayak mencari informasi tambahan dari teman-teman dan internet (desire). Jadi, terpaan iklan oli pelumas racing pada media televisi tidak mampu mempengaruhi khayak sampai pada tahap decision dan action.

3. Terpaan iklan oli pelumas Enduro 4T Racing versi Doni Tata dan Yamalube 4T Sport versi Valentino Rossi terhadap khalayak tidak mampu mempengaruhi keputusan dan tindakan khalayak untuk menggunakan oli pelumas Enduro 4T Racing atau Yamalube 4T Sport. Jadi, yang sangat mempengaruhi khalayak dalam mengambil keputusan (decision) dan tindakan (action) untuk menggunakan oli pelumas Enduro 4T Racing atau Yamalube 4T Sport adalah pengaruh teman-teman di klub motor YVCL sudah lebih dahulu dan banyak yang menggunakan oli pelumas Enduro 4T Racing dan Yamalube 4T Sport.

4. Posisi jabatan yang dimiliki setiap anggota di klub motor YVCL bukanlah hal mendasar yang mempengaruhi setiap anggotanya dalam mengambil keputusan dan tindakan khalayak untuk menggunakan oli pelumas Enduro 4T Racing atau Yamalube 4T Sport, akan tetapi lebih kepada hubungan sosial atau hubungan yang bersifat pribadi dengan sesama anggotanya.


(3)

120

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap anggota-anggota Yamaha V-Ixion Club Lampung (YVCL) mengenai analisis komunikasi pengguna oli pelumas dalam menghadapi terpaan iklan oli pelumas racing pada media televisi, maka terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai saran, yaitu:

1. Setiap iklan yang dibuat, dimaksudkan agar dapat menerpa semua khalayak. Iklan diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan khalayak terhadap suatu produk. Oleh karena itu, jika semakin sering khalayak menonton tayangan iklan produk oli pelumas racing, maka tingkat pengetahuan khalayak terhadap produk iklan oli pelumas racing akan semakin meningkat. Sehingga respon atau tanggapan masing-masing khalayak terhadap produk oli pelumas racing akan semakin baik.

2. Oli pelumas produk Enduro 4T Racing dan Yamalube 4T Sport adalah kedua produk oli pelumas yang berkualitas tinggi untuk kendaraan motor masa kini dan memiliki banyak kelebihan dibandingkan oli pelumas standar. Diharapkan agar kesemua khalayak jangan ragu untuk mencoba atau menggunakan produk-produk oli pelumas racing tersebut.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta

Bungin, Burhan. 2007. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Effendy, Onong Uchjana. 1992. Spektrum Komunikasi. Bandung: Mandar Maju ---, Onong Uchjana. 1993. Human Relations and Public Relations. Bandung:

Mandar Maju

---, Onong Uchjana. 1994. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya

---, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi Teori & Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

---, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Chitra Aditya Bakti

Jefkins, Frank. 1996. Periklanan. Jakarta: Erlangga ---, Frank. 2003. Public Relations. Jakarta: Erlangga

Kasali, Renald. 1995. Manajemen Periklanan. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Bumi Aksara

Liliweri, Alo. 1997. Dasar-Dasar Komunikasi Periklanan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti


(5)

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rodakarya

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nurudin. 2004. Komunikasi Massa. Malang: Cespur

Rakhmat, Jalaluddin. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Santoso, Slamet. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara

Sumartono. 2002. Terperangkap Dalam Iklan Meneropong Imbas Pesan Iklan Televisi. Bandung: CV. Alfabeta

Sutisna, 2002. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Umar, Husein. 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Widyatama, Rendra. Pengantar Periklanan. 2005. Jakarta: Buana Pustaka Indonesia

Wiryanto. 2000. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Sumber Skripsi:

Pratomo, Baskoro Adhi. 2008. Analisis hubungan terpaan iklan esia versi 299ribu dengan keputusan pembelian produk Esia. Universitas Indonesia

Sumber Dokumen:

Dokumen Yamaha V-Ixion Club Lampung (YVCL)

Sumber Internet: http://carapedia.com

http://carapedia.com/pengertian_definisi_analisis_info2056.html. diakses pada 1 oktober 2012

http://koran-jakarta.com

http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/82991. diakses pada 20 maret 2012


(6)

http://nagabiru86.wordpress.com

http://nagabiru86.wordpress.com/2009/06/12/data-sekunder-dan-data-primer/. diakses pada 28 desember 2012

http://www1.patikab.go.id

http://www1.patikab.go.id/artikel/perbedaan-antara-geng-motor-club-motor-dan-motor-community. diakses pada 5 oktober 2012

http://www.youtube.com

http://www.youtube.com/watch?v=EAzc9Ax8-FE. diakses pada 24 september 2012).

http://www.youtube.com

http://www.youtube.com/watch?v=Qr7_od6ObSA. diakses pada 24 september 2012).